Anda di halaman 1dari 5

Lingkungan Ekonomi dan Teknologi dalam Lingkungan

Makro Perusahaan
Lingkungan organisasi terdiri dari sejumlah elemen yaitu bagian-bagian dari
lingkungan yang berpengaruh terhadap perilaku dan kinerja organisasi. Walaupun jumlah dan
ragam elemen lingkungan organisasi tak terbatas, namun terdapat sejumlah elemen yang dapat
diinderntifikasi dan dapat berlaku secara umum Di sisi lain dilihat dari dimensinya elemen
lingkungan dapat berdemensi lokal/nasional maupun dimensi internasional. Secara garis besar
lingkungan bisns dapat dibedakan menjadi dua, yaitu lingkungan khusus (mikro) dan
lingkungan umum (makro). Lingungan khusus dan lingkungan umum suatu organisas bisnis
digatampilkan dalam gambar.

Lingkungan khusus adalah bagian dari lingkungan yang secara langsung relevan bagi
organissasi dalam mencapai tujuannya. Lingkungan khusus merupakan sesuatu yang khas bagi
setiap organisasi dan berubah sesuai dengan kondisinya. Secara khas yang termasuk
lingkungan khusus adalah pelanggan, pemasok, pesaing lembaga pemerintah, serikat buruh,
asosiasi perdagangan dan kelompok penekan di masyarakat (presssure groups). Lingkungan
khusus sebuah organisasi berbeda-beda bergantung pada daerah/domain yang dipilihnya.
Domain merujuk pada pilihan yang dibuat organisasi bagi dirinya sendiri yang menyangkut
rangkaian produk atau jasa yang ditawarkan dan pasar yang dilayaninya.
Dan Lingkungan umum mencakup kondisi yang mungkin dapat mempengaruhi dan
mempunyai dampak terhadap organisasi, namun relevansinya tidak sedemikian jelas.
Lingkungan ini jauh lebih luas dan lebih besar dari lingkungan mikro. Lingkungan ini dapat
berupa lingkungan ekonomi, lingkungan sosial, lingkungan budaya, lingkungan teknologi,
lingkungan hukum, lingkungan alam dan lingkungan global.
Dalam kesempatan kali ini, akan dibahas mengenai variable lingkungan ekonomi dan
teknologi sebagai lingkungan makro suatu perusahaan/bisnis.
A. Lingkungan Ekonomi
Kondisi ekonomi memiliki dampak yang kuat terhadap kinerja dari setiap
bisnis. Ketika perekonomian kuat, tingkat lapangan kerja tinggi, dan kompensasi yang
dibayarkan juga tinggi, maka dalam kondisi seperti itu pasar akan membeli sejumlah
besar produk yang ditawarkan di pasar. Selanjutnya perusahaan yang menghasilkan
produk-produk tersebut akan mendapat manfaat atas meningkatnya permintaan.
Tak hanya itu saja dampak dari lingkungan ekonomi, berikut adalah beberapa
elemen yang ada dalam lingkungan ekonomi :
1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi (economic growth) merupakan cerminan dari suatu negara
dibidang ekonimi. Tergantung pada pendapatan nasional ekonimi negara tersebut, jadi
pertumbuhan ekonimi disuatu negara dapat berubah ubah tiap waktunya. Maka dari itu,
pertumbuhan ekonomi ada yang kuat dan ada yang lemah, karena setiap tahun tidak
munggkin sama kehidupan ekoniminya, kadang mengalami kelesuan juga kadang
mengalami kemajuan.
a. Pertumbuhan Ekonomi yang Kuat
Ketika pertumbuhan disuatu negara kuat maka pendapatan yang diperoleh
negara tersebut tinggi, dengan pendapatan yang tinggi maka tingkat konsumsi atas
barang dan jasa juga semakin meningkat. Sehingga menyebabkan para pengusaha
barang dan jasa tersebut memiliki pendapatan yang tinggi juga, atas penjualanya
terhadap konsumen, untuk itu pendapatan suatu negara juga akan meningkat dan
hal tersebut sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
Dampak :
Dampak pertumbuhan ekonimi yang kuat sangat berpengaruh terhadap kinerja
bisnis. Saat para konsumen memiliki banyak dana maka pengeluaranya juga akan
meningkat terhadap suatu barang ataupun jasa, hal ini berpengaruh terhadap
perusahaan. Permintaan terhadap barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan akan
meningkat, sehingga perusahaan akan mengalami keuntungan yang besar. Jika
permintaan meningkat maka perusahaan akan merekrut banyak tenaga kerja baru
untuk memproduksi atau menghasilkan barang atau jasa tersebut, sehingga hal
tersebut akan mengurangi tingkat pengangguran disuatu negara. Bahkan suatu
perusahaan tersebut bisa membuka perusahaan baru . sehingga dapat disimpulkan
bahwa dampak pertumbuhan ekonomi yang kuat membawa dampak positif bagi
kinerja bisnis suatu negara tersebut.
b. Pertumbuhan Ekonomi yang Lemah
Ketika pertumbuhan disuatu negara melemah, maka pendapatan yang diperoleh
negara tersebut akan rendah, tentunya pendapatan yang rendah akan mengurangi
tingkat konsumsi masyarakat. Maka permintaan terhadap barang dan jasa akan
menurun. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan yang
semakin menurun ataupu lesu.
Dampak :
Pertumbuhan ekonomi yang lambat mengakibatkan rendahnya permintaan akan
barang dan jasa. Maka saat para konsumen meghemat pengeluaran, permintaan
akan barang dan jasa pun menurun. Sehingga pendapatan perusahaan juga akan
menurun , hal tersebut berpengaruh terhadap kinerja pegawai atau karyawan , mau
tidak mau perusahaan akan melakukan pengurangan pegawai atau karyawan
mereka sehingga akan mengakibatkan jumlah pengangguran dalam suatu
perusahaan meningkat secara derastis. Hal tersebut sungguh membawa dampak
negatif bagi negara tersebut, pastinya kalian tau kan dampak negatif dari
penganguran sangatlah banyak kan, jadi sangatlah buruk jika suatu negara
mengalami kelesuhan terhadap pertumbuhan ekonomi.

