Anda di halaman 1dari 20

Jurnal Ekonomi & Bisnis Dharma Andalas Volume 21 No 2, Juli 2019 P- ISSN 1693 - 3273

E- ISSN 2527 - 3469

Volume 21 No 2, Juli 2019

Jurnal Ekonomi Dan Bisnis


Dharma Andalas

Pengaruh Quality Of Work Life dan Motivasi Kerja Terhadap


Kepuasan Kerja Karyawan

Vika Yasnita1, Mellyna Eka Yan Fitri2*


1,2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dharma Andalas Padang
eka.melly@gmail.com*
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh quality of work life dan motivasi kerja
terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT Lembah Karet di Kota Padang. Populasi dalam
penelitian ini adalah karyawan pada bagian produksi sejumlah 237 orang dan sampel diambil
sebanyak 149 orang. Teknik pengambilan sampel adalah metode purposive sampling dengan
kriteria karyawan bekerja pada bagian produksi dan telah berusia lebih dari 18 tahun. Analisa
data yang dipergunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan variabel independen
adalah quality of work life dan motivasi kerja serta variabel terikatnya adalah kepuasan kerja.
Dari hasil penelitian ditemukan Quality of work life berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan kerja karyawan dan motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan kerja karyawan. Begitu juga halnya secara simultan bahwa quality of work life dan
motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pada karyawan produksi di PT
Lembah Karet.
Kata Kunci: quality of work life, motivasi kerja, kepuasan kerja

PENDAHULUAN manusia, yaitu partisipasi dalam


Sumber daya manusia merupakan pemecahan masalah, sistem imbalan
faktor utama yang dapat menentukan yang inovatif, lingkungan kerja yang
eksistensi suatu perusahaan. Perusahaan kondusif, pengembangan diri,
membutuhkan sumber daya manusia kepemimpinan, integrasi dan relevansi
yang mampu berprestasi, memiliki sosial. Penjelasan di atas menyiratkan
motivasi tinggi, dan mampu bekerja bahwa kualitas kehidupan kerja adalah
sebaik mungkin demi kepentingan cara yang tepat untuk meningkatkan
perusahaan. Terlebih pada perusahaan kualitas sumber daya manusia dalam
industri kreatif, sumber daya manusia perusahaan. Melalui proses-proses
merupakan ujung tombak keberhasilan tersebut, sumber daya manusia
perusahaan mempertahankan (karyawan) diharapkan akan lebih
eksistensinya dalam inovasi-inovasi memaksimalkan tanggungjawab atas
keunggulan. Kinerja dari sumber daya pekerjaan mereka.
manusia akan berdampak pada penilaian Anatan dan Ellitan (2009)
konsumen terhadap kualitas perusahaan mengatakan quality of work life (QWL)
tersebut (Aryansah & Kusumaputri, merupakan suatu cara pikir tentang
2013). Zin (2004) menyebutkan bahwa orang-orang, pekerjaan dan organisasi.
ada tujuh dimensi dalam kualitas Selanjutnya Nadler dan Lawler (1983)
kehidupan kerja yang diharapkan dapat seperti yang dikutip Anatan dan Ellitan
meningkatkan kualitas sumber daya (2009) mengemukakan bahwa Quality of

263
Jurnal Ekonomi & Bisnis Dharma Andalas Volume 21 No 2, Juli 2019 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469

