Anda di halaman 1dari 43

PRATKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS

“PERENCANAAN, LAPORAN PENDAHULUAN,SAP, MATERI DAN LEAFLET”

OLEH:
Adisti Dinda Tiara P
183110161
3.A

DOSEN PEMBIMBING:
Tasman,S,Kp,M.Kep,Sp.Kom

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG


DIII KEPERAWATAN PADANG
2020
Rencana Asuhan Keperawatan Komunitas

Evaluasi
Diagnosa Tujuan Tujuan Rencana Strategi
NO Sumber Tempat PJ
Keperawatan Umum Khusus Tindakan Intervensi
Kriteria Standart

1 Perilaku Setelah Setelah 1.Memberi Primer - Masyarakat - Hipertensi Mahasi Di rumah Adisti
Kesehatan dilkukan dilakukan kan - Memberikan mampu merupakan swa keluarga/ Dinda
Cenderung kunjungan kunjungan penyuluhan penyuluhan menyebutk peningkatan warga Tiara
Beresiko selama ± 1 diharapkan : hipertensi tentang an tekanan darah Korong P
berhubugan minggu kepada pengertian, dimana Simpang
hipertensi
dengan Masyarakat 1. Masyarka masyarakat tanda tekanan darah Tigo
kurang dapat t Korong - memberikan gejala, terjadi diatas Sintuk
terpapar memahami Simpang penyuluhan faktor normal yaitu
informasi tentang Tigo pencegahan resiko, lebih dari
hipertensi Sintuk hipertensi kompikasi 140/90
dapat hipertensi mmHg.
mengetah dengan - Tanda dan
ui bahasa gejala : Nyeri
pengertia sendiri kepala, nyeri
n - masayaraka dabgian
hipertensi t mampu leher,
2. Masyarka menyebutk pemandangan
t Korong an cara kabur, mata
Simpang penceghan berkunang-
Tigo hipertensi kunang.
Sintuk - Penyebab
dapat hipertensi :
mengetah faktor genetik
ui dan pengaruh
penyebab lingkungan
hipertensi seperti :
3. Masyarka stress,
t Korong kegemukan,
Simpang kurang
Tigo aktifitas fisik,
Sintuk kegemukan
dapat dan
mengetah mengkonsum
ui tanda si makanan
dan gejala yang berlebih
hipertensi - Hipertensi
4. Masyarak dapat
at Korong menyebab
Simpang terjadinya
Tigo gagal jantung
Sintuk dan penyakit
dapat jantung
mengetah coroner, gagl
ui ginjal,dan
komplikas dapat
i menimbulkan
hipertensi kebutaan.
5. Masyarka
t Korong - Pecegahan
Simpang hipertensi :
Tigo mempertha
Sintuk nkan berat
dapat badan ideal,
mengetah diet rendah
ui cara garam,
pencegah aktifitas
an fisik,hindari
hipertensi rokok dan
alkohol,kel
ola stress.

Sekunder -masyarakat - Masyarakat


- melakukan ikut serta mampu
skirining berpatisipasi menyebutk
faktor resiko dalam an faktor
hipertensi melakukan resiko
- melakukan skirining hipertensi
pemeriksaan faktor resiko pada
tekanan hipertensi dirinya
darah - masyarakat
berpatisipasi - masyarakat
- memotivasi dalam mengatakan
masyarakat melakukan akan
untuk pemerikaan memeriksa
melakukan tekanan tekanan
pemeriksaan darah darah
tekanan - masyarakat kefasilitas
darah termotivsi yang ada
minimal 1 dan antusias dan mampu
kali sebulan untuk menjahui
ke fasilitas melakukan faktor
kesehatan pemeriksaan resiko
tekanan hipertensi
darah 1 kali
sebulan

Tersier
- Mengajarka - masyarakat - Perawat
kepada mampu
an
masyarakat melakuakn
hiperten
cara perawatan
perawatan hipertensi si :
penurun
hipertensi pada an berat
- memonitor masyarkat badan
perubahan dengan hingga
status riwayat btas
kesehatan hipertensi ideal,
masyarakat batasi
1. -
konsum
si
2.
garam,
menghi
ndari
alkohol,
kafein,
rokok,
latihan
fisik
secara
teratur,
dan
melaku
an
pengtor
olan
tekanan
darah.
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DENGAN HIPERTENSI DI KORONG SIMPANG TIGO SINTUK

Tempat : Korong Simpang tigo sintuk

Tanggal : 7 desember 2020

A. LATAR BELAKANG

Wilyah korong simpang tigo merupakan pecahan dari Nagari Situk Toboh Gadang yang
sebagian besar penduduknya adalah masyarakat pribumi dan masyarakat pendatang.
Keadaan geografis wilayah Korong Simpang Tigo batas wilayah sebelah Utara yaitu
berbatasan dengan korong Simpang 4 Sintuk, sebelah selatan berbataan dengan korong
Toboh Baru Sintuk sebelah timur berbatasan dengan Palembaian dan sebelah Barat
berbatasan dengan Toboh Baru Toboh Gadang.
Keadaan lingkungan di Korong Simpang Tigo Sintuk kurang terjaga, hal ini terlihat dari
rumah masyarakat yang tidak menerapkan perilaku hidup bersih sehat seperti perilaku
buang sampah sembarangan dan kebersihan lingkungan buruk dimana ada dibeberapa
tempat ditemukan sampah didominasi sampah plastik, ada suatu tempat yang sudah
diberi plang dilarang membuang sampah tetapi warga masih membuang sampah di
tempat itu.
Berdasarkan survey lapangan yang telah di lakukan tanggal 1 dan 2 Desember 2020 di
Korong Simpang Tigo intuk terdapat 7 orang dewasa, 2 orang lansia. Dengan rincian 7
orang perempuan (70%) dan 3 orang laki-laki (30%), dan diantaranya perempuan lansia
sebanyak 2 orang.

Diantara semua 10 orang yang memiliki riwayat penyakit hipertensi sebanyak 3 orang
(30%), dan lansia yang memiliki riwayat hipertensi sebanyak 1 orang . Ada 9 orang
memiliki faktor risiko hipertensi. Untuk itu perlu diintervensi pencegahan dan
penatalaksanaan hipertensi pada masyarakat yang memiliki riwayat hipertensi dan faktor
risiko hipertensi.
B. TUJUAN

a. Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dalam penulisan laporan pendahuluan ini adalah untuk
memberikan intervensi secara promotif dan preventif pada masyarakat yang
memiliki hipertensi dan yang memiliki faktor risiko di Korong Simpang Tigo
Sintuk,Kecamatan Sintuk Toboh Gadang Nagari Lubuk Alung

b. Tujuan Khusus

1) Mengetahui tingkat pengetahuan pasien tentang hipertensi

2) Mengetahui hasil tekanan darah masyarakat

3) Mencegah terjadinya hipertensi pada masyarakat

4) Mengetahui motivasi pasien untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah ke


puskesmas atau tenaga kesehatan lainnya

1. RENCANA KEGIATAN

a. Topik : Penyuluhan Hipertensi

b. Metoda : Pemeriksaan tekanan darah, Diskusi, ceramah dan Tanya

jawab

c. Media : Lembar Balik, Leaflet

d. Waktu dan Tempat :

