Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH EMPLOYEE ENGAGEMENT DAN IKLIM ORGANISASI

TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT.HEWLETT-PACKARD


INDONESIA

Anissa Merlita Maharani.


Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia Yayasan Administrasi
Indonesia

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara employee
engagement dan iklim organisasi terhadap kepuasan kerja pada karyawan. Metode
pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sensus. Populasi dalam
penelitian ini adalah karyawan PT. Hewlett-Packard Indonesia, dengan jumlah 88
responden. Alat ukur yang digunakan berupa skala kepuasan kerja, skala
employee engagement, dan skala iklim organisasi. Hasil analisis data dengan
multivariate correlation penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara employee engagement dengan kepuasan kerja sebesar 0,704
dan terdapat hubungan yang signifikan antara iklim organisasi dengan kepuasan
kerja sebesar 0,733. Selanjutnya, hasil analisis data dengan regresi linier berganda
menggunakan SPSS 22.0 for windows diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh
positif signifikan employee engagement terhadap kepuasan kerja dengan koefisien
regresi sebesar 0,304 dengan nilai signifikansi 0,009 < 0,05 dan terdapat pengaruh
positif signifikan iklim organisasi dengan kepuasan kerja dengan koefisien regresi
sebesar korelasi 0,222 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Hal ini menyatakan
bahwa Ha “terdapat pengaruh positif signifikan employee engagement dan iklim
organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan.”

Kata Kunci : Kepuasan Kerja, Employee Engagement, Iklim Organisasi

ABSTRACT

The purpose of this study was to analyze the influence of employee


engagement and organizational climate on employee job satisfaction. The
sampling method used in this study was census technique with the total population
88 respondents employees of Hewlett-Packard Indonesia, inc.. The measurement
tools used were job satisfaction scale, employee engagement scale, and
organizational climate scale. The result with multivariate correlation showed that
there is a significant relations between employee engagement and job satisfaction
of 0,704 and there is a significant relations between organizational climate and

1
job satisfaction of 0,733. Furthermore, the result of data analysis with multiple
linear regression using SPSS 22.0 for windows obtained positive significance
influence of employee engagement on job satisfaction with regression coefficient
number of 0,304 with significance score of 0,009 < 0,05 and also, obtained
positive significance influence of organizational climate on job satisfaction with
regression coefficient number of 0,222 with significance score of 0,000 < 0,05.
This states that, Ha “there is a positive significant influence of employee
engagement and organizational climate on employee job satisfaction.”

Keywords : Job Satisfaction, Employee Engagement, Organizational Climate.

PENDAHULUAN prestasi kerja. Hal ini biasa disebut


dengan kepuasan kerja. Kepuasan kerja
Dalam menghadapi kompetisi pada dinikmati dalam pekerjaan, luar
era globalisasi, perusahaan-perusahaan pekerjaan, dan kombinasi dalam dan
perlu memperhatikan dan menjaga luar pekerjaan (Hasibuan, 2001).
aset-aset pentingnya agar mampu Kepuasan kerja juga dapat berbentuk
berkompetisi secara sehat. Salah satu efektivitas atau respons emosional
aset penting yang harus diperhatikan terhadap berbagai aspek pekerjaan.
adalah sumber daya manusia. Definisi tersebut mengartikan bahwa
Keberhasilan pengelolaan sumber daya kepuasan kerja bukanlah suatu konsep
manusia dengan baik dan progresif tunggal, sebaliknya seseorang dapat
dapat menjadi awal yang baik bagi relatif puas dengan suatu aspek dari
kelancaran implementasi program kerja pekerjaannya dan tidak puas dengan
perusahaan dan pencapaian tujuan salah satu atau beberapa aspek lainnya
organisasi. Sumber daya manusia (Kreitner & Kinicki, 2005).
semakin dianggap penting perannya
dalam pencapaian tujuan perusahaan, Penelitian yang dikembangkan
karena kunci keberhasilan untuk oleh Porter (dalam Sopiah, 2008: 172)
memenangkan bisnis agar mampu dalam Disperancy Theory yang
bertahan dan berkembang berada pada menjelaskan bahwa kepuasan kerja
sumber daya manusia selaku pelaku merupakan selisih atau perbandingan
bisnis (Handoko, 2008). antara harapan dengan kenyataan.
Kepuasan kerja seseorang ditentukan
Dalam pengelolaan sumber daya bersama-sama atas dasar karakteristik
manusia, pentingnya bagi karyawan situasi kerja dan karakteristik pekerja.
untuk memiliki sikap emosional yang Misalnya, persepsi seseorang tentang
menyenangkan dan mencintai “apa yang seharusnya ada” dalam
pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan suatu pekerjaan akan ditentukan oleh
oleh moral kerja, kedisiplinan dan

