Anda di halaman 1dari 9

2.

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEWIRAUSAHAAN

Faktor- faktor yang mempengaruhi kewirausahaan dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor
internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor dari dalam individu, sedangkan faktor
eksternal merupakan hasil interaksi individu dengan lingkungannya. Faktor- faktor yang
mempengaruhi kewirausahaan, antara lain :

1. Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor dari dalam diri individu disebut juga potensi
individu yang meliputi berikut ini :

1) Kebutuhan berprestasi (need for achievement). Hal ini mendorong individu untuk
menghasilkan yang terbaik, memiliki inisiatif, dan keinginan yang kuat untuk
mengungkapkan ide – ide dalam pikirannya, menyampaikan gagasan demi mencapai
kesuksesan.

2) Internal locus of control yang artinya individu yang mempercayai bahwa semua
peristiwa yang terjadi adalah dibawah kendali dirinya sendiri. Individu yang memiliki
Internal locus of control mempercayai bahwa kegagalan dan kesuksesan yang dialami
ditentukan dari usaha yang dilakukannya.

3) Kebutuhan akan kebebasan (need for independence). Kebutuhan kebebasan berarti


kebutuhan individu untuk mengambil keputusan sendiri, menentukan tujuan sendiri,
serta melakukan tindakan untuk mencapai tujuan dengan caranya sendiri.

4) Nilai – nilai pribadi. Nilai pribadi akan menjadi dasar bagi individu pada saat
mengambil keputusan dalam membuat perencanaan untuk mencapai kesuksesan.

5) Pengalaman. Diartikan sebagai pengalaman kerja individu sebelum memilih untuk


terjun dalam kewirausahaan. Pengalaman memberikan pengaruh terhadap keberhasilan
usaha.
2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan hasil interaksi individu dengan lingkungannya, yaitu


sebagai berikut :

1) Role model. Individu berwirausaha dengan cara meniru orang tua atau saudara yang
berwirausaha.

2) Dukungan keluarga dan teman. Dukungan dari orang terdekat akan mempermudah
individu, sekaligus menjadi sumber kekuatan ketika menghadapi permasalahan.
Adapun dukungan dari lingkungan terdekat akan membuat individu mampu bertahan
menghadapi permasalahan yang terjadi.

3) Pendidikan. Pendidikan formal berperan penting dalam kewirausahaan karena dapat


memberi bekal pengetahuan yang dibutuhkan dalam mengelola usala. Terutama,
ketika menghadapi suatu permasalahan, sekolah atau universitas sebagai tempat
berlangsungnya pendidikan formal yang mendukung kewirausahaan akan mendorong
individu untuk menjadi seorang wirausahawan.

A. Karakteristik kewirausahaan
Para ahli mengemukakan karakteristik kewirausahaan dengan konsep ysng berbeda-
beda.
a) Menurut Goffery G. Merredith et al (1996). Ciri-ciri karakteristik adalah sebagai berikut :

Karakteristik Watak
Percaya diri Memiliki kepercayaan diri yang kuat,
ketidak ketergntungan terhadap orang
lain, individualitas
Berorientasi pada tugas dan hasil Kebutuhan untuk berprestasi,
berorientasi laba, mempunyai dorongan
kuat, energik, tekun, dan tabah, tekad
kerja keras, serta inisiatif.
Berani mengambil risiko dan Mampu mengambil resiko yang wajar.
mempunyai tantangan
Kepemimpinan Berjiwa kepemimpinan mudah
beradaptasi dengan orang lain, dan
terbuka terhadap sasaran serta kritik.
keorisinalan Inovasi, kreatif, dan flesibel.
Berorientasi pada masa depan Memiliki visi dan presfektif terhadap
masa depan.