work life terdiri dari dua elemen utama tahun 2016 dan naik menjadi 15 pada
yaitu adanya perhatian tentang dampak tahun 2017. Hal ini mengindikasikan
pekerjaan pada pekerja dan efektivitas setiap tahunnya karyawan selalu saja ada
organisasional serta adanya gagasan yang mengalami kecelakaan kerja dan
partisipasi dalam pemecahan masalah ini menunjukkan quality of work life
organisasional dan pembuatan kerja karyawan yang cukup bermasalah.
keputusan.Sangat penting untuk Wirawan (2015) mengatakan tujuan
menekankan bahwa QWL tidak terbatas quality of work life adalah untuk
pada isi sesuatu pekerjaan, akan tetapi memperbaiki keselamatan dan kesehatan
“memanusiakan” lingkungan kerja kerja. Quality of work life dapat
dengan mengakui dan menghargai harkat mengembangkan lingkungan kerja yang
dan martabat manusia. aman bebas dari kecelakaan kerja dan
PT. Lembah Karet Padang adalah kesehatan pribadi individu pekerja.
salah satu perusahaan swasta nasional PT. Lembah Karet hingga tahun
yang mengolah dan memproduksi karet 2016 belum memiliki ahli K3 umum di
mentah menjadi karet remah (crumb perusahaan. Meskipun telah memiliki
rubber) dan karet SIR 20. Untuk sertifikasi ISO 9001 (Standarisasi
menjadikan perusahaan ini memiliki Manajemen Mutu) serta telah
quality of work life yang baik bagi menetapkan beberapa kebijakan dasar
karyawannya, maka perusahaan perlu tentang keselamatan saat bekerja
memperhatikan kondisi kerja yang misalnya penggunaan Alat Pelindung
terjadi pada karyawannya. Kondisi yang Diri (APD) sederhana seperti pemakaian
belum ideal masih ada di perusahaan PT safety helm atau sepatu kerja, namun
Lembah Karet Padang yaitu angka kecelakaan kerja ini menunjukkan
permasalahan kecelakaan kerja yang fakta bahwa potensi bahaya serta risiko
banyak terjadi pada karyawan. kecelakaan kerja di PT. Lembah Karet
Gambar 1 Padang masih cukup tinggi dan masih
Klasifikasi Kecelakaan Karyawan perlu dikaji lagi sehingga bisa ditemukan
PT. Lembah Karet Padang Periode upaya dan solusi yang tepat sasaran agar
Tahun 2010 – 2017 angka kecelakaan kerja tersebut bisa
diturunkan, bila perlu mencapai tujuan
diterapkannya kebijakan kesehatan dan
keselamatan kerja yaitu Zero Accident.
Quality of work life (kualitas
kehidupan kerja) adalah konsep yang
komprehensif yang terdiri dari kesehatan
fisik dan psikologis, situasi ekonomi,
kepercayaan pribadi dan interaksi
dengan lingkungan (Khorsandi et al.,
2010). Suasana kerja akan menciptakan
Sumber : PT. Lembah Karet Padang, Agustus kualitas kehidupan kerja yang kondusif
2018
bagi tercapainya tujuan organisasi
Dari gambar 1, dapat dilihat dimana peningkatan Quality of work life
bahwa dari tahun 2010 sampai dengan dapat memiliki dampak positif pada
2011 jumlah kecelakaan kerja cenderung kepuasan kerja (Paseki, 2013).
tinggi dan stabil, meski mengalami Quality of work life adalah suatu
penurunan dari tahun 2012 sampai tahun cara pikir tentang orang-orang,
2015, namun kecelakaan kerja kembali pekerjaan, dan organisasi yang
mengalami peningkatan dari 2 orang memusatkan perhatian pada dampak
pada tahun 2015 menjadi 11 orang pada
264
Jurnal Ekonomi & Bisnis Dharma Andalas Volume 21 No 2, Juli 2019 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469

