Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“SUPPLY CHAIN MANAGEMENT”

Dosen Pengampu: Vera Pujani, Dr., SE, MM.Tech

Kelompok 4 :

1. Aisha Prameswari Sayidina (2110521028)


2. Muthiara Kurnia Rahman (2110522053)
3. Pretty Shinta Adriazahrah (2110521032)
4. Sari Dewi Putri (2110523028)
5. Siti Ainul Wafi Elyunusiah (2110522055)
6. Rifqah Amaliah Yalzi (2110527001)
7. Rizca Novelia Syafwina .Z.(2110523021)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
2022/2023

0
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan pada Allah SWT. Hanya kepada-Nya lah kami memuji dan
hanya kepada-Nya lah kami memohon pertolongan. Tidak lupa shalawat serta salam kami
haturkan pada junjungan nabi agung kita, Nabi Muhammad SAW. Risalah beliau lah yang
bermanfaat bagi kita semua sebagai petunjuk menjalani kehidupan.

Dengan pertolongan-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah berjudul “Supply Chain


Management”. Makalah “Supply Chain Management” disusun sebagai materi pembelajaran
Manajemen Operasi.

Kritik dan saran yang membangun dari setiap pembaca agar perbaikan dapat dilakukan sangat
diharapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa.

Padang, 01 November 2022

1
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
1.3. Tujuan................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 3
2.1. Manajemen Rantai Pasok ........................................................................................ 3
2.2. Faktor-Faktor ........................................................................................................... 4
2.3. Syarat Kesuksesan Rantai Pasok ............................................................................. 4
2.4. Peran Logistic .......................................................................................................... 5
2.4.1. Sistem Pengiriman................................................................................................ 5
2.4.2. Pergudangan ......................................................................................................... 5
2.4.3. Logistic Pihak Ketiga ........................................................................................... 5
2.5. Disintermediasi ........................................................................................................ 5
2.6. Evolusi Manajemen Rantai Pasok ........................................................................... 6
2.6.1. Segmen Evolusi SCM .......................................................................................... 7
2.6.2. Faktor Yang Mempengaruhi Evolusi SCM .......................................................... 7
2.7. Study Case ............................................................................................................... 7
2.7.1. Supply Chain Management PT. Frisian Flag Indonesia ....................................... 8
2.7.2. Jaringan Supply Chain Management PT. Frisian Flag Indonesia ........................ 8
2.7.3. Aliran Dalam Jaringan Supply Chain Management ........................................... 10
2.7.4. Kesimpulan......................................................................................................... 13
BAB III PENUTUP .................................................................................................... 14
3.1. Kesimpulan............................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 15

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegiatan ekonomi dapat dibagi menjadi 3 yaitu proses produksi, distribusi dan konsumsi.
Suatu produk dan jasa akan mengalami proses pemnciptaan atau pembuatan lalu pengiriman
dan hingga terjadi nya produk dan jasa hingga sampai ke tangan konsumen. Proses pengolahan
atau pembuatan produk tersebut disebut dengan industri. Pada saat sekarang ini yaitu era 5.0
yang mana persaingan dalam industri ini semakin ketat. Dikarenakan oleh beberapa faktor yang
membuat persaingan dalam industri.
Salah satu yang membuat perusahaan di bidang industri akan bertahan yaitu karena
penyediaan produk yang tepat bagi konsumen pada waktu yang tepat dan dengan biaya yang
ekonomis. Namun tidak semua perusahaan akan tepat sesuai dengan pernyataan tersebut. Akan
adanya perusahaan yang tidak memberikan produk pada waktu dan tempat yang tepat serta
biaya yang ekonomi. Untuk itu perlu nya ketersediaan produk dan harga jual yang ekonomis.
Hal itu dapat terjadi karena adanya koordinasi antara perusahaan enceran atau retail dengan
pihak-pihak rantai supply yang berkaitan. Yang mana rantai supply itu merupakan rantai pasok,
yaitu rangkaian kegiatan bisnis yang menghubungkan antara semua proses terciptanya produk
hingga sampai nya ke tangan konsumen.
Koordinasi antara pihak-pihak dalam rantai supply tidak hanya melibatkan persediaan
saja, tetapi juga informasi tentang pasar sebagai informasi untuk perencanaan perusahaan
kedepan nya. Namun jika terjadi kekurangan dalam persediaan produk pada distributor maka
akan membuat kehiangan penjualan. Untuk kelebihan nya yaitu akan adanyan penumpukan
produk sehingga dapat meningkatkan biaya pemeliharaan persediaan.
Untuk koordinasi dengan toko-toko retail menjadi salah satu mata rantai supply yang
penting. Saling memberikan informasi antara kantor pusat dengan supplier agar perencanaan
penjualan produk dan jasa dapat dilakukan lebih baik lagi kedepan nya. Maka dari itu
pentingnya manajemen supply chain dalam beroperasi atau pelaksanaan manajemen
operasional rantai pasok.
Supply chain adalah sebuah urutan dari aktivitas perusahaan dalam memproduksi suatu
produk atau layanan.setiap organisasi bisnis adalah bagian dari setidaknya satu pasokan dan
kebanyakan dari mereka ialah bagian dari beberapa rantai pasokan. Rantai pasokan juga bisa
dibilang rantai nilai

