NAMA NPM
i
KATA PENGANTAR
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan dukungan bahan ajar yang dapat dijadikan
panduan oleh mahasiswa, yang dilengkapi dengan pertanyaan relektif sebagai sebagai
penuntun mahasiswa memahami setiap topik pembahasan.
Makalah Manajemen Rantai Pasoka (MRP) ini disusun dengan tujuan memberikan
panduan mahasiswa dalam proses pembelajaran, sehingga lebih tearah. Diharapkan melalui
makalah ini, mahasiswa lebih mampu untuk memahami konsep-konsep dasar Manajemen
Rantai Pasoka.
Makalah ini disusun dengan mengacu beberapa buku referensi yang dan disesuaikan
dengan kebutuhan pengembangan dalam prosees pembelajaran Manajemen Rantai Pasoka.
Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih perlu penyempurnaan terus menerus.
Penulis sangat berharap masukan dari para Pembaca, untuk proses perbaikan dan
penyempurnaan diktat ini sehingga menjadi lebih bermutu.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang........................................................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 4
1.3. Tujuan........................................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 . Pengertian Manajemen Rantai Pasok............................................................ 5
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Manajemen rantai pasokan sangat dibutuhkan dalam sebuah perusahaan karena dapat
membantu dalam proses perkembanganya. Untuk mendukung optimalisasi upaya
peningkatan penjualan pada perusahaan, diperlukan inovasi dalam meningkatkan efektivitas
melalui koordinasi yang lebih baik antar pelaku bisnis dengan menggunakan pendekatan
manajemen rantai pasok serta adanya pendekatan dengan cara memberikan atau mendapatkan
informasi yang lebih akurat dan dapat dipercaya. Manajemen rantai pasokan merupakan
bidang kajian yang terletak pada efisiensi dan efektifitas aliran barang, informasi, dan aliran
uang yang terjadi secara simultan sehingga dapat menyatukan SCM dengan pihak yang
terlibat. Supply chain memiliki penggerak yang sangat berpengaruh terhadap performa
supply chain itu sendiri. Menurut Chopra dan Meindl (2004) penggerak supply chain
merupakan proses penerimaan barang sampai dengan proses barang yang telah diselesaikan.
Stock merupakan salah satu penggerak supply chain yang penting karena perubahan
kebijakan dapat mengubah secara drastis tingkat responsivitas dan efisiensi supply chain.
2. Hal - hal apa saja yang perlu diketahui tentang manajmen rantai pasok ?
1.3 Tujuan
2. Untuk mengetahui hal - hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran
manajemen rantai pasok
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manajemen Rantai Pasok
Jika didefinisikan secara lengkap, maka Supply Chain Management (SCM) atau
Manajemen Rantai Pasokan adalah serangkaian kegiatan yang meliputi Koordinasi,
penjadwalan dan pengendalian terhadap pengadaan, produksi, persediaan dan pengiriman
produk ataupun layanan jasa kepada pelanggan yang mencakup administasi harian, operasi,
logistik dan pengolahan informasi mulai dari pelanggan hingga ke pemasok.
Upstream supply chain, yaitu pengelolaan perpindahan produk yang dilakukan antara
perusahaan dengan vendor penyedia bahan baku.
Downstream supply chain, yaitu pendistribusian produk dari perusahaan ke
konsumen. Biasanya, proses ini dilakukan langsung oleh perusahaan tanpa
menggunakan jasa vendor penyetok barang.
Internal supply chain, yaitu pengelolaan ketersediaan bahan baku, pasokan bahan
baku, serta proses pabrikasi yang dilakukan oleh sistem manajemen.
Bahan baku (raw materials): mata rantai pertama ada di pabrik pembuat bahan baku
ini, dan mata rantai terakhir ada di pabrik pembuat produk akhir (bukan di konsumen
akhir). Bahan baku ini di pabrik pembuat produk akhir digabung dengan bahan
penolong, dan dengan teknologi tertentu diolah menjadi bahan setengah jadi dan
bahan jadi.
5
Barang setengah jadi (work in process product): permulaan mata rantai ada di pabrik
pembuat bahan jadi. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahan setengah jadi adalah
basil dari proses bahan baku. Bahan setengah jadi dapat langsung diproses di pabrik
yang sama menjadi bahan jadi, tetapi dapat juga dijual kepada konsumen sebagai
komoditas. Jadi, akhir dari mata rantai akan sangat tergantung dari hal di atas, bisa
pendek dan bisa panjang.
Barang komoditas (commodity): persediaan jenis ini adalah barang yang dibeli oleh
perusahaan tertentu sudah dalam bentuk barang jadi dan diperdagangkan, dalam arti
dijual kembali kepada konsumen. Di perusahaan tersebut, barang ini dapat diproses
lagi, misalnya diganti bungkusnya atau diperkecil kemasannya, tetapi dapat juga
dijual lagi langsung dalam bentuk asli seperti saat dibeli.
