Anda di halaman 1dari 3

PENGARUH KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP ORGANISASI

Ketidakpastian lingkungan adalah situasi atau perubahan keadaan yang tidak terduga dan tidak
dapat diprediksi disekitarnya. Ketidakpastian kemudian akan menyebabkan keraguan,
ketidaktegasan, dan juga kebingungan menyebabkan ketidakmampuan untuk menafsirkan atau
mengklarifikasi informasi ambigu mengenai lingkungan, yang akan menghambat proses pengambilan
keputusan organisasi

Setiap organisasi harus bisa mengelola ketidakpastian lingkungan agar menjadi


efektif. Ketidakpastian berarti manajer tidak memiliki informasi yang memadai tentang faktor-faktor
lingkungan agar dapat memahami dan memprediksi kebutuhan dan perubahan (Daft, 2006: 118).

Apabila faktor eksternal berubah secara cepat, organisasi akan mengalami ketidakpastian yang
sangat tinggi; contohnya adalah perusahaan telekomunikasi dan pesawat terbang, perusahaan
komputer dan barang-barang elektronik, dan organisasi e-commerce yang menjual produk dan jasa
melalui internet. Perusahaan harus melakukan usaha agar dapat beradaptasi dengan perubahan
yang cepat di dalam lingkungan (Daft, 2006: 120).

Apabila sebuah organisasi hanya berhubungan dengan beberapa faktor eksternal saja, maka faktor-
faktor ini relatif stabil, seperti perusahaan pembotolan minuman ringan atau pengolahan makanan.
Manajer dari jenis perusahaan tersebut hanya akan menghadapi situasi ketidakpastian yang rendah.

Tipe Tipe Ketidakpastian Lingkungan

1. Ketidakpastian keadaan (state uncertainty)

Situasi dimana seorang pemimpin organisasi merasa bahwa lingkungan organisasinya tidak dapat di
prediksi artinya seseorang tidak mengerti bagaimana perubahan terjadi pada komponen lingkungan,
seperti pertumbuhan teknologi, budaya, dan lain sebagainya. Kurangnya informasi mengenai
perubahan tak terduga di lingkungan inilah yang menyebabkan sebuah organisasi mengalami
ketidakpastian. Itu hanya terjadi ketika anggota organisasi menghadapi kekurangan fakta dan
pengetahuan tentang lingkungan mereka.

2. Ketidakpastian pengaruh (effect uncertainty)

Situasi dimana pemimpin organisasi tidak mampu memprediksi pengaruh lingkungan terhadap
organisasi di masa yang akan datang. Di tahap ini seorang pemimpin organisasi tidak paham
terhadap bagaimana sesuatu peristiwa berpengaruh (ke dalam) dan kapan pengaruh tersebut akan
sampai pada perusahaan (waktu).

3. Ketidakpastian respon (respon uncertainty)

Kurangnya pengetahuan dalam pemilihan respon dan ketidakmampuan untuk memprediksi


konsekuensi pilihan keputusan untuk merespon lingkungan yang mungkin timbul akibat pilihan
respon yang tersedia bagi manfaat organisasi. 

Daftar Pustaka

Situs Ekonomi, Mengatasi Ketidakpastian Lingkungan, Rizky Gusnandar

Kompasiana, Ketidakpastian Lingkungan, Joanna Devina


CARA PENGELOLAAN KEBERAGAMAN DI DALAM ORGANISASI

Organisasi terdiri dari orang-orang yang heterogen latar belakang kemampuannya, karena beragam
latar belakang kemampuan tersebut, maka dalam tim setiap anggota juga mempunyai peran yang
beragam. Organisasi dengan tingkat keanekaragaman sudut pandang yang berpotensi untuk
menciptakan proses berfikir kreatif. Sekelompok orang dengan domain pengetahuan dan keahlian
yang berbeda-beda dipercaya akan lebih kreatif dikarenakan mereka akan cenderung membangun
ide yang baru.

Keberagaman dalam organisasi mempunyai manfaat tersendiri yaitu salah satunya dapat mendorong
munculnya gagasan dan inovasi baru. Akan tetapi keragaman juga dapat menimbulkan resiko
terhadap kerjasama dalam organisasi. Anggota organisasi umumnya memiiki prinsip yaitu lebih
mudah bekerjasama dengan anggota lain yang memiliki kesamaan, baik itu budaya atau latar
belakang.

Adanya keberagaman individu, sehingga setiap anggota terkadang enggan untuk bersama-sama.
Keberagaman adalah suatu kondisi yang berbeda dalam hal latar belakang pendidikan dan asal
daerah serta kepribadian termasuk didalamnya gaya hidup. Untuk itu diperlukan pengelolaan dan
kesimbangan dalam membangun kerjasama tim yang baik.