3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah yang
diangkat adalah:
1. Apa definisi dari manajemen rantai pasok?
2. Apa saja faktor –faktor yang menyebabkan rantai pasok?
3. Apa saja syarat – syarat kesuksesan rantai pasok?
4. Apa peran dari logistik terhadap rantai pasok?

1.3 Tujuan
Berdasarkan uraian dari rumusan masalah di atas maka adapun tujuan pembahasan ini
yaitu:
1.Untuk mengetahui apa itu manajemen rantai pasok
2.Mengetahui apa saja faktor yang dapat menyebabkan rantai pasok
3.Mengetahui syarat kesuksesan rantai pasok
4.UntUk mengetahui peran dari logistik terhadap rantai pasok

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Manajemen Rantai Pasok
Manajemen rantai pasok itu menggambarkan koordinasi dari keseluruhan kegiatan rantai
pasokan baik dimulai dari bahan baku lalu diakhiri dengan pelanggan yang puas. Itulah yang dikatakan
manajemen rantai pasok. Lalu rantai pasok adalah sebuah urutan dari suatu organisasi, fasilitas, fungsi
dan aktivitas yang terlibat dalam proses memproduksi dan memberikan produk atau jasa.urutan yang
dimaksud ialah dimulai dari pemasok bahan baku dasar hingga kepelanggan akhir. Lalu fasilitas yang
termasuk yaitu ada meliputi gedung, pabrik, pusat pengolahan, pusat distribusi, gerai ritel, dan kantor.
Rantai pasok mencakup pemasok, produsen dan/atau penyedia jasa, distributor, grosir dan
pengecer yang akan mengirimkan produk atau layanan kepada pelanggan akhir.

Tujuannya dari manajemen rantai pasokan ini yaitu untuk menyusun rantai pasokan guna
memaksimalkan keunggulan kompetitif dan bermanfaat bagi konsumen akhir. Artinya , manajemen
rantai pasok ini menhubungkan semua komponen rantai pasok sehingga permintaan pasar itu dapat
terpenuhi seefisien mungkin di seluruh rantai. Rantai pasok yang baik ialah yan memiliki informasi
yang mengalir antar semua mitra. Keterkaitan dengan mitra tentu akan membantu dalam biaya seperti
biaya untuk membeli. Seperti kedua pihak bersedia berbagi informasi penjualan dan biaya dan
keuntungan dapat bagi kedua belah pihak. Dan yang berada dalam rantai tentu berurusan dengan
masalah penawaran dan permintaan. Dalam memanajemen rantai pasok ada seorang manajer yang
memastikan mengenai perhitungan keuangannya, pemasaran dan operasinya.