2
karakteristik pekerja dan variabel karyawan merasa engage (feel
situasi, sedangkan persepsi tentang engaged) sehingga berpotensi untuk
“apa yang ada sekarang” dalam suatu menampilkan perilaku yang terikat
pekerjaan akan banyak ditentukan oleh (engaged). Keterikatan yang dimiliki
kondisi kerja aktual. karyawan dapat dianggap sebagai
pengantar kesuksesan sebuah
Demi mempertahankan kepuasan perusahaan dan menjadi penentu
kerja karyawan untuk selalu konsisten kesuksesan operasional (Lockwood,
maka setidak–tidaknya perusahaan 2007).
selalu memperhatikan lingkungan
dimana karyawan melaksanakan Menurut Robinson et al pada
tugasnya yang memiliki keterkaitan tahun 2004 (Perusahaan yang meniliti
dengan rekan kerja, pimpinan, iklim tentang sumber daya manusia dalam
organisasi, dan hal–hal lain yang dapat suatu organisasi perusahaan) - Hanya
mempengaruhi kemampuan seseorang 13% karyawan di seluruh dunia yang
dalam menjalankan pekerjaannya. engaged di tempat kerjanya, dari 142
Keberhasilan pengelolaan sumber daya negara tempat kerja global. Dengan arti
manusia dengan baik dapat menjadi lain, hanya satu dari delapan pekerja
acuan bagi pengimplementasian yang merasa engaged dalam
pencapaian tujuan organisasi pekerjaannya menurut survei dari 180
kelancaran implementasi program kerja juta karyawan di negara-negara yang
perusahaan dan pencapaian tujuan diteliti. Dari hasil penelitian tersebut
organisasi. Beberapa akibat yang juga didapatkan bahwa “employee
ditimbulkan oleh kepuasan kerja yang engagement secara psikologis
tinggi adalah rendahnya angka absensi, berkomitmen terhadap pekerjaannya
kemampuan kecepatan dalam bekerja, dan kemungkinan akan memberikan
dan juga pencapaian prestasi kerja dan kontribusi positif bagi organisasi
target perusahaan (Grund dan Sliwka, perusahaan.”
2001).
Selain employee engagement,
Agar sumber daya manusia bekerja faktor lain yang dapat mempengaruhi
dengan maksimal, maka karyawan kepuasan kerja karyawan adalah faktor
harus memiliki keterikatan dengan iklim organisasi. Setiap organisasi
perusahaan (Robinson et al, 2004). masing-masing memiliki budaya,
Employee engagement atau keterikatan tradisi, dan metode tindakannya sendiri
karyawan merupakan antusiasme yang secara keseluruhan menciptakan
karyawan dalam bekerja yang terjadi iklimnya (Davis, 2001). Meskipun
karena karyawan mengarahkan tidak secara tegas dinyatakan dalam
energinya untuk bekerja yang selaras hubungan kausal, umumnya disepakati
dengan prioritas strategi perusahaan. bahwa iklim organisasi mempunyai
Antusiasme ini terbentuk karena hubungan yang positif dengan

3
kepuasan kerja ataupun kinerja dikatakan oleh Grund dan Sliwka
organisasi (Hardjana, 2006). (2001). ). Berikut grafik yang
merupakan tingkat pencapaian prestasi
Penelitian yang dilakukan perusahaan dalam satu tahun terakhir.
Kelner dalam Satria (2005)
menunjukkan bahwa kepuasan kerja Pencapaian Prestasi
selain dipengaruhi oleh komitmen PT. Hewlett-Packard Indonesia
organisasi, juga dipengaruhi oleh iklim
Bulan November 2017 – Januari
organisasi. Iklim organisasi yang
kondusif dan hubungan kerja yang baik 2019 (dihitung dalam 4 putaran)
dapat meningkatkan kepuasan kerja
karyawan, karena iklim kerja yang baik Prestasi PT. Hewlett-Packard
merupakan salah satu faktor yang Indonesia
menunjang semangat dan kegairahan 25
kerja karyawan, tentu saja bersama 20
dengan komitmen organisasi yang ada 15
dalam diri karyawan. Iklim organisasi 10

juga sangat berpengaruh terhadap 5


0
kepuasan kerja dalam pencapaian hasil Q1 2017 Q2 2018 Q3 2018 Q4 2018 Q1 2019
kinerja karyawan dihargai oleh atasan (Nov-Jan) (Feb-Apr) (May-Jul) (Aug-Oct) (Nov-Jan)
sehingga menciptakan rasa puas pada Prestasi
karyawan dalam bekerja (Utami, 2010).

Sebagai salah satu perusahaan Sumber : Bagian Human Resource


multinasional yang didalam bidang Management PT. Hewlett-Packard
informasi teknologi yang berkembang Indonesia
sangat pesat, perusahaan memiliki Pada gambar grafik diatas,
tuntutan untuk bisa mempertahankan dapat dilihat bahwa tingkat prestasi
bibit-bibit unggul dalam upaya perusahaan meningkat cukup pesat
menjaga stabilitas pencapaian prestasi dalam satu tahun terakhir. Hal ini
dan target-target, sehingga perusahaan mengidentifikasi bahwa, karyawan
diharuskan untuk mempertahankan merasa puas, karena seperti yang
karyawan yang memiliki kinerja yang diungkapkan oleh Gary Dassler
baik terhadap perusahaan. Dalam (1982:364) karyawan yang
mempertahankan karyawan tersebut, mendapatkan kepuasan kerja,
perlu adanya kepuasan kerja pada cenderung berprestasi kerja lebih baik
setiap individu. daripada karyawan yang tidak
Kepuasan kerja berhubungan memperoleh kepuasan kerja.
dengan pencapaian prestasi kerja dan
target perusahaan, seperti yang