pekerjaan terhadap pekerja dan Cascio (2006) menyebutkan


efektivitas organisasional, disamping bahwa untuk merealisasikan quality of
memberikan gagasan-gagasan work life secara berhasil diperlukan
partisipatif dalam memecahkan masalah- beberapa persyaratan sebagai berikut :
masalah organisasional dan pembuatan 1. Manajer seharusnya dapat menjadi
keputusan (Anatan dan Ellitan, 2007). seorang pemimpin yang baik serta
Quality of work life merupakan cerminan dapat menjadi pembimbing
perasaan karyawan terhadap karyawannya, bukan sebagai ” Bos”
pekerjaannya, termasuk dampak dari dan diktator.
pekerjaaan tersebut terhadap 2. Keterbukaan dan kepercayaan, kedua
kesejahteraan karyawan (Umstot dalam faktor tersebut merupakan persyaratan
Idrus, 2006). utama dalam penerapan konsep
Quality of work life mengacu quality of work life dalam manajemen.
pada keadaan menyenangkan atau tidak 3. Informasi yang berkaitan dengan
menyenangkannya lingkungan pekerjaan kegiatan dan manajemen harus
bagi seseorang. Tujuan utamanya adalah diinformasikan kepada karyawan dan
pengembangan lingkungan kerja yang saran-saran dari para karyawan harus
sangat baik bagi karyawan dan juga bagi diperhatikan secara serius.
produksi. Fokus utama dari Quality Of 4. Quality of work life harus dilakukan
Work Life sendiri adalah bahwa secara berkelanjutan mulai dari proses
lingkungan kerja dan semua pekerjaan pemecahan masalah yang dihadapi
didalamnya harus sesuai dengan orang- oleh manajemen dan para karyawan
orang dan teknologi (Davis dan hingga sampai membentuk mitra kerja
Newstrom, 1994 seperti yang dikutip diantara mereka.
Anisah, 2017). Selanjutnya, Flippo 5. Quality of work life tidak dapat
(2005) mendefinisikan quality of work dilaksanakan secara sepihak oleh
life sebagai setiap kegiatan (perbaikan) manajemen saja, melainkan peran
yang terjadi pada setiap tingkatan dalam serta seluruh karyawan perlu
suatu organisasi untuk meningkatkan ditingkatkan.
efektivitas organisasi yang lebih besar Selanjutnya Wirawan (2015)
melalui peningkatan martabat dan mengatakan karena terkait dengan
pertumbuhan manusia. Sistem quality of menyenangkan atau tidak menyenangkan
work life Cascio (2006) dapat pegawai, maka dapat diasumsikan
ditunjukkan oleh gambar 2. quality of work life terkait dengan
Gambar 2 kepuasan kerja, akan tetapi bukan
Quality of Work Life (QWL) kepuasan kerja. Skornya dapat
berpengaruh terhadap skor kepuasan
kerja. Demikian juga dapat diasumsikan
bahwa quality of work life dapat
mempengaruhi motivasi kerja, semangat
kerja para pegawai, quality of work life
yang tinggi dapat meningkatkan
motivasi dan semangat kerja para
pegawai yang selanjutnya dapat
meningkatkan produktivitas dan kinerja
mereka.
Banyak penelitian tentang quality
of work life telah dilakukan, Rokhman
Sumber : Cascio (2006). (2012) dalam penelitiannya

265
Jurnal Ekonomi & Bisnis Dharma Andalas Volume 21 No 2, Juli 2019 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469

membuktikan bahwa terdapat pengaruh hasil dari persepsi karyawan mengenai


yang positif antara Quality Of Work Life seberapa baik pekerjaan mereka
dengan kepuasan kerja, yang dapat memberikan hal yang dinilai penting.
diartikan semakin tinggi Quality Of Kepuasan kerja merupakan
Work Life seorang karyawan maka perasaan senang atau senang pekerja
semakin tinggi pula kepuasan kerjanya. dalam memandang dan menjalankan
Hasil penelitian lainnya juga pekerjaannya (Sutrisno, 2009). Apabila
mengungkapkan hubungan Quality Of seseorang senang terhadap pekerjaannya,
Work Life dan kepuasan kerja pada maka orang tersebut puas terhadap
pegawai organisasi pemerintahan di Iran, pekerjaannya.
dimana dikatakan bahwa penerapan Kepuasan kerja adalah sikap emosional
kualitas kehidupan kerja yang baik akan yang menyenangkan dan mencintai
meningkatkan kepuasan kerja karyawan pekerjaannya (Hasibuan, 2009). Sikap
(Nekouei,et.al, 2014). ini dicerminkan oleh moral kerja,
Hasil-hasil penelitian tersebut kedisiplinan, dan prestasi kerja.
menyiratkan bahwa Quality of Work Life Kepuasan kerja dinikmati dalam
adalah cara yang tepat untuk pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi
meningkatkan kualitas sumber daya dalam dan luar pekerjaan. Definisi
manusia dalam perusahaan. Dengan tersebut senada dengan yang
melalui suatu proses, sumber daya dikemukakan oleh Handoko (2001) yang
manusia (karyawan) akan lebih mendefinisikan kepuasan kerja (job
memaksimalkan tanggung jawab atas satisfaction) adalah keadaan emosional
pekerjaan mereka (Aryansah dan Erika, yang menyenangkan atau tidak
2013). menyenangkan dengan mana para
Kepuasan kerja karyawan karyawan memandang pekerjaan
merupakan faktor penting yang mereka.
menentukan kesuksesan suatu organisasi Kepuasan kerja mencerminkan
(Teck-Hong dan Waheed, 2011). Rivai perasaan seseorang terhadap
dan Mulyadi (2011) menyatakan bahwa pekerjaannya. Ini nampak dalam sikap
“Ada beberapa faktor yang dapat positif karyawan terhadap pekerjaan dan
menimbulkan kepuasan kerja seseorang, segala sesuatu yang dihadapi di
antara lain: kedudukan, pangkat atau lingkungan kerjanya. Departemen
jabatan, masalah umur, jaminan finansial personalia atau manajemen harus
dan jaminan sosial, serta mutu senantiasa memonitor kepuasan kerja,
pengawasan”. Murtiningrum (2011), karena hal itu mempengaruhi tingkat
menyatakan bahwa kepuasan kerja absensi, perputaran tenaga kerja,
adalah sikap umum terhadap pekerjaan semangat kerja, keluhan-keluhan, dan
seseorang, yang menunjukan perbedaan masalah-masalah personalia vital
antara jumlah penghargaan yang lainnya. Jadi kepuasan kerja adalah suatu
diterima pekerja dan jumlah yang cara pandang seseorang mengenai
mereka yakini seharusnya mereka pekerjaannya serta perasaan puas dan
terima. Kepuasan kerja adalah tidak puas terhadap pekerjaan yang
bagaimana orang melaksanakan diberikan kepadanya.
pekerjaan dan aspek-aspeknya (Arifin, Indikator untuk mengukur
2012). Kepuasan kerja sebagai keadaan kepuasan kerja menurut Luthans (2006)
emosi yang senang atau emosi positif sebagai berikut:
yang berasal dari penilaian pekerjaan 1. Pekerjaan itu sendiri, dalam hal
atau pengalaman kerja seseorang dimana pekerjaaan memberikan tugas
(Luthans, 2006). Kepuasan kerja adalah yang menarik kesempatan untuk