Barang proyek: Persediaan jenis ini adalah material dan suku cadang yang digunakan
untuk membangun proyek tertentu, misalnya membuat pabrik baru. Mata rantai
panjangnya hampir sama dengan MRO materials, jadi bermula dari pabrik pembuat
barang-barang tersebut dan berakhir di perusahaan pembuat barang jadi yang
dimaksud.
Untuk bisa mengelola rantai pasokan perusahaan, ada beberapa proses yang harus
dilakukan. Diantaranya adalah:
2. Perencanaan
3. Pembelian
Setelah rencana sudah jadi dan matang, departement purchasing melakukan pesanan
bahan baku dan bahan pendukung yang sudah direncanakan sebelumnya. Mereka harus
menetapkan jadwal penerimaan barang serta jumlah yang dibutuhkan.
4. Inventory
Bahan baku dan bahan pendukung yang diterima perusahaan harus melalui proses uji
kualitas dan ketetapan terlebih dahulu. Setelah itu, barang masuk ke dalam gudang.
5.Produksi
6
Proses manajemen rantai pasokan yang terahir adalah produksi. Bahan mentah yang
sudah siap kemudian dikeluarkan dari gudang dan dimulailah proses produksi pesanan
pelanggan.
Terdapat lima strategi yang dapat dipilih perusahaan untuk melakukan pembelian
kepada supplier yaitu adalah sebagai berikut:
Strategi ini memainkan antara pemasok yang satu dengan pemasok yang lainnya dan
membebankan pemasok untuk memenuhi permintaan pembeli. Para pemasok saling bersaing
secara agresif. Meskipun banyak pendekatan negosiasi yang digunakan dalam strategi ini,
tetapi hubungan jangka panjang bukan menjadi tujuan. Dalam pendekatan ini, tanggung
jawab dibebankan pada pemasok untuk mempertahankan teknologi, keahlian, kemampuan
ramalan, biaya, kualitas dan pengiriman.
Dalam strategi ini, perusahaan mengadakan hubungan jangka panjang dengan para
pemasok yang komit. Karena dengan cara ini, pemasok cenderung lebih memahami sasaran-
sasaran luas dari perusahaan dan konsumen akhir. Penggunaan hanya beberapa pemasok
dapat menciptakan nilai denganmemungkinkan pemasok mempunyai skala ekonomis dan
kurva belajar yang menghasilkan biaya transaksi dan biaya produksi yang lebih rendah.
Dengan sedikit pemasok maka biaya mengganti partner besar, sehingga pemasok dan pembeli
menghadapi resiko akan menjadi tawanan yang lainnya. Kinerja pemasok yang buruk
merupakan salah satu resiko yang dihadapi pembeli sehingga pembeli harus memperhatikan
rahasia-rahasia dagang pemasok yang berbisnis di luar bisnis bersama.
3. Vertical Integration
Artinya pengembangan kemampuan memproduksi barang atau jasa yang sebelumnya dibeli,
atau dengan benar-benar membeli pemasok atau distributor. Integrasi vertical dapat berupa:
4. Kairetsu Network.
7
perusahaan yang lebih dikenal dengan kairetsu. Keanggotaannya dalam hubungan jangka
panjang oleh sebab itu diharapkan dapat berfungsi sebagai mitra, menularkan keahlian tehnis
dan kualitas produksi yang stabil kepada perusahaan manufaktur. Para anggota kairetsu
dapat beroperasi sebagai subkontraktor rantai dari pemasok yang lebih kecil.
Dalam mengelola rantai pasokan memerlukan suatu proses yaitu, proses perencanaan,
pelaksanaan, dan pengendalian operasi rantai pasokan. Tujuan manajemen rantai pasokan
adalah dengan menyelaraskan permintaan dan penawaran seefektif dan seefisien mungkin.
Masalah-masalah utama dalam rantai pasokan terkait dengan.
3. Mengelola pemasok
6. Mengelola risiko
Untuk bisa memenangkan persaingan pasar maka supply chain harus bisa
menyediakan produk yang,
1. Murah
2. Berkualitas
3. Tepat waktu
4. Bervariasi
terdapat tantangan yang harus dihadapi dalam mengelola suppy chain, yaitu:
8
Melibatkan banyak pihak dengan kepentingan yang berbeda-beda Perbedaan bahasa, zona
waktu dan budaya antar perusahaan
II. Ketidakpastiaan
Ketidakpastian permintaan
Ketidakpastian pasokan seperti lead time pengiriman, harga dan kualitas bahan baku,
dll.
Ketidakpastian internalseperti kerusakan mesin, kinerja mesin yang tidak sempurna,
ketidakpastian kualitas produksi dll.