4
TUJUAN PENELITIAN pekerjaannya. Sebabnya, banyak faktor
yang perlu mendapat perhatian dalam
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis pada kepuasan
mengetahui pengaruh employee kerja karyawan.
engagement dan iklim organisasi
terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Beberapa teori yang dapat andil
Hewlett-Packard Indonesia dalam pengukuran kepuasan kerja
adalah Teori Pandangan Kelompok
TINJAUAN PUSTAKA (Social Reference Group Theory) Teori
Kepuasan Kerja ini mengemukakan bahwa kepuasan
kerja karyawan bukan tergantung pada
Kepuasan kerja adalah keadaan pemenuhan kebutuhan saja, tetapi
emosional yang menyenangkan atau sangat bergantung pada pandangan dan
tidak menyenangkan dimana para pendapat kelompok yang oleh
karyawan memandang pekerjaan karyawan dianggap sebagai acuan.
mereka. Kepuasan kerja mencerminkan Kelompok acuan tersebut oleh
perasaan seseorang terhadap karyawan dijadikan tolak ukur untuk
pekerjaannya. Ini nampak dalam sikap menilai dirinya maupun
positif karyawan terhadap pekerjaan lingkungannya. Teori lainnya adalah
dan segala sesuatu yang dihadapi di teori Pemenuhan Kebutuhan (Need
lingkungan kerjanya (Handoko, Fullfilment Theory) Teori ini
2008:193-194). Sama halnya dengan menyatakan bahwa kepuasan kerja
pernyataan diatas dengan yang karyawan tergantung pada terpenuhi
dikemukakan oleh Nathalia (2003) atau tidaknya kebutuhan mereka.
bahwa pada umumnya individu akan Karyawan akan merasa puas apabila ia
merasa puas atas kerja yang telah atau mendapatkan apa yang dibutuhkannya.
sedang dikerjakan apabila apa yang
dikerjakan itu dianggap telah Dimensi pengukuran kepuasan
memenuhi harapan. kerja menurut John Kador dan
Katherine J, Amstrong (2010) yang
Sementara menurut Malayu S.P terdapat dalam bukunya “Perfect
Hasibuan (2012: 202), kepuasan kerja Phrases for Writing Employee Surveys”
adalah sikap emosional yang yang dirancang dengan bentuk rating
menyenangkan dan mencintai scale dan kuesioner. Teori ini terdiri
pekerjannya. Sikap ini dicerminkan dari enam indikator yaitu:
oleh moral kerja, kedisiplinan, dan 1. Merasa puas terhadap perusahaan
prestasi kerja. Siagian (2002:295) secara keseluruhan
menyatakan bahwa kepuasan kerja 2. Menyenangi pekerjaan saya sehari-
merupakan suatu cara pandang hari
seseorang baik yang bersifat positif 3. Merasa tertarik terhadap pekerjaan
maupun yang bersifat negatif tentang yang dilakukan

5
4. Merasa tertantang terhadap d) Supervisi
pekerjaan yang dilakukan
Kemampuan supervisor dalam
5. Merasa selalu ingin kembali bekerja
memberikan bantuan teknis dan
6. Merasa puas terhadap pekerjaan
yang telah dilakukan dukungan moral terhadap individu
Sedangkan, faktor-faktor penentu dapat meningkatkan nilai kepuasan
kepuasan kerja, dikemukakan oleh kerja. Supervisor yang memberikan
Luthans (dalam Sunarso, 2009:83) kesempatan pada karyawannya untuk
menyebutkan beberapa faktor yang berpartisipasi dalam membuat
keputusan, memberi pengarahan dan
mempengaruhi kepuasan kerja yaitu :
bantuan pada karyawan serta
a) Pekerjaan yang dilakukan berkomunikasi dengan karyawan dapat
meningkatkan kepuasan kerja
Sumber kepuasan kerja dapat karyawan.
didapatkan dari jenis pekerjaan yang
dilakukan. Misalnya seperti pekerjaan e) Iklim Organisasi dan Rekan Kerja
yang menarik dan menantang,
Keadaan iklim organisasi dan rekan
memberikan status yang baik dan tidak
kerja pada lingkungan kerja individu
membosankan dapat memberikan
yang secara teknis dapat mendukung
kepuasan kerja bagi individu.
secara sosial dan moral dapat menjadi
b) Promosi sumber peningkatan nilai kepuasan
kerja individu.
Kemampuan untuk berkembangan
individu dalam lingkungan Sedangkan, Mangkunegara
pekerjaannya dapat menjadi sumber (2002:117), mengatakan terdapat dua
pengukuran kepuasan kerja yang faktor tambahan yang dapat
dirasakan. mempengaruhi kepuasan kerja:

c) Gaji/Upah a) Faktor Pegawai, yaitu kecerdasan


(IQ) seperti skill, umur, jenis kelamin,
Gaji dan upah yang diterima oleh kondisi fisik, pendidikan, pengalaman
karyawan merupakan refleksi cara kerja, masa kerja, emosi, kepribadian,
pandang manajer/atasan mengenai cara berfikir, persepsi terhadap
kontribusi karyawan terhadap pekerjaan dan juga sikap kerja.
organisasi. Pada dasarnya, uang bukan
hanya menjadi pemenuh kebutuhan b) Faktor Pekerjaan, yaitu jenis
dasar individu, namun juga dapat pekerjaan yang dikerjakan, struktur
memberikan tingkat kepuasan yang organisasi, pangkat (golongan),
berbeda. kedudukan, mutu pengawasan, jaminan
finansial, jaminan sosial tenaga kerja,