Hari/Tanggal : Senin, 7 Desember 2020 – Rabu, 10 Desember 2020

Pukul : 08.00 – 14.00 WIB

Tempat : Rumah Masyarakat


e. Pengorganisasian

Penasehat : Wali korong

Penanggung Jawab : Adisti Dinda Tiara P

f. Strategi Pelaksanaan

Waktu Kegiatan PJ
(1 jam ) Mengunjungi rumah masyarakat / Adisti Dinda Tiara P
08.00 – melalui daring untuk berdiskusi
09.00 mengenai hipertensi dan melakukan
pemeriksaan tekanan darah sesuai
dengan protokol kesehatan
(1 jam) Melanjutkan mengunjungi rumah
11.00 – masyarakat untuk berdiskusi Adisti Dinda Tiara P
12.00 mengenai hipertensi dan melakukan
pemeriksaan tekanan darah dengan
protokol kesehatan
13.00 – Evaluasi kegiatan harian mengenai Adisti Dinda Tiara P
14.00 hipertensi

C. KRITERIA EVALUASI

a. Evaluasi Struktural

1) Diharapkan dapat membahas semua hal yang berkaitan tentang hipertensi


2) Diharapkan kegiatan dihadiri tokoh masyarakat,
3) Setting tempat di masing-masing rumah masyarakat dengan suasana nyaman
dan tenang
4) Diharapkan undangan dapat disebarkan 1 hari sebelum acara dilaksanakan dan
lakukan kontrak waktu.
5) Diharapkan media dan alat memadai serta tempat sesuai dengan kegiatan
b. Evaluasi Proses

1) Diharapkan masyarakat dapat mengetahui hasil tekanan darah

2) Diharapkan diskusi dapat berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan

3) Diharapkan responden dapat aktif bertanya terhadap materi yang disampaikan

4) Diharapkan kegiatan dapat bermanfaat bagi masyarakat serta mahasiswa yang


melakukan praktek lapangan di korong simpang tigo sintuk
5) Acara dilaksanakan di rumah responden di korong simpang tigo sintuk

c. Evaluasi Hasil

1) Warga dapat memahami masalah kesehatan terutama hipertensi

2) Diharapkan dapat terumusnya masalah dengan benar

3) Ditemukan sistematika penyelesaian masalah di wilayah korong simpang tigo


sintuk
Lubuk Alung, 7 Desember 2020

Mengetahui Mahasiswa
Wali Korong Simpang Tigo Sintuk

(Satria Naldo ) (Adisti Dinda Tiara P)


SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Hipertensi


Waktu Pertemuan : 60 menit
Tanggal : 7 Desember 2020
Tempat : Rumah Warga
Sasaran : Masyarakat Korong Simpan Tigo Sintuk
Metode : Ceramah dan Tanya Jawab

HIPERTENSI
A. LATAR BELAKANG
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang ditemukan pada
masyarakat baik di negara maju maupun berkembang termasuk Indonesia. Hipertensi
merupakan suatu keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih dari sama dengan 140
mmHg dan diastolik lebih dari sama dengan 90 mmHg.
Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu hipertensi primer atau
esensial yang penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi sekunder yang dapat disebabkan
oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung, dan gangguan anak ginjal.
Hipertensi seringkali tidak menimbulkan gejala, sementara tekanan darah yang terus-menerus
tinggi dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan komplikasi. Oleh karena itu, hipertensi
perlu dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara berkala (Sidabutar,
2009).
Hipertensi sangat erat hubungannya dengan faktor gaya hidup dan pola makan. Gaya
hidup sangat berpengaruh pada bentuk perilaku atau kebiasaan seseorang yang mempunyai
pengaruh positif maupun negatif pada kesehatan. Hipertensi belum banyak diketahui sebagai
penyakit yang berbahaya, padahal hipertensi termasuk penyakit pembunuh diam-diam,
karena penderita hipertensi merasa sehat dan tanpa keluhan berarti sehingga menganggap
ringan penyakitnya. Sehingga pemeriksaan hipertensi ditemukan ketika dilakukan
pemeriksaan rutin/saat pasien datang dengan keluhan lain.
Dampak gawatnya hipertensi ketika telah terjadi komplikasi, jadi baru disadari ketika
telah menyebabkan gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung koroner, fungsi ginjal,
gangguan fungsi kognitif/stroke. Hipertensi pada dasarnya mengurangi harapan hidup para
penderitanya. Penyakit ini menjadi muara beragam penyakit degeneratif yang bisa
mengakibatkan kematian. Hipertensi selain mengakibatkan angka kematian yang tinggi juga
berdampak kepada mahalnya pengobatan dan perawatan yang harus ditanggung para
penderitanya. Perlu pula diingat hipertensi berdampak pula bagi penurunan kualitas hidup.
Bila seseorang mengalami tekanan darah tinggi dan tidak mendapatkan pengobatan secara
rutin dan pengontrolan secara teratur, maka hal ini akan membawa penderita ke dalam kasus-
kasus serius bahkan kematian. Tekanan darah tinggi yang terus menerus mengakibatkan kerja
jantung ekstra keras, akhirnya kondisi ini berakibat terjadi kerusakan pembuluh darah
jantung, ginjal, otak dan mata (Wolff, 2006).

B. TUJUAN
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan masyarakat dapat memahami tentang
bahaya hipertensi.

2. Tujuan Intruksional Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan masyarakat mampu :
a. Menjelaskan pengertian hipertensi
b. Mengetahui tanda dan gejala hipertensi
c. Menyebutkan faktor resiko hipertensi
d. Mengetahui makanan (buah/sayuran) yang dapat menyebabkan hipertensi
e. Mengetahui makanan (buah/sayuran) yang dapat menurunkan hipertensi
f. Memahami cara untuk pencegah hipertensi
g. Mengetahui cara untuk menurunkan hipertensi

C. SASARAN
Masyarakat di wilayah Korong Simpang Tigo Sintuk
D. SUB POKO BAHASAN
a. Pengertian Hipertensi
b. Tanda Dan Gejala Hipertensi
c. Faktor Resiko Hipertensi
d. Makanan (Buah/Sayuran) Yang Dapat Menyebabkan Hipertensi
e. Makanan (Buah/Sayuran) Yang Dapat Menurunkan Hipertensi
f. Cara Untuk Pencegahan Hipertensi
g. Cara Untuk Menurunkan Hipertensi