266
Jurnal Ekonomi & Bisnis Dharma Andalas Volume 21 No 2, Juli 2019 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469

belajar, dan kesempatan untuk agar dapat bekerja dengan baik sehingga
menerima tanggung jawab tujuan perusahaan dapat tercapai
2. Gaji merupakan sejumlah upah yang (Sunyoto, 2013).
diterima dan tingkat di mana hal ini Motivasi berasal dari bahasa latin
bias dipandang sebagai hal yang movere yang berarti dorongan,
dianggap pantas dibandingkan dengan keinginan, sebab, atau alasan seseorang
orang lain dalam organisasi melakukan sesuatu. Definisi motivasi
3. Kesempatan promosi merupakan menurut Robbins (2008) adalah proses
kesempatan untuk maju dalam yang menjelaskan intensitas, arah dan
organisasi; ketekunan seseorang individu untuk
4. Pengawasan merupakan kemampuan mencapai tujuan. Tiga unsur kunci
penyelia untuk memberikan bantuan dalam definisi adalah intensitas, arah,
teknis dan dukungan perilaku dan ketekunan.
5. Rekan kerja merupakan tingkat Mathis dan Jackson (2001)
dimana rekan kerja pandai secara mengatakan motivasi adalah keinginan
teknis dan mendukung secara sosial. dalam diri seseorang yang menyebabkan
Berdasarkan hasil survey awal orang tersebut bertindak. Biasanya orang
pada karyawan Agustus 2018 di PT bertindak karena suatu alasan untuk
Lembah Karet dikatakan bahwa mencapai tujuan. Memahami motivasi
kepuasan kerja karyawan masih belum sangatlah penting karena kinerja, reaksi
optimal. Hal ini ditandai dengan masih terhadap kompensasi dan persoalan
adanya karyawan yang melaksanakan sumber daya manusia yang lain
rangkap jabatan. Kemudian gaji yang dipengaruhi dan mempengaruhi
mereka terima masih relatif kecil karena motivasi.
disesuaikan dengan kemampuan kerja Menurut Kreitner dan Kinicki
mereka. Selanjutnya, kesempatan (2001) motivasi merupakan proses
promosi juga sangat terbatas. Sementara psikologis yang membangkitkan dan
jika dilihat hubungan rekan kerja mengarahkan prilaku pada pencapaian
terkadang mereka lebih bekerja secara tujuan atau goal-directed behavior.
individual, sehingga mereka jarang Manajer perlu memahami proses
membantu satu sama lain. psikologis ini apabila mereka ingin
Robbins dan Timothy (2013) berhasil membina pekerja menuju pada
mendefinisikan motivasi sebagai proses penyelesaian sasaran organisasi.
yang menjelaskan intensitas, arah dan Selanjutnya Luthan (2006)
ketekunan usaha untuk mencapai suatu mendefinisikan motivasi sebagai proses
tujuan. Seseorang bekerja karena yang dimulai dengan defisiensi fisiologis
didorong oleh keinginan untuk dapat atau psikologis yang menggerakkan
memenuhi kebutuhannya, sedangkan perilaku atau dorongan yang ditujukan
perusahaan selalu mengharapkan agar untuk tujuan atau insentif. Motivasi juga
karyawannya bekerja dengan baik berhubungan dengan kekuatan atau
karena dengan cara tersebut perusahaan dorongan yang berada dalam diri
dapat mencapai tujuannya dengan hasil manusia, motivasi tidak dapat terlihat
sesuai harapan perusahaan. dari luar. Motivasi dapat menggerakkan
Motivation adalah suatu manusia untuk menampilkan sesuatu
dorongan atau menggerakan dimana tingkah laku kearah pencapaian suatu
dalam manajemen motivasi hanya tujuan.
ditujukan kepada sumber daya manusia Menurut Rivai (2009) motivasi
dengan mempersoalkan bagaimana cara adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai
mengarahkan daya dan potensi karyawan yang mempengaruhi individu untuk