b) Menurut Thomas W. Zimmerer (1996),mengemukakan 8 karakteristik kewirashaaan


yaitu :
1) Desire for responsibility
Memiliki rasa tanggung jawb atas usaha yang dilakukannnya.
Preference for moderate
2) Lebih memilih resiko yang moderat, artinya selalu menghindari resiko yang
terlalu rendah dan terlalu tinggi.
3) Confidence in their ability to succes
Memiliki kepercayaan diri untuk memperoleh kesuksesan.
4) Desire for immediate feedback
Selalu menghendaki umpan balik dengan segera
5) High level of energy
Memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa
depan yang lebih baik
6) Future orentation
Berorientasi serta memiliki persfektif dan wawasan jauh ke depan.
7) Skill at organizing
Memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk
menciptakan nilai tambah.
8) Volue of achievement over money
Lebih mengharagai prestasi dari pada uang.

c) Menurut Suryana (2001), mengemukakan karakteristik kewirausahaan dalam bentuk nilai-


nilai dan perilaku, yaitu :
Nilai Perilaku
Komitmen Menyelesaikan tugas hingga selesai
Risiko moderat Tidak melakukan spekulasi, melainkan berdasarkan
perhitungan yang matang
Melihat peluang Memanfaatkan peluang yang ada sebaik mungkin
Objektifitas Melakukan pengamatan secara nyata untuk memperoleh
kejelasan
Umpan balik Menganalisis data kinerja waktu untuk memandu kegiatan
Optimisme Menunjukkan kepercayaan diri yang besar walaupun berada
dalam situasi berat
Uang Melihat uang sebagai sumber daya, bukan tujuan akhir
Manajemen Mengelola berdasarkan perencanaan masa depan
produktif

B. Spirit Kewirausahaan
1. Spirit wirausaha
Negara maju umumnya memiliki wirausaha yang lebih banyak ketimbang
negara berkembang, apalagi miskin. Amerika Serikat, misalnya, memiliki
wirausaha 11,5 persen dari total penduduknya. Sekitar 7,2 persen warga
Singapura adalah pengusaha sehingga negara kecil itu maju.
1ndonesia dengan segala sumber daya alam yang dimilikinya ternyata
hanya memiliki wirausaha tak lebih 0,18 persen dari total penduduknya. Secara
historis dan konsensus,sebuah negara minimal harus memiliki wirausaha 5 persen
dari total penduduk agar bisamaju. Untuk itu, bagi kita bangsa 1ndonesia sumber
energy yang dibutuhkan dalam kegiatan kewirausahaan atau kegiatan apapun
adalah mempunyai semangat dan gairah untuk mengerjakannya. Kedua-duanya
adalah satu dan menjadi sumber energy (motivasi) dalam berwirausaha. Kita juga
buku dynamo stater atau pematik agar sumber energy itu bisa “menyala”
(bergairah dan bersemangat) terus menerus, yaitu komitmen dalam memilih jalan
karir sebagai wirausaha yang sukses dan cerdas. Kunci penting dalam
menciptakan semangat kewirausahaan itu bisa disebabkan oleh beberapa factor,
yaitu:
1) Figure bagi seseorang guna membangkitkan semangat; karena melihat
orang itu sukses dan kaya, maka ia ingin menjadi seperti orang itu.
2) Suka mencari tantangan baru untuk menciptakan gairah, yaitu cinta
akan kewirausahaan.
3) Kepepet atau keterpaksaan karena harus tetap bertahan dan hidup
semangat bisamuncul karena keinginan untuk tetap bertahan hidup.
4) Keinginan untuk memperbaiki taraf hidup yang lebih baik lagi8 tidak
ingin miskin selamaya.
5) Mengalami kegagalan dalam meniti karir pekerjaan dan mengambil
jalan pintas untuk semangat menjadi wirausahawan.
6) Memang cita-cita sejak kecil untuk menjadi wirausahawan

Kewirausahaan bisa diterapkan dalam semua bidang seperti kampus, di tempat


kerja,saat melakukan kegiatan sehari-hari, atau ketika memutuskan dan menjalankan
sebuah unit usaha. Keterampilan wirausaha itu ada pada setiap orang termasuk
mahasiswa, tetapi yang sering terjadi adalah kemampuan kewirausahaan tidak
dimunculkan, dioptimalkan dandigunakan sebagaimana mestinya. Hal itu terjadi karena
kita terjebak oleh pola pikir logika yang selalu mengutamakan kenyamanan, bebas dari
risiko, memilih solusi yang pasti sehingga kemampuan berpikir kita jarang gunakan.
Namun disisi lain ada juga orang yang memanfaatkan kemampuan berwirausaha mereka
dengan maksimal seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi dan bidang
lainnya.

