NIM : 206100004
Kelas : Manajemen 7A
Matkul : Seminar MSDM
Menurut Ula, Susilawati, & Widyasari, (2019). Work Life Balance adalah sejauh
mana keterlibatan dan kepuasan individu dalam peran mereka diantara kehidupan
pribadi dan kehidupan pekerjaan serta tidak menimbulkan konflik diantara keduanya.
Lukmiatiet al., (2020) Work life balance ialah keadaan atau kemampuan
diluar pekerjaan.
Menurut Larasati et al. (2019), work life balance adalah salah satu faktor
1. Work Interference With Personal Life Mengacu pada sejauh mana pekerjaan dapat
2. Personal Life Interference With Work Mengacu pada sejauh mana kehidupan
menyenangkan maka hal ini dapat membuat suasana hati individu pada saat bekerja
menjadi menyenangkan.
4. Work Enhancement Of Personal Life Mengacu pada sejauh mana pekerjaan dapat
2. Meningkatkan produktivitas
Sedangkan bagi individu atau karyawan manfaat yang didapatkan dengan adanya
a. Faktor Individual
neuroticism, extraversion.
b. Faktor Organisasional
pegawai untuk mencapai tingkat pencampuran yang lebih baik antara aktivitas
c. Faktor Lingkungan
a) Pengaturan perawatan anak jumlah anak dan tanggung jawab terhadap perawatan
anak
1. Time balance merujuk pada jumlah waktu yang individu baik misalnya seperti
diberikan oleh bagi pekerjaannya maupun hal-hal diluar pekerjaan waktu bagi
waktu yang dicapai karyawan menunjukan bahwa tuntutan dari keluarga terhadap
begitupun sebaliknya
maupun keluarga. Hal ini dilihat dari kondisi yang ada pada keluargahubungan
2. Psycological Empowerment
A. Pengertian Psycological Empowerment
a) Menurut Sthira Sista dan Utama (2019) Psychological empowerment adalah
keyakinan akan kemampuan individu untuk melakukan aktivitas kerja sesuai
dengan kemampuan dan kemampuannya.
b) Amor et al., (2020). Psychological empowerment adalah bentuk yang
menggambarkan 10 pengalaman pribadi dari proses motivasi dan bagaimana
meningkatkan perbaikan diri mereka di tempat kerja.
c) Menurut Kosar (2017) dalam jurnal Dhera Alfiana (2020:842) psychological
empowerment merupakan salah satu set kognisi motivasi yang dibentuk dari
lingkungan kerja sehingga akan mencerminkan orientasi individu yang aktif
terhadap peran pekerjaannya.
d) Spreitzer (1995) dalam jurnal Yustita Damayanti (2021:909) mendefinisikan
psychological empowerment sebagai keadaan psikologis yang diwujudkan dalam
empat kognisi: meaning, competence, self-determination dan impact.
e) Psychological empowerment adalah proses peningkatan pemahaman self-efficacy
karyawan melalui identifikasi kondisi yang terjadi selama bekerja dalam organisasi
(Zhang & Bartol, 2010) dalam jurnal Yustita Damayanti (2021:909).
f) Psychological empowerment berkaitan dengan kesejahteraan karyawan, dimana
karyawan merasa diberdayakan dan tidak merasa tertekan dengan tuntutan
pekerjaan sehingga dapat berinovasi dan meningkatkan kemampuan (Wardani &
Amaliah, 2020) dalam jurnal Yustita Damayanti (2021:909).
g) Menurut Sukmayanti & Sintaasih (2018) dalam jurnal Dhera Alfiana (2020:840)
Faktor lain yang mendorong kinerja karyawan adalah psychological empowerment.
h) Menurut Dzia & Uddin (2016) dalam jurnal Dhera Alfiana (2020:840)
mengungkapkan banyak perusahaan menggunakan psychological empowerment
yang bertujuan untuk menambah motivasi dalam diri karyawan itu sendiri, sehingga
dapat mencapai tujuan dari individu maupun organisasi.
B. Dimensi Psycological Empowerment
Menurut Spreitzer dalam jurnal Arivatu Ni’mati Rahmatika, Baitul Ainun
Makin (2022:19) ada empat dimensi penting dalam psychological empowerment yaitu:
1. Meaning
Meaning dijelaskan sebagai nilai dari tujuan pekerjaan yang dilakukan dan
nilai tersebut dinilai dari sudut pandang individu itu sendiri yang berhubungan
dengan misi atau harapan dirinya. Dimensi ini melibatkan keselarasanantara
tujuan kerja dengan keyakinan, nilai-nilai, dan perilaku individu tersebut.
2. Competence
Competence merupakan kemampuan yang dimiliki setiap individu untuk
melakukan pekerjaan mereka dengan keterampilan dan pengetahuan yang
dibutuhkan. Maka pada dimensi ini seorang individu memiliki keyakinan
pada kemampuannya dalam pekerjaannya dan bisa menghasilkan nilai yang
diperlukan.
3. Self-determination
Self determination merupakan akal dari individu untuk memiliki pilihan
dalam memulai dan mengatur tindakan. Jadi individu tersebut memiliki
suatu pandangan dalam tindakannya.
4. Impact
Impact merupakan sejauh mana seseorang dapat memberikan pengaruh
dalam hal strategi, administrasi, atau pengoperasian hasil kerja di tempat kerja
(Napitupulu,2017) dalam jurnal Arivatu Ni’mati Rahmatika, Baitul Ainun Makin
(2022:19) . Thomas dan Velthouse menambahkan bahwa impact adalah
tingkatan dimana sampai sejauh mana ia dapat mempengaruhi pekerjaannya
(Oktaviani and Dahesihsari 2018) dalam jurnal Arivatu Ni’mati Rahmatika, Baitul
Ainun Makin (2022:19).
Ranti Lukmiati , Acep Samsudin , Dicky Jhoansyah (2020). Pengaruh Work Life Balance
Terhadap Kinerja Karyawan Pada Karyawan Staff Produksi Pt. Muara Tunggal Cibadak
- Sukabumi Jurnal Ekobis Dewantara Vol. 3 No. 3 September 2020. Diakses pada 17
Oktober 2023 melalui
http://jurnalfe.ustjogja.ac.id/index.php/ekobis/article/view/1688
Ni Wayan Sri Pradnyani, Agoes Ganesha Rahyuda. Peran Stres Kerja Dalam Memediasi
Pengaruh Work-Life Balancedan Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai. Jurnal Ilmu
Manajemen Volume 10 Nomor 3Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Negeri Surabaya. Diakses pada 17 Oktober 2023 melalui
https://journal.unesa.ac.id/index.php/jim/article/view/16993/8320
Petrus Wijayanto, Lieli Suharti, Robby Chaniago. Pengaruh Work Life Balance Terhadap
Employee Engagement Dan Dampaknya Terhadap Turn-Over Intentions Dengan Job
Characteristics Sebagai Pemoderasi. Jurnal Ekonomi Pendidikan dan Kewirausahaan
Vol. 10 No. 1 Hal 83-98. Diakses pada 17 Oktober 2023 melalui
https://journal.unesa.ac.id/index.php/jepk/article/view/16975/8088
Tekni Megaster, Fida Arumingtyas, Amelia Trisavinaningdiah. Pengaruh Work Life Balance
Dan Burnout Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Cv Nusantara Lestari. Comparative:
Ekonomi Dan Bisnis,Vol.3(No.1),2021. Diakses pada 17 Oktober 2023 melalui
https://jurnal.umt.ac.id/index.php/jceb/article/view/4663/2661
Dwi Suryani, Elva (2021). Pengaruh Self Efficacy, Komitmen Organisasi dan Budaya
Organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior pada BMT IKPM Gontor.
Skripsi (S1) thesis, Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Diakses pada 17 Oktober
2023 melalui
http://eprints.umpo.ac.id/7243/