267
Jurnal Ekonomi & Bisnis Dharma Andalas Volume 21 No 2, Juli 2019 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469

mencapai hal yang spesifik sesuai dorongan tersebut dapat berasal dari
dengan tujuan individu. Sikap dan nilai dalam maupun dari luar diri individu.
tersebut merupakan suatu yang invisible Motivasi muncul karena adanya
yang memberikan kekuatan untuk kebutuhan, tujuan dan sejumlah
mendorong individu bertingkah laku kepentingan yang muncul dari dalam diri
dalam mencapai tujuan. Dorongan individu, motivasi merupakan kesadaran
tersebut terdiri dari dua komponen, yang terbentuk secara alami maupun
yaitu: arah prilaku (kerja untuk mencapai dipengaruhi oleh orang lain
tujuan), dan kekuatan prilaku (seberapa Rivai (2009) mengatakan pada
kuat usaha individu dalam bekerja). dasarnya, proses motivasi dapat
Motivasi meliputi perasaan unik, pikiran digambarkan jika seseorang tidak puas
dan pengalaman masa lalu yang akan mengakibatkan ketegangan, yang
merupakan bagian dari hubungan pada akhirnya akan mencari jalan atau
internal dan eksternal perusahaan. Selain tindakan untuk memenuhi dan terus
itu motivasi dapat pula diartikan sebagai mencari kepuasan yang menurut
dorongan individu untuk melakukan ukurannya sendiri sudah sesuai dan
tindakan karena mereka ingin harus terpenuhi. Teori motivasi
melakukannya. Apabila individu yangsangat terkenal adalah teori
termotivasi, mereka akan membuat kebutuhan yang dikemukakan oleh
pilihan yang positif untuk melakukan Abraham Maslow. Menurut Maslow
sesuatu, karena dapat memuaskan bahwa pada setiap diri manusia itu
keinginan mereka. terdiri dari atas lima kebutuhan yaitu :
Kebutuhan seseorang merupakan 1. Kebutuhan fisiologis
dasar untuk model motivasi. Kebutuhan Kebutuhan fisiologis, kebutuhan
adalah kekurangan yang dirasakan oleh makan, minum, perlindungan fisik,
seseorang pada saat tertentu yang seksual, sebagai kebutuhan terendah;
menimbulkan tegangan yang 2. Rasa aman
menyebabkan timbulnya keinginan. Kebutuhan rasa aman, kebutuhan
Karyawan akan berusaha untuk perlindungan dari ancaman, bahaya,
menutupi kekurangannya dengan pertentangan dan lingkungan hidup;
melakukan suatu aktivitas yang lebih 3. Kepemilikan sosial
baik dalam melaksanakan pekerjaannya. Kebutuhan merasa memiliki,
Dengan melakukan aktivitas yang lebih kebutuhan untuk diterima dalam
banyak dan lebih baik karyawan akan kelompok, berafiliasi, beriteraksi dan
memperoleh hasil yang lebih baik pula kebutuhan untuk mencintai dan
sehingga keinginannya dapat terpenuhi. dicintai
Keinginan yang timbul dalam diri 4. Penghargaan diri
karyawan dapat berasal dari dalam Kebutuhan akan harga diri, kebutuhan
dirinya sendiri maupun berasal dari luar dihormati dan dihargai orang lain;
dirinya, baik yang berasal dari 5. Aktualisasi diri
lingkungan kerjanya maupun dari luar Kebutuhan untuk menggunakan
lingkungan kerjanya. Motivasi bukanlah kemampuan, skil, potensi, kebutuhan
merupakan sesuatu yang berdiri sendiri, untuk berpendapat dengan menggunakan
melainkan ada beberapa faktor yang ide-ide, memberikan penilaian dan kritik
mempengaruhinya. terhadap sesuatu.
Berdasarkan uraian ringkasan Gambaran di atas menjelaskan
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa bahwa urutan dan rangkaian kebutuhan
motivasi merupakan sejumlah dorongan seseorang selalu mengikuti alur yang
untuk melakukan berbagai tindakan, dijelaskan oleh teori Maslow. Semakin