Perkembangan ilmu pengetahuan, social, ekonomi, politik, budaya,


teknologi,kesejahteraan telah menciptakan gap dia antara factor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan. Gap yang muncul akan menyebabkan perubahaan status
social, perilaku, gaya hidup, kebutuhan, keinginan selera, dan sebagainya sehingga bisa
membangkitkan sebuah inspirasi bisnis sehingga pada akhirnya memunculkan peluang
bisnis.

Munculnya peluang bisnis yang baru akan menstimulus munculnya entrepreneur-


entrepreneur muda. Hal inilah yang mendorong muculnya spirit of entrepreneurship
seiring dengan perubahan dan perkembangan ekonomi. Ada beberapa factor yang
menstimulus spiritof entrepreneurship, yaitu;

1) Evolusi produk
Peubahan produk akan menimbulkan perubahan kebutuhan yang
memunculkansebuah peluang baru.
2) Evolusi ilmu pengetahuan
Perubahan ilmu pengetahuan akan menimbulkan inspirasi produk baru dan
begitu seterusnya.
3) Perubahan gaya hidup, selera, dan hobi
Perubahan gaya hidup akan menimbulkan keinginan akan produk yang
berbeda.
4) Perubahan teknologi
Berkembangnya teknologi dan semakin canggihnya teknologi akan
menciptakan produk, suasana, dan gaya hidup yang berbeda.
5) Perubahan budaya
Perkembangan gaya hidup, pendapatan, selera, teknologi, dan sebagainya
akan mengubah budaya seseorang, sehingga hal ini mempengaruhi kebutuhan
akan produk yang berbeda di setiap tempat.

Joseph A. Schumpeter, ekonom asal Austria yang kemudian menetap di


Amerika(1883-1950) mengatakan bahwa perilaku dan sifat entrepreneur yang
khas adalah kemampuannya, kecerdasannya dan keberaniannya yang ditopang
oleh ketetapan hatinya dan keteguhan jiwanya untuk melancarkanusaha yang
serba baru dengan melihat pada kemungkinan-kemungkinan potensial di masa
depan dan berhasil menjelmakan menjadi kenyataan efektif
Satu hal dari pandangan Schumpeter yang menggugah adalah penilainnya
tentangentrepreneur yang sama sekali berbeda dengan pengusaha
(businessman). Entrepreneur memiliki “sikap jeli” terhadap kemungkinan
potensial yang terbayang dalam perkembangan masa depan, kemudian mampu
merintis dan mengatur inovasi, menempuh pola baru dalam penggunaan
sumber dana dan kaya produksi dalam suatu kombinasi optimal yang baru
pula (neue Kombination).
Entrepreneur cenderung menggunakan enerjinya untuk melakukan dan
membangun suatu kegiatan, ketimbang hanya melakukan pengamatan dan
analisis. Dengan visinya,entrepreneur itu dengan sadar memperhitungkan
risiko, baik secara personal maupun finansial dan kemudian melakukan apa
saja agar bisa mengurangi risiko dan kemungkinan gagal. Kewirausahaan
adalah kemampuan untuk mengindera (sensing) suatu peluang, ketika yang
lain masih melihatnya sebagai suatu yang kontradiksi, dan membingungkan.
Entrepreneur itu memiliki know-how bagaimana menemukan sesuatu,
merangkai, dan mengendalikan sumber-sumber (yang kadang-kadang dimiliki
oleh orang lain) untuk mewujudkan tujuannya.
Modal paling mendasar menjadi wirausahawan adalah tekad dan
keberanian mengambil dan menghitung resiko. Tanpa ini, diberi modal
sebesar apapun, tidak akan pernah menjadi wirausahawan. Kalau sudah ada
keberanian, kita beri kesempatan bagaimana mengelola bisnis dengan
baik.Kewirausahaan adalah lebih kepada spirit, bukan sekedar yang terlihat
secara kasat mata. Bisa saja orang yang sehari-harinya berbisnis tapi di dalam
dirinya tidak terdapat spririt kewirausahaan.
2. Sikap orang yang tidak memiliki spirit wirausaha yang baik
Kewirausahaan itu sendiri sebenarnya merupakan ketrampilan hidup (life
skill) bagi manusia dimanapun, sehingga orang yang masih hidup, tidak sadar
bahwa mereka memiliki kemampuan ini. disisi lain,banyak diantara kita yang
tidak sadar bahwa spirit kewirausahaan, telah tergerus kemampuan dan
performanya karena keadaan yang berlangsung lama. Kewirausahaan hanya
bisa bangkit mana kala diberi lahan subur untuk bersemai,dipupuk, dilindungi,
dan dibela kepentingannya. Untuk mempercepat pertumbuhan wirausaha,
harus ada upaya serius untuk menciptakan orang-orang yang mampu
mengambil peluang yang ada dan menciptakan lapangan kerja untuk dirinya
maupun untuk orang lain. Banyak orang yang berpikir positif dan mempunyai
semangat yang tinggi tetapi tetapsaja sulit meraih kesuksesan. Hal ini
dikarenakan sikap yang salah dalam menanggapikegagalannya, diantaranya
yaitu;

