Disusun Oleh:
Kelompok 10
Tingkat-tingkat keragaman
Meskipun banyak yang menyebutkan bahwa keragaman adalah dalam hal umur, ras,
jenis kelamin, etnis, agama dan status disabilitas, para ahli sekarang mengakui bahwa
karakteristik demografis tersebut hanyalah permukaan dari gunung es.
Demografis umumnya merefleksikan keragaman level permukaan (surface-level
diversity), bukan pemikiran atau perasaan serta dapat mengarahkan stereotip dan
asumsi pekerja dalam menilai orang lain. Dalam perkembangannya menunjukan
bahwa seiring orang mengenal satu sama lain, mereka kurang peduli dengan hal-hal
yang bersifat demografis karena ada hal yang lebih penting dari sekedar perbedaan
geografis, seperti kepribadian dan nilai-nilai yang mewakili keragaman level dalam
(deep-level diversity) (Robbins, 2008).
Karakteristik Biografis
1. Umur
Salah satu isu penting dalam beberapa tahun terakhir adalah hubungan antara umur
dan kinerja karyawan, pekerja yang lebih muda jauh lebih gesit dan lebih mampu
dalam mengelola teknologi terbaru membuat pekerja yang lebih tua cenderung hanya
di tempatkan di beberpa tempat saja, walaupun pengalaman dan etika kerja yang baik,
dan komitmen terhadap kualitas tidak bisa diabaikan. Organisasi secara aktif mencari
individu yang lebih adaptif dan terbuka atas perubahan serta akses teknologi yang
semakin pesat menghalangi pekerja yang lebih tua untuk mendapatkan kesempatan
yang sama dalam pekerjaan karena dianggap kurang fleksibel dalam pemanfaatan
teknologi.
2. Jenis Kelamin
Isu paling santer terdengar dalam beberapa tahun ini adalah jenis kelamin, apakah
wanita mempunyai kinerja sebaik pria. Dalam hal penyelesaian masalah dalam
pekerjaan wanita cenderung mendapat stereotip negatif dalam dunia kerja, wanita
dianggap kurang kompeten dibanding pria yang mempunyai keahlian yang sama.
Stereotip ini di bangun selama bertahun-tahun oleh banyak orang. Nyatanya studi
meta analisis terbaru menunjukkan tidak ada perbedaan antara pria dan wanita yang
konsistem dalam memecahkan masalah, keahlian analitis, dorongan kompetitif,
motivasi, kemampuan bersosialisasi, atau kemampuan belajar. Namum peran jenis
kelamin masih mempengaruhi persepsi kita.
4. Disabilitas
Prasangka negatif pemberi kerja terhadap orang-orang disabilitas membuat
penyandang disabilitas sulit mendapatkan pekerjaan, dan beberapa perkerjaan
membutuhkan kondisi yang tidak dapat diakomodasi oleh penyandang disabilitas
misalnya hukum dan akal mengakui bahwa seseorang yang buta tidak dapat menjadi
supir bus.
Karakteristik biografis lainnya: masa kerja, agama, orientasi seksual dan identitas
kelamin, serta identitas budaya (Robbins, 2008).
Diskriminasi
Yaitu memperhatikan perbedaan antara satu hal dengan hal lain; kita sering mengacu
pada diskriminasi yang tidak adil, dimana penilaian kepada seseorang berdasarkan
stereotip kelompok demografis mereka.
Efek Diskriminasi
→ Proporsi jumlah pegawai pria lebih besar dari wanita
→ Pelecehan seksual
→ Stres psikologis lebih tinggi
→ Kepuasan kerja yang rendah
Masa kerja
Masa kerja berhubungan positif terhadap pekerjaan. Semakin lama seseorang bekerja
dalam suatu perusahaan semakin kecil kemungkinan untuk keluar.
Agama
Kepercayaan seseorang yang beragam. Contoh: Agama Islam, Hindu, Budha, Kristen
Protestan, Katolik dan bahkan agama yang lainnya.
Identitas budaya
Yaitu suatu karakter khusus yang melekat dalam suatu kebudayaan yang berbeda
antara budaya satu dengan budaya lainnya.
Kemampuan
Kemampuan tiap individu berbeda walaupun dengan keahlian yang sama. Setiap
orang memiliki kemampuannya masing masing, dan setiap individu memiliki
kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
1. Kemampuan Intelektual
Yaitu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas mental berpikir,
penalaran, dan memecahkan masalah. Faktor umum kecerdasan adalah faktor
kemampuan mental general. Kemampuan mental general adalah faktor kecerdasan
secara keseluruhan yang dihasilkan korelasi positif antara dimensi kemampuan
intelektual spesifik.
3. Kemampuan Fisik
Faktor Kekuatan
1. Kekuatan Dinamis : Kemampuan untuk menggunakan dorongan otot berulang
ulang
2. Kekuatan Otot : Kemampuan untuk menggunakan otot dengan menggunakan
otot tubuh (khususnya bagian abdominal)
3. Kemampuan untuk menggunakan kekuatan atas objek external
4. Kekuatan Eksplosif : Kemampuan untuk menghabiskan maksimum energi dalam
satu atau serangkaian tindakan explosif
Faktor Fleksibilitas
1. Fleksibilitas Memanjang : Kemampuan untuk menghabiskan maksimum energi
dalam satu atau serangkaian tindakan explosif
2. Fleksibilitas Dinamis : Kemampuan untuk membuat pergerakan cepat dan
berulang
Faktor Lainnya
1. Koordinasi Tubuh : Kemampuan untuk mengoordinasikan tindakan simultan dari
bagian-bagian tubuh yang berbeda
2. Keseimbangan : Kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan walaupun
ada dorongan pengganggu
3. Stamina : Kemampuan untuk melanjutkan usaha maksimum yang
membutuhkan usaha panjang
Manajemen Keragaman adalah proses dan program dimana manajer membuat setiap
orang sadar dan sensitif pada kebutuhan dan perbedaan yang lain.
Menarik, Memilih, Mengembangkan, dan Mempertahankan Pekerja yang Beragam
Yaitu kemampuan seorang menajer untuk mengelola sumber daya manusia dengan
memilih, mengembangkan dan mempertahankan anggotanya/bawahannya.
Tiga komponen nyata untuk mendorong program tenaga kerja yang efektif:
• Keragaman banyak dilihat dari berbagai macam sudut pandang. Bab ini terfokus
pada tiga variabel,
Macam sudut
1. Karakteristik Biografis
2. Kemampuan
3. Program Keragaman
• Manajemen keragaman yang efektif mampu meningkatkan keberhasilan organisasi
untuk menggali keahlian, kemampuan, dan ide terluas yang mungkin dimiliki para
pekerjanya.
• Manajemen keragaman harus merupakan komitmen berkelanjutan yang merangkum
semua level organisasi. Kebijakan untuk meningkatkan iklim keragaman dapat
menjadi efektif, seiring dengan didesainnya mereka untuk mengakui perspektif semua
pekerja.