E. PELAKSANAAN KEGIATAN
a. Penanggung jawab : Adisti Dinda Tiara P

G. KEGIATAN PENYULUHAN
No Tahap Kegiatan Penyuluh Kegiatan Audien media Metode
1 Pendahulu 1. Mengucapkan 1. Menjawab salam Leaflet Ceramah
an salam Lembar
(5 menit) 2. Memperkenalkan 2. Memperhatikan balik Ceramah
diri
3. Menjelaskan 3. Mendengarkan Ceramah
cakupan materi
4. Menjelaskan TU 4. Mendengarkan Ceramah
dan TK untuk
pertemuan
pertama Tanya
5. Menanyakan 5.Mendengarkan/ jawab
pengetahuan menjawab
tentang hipertensi
2. Penyajian 1. Menjelaskan 1. Memperhatikan Leaflet
(15 menit) pengertian Lembar
hipertensi balik
2. Menjelaskan 2. Mendengarkan
penyebab
hipertensi
a. Memberikan a. Bertanya
kesempatan
kepada audien
untuk bertanya
b. Mejawab b. Mendengark
pertanyaan an
audien
3. Menjelaskan
gejala-gejala yang 3. Mendengarkan
mengalami
hipertensi
a. Memberi
kesempatan
kepada audien a. Bertanya
untuk bertanya
b. Menjawab b. Mendengark
petanyaan an
audien
4. Menjelaskan 4. Mendengarkan
makanan
(buah/sayuran)
yang dapat
menyebabkan
hipertensi
a. Memberi a. Bertanya
kesempatan
audien untuk
bertanya
b. Menjawab b. Memperhatik
pertanyaan an
audien
5. Menjelaskan 5. Memperhatikan
makanan
(buah/sayuran)
yang dapat
menurunkan
tekakan darah
a. Memberi a. Bertanya
kesempatan
audien untuk
bertanya
b. Menjawab b. Memperhatik
pertanyaan an
audien
6. Menjelaskan cara 6. Memperhatikan
untuk mencegah
hipertensi
a. Memberi a. Bertanya
kesempatan
audien untuk
bertanya
b. Menjawab b.
pertanyaan Memperhatikan
audien
7. Menjelaskan cara 7. Memperhatikan
untuk menurunkan
hipertensi
a. Memberi a. Bertanya
kesempatan
audien untuk
bertanya
b. Menjawab b.Memperhatika
pertanyaan n
audien
Penutup (5 1. Evaluasi
menit) a. Menanyakan a. Menjawab Ceramah
kepada audien , Tanya
tentang jawab
pengertian
hipertensi
b. Menanyakan b. Menjawab
kepada audien
tentang gejala-
gejala
hipertensi
c. Menanyakan c. Menjawab
kepada audien
makanan yang
dapat
meningkatkan
dan
menurunkan
tekanan darah
2. Menyimpulkan 2. Memperhatikan Ceramah
seluruh materi
yang telah
disampaikan
3. Menyampaikan 3. Menjawab salam Ceramah
ucapan
terimakasih
kepada semua
audien, kader dan
ketua RT/RW
serta dosen
pembimbing
4. Menutup 4. Menjawab salam Ceramah
pertemuan dengan
mengucapkan
salam
5. Pemeriksaan 5.Melakukan Melakuk
tekanan darah pemeriksaan an
tekanan darah pemerik
saan
tekanan
darah

H. METODE
a. Ceramah
b. Tanya jawab

I. MEDIA / ALAT BANTU


a. Leaflet
b. Lembar balik
J. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
 Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana
 Tempat, media, alat penyuluhan sesuai rencana
 Laporan telah dikoordinasikan sesuai rencana

2. Evaluasi Proses
 Penyuluhan dapat berjalan dengan lancar
 Tidak adanya hambatan saat melakukan penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan 75% peserta dapat :
 Mengetahui pengertian hipertensi
 Mengetahui penyebab dan faktor resiko hipertensi
 Mengetahui manifestasi klinik hipertensi
 Mengetahui makanan dan buah yang menyebabkan hipertensi
 Mengetahui makanan dan buah yang dapat menurunkan hipertensi
 Mengetahui pencegahan hipertensi
 Mengetahui cara menurunkan hipertensi
G. REFERENSI
Indah yunita. 2014. Hipertensi Bukan Ditakuti. Jakarta : Fmedia
https://books.google.co.id/books?id=8uluBgAAQBAJ&pg=PR5&dq=pengertian+HIP
ERTENSI&hl=id&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=pengertian%20HIPERTENSI
&f=false

Lingga,lanny.2012.bebas penyakit asam urat tanpa obat. Jakarta : media pustaka

Prodia. 2006. Peran Adiponektin Dalam Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi). Retrived
Februari 28, 2008 from http://www.prodia.co.id/m_informasi_kesehatan.html

Wikipedia. 2008. Tekanan Darah Tinggi. Retrived Februari 28, 2008 from
http://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan_darah

Tambayong, Jan. 2000. Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC

http://halosehat.com/makanan/makanan-sehat/21-makanan-penurun-darah-tinggi-
super-cepat
HIPERTENSI

A. Definisi
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyakit yang paling
sering muncul di negara berkembang seperti Indonesia. Seseorang dikatakan hipertensi dan
beresiko mengalami masalah kesehatan apabila setelah dilakukan beberapa kali pengukuran,
nilai tekanan darah tetap tinggi (nilai tekanan darah sistolik > 140 mmHg atau diastolik >90
mmHg).
Badan kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa hipertensi merupakan penyebab
nomor satu kematian dunia. Data Joint National Committe on Prevention, Detection,
Evalution, and Treatment on High Blood Preassure VII mengatakan hampir 1 Milyar
penduduk dunia mengidap hipertensi . Sementara itu, hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2013 menunjukan prevelensi hipertensi pada penduduk berusia 18 tahun ke
atas di Indonesia sebesar 25,8.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi peningkatan
tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai
sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat
diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi. Tekanan darah yang selalu tinggi adalah salah
satu faktor resiko untuk stroke, serangan jantung, gagal jantung dan aneurisma arterial, dan
merupakan penyebab utama gagal jantung kronis (Wikipedia, 2008).

B. Etiologi
Primer
1. Usia
Insiden hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. Hipertensi pada yag
berusia kurang dari 35 tahun dengan jelas menaikkan insiden penyakit areteri coroner
dan kematian prematur.

2. Jenis Kelamin
Pada umunya insidens pada pria lebih tinggi daripada wanita, namun pada usia
pertengahan dan lebih tua, insidens pada wanita mulai meningkat, sehingga pada usia
diatas 65 tahun, insidens pada wanita lebih tinggi.
3. Ras
Hipertensi pada yang berkulit hitam paling sedikit dua kalinya pada yang berkulit putih.
Akibat penyakit ini umumnya lebih berat pada ras kulit hitam. Misalnya mortalitas
pasien pria hitam dengan diastole 115 atau lebih 3,3 kali lebih tinggi daripada pria
berkulit putih,dan 5,6 kali bagi wanita putih.

4. Pola Hidup
Faktor seperti pendidikan, penghasilan, dan faktor pola hidup lain telah diteliti, tanpa
hasil yang jelas. Penghasilan rendah, tingkat pendidikan rendah, dan kehidupan atau
pekerjaan yang penuh stress agaknya berhubungan dengan insidens hipertensi yang
lebih tinggi. Obesitas dipandang sebagai faktor risiko utama. Bila berat badannya turun,
tekanan darahnya sering turun menjadi normal. Merokok dipandang sebagai faktor
risiko tinggi bagi hipertensi dan penyakit arteri coroner. Hiperkolesterolemia dan
hiperglikemia adalah faktor-faktor utama untuk perkembangan aterosklerosis, yang
berhubungan erat dengan hipertensi.
Lipoprotein serum. Ada lima family lipoprotein: 1) kilomikron, 2) very-low-
density lipoprotein (VLDL), 3) intermediate-density lipoprotein, 4) low-density
lipoprotein (LDL), dan 5) high-density lipoprotein (HDL). Masing-masing mempunyai
fungsi berbeda dalam tubuh. Kilomikron mentranspor kebanyakan substansi makanan
dan VLDL membawa kebanyakan trigliserida. Banyak kolesterol plasma diangkut oleh
LDL. HDL berfungsi sebagai reservoir bagi lipoprotein yang terlibat transport
trigliserida dan esterifikasi dan kolesterol. HDL biasanya lebih tinggi pada wanita
daripada pria. Diduga HDL melindungi terhadap serangan penyakit arteri koroner.