268
Jurnal Ekonomi & Bisnis Dharma Andalas Volume 21 No 2, Juli 2019 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469

ke atas kebutuhan seseorang semakin kerja. Setelah itu untuk kebutuhan


sedikit jumlah atau kuantitas manusia otonomi karyawan jarang untuk dapat
yang memiliki kriteria kebutuhannya, mengemukakan ide dalam bekerja serta
contohnya kebutuhan kategori self- juga tidak mendapatkan kesempatan
actualization atau kebutuhan kebebasan untuk pengembangan kemampuan dalam
diri untuk merealisasikan cita-cita atau bekerja yang merupakan kebutuhan
harapan individu untuk mengembangkan untuk aktualisasi diri.
bakat atau talenta yang dimilikinya. Jika Berdasarkan latar belakang
dilihat dari struktur dan keadaan permasalahan yang diteliti adalah
masyarakat Indonesia, sumber daya bagaimana pengaruh quality of work life
manusia kita masih banyak pada dan motivasi kerja karyawan tehadap
peringkat kebutuhan fisiologis. kepuasan kerja karyawan pada PT
Berdasarkan hasil survey awal Lembah Karet Padang.
pada karyawan Agustus 2018 dikatakan Sesuai dengan perumusan
bahwa karyawan yang bekerja tidak masalah,tujuan dilaksanakan penelitian
terpenuhi kebutuhan keamanan kerja, ini adalah untuk mengetahui pengaruh
kemudian untuk kebutuhan sosial quality of work life dan motivasi kerja
mereka masih kesulitan untuk bertukar karyawan terhadap kepuasan kerja
pikiran dengan rekan sekerja serta. karyawan pada PT. Lembah Karet
Selanjutnya untuk kebutuhan harga diri Padang.
karyawan cenderung jarang Penelitian terdahulu yang
mendapatkan penghargaan dalam berkaitan dapat dilihat dari tabel 1.
organisasi ataupun pengakuan dari rekan
Tabel 1
Penelitian Terdahulu
Peneliti / Tahun Judul Variabel Metode Hasil Penelitian
Penelitan Analisis
Data
Kusuma W, dkk pengaruh stres Variabel partial least  variabel Stres
(2015) kerja dan independen square kerjamempunyai
kualitas : pengaruh negatif
kehidupan kerja  Stres Kerja yang signifikan
terhadap  Kualitas terhadap kepuasan
kepuasan kerja Kehidupan Kerja
dan kinerja Kerja  Variabel kualitas
karyawan (Studi kehidupan kerja
pada karyawan Variabel mempunyai
non medis RSUD dependen pengaruh positif
Ibnu Sina Gresik)  kepuasan yang signifikan
kerja terhadap kepuasan
 kinerja kerja karyawan
karyawan  Variabel stres kerja
mempunyai
pengaruh negatif
yang signifikan
terhadap kinerja
karyawan
 kualitas kehidupan
kerja mempunyai
pengaruh positif
yang signifikan
terhadap kinerja
karyawan
 Variabel kepuasan
kerja mempunyai

269
Jurnal Ekonomi & Bisnis Dharma Andalas Volume 21 No 2, Juli 2019 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469

pengaruh positif
yang signifikan
terhadap kinerja
karyawan
 Terdapat pengaruh
tidak langsung pada
variabel stres kerja
terhadap kinerja
karyawan melalui
kepuasan kerja
 Terdapat pengaruh
tidak langsung pada
variabel kualitas
kehidupan kerja
terhadap kinerja
karyawan dengan
melalui kepuasan
kerja