5
2.2 Faktor-Faktor
Dulu, manajemen ranrai pasokan itu sebagian besar perusahaan tidak banyak melakukannya.
Mereka cenderung berfokus pada operasi mereka sendiri dan kepada para pemasok langsung. Tetapi
karena beberapa faktor yang membuat perusahaan mulai secara aktif mengelola rantai pasokan, faktor
utamanya yaitu:
1. Kebutuhan untuk meningkatkan operasi.
2. Meningkatkan tingkat outsourcing.
3. Meningkatkan biaya transportasi
4. Tekanan persaingan
5. Meningkatnya globalisasi
6. Meningkatnya pentingnya e-commerce
7. Kompleksitas rantai pasok.
8. Kebutuhan akan mengelola persediaan
2.3 Syarat sukses rantai pasok
Menciptakan rantai pasokan yang efektif itu membutuhkan hubungan pasar, saluran distribusi,
pemprosesan, dan pemasok. Kunci rantai pasok yang efektif yaitu yang membutuhkan integrasi dari
semua aspek pasokan rantai :
➢ Pemasok gudang
➢ Pabrik
➢ Distributor
➢ Gerai ritel.
Hal ini perlu kerja sama antar mitra rantau pasok dalam perencanaan, koordinasi kegiatan dan berbagi
informasi guna menyetujui tujuan bersama. Rasa kepercayaan juga kemauan itu sangat dibutuhkan
untuk mencapai tujuan bersama.
Langkah –langkah menciptakan rantai pasokan efektif yaitu:
➢ Mengembangkan tujuan dan taktik strategis
➢ Mengintegrasikan dan mengkoordinasikan kegiatan
➢ Mengkoordinasikan kegiatan dengan pemasok dan pelanggan
➢ Mengkoordinasikan perencanaan di seluruh rantai pasokan
➢ Mempertimbangkan kemungkinan membentuk kemintraan yang strategis
Dalam langkah tersebut,perlu mengatasi kinerja yaitu dari kualitas, biaya, fleksibilitas, kecepatan
hingga layanan pelanggan.

6
2.4 Peran logistik
Logistik disini mengacu pada pergerakan material dan informasi di dalam fasilitas dan
pengiriman barang dan material yang masuk dan keluar.material disini termasuk pada semua
item fisik yang digunakan dalam proses produksi. Selain bahan baku juga ada barang
pendukung seperti bahan bakar, perkakas, peralatan, perlengkapan kantor dll. Logistik sebagai
keunggulan kompetitif karena banyak perusahaan yang berjuang untuk mendapatkan barang
yang tepat ke tempat yang tepat di waktu yang tepat pula. Pada intinya , perusahaan
memindahkan material, suku cadang dan produk itu ke pelanggan.
2.4.1. Sistem pengiriman
Perusahaan menyadari bahwa tranportasi barang dapat mewakili 25% biaya
produksi. Karena biaya yang tinggi perusahaan terus mengevaluasi cara atau system
pengiriman. Ada 6 cara utama pengiriman:
- Jalur truk
- Jalur kereta api
- Jalur udara
- Jalur air
- Pipa saluran
- Multi modal
2.4.2. Pergudangan
Tujuan fundamental dari sebuah Gudang adalah untuk menyimpan barang.
Namun demikian, beberapa Gudang juga menyediakan fungsi-fungsi penting lainnya.
Misalnya, berfungsi sebagai titik konsolidasi, mengumpulkan pengiriman dari berbagai
sumber untuk mengirim keluar dalam satu truk bermuatan penuh yang lebih murah.
Fungsi break bulk, dengan menerima pengiriman truk penuh ke perusahaan yang lebih
murah dan kemudian membagikannya untuk didistribusikan ke pabrik individu.
2.4.3. Logistic pihak ketiga
Pengalihdayaan logistic untuk mencapai 3 tujuan:
- Mengurangi investasi persediaan
- Mengurangi biaya pengiriman
- Meningkatkan keandalan dan kecepatan pengiriman
2.5. Disintermediasi
Disintermediasi adalah proses menghilangkan atau mengeliminasi perantara dari
rantai pasokan dalam penyelesaian transaksi. Proses disintermediasi ini memungkinkan
produsen untuk tidak melibatkan perantara seperti distributor atau agen tersebut dan