5. Diabetes Mellitus
Hubungan antara diabetes mellitus dan hipertensi kurang jelas, namun secara statistik
nyata ada hubungan antara hipertensi dan penyakit arteri coroner. Penyebab utama
kematian pasien diabetes mellitus adalah penyakit kardiovaskular, terutama yang
mulainya dini dan kurang control. Hipertensi dengan diabetes mellitus meningkatkan
mortalitas.
Hipertensi Sekunder
Seperti dijelaskan sebelumnya, hipertensi dapat terjadi akibat penyakit yang tidak
diketahui. Bila faktor penyebab dapat diatasi, tekanan darah dapat kembali normal.
Pada bentuk sekunder dari hipertensi, penyakit parenkim dan penyakit renovaskular
adalah faktor penyebab paling umum. Kontrasepsi oral telah dihubungkan dengan
hipertensi ringan yang berhubungan dengan peningkatan substrat renin dan peningkatan
kadar angiotensin II dan aldosterone.
Jenis Hipertensi Penyebab
Hipertensi esensial, idiopatik, atau Berhubungan dengan obesitas,
primer hiperkolesterolemia, aterosklerosis, diet
tinggi garam, diabetes, stress, kepribadian
tipe A, riwayat keluarga, merokok, kurang
olahraga.
Hipertensi sekunder 1. Renovaskular
Penyakit parenkim, missal
glomerulonephritis akut dan menahun.
Penyempitan (stenosis) arteri renalis,
akibat aterosklerosis atau fibroplasia
bawaan.
2. Penyakit atau sindrom Chusing
Dapat disebabkan peningkatan sekresi
glukokortikoid akibat penyakit adrenal
atau disfungsi hipofisis.
3. Alodsteronisme primer
Peningkatan sekresi aldosterone, akibat
tumor adrenal.
4. Feokromositoma
Tumor medulla adrenal yang berakibat
peningkatan sekresi katekolamin adrenal.
5. Koarktasio aorta
Konstriksi aorta bawaan pada tingkat
duktus arterious, dengan peningkatan
tekanan darah di atas konstriksi dan
penurunan tekanan di bawah konstriksi.
C. Klasifikasi
Menurut Joint National Committe on Prevention, Detection, Evalution, and Treatment
on High Blood Preassure (JNC 7)
Kategori Nilai tekanan Nilai tekanan
Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal <120 dan <80
Prehipertensi 120-139 atau 80-89
Hipertensi stadium 1 140-159 atau 90-99
Hipertensi stadium 2 >160 atau >100

D. Faktor Risiko
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko timbulnya hipertensi antara lain
(Prodia, 2006) :
1. Faktor Keturunan: diduga faktor genetik berperan dalam kejadian hipertensi di
mana apabila ada riwayat hipertensi pada kedua orang tua, maka risiko
kemungkinan hipertensi di masa yang akan datang lebih besar
2. Faktor Lingkungan:
Stress
Stress merupakan salah satu hal atau alasan yang menyebabkan meningkatnya
tekanan darah ,Bahaya nya lagi stress dan tekanan darah tinggi ini saling
mempengaruhi. Cara yang bisa menurunkan tingkat seseorang yaitu dengan
mengkondisikan tubuh atau pikiran dalam kondisi yang tenang atau pun dalam
hormon penyebab tingginya tingkat stress yang secara berangsur dapat
menurunkan tekanan darah tinggi.
Obesitas
Seseorang yang mengalami obesitas atau kegemukan memiliki resiko lebih besar
untuk mengalami prehipertensi atau hioertensi. Indikator yang biasa digunakan
untuk menentukan ada tidaknya obesitas pada seseorang adalah melalui
pengukuran IMT atau lingkar perut.
Kurang aktivitas fisik
Untuk itu perlu dibangun gaya hidup sehat. Kemenkes sudah meluncurkan
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) yang bertujuan untuk membangun
pola hidup sehat. Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.

E. Tanda dan Gejala Hipertensi


Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun
secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan
dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud
adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan;
yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan
tekanan darah yang normal. Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati,
bisa timbul gejala berikut:
a. Sakit kepala
b. Kelelahan
c. Mual dan muntah
d. Mudah marah
e. Sukar tidur
f. Sesak nafas
g. Gelisah
h. Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata,
jantung dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan
koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif,
yang memerlukan penanganan segera (Wikipedia, 2008).

F. Makanan Dapat Menyebabkan Hipertensi


1. Makanan yang di awetkan seperti makanan kaleng, mie instant, minuman kaleng
2. Daging merah segar seperti hati ayam, sosis sapi, daging kambing
3. Makanan berlemak dan bersantan tinggi serta makanan yang terlalu asin
G. Makanan (buah/sayuran) yang Dapat Menurunkan Hipertensi
Buah/sayuran yang dapat menurunkan hipertensi adalah :
a) Sayuran Hijau
Sayuran hijau sangat membantu dalam mengobati tingginya tekanan darah. Berikut
ini beberapa jenis sayuran hijau yang bisa dikonsumsi untuk mengobati darah
tinggi atau mengatasi kondisinya agar tidak semakin parah.

1. Bayam
Daun bayam merupakan sumber serat yang tinggi, selain itu daun bayam juga
memiliki kandungan kalium. Kalium merupakan zat yang sangat baik, yang
mampu mengurangi efek dari tekanan dara tinggi atau hipertensi yang anda derita.
2. Buncis
Buncis juga merupakan salah satu sayuran hijau yang membantu dalam
mengobati darah tinggi. Buncis memiliki berbagai kandungan vitamin dan mineral
yang sangat berguna bagi tubuh anda dan dapat menurunkan tingginya tekanan
darah.
3. Seledri
Seledri juga memiliki kandungan kalium dan kalsium yang cukup banyak untuk
membantu menyembuhkan hipertensi yang diderita. Menambahkan seledri pada
menu makanan sehat sehari-hari, maka tekanan darah yang sedang meninggi, akan
bisa teratasi.
4. Bawang Putih
Bawang putih ternyata sangat baik dalam membantu menyembuhkan darah
tinggi atau hipertensi. Bawang putih yang terbukti mampu mencegah terjadinya
proses pembekuan darah dan mampu menahan efek yang ditimbul oleh darah
tinggi pada tubuh. Selain itu, bawang putih juga termasuk makanan rendah
kolesterol yang dapat membantu untuk mengurangi sumbatan pada jantung anda.
5. Tomat
Kaya vitamin dan mineral yang sangat baik bagi tubuh. Tomat mengandung
kalsum, kalium dan vitamin C. Kalium dan kalsium ini dapat membantu tubuh
dalam menurunkan tekanan darah yang tinggi.
6. Kentang

Merupakan sebuah produk umbi-umbian yang memiliki banyak sekali manfaat


bagi tubuh. Selain sumber karbohidrat sehat, kentang juga memiliki kandungan
magnesium dan potassium. Kedua senyawa ini akan sangat berguna untuk
mengontrol tekanan darah di dalam tubuh. Magnesium juga sangat dapat
diandalkan untuk memperlancar aliran darah. Kedua senyawa ini dapat membantu
tubuh dalam menjaga tekanan darah dalam diri.