6
kesempatan promosi jabatan, interaksi Employee engagement merupakan
sosial dan juga hubungan kerja. sebuah perilaku yang didapat setelah
karyawan merasa puas, kemudian
Employee Engagement memiliki kesadaran mengenai keadaan
Secara umum, employee organisasi yang pada akhirnya
engagement didefinisikan sebagai menghasilkan pemahaman dari
“Pemanfaatan diri dalam sebuah karyawan bagaimana dia dapat
organisasi dengan melibatkan, berkontribusi efektif pada perusahaan.
menggunakan dan mengekspresikan Sehingga dari pemahaman tersebut,
diri mereka secara fisik, kognitif dan karyawan dapat memberikan
secara emosional dalam menjalankan komitmennya pada organisasi untuk
pekerjaan.” (Kahn dalam Saks, 2006). menghasilkan yang terbaik.
Pandangan lain dikemukakan oleh Menurut Thomas (2007),
Macey & Schneider (2008) bahwa mengungkapkan beberapa dimensi
employee engagement tidak hanya employee engagement, antara lain: a.
membuat karyawan memberikan Kesiapan
kontribusi lebih, namun juga membuat
karyawan memiliki loyalitas yang lebih 1) Kesiapan untuk mendedikasikan diri
tinggi sehingga mengurangi keinginan pada pekerjaan
meninggalkan perusahaan secara 2) Kesiapan dalam memikirkan cara
sukarela. Makna dari employee baru untuk bekerja lebih efektif
engagement lainnya menurut Thomas 3) Kesiapan dalam melaksanakan
(2007) Merupakan suatu keadaan pekerjaan (semangat)
psikologis dan adalah interaksi antara
b. Kerelaan
seorang individu dengan lingkungan
tempat bekerja. 1) Kesediaan memotivasi diri untuk
Schaufeli, Salanova, Gonzales- mencapai keberhasilan
Roma, dan Baker (2006) merumuskan 2) Kesiapan untuk bekerja keras dan
Engagement adalah kebalikan dari burn bekerja ekstra keras.
out, yaitu keadaan dimana karyawan
merasa positif dan puas terhadap c. Kebanggaan
pekerjaannya. Konstruk motivational
1) Menganggap pekerjaan sebagai
ini ditandai dengan adanya Vigor
sumber kebanggan diri
(Semangat), Dedication (Dedikasi),
dan Absorption (Keasyikan) pada 2) Mengerjakan pekerjaan secara
karyawan. lengkap dan menyeluruh
Croston (2008) menyatakan 3) Kesediaan mencurahkan jiwa ke
bahwa employee engagement tidaklah dalam pekerjaan
sama dengan employee satisfaction.

7
Dalam jurnal Psikologi Iklim Organisasi
Organizational Behaviour yang ditulis
Taguiri dan Litwin dalam Soetopo
Gibson, Ivancevich, Donnely (2000)
(2010) mengartikan iklim organisasi
mengemukakan tiga komplonen
employee engagement termasuk dalam adalah suatu kualitas lingkungan
variabel Psikologis, seperti komponen internal organisasi yang dialami oleh
pembentuk sikap, komponen utama anggotanya, mempengaruhi prilakunya
dalam employee engagement terdiri dan dapat dideskripsikan dengan nilai-
atas: nilai karakteristik organisasi.
Sedangkan berdasarkan definisi iklim
a. Komponen Kognitif organisasi menurut Stinger, (Wirawan,
2007) mengemukakan bahwa iklim
Berisi hal-hal yang dipikirkan karywan organisasi adalah koleksi dan pola
tentang perusahaan tempat mereka lingkungan yang menentukan
bekerja. Dari komponen ini dapat munculnya motivasi serta berfokus
dilihat apakah karyawan dan pada persepsi-persepsi yang masuk
perusahaan memiliki kecocokan tingkat akal tau dapat dinilai, sehingga
pemikiran, artinya, apakah karyawan mempunyai pengaruh langsung
mempercayai tujuan organisasi serta terhadap kinerja anggota organisasi.
mendukung nilai-nilai yang dianut
perushaan. Luthans (Simamora, 2004)
disebutkan bahwa iklim organisasi
b. Komponen Afektif adalah lingkungan internal atau
Merupakan hal-hal yang disarankan psikologi organisasi. Iklim organisasi
karyawan terhadap perusahaan, yang mempengaruhi praktik dan kebijakan
memperlihatkan ikatan emosional SDM yang diterima oleh anggota
antara karyawan dan perusahaannya, organisasi. Maka, dengan iklim
seperti rasa bangga menjadi bagian dari organisasi yang terbuka memacu
organisasi karyawan untuk mengutarakan
kepentingan dan ketidakpuasan tanpa
c. Komponen Perilaku adanya rasa takut akan tindakan
balasan dan perhatian.
Komponen ini merujuk pada dua hal
yaitu, pertama, apakah seorang Lingkungan internal organisasi
karyawan berusaha maksimal dalam adalah semua dimensi iklim organisasi
bekerja, dan kedua, apakah karyawan seperti keadaan lingkungan fisik tempat
tersebut bersedia bertahan dalam kerja; keadaan lingkungan sosial;
perusahaan. pelaksanaan sistem manajemen;
produk; konsumen, klien, dan nasabah
yang dilayani; kondisi fisik dan
kejiwaan anggota organisasi; budaya

