FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era modern seperti sekarang ini, persaingan antar perusahaan semakin berat
berkaitan dengan masalah karyawan. Perlu bagi perusahaan untuk tetap mengelola
karyawan dengan baik sebab, karyawan merupakan asset perusahaan yang sangat
penting. Karyawan dapat menjadi factor yang berpengaruh tercapainya tujuan organisasi.
Baik buruknya karyawan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satuya yakni
Kondisi lingkungan kerja fisik mempunyai pengaruh yang besar terhadap pekerjaan
yang dilakukan oleh karyawan. Sukmawati (2013) mengemukakan bahwa para karyawan
yang bekerja pada lingkungan fisik yang baik, akan dapat bekerja dengan baik, aman, dan
nyaman. Edy (2008) mengemukakan bahwa lingkungan kerja yang baik akan
berimplikasi positif pada karyawan, sedangkan lingkungan kerja buruk akan berimplikasi
fisik memiliki kaitan dengan bangunan dan fasilitas yang disediakan serta letak gedung
dan prasarana yang ada. Semangat serta kegairahan kerja karyawan dipengaruhi oleh
lingkungan kerja.
lingkungan kerja yang baik akan membantu memelihara kondisi fisik maupun kondisi
psikis karyawan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Cintia dan Gilang (2016) terhadap
lingkungan kerja fisik seperti peralatan kerja, kebisingan, pencahayaan, dan tata letak
berpengaruh terhadap kinerja karyawan, selebihnya adalah pengaruh dari lingkungan
kerja non-fisik. Markey, Ravenswood, dan Webber (2012) mengemukakan bahwa kinerja
karyawan akan menurun apabila mereka berada pada lingkungan kerja fisik yang tidak
kondusif. Hal ini menyebabkan tingginya intensitas karyawan untuk keluar dari
pekerjaanya.
Penelitian yang dilakukan oleh Norianggoo, Hamid, dan Ruhana (2014) terhadap
karyawan PT. Telkomsel Area III Jawa-Bali Nusra Surabaya menjukkan bahwa
menunjukkan nilai signifikansi 0,033, p-value <0,05. Lingkungan kerja fisik dapat berupa
serta keamanan merupakan factor yang berpengaruh pada kinerja karyawan. Penelitian
yang dilakukan oleh Leblebici (2012) pada karyawan Bank yang bekerja di Turki
menjukkan bahwa sebanyak 78% karyawan tidak puas dengan kondisi lingkungan kerja
fisik di tempat kerja. Sebanyak 58% karyawan menyatakan sangat setuju bahwa
menyediakan tempat kerja yang aman sehingga akan menjadi nyaman bagi karyawan.
Lingkungan kerja fisik menjadi salah satu faktor pendukung kebahagiaan karyawan di
menyenangkan ditempat kerja menjadi salah satu penyebab stress dan ketidakbahagian
pada karyawan. Kebahagiaan merupakan hal yang menjadi harapan bagi individu. Synder
dan Lopez (2007) mengemukakan bahwa kebahagiaan merupakan kunci dari kehidupan.
positif yang lebih sering muncul dan dirasakan oleh individu dibandingkan dengan
perasaan negative, perasaan tersebut merupakan penilaian subjektif dari individu itu
sendiri. Pryce (2010) mengemukakan bahwa individu yang bekerja dengan rasa bahagia
suasana hati individu pada saat tertentu, serta keyankinannya terhadap kebahagiaan.
kualitas dari seluruh hidup individu yang membuat kehidupannya menjadi lebih baik.
Lebih baik secara keseluruhan yang mencakup baik secara kesehatan, kreativitas yang
tinggi, pendapatan yang lebih tinggi, serta tempat kerja yang baik. Elfida (2008)
mengemukakan bahwa individu yang memiliki kebahagian yang tinggi, maka mereka
akan puas terhadap pekerjaan, pernikahan, dan area lain dalam kehidupannya menjadi
kebahagiaan adalah kondisi hati yang dipenuhi dengan keykinan dimana individu dapat
Price dan Jones (2010) mengemukakan bahwa individu yang bekerja dengan rasa
bahagia adalah individu yang memiliki emosi positif setiap waktu. Alfarasi (2010)
mengemukakan bahwa individu yang merasa bahagia akah melakukah pekerjaan dengan
sepenuh hati dan akah merasa puas terhadap pekerjaannya sehingga akan berdampak
pada prduktivitas di tempat kerja. Soegandi (2013) mengemukakan bahwa rasa tidak
bahagia di tempat kerja akan menimbulkan ketidakpuasan yang akan menimbulkan
dampak negative pada istansi seperti absensi dan jumlah turnover pada karyawan yang
penting sebab individu yang bahagia di tempat kerja memiliki perasaan positif yang
mampu membuat individu menjadi produktif dan puas. Dengan adanya perasaan bahagia
pada karyawan, maka turnover akan menurun sehingga tercipta sumber daya manusia
yang berkualitas.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Karundeng (2014) terhadap 50 partisipan agen
asuransi menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara kinerja agen di perusahaaj
asuransi PT.S dengan kebahagiaan di tempat kera. Dari hasil penelitian diperoleh nilai
signifikansi 0,000, p-value <0,05 dan koefisien korelasi sebesar 0,802 Sebuah penelitian
yang dilakukan oleh JobsDB pada tahun 2015 terhadap 2.324 karyawan yang bekerja di
Indonesia menunjukkan hasil bahwa 73% karyawan merasa tidak bahagia dengan
serta bonus yang diberikan tidak sesuai dengan beban kerja. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Wulandari dan Widyastuti (2014) terhadap 407 orang pegawai Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau menunjukkan bahwa terdapat lima faktor yang
membuat individu bahagia di tempat kerja, yaitu hubungan positif dengan orang lain
(47,2%), prestasi (22,4%), lingkungan kerja fisik (17,0 %), kompensasi (12,0 %), dan
kesehatan (1,5 %). Dari hasil uraian diatas maka peneliti tertarik untuk mengkaji dan
meneliti terkait pengaruh lingkungan kerja fisik terhadap workplace happiness karyawan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu apakah terdapat pengaruh lingkungan
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja fisik
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
pengembangan ilmu psikologi terkhusu pada bidang psikologi industri dan organisasi.