7. Kedelai

Sama seperti kentang, kacang kedelai ternyata memiliki kandungan kalium


dan magnesium yang tinggi. Magnesium dan kalium tang terkandung di dalam
kacang kedelai akan membantu mengontrol tekanan darah di dalam tubuh dan
membantu anda untuk mengontrol, serta menurunkan tekanan darah.

b) Buah-buahan

Sama seperti manfaat kesehatan yang lain, buah – buahan segar lain selain
pisang dan tomat memiliki zat – zat atau senyawa yang bisa membantu dalam
mengontrol dan menurunkan tekanan darah tinggi atau hipertensi anda. Berikut
ini adalah beberapa jenis buah yang bisa anda konsumsi :

1. Pisang Si buah kuning yang lezat ini memiliki kandungan potasium dan
kalium yang tinggi. Buah ini menjadi salah satu pilihan yang sangat tepat, bagi
yang ingin menyembuhkan hipertensi dan juga makanan peninggi badan alami.

2. Alpukat – Memiliki banyak sekali nilai gizi, seperti vitamin C, E, Kalsium


dan serat. Semua bahan-bahan dan senyawa yang terkandung di dalam alpukat
dapat membantu tubuh dalam menyembuhkan dan menurunkan tekanan darah
tinggi atau hipertensi yang anda alami.

3. Mengkudu – Merupakan salah satu tanaman obat yang populer untuk


pengobatan berbagai macam penyakit. Salah satunya adalah untuk menurunkan
tekanan darah tinggi atau hipertensi yang banyak dialami.
4. Jeruk – Selain vitamin yang tinggi, jeruk ternyata juga memiliki kandungan
kalium yang tinggi. Buatlah segelas jus jeruk, maka jus jeruk tersebut akan
membantu tubuh menurunkan tekanan darah. Selain itu, jeruk berguna makanan
penurun berat badan.

5. Kiwi – Buah kiwi juga memiliki kandungan serat dan kalsium tinggi. Selain
itu buah kiwi juga memiliki kandungan vitamin lainny ayang sangat baik bagi
tubuh. Selain itu buah kiwi juga terbukti mampu untuk membantuk

penyembuhan darah tinggi atau hipertensi.

6. Melon – Melon merupakan salah satu buah yang sangat menyegarkan dan

enak untuk disantap. Selain itu, melon juga memiliki kandungan level potasium
yang tinggi. Kandungan ini berguna untuk mencegah terjadinya darah tinggi
atau hipertensi.

7. Blewah – Blewah juga merupakan salah satu buah yang memiliki level
potasium yang tinggi. Hal ini membuat buah blewah mampu untuk menurunkan
tekanan darah tinggi atau hipertensi yang dialami.

H. Cara Untuk Pencegahan Hipertensi


Menurut Yunita (2014) Selalu memperhatikan kecukupan kebutuhan cairan di
dalam tubuh sangat penting dilakukan oleh penderita hipertensi. Saat keseimbangan
air atau elektrolit di dalam tubuh seimbang, maka tekanan darah dapat diatur dalam
kondisi normal. Kebutuhan air atau cairan seseorang di tentukan oleh usia, aktivitas
fisik, cuaca, dan kondisiorgan sekresi tubuh. Karena itu, di butuhkan perhitungan
secara individu untuk mengukur kecukupan air seseorang. Biasanya penderita
dianjurkan untuk meminum air putih sebanyak 2 liter. Ada empat macam diit untuk
menanggulangi atau minimal mempertahankan keadaan tekana darah, yaitu :
1. Diit rendah garam
Diberikan kepada pasien dengan edema atau asites serta hipertensi. Tujuan diit
rendah garam adalah untuk menurunkan tekanan darah dan untuk mencegah edema
dan penyakit jantung (lemah jantung). Adapun yang disebut rendah garam bukan
hanya membatasi konsumsi garam dapur tetapi mengkonsumsi makanan rendah
sodium atau natrium (Na).Oleh karena itu yang sangat penting untuk diperhatikan
dalam melakukan diit rendah garam adalah komposisi makanan yang harus
mengandung cukup zat – zat gizi, baik kalori, protein, mineral maupun vitamin dan
rendah sodium dan natrium.
Sumber sodium antara lain makanan yang mengandung soda kue, baking
powder,MSG (Mono Sodium Glutamat), pengawet makanan atau natrium benzoat
(Biasanya terdapat didalam saos, kecap, selai, jelly), makanan yang dibuat dari
mentega serta obat yang mengandung natrium (obat sakit kepala). Bagi penderita
hipertensi, biasakan penggunaan obat dikonsultasikan dengan dokter terlebih
dahulu. Tujuan diit garam rendah adalah membantu menghilangkan retensi garam
atau air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada pasien
hipertensi.

Pemberian diit garam rendah tergantung pada berat tidaknya retensi garam/air
dan hipertensi. Terdapat 3 jenis diit garam rendah yaitu :
a. Diit Garam Rendah I (200-400 mg Na)
Diit garam rendah I ditujukan pada pasien dengan asites/edema dan hipertensi
berat. Pada kondisi ini tidak diperkenankan menambahkan garam ke dalam
masakan yang dikonsumsi dan menghindari makanan yang tinggi natrium.
Makanan ini diberikan pada penderita hipertensi berat (diastole>114 mmHG).
b. Diit Garam Rendah II (600-800 mg Na)
Diit ini diberikan kepada pasien edema/asites, dan hipertensi yang tidak terlalu
berat. Dianjurkan menghindari makanan dengan kandungan natrium tinggi.
Diperbolehkan menggunakan garam dalam pemasakan sebesar 0,5 sendok teh
(2g). Makanan ini diberikan untuk penderita hipertensi sedang (diastole 100-114
mmHg).
c. Diit Garam Rendah III (1000-1200 mg Na)
Diit ini diberikan pada pasien dengan edema atau hipertensi ringan. Pada
maskaannya boleh ditambahkan garam dapur sebanyak 1 sendok teh (4g).
Namun tetap menghindari jenis makanan yang mengandung natrium tinggi.
Makanan ini diberikan untuk penderita hipertensi ringan (diastole <100 mmHg).
2. Diit rendah kolestrol dan lemak terbatas.
Di dalam tubuh terdapat tiga bagian lemak yaitu : kolestrol, trigeserida, dan
pospolipid.Tubuh memperoleh kolestrol dari makanan sehari – hari dan dari hasil
sintesis dalam hati. Kolestrol dapat berbahaya jika dikonsumsi lebih banyak dari
pada yang dibutuhkan oleh tubuh, peningkatan kolestrol dapat terjadi karena
terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung kolestrol tinggi dan
tubuh akan mengkonsumsi sekitar 25 – 50 % dari setiap makanan.

3. Diit tinggi serat

Serat terdiri dari dua jenis yaitu serat kasar (Crude fiber) dan serat kasar
banyak terdapat pada sayuran dan buah – buahan, sedangkan serat makanan
terdapat pada makanan karbohidrat yaitu : kentang, beras, singkong dan kacang
hijau. Serat kasar dapat berfungsi mencegah penyakit tekanan darah tinggi karena
serat kasar mampu mengikat kolestrol maupun asam empedu dan selanjutnya
membuang bersama kotoran. Keadaan ini dapat dicapai jika makanan yang
dikonsumsi mengandung serat kasar yang cukup tinggi.

4. Diit rendah kalori


Dianjurkan bagi orang yang kelebihan berat badan.Kelebihan berat badan atau
obesitas akan berisiko tinggi terkena hipertensi. Demikian juga dengan orang yang
berusia 40 tahun mudah terkena hipertensi. Dalam perencanaan diit, perlu
diperhatikan hal – hal berikut :
a. Asupan kalori dikurangi sekitar 25% dari kebutuhan energi atau 500 kalori
untuk penurunan 500 gram atau 0.5 kg berat badan per minggu.
b. Menu makanan harus seimbang dan memenuhi kebutuhan zat gizi.
c. Perlu dilakukan aktifitas olah raga ringan.
I. Cara Menurunkan Hipertensi
Menurut Lanny Lingga (2012) dengan melakukan pengendalian tekanan darah dengan
melakukan terapi jangka panjang dengan menjalani pola hidup sehat menjadi kunci
keberhasilan dalam menagtasi hipertensi. Tekanan darah tinggi dapat di kendalikan
jika menjalani diet yang sehat upaya penegndalian tekanan darah, melakukan olah
raga secukupnya, melakukan suplementasi, dan mengendalikan stres. Keempat hal
tersebut harus dilakukan secara bersama sama.

Adapun cara untuk menurunkan hipertensi menurut Santoso (2010) :


1. Pemantauan tekanan darah
Pemantauan tekanan darah dapat dilakukan dengan cara pengukuran tekanan
darah. Pengukuran tekanan darah pada penderita harus dalam keadaan nyaman
dan relaks, dan lengan tidak tertutup atau tertekan pakaian. Di samping itu
pengukuran tekanan darah sebaiknya setelah penderita diberi kesempatan istirahat
lebih kurang 5 menit, penderita dalam keadaan posisi duduk di kursi, kaki di atas
lantai dan lengan disangga sehingga posisi setinggi jantung.
Pemantauan tekanan darah tekanan darah dapat dilakukan dirumah oleh pasien
dengan tujuan sebagai berikut:
1. Mengkonfirmasi ketepatan diagnosis dokter.
2. Dapat menekankan pentingnya terapi non farmakologi, termasuk pola makan
dan olah raga.
3. Dapat mengevaluasi efek dari pemberian obat antihipertensi.
4. Mengevaluasi hipertensi yang dialami tergolong hipertensi jas putih artinya
mengalami tekanan darah tinggi saat diukur di klinik, sedangkan dirumah atau
tempat kerja ternyata tekanan darahnya normal.

Hipertensi (tekanan darah tinggi) sering tidak dirasakan oleh penderitanya


maka dianjurkan memeriksakan tekanan darah secara teratur, setidaknya 3 bulan
sekali dan memeriksakan kondisi tubuh secara rutin ke petugas kesehatan. Jika
pernah mengidap tekanan darah tinggi dan hingga kini masih tinggi sebaiknya
lebih sering melakukan pemeriksaan tekanan darah. Hipertensi dapat diketahui
dengan mengukur tekanan darah secara teratur (Sutanto, 2010).
2. Melakukan aktivitas olah raga
Berolah raga secara teratur merupakan salah satu cara untuk mencegah
hipertensi atau mengontrol tekanan darah. Pada pasien hipertensi disarankan
untuk melakukan olahraga seperti jalan cepat 30-45 menit, 3-4 kali perminggu
(Sutanto, 2009). Melakukan olah raga tidak perlu olah raga berat, cukup olah raga
ringan atau mengerjakan pekerjaan sehari-hari selama kurang lebih 30 menit
setiap hari. Olah raga atau pekerjaan sehari-hari dapat dilakukan, misalnya jalan
cepat, jogging, bersepeda atau berkebun. Aktivitas tersebut dapat dikombinasikan
atau dilakukan secara bergantian. Beberapa contoh aktivitas dan olahraga raga
tingkat sedang yang dapat dilakukan seperti di bawah ini (Windarti, 2008).

3. Diet rendah garam


Sedangkan yang dimaksud dengan dengan diet rendah garam adalah garam
natrium seperti yang terdapat di dalam garam dapur (NaCl), soda kue (Na
HCO3), baking powder, natrium benzoate dan vetsin (mono sodium glutamate).
Konsumsi natrium yang dianjurkan tidak lebih dari 100 mmol/hari (6 gram
NaCl).
PRATKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS
“HIPERTENSI”

Oleh:
Adisti Dinda Tiara P
183110161
3.A

DOSEN PEMBIMBING:
Tasman,S.Kep,M.Kep,Sp.Kom

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG


DIII KEPERAWATAN PADANG
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan keadaan dimana tekanan sistemik diatas 140 mmHg dan
tekanan diastolik diatas 90 mmHg (Brunner & Suddarth (2005) dalam Wijaya & putri
(2013). Hipertensi juga salah satu penyakit degeneratif yang banyak terjadi dan
mempunyai tingkat mortalitas yang cukup tinggi serta mempengaruhi kualitas hidup
dan produktivitas seseorang.Hipertensi dapat diklasifikasikan sebagai hipertensi
primer atau hipertensi esensial yang merupakan95 % dari seluruh pasien hipertensi
dan hipertensi sekunder.

Sugiharto (2007) dalam Masriadi (2016), mengemukakan bahwa hipertensi sekunder


merupakan hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, sering berhubungan dengan
beberapa penyakit misalnya ginjal, jantung koroner dan diabetes, kelainan sistem saraf
pusat.Sedangkan menurut Brunner & Suddart, (2015), Penyebab hipertensi primer
adalah gangguan emosi, obesitas, konsumsi alcohol yang berlebihan, kopi, obat–
obatan, faktor keturunan. Umumnya gejala baru terlihat setelah terjadinya komplikasi.
Komplikasi yang terjadi apabila tekanan darah tinggi tidak diobati dan ditanggulangi,
maka dalam jangka panjang akan menyebabkan kerusakan arteri didalam tubuh
sampai organ yang mendapat suplai darah dari arteri tersebut. Komplikasi hipertensi
dapat terjadi pada organ jantung ginjal,otak, dan mata, sehingga dapat mengakibatkan
gagal jantung, resiko stroke, kerusakan pada ginjal dan kebutaann

Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi telah membunuh 9,4 juta warga dunia
setiap tahunnya. Badan Kesehatan Dunia (WHO) Angka memperkirakan, jumlah
penderita hipertensi akan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang
membesar. Pada 2025 mendatang, diproyeksikan sekitar 29 % warga dunia terkena
hipertensi.Presentase penderita hipertensi saat ini paling banyak terdapat di negara
berkembang. Data Global Status Report on Noncommunicable Disesases 2010 dari
WHO menyebutkan, 40% negara ekonomi berkembang memiliki penderita hipertensi,
sedangkan negara maju hanya 35 %. Kawasan Afrika memegang posisi puncak
penderita hipertensi sebanyak 46 %. Sementara kawasan Amerika menempati posisi
buncit dengan 35 %.Untuk kawasan Asia, penyakit ini telah membunuh 1,5 juta orang
setiap tahunnya. Hal ini menandakan satu dari tiga orang menderita tekanan darah
tinggi (Kompas.com, 2017).

B. Konsep Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi dapat didefenisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg.
Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, gagal ginjal(Brunner &
Suddart, 2015). Sedangkan menurut Sheps (2005) dalam Masriadi (2016),
hipertensi adalah penyakit dengan tanda adanya gangguan tekanan darah
sistolik maupun diastolik yang naik diatas tekana darah normal.Tekanan darah
sistolik adalah tekana puncak yang tercapai ketika jantung berkontraksi dan
memompakan darah keluar melalui arteri.Tekanan darah diastolik diambil
tekanan jatuh ketitik terendah saat jantung rileks dan mengisi darah kembali.