1) Sikap “saya takut gagal”


Sikap takut gagal menghentikan semua energy, semangat, daya, upaya
dan gairah kerja yang dahulunya tinggi dan sekarang berubah drastic
sehingga mengalami kemunduran. Takut gagal berarti takut beresiko
sehingga lebih baik memilih mundur dan tidak mau mencari jalan
keluarnya.
2) Sikap yang keliru tentang kegagalan
Bila seseorang mendapat nilai merah saat mengerjakan ulangan, kita
akan berpendapat ia telah gagal dalam mata kuliah yang diuji, padahal
itu baru sebagian dari pengalaman proses untuk berprestasi. Gagal
bukan berarti terminasi sebuah perjalanan karena itu merupakan
perjalanan yang panjang. Dibutuhkan proses untuk menakhlukkan
kegagalan demi kegagalan. Jadi, kegagalan adalah episode perjalanan
yang harus kita lalui baik sebuah pertandingan yang kalah tapi bisa
menang.
3) Tidak siap mengalami kegagalan
Banyak orang berprestasi dikampus tapi tidak siap untuk menghadapi
kegagalan dalam bekerja atau berwirausaha. Hal ini dikarenakan orang
yang berprestasi cenderung ingin segalanya sukses dan tidak pernah
gagal. Padahal di kampus kita menghadapi suatu hal yang pasti ada
jawabannya, sedangkan di dunia bisnis atau pekerjaan kita
menghadapi jawaban yang kompleks, majemuk, dan bahkan mungkin
belum ada jawabannya.
4) Sikap berhenti mencoba
Disamping sikap tidak siap menghadapi kegagalan, ada pula sikap lain
yang mematahkan semangat wirausaha, yaitu sikap berhenti mencoba.
Kesuksesan itu terjadi pada saat kita selalu mencoba dan mencoba lagi
(ada rasa penasaran) sehingga tidak terasa bila kita sudah dekat dengan
kesuksesan itu.
3. Kunci agar memiliki spirit kewirausahaan

Kunci sukses dalam membangun semangat kewirausahaan adalah


tidak takut gagal dan jangan mengenal arti gagal dalam kamus hidup
anda. Bila kita takut gagal, artinya semangatnya akan turun sebanding
dengan besarnya rasa takut untuk gagal. Keberhasilan kewirausahaan
harus didasarkan pada kerja keras, kerja sama dengan orang lain,
penampilan yang baik, yakin,semangat, bergairah pandai membuat
keputusan, mau menambah pengetahuan

DAFTAR PUSTAKA

Dr. H. A. Rusdiana, Drs., M. M. (n.d.). Kewirausahaan Teori dan Praktik. Retrieved from
http://digilib.uinsgd.ac.id/8783/1/Buku Kewirausahaan Teori dan Praktek.pdf

Anda mungkin juga menyukai