8
organisasi. Sedangkan yang termasuk 3. Tanggung jawab.
lingkungan eksternal antara lain:
Tanggung jawab merefleksikan
perkembangan jenis industri;
perasaan karyawan bahwa mereka
pengaturan industri oleh pemerintah;
kehidupan ekonomi makro; kompetensi menjadi “bos diri sendiri” dan tidak
dengan pesaing (Altman, dalam memerlukan keputusannya dilegitimasi
Wirawan, 2007). oleh anggota organisasi lainnya.
Persepsi tanggung jawab tinggi
Robert Stringer (2002) berpendapat menunjukan bahwa anggota organisasi
bahwa untuk mengukur iklim merasa didorong untuk memecahkan
organisasi terdapat enam dimensi yang problemnya sendiri. Tanggung jawab
diperlukan, antara lain adalah : rendah menunjukkan bahwa
pengambilan resiko dan percobaan
1. Struktur Organisasi terhadap pendekatan baru tidak
Struktur organisasi mencerminkan diharapkan.
perasaan pada organisasi secara baik 4. Pengakuan.
dan mempunyai peran serta tanggung
jawab yang jelas dalam lingkungan Pengakuan mencerminkan bahwa
organisasi. Pekerjaan yang anggota organisasi merasa dihargai jika
didefinisikan dengan baik mereka dapat menyelesaikan tugas
mencerminkan struktur yang tinggi. secara baik. Pengakuan merupakan
Sebaliknya, jika tidak ada kejelasan ukuran penghargaan dihadapkan
mengenai siapa yang melakukan tugas dengan hukuman dan kritikan atas
dan mempunyai kewenangan penyelesaian pekerjaan. Iklim
mengambil keputusan mencerminkan organisasi yang menghargai kinerja
struktur yang rendah. berkarakteristik keseimbangan antara
imbalan dan kritik. Penghargaan
2. Standar-standar rendah artinya penyelesaian pekerjaan
Standar-standar dalam suatu organisasi dengan baik diberi imbalan secara tidak
mengukur tekanan untuk meningkatkan konsisten.
kinerja dan standar kebanggaan yang 5. Dukungan.
dimiliki oleh anggota organisasi.
Standar-standar tinggi artinya anggota Dukungan mencerminkan suatu
organisasi selalu berupaya mencari perasaan percaya dan saling
jalan untuk meningkatkan kinerja. mendukung yang terus berlangsung di
Standar-standar rendah merefleksikan antara anggota kelompok kerja.
harapan yang lebih rendah untuk Apabila anggota organisasi merasa
kinerja. bahwa mereka bagian tim yang
berfungsi dengan baik dan merasa
memperoleh bantuan dari atasannya,

9
jika mengalami kesulitan dalam mempercayai dan saling bergantungan.
menjalankan tugas maka dukungan Sedangkan organisasi yang besar,
organisasi tinggi. Jika dukungan dianggap sebaliknya.
rendah, anggota organisasi merasa
terisolasi atau tersisih sendiri. c. Teknologi kerja

Teknologi yang digunakan cenderung


6. Komitmen.
menciptakan iklim yang berorientasi
Komitmen mencerminkan suatu pada peraturan dengan tingkat
perasaan bangga anggota terhadap kepercayaan dan kreativitas rendah.
organisasinya dan derajat kesetiaan Teknologi yang lebih dinamis atau
terhadap pencapaian tujuan organisasi. berubah-ubah sebaliknya akan
Perasaan komitmen kuat menjurus pada komunikasi yang lebih
terbuka, kepercayaan, kreatifitas, dan
Iklim dapat mempengaruhi penerimaan tanggung jawab pribadi
motivasi, prestasi dan kepuasan kerja. dalam penyelesaian tugas.
Iklim organisasi bisa bergerak dari
yang menyenangkan ke netral, sampai d. Kebijakan dan praktek kerja
dengan tidak menyenangkan. Tetapi
pada umumnya manager dan pegawai Terciptanya iklim yang berorientasi
pada prestasi, dimana para karyawan
menginginkan lklim yang
merasa lebih bertanggung jawab atas
menyenangkan karena menyangkut
pencapaian tujuan organisasi sangat
keuntungan seperti prestasi yang lebih
terbantu oleh para manajer yang
baik, kepuasan kerja dan dapat
menimbulkan semangat kerja. memberikan banyak umpan balik,
otonomi dan identitas tugas pada
Menurut Richard M. Steers (1980), bawahannya.
ada empat pengangkat faktor-faktor
yang mempengaruhi iklim organisasi, Untuk dapat menciptakan iklim
yaitu : organisasi yang sehat maka harus
didukung dengan faktor-faktor yang
a. Struktur organisasi dapat direalisasikan pada suatu
organisasi, dapat menimbulkan suatu
Beberapa studi menunjukkan hasil situasi atau suasana yang mendukung
bahwa semakin tinggi penstrukturan pada organisasi, serta dapat
suatu organisasi, lingkungan sekitarnya disimpulkan bahwa iklim organisasi
akan terasa penuh ancam. yang baik adalah sifat lingkungan kerja
b. Ukuran besarnya dan posisi kerja yang khas dari organisasi itu kepada
seseorang dalam organisasi karyawannya.

Organisasi yang kecil selalu


mempunyai iklim yang terbuka, saling

10
HIPOTESIS antara employee engagement dan iklim
organisasi terhadap kepuasan kerja
Ha “Terdapat pengaruh positif adalah korelasi multivariat dan analisis
signifikan Employee Engagement dan linier berganda metode enter dan
Iklim Organisasi terhadap Kepuasan stepwise.
Kerja karyawan PT. Hewlett-Packard Korelasi multivariat adalah
Indonesia” teknik yang digunakan untuk menguji
Ha1 “Terdapat pengaruh signifikan hubungan besarnya hubungan dan
Employee Engagement terhadap kontribusi dua variabel independen
Kepuasan Kerja karyawan PT. Hewlett- (X1) dan (X2) terhadap variabel
Packard Indonesia” dependen (Y).
Sedangkan, analisis linier
Ha2 “Terdapat pengaruh signifikan berganda adalah teknik yang digunakan
Iklim Organisasi terhadap Kepuasan untuk menguji pengaruh secara linier
Kerja Karyawan PT. Hewlett-Packard dua atau lebih variabel bebas
Indonesia” (predictor) dengan variabel
independen.
METODOLOGI PENELITIAN
Analisis ini digunakan untuk
Metode penelitian yang mengetahui arah hubungan antara
digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen dengan variabel
metode kuantitatif. Subjek dalam dependen apakah positif atau negatif.
penelitian ini adalah 88 karyawan.
Teknik sampling dalam penelitian ini HASIL PENELITIAN
adalah sensus yaitu, teknik penentuan
Analisis data dari penelitian ini
sampel bila semua anggota populasi
dilakukan untuk mengetahui hubungan,
digunakan sebagai sampel.
pengaruh dan arah pengaruh dari
METODE PENGUMPULAN DATA employee engagement dan iklim
organisasi terhadap kepuasan kerja
Dalam penelitian ini metode karyawan PT. Hewlett-Packard
pengumpulan data yang digunakan Indonesia. Berdasarkan hasil analisis
adalah skala Likert. Tiga alat ukur data dengan menggunakan bantuan
dibuat berdasarkan dari teori para program SPSS versi 22.00 for
tokoh dengan jumlah 24 item skala Windows, diperoleh koefisien korelasi
kepuasan kerja, dan 24 item skala antara employee engagement dengan
employee engagement dan 32 item kepuasan kerja sebesar (r)= 0,704 dan
skala iklim organisasi. (p)= 0,000. Hal ini menunjukkan
bahwa hipotesis nihil (Ho) yang
METODE ANALISIS DATA
menyatakan bahwa “tidak terdapat
Metode analisis data yang hubungan antara employee engagement
digunakan untuk melihat pengaruh dengan kepuasan kerja karyawan PT.