2. Penyebab hipertensi
a. Hipertensi primer atau esensial
Hipertensi primer atau esensial adalah tidak dapat diketahuin penyebabnya.
Hipertensi esensial biasanya dimulai sebagai proses labil (intermiten) pada
individu pada akhir 30-an dan 50-an dan secara bertahap “ menetap “ pada
suatu saat dapat juga terjadi mendadak dan berat, perjalanannya dipercepat
atau “maligna“ yang menyebabkan kondisi pasien memburuk dengan cepat.
Penyebab hipertensi primer atau esensial adalah gangguan emosi, obesitas,
konsumsi alkohol yang berlebihan, kopi, obat – obatan, faktor keturunan
(Brunner & Suddart, 2015). Sedangkan menurut Robbins (2007), beberpa
faktor yang berperan dalam hipertensi primer atau esensial mencakup
pengaruh genetik dan pengaruh lingkungan seperti :stress, kegemukan,
merokok, aktivitas fisik yang kurang, dan konsumsi garam dalam jumlah
besar dianggap sebagai faktor eksogen dalam hipertensi.
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah kenaikan tekanan darah dengan penyebab tertentu
seperti penyempitan arteri renalis, penyakit parenkim ginjal, berbagai obat,
disfungsi organ, tumor dan kehamilan (Brunner & Suddart, 2015). Sedangkan
menurut Wijaya & Putri (2013), penyebab hipertensi sekunder diantaranya
berupa kelainan ginjal seperti tumor, diabetes, kelainan adrenal, kelainan
aorta, kelianan endokrin lainnya seperti obesitas, resistensi insulin,
hipertiroidisme dan pemakaian obat-obatan seperti kontasepsi oral dan
kartikosteroid.

3. Faktor-faktor resiko hipertensi


Faktor-faktor resiko hipertensi yang tidak dapat diubah dan yang dapat diubah
oleh penderita hipertensi menurut Black & Hawks (2014) adalah sebagai
berikut :
a. Faktor-faktor resiko yang tidak dapat diubah
1) Riwayat keluarga
Hipertensi dianggap poligenik dan multifaktorial yaitu, pada seseorang
dengan riwayat keluarga, beberapa gen berinteraksi dengan yang
lainnya dan juga lingkungan yang dapat menyebabkan tekanan darah
naik dari waktu ke waktu. Klien dengan orang tua yang memiliki
hipertensi berada pada risiko hipertensi yang lebih tinggi pada usia
muda.
2) Usia
Hipertensi primer biasanya muncul antara usia 30-50 tahun. Peristiwa
hipertensi meningkat dengan usia 50-60 % klien yang berumur lebih
dari 60 tahun memiliki tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg.

3) Jenis kelamin
Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita sampai
kira-kira usia 55 tahun. Resiko pada pria dan wanita hamper sama
antara usia 55 sampai 74 tahun, wanita beresiko lebih besar.
4) Etnis
Peningkata pravelensi hipertensi diantara orang berkulit hitam tidaklah
jelas, akan tetapi penigkatannya dikaitkan dengan kadar rennin yang
lebih rendah, sensitivitas yang lebih besar terhadap vasopressin, tinginya
asupan garam, dan tinggi stress lingkungan.

b. Faktor-faktor resiko yang dapat diubah


1) Diabetes mellitus
Hipertensi telah terbukti terjadi lebih dua kali lipat pada klien diabetes
mellitus karena diabetes mempercepat aterosklerosis dan menyebabkan
hipertensi karena kerusakan pada pembuluh darah besar.

2) Stress
Stress meningkat resistensi vaskuler perifer dan curah jantung serta
menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Stress adalah permasalah
persepsi, interpretasi orang terhadap kejadian yang menciptakan
banyak stressor dan respon stres.
3) Obesitas
Obesitas terutama pada tubuh bagian atas, dengan meningkatnya
jumlah lemak disekitar diafragma, pinggang dan perut, dihubungkan
dengan pengembangan hipertensi. Kombinasi obesitas dengan faktor-
faktor lain dapat ditandai dengan sindrom metabolis, yang juga
meningkatkan resiko hipertensi.
4) Nutrisi
Kelebihan mengosumsi garam bias menjadi pencetus hipertensi pada
individu. Diet tinggi garam menyebabkan pelepasan hormone
natriuretik yang berlebihan, yang mungkin secara tidak langsung
menigkatkan tekanan darah. Muatan natrium juga menstimulasi
mekanisme vaseoresor didalam system saraf pusat. Penelitan juga
menunjukkan bahwa asupan diet rendah kalsium, kalium, dan
magnesium dapat berkontribusi dalam pengembangan hipertensi.
5) Penyalahgunaan obat
Merokok sigaret, mengosumsi banyak alcohol, dan beberpa penggunaan
obat terlarang merupakan faktor-faktor resiko hipertensi. pada dosis
tertentu nikotin dalam rokok sigaret serta obat seperti kokain dapat
menyebabkan naiknya tekanan darah secara langsung.
4. Patofisiologi
Faktor predisposisi yang saling berhubungan juga turut serta menyebabkan
peningkatan tekanan darah pada pasien hipertensi. Di antaranya adalah faktor
primer dan faktor sekunder. Faktor primer adalah faktor genetik, gangguan
emosi, obesitas, konsumsi alkohol, kopi, obat – obatan, asupan garam, stress,
kegemukan, merokok, aktivitas fisik yang kurang.Sedangkan faktor sekunder
adalah kelainan ginjal seperti tumor, diabetes, kelainan adrenal, kelainan
aorta, kelainan endokrin lainnya seperti obesitas, resistensi insulin,
hipertiroidisme dan pemakaian obat-obatan seperti kontasepsi oral dan
kartikosteroid (Brunner & Suddart, (2005) dalam Wijaya & Putri, (2013).

Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak


di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula
jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari
kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan
abdomen.Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk implus
yang bergerak ke bawah melalui saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik
ini, neuro preganglion melepaskan asetikolin, yang akan merangsang serabut
saraf paska ganglion ke pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan
dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap
rangsang vasokontriktor.Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap
neropinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut
bias terjadi (Brunner & Suddart, (2005) dalam Wijaya & Putri, (2013).
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi.Medulla adrenal
mengsekresi epinefrin yang menyebabkan vasokontriksi.Korteks adrenal
mengsekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon
vasonkonstriktor pembuluh darah.Vasokontriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin.Rennin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, suatu vasokontriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang
sekresi aldosteron oleh korteks adrenal.Hormon ini menyebabkan retensi
natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
intravaskuler.Semua factor tersebut cendrung pencetus keadaan hipertensi
(Brunner & Suddart, (2005) dalam Wijaya & Putri, (2013).
Perubahan struktural dan fungsional pada sitem pembuluh darah perifer
bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada lanjut
usia. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas
jaringan ikat, dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah,
yang ada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang
pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang
kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang di pompa oleh
jantung ( volume sekuncup ), mengakibatkan penurunan curah jantung dan
peningkatan tahanan perifer. (Brunner & Suddart, (2005) dalam Wijaya &
Putri, (2013).
6. Manifestasi Klinis
Pada pemeriksaan fisik, mungkin tidak dijumpai kelainan apapun selain
tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina,
seperti perdarahan, eksudat ( kumpulan cairan ), penyempitan pembuluh darah,
dan pada kasus berat edema pupil ( edema pada diskus optikus ) (Brunner &
Suddart, 2015).

Crowin (2000) dalam Wijaya & Putri (2013), menyebutkan bahwa sebagian
besar gejala klinis timbul :
a. Nyeri kepala saat terjaga, kadang – kadang disertai mual dan muntah, akibat
peningkatan tekana intracranial.
b. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi.
c. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat,
d. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus.
e. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler.
7. Komplikasi hipertensi
Hipertensi yang tidak ditanggulangi dalam jangka panjang akan menyebabkan
kerusakan arteri didalam tubuh sampai organ yang mendapat suplai darah dari
arteri tersebut. Komplikasi hipertensi dapat terjadi pada organ-organ tubuh
menurut Wijaya & Putri (2013), sebagai berikut :
a. Jantung
Hipertensi dapat menyebab terjadinya gagal jantung dan penyakit jantung
koroner. Pada penderita hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat, otot
jantung akan mengendor dan berkurang elastisitasnya, yang disebut
dekompensasi. Akibatnya, jantung tidak lagi mampu memompa sehingga
banyaknya cairang yang tetahan diparu maupun jaringan tubuh lain yang dapat
menyebabkan sesak nafas atau oedema. Kondisi ini disebut gagal jantung.
b. Otak
Komplikasi hipertensi pada otak, menimbulkan resiko stroke, apabila tidak
diobati resiko terkena stroke 7 kali lebih besar.
c. Ginjal
Hipertensi juga menyebabkan kerusakan ginjal, hipertensi dapat
menyebabkan kerusakan system penyaringan didalam ginjal akibat lambat
laun ginjal tidak mampu membuang zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh
yang masuk melalui aliran darah dan terjadi penumpukan di dalam tubuh.

d. Mata
Hipertensi dapat mengakibatkan terjadinya retinopati hipertensi dan dapat
menimbulkan kebutaan.

8. Penatalaksanaan
Tujuan tiap program penanganan bagi setiap pasien adalah mencegah
terjadinya morbiditas dan mortalitas penyerta dengan mencapai dan
mempertahankan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg. Efektivitas setiap
program ditentukan oleh derajat hipertensi, komplikasi, biaya perawatan dan
kualitas hidup sehubungan dengan terapi (Brunner & Suddart, 2015).

Ridwanamirudin (2007) dalam Wijaya & Putri (2013), menjelaskan bahwa


penatalaksanaan non farmakologis terdiri dari berbagai macam cara modifikasi
gaya hidup sangat penting dalam mencegah tekanan darah tinggi. Penatalaksanaan
hipertensi dengan non farmakologis terdiri dari berbagai macam cara modifikasi
gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah yaitu :
a. Mempertahankan berat badan ideal
Radmarsarry, (2007) dalam Wijaya & Putri (2013), mengatasi obesitas juga
dapat dilakukan dengan melakukan diet rendah kolesterol namun kaya dengan
serat dan protein, dan jika berhasil menurunkan berat badan 2,5 – 5 kg maka
tekanan darah diastolik dapat diturunkan sebanyak 5 mmHg.
b. Kurangi asupan natrium
Radmarsarry (2007) dalam Wijaya & Putri (2013), penguramgan konsumsi
garam menjadi ½ sendok the/hari dapat menurunkan tekanan sistolik sebanyak
5 mmHg dan tekanan diastolic sebanyak 2,5 mmHg.
c. Batasi konsumsi alkohol
Radmarsarry (2007) dalam Wijaya & Putri (2013), konsumsi alkohol harus
dibatasi karena konsumsi alcohol berlebihan dapat meningkatkan tekanan
darah.Para peminum berat mempunyai resiko mengalami hipertensi empat
kali lebih besar dari pada mereka yang tidak meminum berakohol.
d. Diet yang mengandung kalium dan kalsium
Kaplan, (2006) dalam Wijaya & Putri (2013), Pertahankan asupan diet
potassium ( >90 mmol (3500 mg)/hari) dengan cara konsumsi diet tinggi buah
dan sayur seperti : pisang, alpukat, papaya, jeruk, apelkacang-kangan,
kentang dan diet rendah lemak dengan cara mengurangi asupan lemak jenuh
dan lemat total.
e. Menghindari merokok
Dalimartha (2008) dalam Wijaya & Putri (2013), merokok memang tidak
berhubungan secara langsung dengan timbulnya hipertensi, tetapi merokok
dapat menimbulkan resiko komplikasi pada pasien hipertensi seperti penyakit
jantung dan stroke, maka perlu dihindari rokok karena dapat memperberat
hipertensi.
f. Penurunan Stress
Sheps (2005) dalam Wijaya & Putri ( 2013), stress memang tidak
menyebabkan hipertensi yang menetap namun jika episode stress sering
terjadi dapat menyebabkan kenaikan sementara yang sangat tinggi.
g. Terapi pijat
Dalimartha (2008) dalam Wijaya & Putri (2013), pada prinsipnya pijat yang
dikukan pada penderita hipertensi adalah untuk memperlancar aliran energy
dalam tubuh sehingga gangguan hipertensi dan komplikasinya dapat
diminalisir, ketika semua jalur energi tidak terhalang oleh ketegangan otot dan
hambatan lain maka risiko hipertensi dapat ditekan.
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, Suzanne C & Brenda G. Bare. 2015. Buku Ajar : Keperawatan Medika

Bedah Brunner & Suddart. Jakarta : EGC


Data Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2015
Data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun 2015
ndah yunita. 2014. Hipertensi Bukan Ditakuti. Jakarta : Fmedia

https://books.google.co.id/books?id=8uluBgAAQBAJ&pg=PR5&dq=pengertian+HIP
ERTENSI&hl=id&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=pengertian%20HIPERTENSI
&f=false

Lingga,lanny.2012.bebas penyakit asam urat tanpa obat. Jakarta : media pustaka

Prodia. 2006. Peran Adiponektin Dalam Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi). Retrived
Februari 28, 2008 from http://www.prodia.co.id/m_informasi_kesehatan.html

Wikipedia. 2008. Tekanan Darah Tinggi. Retrived Februari 28, 2008 from
http://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan_darah

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2013. Metode Penelitian Keperawatan Teknik


Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika
http://health.kompas.com/read/2013/04/05/1404008/Penderita.Hipertensi.Te
rus. Meningkat. diakses 8 januari 2016
Latief, Abdul. 2014. Obat Tradisonal. Jakarta : EGC
Masriadi . 2016. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta : TIM; 2016.
HIPERTENSI
CARA MENCEGAH (TEKANAN
KOMPLIKASI DARAH
DARAH TINGGI TINGGI)

1. Berat badan ideal


2. Makanmakanan yang bergizi
3. Olahragateratur
4. Mengubahkebiasaanhidup
(kurangimerokok, minum kopi)
5. Kurangi makan berlemak tinggi
dan tinggi bergaram
6. Kontrol teratur ke puskesmas/
Fasilitas kesehatan
7. Hindari stress
8. Dekatkan diri pada Allah

ADISTI DINDA TIARA P

183110161

POLTEKKES KEMENKES
PADANG

2020
GEJALA
HIPERTENS
HIPERTENSI
I
Apa yang dimaksud dengan
hipertensi ? Tekanan darah tinggi
tekanan darah diatas 140/90
mmHg

1. Sakit kepala
2. Pendarahan

Anda mungkin juga menyukai