ABSTRACT
This study was conducted to determine the relationship between job demand and workplace well-being in Generation
Z employees with a total of 120 employees aged 21-24 years who were working in an agency or company in Jakarta,
using quantitative research methods with quota sampling techniques and techniques Analysis of the data used is the
product moment correlation analysis. The measurement of workplace well-being variables using the workplace well-
being index (Page, 2005) and job demand measurement is constructed from aspects of the job demand owned (Bakker,
2007). The results of this study indicate that there is a significant negative relationship between the variable job
demand and workplace well-being with the results of the correlation coefficient r = -0.403 p <0.05.
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara job demand dan workplace well-being pada karyawan
generasi Z dengan jumlah partisipan 120 karyawan yang berusia 21-24 tahun yang sedang bekerja disuatu instansi
atau perusahaan di Jakarta, dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan teknik sampling kuota serta
teknik analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi product momen. Pengukuran variabel workplace well-
being menggunakan alat ukur workplace well-being index (Page,2005) dan pengukuran job demand dikonstruksikan
dari aspek Job demand milik (Bakker,2007). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan
negatif antara variabel job demand dan workplace well-being dengan hasil koefisien korelasi r=-0,403 p<0,05.
1
Psikologia (Jurnal Psikologi), Vol 4 (2),January 2019 , 1-9
ISSN 2338-8595 (print), ISSN 2541-2299 (online)
Journal Homepage: https://psikologia.umsida.ac.id/index.php/psikologia/index
DOI Link: 10.21070/psikologia.v4i2.1640
PENDAHULUAN tugas-tugas yang dimiliki dari tempat kerja
mereka yang didalamnya terdapat Tanggung
Ada beberapa hasil temuan yang
jawab dalam pekerjaan, Makna Pekerjaan,
dilakukan oleh Anwarsyah (2012) bahwa
Kemandirian dalam Pekerjaan, Penggunaan
kesejahteraan di tempat kerja adalah
Kemampuan dan Pengetahuan dalam bekerja,
komponen yang memiliki hubungan paling
serta Perasaan Berprestasi dalam Bekerja.
dekat dengan pekerja, dikarenakan pekerja
Sedangkan aspek ekstrinsik mengacu pada hal-
menghabiskan sebagian besar waktunya di
hal dilingkungan kerja yang dapat
lingkungan tempat kerja, yang tentunya akan
mempengaruhi karyawan dalam bekerjayaitu
memberi pengaruh negatif bagi perusahaan
Penggunaan waktu yang sebaik-baiknya,
juga karyawan jika kesejahteraan ditempat
Kondisi Kerja, Supervisi, Peluang Promosi,
kerja tidak terpenuhi. Kesejahteraan ditempat
Pengakuan terhadap Kinerja yang Baik,
kerja juga mempengaruhi kehidupan sehari-
Penghargaan sebagai individu ditempat Kerja,
hari individu baik fisik maupun psikis.
Upah dan Keamanan Pekerjaan.