Sudaryatun (2014) pengaruh kualitas Variabel Path Analysis  kualitas kehidupan


kehidupan kerja independe kerja berpengaruh
dan konflik n: positif signifikan
peran terhadap  Kualitas terhadap kepuasan
komitmen Kehidupan kerja karyawan,
organisasi Kerja  konflik peran tidak
dengan  Konflik berpengaruh negatif
kepuasan kerja peran signifikan terhadap
sebagai variabel kepuasan kerja
intervening di Variabel karyawan,
BPS Propinsi D.I. dependen
Yogyakarta  Komitmen  kualitas kehidupan
organisasi kerja berpengaruh
positif signifikan
Variabel terhadap komitmen
intervenin organisasi
g karyawan,
 kepuasan  konflik peran tidak
kerja berpengaruh negatif
signifikan terhadap
komitmen
organisasi,
 kepuasan kerja
berpengaruh positif
signifikan terhadap
komitmen
organisasi,
 kepuasan kerja
memediasi
pengaruh tidak
langsung dari
kualitas kehidupan
kerja terhadap
komitmen
organisasi,
 kepuasan kerja
memediasi
pengaruh tidak
langsung dari
konflik peran
terhadap komitmen

270
Jurnal Ekonomi & Bisnis Dharma Andalas Volume 21 No 2, Juli 2019 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469

organisasi.
Poniasih dan Dewi pengaruh Variabel regresi linier variabel motivasi
(2015) motivasi kerja, independen berganda. kerja, komunikasi
komunikasi dan : dan stres kerja
stres kerja  motivasi secara simultan dan
terhadap kerja parsial berpengaruh
kepuasan kerja  komunikasi signifikan terhadap
karyawan  stres kerja kepuasan kerja
karyawan
Variabel
dependen
 kepuasan
kerja

Santhi dan Mujiati Pengaruh Quality Variabel regresi linier quality of work life
(2016) Of Work Life, independen berganda. berpengaruh positif
Dan Motivasi : dan signifikan
Terhadap  Quality Of terhadap kepuasan
Kepuasan Kerja Work Life kerja karyawan dan
Karyawan  Motivasi motivasi
berpengaruh positif
Variabel dan signifikan
dependen terhadap kepuasan
 kepuasan kerja karyawan.
kerja

Berdasarkan perumusan H3 : Quality of work life dan motivasi


masalah, tujuan penelitian serta teori kerja secara bersama berpengaruh
yang telah dikemukakan, maka dapat terhadap kepuasan kerja karyawan
dibuat kerangka konseptual yang pada PT. Lembah Karet Padang
disesuaikan untuk menunjang penelitian
sebagai berikut. METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian ini, digunakan
Gambar 3
jenis penelitian explanatory research
Kerangka Konseptual
dengan pendekatannya yaitu kuantitatif.
Menurut Sugiyono (2014), metode
explanatory research merupakan metode
penelitian yang bermaksud menjelaskan
kedudukan variabel-variabel yang diteliti
serta pengaruh antara satu variabel
dengan variabel yang lain.
Penelitian ini dilakukan pada
karyawan PT. Lembah Karet Padang
Berdasarkan uraian ringkasan yang beralamat di Jl. By Pass KM 2
tersebut, hipotesis yang akan dibuktikan Batipuh Panjang, Koto Tangah Kota
dalam penelitian ini yaitu : Padang – Sumatera Barat. Populasinya
H1 : Quality of work life berpengaruh adalah seluruh karyawan yang bekerja
terhadap kepuasan kerja karyawan pada bagian produksi pada PT. Lembah
pada PT. Lembah Karet Padang Karet Padang yang berjumlah 237 orang.
H2 : Motivasi kerja berpengaruh Sampel dalam penelitian ini, peneliti
terhadap kepuasan kerja karyawan menggunakan pendekatan rumus Slovin
pada PT. Lembah Karet Padang dengan jumlah sampel minimal adalah
149 orang karyawan yang bekerja pada

271
Jurnal Ekonomi & Bisnis Dharma Andalas Volume 21 No 2, Juli 2019 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469

