Dalam hidupnya, manusia memiliki berbagai kebutuhan yang harus dipenuhi, dan untuk
memenuhinya, manusia memerlukan bantuan orang lain. Hal ini juga berlaku di dunia kerja.
Karena manusia cenderung untuk bekerjasama, maka terbentuklah organisasi sebagai wadah
untuk kerjasama tersebut. Dalam perkembangannya, berbagai macam bidang organisasi muncul,
termasuk di dalamnya bidang usaha. Dengan kemajuan teknologi dan transportasi, kesempatan
untuk bekerja di lembaga usaha semakin terbuka bagi orang-orang yang kompeten dari berbagai
daerah atau bahkan negara. Hal ini menyebabkan keberagaman karakteristik, latar belakang
budaya, dan kepribadian terbentuk di dalam suatu lembaga usaha.
Sebagai seorang pemimpin, seseorang harus siap untuk menghadapi setiap masalah
dalam organisasi dan memastikan bahwa masalah tersebut terencana dan diatasi dengan baik.
Seorang manajer harus memiliki kemampuan sebagai penyelesaian masalah dalam
organisasinya, sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat dan akurat. Keputusan yang
dihasilkan harus memiliki bobot yang dapat diterima dan diakui oleh para bawahan. Ini biasanya
mencakup keseimbangan antara penerapan disiplin yang ketat dan sikap manusiawi terhadap
bawahan.
Rumusan Masalah:
Tujuan:
PEMBAHASAN
Pengertian Keberagaman
Jenis Keberagaman
Diversity dapat dikategorikan menjadi tiga (Jackson, 1995), yaitu:
1. Usia: Usia para pekerja sering menjadi sumber perlakuan diskriminatif. Para
manajer harus memastikan bahwa kebijakan dan prosedur di tempat kerja berlaku adil
untuk semua pekerja, tanpa memandang usia mereka. Keberagaman yang efektif berarti
semua karyawan dapat saling belajar dan bekerja sama dengan baik meskipun usia
mereka berbeda.
2. Jenis kelamin: Perempuan sering mengalami perlakuan diskriminatif di tempat
kerja, termasuk penggajian yang lebih rendah dan kesulitan memasuki jabatan yang lebih
tinggi. Para manajer harus memastikan bahwa perempuan mendapatkan hak yang sama
dengan laki-laki jika mereka melakukan pekerjaan yang sama.
3. Ras dan etnis: Keberagaman ras dan etnis dapat meningkatkan produktivitas jika
dikelola dengan baik. Perbedaan bangsa atau etnis dapat dimanfaatkan sebagai sumber
perspektif yang berbeda dan membantu dalam pengambilan keputusan.
4. Agama: Agama dapat menjadi sumber diskriminasi di tempat kerja. Para manajer
harus memahami perbedaan agama dan keyakinan karyawan dan menghormati hak
mereka untuk beribadah. Hal ini dapat meningkatkan loyalitas karyawan terhadap
perusahaan.
5. Kemampuan/ketidakmampuan: Ketidakmampuan fisik sering menjadi sumber
diskriminasi. Para manajer harus menyesuaikan lingkungan kerja untuk karyawan yang
memiliki ketidakmampuan dan memberikan bantuan yang layak untuk mereka.
6. Latar belakang sosial ekonomi: Para manajer harus sensitif terhadap keragaman
tingkat sosial ekonomi karyawan mereka dan memberikan perhatian khusus terhadap
kebutuhan karyawan berpenghasilan rendah.
7. Orientasi seksual: Kelompok gay dan lesbian sering mengalami diskriminasi di
tempat kerja. Para manajer harus memastikan bahwa mereka memperoleh kesempatan
kerja yang sama dengan orang lain.
8. Jenis keberagaman lainnya: Faktor-faktor seperti pendidikan, pengalaman, dan
penampilan fisik seseorang juga dapat menjadi sumber perlakuan diskriminatif di tempat
kerja.
Dampak Keberagaman
Keberagaman dapat memiliki konsekuensi negatif, seperti konflik, moral kerja rendah,
kebingungan, keterasingan, dan masalah komunikasi yang mengurangi efektivitas organisasi
(Chevrier, 2003; Warton dan Baron, 1987; Robbins, 2001). Hal ini terjadi ketika keberagaman
dalam suatu organisasi tidak dikelola dengan baik. Keberagaman dapat berkontribusi terhadap
konflik di tempat kerja seputar masalah seperti lembur, penggunaan teknologi, keterlambatan,
dan kode berpakaian.
Keberagaman meningkatkan hubungan pelanggan dan pangsa pasar (Fernandez, 1991; Cox dan
Blake, 1991). Keberagaman meningkatkan hubungan karyawan (Wood dan Sciarini, 1995).