7
melakukan transaksi langsung dengan konsumen. Contohnya, pembelian tiket pesawat
langsung ke maskapai, tidak perlu melalui agen perjalanan. Salah satu faktor penting adalah
penurunan dalam biaya melayani pelanggan.
2.6. Evolusi Supply Chain Management
2.6.1. Segmen Evolusi SCM
Segmen evolusi manajemen rantai pasokan melakukan segmentasi evolusi manajemen rantai
pasokan menjadi 4 tahap:
1. Tahap Pra-SCM (1950-1960).
2. Era Penciptaan (1980), dimulai ketika pembeli-pemasok memahami manfaat menawarkan
hubungan Kerjasama. Untuk pertama kalinya istilah SCM.
3. Era Integrasi (1990), ketika system TI (ERP, EDI, dll) diperkenalkan.
4. Era globalisasi (2000 plus), dimulai dengan penciptaan kebijakan liberalisasi
perdagangan dan pembentukan lembaga seperti WTO dan lembaga internasional lain.
Dengan kebijakan global atau regional
Menurut Ballow (2007), merupakan evolusi dari fungsi pembelian dan distribusi.
2.6.2. Faktor yang Mempengaruhi Evolusi SCM
1. Fokus perusahaan untuk mengurangi biaya
2. Persaingan global
3. Tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan kinerja
2.7. Study Case
PT. Frisian Flag Indonesia merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi susu
untuk anak-anak Indonesia dengan merek dagang Frisian Flag, Friso, Susu Bendera, dan
Omela. PT. Frisian Flag Indonesia berdiri sejak tahun 1922 dan merupakan bagian dari
koperasi susu Friesland Campina di Belanda. PT. Frisian Flag Indonesia memiliki lebih dari
2.000 karyawan dengan produksi yang dipusatkan pada Pasar Rebo dan Ciracas Jakarta Timur.
Kantor pusatnya berada di Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Awalnya, susu dengan merk Friesche Vlag mulai diimpor ke Indonesia dari Friesland
Campina Belanda. Pada 1969 mulai didirikan pabrik produksi di Pasar Rebo Jakarta Timur
serta Susu Tjap Bendera mulai didistribusikan sendiri. Tahun 1976, PT. Friesche Vlag
mengambil alih PT. Foremost Indonesia yang ada di Ciracas untuk memperluas ekspansi, tahun
1979 mulailah diproduksi susu dengan merk Frisian Flag

8
2.7.1. Supply Chain Management PT. Frisian Flag Indonesia
PT. Frisian Flag Indonesia menerapkan manajemen rantai pasok dalam mengelola
jaringan rantai pasok dari PT. Frisian Flag Indonesia. Pengelolaan ini mampu meningkatkan
efisiensi dan memperkuat hubungan mitra dengan berbagai pihak mulai dari supplier,
distributor, retailer, hingga konsumen. Manajemen rantai pasok dari PT. Frisian Flag Indonesia
menggunakan tekonologi Electronic-Supply chain management (e-SCM) yang diiringi dengan
penerapan ERP.
2.7.2. Jaringan Supply Chain Management PT. Frisian Flag Indonesia
PT. Frisian Flag Indonesia memiliki jaringan rantai pasok yang dimulai dari pemasok
hingga retailer untuk menyediakan susu berkualitas bagi konsumen Indonesia. Berikut ini pihak
yang terlibat dalam jaringan supply chain PT. Frisian Flag Indonesia:
1. Supplier
Dalam proses produksinya, PT. Frisian Flag Indonesia membutuhkan bahan baku utama yaitu
susu segar dan susu bubuk dengan bahan pendukung lainnya. Supplier dari PT. Frisian Flag
Indonesia, antara lain:
· Supplier Lokal Susu Segar
Supplier susu segar dari dalam negeri ini memenuhi 25% dari kebutuhan total perhari yang
dipasok dari beberapa koperasi peternakan sapi perah sebagai berikut:
- Koperasi Peternakan Bandung Selatan Pangalengan, dengan produksi susu mencapai 137 ton
per hari (Tahun 2009)
- Koperasi Peternakan Sapi Perah Boyolali, dengan produksi susu 12.000 liter per hari (tahun
2008)
-Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara Lembang, dengan produksi susu 135 ton per hari
(Tahun 2010)
· Supplier Susu Bubuk dan Susu Segar Luar Negeri
Sekitar 75% bahan baku PT. Frisian Flag Indonesia dipasok oleh supplier luar negeri yang
harus diimpor dari beberapa negara antara lain Belanda, Australia, dan Selandia Baru (2010)
· Supplier Lokal Kemasan dan Bahan Pendukung
Dalam pengemasannya, perusahaan membutuhkan botol plastic dan tetrapack untuk susu ultra
high temperature; aluminium foil dan karton untuk susu bubuk; dan kemasan sachet, kaleng,
dan plastic untuk susu kental manis. Salah satu supplier kemasan botol plastik adalah CV
Berlian Jaya Plast. Perusahaan juga membutuhkan pemasok bahan pendukung seperti gula,
garam, flavour, emulsifier, dan stabilizer.
2. Pabrik atau Manufaktur