2. Manfaat Praktis
karyawan.
Adler, J. (2003). Aristotle’s erhics: The theory of happiness-I. Illnois: University Press.
Biswar, Dkk. 2007. Positive psychology coaching: putting the science of happiness to work for your clients.
Published By John Wiley & Sons, Inc., Hoboken, New Jersey. Published Si multaneously In Canadaand
Conformity: Metsiof Studies Using Asch.
Cintia, E. & Gilang,A. (2016). Pengaruh lingkungan kerja fisik dan non-fisik terhadap kinerja
karyawan pada KPPN Bandung I. Jurnal sosioteknologi, 15(1). Hal. 136-157.
Diener, E. & Scollon, C. (2003). Subjective well-being is desirable, but not the summum bonum.
Minneapolis : University of Minnesota.
Edy. (2008). Pengaruh budaya organisasional dan lingkungan kerja terhadap kinerja perawat “
rumah sakit mata dr. YAP” Yogyakarta dengan motivasi dan kepuasan kerja sebagai variabel
pemediasi. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 2(3). Hal. 159-174.
Karundeng, I. R. J. (2016). Hubungan antara kebahagiaan (happiness) di tempat kerja dengan kinerja agent di
Perusahaan Asuransi PT. S Cabang Jember (Doctoral dissertation, Widya Mandala Chatolic University
Surabaya).
Markey,R., Ravenswood,K., & Weber, D.J. (2012). The impact of quality of the work
environment of employee’s intention to quit. Economic working paper series. Bristol
University of the West England: Faculty of Bussiness and Law.
Narianggo, Y.C.P.,Hamid, D., & Ruhana, I. (2014). Pengaruh lingkungan kerja fisik dan nonfisik
terhadap kinerja karyawan (Studi pada karyawan PT. Telkomsel Area III Jawa-Bali Nusra di
Surabaya. Jurnal administrasi bisnis, 8(2). Hal 1-10.
Ningsih. 2013. Subjective Well Being Ditinjau Dari Faktor Demografi (Status Pernikahan, Jenis Kelamin,
Pendapatan). Jurnal Online Psikologi, 1 (2).
Pryce,J. (2010). Happiness at work: maximizing your psychological capital for success. USA:
Wiley-Blackwell.
Pryce., & Jones. 2010. Happiness at Work: Maximizing Your Psychological Capital for Success. USA: Wiley-
Blackwell.
Ramadhani, Z.P. (2017). Analisis pengaruh kompensasi dan lingkungan kerja fisik terhadap
loyalitas kerja karyawan melalui kepuasan kerja karyawan sebagai variabel intervening (studi
pada kantor direksi pt. Perkebunan nusantara ix divisi tanaman tahunan). Skripsi. Universitas
Diponegoro: Fakultas Ekonomika dan Bisnis.
Soegandhi. 2013. Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Loyalitas Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior
Pada Karyawan PT. Surya Timur Sakti Jatim. Jurnal Agora, 1(1).
Sukmawati, F., (2008). Pengaruh kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, dan kompensasi
terhadap kinerja karyawan di PT. Pertamina (Persero) UPMS III Terminal Transit Utama
Balongan, Indramayu. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 2(3). Hal. 175-194.
Synder, C.R., & Lopez, S.J. (2007). Positive psychology: the scientific and practicalexplorations
of human strength. Thousand Oak: Sage Publication.
Tkach, C., & Lyubomirsky, S. (2006). How do people pursue happiness?: Relating personality,
happiness-increasing strategies, and well-being. Journal of happiness studies, 7(2), 183-225.
Wulandari, S., & Widyastuti, A. (2014). Faktor-faktor kebahagiaan di tempat kerja. Jurnal psikologi, 10(1), hal. 41-
52.
Yuwono, I. dkk. (2005). Psikologi industir & organisasi. Surabaya: Fakultas Psikologi
Universitas Airlangga.
Zahidah & Raihanah. 2011. The Model of Wellbeing in Family Life from Islami Perspective. Jurnal Fiqh, 8. Hal.
25-44.