Sebagaimana hal ini diperkuat oleh
Workplace wellbeing dapat memberikan
pernyataan Page (2005) bahwa kesejahteraan
dampak positif padaperforma kerja (job
karyawan di tempat kerja memiliki hubungan
performance), kepuasan kerja (job
positif dengan kesejahteraan, karyawan
satisfaction) dalam penelitian Anwarsyah
dihidupnya, kesehatan dan kesejahteraan
&Salendu (2012), employee engagement
karyawan tidak hanya memberikan dampak
bagi karyawan itu sendiri namun juga pada yang tinggi pada penelitian Sari (2015) serta
perusahaan atau organisasi dimana ia bekerja. akan lebih kooperatif, memiliki emosi yang
karyawan menurun maka kinerja karyawan tepat waktu dan efisien, lebih produktif dan
tersebut juga akan menurun, begitupula dapat bekerja lebih lama di suatu perusahaan
(2005) yaitu rasa sejahtera pada diri negatif yaitu pada kesehatan pekerja dan
dengan core affect dan kepuasaan nilai kerja ,menurut Danna & Griffin (1999) dalam
intrinsik dan ekstrinsik. Aspek intrinsik penelitian Maulana (2018) dapat berdampak
mengacu pada perasaan karyawan terkait pada tingkat turnover yang tinggi. Beberapa
2
Psikologia (Jurnal Psikologi), Vol 4 (2),January 2019 , 1-9
ISSN 2338-8595 (print), ISSN 2541-2299 (online)
Journal Homepage: https://psikologia.umsida.ac.id/index.php/psikologia/index
DOI Link: 10.21070/psikologia.v4i2.1640
faktor yang mempengaruhi workplace mengenai “Motivating Gen Z Worker”
well-being menurut Bryson,Forth & bahwa motivasi mereka dalam dunia kerja
Stokes (2014) mengungkapkan terdapat 2 adalah pertumbuhan pribadi sebagai motivasi
faktor yakni : Personal Characteristic yang tertinggi dan diikuti dengan motivasi
meliputi jenis kelamin, umur, kepribadian mencapai prestasi dan tanggung jawab, serta
serta faktor kedua yaitu Job mereka menyukai tantangan. Tujuan dari
characteristics, meliputi Job demand, penelitian ini untuk mengetahui ada atau
variasi peluang untuk job control, tidak ada hubungan signifikan antara Job
kejelasan lingkungan, peluang untuk Demand dengan Workplace Well-being pada
respons emosional, dan Emotional karyawan generasi Z.
Dissonancemenggambarkan adanya
METODE
konflik emosi yang dirasakan oleh pekerja,
dimana pekerja harus dapat menekan Penelitian ini menggunakan pendekatan
emosi negatifnya dan menampilkan emosi kuantitatif yang diolah melalui statistik, dan
positif dihadapan klien atau rekan kerja merupakan metode penelitian korelasional
lainnya. karena peneliti ingin melihat hubungan
Beberapa peneliti telah melakukan antara kedua variabel yaitu Job demands dan
penelitian mengenai job demand dan workplace well being, dimana peneliti ingin
workplace well-being. Penelitian yang menguji ada atau tidak adanya hubungan
dilakukan oleh Pratista & Nu’man (2016) signifikan antara job demands terhadap
menyatakan tidak ada hubungan antara workplace well being pada karyawan
psikologis pada karyawati, penelitian oleh yaitu Variabel independen (X) : Job
peneliti ingin mengetahui apakah terdapat digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik
karyawan generasi Z dengan melihat sampel dari populasi yang mempunyai ciri-
motivasi kerja yang tinggi pada generasi Z ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang
Data yang diperoleh dalam penelitian ini menggunakan uji one sample kolmogorov-
akan diolah menggunakan uji korelasi Smirnov Test. syarat distribusi normal jika
7
Psikologia (Jurnal Psikologi), Vol 4 (2),January 2019 , 1-9
ISSN 2338-8595 (print), ISSN 2541-2299 (online)
Journal Homepage: https://psikologia.umsida.ac.id/index.php/psikologia/index
DOI Link: 10.21070/psikologia.v4i2.1640
tambahan, diantaranya yaitu dengan melihat sebaliknya saat workplace wellbeing tinggi
fenomena dilapangan bahwa saat ini generasi disebabkan job demand yang rendah. Dengan
z sudah mulai memasuki dunia kerja serta kategori Workplace Well being pada karyawan
berpegang pada penelitian yang dilakukan generasi Z masuk dalam kategori yang tinggi
Baladano (2018) terkait karakteristik dan job demand masuk dalam kategori rendah.
generasi Z di dunia kerja beberapa
DAFTAR PUSTAKA
kemungkinan yang menyebabkan hasil
penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian
Anwarsyah, W. I., & Salendu, A. (2012).
Baladano yaitu yang pertama, bahwa tuntutan Hubungan Antara Job demands Dengan
Workplace Well-being Pada Pekerja
pekerjaan jika diperhadapkan dengan
Shift. Jurnal Psikologi Pitutur, 1(1), 32–
generasi baru ataupun lama tetap akan 44.
mempengaruhi kesejahteraan mereka, Azwar.2012. Penyusunan Skala Psikologi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
sekalipun mereka memiliki karakteristik
yang mengutamakan karir, pencapaian Bakker, A. B., Demerouti, E., & Verbeke, W.