11
Hewlett-Packard Indonesia” ditolak, kepuasan kerja sebesar 53,7%. Dari
sedangkan hipotesis kerja (Ha) yang output diperoleh koefisien determinasi
menyatakan bahwa “terdapat hubungan kedua variabel bebas iklim organisasi
antara antara employee engagement dan employee engagement terhadap
dengan kepuasan kerja karyawan PT. variabel terikat sebesar R2 = 0,573 atau
Hewlett-Packard Indonesia” diterima. sebesar 57.3%. Artinya, nilai koefisien
bertambah sebanyak 3,6% dan dapat
Sedangkan, berdasarkan hasil disimpulkan bahwa kontribusi atau
analisis data iklim organisasi, diperoleh sumbangan secara simultan variabel
koefisien korelasi antara iklim employee engagement sebanyak 3,6%.
organisasi dengan kepuasan kerja Sisanya sebesar 42,7% ditentukan oleh
sebesar (r)= 0,733 dan (p)= 0,000. Hal faktor-faktor lain selain employee
ini menunjukkan bahwa hipotesis nihil engagement dan iklim organisasi. Dari
(Ho) yang menyatakan bahwa “tidak output, diperoleh pula nilai F hitung
terdapat hubungan antara iklim kedua variabel bebas terhadap variabel
organisasi dengan kepuasan kerja terikat sebesar F hitung = 0,56 dengan
karyawan PT. Hewlett-Packard tingkat signifikasi / probabilitas P =
Indonesia” ditolak, sedangkan hipotesis 0,000 < 0,05 maka, dalam penelitian ini
kerja (Ha) yang menyatakan bahwa Ha diterima dengan kata lain employee
“terdapat hubungan antara antara ilim engagement dan iklim organisasi
organisasi dengan kepuasan kerja merupakan penjelas yang cukup
karyawan PT. Hewlett-Packard signifikan dari kepuasan kerja. Dari
Indonesia” diterima. Alasan kenapa Ho pengolahan data yang dilakukan,
ditolak karena apabila p< 0,05 maka diperoleh pula koefisien regresi untuk
Ho ditolak sedangkan apabila p> 0,05 mengetahui apakah dalam model
maka Ho diterima. regresi variabel independen secara
Adapun uji regresi linier parsial berpengaruh signifikan terhadap
berganda dalam penelitian ini variabel dependen berupa kepuasan
menggunakan metode stepwise. kerja. Diperoleh nilai konstanta (a) Y =
Analisis ini digunakan untuk 5,411 + 0,222x1 + 0,304x2 persamaan
mengetahui arah hubungan antara ini dapat digunakan karena hasil dari
kedua variabel independen terhadap uji keberartian model signifikan. Selain
variabel dependen apakah mengarah ke itu, didapatkan juga nilai koefisiensi
arah positif atau ke arah negatif. regresi X1 = 2,669 dengan nilai
Setelah diolah menggunakan SPSS signifikansi 0,009 < 0,05 dan
versi 22.00 for Windows, dari data koefisiensi regresi X2 = X2 = 3,914
iklim organisasi diperoleh nilai R2 = dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05.
0,537, artinya variabel bebas iklim Kesimpulan dari hasil uji
organisasi mampu menerangkan atau hipotesis dengan menggunakan analisis
memprediksi nilai variabel terkait regresi diperoleh :