bagian produksi pada PT. Lembah Karet 1. Karyawan bekerja pada bagian
Padang.Teknik yang digunakan dalam produksi pada PT. Lembah Karet
pengambilan sampel adalah purposive Padang
sampling yaitu teknik penentuan sampel 2. Karyawan telah berusia lebih dari 18
dengan pertimbangan tertentu. Dalam tahun, alasan dipilihnya usia tersebut
penelitian ini yang menjadi sampel adalah pada umumnya responden
adalah karyawan yang bekerja pada telah memiliki kemampuan untuk
bagian produksi pada PT. Lembah Karet mengisi angket dengan benar.
Padang, dengan kriteria sebagai berikut: Definisi operasional variabel dapat
dilihat pada tabel 2 dibawah ini:
Tabel 2
Definisi Operasional Variabel
Variabel Defenisi Indikator Alat Ukur
Quality Of Work Menurut Cascio (2006) QWL dapat  Partisipasi karyawan Skala likert
Life. diartikan menjadi dua pandangan,  Penyelesaian konflik
pertama menyebutkan bahwa QWL  Komunikasi
merupakan sekumpulan keadaan dan  Keselamatan dan
praktek dari tujuan organisasi. Kesehatan kerja
kedua mengartikan QWL sebagai  Keamanan Kerja
persepsi-persepsi karyawan seperti  Kompensasi yang layak
bahwa karyawan merasa aman, secara  Kebanggaan
relatif merasa puas serta mendapatkan  Pengembangan karir
kesempatan untuk tumbuh dan (Cascio, 2006).
berkembang sebagai layaknya manusia
(Cascio, 2006).
Motivasi Kerja Motivasi adalah serangkaian sikap dan  kebutuhan fisiologis Skala likert
nilai-nilai yang mempengaruhi individu  kebutuhan rasa aman
untuk mencapai hal yang spesifik sesuai  kebutuhan sosial
dengan tujuan individu  kebutuhan penghargaan
Rivai (2009) diri
 kebutuhan aktualisasi diri
Rivai (2009)
Kepuasan kerja Kepuasan keja sebagai keadaan emosi  kepuasan dengan Skala likert
yang senang atau emosi positif yang pekerjaan itu sendiri
berasal dari penilaian pekerjaan atau  kepuasan dengan gaji
pengalaman kerja seseorang  kepuasan dengan
Luthans (2006) kesempatan promosi
 kepuasan dengan
pengawasan
 kepuasan dengan Rekan
kerja
Luthans (2006)

Metode pengumpulan data fenomena sosial. Dengan skala likert,


dilakukan dengan menggunakan angket maka variabel yang akan diukur
yang dilakukan dengan cara memberi dijabarkan menjadi indikator variabel.
seperangkat pertanyaan atau pernyataan Kemudian indikator variabel tersebut
tertulis kepada responden untuk dijadikan sebagai titik tolak untuk
dijawabnya (Sugiyono, 2014). menyusun item-item instrumen yang
Rancangan angket ini menggunakan dapat berupa pernyataan atau
skala Likert. Menurut Sugiyono (2014), pertanyaan. Adapun alternatif jawaban
skala likert digunakan untuk mengukur dengan menggunakan skala Likert, yaitu
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang dengan memberikan skor pada masing-
atau sekelompok orang tentang

272
Jurnal Ekonomi & Bisnis Dharma Andalas Volume 21 No 2, Juli 2019 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469

masing jawaban pertanyaan alternatif variabel motivasi kerja (X2), konstanta


sebagai berikut: (a), koefisien regresi (b1 dan b2) serta
Tabel 3 error (e).
Alternatif Jawaban Dengan Skala Langkah-langkahdalam melakukan
Likert analisisnya adalah sebagai berikut:
No Alternatif Jawaban Bobot Nilai 1. Uji parsial dengan Uji t
1 SS (Sangat Setuju 4
Uji parsial diperlukan untuk
2 S (Setuju) 3 mengetahui sejauh mana hubungan
3 TS (Tidak setuju) 2
4 STS (Sangat Tidak Setuju) 1
antara variabel yang satu dengan
variabel yang lain, apakah hubungan
Angket dalam penelitian ini tersebut saling mempengaruhi atau
dibagikan kepada karyawan yang tidak. Dengan asumsi bahwa jika
bekerja pada bagian produksi pada PT. signifikan nilai t hitung yang dapat
Lembah Karet Padang setelah dilihat dari analisa regresi
melakukan teknik pengumpulan data menunjukkan kecil dari α = 5%,
sebagai berikut: berarti variabel independen
1. Studi kepustakaan (library research), berpengaruh terhadap variabel
merupakan pengumpulan data dan dependen.
informasi yang dilakukan dengan Pengujian menggunakan rumus uji t
membaca buku-buku, literatur, jurnal- dengan tarif signifikan 5% (Sugiyono,
jurnal, referensi, dan penelitian 2014) yaitu :
terdahulu yang berkaitan dengan
𝑟 √𝑛−2
penelitian ini. 𝑡= …………………………………..(2)
√1−𝑟 2
2. Studi lapangan (field research), Keterangan rumus (2) di atas adalah
merupakan pengumpulan data dengan
nilai statistik uji distribusi t (t), ukuran
mengunjungi objek penelitian yaitu sampel (n), nilai korelasi parsial (r).
karyawan yang bekerja pada bagian
produksi pada PT. