Anda di halaman 1dari 16

Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia p-ISSN: 2581-2769

JENIUS e-ISSN: 2598-9502

e
Peran Kepemimpinan Karismatik dan Work-Life Balance Terhadap
Komitmen Organisasional Melalui Kepuasan Kerja Karyawan pada Industri
Broadcasting
1Ni
Putu Trisna Juliarti, 2Rina Anindita
Universitas Esa Unggul, Jakarta, Indonesia
Email : 2rina.anindita@esaunggul.ac.id

(Diterima: September 2021; Direvisi: Oktober 2021; Dipublikasikan: Januari 2022)

ABSTRAK

Ketidakseimbangan dalam kehidupan kerja seorang karyawan telah menjadi masalah


utama karena banyaknya isu yang berkaitan dengan kesejahteraan karyawan, tingkat
produktivitas dan kebosanan di tempat kerja. Work-Life balance kini telah menjadi topik
yang rentan karena menawarkan manfaat nyata bagi organisasi dan keberhasilannya,
sehingga tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah memberikan penjelasan
tentang pengaruh kepemimpinan karismatik dan Work-Life balance terhadap komitmen
organisasional melalui kepuasan kerja karyawan pada industri broadcasting.Penelitian
dilakukan dengan survey menggunakan kuesioner yang disebarkan pada bulan November-
Desember 2019 dimana responden yang digunakan sebanyak 190 karyawan pada industri
broadcasting di Jabodetabek. Data dianalisis dengan menggunakan Strucutural Equation
Model (SEM).Hasil penelitian ini menunjukkan bahwakepemimpinan karismatik yang baik
akan meningkatkan kepuasan kerja karyawan, Work-Life balance yang baik akan
meningkatkan kepuasan kerja karyawan, kepuasan kerja yang baik akan meningkatkan
komitmen organisasional karyawan, kepemimpinan karismatik yang baik akan
meningkatkan komitmen organisasional karyawan dan Work-Life balance yang baik tidak
meningkatkan komitmen organisasional karyawan secara langsung.

Kata Kunci: Kepemimpinan Karismatik, Work-Life Balance, Kepuasan Kerja,


Komitmen Organisasional, Broadcasting

Copyright © Pada Penulis JENIUS. Vol. 5, No. 2, Januari 2022 298


Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia 299
JENIUS

PENDAHULUAN komitmen organisasional. Work-Life


Work-Life balance menjadi balance memiliki hubungan positif
elemen penting dalam meskipun tidak signifikan secara
mempertahankan dan mencapai statistik dengan komitmen
keseimbangan antara kehidupan organisasional (Rasheed et al., 2017).
individu dan kehidupan kerja. Silva et al.(2015) juga menyatakan
Meskipun Work-Life balance telah bahwa terdapat hubungan positif yang
mendapat perhatian luas, namun signifikan antara Work-Life balance
masih banyak organisasi yang belum dengan komitmen karyawan terhadap
menerapkan strategi yang tepat untuk organisasinya. Kepuasan kerja adalah
meminimalkan konflik kehidupan penentu komitmen organisasional,
kerja dan mencapai Work-Life karena kepuasan kerja adalah variabel
balance (Dizaho et al., 2017). Seperti yang memiliki nada “afektif” dan
dalam skenario global saat ini, dianggap terbaik terkait dengan
perubahan budaya kerja terjadi komitmen afektif (Meyer et al.,
dengan sangat cepat. Perubahan ini 2002).
menyulitkan karyawan untuk Namun sayangnya, penelitian
menyeimbangkan antara kehidupan terdahulu mengenai kepemimpinan
kerja dan kehidupan pribadi mereka. karismatik, Work-Life balance,
Work-Life balance merupakan salah kepuasan kerja dan komitmen
satu masalah bagi karyawan dan organisasional sudah banyak
organisasi, karena tuntutan bersaing dilakukan, namun hal yang
yang tinggi dapat menyebabkan membedakan penelitian ini dengan
produktivitas yang rendah pada penelitian sebelumnya adalah belum
organisasi (Pandey & Khare, 2013). banyak penelitian yang menggunakan
Work-Life balance adalah prioritas variabel kepemimpinan karismatik
yang tepat antara kehidupan dan Work-Life balance secara
profesional dan kehidupan pribadi, bersamaan dalam satu penelitian.
namun demikian kebutuhan Penelitian mengenai kepemimpinan
organisasi sering mengabaikan karismatik yang dilakukan di industri
kebutuhan pribadi karyawan. broadcasting masih jarang diteliti
Permintaan pekerjaan menjadi selama tiga tahun terakhir. Perbedaan
berlebihan dengan terus lain yang membedakan penelitian ini
meningkatnya persaingan dan dengan penelitian sebelumnya adalah
globalisasi, sehingga karyawan harus pengukuran variabel kepuasan kerja
bekerja lebih keras dari sebelumnya yang menggunakan dimensi dari
untuk memenuhi persyaratan Weiss et al. (1967).
organisasi (Ashima, 2015). Berdasarkan kesenjangan
Parkes & Langford (2008) penelitian di atas maka tujuan dari
menemukan bahwa kepuasan kerja penelitian yang ingin dicapai adalah
dengan Work-Life balance memberikan penjelasan tentang
berhubungan positif dengan kepuasan pengaruh kepemimpinan karismatik
terhadap penghargaan dan dan Work-Life balance terhadap
pengakuan. Pradhan et al. (2016) komitmen organisasional melalui
menemukan adanya hubungan positif kepuasan kerja karyawan pada
antara Work-Life balance dengan industri broadcasting.

JENIUS. Vol. 5, No. 2, Januari 2022


Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia 300
JENIUS

TINJAUAN PUSTAKA dedikasi yang sama untuk bekerja


1. Kepemimpinan Karismatik dan bertanggung jawab terhadap
Konsep karisma pertama kali hidup (Greenhaus et al., 2003).
digunakan untuk menggambarkan Selanjutnya, Dundas (2008)
hadiah khusus yang dimiliki menegaskan bahwa Work-Life
individu terpilih yang memberi balance adalah tentang mengelola
mereka kemampuan untuk tekanan secara efisien antara
melakukan hal-hal luar biasa, pekerjaan yang dibayar dan semua
sehingga keyakinan dan visi para kegiatan tambahan yang penting
pemimpin ini membantu menarik bagi orang-orang seperti keluarga,
karyawan terbaik (Zhang et al., kegiatan masyarakat, pekerjaan
2011). Kepemimpinan Karismatik sukarela, pertumbuhan individu
berbeda dari bentuk dan waktu luang serta hiburan.
kepemimpinan lainnya melalui Program-program yang
perumusan visi masa depan yang memfasilitasi pelepasan psikologis
dibagi dan diidealkan, artikulasi seperti kegiatan waktu luang,
inspirasi dan tindakannya lokakarya tentang manajemen
berdedikasi pada jalur organisasi waktu dan relaksasi dapat
menuju visi (Banks et al., 2017). membantu karyawan untuk
Perilaku pemimpin karismatik meminimalkan konflik kehidupan
secara langsung menghasilkan kerja dan mencapai Work-Life
perasaan hormat, rasa identitas balance (Moreno-Jiménez, 2009).
kolektif, dan persepsi kinerja tugas 3. Kepuasan Kerja
kelompok (Conger et al., 2000). Kepuasan kerja adalah
2. Work-Life Balance keadaan emosional menyenangkan
Hudson (2005) yang dihasilkan dari penilaian
mendefinisikan Work-Life balance pekerjaan seseorang (Brief &
sebagai tingkat partisipasi yang Weiss, 2002). Sedangkan Lund
memuaskan antara berbagai peran (2003) mendefinisikan kepuasan
dalam kehidupan seseorang, kerja sebagai jumlah komunikasi
dengan berfokus pada pekerjaan yang diamati antara apa yang
dan kehidupan pribadi masing- dituntut seseorang dari
masing individu. Kualitas Work- pekerjaannya dengan apa yang
Life balance tergantung pada telah diberikan kepadanya oleh
kepuasan kerja, hubungan pekerjaan dan organisasi. Di sisi
manusia, pengembangan dan lain, Antoncic (2011) berpendapat
promosi, kondisi kerja, bahwa kepuasan kerja mengacu
kompensasi, keluhan dan stres pada kepuasan karyawan dengan
(Subramaniam et al., 2010). Work- pekerjaan mereka dan jumlah
Life balance sebagai tingkat di minat dalam kegiatan yang
mana individu merasa puas secara berhubungan dengan pekerjaan.
merata dengan peran pekerjaan Kepuasan kerja adalah semacam
dan peran keluarga, dengan reaksi terhadap pekerjaan tertentu
demikian orang-orang yang atau masalah yang terkait dengan
memiliki Work-Life balance pekerjaan (Gunlu et al., 2010).
adalah mereka yang memiliki

JENIUS. Vol. 5, No. 2, Januari 2022


Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia 301
JENIUS

4. Komitmen Organisasional tujuan, rasa kesetiaan dan


Komitmen organisasional kepatuhan terhadap tempat kerja.
adalah penyelarasan individu
dengan nilai-nilai dan tujuan METODE PENELITIAN
organisasi, kemauan untuk 1. Populasi dan Sampel
melakukan tugas dan Sesuai dengan alat analisis
menampilkan upaya untuk yang digunakan yaitu Structural
organisasi (Meyer et al., 2002). Equation Model (SEM), maka
Komitmen organisasional adalah penentuan jumlah sampel
kekuatan relatif dari identifikasi minimum yang representatif
dan keterlibatan dalam suatu adalah jumlah sampel harus
organisasi, penerimaan tujuan memiliki lima kali jumlah
organisasi dan kemauan untuk pernyataan yang dianalisis (Hair et
mengerahkan upaya untuk tetap al., 2008). Terdapat 38 pernyataan
dalam organisasi itu (Dee et al., pada kuesioner penelitian ini,
2006). Komitmen organisasional sehingga jumlah minimum sampel
digambarkan sebagai reaksi yang dibutuhkan adalah 190
keseluruhan terhadap organisasi responden.
(Gunlu et al., 2010) dan 2. Metode Analisis Data
merupakan faktor kunci dalam Dalam penelitian ini terdapat
menentukan daya saing organisasi dua variabel eksogen yaitu
yang meningkatkan motivasi dan kepemimpinan karismatik dan
keterlibatan karyawan (Azeem, work-life balance, serta dua
2010). Karyawan yang memiliki variabel endogen yaitu kepuasan
komitmen organisasional akan kerja dan komitmen
terdorong untuk berbuat organisasional.
semaksimal mungkin dalam Penelitian ini menggunakan
melaksanakan tugasnya karena confirmatory factor analysis untuk
meyakini bahwa dengan uji validitas yaitu dengan melihat
keberhasilan organisasi dalam nilai Kaiser-Msyer-Olkin measure
mencapai sasaran akan of sampling (KMO) dan measures
menguntungkan para karyawan of sampling adequacy (MSA).
(Amalia, 2019). Komitmen Alat analisis yang digunakan
organisasional dapat mengarah ke yaitu Structural Equation Model
berbagai hasil organisasi seperti (SEM).
tingkat turnover yang lebih 3. Hipotesis Penelitian
rendah, peningkatan motivasi, Hipotesis dalam penelitian
peningkatan perilaku warga ini adalah:
organisasi dan dukungan Hubungan antara
organisasi yang berkelanjutan Kepemimpinan Karismatik
(Kwon & Banks, 2004). Di sisi dengan Kepuasan Kerja
lain, Cichy et al. (2009) menyebut Kepemimpinan karismatik
komitmen organisasional sebagai sangat kuat dan positif terkait
sejauh mana seseorang dengan beberapa hasil pengikut
menginternalisasi nilai-nilai, penting (Conger et al., 2000).
Karisma pemimpin berhubungan

JENIUS. Vol. 5, No. 2, Januari 2022


Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia 302
JENIUS

positif dengan pengaruh positif apabila organisasi dapat


pengikut, khususnya ditemukan memberikan gaji dan beban kerja
bahwa pengikut pemimpin yang sesuai dengan tugas yang
karismatik lebih bahagia dari pada diberikan maka komitmen
mereka yang mengikuti pemimpin karyawan terhadap organisasinya
non-karismatik (Erez et al., 2008). semakin meningkat (Rojuaniah,
Di sisi lain, Vlachos et al. (2013) 2019). Kepuasan kerja karyawan
dengan latar belakang penelitian memiliki efek positif pada
terhadap dampak inisiatif komitmen organisasional
Corporate Social Responsibility (Nikpour, 2018).
(CSR) dari tiga organisasi H3: Kepuasan Kerja yang baik
manufaktur terkemuka dunia, akan meningkatkan Komitmen
membangun dan menguji Orga nisasional karyawan
kerangka kerja bertingkat yang Hubungan antara
komprehensif dan berfokus pada Kepemimpinan Karismatik
apakah karyawan memperoleh dengan Komitmen
kepuasan kerja dari program CSR. Organisasional
H1: Kepemimpinan Karismatik Perilaku pemimpin
yang baik akan meningkatkan karismatik, seperti kepekaan
Kepuasan Kerja karyawan terhadap kebutuhan anggota dan
Hubungan antara Work- memiliki visi yang jelas, secara
Life balance dengan Kepuasan positif terkait dengan komitmen
Kerja organisasi yang afektif (Rowden,
Varatharaj & Vasantha 2000). Penelitian Barling et al.
(2016) telah mengidentifikasi (1996) menunjukkan bahwa
Work-Life balance sebagai sumber kepemimpinan karismatik dapat
kepuasan kerja dalam layanan meningkatkan komitmen afektif
sektor-sektor seperti perbankan, karyawan. Shastri et al. (2010)
pendidikan dan organisasi melakukan penelitian untuk
pemerintah. Mereka berpendapat memajukan pemahaman tentang
bahwa karyawan yang dapat hubungan kepemimpinan
menjaga keseimbangan antara karismatik dan komitmen
kehidupan pribadi dan profesional, organisasional pada beberapa
dapat mencapai kepuasan kerja organisasi di daerah India timur
yang lebih tinggi dan berkontribusi dan utara.
lebih banyak bagi keberhasilan H4: Kepemimpinan Karismatik
organisasi. yang baik akan meningkatkan
H2: Work-Life balance yang baik Komitmen Organisasional
akan meningkatkan Kepuasan karyawan
Kerja karyawan Hubungan antara Work-
Hubungan antara Life balance dengan Komitmen
Kepuasan Kerja dengan Organisasional
Komitmen Organisasional Efek Work-Life balance
Kepuasan kerja pada komitmen organisasional dan
mempengaruhi komitmen perilaku kewarganegaraan
organisasional karyawan karena organisasi yang dilakukan di

JENIUS. Vol. 5, No. 2, Januari 2022


Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia 303
JENIUS

industri manufaktur menemukan responden bersifat homogenity


adanya hubungan yang positif dan uji ANOVA dapat dilakukan
antara Work-Life balance dengan yaitu pada jawaban responden
komitmen organisasional (Pradhan berdasarkan jenis kelamin, usia,
et al., 2016). Work-Life balance pendidikan akhir, masa kerja dan
dan komitmen organisasional unit kerja terhadap variabel
memiliki hubungan yang positif, kepemimpinan karismatik, Work-
karena jika karyawan memiliki Life balance, kepuasan kerja dan
Work-Life balance yang baik, komitmen organisasional
mereka lebih berkomitmen dengan menunjukan sig homogenity> 0,05
organisasi mereka. dan anova > 0,05 artinya tidak ada
H5: Work-Life balance perbedaan bersifat homogenity.
yang baik akan meningkatkan Uji Validitas dan
Komitmen Organisasional Reliabilitas (Costruct)
karyawan Pada hasil pengukuran
Dari uraian di atas , dapat validitas konstruk, semua indikator
digambarkan model penelitian pada variabel kepemimpinan
sebagai berikut : karismatik, Work-Life balance,
kepuasan kerja dan komitmen
organisasionaldapat diterima,
karena nilai factor loading
memiliki kecocokan yang baik (>
0,50), dan nilai t-value lebih besar
dari t-tabel (1,96) pada level
signifikansi 5%. Selanjutnya, uji
Gambar 1. reliabilitas konstruk memenuhi
Kerangka Penelitian syarat reliabilitas dengan nilai CR
diatas 0,60 dan nilai VE diatas 0,50
HASIL PENELITIAN (Hair et al., 2013). Pada nilai CR
1. Analisis Perbedaan Demografi semua memenuhi syarat reliabel
Responden yaitu nilai diatas 0,60,
Analisis perbedaan kepemimpinan karismatik (0,96),
demografi responden (jenis Work-Life balance (0,94),
kelamin, usia, pendidikan terakhir, kepuasan kerja (0,86), dan
masa kerja dan unit kerja) komitmen organisasional (0,93).
dilakukan untuk mengetahui Pada nilai VE semua memenuhi
apakah terdapat perbedaan yang syarat reliabel yaitu nilai diatas
signifikan terhadap masing- 0,50, untuk kepemimpinan
masing variabel yaitu karismatik (0,79), Work-Life
kepemimpinan karismatik, Work- balance (0,71), kepuasan kerja
Life balance, kepuasan kerja dan (0,54), dan komitmen
komitmen organisasional maka organisasional (0,72).
diperlukan suatu uji beda. Seluruh 2. Analisis Uji Struktural
hasil uji ANOVA responden Analisis uji struktural dapat
menunjukan bahwa tidak ada dilihat dari nilai R². Nilai R² untuk
perbedaan sehingga jawaban masing-masing persamaan

JENIUS. Vol. 5, No. 2, Januari 2022


Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia 304
JENIUS

berfungsi untuk menunjukan Tabel 2.


seberapa jauh variabel independen Hasil Pengujian Hipotesis Model
mampu menjelaskan variabel Penelitian
Nilai
dependen. Hipo
Pernyataan hipotesis T- Keterangan
tesis
Analisis Kesesuain Seluruh Kepemimpinan
Value

Model H1
Karismatik yang baik
akan meningkatkan 3,23
Data
mendukung
Dari analisis uji kesesuaian Kepuasan Kerja hipotesis
karyawan
semua pengujian menunjukkan Work-Life balance
yang baik akan Data
kecocokan yang baik diantaranya H2 meningkatkan 6,75 mendukung
Kepuasan Kerja hipotesis
Chisquare, ECVI, AIC dan CAIC, karyawan
Fit Index, dan Goodness of Fit. Kepuasan Kerja yang
baik akan
Data
Terdapat hasil good fit pada H3
meningkatkan
6,78 mendukung
Komitmen
hipotesis
RMSEA dan hasil closefitpada Organisasional
karyawan
Critical N. Dari hasil analisis di Kepemimpinan Data
Karismatik yang baik mendukung
atas, dapat disimpulkan bahwa uji akan meningkatkan hipotesis
H4 4,96
Komitmen
kecocokan keseluruh model Organisasional
memenuhi syarat (good fit). karyawan
Work-Life balance Data tidak
(hasil dapat dilihat pada yang baik akan mendukung
meningkatkan hipotesis
lampiran 8 pada tabel 15). H5 Komitmen
0,47
Organisasional
Selanjutnya penelitian ini karyawan
menghasilkan path diagram T- Sumber: Hasil Analisis Data SEM
Value sebagai berikut: Lisrel

PEMBAHASAN HASIL
PENELITIAN
Dalam penelitian ini terdapat
hasil yang menunjukkan bahwa
kepemimpinan karismatik yang baik
dapat meningkatkan kepuasan kerja
karyawan pada industri broadcasting.
Hal ini mengartikan bahwa
kepemimpinan karismatik yang baik
Gambar 2. Hasil Uji T-Value dapat meningkatkan kepuasan kerja
Keterangan: kepemimpinan karyawan. Ketika karyawan berpikir
karismatik (CL), Work-Life bahwa manajer mereka memiliki
balance (WLB), kepuasan kerja kualitas kepemimpinan karismatik,
(JS), dan komitmen organisasional mereka cenderung mengaitkan motif
(OCM). organisasi untuk nilai-nilai intrinsik,
Berdasarkan gambar 2 path yang pada gilirannya secara positif
diagram T-Value merupakan terkait dengan kepuasan kerja.
hipotes dalam penelitian ini, tersaji Karisma pemimpin berhubungan
dalam tabel pengujian hipotesis positif dengan pengaruh positif
sebagai berikut : pengikut sehingga pengikut
pemimpin yang karismatik lebih
bahagia dari pada mereka yang
mengikuti pemimpin yang non-

JENIUS. Vol. 5, No. 2, Januari 2022


Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia 305
JENIUS

karismatik. Hal tersebut didukung organisasional yang lebih tinggi juga,


oleh pernyataan Vlachos et al. (2013); karena karyawan lebih berkomitmen
(Erez et al., 2008); dan (Conger et al., pada organisasi mereka setiap kali
2000) bahwa kepemimpinan mereka merasa puas dengan
karismatik memiliki pengaruh pekerjaan mereka. Kepuasan kerja
terhadap kepuasan kerja karyawan. memberikan dampak yang positif
Selanjutnya dalam penelitian ini terhadap komitmen organisasional.
terdapat hasil yang menunjukkan Karyawan hanya cukup puas dengan
bahwa Work-Life balance yang baik pekerjaan mereka, karena semakin
akan meningkatkan kepuasan kerja besar kepuasan kerja karyawan,
karyawan pada industri broadcasting. semakin karyawan tersebut
Hal ini mengartikan bahwa Work-Life berkomitmen untuk organisasinya.
balance yang baik dapat Hal tersebut didukung oleh
meningkatkan kepuasan kerja pernyataan Aban & Perez (2019);
karyawan. karyawan yang dapat Nikpour (2018); dan Suma & Lesha
menjaga keseimbangan antara (2013) bahwa kepuasan kerja
kehidupan pribadi dan profesional, memiliki pengaruh terhadap
dapat mencapai kepuasan kerja yang komitmen organisasional karyawan.
lebih tinggi dan berkontribusi lebih Penelitian ini menunjukkan
banyak bagi keberhasilan organisasi. bahwa kepemimpinan karismatik
Sejalan dengan itu, disarankan bahwa yang baik akan meningkatkan
perilaku manajer terhadap karyawan komitmen organisasional karyawan
menentukan dukungan atau hambatan pada industri broadcasting. Hal ini
yang dialami. Organisasi mengartikan bahwa kepemimpinan
memposisikan strategi keseimbangan karismatik yang baik dapat
kerja dan kehidupan pribadi, meningkatkan komitmen
khususnya dalam kaitannya dengan organisasional karyawan. Perilaku
tanggung jawab sosial dan pemimpin karismatik, seperti
kesejahteraan. Hal tersebut didukung kepekaan terhadap kebutuhan
oleh pernyataan Varatharaj & anggota dan memiliki visi yang jelas,
Vasantha (2016); Parkes & Langford secara positif terkait dengan
(2008); Stefanovska et al. (2019); dan komitmen organisasi yang afektif
(Rojuaniah, 2019) bahwa Work-Life sehingga kepemimpinan karismatik
balance memiliki pengaruh terhadap dapat meningkatkan komitmen afektif
kepuasan kerja karyawan. karyawan. Kepekaan pemimpin
Dalam penelitian ini juga terhadap kebutuhan anggota terkait
terdapat hasil yang menunjukkan dengan komitmen organisasi,
bahwa kepuasan kerja yang baik akan memiliki visi yang jelas dan
meningkatkan komitmen mengartikulasikannya terkait dengan
organisasional karyawan pada komitmen, sehingga manajer harus
industri broadcasting. Hal ini jelas tentang tujuan dan nilai-nilai
mengartikan bahwa kepuasan kerja organisasi. Hal tersebut didukung
yang baik dapat meningkatkan oleh pernyataan Shastri et al. (2010);
komitmen organisasional karyawan. Barling et al. (1996); dan (Rowden,
Kepuasan kerja yang lebih tinggi akan 2000) bahwa kepemimpinan
menghasilkan komitmen karismatik memiliki pengaruh

JENIUS. Vol. 5, No. 2, Januari 2022


Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia 306
JENIUS

terhadap komitmen organisasional lain atas tanggung jawabnya masing-


karyawan. masing menciptakan kinerja yang
Namun dalam penelitian ini saling bersinergi dan dapat mencapai
terdapat hasil yang menunjukkan tujuan perusahaan. Saat tujuan
bahwa Work-Life balance yang baik perusahaan tercapai, keberhasilan
belum tentu meningkatkan komitmen tersebut diapresiasi dan dihargai oleh
organisasional karyawan pada perusahaan sehingga komitmen
industri broadcasting. Hal ini organisasional meningkat. Keahlian
mengartikan bahwa Work-Life dasar yang dimiliki oleh seorang
balance yang baik tidak dapat karyawan mempengaruhi komitmen
mempengaruhi secara langsung organisasional terhadap perusahaan
tingkat komitmen karyawan terhadap karena ketika keahlian seorang
organisasinya. Hasil ini bertentangan karyawan memiliki suatu keunikan
dengan hipotesis dan tidak sesuai atau melebihi standar yang ditentukan
dengan penelitian Pradhan et al. perusahaan, karyawan tersebut
(2016); (Sakthivel & Jayakrishnan, memperoleh komitmen
2012); Rasheed et al. (2017); dan organisasional yang tinggi.
Gulbahar et al. (2014). Work-Life Perusahaan memberikan fasilitas dan
balance tidak memiliki pengaruh keuntungan-keuntungan yang
terhadap komitmen organisasional ditawarkan untuk karyawan dengan
pada industri yang dianalisis oleh memberikan pelatihan-pelatihan dan
peneliti, hal tersebut mungkin kursus sehingga menciptakan
disebabkan karena walaupun komitmen karyawan yang lebih
karyawan yang bekerja pada industri tinggi. Faktor komitmen
tersebut tidak memiliki Work-Life organisasional juga diperoleh dari
balance yang baik, mereka memiliki faktor lain seperti konsep diri dan
kepuasan kerja yang baik untuk keperluan-keperluan pribadi. Konsep
meningkatkan komitmen mereka diri adalah pandangan dan sikap
pada perusahaan. Mereka puas individu terhadap diri sendiri.
dengan jumlah gaji yang diberikan, Pandangan diri terkait dengan
fasilitas di tempat kerja yang dimensi fisik, karakteristik
memadai, cara atasan individual, dan motivasi diri. Konsep
memperlakukan karyawannya, diri para karyawan mempengaruhi
hingga pemberian prestasi apabila sikap karyawan terhadap lingkungan
karyawan tersebut melakukan suatu organisasi dan terpenuhinya
pencapaian atas kinerjanya. Faktor keperluan pribadi meningkatkan
kepemimpinan yang baik juga semangat kerja sehingga
meningkatkan komitmen mempengaruhi komitmen karyawan
organisasional karyawan. Atasan untuk bekerja di perusahaan tersebut.
yang sering mengungkapkan Hal ini didukung oleh pernyataan
kepedulian dan menunjukkan Azliyanti (2017) dan Nirmalasari
kepekaan terhadap kebutuhan (2018) bahwa Work-Life balance
karyawan juga mempengaruhi tidak memilliki pengaruh terhadap
komitmen organisasional karyawan. komitmen organisasional karyawan.
Rekan kerja yang saling mendukung, Walaupun terdapat manfaat yang
menghormati dan percaya satu sama dirasakan oleh karyawan terhadap

JENIUS. Vol. 5, No. 2, Januari 2022


Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia 307
JENIUS

organisasinya, belum tentu cukup Pengembangan penelitian


untuk membuat karyawan mendatang dapat menambahkan
memutuskan tetap tinggal pada variabel-variabel lain selain
organisasi tersebut. kepemimpinan karismatik dan
Work-Life balance yang mampu
KESIMPULAN DAN SARAN meningkatkan kepuasan kerja dan
1. Kesimpulan komitmen organisasional seperti
Hasil yang dapat variabel lain dapat disarankan
disimpulkan dari penelitian ini yaitu variabel motivasi kerja.
yang pertama yaitu kepemimpinan Penelitian selanjutnya dapat
karismatik yang baik akan memperluas cakupan
meningkatkan kepuasan kerja penelitiannya tidak hanya di
karyawan, kedua yaitu Work-Life daerah Jabodetabek tetapi di
balance yang baik akan industri broadcasting seluruh
meningkatkan kepuasan kerja Indonesia atau bidang industri
karyawan, ketiga yaitu kepuasan lainnya.
kerja yang baik akan 4. Implikasi Manajerial
meningkatkan komitmen Penelitian ini bertujuan
organisasional karyawan, keempat untuk mengetahui peran
yaitu kepemimpinan karismatik kepemimpinan karismatik dan
yang baik akan meningkatkan Work-Life balance terhadap
komitmen organisasional komitmen organisasional melalui
karyawan dan kelima yaitu Work- kepuasan kerja karyawan pada
Life balance yang baik tidak industri broadcasting. Layaknya
meningkatkan Komitmen perusahaan lain, jam kerja di
Organisasional karyawan secara industri broadcasting standarnya 8
langsung. jam sehari tergantung shift.
2. Keterbatasan Penelitian Bahkan ada shift masuk kerja dini
Keterbatasan penelitian hari dan pulang siang hari. Bekerja
mengacu pada beberapa di industri broadcasting harus
kelemahan dalam penelitian ini. bergulat dengan riset dan
Beberapa keterbatasan yang karyawan harus siap berkoordinasi
terdapat dalam penelitian ini yaitu dengan hampir semua divisi.
penelitian ini hanya membahas Persoalan lain yang tak hentinya
sebatas variabel kepemimpinan dibahas jika berkaitan dengan
karismatik, Work-Life balance, industri ini yaitu persoalan gaji,
kepuasan kerja dan komitmen walaupun beberapa industri
organisasional. Kemudian, broadcasting sudah menerapkan
terdapat kemungkinan para upah yang cukup, namun tidak
responden tidak mengisi dengan sedikit yang masih memberikan
sesungguhnya atau hanya mengisi upah yang belum sebanding
berdasarkan kondisi ideal yang dengan kerja keras yang karyawan
diharapkan dan bukan kondisi lakukan. Hal ini kadang bisa
sebenarnya yang sedang terjadi. dimaklumi, sebab industri media
3. Saran Untuk Penelitan di negara kita memang belum
Selanjutnya begitu maju. Oleh karena itu,

JENIUS. Vol. 5, No. 2, Januari 2022


Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia 308
JENIUS

implikasi manajerial yang dapat dengan cara atasannya dalam


diajukan untuk meningkatkan menangani pekerjaan, merasa puas
komitmen organisasional melalui dengan kondisi kerja dan merasa
kepuasan kerja karyawan pada puas dengan gaji dan jumlah
industri broadcasting yaitu dengan pekerjaan yang dilakukan.
melihat dimensi kepemimpinan Dimensi kedua yaitu kepuasan hati
karismatik dan kepuasan kerja nurani. Karyawan diberikan
yang digunakan pada penelitian kesempatan untuk melakukan hal
ini. Dimensi pertama dari yang berbeda dari waktu ke waktu
kepemimpinan karismatik yang dan diberikan kesempatan untuk
akan meningkatkan komitmen melakukan sesuatu yang
organisasional karyawan yaitu visi memanfaatkan kemampuan
dan artikulasi. Dalam hal ini, karyawan tersebut. Dimensi ketiga
atasan perlu memotivasi karyawan yaitu kepuasan atas kehendak.
dengan memberikan penghargaan Dalam hal ini, karyawan diberikan
bagi karyawan yang berprestasi, kebebasan untuk menggunakan
mengenali kekurangan dan penilaiannya sendiri, diberikan
kelebihan yang dimiliki karyawan kesempatan untuk mencoba
hingga mempererat hubungan metodenya sendiri dalam
kekeluargaan sesama karyawan. melakukan pekerjaan. Karyawan
Dimensi keduadari kepemimpinan juga diberikan prestasi atas apa
karismatik yang akan yang telah dikerjakan sehingga
meningkatkan komitmen komitmen organisasional
organisasional karyawan yaitu karyawan tersebut meningkat dan
sensitivitas terhadap lingkungan. akan berpikir kembali apabila
Atasan harus mengenali kendala memutuskan untuk meninggalkan
dalam lingkungan sosial organisasi.
perusahaan dan merebut peluang
baru untuk mencapai tujuan. DAFTAR PUSTAKA
Dimensi ketiga dari Aban, C. J. I., & Perez, V. E. B.
kepemimpinan karismatik yang (2019). The Relationship of
akan meningkatkan komitmen Organizational Commitment ,
organisasional karyawan yaitu Job Satisfaction, and Perceived
sensitivitas terhadap kebutuhan Organizational Support of
karyawan. Atasan Telecommuters in The National
mengungkapkan kepedulian Capital Region, 8(4), 162–198.
pribadi terhadap kebutuhan Adekola, B. (2012). The Impact of
karyawan dan menunjukkan Organizational Commitment on
kepekaan terhadap kebutuhan Job Satisfaction: A Study of
karyawan dalam perusahaan. Employees at Nigerian
Selanjutnya, dilihat dari Universities. International
dimensi kepuasan kerja yang Journal of Human Resource
digunakan dalam penelitian ini. Studies,2(2),1.
Dimensi pertama yaitu kepuasan Al Jenaibi, B. (2010). Job
terhadap lingkungan kerja. Dalam satisfaction: comparisons
hal ini, karyawan merasa puas among diverse public

JENIUS. Vol. 5, No. 2, Januari 2022


Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia 309
JENIUS

organizations in the UAE. Quarterly, Vol. 28 No. 4, Pp.


Management Science and 508-529.
Engineering, Vol. 4 No. 3, Pp. Barling, J., Weber, T., & Kelloway,
60-79. E. K. (1996). Effects of
Alianto, A., & Rina Anindita. (2018). transformational leadership
Pengaruh Kompensasi dan training on attitudinal and
Work Life Balance Terhadap financial outcomes: A field
Kepuasan Kerja Dimediasi experiment. Journal of Applied
Stress Kerja. Universitas Esa Psychology, 81(6), 827–832.
Unggul. Brief, A. P., & Weiss, H. M. (2002).
Amalia, L. (2019). Model Motivasi Organizational behavior: Affect
Kerja dan Komitmen in the workplace. Annual
Organisasional Sebagai Review of Psychology, 53(1),
Konsekuensi dari Keterlibatan 279–307.
Kerja Karyawan Non Dosen Cichy, R. F., Cha. J., & K. S. (2009).
PTS di DKI Jakarta. The relationship between
Universitas Esa Unggul. organizational commitment and
Antoncic, J. A., & Antoncic, B. contextual performance among
(2011). Employee satisfaction, private club leaders.
entrepreneurship and firm International Journal of
growth: A model. Industrial Hospitalist Management, 28(1),
Management and Data 53–62.
Systems, 111(4), 589–607. Connelly, S., Gaddis, B., & Helton-
Ashima, J. (2015). A Study on Work Fauth, W. (2002). A closer look
Life Balance of Working at the role of emotions in
Married Women Employed in charismatic and
Software Industry with transformational leadership. In
Reference to Indore City. F. Yammarino & B. J. Avolio
Advances In Management, (Eds.). Transformational and
8(12), 12–16. Charismatic Leadership, 2: The
Azeem, S. M. (2010). Job satisfaction Road Ahead. St. Louis, MO:
and organizational commitment Elsevier.
among employees in the Dee, J. R., Henkin, A. B., &
Sultanate of Oman. Psychology, Singleton, C. A. (2006).
1(04), 295. Organizational commitment of
Aziri, B. (2011). Job Satisfaction: A teachers in urban schools:
Literature Review. Examining the effects of team
Management Research and structures. Urban Education,
Practice, 3(4), 77-86. 41(6), 603–627.
Banks, G.C., Engemann, K.N., Dizaho, E. K., Salleh, R., & Abdullah,
Williams, C.E., Gooty, J., A. (2017). Achieveing work life
mccauley, K.D. and Medaugh, balance through flexible work
M. R. (2017). “A meta-analytic schedules and arrangements.
review and future research Global Business and
agenda of charismatic Management: An International
leadership.” The Leadership Journal, 9(1), 455–466.

JENIUS. Vol. 5, No. 2, Januari 2022


Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia 310
JENIUS

Doll, W. J., Xia, W., and Torkzadeh, Fisher, G. G., Bulger, C. A., & Smith,
G. (1994). A Confirmatory C. S. (2009). Beyond work and
Factor Analysis of the End-User family: A measure of work/
Computing Satisfaction nonwork interference and
Instrument. MIS Quarterly, enhancement. Journal of
18(4), 357-369. Occupational Health
Dundas, K. (2008). Work-Life Psychology, 14(4), 441–456.
Balance: There is no ‘one-size- Greenhaus, JH, Collins, KM and
fits-all’ solution. K O’Rourke Shaw, J. (2003). “The relation
(Ed.), Managing Matters. between work-family balance
Graduate College of and quality of life.” Journal of
Management, Southern Cross Vocational Behavior, Vol. 63,
University, New South Wales, Pp. 510-31.
Vol. Summer (3), Pp. 7-8. Gulbahar, Amjad, A., Kundi, G.,
Elfitra Azliyanti. (2017). Persepsi Qureshi, Q., & Akhtar, R.
Terhadap Kepemimpinan (2014). Relationship between
Transformasional Sebagai Work-Life Balance &
Pemoderasi Pengaruh Antara Organizational Commitment.
Keseimbangan Kerja Hidup Research on Humanities and
Pada Komitmen Organisasional Social Sciences, 4(5), 1–7.
Karyawan. Menara Ekonomi, Gunlu, E., Aksarayli, M., & Sahin
ISSN : 2407-8565; E-ISSN: Perçin, N. (2010). Job
2579-5295 Volume III No. 6. satisfaction and organizational
Elprida Sidabutar, Tantri Yanuar commitment of hotel managers
Rahmat Syah, R. A. (2020). The in Turkey. International
Impact of Compensation, Journal of Contemporary
Motivation, and Job Hospitality Management,
Satisfaction on Employee 22(5), 693–717.
Performance. Journal of Hair, Anderson, Tatham, & B. (2008).
Multidisciplinary Academic. Multivariate. Data Analysis
Erdogan, E., Basar, D., & Zehir, C. Fifth Edition. USA: Prentice
(2011). The Relationship Hall International Inc.
Among Charismatic Hair, Anderson, Tatham, & B. (2013).
Leadership, Ethical Climate, Multivariate Data Analysis,
Job Satisfaction and Fifth Edition. USA: Prentice
Organizational Commitment in Hall International Inc.
Companies. Journal of Global Hudson. (2005). “The Case for Work
Strategic Management, 2(5), Life Balance: Closing the Gap
49–49. between Policy and Practice.”
Erez, A., Misangyi, V. F., Johnson, D. 20:20 Series. Hudson Global
E., lepine, M. A., & Halverson, Resources.
K. C. (2008). Stirring the Hearts Hur, W.-M., Han, S.-J., Yoo, J.-J.
of Followers: Charismatic And Moon, T. W. (2015). “The
Leadership as the Transferal of moderating role of perceived
Affect. Journal of Applied organizational support on the
Psychology, 93(3), 602–616. relationship between emotional

JENIUS. Vol. 5, No. 2, Januari 2022


Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia 311
JENIUS

labor and job-related Lowe, G. S. (2005). Control Over


outcomes.” Management Time and Work-Life Balance:
Decision, Vol. 53 No. 3, Pp. An Empirical Analysis.
605-624. Lund, D. B. (2003). Organizational
Intan Nirmalasari. (2018). Analisis culture and job satisfaction.
Pengaruh Work Life Balance Journal of Business and
Terhadap Komitmen Industrial Marketing, 18(3),
Organisasi Melalui Kepuasan 219–236.
Kerja Perawat Sebagai Malhotra, N. K. (2010). Marketing
Mediator. Universitas Sebelas Reseach: An Applied
Maret. Orientation. Sixth Edition.
Joshi Sethi, U. (2014). Influence of Pearson Education.
Work Life Balance on Meyer, J. P., & Herscovitch, L.
Organisational Commitment: A (2001). Commitment in the
Comparative Study of Women workplace: Toword a general
Employees Working in Public model. Human Resuorce
and Private Sector Banks. Management Review, 11(3),
European Journal of Business 299–326.
and managementonline), 6(34), Meyer, J. P., Allen, N. J., & Smith, C.
2222–2839. A. (1993a). Commitment to
Judge, T. A., Woolf, E. F., Hurst, C., organizations and occupations:
& Livingston, B. (2005). Extension and test of a three-
Charismatic and component conceptualization.
transformational leadership: A Journal of Applied Psychology,
review and agenda for future 78(4), 538–551.
research. Zeitschrift Fu¨r Meyer, J. P., Allen, N. J., & Smith, C.
Arbeits-Und A. (1993b). Commitment to
Organisationspsychologie, 50, organizations and occupations:
203–214. Extension and test of a three-
Kianto, A., Vanhala, M., Heilmann, component conceptualization.
P. (2016). The Impact of Journal ofa Pplied Psychology,
Knowledge Management on 78, 533-551.
Job Satisfaction. Journal of Meyer, J. P., Stanley, D. J.,
Knowledge Management, Herscovitch, L., &
20(4), 621-636. Topolnytsky, L. (2002).
Kwon, I. W. G., & Banks, D. W. Affective, continuance, and
(2004). Factors related to the normative commitment to the
organizational and professional organization: A meta-analysis
commitment of internal of antecedents, correlates, and
auditors. Managerial Auditing consequences. Journal of
Journal, 19(5), 606-622. Vocational Behavior, 61(1),
Louise P Parkes, & Peter H Langford. 20–52.
(2008). W ork – life balance or Moreno-Jiménez, B. Et al. (2009).
work – life alignment ? Journal Effects of work–family conflict
of Management & on employees’ well-being: The
Organization, 14(3), 267–284. moderating role of recovery

JENIUS. Vol. 5, No. 2, Januari 2022


Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia 312
JENIUS

strategies. Journal of Papers FMI Samarinda.


Occupational Health Rojuaniah. (2019). Kepuasan Kerja
Psychology, Vol. 14, No. 4, Pp. Sebagai Pendorong Komitmen
427–440. Doi: Organisasional Citizenship
10.1037/A0016739. Behavior. Universitas Esa
Nikpour, A. (2018). Psychological Unggul.
Empowerment and Rowden, R. W. (2000). The
Organizational Innovation: relationship between
Mediating Role of Job charismatic leadership
Satisfaction and Organizational behaviors and organizational
Commitment. International commitment. Leadership &
Journal of Organizational Organization Development
Leadership, 7(2), 106–119. Journal, 21(1), 30–35.
Pandey, C., & Khare, R. (2013). The Sakthivel, D., & Jayakrishnan, J.
Impact of Work Life Balance (2012). Work life balance and
Practices on Employee Organizational commitment for
Performance of. Indian Journal Nurses. Asian Journal of
of Health and Wellbeing. Business and Management
Petrescu, A. I., Simmons, R. (2008). Sciences, 2(5), 2047–2528.
Human Resource Management Sharma, N. And Singh, V. K.
Practices and Workers’ Job (2016). “Effects of workplace
Satisfaction. International incivility on job satisfaction and
Journal of Manpower, 29(7), turnover intentions in India.”
651-667. South Asian Journal of Business
Pradhan, R. K., Jena, L. K., & Research, Vol. 5 No. 2, Pp. 234-
Kumari, I. G. (2016). Effect of 249.
Work–Life Balance on Shastri, R. K., Shashi Mishra, K., &
Organizational Citizenship Sinha, A. (2010). 18 SSB,
Behaviour: Role of Selection Centre East,
Organizational Commitment. Carriappa Road. African
Global Business Review, Journal of Business
17(June), 15S-29S. Management, 4(10), 211001.
Rasheed Olawale, A. V, M. Silva, R. C. Da, Dutra, J. S.,
FAPOHUNDA, T., & Foluso Veloso, E. F. R., Fischer, A. L.,
Ilesnmi, J. V. (2017). Work-life & Trevisan, L. N. (2015).
Balance and Organisational Generational perceptions and
Commitment: Perceptions of their influences on
Working Postgraduate organizational commitment.
Students. BVIMSR Journal of Management Research, 13(1),
Management Research, 9(2), 5–30.
178–188. Sosik, J. J. (2005). The role of
Rojuaniah. (2019). Dampak Work personal values in the
Life Balance, Konflik Peran charismatic leadership of
dan Stress Kerja Terhadap corporate managers: A model
Kepuasan Kerja pada Wanita and preliminary field study.
Berperan Ganda. Call for Leadership Quarterly, 16(2),

JENIUS. Vol. 5, No. 2, Januari 2022


Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia 313
JENIUS

221–244. Weiss, D. J., Dawis, R. V., England,


Stefanovska–Petkovska, M., G. W. (1967). Manual for the
Petrovska, I., Bojadziev, M., Minnesota Satisfaction
Schaeffer, I., & Tomovska- Questionnaire. Minnesota
Misoska, A. (2019). The Effects Studies in Vocational
of Organizational Culture and Rehabilitation, 22, 120.
Dimensions on Job Satisfaction Wilderom, C. P. M., van den Berg, P.
and Work-Life Balance. T., & Wiersma, U. J. (2012). A
Montenegrin Journal of longitudinal study of the effects
Economics, 15(1), 99–112. of charismatic leadership and
Subramaniam. G, Ali. E, Overton. J. organizational culture on
(2010). Are Malaysian women objective and perceived
interested in flexible working corporate performance. The
arrangement at workplace. Leadership Quarterly, 23(5),
Business Studies Journal, 835–848.
Volume 2, Special Issue. Yucel, I., & Bektas, C. (2012). Job
Suma, S., & Lesha, J. (2013). Job Satisfaction, Organizational
Satisfaction and Organizational Commitment and Demographic
Commitment: the Case of Characteristics Among
Shkodra Municipality. Teachers in Turkey: Younger is
European Scientific Journal, Better? Procedia - Social and
9(17), 41–51. Behavioral Sciences,
V.varatharaj, & S.Vasantha. (2016). 46(December), 1598–1608.
An exploratory study on the Zhang, C. P., Liu, W. X., & Liao, J.
development of women Q. (2011). The affecting
entrepreneurs: Indian cases. mechanism of charismatic
Journal of Research in leadership on employees
Marketing and creativity: it is enough to be
Entrepreneurship, 18(2), 232– with psychological safety?
247. Management World (Monthly),
Vlachos, P. A., Panagopoulos, N. G., 10, 94-107.
& Rapp, A. A. (2013). Feeling
Good by Doing Good:
Employee CSR-Induced
Attributions, Job Satisfaction,
and the Role of Charismatic
Leadership. Journal of Business
Ethics, 118(3), 577–588.
Wang, D., Hom, P. W., Allen, D. G.
(2017). Coping with Newcomer
“Hangover”: How Socialization
Tactics Affect Declining Job
Satisfaction During Early
Employment. Journal of
Vocational Behavior, 100, 196-
210.

JENIUS. Vol. 5, No. 2, Januari 2022

Anda mungkin juga menyukai