12
Ha : Terdapat pengaruh positif Dari pengolahan data, diperoleh
signifikan employee engagement dan pula kategorisasi iklim organisasi pada
iklim organisasi terhadap kepuasan penelitian ini menunjukkan skor mean
kerja karyawan PT. Hewlett-Packard sebesar 159,61 yang berdada pada
Indonesia. kategori ‘tinggi’, yaitu x > 125,80
dengan persentase responden
Ha1 : Terdapat pengaruh keseluruhan sebesar 97%.
signifikan employee engagement
terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Pada kategorisasi skala tingkat
Hewlett-Packard Indonesia kepuasan kerja, menunjukkan skor
mean sebesar 65,93 yang berada pada
Ha2 : Terdapat pengaruh kategori ‘tinggi, yaitu x > 58,316
signifikan iklim organisasi terhadap dengan persentase responden
kepuasan kerja karyawan PT. Hewlett- keseleuruhan sebesar yang lebih rendah
Packard Indonesia daripada kedua variabel bebas, yaitu
Hasil uji normalitas dalam dengan persentase sebesar 91%.
penelitian ini menggunakan Shapiro Analisis tambahan dalam
Wilk, karena jumlah subyek kurang dari penelitian ini adalah jenis kelamin laki-
100. Hasil uji normalitas pada skala laki memiliki persentase sebesar 44,32
kepuasan kerja memperoleh p sebesar % dan perempuan sebesar 55,68% .
0,009 (p < 0,05), pada skala employee Usia 35-45 tahun memiliki persentase
engagement diperoleh nilai p sebesar sebesar 61,38%, serta 22-35 tahun
0,000 (p < 0,05) dan skala iklim sebesar 38,64%. Lama karyawan
organisasi diperoleh nilai p sebesar bekerja pada PT. Hewlett-Packard
0,000 (p < 0,05). Dengan demikian, Indonesia < 1 tahun memiliki
disimpulkan bahwa data skala persentase sebesar 32,95%, 1-2 tahun
kepuasan kerja, employee engagement
sebesar 39,77%, dan 3 > sebesar
dan iklim organisasi tidak berdistribusi 27,28%.
normal.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil kategorisasi
data skala employee engagement Berdasarkan hasil analisis penelitian
menunjukkan skor mean sebesar 82,53 dapat disimpulkan bahwa, tedapat
yang berada pada kategori ‘tinggi’, hubungan yang signifikan antara
yaitu x > 64,39 . Hal ini menunjukkan employee engagement dengan
secara keseluruhan employee kepuasan kerja diperoleh koefisien
engagement karyawan PT. Hewlett- sebesar (r)= 0,704 dan (p)= 0,000 <
Packard Indonesia berada pada 0,05. Hubungan ini menunjukkan
kategori tinggi, dengan persentase semakin tinggi employee engagement
responden keseluruhan 98%. dalam diri individu, semakin tinggi
juga kepuasa kerja nya. Pada penelitian

13
ini, didapatkan nilai koefisien regresi organisasi individu maka semakin
employee engagement terhadap tinggi rasa kepuasan kerja pada
kepuasan kerja dengan signifikansi individu, sebaliknya, semakin rendah
0,009 < 0,05, koefisien regresi ini individu makan semakin rendah
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kepuasan kerjanya.
yang nyata (signifikan) employee Berdasarkan hasil analisis
engagement terhadap kepuasan kerja penelitian, hasil R2 = 0,537 pada
karyawan PT. Hewlett-Packard variabel iklim organisasi menjelaskan
Indonesia. Hal ini sejalan dengan studi bahwa variabel iklim organisasi secara
yang dilakukan oleh Nugraha dan Dewi simultan memiliki sumbangan sebesar
(2016) yang menemukan bahwa 53,7% terhadap kepuasan kerja. Hasil
employee engagement dapat R2 kedua variabel meningkat menjadi
meningkatkan kepuasan kerja R2 = 0,573 menjelaskan bahwa
karyawan pada PT. Finnet Indonesia peningkatan 3,6% dipengaruhi oleh
bahwa semakin tinggi tinggi employee variabel employee engagement. Dapat
engagement maka semakin tinggi rasa disimpulkan bahwa kontribusi atau
kepuasan kerja pada individu, sumbangan secara simultan variabel
sebaliknya, semakin rendah employee employee engagement sebanyak 3,6%.
engagement makan semakin rendah Sisanya sebesar 42,7% ditentukan oleh
kepuasan kerjanya. faktor-faktor lain selain employee
engagement dan iklim organisasi.
Hasil penelitian ini juga
menemukan bahwa terdapat hubungan KESIMPULAN
yang signifikan antara iklim organisasi
Dari hasil analisa data yang
terhadap kepuasan kerja dengan nilai
koefisien sebesar (r)= 0,733 dan (p)= telah diuraikan sebelumnya, maka
0,000 < 0,05. Pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa :
didapatkan nilai koefisien regresi iklim 1. Terdapat pengaruh signifikan
organisasi terhadap kepuasan kerja employee engagement terhadap
dengan signifikansi 0,000 < 0,05 kepuasan kerja karyawan PT. Hewlett-
koefisien regresi ini menunjukkan Packard Indonesia. Hal ini menyatakan
bahwa terdapat pengaruh yang nyata bahwa semakin tinggi employee
(signifikan) iklim organisasi terhadap engagement, akan semakin tinggi juga
kepuasan kerja karyawan PT. Hewlett- tingkat kepuasan kerja karyawan.
Packard Indonesia. Hal ini sejalan
dengan studi yang dilakukan oleh 2. Terdapat pengaruh signifikan iklim
Sullaida (2010) yang menemukan organisasi terhadap kepuasan kerja
bahwa terdapat pengaruh yang positif karyawan PT. Hewlett-Packard
antara iklim organisasi terhadap Indonesia. Hal ini menyatakan,
kepuasan kerja PT. PLN (Persero) semakin baik nilai iklim organisasi,
bahwa semakin tinggi tinggi iklim

14
akan semakin tinggi juga employee engagement dan iklim
mempengaruhi kepuasan kerja organisasi dilihat dari besarnya
karyawan. pengaruh kedua variabel pendukung
tersebut.
3. Terdapat pengaruh positif signifikan
employee engagement dan iklim b. Instansi
organisasi terhadap kepuasan kerja Hasil penelitian ini diharapkan dapat
karyawan PT. Hewlett-Packard menjadi acuan dalam mempertahankan
Indonesia. Hal ini menyatakan bahwa, kepuasan kerja karyawan PT. Hewlett-
semakin tinggi employee engagement Packard Indonesia, sehingga dapat
dan iklim organisasi, maka akan mempertahankan kinerja kinerja
diikuti dengan kepuasan kerja berkualitas yang dapat membantu
karyawan yang tinggi pula. perusahaan dalam mencapai target.
SARAN DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan hasil penelitian yang Christina Widhya Utami. 2010.
sudah dilakukan, maka peneliti dapat Manajemen Ritel. Jakarta:
memberi saran-saran sebagai berikut : Salemba Empat.
1. Saran Teoritis Croston, David. 2008. Employee
Hasil penelitian ini diharapkan Engagement : The 'People-First
memberi manfaat dan pengembangan Approach to Building a
Business. Crows Nest, N.S.W.
bagi ilmu pengetahuan, khususnya
: Moonstone Media.
dalam bidang ilmu psikologi
perkembangan dan dapat menjadi Davis, Keith & John W. Newstorm.
referensi bagi peneliti lain yang akan 2008. Perilaku Dalam
melakukan penelitian selanjutnya. Bagi Organisasi Jilid 1-2. Jakarta:
peneliti berikutnya dapat menggunakan PT. Erlangga.
variabel lain seperti kondisi fisik,
kepribadian, pendidikan, lingkungan, Gary Dessler. 1982. Organization and
agama dan budaya. Management. Virginia: Reston
Publishing Company, inc.
2. Saran Praktis
Gibson, James L, John M. Ivancevich
a. Subyek dan James H. Donnelly Jr,
2000. Organizations:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadi acuan dalam mempertahankan Behaviour, Structure and
kepuasan kerja karyawan PT. Hewlett- Process, McGraw-Hill
Packard Indonesia, dengan Companies Inc, Boston.
mempertahankan serta meningkatkan

15
Grund, C., & Sliwka, D. 2001. The Magazine, Volume 52 (3)
Impact of Wage Increases on Special section, pp. 1-11
Job Satisfaction – Empirical
Macey, W.H. and Schneider, B. 2008
Evidence and Theoretical
Implications.USA: McGraw- The meaning of employee
Hill. engagement. Industrial and
Organizational Psychology.
Handoko, T. Hani. 2008. Manajemen Journal. 1, 3-30.
personalia dan sumber daya
manusia. Jurnal. Yogyakarta: Mangkunegara, Anwar Prabu. 2002.
BPFE Yogyakarta. Manajemen Sumber Daya
Manusia Perusahaan. Bandung
Hardjana, Andre. 2006. Iklim : PT. Remaja Rosda Karya
Organisasi Lingkungan Kerja
Manusiawi. Volume: 3, No. 11, Martha. L. 2011. Analisis Pengaruh
hal: 1-36. Jakarta: Bumi Kepemimpinan Terhadap
Employee Engagement: Studi
Aksara.
Kasus pada PT. Ace Hardware,
Hasibuan, Malayu. 2001. Manajemen tbk. (Unpublished Master’s
Sumber Daya Manusia: Thesis). Universitas Atmajaya,
Pengertian Dasar, Pengertian, Jakarta
dan Masalah. Jakarta: PT. Toko
Nathalia, Maria. 2003. Hubungan iklim
Gunung Agung.
organisasi terhadap kepuasan
Hasibuan, Malayu. 2012. Manajemen kerja karyawan pada PT.
Sumber Daya Manusia, Edisi Persero Angkasa Pura II. Jurnal
Revisi, Cetakan Ke 16. Jakarta: Psiko Edukasi Vol. 1 No. 2.
Bumi Aksara.
Nugraha, Hadi Wibawa, Dr. Dewi, K
Kador, John and Armstrong, J.
Katherine. 2010. Perfect Soedarsono. 2016. Pengaruh
Phrases for Writing Employee
employee engagement
Surveys. Mc Graw Hill.
terhadap kepuasan kerja dan
Kreitner, Robert dan Kinicki, Angelo.
2005. Perilaku Organisasi, turnover intention pada PT.
buku 1 dan 2, Jakarta: Salemba
Empat. Finnet Indonesia. Jurnal e-

Lockwood, N., 2007. Leveraging proceeding of Management Vol.


employee engagement for
competitive advantage: HR's 3, No. 2 .
strategic role. HR

16
Robert, Stringer. 2002. Leadership and Bidang Pendidikan. Bandung:
Organizational Climate : The PT. Remaja Rosdakarya.
Could Chamber Effect
Sunarso, 2015, Pengaruh komitmen
Upper Saddle River. NJ:
Prentice Hall. organisasional dan budaya
organisasi terhadap kinerja
Robinson, D., Perryman, S. and guru dimediasi kepuasan kerja
Hayday, S. 2004. The drivers of (Studi kasus pada Guru SMA
employee engagement kesatrian dalam yayasan
report 408. Institute for pendidikan kesatrian 67
Employment Studies, UK. Semarang). Jurnal. Universitas
Stikubank Semarang.
Saks, A. M. 2006 . Antecedents and
consequences of employee Thomas, C. (2007). A new
engagement. Journal of measurement scale for
Managerial Psychology, 21 (7), employee engagement : scale
600-619. development, pilot test, and
replication. Academy of
Satria, Y. 2005. Hubungan antara management proceedings.
komitmen organisasi dan iklim Journal of Managerial
organisasi dengan kepuasan Psychology, 21.
kerja karyawan universitas
muhammadiyah surakarta. Wirawan. 2007. Budaya dan Iklim
Jurnal Manajemen Bisnis. Vol. Organisasi. Jakarta : Salemba
9, No. 2, 120-128 Empat

Schaufeli, W. B., Salanova, M.,


Gonza`lez-Roma`, V., &
Bakker, A. 2006. The
measurement of engagement
and burnout: A two sample
confirmatory factor analytic
approach. Journal of
Happiness Studies, 3: 71-92.

Siagian, Sondang. 2002. Manajemen


Sumber Daya Manusia.
Jakarta: Bumi Aksara

Soetopo, H., 2010. Perilaku Organisasi


Teori dan Praktik Dalam

17

Anda mungkin juga menyukai