9
PT. Frisian Flag Indonesia memiliki tiga anak perusahaan yaitu PT. Foremost Indonesia yang
bertugas untuk memproduksi susu merk Susu Bendera, PT. Frisian Vlag Indonesia yang
bertugas mendukung produksi dan pemasaran, dan PT. Tesori Mulia yang bertugas untuk
distribusi dan penjualan produk hingga ke konsumen.
3. Distributor dan Retailer
Proses pendistribusian produk berawal dari PT. Tesori Mulia yang berpusat di Jakarta dan
memiliki berbagai cabang di seluruh wilayah Indonesia dengan 7 wilayah sales operation. PT.
Tesori Mulia juga membentuk beberapa regional officer atau PT. Tesori Mulia yang berada
pada area tertentu. Kemudian, melalui Cabang PT. Tesori Mulia dan PT. Tesori Mulia (Area)
pendistribusian dilanjutkan dengan pihak berikut ini:
- Distributor Wholesaler
- Modern Wholesaler
- Supermarket seperti Hypermart, Carrefour, Giant, dan lainnya
Lalu, para distributor tersebut melanjutkan pendistribusian produk ke distributor yang lebih
kecil seperti sub-wholesaler dan peritel
2.7.3. Aliran Dalam Jaringan Supply Chain Management
Manajemen rantai pasok PT. Frisian Flag Indonesia memiliki 3 aliran yang meliputi aliran
informasi, material, dan uang sebagai berikut ini:
- Analisis Aliran Informasi
Aliran informasi pada manajemen rantai pasok berawal dari konsumen (hulu) ke
pihak retailers dan distributor hingga informasi pabrik kepada supplier (hilir).
Aliran informasi PT. Frisian Flag adalah sebagai berikut:
1. Informasi permintaan produk dari konsumen kepada retailer, sub-wholesaler,
atau supermarket. Permintaan produk jadi dari konsumen dikirimkan oleh
retailer dan sub-wholesaler kepada distributor yang diolah menjadi data
secondary sales yang merupakan data penjualan yang akan digunakan untuk
memperkirakan permintaan konsumen per bulan (confirmed monthly
order/CMO)
2. CMO dikirim oleh distributor pada PT. Tesori Mulia (Area dan Cabang) dan
akan digabung dengan seluruh distributor di Indonesia dan dikirimkan kepada
kantor pusat PT. Tesori Mulia pada pertengahan bulan yang berisikan
permintaan pada satu bulan dan dua bulan berikutnya. CMO yang dikirim akan
disesuaikan dengan target PT. Tesori Mulia.

10
3. Setelah PT. Tesori Mulia mendapatkan CMO, maka informasi CMO akan
menjadi pendoman yang akan diberikan kepada bagian produksi yaitu PT.
Foremost Indonesia dan PT. Frisian Vlag Indonesia untuk melakukan produksi
dan pengiriman produk
4. Jumlah permintaan produk jadi dari distributor dalam CMO tersebut dijadikan
pedoman PT. Frisian Flag Indonesia menentukan jumlah pesanan bahan baku,
bahan pendukung, dan bahan kemasan ke supplier baik dalam negeri maupun
luar negeri.

- Aliran informasi lainnya (bergaris putus-putus) merupakan informasi mengenai


keterlambatan pembayaran pihak distributor yang diberikan oleh PT. Tesori Mulia
(Cabang) ke PT. Tesori Mulia (Area) yang akan ditagihkan kepada para distributor.
Kemudian, distributor akan memberikan informasi penagihan kepada pihak retailer
dan sub-wholesaler yang terlambat dalam pembayaran atas produk jadi. Aliran
informasi pada jaringan rantai pasok PT. Frisian Flag Indonesia efektif dan efisien
dalam mengelola sumber daya, karena adanya system informasi yang terintegrasi
mulai dari permintaan konsumen dan dikolektifkan dengan informasi confirmed
monthly order yang dapat menjadi pendoman PT. Frisian Flag Indonesia dalam
memesan bahan baku dan mengirim pesanan produk jadi.