Dalam mengelola keberagaman di organisasi, hal yang dapat dilakukan oleh pemimpin organisasi
adalah sebagai berikut:

1. Mengevaluasi Karyawan

Sebelum kita dapat membuat perubahan apa pun yang melibatkan organisasi, kita perlu mengetahui
posisi kita dalam menyikapi keberagaman tersebut. Kemudian cobalah untuk mengevaluasi semua
karyawan berdasarkan jenis kelamin, etnis, rentang usia dan apa saja ketidakmampuan mereka
untuk melihat bidang apa yang mungkin perlu ditingkatkan. Dari evaluasi ini kita dapat membuat
rencana perekrutan strategis dan kebijakan keberagaman dalam organisasi secara lebih baik.

2. Memiliki Keragaman Kebijakan dan Rencana Strategis Jelas

Tanpa menetapkan tujuan konkret dan menyusun kebijakan secara definitif, mungkin akan
menimbulkan kesulitan ketika kita akan mengelola karyawan yang memiliki berbagai perbedaan
tersebut. Kemudian kita bisa mulai membuat kebijakan yang mampu mengakomodir keberagaman
tersebut untuk seluruh organisasi. Selain itu kita juga harus mampu bekerjasama dengan tim
rekrutmen, untuk menyelaraskan tujuan-tujuan yang dimiliki oleh organisasi dan membuat
perekrutan keberagaman tersebut menjadi prioritas.

3. Memberikan Prioritas Keberagaman dalam Kepemimpinan


Guna memberikan perspektif yang berbeda untuk berkembang, kita perlu memastikan bahwa tim
juga memahami nilai-nilai keberagaman secara baik. Karena manajemen merupakan penghubung
antara karyawan di level bawah dan eksekutif, sehingga keberagaman dalam kepemimpinan harus
terlihat nyata di semua level tersebut. Kemudian manajemen juga harus memberikan dukungan bagi
pertumbuhan yang berbasis atas jasa mereka secara jelas, bukan berdasarkan atas pertimbangan
perbedaan gender, etnis ataupun latar belakang mereka. Semuanya harus jelas dan obyektif guna
mempromosikan keberagaman dalam kepemimpinan.

4. Bersikap Fleksibel
Memiliki komitmen pada keberagaman organisasi berarti kita harus bersikap fleksibel dengan semua
kebijakan yang telah dibuat. Walaupun tentunya tidak semua orang dapat mematuhi jam kerja yang
ketat ataupun aturan lain yang terkadang mengekang, namun setidaknya kita mampu memberikan
alternatif penawaran jam kerja bagi karyawan senior yang membutuhkannya. Seperti halnya
memberikan kebebasan dalam hal mengasuh anak di kantor, hingga kepada mempermudah para
karyawan penyandang disabilitas dalam mengakses fasilitas kantor yang tersedia. Serta juga dengan
memberikan alternatif waktu liburan yang dapat disesuaikan dengan tingkat kesibukan mereka di
kantor ataupun kebutuhan mereka yang lainnya sebagai orangtua yang harus mengurus anaknya.

5. Meningkatkan Kemampuan Karyawan

Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di organisasi merupakan sumber yang sangat berharga,
dalam mencari talent yang berbakat agar mereka mau bekerja di perusahaan. Mereka dapat
membantu organisasi dalam menawarkan posisi baru kepada talent, dengan memberikan insentif
kepada karyawan yang berhasil mendapatkan calon karyawan baru.

6. Menyediakan Pelatihan Tentang Keberagaman


Agar memiliki tempat kerja yang beragam dan inovatif, penting untuk membuat keberagaman
menjadi sebuah fokus bersama yang harus dicapai. Untuk menjadikan keberagaman menjadi sebuah
budaya kerja, maka dibutuhkan adanya pelatihan keberagaman secara berkelanjutan bagi karyawan
di setiap tingkat organisasi, termasuk pula di level eksekutif. Karena ini akan membantu memperkuat
nilai-nilai budaya di organisasi dan meningkatkan komunikasi diantara mereka .

7. Melakukan Komunikasi Secara Efektif

Dalam mendukung proses berlangsungnya keberagaman di organisasi, faktor komunikasi memegang


faktor terpenting. Dengan komunikasi yang baik kita akan dapat mengimplementasikan berbagai
jenis program keberagaman secara lebih jelas. Melalui komunikasi yang baik pula akan membantu
setiap karyawan dalam memahami keberagaman secara lebih transparan, sehingga prosesnya akan
jauh lebih mudah dan karyawan lebih terbuka terhadap segala bentuk perubahan ataupun
perbedaan.

DAFTAR PUSTAKA

INTIPESAN, Tujuh Cara Mengelola Keberagaman Dalam Organisasi

Dapat diakses: https://www.intipesan.com/tujuh-cara-efektif-untuk-mengelola-keberagaman-


dalam-organisasi/

Anda mungkin juga menyukai