2. Pertumbuhan Dunia Usaha/Bisnis


Kegiatan bisnis tak pernah lepas dari setiap kehidupan individu. Maka dari itu dunia
bisnis selalu mengarah pada arah yang positif. Tak terkecuali di Indonesia ini, yang
merupakan pangsa pasar yang sangat besar bagi para pebisnis. Hal ini ditandai dengan
banyaknya industry berkembang baik dengan skala kecil maupun skala menengah.
Yang perlu diperhatikan hanyalah bagaiman me-manage bisnis yang ada agar dapat
selalu kompetitif.

3. Pasar Bebas
Secara mendasar, pasar bebas akan menimbulkan dampak positif dan negative
berupa :
Dampak Positif :
Dengan adanya pasar bebas tentu dapat merugikan industry dalam negeri, karena
dengan adanya pasar bebas maka akan mendorong persaingan yang begitu ketat.
Persaingan tersebut dapat dalam masalah harga ataupun dalam masalah mutu dan
kualitas barang. Selain hal tersebut, dengan adanya pasar bebas pun akan memicu
bertambahnya pengangguran dikarenakan tak mampu bersaing dengan tenaga kerja dari
negara lain. Pasar bebas pun mendorong untuk mengkonsumsi barang-barang impor
yang menyebabkan pertumbuhan industry dalam negeri dapat terhambat.
Dampak Positif :
Dengan adanya pasar bebas tentu tak hanya berdampak negative, bagi perusahaan
besar yang mampu berkompetisi tentu ini akan menjadi peluang yang menjanjikan.
Dengan system dari pasar bebas, memungkinkan perusahaan tersebut untuk meraih
popularitas akan produknya di luar negeri.

4. Tingkat Pengangguran
Indikator alternative dari pertumbuhan ekonomi adalah tingkat pengangguran.
Bisnis dapat memantau berbagai indicator pengangguran karena bisnis dapat
mengidentifikasi apakah perekonomian membaik. Ada 4 jenis pengangguran yaitu :
a. Pengangguran Friksional, orang yang menganggur karena menunggu dari
pekerjaan yang sau ke pekerjaan yang lain.
b. Pengangguran Siklus, orang yang menganggur karena kondisi ekonomi sedang
buruk.
c. Pengangguran struktural, orang yang menganggur karena tidak mempunyai
keterampilan yang cakap.
d. Pengangguran musiman, orang yang jasanya tidak diperluka dalam beberapa
waktu (musim).
Dari keempat jenis pengangguran, tingkat pengangguran siklus mungkin sebagai
indikator terbaik dari kondisi ekonomi, apabila pertumbuhan ekonomi tumbuh, bisnis
akan mempekerjakan orang lebih banyak hingga pengangguran menurun.
5. Tingkat Suku Bunga
Tingkat bunga menentukan biaya meminjam uang. Perubahan dalam tingkat suku
bunga pasar akan dapat mempengaruhi kinerja perusahaaan dikarenakan hal tersebut
berpengaruh terhadap beban bunga perusahaan karena tingkat bunga pinjaman yang
dikenakan oleh bank komersial dan kreditor lain atas pinjaman perusahaan didasarkan
pada tingkat bunga pasar.
Karena tingkat suku bunga mempengaruhi biaya pendanaan, maka beberapa proyek
yang dianggap layak oleh perusahaan selama periode tingkat suku bunga rendah, bisa
menjadi tidak layak ketika periode tingkat suku bunga tinggi. Dalam hal ini, proyek
tersebut mungkin tidak menghasilkan tingkat pengembalian yang memadai untuk
menutup biaya pendanaan. Konsekuensinya, perusahaan akan mengurangi tingkat
ekspansi ketika tingkat bunga tinggi.

6. Kemudahan Memperoleh Modal


Dengajn keinginan yang kuat untuk berbisnis, saat ini semakin mudah untuk
mewujudkannya, pasalnya calon pebisnis tersebut tak perlu pusing untuk memikirkan
bagaimana cara untuk mendapatkan modal awal untuk bisnisnya nanti. Saat ini banyak
sekali instansi keuangan yang menawarkan pinjaman modal dimana hal ini tentu sangat
membantu sekali dalam pertumbuhan dunia bisnis, baik bisnis kecil hingga besar.

7. Kebijakan Fiskal
Dalam hal ini berkaitan mengenai bagaimana pemerintah sebaiknya menetapkan
tarif pajak dan membelanjakan uang. Misalkan kebijakan yang mengurangi tarif pajak
penghasilan orang pribadi. Dengann kebijakan ini, orang-orang akan memperoleh
penghasilan setelah pajak yang lebih tinggi, sehingga mendorong mereka untuk
membelanjakan lebih banyak uang. Perilaku semacam ini mencerminkan peningkatan
dalam permintaan agregat akan produk dan jasa yang dihasilka oleh bisnis, sehingga
dapat meningkatkan kinerja bisnis.

8. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk
mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga,
pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca
pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi
ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca
pembayaran internasional yang seimbang.
Ketika ekonomi stabil (suatu keadaan dimana perputaran uang sebanding dengan
perputaran barang dan jasa) para pengusaha dan investor akan tertarik menanamkan
modalnya di perusahaan suatu daerah atau negara sehingga dapat membuat
perkembangan pada perusahaan. Dengan begini pun perusahaan akan membutuhkan
banyak tenaga kerja baru untuk mengembangkan perusahaannya.

9. Kebijakan Impor & Ekspor


Dalam kebijakan impor, hal tersebut dapat tercermin dari pembatasan Kuota impor
yang merupakan suatu kebijakan untuk membatasi jumlah barang impor yang masuk
ke dalam negeri. Dengan dibatasinya jumlah produk impor mengakibatkan harga
barang impor tetap mahal dan produk industry dalam negeri dapat bersaing dan laku di
pasaran.
Kebijakan ekspor dapat terlihat dari pemberian subsisdi ekspor. Dalam hal ini,
subsisdi ekspor diberikan dengan cara memberikan subsidi/bantuan kepada eksportir
dalam bentuk keringanan pajak, tarif angkutan yang murah, kemudahan dalam
mengurus ekspor, dan kemudahan dalam memperoleh kredit dengan bunga yang
rendah.
10. Inflasi
Inflasi adalah kenaikan dalam tingkat harga barang dan jasa secara umum selama
kurun waktu tertentu. Dalam hal ini, inflasi dapat mempengaruhi beban operasi suatu
perusahaan untuk menghasilkan produk dengan meningkatkan harga dari perlengkapan
dan bahan baku. Upah juga dapat dipengaruhi oleh inflasi. Tingkat inflasi yang lebih
tinggi akan menyebabkan peningkatan yang lebih besar lagi dalam beban operasi suatu
perusahaan.
Sedangkan deflasi adalah kebalikan dari inflasi dimana tingkat harga produk secara
umum jatuh. Dalam hal ini, para investor tentu akan menahan dananya sambil
menunggu peluang pasca deflasi. Karena banyak perusahaan merugi, tentu saja harga
sahamnya merosot, Selain itu, dengan adanya deflasi pun memicu untuk pemberhentian
para tenaga kerja oleh perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai