DRAFT
OLEH
HALAMAN SAMPUL
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
1
BAB I
PENDAHULUAN
masyarakat. Oleh karena itu, sumber daya manusia harus selalu diperhatikan, dijaga
dan dikembangkan (Hidayahati dkk, 2008). Menurut Gupta (2013) karyawan yang
Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk
faktor-faktor yaitu stres kerja dan beban kerja. Hal senada juga diungkapkan dalam
kondisi kerja sama keseluruhan (Waheed et al., 2011). Stres kerja mengganggu
keadaan emosional dan fisik karyawan serta melemahkan ketahanan bahkan dapat
2
2
mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi fisik seseorang. Stres kerja
anteseden stres atau disebut stresor yang mempengaruhi karyawan lain dan
karyawan itu sendiri. (Riza dan Noermijati, 2015). Stres kerja yang dialami oleh
karyawan yang terjadi karena gangguan fisik, lingkungan ataupun sosial dapat
bahwa stres kerja dan beban kerja yang berat membuat karyawan merasa tertekan
Penelitian yang berhubungan dengan stres kerja yaitu stres terhadap kepuasan
kerja menurut Yahaya et al. (2010) meneliti tentang The Effect of Various Modes
negatif signifikan terhadap kepuasan kerja. Hasil yang sama juga ditemukan pada
penelitian Mansoor et al. (2011) dengan penelitian tentang The Impact of Job Stress
Namun hal ini dibantah oleh hasil penelitian dari Tunjungsari (2011) yang
meneliti tentang Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada
Kantor Pusat Pt. Pos Indonesia (Persero) Bandung. Hasil dari penelitian
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif atau signifikan antara stres
3
kerja dengan kepuasan kerja karyawan, karena stres kerja yang dialami karyawan
PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung dalam kondisi stres yang tidak terlalu tinggi.
Berbeda dengan penelitian oleh Hakim (2014) dengan judul The Influence of
bahwa stres kerja secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan kerja.
keterampilan sosial berkaitan dengan hubungan dengan orang lain yang merupakan
dengan kepuasan kerja. Ditemukan bahwa kecerdasan emosional yang lebih tinggi
akan memprediksi kepuasan kerja yang lebih tinggi dan hubungan yang lebih kuat
kepuasan kerja serta prestasi kerja. Dengan memiliki kontrol emosi yang lebih baik
maka seseorang akan lebih puas dalam pekerjaannya. Temuan ini senada dengan
emosional memiliki peran penting dalam mengatur emosi seseorang serta emosi
karyawan lain sehingga tercapai performa kerja yang baik dan meningkatkan
kemampuan dalam mengenali emosi dan tekanan psikologis sehingga akan tercipta
performa kerja dan kepuasan kerja yang lebih tinggi. Hulya Gunduz (2012) dalam
cenderung akan merasa lebih puas dibandingan dengan karyawan dengan tingkat
dalam mengenali emosi dan mengatur emosi (Reus & Liu, 2004). Kemampuan
dalam mengenali emosi dan mengatur emosi dapat digunakan untuk memprediksi
hasil keluaran kerja seperti kepuasan kerja dan performa kerja (Sy et al., 2006).
Kemampuan dalam menyadari emosi dan mengatur emosi akan membantu dalam
dan stres yang terjadi pada kerja. Kafetsios & Zampetakis (2008) berpendapat
bahwa dengan menyadari emosi dan dapat mengatur emosi maka dapat mengurangi
stres dan emosi negatif sehingga seseorang dapat bekerja lebih baik dan merasa
keterampilan sosial.
PT Bank Central Asia Tbk Kcu Jambi oleh (Emma & Anna, 2017), menemukan
bahwa kecerdasan emosional dan stres kerja secara bersama- sama berpengaruh
Obyek pada penelitian ini yaitu Pegawai pada Badan Pusat Statistik Provinsi
Bengkulu. Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu dipilih karena merupakan pusat
pengolahan data statistik tingkat provinsi Bengkulu dimana memiliki muatan kerja
yang padat serta memiliki kompetensi pegawai yang memadai untuk mengelola
6
memiliki jadwal kerja yang padat dalam perminggu dimana harus mengelola
stres kerja akibat tekanan dari pekerjaan serta dituntut memiliki kecerdasan
emosional yang tinggi agar dapat mengendalikan emosi dan motivasinya dalam
bekerja. Stres kerja negatif yang tinggi akan menyebabkan rendahnya kepuasan
Tabel 1.1
Jadwal Kerja Pegawai Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu
kasubbag kepegawaian dan hukum , salah satu pegawai tetap dan pegawai honorer
Badan Pusat statistik provinsi Bengkulu ada yang mengeluh terkait dengan
data yang banyak dan rumit dengan waktu yang terbatas sehingga memberikan
beban lebih kepada fisik dan psikis pegawai. Pada wawancara dengan salah satu
pegawai tetap juga membenarkan bahwa tugas yang mereka dapatkan terkhusus
dalam pengolahan data sangat memberatkan fisik dan pikiran karena hampir setiap
hari selalu berhadapan dengan data dan pengolahan data. Stres kerja lebih terasa
ketika tugas untuk mengolah data sensus tingkat provinsi karena data yang perlu
diolah dalam jumlah banyak. Pada karyawan honorer merasa biasa saja dengan
tugasnya, mengatakan bahwa tugas honorer tidak terlalu berat tetapi merasakan
tekanan pekerjaan dari pengawasan atasan karena dalam bekerja sangat dituntut
untuk disiplin dan tekun. Menunjukkan bahwa stres kerja pegawai Badan Pusat
dengan salah satu pegawai tetap dan pegawai honorer mengatakan bahwa mereka
dapat menyadari emosi dirinya dan rekan kerja. Ketika merasa lelah ataupun sedang
dalam emosi buruk tetap menjalankan tugas dengan baik dan sesuai arahan serta
menjaga agar emosi buruk tersebut tidak mempengaruhi rekan kerja lain,
emosi yang baik. Pegawai dengan kecerdasan emosional tinggi akan cenderung
bekerja dengan baik, disiplin dan mengikuti ketentuan yang berlaku. Saat bertanya
tingkat disiplin yang tinggi dan kompeten dalam menyelesaikan tugasnya, hal
tersebut juga diakui oleh pegawai tetap dan honorer yang mengaku bahwa
8
kedisiplinan dan penyelesaian tugas sangat dijunjung tinggi di Badan Pusat Statistik
Provinsi Bengkulu dan diterapkan di lingkungan kerja dan rekan kerja. Dalam
bekerja pegawai dituntut untuk teliti dalam mengerjakan tugas dan mengikuti
data. Data pencapaian kinerja sasaran Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu
kedisiplinan dan penyelesaian tugas oleh pegawai yang baik. Hal tersebut
Tabel 1.2
Tingkat Pencapai Kinerja Sasaran Badan Pusat Statistik Provinsi
Bengkulu 2019
yang dilakukan kepada Kepala Kasubbag Kepegawaian dan Hukum pada Badan
ketidakpuasan kerja selain keluhan keluhan kecil berkaitan dengan kepuasan kerja
kebutuhan prasana dan sarana dalam bekerja serta menerapkan sistem tunjangan
yang berdasarkan perpres No.110 tahun 2012 tentang tunjangan kinerja pegawai
dan peraturan kepala BPS No. 76 dan No. 77 tahun 2012. Agar mendapatkan data
terkait kepuasan kerja dengan memberikan skor terhadap dimensi atau aspek
kepuasan kerja menurut Bheer et al., (2006), ditemukan hasil sebagai berikut:
Tabel 1.3
Hasil kuesioner prapenelitian terkait kepuasan kerja kepada pegawai
Rentang
dijelaskan bahwa skor paling minim yaitu pada rentang sangat puas dengan 4
jawaban dan jumlah skor yang dominan adalah rentang tidak puas dengan 13
jawaban. Jawaban tidak puas terbanyak adalah pada dimensi pekerjaan itu sendiri
karyawan dominan merasa tidak puas dimana dimensi yang dirasa tidak puas paling
Statistik Provinsi Bengkulu mengaku bahwa merasa kurang puas dengan pekerjaan
waktu yang kurang atau deadline tugas yang sempit untuk menyelesaikan pekerjaan
yang diberikan. Menurut pegawai beban kerja yang dimiliki cukup berat dan
menjaga emosinya agar tidak mempengaruhi hasil kerja dan tetap bertanggung
kecerdasan emosional yang tinggi dapat mengidenfitifkasi emosi positif dan negatif
serta sumber dari stres kerja (Brotheridge Grandey, 2002). Menunjukkan pegawai
tidak puas dengan pekerjaannya terutama pada beban kerja yang diterima tetapi
diungkapkan oleh Suharsono (2012) dimana stres yang salah satu dimensinya
adalah beban kerja akan mempengaruhi proses pikiran seseorang saat bekerja dan
Bengkulu dan research gap pada penelitian terdahulu menjadi alasan sehingga
peneliti mengambil topik Pengaruh Stres Kerja dan Kecerdasan Emosional terhadap
Kepuasan Kerja Pegawai Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu untuk diteliti.
Provinsi Bengkulu?
12
yaitu:
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
TINJAUAN PUSTAKA
dengan tingkat dimana orang menyukai atau tidak menyukai pekerjaan mereka.
Robbins dan Judge (2013) mengatakan bahwa kepuasan kerja sebagai suatu sikap
positif atau negatif individu terhadap pekerjaan mereka, sikap umum atau respon
kepuasan kerja adalah keadaan emosi yang positif dari mengevaluasi pengalaman
merupakan kepuasan perasaan puas, senang dan lega akan sesuatu hal. Hasibuan
kerja yaitu:
14
15
yang diberikan.
yaitu:
1. Pembayaran
jika pembayaran yang diterima tidak sesuai dengan usaha dan waktu
2. Pelatihan
3. Promosi
4. Pengawasan
5. Pengakuan
kepuasan kerja.
6. Keamanan Kerja
timbul dari aspek-aspek yang berkaitan pekerjaan itu sendiri, hal hal
3. Kesempatan Promosi
lebih tinggi.
4. Pengawasan
5. Rekan Kerja
6. Kondisi Kerja
suhu dan cahaya yang cukup serta sarana dan prasarana pendukung
1. Karekteristik Individu
jabatan.
2. Karakteristik Pekerjaan
2. Faktor Pekerjaan
1. Gaji
yang dihasilkan.
21
digunakan yaitu puas dengan pekerjaan saat ini, lebih puas dengan
pekerjaan jika pekerjaan itu diberikan dan puas dengan hal-hal yang
3. Promosi
promosi tidak terlalu buruk, puas dengan promosi saat ini dibanding
4. Atasan
senang dengan cara atasan mengawasi, puas dengan atasan saat ini
5. Rekan Kerja
yaitu senang bekerja dengan rekan kerja, puas dengan rekan kerja
saat ini dan lebih suka bekerja dengan beberapa rekan kerja dengan
kerja .Sedangkan pada penelitian oleh Fletcher & Payne (1980) menemukan bahwa
ketidakpuasan kerja dapat menjadi sumber dari munculnya stres kerja dan dengan
kepuasan kerja yang tinggi akan memudarkan rasa stres. Terry et al., (1993)
mengungkapkan bahwa tingkat stres kerja yang tinggi memiliki hubungan dengan
kepuasan kerja yang rendah. Pada penelitian yang dilakukan pada tahun yang sama
oleh Waheed et al., (2011) dan Mansoor et al., (2011) juga menemukan bahwa
kepuasan kerja karyawan dapat dipengaruhi oleh stres kerja yang dialami oleh
karyawan. Hasil temuan dan teori yang dikemukakan oleh para ahli menunjukkan
yang tinggi dapat memprediksi kepuasan kerja yang lebih tinggi dan hubungan yang
lebih kuat dengan rekan kerja dan pengawas. Kafetsios & Zampetakis (2008)
berpendapat bahwa dengan menyadari emosi dan dapat mengatur emosi maka dapat
mengurangi stres dan emosi negatif sehingga seseorang dapat bekerja lebih baik
dan merasa lebih puas dengan pekerjaannya. Sharma & Pandey (2015) dalam
positif yang signifikan terhadap kepuasan kerja serta prestasi kerja. Penelitian para
kepuasan kerja.
Pada penelitian ini dimensi kepuasan kerja yang akan digunakan yaitu
Robbins (2006) menyatakan stres kerja adalah kondisi yang muncul dari interaksi
antara manusia dan pekerjaan serta dikarakteristik oleh perubahan manusia yang
(2011) menyatakan bahwa stres kerja adalah kelebihan tuntutan atas kemampuan
kerja di kantor maupun yang ada hubungannya dengan orang lain akan
obyek dalam lingkungan ataupun stimulus yang secara obyektif berbahaya. Adapun
stres juga dapat diartikan sebagai suatu tekanan, ketegangan atau gangguan yang
penyimpangan fisik , psikologis, dan atau perilaku pada anggota organisasi. Andre
(2008) menyatakan bahwa stres kerja adalah respon fisik dan emosional berbahaya
yang terjadi ketika persyaratan kerja tidak memenuhi kapabilitas , sumber daya dan
kebutuhan karyawan.
masing masing individu. Stres kerja yang dialami karyawan akan mempengaruhi
kinerja dan kepuasan kinerjanya. Stres kerja mempengaruhi emosi, proses pikiran
1. Beban Kerja
2. Konflik Peran
dilakukan. Dapat terjadi jika terdapat dua atau lebih tekanan yang
3. Ambiguitas Peran
yang harus dijalankan serta apa tujuan yang hendak dicapai atas
1. Tuntutan Tugas
penunjang pekerjaan.
2. Tuntutan Peran
3. Tuntutan Pribadi
atasan.
Wooten dan Kim (2011) berpendapat bahwa terdapat lima faktor dari
1. Ketidakjelasan Peran
2. Konflik Kerja
3. Beban Pekerjaan
sulit diselesaikan.
1. Faktor Individu
gejala gejala stres yang dapat timbul dapat berbeda dari satu
2. Faktor Organisasi
3. Faktor Lingkungan
Pada penelitian ini dimensi stres kerja yang akan digunakan yaitu dimensi
Emotional Intelligence (EI) yaitu himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang
pada orang lain, memilah milah semuanya dan menggunakan informasi untuk
secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi,
tujuan dan mampu membangun hubungan yang baik serta mampu meraih
untuk mengenali perasaan diri kita sendiri dan orang lain, untuk memotivasi diri
sendiri dan untuk mengelola emosi dengan baik dalam diri kita dan dalam hubungan
1. Pengalaman
dapat semakin baik dalam menangani suasana hati , menangani emosi dan
2. Usia
umur yang lebih tua dapat memiliki kecerdasan emosional yang lebih baik
atau sama baik dengan orang dengan usia yang lebih muda.
3. Jenis kelamin
dalam mengelola emosi yang lebih baik daripada pria , walaupun secara
4. Jabatan
kecerdasan emosional yang lebih baik dari orang dengan jabatan yang
lebih rendah.
32
1. Kesadaran Diri
kesadaran diri.
2. Pengaturan Diri
3. Motivasi Diri
5. Keterampilan Sosial
kecerdasan emosional dan kepuasan kerja yang mendukung penelitian ini disajikan
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu Pada Stress Kerja, Kecerdasan Emosional
dan Kepuasan Kerja
Populasi dan
No Judul Peneliti Hasil
sampel
1 The Effect of Yahaya 1. Penelitian Penelitian
Various Modes etal. dilakukan pada 100 menunjukkan
ofOccupational (2010) karyawan pada bahwa stres
Stress, Job Companies kerja
Satisfaction, Commision of berpengaruh
Intention to Malaysia negatif secara
Leaveand 2. Menggunakan langsung
Absentism metode analisis terhadap
Companies Regresi Linear kepuasan kerja
Commission of berganda
Malaysia
2 The Impact of Mans 1. Penelitian Hasil
Job Stress on ooret dilakukan pada penelitian
EmployeeJob al. karyawan sektor menunjukkan
Satisfaction A (2011) telekomunikasi bahwa stres
Study on Rawalpindi dan kerja
Telecommunicati Islamabad di berhubungan
o n Sector of Pakistan negatif
Pakistan. 2. Penelitian dengan
menggunakan kepuasan
instrumen kerja
kuesioner karyawan
3. Menggunakan
MSQ untuk
mengukur
kepuasan kerja
3 Pengaruh Tunjun 1. Metode penelitian Hasil
Stres Kerja gsari yaitu deskriptif penelitian
Terhadap (2011) dengan pendekatan menunjukkan
Kepuasan kuantitatif terdapat
Kerja 2. Populasi yaitu hubungan
Karyawan Pada karyawan kantor yang positif
Kantor Pusat Pt. pusat PT. Pos atau
Pos Indonesia Indonesia Bandung signifikan
(Persero) bejumlah 410 antara stres
Bandung karyawan. kerja dengan
3. Metode analisis kepuasan
yang digunakan kerja
yaitu regresi linear karyawan,
sederhana karena stres
kerja yang
dialami
35
Populasi dan
No Judul Peneliti Hasil
sampel
karyawan PT.
Pos Indonesia
(Persero)
Bandung
dalam
kondisistres
yang tidak
terlalu
tinggi
4 The Influence of Hakim 1. Sampel sejumlah Hasil
Organizational (2014) 104 responden penelitian
Culture and Work yaitu karyawan menemukan
Stress on Work Universitas bahwa stres
Satisfaction of Brawijaya Malang kerja secara
The Employee 2. Metode analisis simultan dan
(Study of yang digunakan parsial
University of yaitu regresi linear berpengaruh
Brawijaya berganda. signifikan
Malang) terhadap
kepuasan
kerja
5 Relationship Agbolou, 1. Populasi 200 Hasil
between (2011) karyawan full-time penelitian
emotional ,digunakan random menunjukkan
intelligence and sampling sehingga bahwa dari 12
job satisfaction: A mendapat 80 (dua belas)
correlational sampel kompetensi
analysis of a 2. Menggunakan hanya 1 (satu)
retailorganization metode analsis kompetensi
korelasi kecerdasan
emosional
yang
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
kepuasan kerja
dan
kompetensi
lain
berhubungan
tetapi tidak
signifikan
6 Impact Of Virk, 1. Studi mengadopsi Kecerdasan
Emotional (2011) metode korelasi emosional
Intelligence On dan regresi memiliki
Job Satisfaction, 2. Populasi yaitu dampak positif
Organizational manajer yang yang
36
Populasi dan
No Judul Peneliti Hasil
sampel
Commitment And bekerja di signifikan
Perceived Success organisasi terhadap
telekomunikasi di kepuasan kerja
India Utara
3. Sampel berjumlah
320 responden
yang diambil
melalui metode
simple random
sampling
7 Pengaruh Emma 1. Penelitian Hasil penelitian
Kecerdasan dan menggunakan menemukan bahwa
Emosional dan Anna, analisis path 1. kecerdasan
Stres Kerja (2017) 2. Menggunakan emosional
terhadap sampling berpengaruh
KepuasanKerja sensus dengan positif dan
dan Dampaknya populasi signifikan terhadap
terhadap frontliner bakti kepuasan kerja,
Komitmen PTBank 2. stres kerja
Organisasi Central Asia berpengaruh
Frontliner Bakti tbk Kcu jambi negatif dan
PT Bank Central sejumlah 60 signifikan terhadap
Asia Tbk Kcu orang kepuasan kerja,
Jambi kecerdasan
emosional dan
stres kerja secara
bersama sama
berpengaruh
secara signifikan
terhadap kepuasan
kerja
8 Pengaruh Andi , 1. Penelitian Hasil
Kecerdasan (2016) menggunakan penelitian
Emosional dan pendekatan menemukan bahwa
Stres Kerja kuantitatif kecerdasan
terhadap 2. Metode analisis emosional
KepuasanKerja yang digunakan berpengaruh
Karyawan pada adalah analisis positif dan
Kantor Pelayanan regresi sederhana signifikan terhadap
WilayahIII 3. Metode sampling kepuasan kerja,
Perusahaan yang digunakan sedangkan stres
Daerah Air yaitu teknik kerja tidak
Minum(PDAM) sampling jenuh berpengaruh dan
Kota Makassar dengan anggota tidak signifikan
populasi 123 orang terhadap
kepuasan kerja
37
hubungan dengan kepuasan kerja. Pada penelitian yang dilakukan oleh Yahya
Pada Kantor Pusat Pt. Pos Indonesia (Persero) Bandung menemukan stres
kerja memiliki hubungan positif dengan kepuasan kerja dan penelitian Hakim
kerja .Senada dengan penelitian tersebut, penelitian yang dilakukan oleh Virk,
kepuasan kerja.
kepuasan kerja.
Kepuasan Kerja
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Emma dan Anna (2017) tentang
Central Asia Tbk Kcu Jambi menemukan bahwa kecerdasan emosional dan
stres kerja secara bersama sama memiliki pengaruh terhadap kepuasan kerja.
Emosional dan Stres Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada Kantor
39
Stres Kerja
(X1) H1
H3 KepuasanKerja
Kecerdasan H2 (Y)
Emosional
(X2)
METODE PENELITIAN
menyatakan bahwa metode penelitian survei adalah satu bentuk teknik penelitian
atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Definisi
1. Stres kerja adalah perasaan tertekan yang dialami pegawai Badan Pusat
stres kerja diadopsi dari pendapat Michael et al., (2009) yaitu beban kerja,
41
42
pendapat Bheer et al., (2006) yaitu gaji, pekerjaan itu sendiri, promosi,
Tabel 3.1
Variabel dan Indikator Penelitian
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
orang atau objek yang memiliki kesamaan dalam satu atau berberapa hal dan yang
membentuk masalah pokok dalam suatu riset khusus. Pada penelitian ini yang
45
menjadi populasi yaitu seluruh pegawai Badan Pusat Statistik Provinsi (BPS)
Tabel 3.2
Jumlah Pegawai di Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu
No Keterangan Jumlah
1 Pegawai tetap 60 orang
2 Pegawai tak tetap / Honorer 12 orang
Total 72 orang
penelitian. Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti (Dwi Priyatno,
2009). Menurut Puguh Suharso (2009) sampel adalah suatu himpunan bagian dari
berpendapat bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi. Sampling digunakan pada penelitian jika populasi yang akan
diteliti dalam jumlah besar, dengan alternatif teknik yang sesuai dengan tujuan
digunakan pada penelitian ini adalah metode sensus. Metode sensus yaitu metode
pengumpulan data dimana seluruh populasi dijadikan sampel (Sekaran, 2006). Pada
penelitian ini yang menjadi sampel yaitu seluruh pegawai Badan Pusat Statistik
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer. Data primer
merupakan data atau informasi yang diperoleh langsung dari obyek penelitian tanpa
pertanyaan atau pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya yang akan
responden jawab yang biasanya dalam alternatif yang didefinisikan dengan jelas
metode paling efisien jika peneliti mengetahui dengan pasti variabel yang akan
ditetapkan oleh penulis adalah selama dua minggu (14 hari) kerja di Badan Pusat
Statistik Provinsi Bengkulu, apabila kuesioner yang kembali belum mencapai 50%,
maka waktu pengisian kuesioner akan ditambah sebanyak satu minggu (7 hari)
kerja lagi.
data yang akurat yaitu dengan menggunakan skala likert. Sugiyono (2014)
menyatakan bahwa skala likert digunakan untuk mengukur suatu sikap, pendapat
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu fenomena sosial.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala likert dengan pemberian skor
sebagai berikut:
47
Tabel 3.3
Keterangan Skala Likert
kehandalan dari instrumen tersebut, maka diperlukan uji kesahihan (validitas) dan
kehandalan (realibilitas).
terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti
,2010). Uji validitas akan digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya
kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian. Jenis uji validitas yang akan
dari penggunaan ukuran sesuai dengan teori yang mendasari desain tes.
20. Responden untuk uji valididas berjumlah 72 orang. Uji validitas dilakukan
Tabel 3.4
Pada Tabel 3.4 hasil uji validitas pada variabel kecerdasan emosional
diukur dengan tingkat signifikasi 0.000 < 0,05. Artinya koefisien korelasi dari
semua indikator variabel stres kerja secara keseluruhan harus lebih kecil dari
49
Tabel 3.5
Pada tabel 3.5 ditunjukkan bahwa hasil uji validitas pada variabel
kecerdasan emosional diukur dengan tingkat signifikasi 0.000 < 0,05. Artinya
koefisien korelasi dari semua indikator variabel stres kerja secara keseluruhan
harus lebih kecil dari taraf signifikasi. Hasil pengolahan data menunjukkan
adalah valid.
Tabel 3.6
pengukuran dari waktu ke waktu jika fenomena yang diukur tidak berubah.
mempunyai koefisien alpha lebih besar atau sama dengan 0,4 (≥ 0,4)
sebagai berikut :
setelah data dari seluruh responden dan sumber lain terkumpul. Pada penelitian ini
Y=a+bX1+b2X2+e
Keterangan:
Y : Kepuasan Kerja
a : nilai konstanta
X1 : Stres Kerja
X2 : Kecerdasan Emosional
e : error
akan diolah secara statistik menggunakan alat bantu berupa aplikasi statistik
benar dan salah dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat penulis yang
menyusun dan mengujinya. Dalam penelitian ini, uji hipotesis yang digunakan yaitu
2013). Derajat tingkat kesalahan yang digunakan yaitu 0,05. Penerimaan atau
variabel dependen.
berikut:
55
variabel dependen.
Statistik (BPS), visi yang merupakan gambaran seperti apa Badan Pusat Statistik
kegiatan KPS dibagi dalam dua bagian yaitu Afdeling A (Bagian Riset) dan
56
57
X nomor 172 tanggal 1 Juni 1957, KPS berubah menjadi Biro Pusat Statistik
1965.
Organisasi dan Tata Kerja BPS di Pusat dan Daerah serta perubahannya
Fungsi, Tugas, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja BPS diatur dengan
“Badan Pusat Statistik”. Pada Keputusan Presiden No.86 Tahun 1998 tentang
58
dan BPS Kotamadya. Serta pada tanggal 26 Mei 1999, ditetapkan PP Nomor
Wakil Presiden maka visi Badan Pusat Statistik untuk tahun 2020-2024
Dalam visi yang baru tersebut berarti bahwa BPS berperan dalam
Dengan visi baru ini, eksistensi BPS sebagai penyedia data dan
BPS, visi BPS serta melaksanakan Misi Presiden dan Wakil Presiden yang
yang Produktif, Mandiri, dan Berdaya Saing) dan yang Ke-3 Pembangunan
internasional
berkesinambungan
Provinsi Bengkulu
Statistik dan Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 10 Tahun 2017
tentang Perubahan Atas Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 121
Tahun 2001 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pusat
Statistik di Daerah.
1.4 Tugas
2.4 Fungsi
Provinsi;
3.4 Kewenangan
statistik;
Bengkulu
Personal komputer yang secara umum lebih murah dan efisien telah dicoba
oleh direktorat teknis di BPS pusat, terutama jika direktorat tersebut harus
positif dari penggunaan komputer oleh direktorat teknis yaitu selain lebih
cepat, juga dapat memotivasi pegawai yang terlibat turut bertanggung jawab
komposit dalam waktu yang relatif singkat. Pada 1993, BPS mulai
terkecil yang telah mulai dibuat secara manual sejak 1970. Data wilayah ini
program aplikasi untuk data entry, editing, validasi, tabulasi dan analisis
statistik.
Logo pada Badan Pusat Statistik memiliki warna biru, hijau dan orange
1.3 Biru
(nol).
2.3 Hijau
(tiga).
3.3 Orange
(enam).
Kuesioner disebarkan dengan dibantu salah satu kepala yang ada di Badan
sebesar 50 persen, maka kuesioner kembali disebarkan selama satu minggu hari
kerja lagi. Berdasarkan Tabel 4.1, sebanyak 95,83 persen kuesioner diisi, dan semua
yang tidak kembali dikarenakan beberapa karyawan yang sedang cuti kerja
Frekuensi Persentase
No. Deskripsi (%)
(Orang)
1. Kuesioner yang disebarkan 72 100
meliputi jenis kelamin, umur, lama bekerja, dan status pernikahan di Badan Pusat
Karaterisrik pertama adalah jenis kelamin. Jenis kelamin dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu pria dan wanita. Tabel 4.2 menunjukkan bahwa mayoritas
Berdasarkan kelompok umur, dapat diketahui bahwa rata-rata umur pegawai Badan
Pusat Statistik Provinsi Bengkulu berada pada usia produktif (bps.go.id). Total
berada pada golongan yang muda (26 sampai 35 tahun) dan memiliki orientasi
karirnya sendiri. Lebih lanjut, total sebanyak 24 orang (34,27%) karyawan Badan
66
Pusat Statistik Provinsi Bengkulu berada pada golongan yang lebih berumur (26
sampai 35 tahun).
memiliki masa kerja yang cukup lama. Sebanyak 28 orang (40,00%) masing-
masing telah bekerja selama empat sampai enam tahun, diikuti dengan sebanyak 23
orang (32,86%) telah bekerja terhitung kurang dari satu sampai dengan 3 tahun.
karyawan Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu. Berdasarkan Tabel 4.2, dapat
dilihat bahwa para pegawai di Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu didominasi
4.4 Deskripsi Stress Kerja atas Tanggapan Pegawai Badan Pusat Statistik
Provinsi Bengkulu
mengenai variabel stres kerja dirangkum pada tabel 4.3 – tabel 4.6.
67
Melalui tabel 4.3, dapat dilihat bahwa pegawai di Badan Pusat Statistik
Provinsi Bengkulu secara rata-rata memiliki tingkat stress yang rendah. Hal tersebut
didukung dengan nilai rata – rata dimensi mencapai 4,11 yang bermakna baik,
dimana waktu yang diberikan akan suatu tugas adalah memadai, memiliki
Rata-
Konflik Peran Ket.
Rata
Saya memiliki penilaian terhadap pekerjaan yang sama 4,07 Baik
dengan atasan saya
Sangat
Saya sering diberikan pekerjaan yang seharusnya
4,24 Tidak
merupakan pekerjaan kelompok untuk dikerjakan sendiri
Stress
Rata-Rata Total 4,16 Baik
Keterangan:
1,00-1.79 Sangat Stress
1,80-2,59 Stress
2,60-3,39 Cukup Stress
3,40-4,19 Baik
4,20-5,00 Sangat Tidak Stress
68
Pada Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu secara umum tidak terjadi
konflik peran pada karyawannya sebagaimana yang ditampilkan melalui tabel 4.4.
Para pegawai Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu lebih berorientasi pada kerja
tetap dikerjakan secara bersama-sama tanpa harus dikerjakan secara sendiri. Lebih
lanjut, para pegawai dan atasan juga memiliki penilaian yang sama akan suatu
pekerjaan sehingga dalam dimensi ini memiliki nilai rata – rata 4,16 yang bermakna
baik.
Rata-
Ambiguitas Peran Ket.
Rata
Saya merasa arahan yang diberikan atasan tentang Cukup
3,01
pekerjaan kurang jelas Stress
Komunikasi saya dengan atasan terjalin dengan baik 3,89 Baik
Rata-Rata Total 3,45 Baik
Keterangan:
1,00-1.79 Sangat Stress
1,80-2,59 Stress
2,60-3,39 Cukup Stress
3,40-4,19 Baik
4,20-5,00 Sangat Tidak Stress
Peran yang dimiliki oleh pegawai Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu
tergolong tidak ambigu dimana respon mereka atas dimensi ini memiliki nilai rata
– rata sebesar 3,45 yang memiliki makna baik. Hanya saja tidak semua arahan yang
dapat langsung dipahami oleh pegawai. Namun, meski terjadi demikian komunikasi
dengan para atasan tetap terjalin dengan baik sehingga dapat menopang atas adanya
Rata-
Stres Kerja Ket.
Rata
Beban Kerja 4,11 Baik
Konflik Peran 4,16 Baik
Ambiguitas Peran 3,45 Baik
Rata-Rata Total 3,91 Baik
Keterangan:
1,00-1.79 Sangat Stress
1,80-2,59 Stress
2,60-3,39 Cukup Stress
3,40-4,19 Baik
4,20-5,00 Sangat Tidak Stress
memiliki stres kerja yang cukup berarti. Hal tersebut dapat dilihat melalui tabel 4.6
dimana nilai rata – rata keseluruhan dimensi yang ada pada stres kerja yakni beban
kerja, konflik peran dan ambiguitas peran sebesar 3,91 dan memiliki makna yang
diberikan pada pegawai memiliki waktu dan fasilitas yang memadai untuk
atasan terhadap pekerjaan dan terjalinnya komunikasi vertikal yang baik antara
pegawai dengan para atasannya. Hasil dari tanggapan responden ini mencerminkan
apa yang dikemukakan oleh Michael et al., (2009) dimana beban kerja, konflik
mengenai variabel kecerdasan emosional dirangkum pada tabel 4.7 – tabel 4.12.
70
diri yang sangat tinggi. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.7 dimana nilai rata –
rata kesadaran diri pegawai mencapai nilai 4,20 yang bermakna sangat cerdas
dimana pegawai Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu sangat dapat mengenali
perasaan mereka sendiri, mampu menyadari potensi yang dimiliki serta memiliki
3,40-4,19 Cerdas
4,20-5,00 Sangat Cerdas
tergolong sangat baik. Dengan nilai rata – rata tanggapan pengaturan diri yang
mencapai 4,29 sehingga bermakna sangat cerdas, maka sudah pasti para pegawai
mampu mengelola emosi, menjaga pikiran agar dapat berpikir positif, dapat
Rata-
Motivasi Diri Ket.
Rata
Sangat
Saya menyukai tantangan baru 4,23
Cerdas
Saya setuju dan ingin meraih tujuan dari tempat saya Sangat
4,24
bekerja Cerdas
Sangat
Saya merasa bahwa saya orang yang gigih 4,23
Cerdas
Saya tidak takut akan kegagalan 4,07 Cerdas
Rata-Rata Total 4,19 Cerdas
Keterangan:
1,00-1.79 Sangat Tidak Cerdas
1,80-2,59 Tidak Cerdas
2,60-3,39 Cukup Baik
3,40-4,19 Cerdas
4,20-5,00 Sangat Cerdas
Motivasi diri yang timbul dalam benak pegawai Badan Pusat Statistik
Provinsi Bengkulu termasuk motivasi yang baik dimana nilai rata – rata tanggapan
yang ditunjukkan melalui tabel 4.9 memiliki nilai sebesar 4,19 (bermakna cerdas).
Hal tersebut mencerminkan bahwa para pegawai merupakan pegawai yang gigih,
menyukai tantangan baru ingin meraih tujuan dan tidak takut akan kegagalan.
72
Selain mampu mengenali diri sendiri dan mampu mengatur diri, pegawai
Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu juga mampu mengenali emosi orang
disekitarnya sebagaimana yang ditampilkan melalui tabel 4.10. Dengan nilai rata –
rata mencapai 4,03 maka dapat diinterpretasikan bahwa pegawai Badan Pusat
Statistik Provinsi Bengkulu memiliki empati terhadap orang lain, dapat menerima
baik, maka pegawai Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu juga memiliki
keterampilan social yang juga sangat baik. Hal tersebut dibuktikan dengan
tanggapan mereka terhadap dimensi keterampilan sosial yang memiliki nilai rata –
rata mencapai 4,29 sehingga tergolong sangat cerdas. Dengan nilai rata – rata
keterampilan social yang tinggi, maka pegawai Badan Pusat Statistik Provinsi
pada orang lain, menghindari sesuatu yang dapat memicu konflik, dapat
pada tabel 4.13 dengan nilai rata – rata tanggapan mencapai 4,20 yang bermakna
sangat cerdas. Dengan nilai rata-rata tersebut, pegawai Badan Pusat Statistik
74
pemahaman dirinya sendiri, pengaturan dirinya, pemahaman emosi orang lain dan
mengenai variabel kepuasan kerja dirangkum pada tabel 4.13 – tabel 4.18.
Rata-
Pekerjaan Itu Sendiri Ket.
Rata
Sangat
Saya merasa puas dengan tugas yang diterima 4,31
Puas
Sangat
Saya mendapat kesempatan belajar dipekerjaan saya 4,34
Puas
Saya mendapat tanggung jawab yang sesuai dengan yang Sangat
4,29
saya harapkan Puas
Sangat
Rata-Rata Total 4,31
Puas
Keterangan:
1,00-1.79 Sangat Tidak Puas
1,80-2,59 Tidak Puas
2,60-3,39 Cukup Puas
3,40-4,19 Puas
4,20-5,00 Sangat Puas
Kepuasan atas pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai Badan Pusat Statistik
Provinsi Bengkulu termasuk kedalam kategori sangat puas dengan nilai rata-rata
4,31. Hal ini berarti bahwa pegawai Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu
kesempatan belajar dan mendapat tanggung jawab yang sesuai dengan yang mereka
harapkan.
75
Rata-
Gaji Ket.
Rata
Sangat
Saya menyukai sistem penggajian yang diterapkan 4,31
Puas
Sangat
Saya merasa bahwa penggajian yang berlaku telah adil 4,23
Puas
Sangat
4,27
Rata-Rata Total Puas
Keterangan:
1,00-1.79 Sangat Tidak Puas
1,80-2,59 Tidak Puas
2,60-3,39 Cukup Puas
3,40-4,19 Puas
4,20-5,00 Sangat Puas
Dimensi gaji sebagai salah satu yang diperhitungkan dalam menilai kepuasan
kerja pegawai ternyata juga memiliki nilai rata – rata tanggapan yang sangat tinggi
mencapai 4,27 sehingga pegawai Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu memiliki
rasa yang sangat puas dengan sistem penggajian yang diterapkan dan mereka juga
merasa bahwa penggajian yang ada di Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu
Rata-
Kesempatan Promosi Ket.
Rata
Saya merasa bahwa peluang promosi yang ada telah 4,09 Puas
obyektif
Saya menyukai peluang promosi yang ada 4,07 Puas
Saya lebih menyukai peluang promosi yang sekarang 4,06 Puas
dibandingkan dengan peluang promosi sebelumnya
Rata-Rata Total 4,07 Puas
Keterangan:
1,00-1.79 Sangat Tidak Puas
1,80-2,59 Tidak Puas
2,60-3,39 Cukup Puas
3,40-4,19 Puas
4,20-5,00 Sangat Puas
76
dimensi kesempatan promosi ditunjukkan melalui tabel 4.15. Melalui tabel 4.15
dapat dilihat bahwa dengan adanya peluang promosi yang objektif dan peluang
promosi yang ada saat ini lebih disukai maka tingkat kepuasan pegawai mencapai
pada tingkat rasa puas dengan nilai rata – rata mencapai 4,07.
Rata-
Atasan Ket.
Rata
Sangat
Saya senang dengan gaya kepemimpinan atasan saya 4,21
Puas
Saya merasa senang berada dibawah atasan saya 4,11 Puas
Rata-Rata Total 4,16 Puas
Keterangan:
1,00-1.79 Sangat Tidak Puas
1,80-2,59 Tidak Puas
2,60-3,39 Cukup Puas
3,40-4,19 Puas
4,20-5,00 Sangat Puas
Atasan yang ada pada Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu telah
dengan nilai rata – rata sebesar 4,16. Dalam hal ini, gaya kepemimpinan atasan di
Badan Pusat Statistik Provinsi saat ini disukai oleh pegawai sehingga mereka
Rata-
Rekan Kerja Ket.
Rata
Saya memiliki rekan kerja yang saling mendukung 4,19 Puas
Saya merasa senang ketika bekerja dengan rekan kerja saya 3,96 Puas
sekarang
Saya merasa rekan kerja saya sangat membantu saya dalam 4,07 Puas
bekerja
Rata-Rata Total 4,07 Puas
77
Keterangan:
1,00-1.79 Sangat Tidak Puas
1,80-2,59 Tidak Puas
2,60-3,39 Cukup Puas
3,40-4,19 Puas
4,20-5,00 Sangat Puas
Selain daripada atasan yang menjadi salah satu penentu kepuasan pegawai,
maka rekan kerja juga berpengaruh. Melalui tabel 4.17 dapat dilihat bahwa nilai
rata – rata pada dimensi rekan kerja adalah sebesar 4,07 yang bermakna puas.
Dalam hal ini, pegawai Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu telah memiliki
rekan kerja yang saling mendukung dan membantu dalam pekerjaan sehingga
mereka merasa senang ketika bekerja dengan rekan kerja saat ini.
Rata-
Kepuasan Kerja Ket.
Rata
Pekerjaan Itu Sendiri 4,31 Sangat Puas
Gaji 4,27 Sangat Puas
Kesempatan Promosi 4,07 Puas
Atasan 4,16 Puas
Rekan Kerja 4,07 Puas
Rata-Rata Total 4,18 Puas
Provinsi Bengkulu termasuk ke dalam kategori puas dengan nilai rata – rata
kepuasan mencapai 4,18. Hal ini mencerminkan bahwa pegawai merasa puas atas
pekerjaan yang mereka jalankan saat ini, merasa bahwa gaji yang berlaku telah adil,
puas dengan kesempatan promosi yang objektif, puas dengan gaya kepemimpinan
atasan saat ini, dan puas dengan rekan kerja yang telah mendukung saat ini.
78
terhadap kepuasan kerja pegawai Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu maka
independen terhadap variabel dependen yang mana data tersebut dikumpulkan dari
Social Science (SPSS) 20. Hasil pengolahan data secara singkat dapat dilihat pada
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 6,634 5,821 1,140 ,258
1 SK ,944 ,210 ,464 4,502 ,000
KE ,253 ,085 ,306 2,963 ,004
a. Dependent Variable: KK
Berdasarkan hasil pengolahan data yang ditunjukkan melalui tabel 4.17 maka
melalui Standardized Coefficients, hasil dari analisis regresi berganda dapat ditulis
Y = 0,464X1 + 0,306X2
Keterangan:
Y = Kepuasan Kerja
X1 = Stress Kerja
X2 = Lingkungan Kerja
79
sebagai berikut:
1. Koefisien regresi variabel stress kerja (X1) adalah beta sebesar 0,464 dan
yang positif dan siginifikan terhadap kepuasan kerja (Y) pegawai Badan
pegawai yang dapat terkelola dengan semakin baik maka semakin baik
Bengkulu.
0,306 dan tingkat signifikansi sebesar 0,004 sehingga < α (0,05). Dengan
(Y) pegawai Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu yang artinya tingkat
Selain itu, penelitian ini juga menggunkan skala Likert sehingga dapat menjelaskan
terhadap variabel dependen, dimana dapat dilihat variabel independen yang mana
yang lebih besar atau dominan berpengaruh terhadap variabel dependen yang bisa
80
2006).
Atas hal tersebut, dilihat dari hasil regresi variabel stres kerja sebesar 0,464
kepuasan kerja, yang artinya apabila stress kerja dapat terkelola dengan baik dan
dengan tingkat kecerdasan emosional yang tinggi maka kepuasan kerja pegawai
akan ada pada tingkat yang baik. Lebih lanjut, dilihat dari besarnya koefisien regresi
yang diperoleh dari hasil pengolahan data, dapat diketahui bahwa variabel stres
kerja memiliki koefisien regresi yang paling besar, sehingga dapat disimpulan
bahwa variabel stres kerja merupakan variabel yang paling dominan dalam
sempurna atau tidak, yang ditunjukan pada apakah perubahan variabel bebas stres
kerja (X1), kecerdasaran emosional (X2) akan diikuti oleh variabel terikat kepuasan
kerja (Y) pada proporsi yang sama. Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai R
menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 memiliki arti
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
1 ,663a ,440 ,423 3,511
a. Predictors: (Constant), KE, SK
Pada tabel 4.18, atas hasil pengolahan data yang dilakukan penulis maka
menunjukkan bahwa kepuasan kerja pegawai (Y) yang dapat dijelaskan oleh
variabel stres kerja dan variabel kecerdasan emosional adalah sebesar 44%,
luar model yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. Hal tersebut sesuai dengan
atau ditolak di dalam penelitian. Dalam hal ini, penulis menggunakan program
SPSS versi 20 guna mengetahui hasil dari hipotesis yang dirumuskan. Adapun
hipotesis yang ada pada penelitian ini telah diuji menggunakan metode analisis uji
regresi yang penulis rumuskan adalah baik (signifikan) atau tidak baik (non
82
maka model regresi tidak bisa digunakan untuk peramalan. Jika signifikan uji
F < α 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima (model regresi yang digunakan
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 649,261 2 324,631 26,341 ,000b
1 Residual 825,725 67 12,324
Total 1474,986 69
a. Dependent Variable: KK
b. Predictors: (Constant), KE, SK
penelitian ini baik atau signifikan dan bisa digunakan untuk prediksi atau
peramalan. Lebih lanjut, dengan signifikansi 0,000 < α (0,05) maka H3 pada
penelitian ini diterima dengan interpretasi bahwa variabel stres kerja (X1)
signifikasi uji t terhadap probabilitas Alpha. Jika nilai signifikasi uji t < α
83
1. Berdasarkan hasil penelitian yang dapat dilihat pada tabel 4.6, nilai
kepuasan kerja. Dalam hal ini stres kerja berpengaruh secara positif
terkelola stress kerja dengan baik maka semakin baik pula tingkat
kepuasan kerja.