Keberagaman meningkatkan kualitas karyawan, kinerja dengan keterampilan yang beragam,
kreativitas, dan pemecahan masalah di organisasi (Fernandez, 1991; Cox dan Blake, 1991). Ini
memberikan kesempatan untuk pertumbuhan pribadi bagi karyawan, dan ide, budaya, dan sudut
pandang baru dapat membantu individu mencapai tingkat intelektual yang lebih tinggi dan
memperoleh pandangan yang lebih jelas tentang lingkungan dan tempat mereka di dunia. Ini
dapat memecah hambatan, mendorong karyawan untuk menjadi anggota masyarakat yang lebih
beragam. Rekan kerja dengan latar belakang budaya yang beragam membawa pengalaman yang
unik. Menggabungkan pengetahuan dan keterampilan pekerja dengan budaya yang berbeda dapat
bermanfaat bagi perusahaan dengan memperkuat produktivitas dan tanggapan tim terhadap
kondisi yang berubah. Tempat kerja dapat memanfaatkan kekuatan dan melengkapi kelemahan
masing-masing karyawan untuk membuat dampak yang lebih besar daripada jumlah bagian-
bagiannya. Perwakilan layanan pelanggan dapat dipasangkan dengan pelanggan.
Memanajemen Keberagaman
Manajemen Keberagaman dapat dijelaskan sebagai sebuah proses manajerial yang komprehensif
untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif bagi semua karyawan dan mendorong
manajer untuk memberdayakan dan memotivasi karyawan agar mencapai potensi maksimal
mereka. Tujuan dari Manajemen Keberagaman adalah untuk memastikan bahwa sistem
organisasi, kebijakan, dan praktek tidak hanya menguntungkan satu kelompok saja melainkan
seluruh karyawan. Menurut Henderson (1994), Manajemen Keberagaman memerlukan
keterampilan manajerial dan kebijakan yang dibutuhkan untuk memaksimalkan kontribusi setiap
karyawan terhadap tujuan organisasi. Triandis, Kurowski, dan Gelfand (1992) seperti yang
dikutip oleh Wentling et.al. (1997) juga menyatakan bahwa Manajemen Keberagaman
melibatkan pengubahan prosedur operasi standar dengan memperhitungkan data, eksperimen,
dan penemuan prosedur yang paling cocok untuk setiap kelompok. Meskipun lebih kompleks
daripada manajemen konvensional, Manajemen Keberagaman dapat membantu organisasi
menjadi lebih efektif.
Menurut Patrick (2012), Manajemen Keragaman bertujuan untuk menciptakan dan menjaga
lingkungan kerja yang positif, di mana keberagaman individu dihargai dan semua karyawan
memiliki kesempatan untuk mencapai potensi penuh mereka dan meningkatkan kontribusi
mereka terhadap tujuan organisasi. Manajemen Keragaman memastikan bahwa setiap karyawan
dapat meningkatkan pengembangan diri dan kontribusi mereka terhadap organisasi, serta
mengakui bahwa individu dari latar belakang yang berbeda dapat membawa ide-ide baru yang
dapat meningkatkan efisiensi kerja dan kualitas produk atau layanan. Sukses dalam mengelola
keragaman akan membantu organisasi memperkuat kreativitas dan inovasi, sehingga dapat
memanfaatkan potensi yang tersembunyi untuk pertumbuhan dan meningkatkan daya saing.
2. Keberagaman anggota dapat lebih memahami keinginan pelanggan dan pada akhirnya
membantu para pelanggan yang mirip dengan mereka.
3. Pelanggan merasa lebih nyaman berurusan dengan anggota organisasi yang seperti
mereka. Pelanggan merasa identitas dengan anggota organisasi seperti mereka dan lebih
bersedia untuk berinteraksi dengan organisasi-organisasi ini.
4. Mendukung strategi inovatif. Inovasi membutuhkan ide-ide baru dan berpikir di luar
kotak, yang anggotanya beragam dapat menyediakan.
Mengelola keberagaman secara efektif tidak hanya memperbaiki bisnis namun juga merupakan
kewajiban etik. Dua prinsip moral yang memberi arahan pada para manager dalam upaya mereka
untuk memenuhi kewajiban ini adalah : keadilan distributif (distributitive justice ) dan keadilan
procedural (procedural justice).
Distributive Justice (keadilan Distributif) dalah prinsip moral yang menuntut adanya
pemberian kenaikan gaji, promosi, dan sumber daya organisasi lainnya berdasarkan kontribusi
yang signifikan dari setiap individu, dan bukan berdasarkan karakteristik personal lainnya yang
tidak dapat dikontrol. Menurut prinsip ini, pembagian hasil seperti kenaikan gaji, promosi, tugas-
tugas menarik, ruang kantor, dan sumber daya organisasi lainnya harus dilakukan secara adil
antara anggota organisasi. Hasil ini harus diberikan berdasarkan kontribusi yang berarti dari
setiap individu terhadap organisasi, seperti kontribusi waktu, usaha, pendidikan, keterampilan,
kemampuan, dan tingkat kinerja mereka, dan bukan berdasarkan hal-hal atau karakteristik
individual yang tidak terkait dengan kinerja dan tidak dapat dinilai, seperti jenis kelamin, ras,
atau usia.
Pengelolaan keberagaman yang efektif dapat memberikan berbagai manfaat bagi bisnis, antara
lain:
Dalam melakukan penempatan tenaga kerja, diperlukan perhatian terhadap hal-hal berikut:
a. Kesetaraan hak
Hal ini mengacu pada hak mendapatkan fasilitas yang sama dan perlakuan yang adil bagi pekerja
atau karyawan, tanpa memperhatikan faktor keberagaman yang dimiliki oleh individu tersebut.
Ini termasuk hak atas imbalan yang setara untuk pekerjaan yang sama.
b. Kesetaraan peluang
Adalah memberikan kesempatan yang sama kepada tenaga kerja untuk mengakses berbagai jenis
pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi mereka. Pemilihan dan promosi tenaga kerja harus
didasarkan pada kemampuan mereka tanpa membedakan faktor keberagaman.
c. Transparansi
Kebijakan penempatan tenaga kerja harus jelas dan mengacu pada prinsip Equal Employment
Opportunity (EEO). Perusahaan harus menjelaskan kepada pekerja alasan mengapa mereka
ditempatkan pada jenis pekerjaan tertentu, serta kriteria yang dibutuhkan yang sesuai dengan
kualifikasi pekerja. Selain itu, peraturan perusahaan juga harus dijelaskan dengan jelas.
d. Kemampuan.
Menurut Wentling et.al. (1997), definisi pelatihan keragaman berbeda-beda dari satu
organisasi ke organisasi lainnya, dan dapat dipengaruhi oleh konsep keragaman yang dipahami
dalam organisasi tersebut. Menurut Wheeler (1994), pelatihan keragaman dalam perspektif
perusahaan yang luas adalah peningkatan kesadaran pribadi tentang perbedaan individu di
tempat kerja dan bagaimana perbedaan tersebut dapat mempengaruhi cara orang bekerja bersama
dan melakukan pekerjaan. Pelatihan keragaman juga disebut sebagai pelatihan dan pendidikan
untuk meningkatkan kesadaran tentang perbedaan individu dan perubahan dalam angkatan kerja
serta menciptakan perubahan perilaku yang diperlukan untuk mengelola dan bekerja secara
efektif dalam tenaga kerja yang beragam. Pelatihan dianggap penting untuk meminimalkan
gangguan yang mungkin terkait dengan peningkatan kinerja individu dan organisasi yang
signifikan dalam keragaman di tempat kerja. Oleh karena itu, program pelatihan keragaman yang
efektif harus menekankan diskusi terbuka, jujur, dan aman untuk memastikan peserta dapat
belajar bagaimana mendengarkan pandangan yang berbeda dan menangani mereka secara
konstruktif.
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam setiap kelompok, baik itu di lingkungan unit, komunitas, organisasi, perusahaan,
atau bahkan negara, pasti terdapat perbedaan dalam setiap individu. Perbedaan tersebut
disebabkan oleh berbagai faktor yang dimiliki oleh masing-masing individu. Meskipun begitu,
keberagaman ini seharusnya tidak menjadi penghalang dalam mencapai tujuan, namun justru
dapat digunakan sebagai faktor penentu kesuksesan atau sebagai pengikat visi dan misi bersama
dalam mencapai impian dan harapan.
Sebaiknya Para Manager dan segenap Pemimpin dapat mengelola dan mengatasi segala
keberagaman yang ada dalam organisasi atau perusahaan secara efektif agar tidak terjadi
kesalahpahaman dan perpecahan. Untuk pengembangan materi dan ilmu pengetahuan serta
koreksi atas diri para penyusun, maka kritik dan saran yang membangun atas makalah yang telah
kami susun akan sangat bermanfaat bagi kami.
Terimakasih
DAFTAR PUSAKA
Robbin and Coulter. 2012. Management 11th Editions. New Jersey: Prentice Hall.
www.scribd.com/doc/24449807/Managing -Diversity
https://www.scribd.com/doc/69067154/Bab-5-Mengelola-Keragaman
https://prezi.com/mfg07dylm92o/managing-diversity-dan-effektifitas-organisasi/.