- Analisis Aliran Material


Aliran material yang sering disebut nuga aliran fisik adalah aliran bahan baku dari
supplier (hulu) ke PT. Frisian Vlag Indonesia dan PT. Foremost Indonesia lalu
dilanjutkan dengan aliran produk jadi dari PT. Tesori Mulia ke distributor ke ritel
hingga konsumen (hilir) sebagai berikut:
1. Bahan baku susu segar berasal dari supplier domestic dan susu bubuk berasal
dari supplier luar negeri, sedangkan untuk kemasan dan bahan pendukung (gula,
garam, flavour, emulsifier, dan stabilizer) berasal dari dalam negeri. Bahan
baku, kemasan, dan bahan pendukung tersebut dialirkan ke PT. Foremost
Indonesia dan PT. Frisian Vlag Indonesia untuk diolah melalui proses produksi
menjadi produk jadi.
2. Produk jadi susu kemudian dialirkan dari PT. Foremost Indonesia dan PT.
Frisian Vlag Indonesia ke gudang PT. Tesori Mulia Pusat. Setelah dari PT.
Tesori Mulia Pusat, produk dikirimkan ke PT. Tesori Mulia Cabang dan Area

11
sesuai dengan konfirmasi pesanan bulanan (CMO) yang diminta oleh pihak
distributor.
3. Produk jadi susu yang sudah berada di tangan PT. Tesori Mulia Cabang dan
Area dikirim kepada distributor dengan sistem pengiriman dilakukan secara
mingguan berdasarkan pesanan distributor. Setelah produk jadi berada di tangan
distributor, produk jadi susu tersebut kemudian dikirimkan kepada para peritel
untuk dijual atau didistribusikan kepada konsumen sebagai pengguna akhir.
Bahan baku, kemasan, dan pendukung yang dialirkan dari supplier ke pabrik
akan merubah status kepemilikan bahan baku berpindah ke tangan pabrik karena
telah terjadi pembelian. Namun, produk jadi susu dari pabrik PT. Foremost
Indonesia dan PT. Frisian Vlag Indonesia yang dipindah atau dikirimkan ke
gudang PT. Tesori Mulia tidak mengubah status kepemilikan dan tetap menjadi
hak milik PT. Frisian Flag Indonesia. Status kepemilikan produk jadi akan
berubah ketika produk jadi dikirimkan dari PT. Tesori Mulia ke gudang
distributor, maka produk tersebut menjadi hak milik distributor, begitu pula ke
retailer dan konsumen.
Pemesanan bahan baku dan produksi disesuaikan dengan CMO yang
diperkirakan berdasarkan penjualan bulan sebelumnya. Hal tersebut cukup
efektif karena berdasarkan data terkini, namun karena jumlah pesanan produk
jadi masih didasarkan pada perkiraan (push system) maka masih terdapat
kemungkinan terjadi kelebihan atau kekurangan persediaan karena permintaan
dapat berubah diluar perkiraan. Sehingga perusahaan perlu mengantisipasi
resiko tersebut.
- Analisis Aliran Uang
Aliran uang atau pembayaran berawal dari konsumen (hulu) yang membayarkan
sejumlah uang atas pembelian produk yang kemudian dilakukan pembayaran atas
produk oleh retailer kepada distributor dan distributor kepada PT. Tesori Mulia,
hingga pembayaran atas pembelian bahan baku dari PT. Frisian Flag kepada
supplier (hilir). Aliran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Konsumen yang membeli produk jadi susu dari retailer, sub-wholesaler, atau
supermarket akan melakukan pembayaran secara langsung (tunai) atas produk
jadi susu yang telah dibeli kepada penjual (retailer atau supermarket)
2. Kemudian, retailer atau sub-wholesaler melakukan pembayaran atas produk
susu yang dibeli dari distributor atau wholesaler, pembayaran dari retailer ke