(2004). Using the job demands‐resources
prestasi dan suka dengan tantangan, tetap saja model to predict burnout and
bahwa pada dasarnya setiap individu pastinya performance. Human Resource
Management: Published in Cooperation
tidak ingin berada dalam tekanan terus- with the School of Business
menerus dan menginginkan kesejahteraan, Administration, The University of
Michigan and in alliance with the Society
kemungkinan kedua dikarenakan penelitian of Human Resources Manage. European
Baladano terhadap generasi Z diluar Journal of Work and Organizational
Psychology, 43(1), 83–104.
Indonesia, sehingga mungkin adanya
Bakker, A. B., & Demerouti, E. (2016). Job
perbedaan karakteristik antara generasi Z Demands-Resources Theory: Taking
diIndonesia dengan diluar Indonesia. Stock and Looking Forward.
Baldonado, A. M. (2018). International Journal
of Managerial Studies and Research
KESIMPULAN (IJMSR) Page|56 Leadership and Gen Z:
Motivating Gen Z Workers and Their
Berdasarkan hasil pengolahan dan Impact to the Future. International Journal
analisis data pada penelitian ini dapat of Managerial Studies and Research
(IJMSR), 6(1), 56–60.
disimpulkan Adanya hubungan signifikan
Bryson,A.,Forth,J.,&Stokes,L. (2014). Bis-14
negatif antara job demand dengan workplace 1120. ”DoesWorkerWellbeingAffect-
well being, ketika job demand tinggi maka WorkplacePerformance”
workplace well being rendah, begitu pula Cozby, P.C. 2009. Methods in Behavioral
8
Psikologia (Jurnal Psikologi), Vol 4 (2),January 2019 , 1-9
ISSN 2338-8595 (print), ISSN 2541-2299 (online)
Journal Homepage: https://psikologia.umsida.ac.id/index.php/psikologia/index
DOI Link: 10.21070/psikologia.v4i2.1640
research. Edisi ke-9. Alih Bahasa: Yogyakarta: Andi.
Maufur. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wirawan, 2012. Evaluasi Kinerja Sumber Daya
Davis, D. 2005. Business Research for Manusia Teori Aplikasi dan Penelitian.
Decision Making, Australia, Thomson Salemba Empat, Jakarta
South-Western.
Xanthopoulou,D.,Bakker,A.B.,Demerouti,E.,&
Devi Wulan Sari. (2015). Hubungan antara Schaufeli,W.B.(2007). The Role of
workplace well-being dengan Personal Resources in the Job demand-
employee engagement pada staff tata resources model. International Journal of
usaha universitas kristen satya wacana stress manajement,14,121-141
salatiga.
Graeme Codrington & Sue Grant-Marshall,
Penguin, 2004. Mind the gap. penguin
books Guilford, J.P. 1956.
Fundamental Statistic in Psychology
and Education. 3rd Ed. New York:
McGraw-Hill Book Company, Inc.
Hasibuan, Malayu S.P., 2011. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara,
Jakarta.
Harter, J.K., Schmidt, F.L., &Keyes, C.L.
(2002). Well-Being in the Workplace
and its Relationship to Business
Outcomes: A Review of the Gallup
Studies
Jacobs, K., Hellman, M., Markowitz, J.,
Wuest, E., Theorell, T.(2012). Job
Demands. Encyclopedia of Behavioral
Medicine, 1129–1130.
Page, K. (2005). Subjective Wellbeing in the
Workplace. School of Psychology and
Psychiatry Monash University,
Australia
Page,K. (2010). Working for Wellness:
Defining, Measuring, and Enhancing
Employee Well-being.School of
Psychology and Psychiatry Monash
University, Australia
Sugiyono. (2011) Metode Penelitian
Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D.
Bandung: CV Alfabeta.
Sutrisno Hadi. (2004). Analisis Regresi.
9