4.10 Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis pengolahan yang telah dilakukan, maka pada sub-
bab ini diberikan penjelasan mengenai hasil-hasil analisis statistik tersebut untuk
84
dapat memahami lebih mendalam mengenai pengaruh stress kerja dan kecerdasan
Bengkulu.
tingkat signifikansi dibawah 0,05 yaitu 0,000 dan nilai t sebesar 4,502,
Bengkulu. Hasil uji t ini berarti menerima hipotesis 1 (H1) penelitian yaitu
dan pesona, namun bisa pula berarti kekhawatiran, konflik, ketegangan dan
timbul sebagai akibat tekanan atau ketegangan yang bersumber dari ketidak
apabila sarana dan tuntutan tugas tidak selaras dengan kebutuhan dan
penelitian yang dilakukan oleh Franly & Bernhard (2021) yang berjudul
kepuasan kerja pada PT. Tropica Coco Prima di Lelema Kabupaten Minhasa
Selatan. Lebih lanjut, Potale dan Uhing (2015) dalam penelitian yang berjudul
pada PT. Bank Sulut Cabang Utama Manado juga menemukan hasil bahwa
Namun, hal ini berbanding terbalik dengan hasil penelitian Ridho &
Febsri (2019) berdasarkan hasil uji regresi linear berganda nilai koefisien
regresi stres kerja terhadap kepuasan kerja - 0,293 yang berarti apabila stres
kerja berkurang maka kepuasan kerja akan bertambah dan dilihat juga hasil
nilai thitung variabel stres kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
kepuasan kerja pada karyawan Bank Mandiri Cabang Padang. Selain itu,
Putro, Riana & Surya (2015) juga mengemukakan bahwa stres kerja memiliki
secara positif dan negative tetap mengarah pada satu hal yang sama dimana
stres kerja yang dialami oleh karyawan dapat mempengaruhi apa yang mereka
rasakan baik itu menyangkut pekerjaan maupun hasil yang mereka terima.
Hal ini mengacu kembali pada sarana dan tuntutan tugas yang apabila tidak
stress. Pada penelitian ini, kuesioner yang digunakan mengacu pada dimensi-
dimensi stres kerja yang dikemukan oleh Michael et al., (2009) dimana
86
mengenai beban kerja dan konflik peran, apakah pegawai Badan Pusat
tingkat stres kerja yang terkelola dengan baik sehingga dapat mempengaruhi
tingkat kepuasan kerja para pegawai, sehingga dalam hal ini mendukung hasil
penelitian ini yang menyatakan bahwa stres kerja berpengaruh secara positif
memiliki tingkat signifikansi dibawah 0,05 yaitu 0,004 dan nilai t sebesar
Bengkulu. Hasil uji t ini berarti menerima hipotesis 2 (H2) penelitian yaitu
Hasil penelitian ini sesuai dengan Virk (2011), Gunduz (2012) yang
kecerdasan emosional terhadap kepuasan kerja. Selain itu, Putu & Surya
senang dengan tempat kerjanya dan memiliki hubungan baik dengan rekan
Kepuasan Kerja
menunjukkan bahwa model regresi pada penelitian ini baik atau signifikan
88
dan bisa digunakan untuk prediksi atau peramalan. Lebih lanjut, dengan
signifikansi 0,000 < α (0,05) berarti hipotesis 3 (H3) pada penelitian ini
diterima dengan interpretasi bahwa variabel stres kerja (X1) dan variabel
berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja, maka hal ini juga
kepuasan kerja adalah konstruksi yang berbeda, tetapi sangat saling terkait.
pada kepuasan kerja yang lebih tinggi dalam organisasi (Ismail et al., 2010).
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitan dan pembahasan yang telah dikaji secara empiris,
emosional dan kepuasan kerja, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian
1. Nilai t hitung untuk variabel stress kerja yaitu sebesar 4,502 dengan
H1 pada penelitian ini diterima yang berarti bahwa variabel stres kerja
kepuasan kerja.
model regresi pada penelitian ini baik atau signifikan dan bisa digunakan
untuk prediksi atau peramalan. Lebih lanjut, dengan signifikansi 0,000 <
variabel stres kerja (X1) dan variabel kecerdasan emosional (X2) secara
89
5.2 Saran
Hasil dari penelitian ini dapat menjadi saran atau rekomendasi untuk penelitan yang akan
datang serta pihak Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu. Berikut beberapa saran atau
1. Stres kerja dan kecerdasan emosional pegawai merupakan salah satu faktur penting agar
senantiasa dapat dijaga dan dikelola dengan baik oleh Badan Pusat Statistik Provinsi
Bengkulu, mengingat bahwa kedua hal tersebut secara langsung berpengaruh terhadap
tingkat kepuasan para pegawai, dengan harapan bahwa setiap pegawai yang bekerja di
Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu dapat memiliki tingkat kepuasan kerja yang
tinggi dan mampu mendongkrak lebih baik lagi teruntuk kinerja kedepannya.
2. Penelitian yang dilakukan oleh penulis masih cukup terbatas pada pengujian secara
langsung antara satu variabel dengan variabel lainnya, maka dari itu penulis
merekomendasikan untuk kedepannya dengan topik penelitian yang sama agar dapat
menambahkan hal baru seperti penambahan variabel mediasi atau moderasi pada topik
penelitian ini.
90