12
distributor ini memiliki tenggang waktu yang disepakati karena pembelihan
dalam jumlah yang besar dan tenggang waktu diberikan supaya retailer memiliki
cukup dana untuk membayar sehingga tidak terjadi defisit.
3. Begitu halnya dengan pembayaran yang dilakukan distributor kepada PT. Tesori
Mulia (Cabang) juga memiliki tenggang waktu pembayaran (payment delay)
dalam melakukan pembayaran atas produk jadi susu yang dibeli.
4. Dalam hal ini, PT. Tesori Mulia (Area) hanya bertugas mengawasi dan
menjalankan tugas penagihan bila terjadi keterlambatan pembayaran oleh
distributor. Namun untuk pembayaran, tetap dilakukan langsung dari distributor
ke PT. Tesori Mulia (Cabang)
5. Setelah uang dialirkan ke PT. Tesori Mulia (Cabang) maka PT. Tesori Mulia
Cabang mengalirkan uang pembayaran tersebut kepada PT. Tesori Mulia (pusat)
sebagai hasil pembayaran produk jadi dari semua cabang.
6. PT. Tesori Mulia Pusat mengalirkan uang tersebut kepada PT. Frisian Flag
Indonesia yaitu kepada pabrik PT. Foremost Indonesia dan PT. Frisian Vlag
Indonesia sesuai produk yang terjual
7. Setelah itu PT. Frisian Flag Indonesia melakukan pembayaran atas pembelian
bahan baku, bahan pendukung, dan kemasan kepada masing-masing supplier
Aliran uang pada manajemen rantai pasok PT. Frisian Flag Indonesia ini efisien dan efektif
karena proses pembayaran dilakukan secara terarah dan terintegrasi. Pada pembayaran yang
dilakukan oleh retailer dan distributor diberikan tenggang waktu sehingga tidak memberatkan
dalam pembayaran atas produk. Namun adanya tenggang waktu tersebut perlu diawasi dengan
ketat untuk menghindari keterlambatan.
2.7.4. Kesimpulan kasus
Jaringan manajemen rantai pasok PT. Frisian Flag Indonesia termasuk saluran panjang
karena terdiri dari supplier-manufaktur/pabrik-distributor-retail-konsumen. Adanya
system jaringan yang terintegrasi menjadikan manajemen rantai pasok ini berjalan
efisien dan dapat menghasilkan produk yang berkualitas mulai dari aliran informasi,
material, dan uang. Pada setiap aliran, PT. Frisian Flag Indonesia berpendoman pada
konfirmasi pesanan bulanan (CMO) sehingga terjadi keselarasan pada setiap pihak
terlibat.

13
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Adanya supply chain management dalam perusahaan memngkinkan peningkatan
efektifitas dan efisiensi. Penerapan supply chain management cocok diterapkan
karna memiliki kelebihan yakni mampu memanajemen aliran arang atau peroduk
dalam suatu rantai supply.
Dapat disimpulkanbahwa:
1. dengan adanya konsep SCM para pelaku bisnis lebih mudah menci[takan
produk yang ekonomis, berkualitas dan cepat
2. penerapan konsep SCM untuk memaksimalkan keunggulan kompetitif dan
manfaat dari rantai pasokan bagi konsumen akhir
3. proses pengolahan produk dari perencanaan sampai pendistribusiaan menjadi
terstruktur dan terkordinir dengan baik
4. berkualitasnya suatu produk untuk memenuhi kepuasan konsumen
5. SCM merupakan integrasi aktifitas Kerjasama antar perusahaan dalam
pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan menjadi barang setengah jadi dan
produk akhir, serta pengiriman pada pelanggan.

Daftar Pustaka

14
Liputra, David Try, Anna, Ika Deefi, Kartika, Winanda. Juni, 2015. Pemetaan Entitas dan
Aliran pada Jaringan Sistem Rantai Pasok Produk Susu (Studi Kasus di PT. Frisian Flag
Indonesia, Jakarta). Jurnal Integra Vol. 5 No.1, Juni 2015: 1-15. Bandung
Heizer, Jay, Barry Render. 2015. Manajemen Operasi Edisi 11. Penerbit Salemba Empat.
Heizer, Jay; Barry, Render, Chuck Munson. 2017. Operations Management Twelve Edition.

15
16

Anda mungkin juga menyukai