Schroeder mengemukakan bahwa pada umumnya ada lima poin penting yang dapat
diukur dalam performa supply chain management, yaitu (Shcroeder, 2007):
1. Pengiriman
2. Kualitas
Ukuran langsung dari kualitas adalah kepuasan pelanggan dan dapat diukur melalui
beberapa cara. Salah satunya, dapat diukur terhadap apa yang pelanggan harapkan.
Pengukuran ini erat kaitannya dengan loyalitas pelanggan.
3. Waktu
pengisian total dapat dihitung langsung dari tingkat persediaan. Jika kita
mengasumsikan ada tingkat penggunaan konstan dari persediaan, maka waktu dalam
persediaan hanya tingkat persediaan dibagi dengan tingkat penggunaan.
4. Fleksibilitas
Fleksibilitas adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengubah volume atau bauran
produk dengan persentase tertentu atau jumlah.
5. Biaya
Ada dua cara untuk mengukur biaya. Pertama, perusahaan dapat mengukur total biaya
pengiriman, termasuk manufacture, distribusi, biaya persediaan tercatat, dan biaya rekening
membawa piutang.
1. Inventory
9
Adalah semua bahan mentah, dalam proses dan barang-barang yang telah
diselesaikan. Inventory merupakan salah satu penggerak supply chain yang penting karena
perubahan kebijakan inventory dapat mengubah secara drastis tingkat responsivitas dan
efisiensi supply chain. Komponen dari keputusan mengenai inventory adalah :
a. Cycle inventory
b. Safety Inventory.
c. Seasonal Inventory
2. Transportation
Transportasi adalah memindahkan persediaan dari titik ke titik dalam supply chain.
Transportasi terdiri atas banyak kombinasi dari model dan bentuk yang memiliki keunggulan
masing-masing. Pemilihan transportasi juga mempunyai dampak besar dalam tingkat
responsifitas dan efisiensi supply chain. Komponen dari keputusan mengenai transportasi
menurut Chopra dan Meindl (2004) adalah sebagai berikut :
a. Modes of transportation
3. Fasilitas
a. Location
b. Capacity
c. Operation methodology
4. Information
Informasi terdiri dari data dan analisis yang berkaitan dengan inventory, transportasi,
fasilitas dan pelanggan diseluruh supply chain. Informasi menyajikan pihak manajemen
kesempatan untuk membuat supply chain lebih responsif dan efisien. Informasi secara
potensial adalah penggerak terbesar performa supply chain. Komponen dari keputusan
mengenai informasi adalah (Chopra dan Meindl, 2004):
10
b. Cordinating and Information sharing
d. Enabling Technologies
Ada tiga isu yang terkait dengan pengembangan efisiensi, integrasi rantai pasokan yaitu:
a. Local Optimization
Anggota rantai pasokan akan memfokuskan pada maksimisasi keuntungan local atau
minimisasai biaya yang didasarkan pada pengetahuan yang terbatas.
b. Incentives
c. Large lots
Dalam hal ini seringkali terjadi bias yang mengarah pada large lots karena cenderung
mengurangi biaya per unit. Disatu sisi jika pengiriman dalam jumlah yang banyak misalnya
ukuran truk penuh akan mengurangi biaya per unit, tetapi tidak merefleksikan nilai penjualan
sebenarnya.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Supply Chain Management merupakan integrasi aktivitas kerja sama antar perusahaan
dalam pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan menjadi barang setengah jadi dan
produk akhir, serta pengiriman ke pelanggan.
2. Dengan adanya konsep SCM para pelaku bisnis lebih mudah menciptakan produk – produk
yang ekonomis, berkualitas dan cepat.
4. Penerapan konsep SCM untuk memaksimalkan keunggulan kompetitif dan manfaat dari
rantai pasokan bagi konsumen akhir.
3.2 Saran
Melalui makalah ini kami menyarankan agar pembaca tidak berhenti sampai disini
saja menggali ilmu tentang pembelajaran manajemen rantai pasok. Kami berharap para
pembaca dapat juga memakluminya.
Makalah ini masih banyak kekurangan dalam hal - hal penyajiannya maka dari itu
kita terus giat belajar agar dapat menjadi lebih baik lagi. Segala saran yang bersifat
membangun kami menunggunya untuk perbaikan dari makalah ini. Akhir kata kami ucapkan
terima kasih.
12
DAFTAR PUSTAKA
Donald j. Bowersox, at all. Supply Chain Logistics Management. McGraw Hill. 2002
Jurnal/Paper tentang manajemen rantai pasok yang sudah dipublikasikan para peneliti.
http://academica.edu/30153557/
Makalah_Manajemen_Operasional_Supply_Chain_Management_SCM_docx
http://sites.google.com
http://accurate.id
http://www.its.ac.id
https://www.unisbank.ac.id
13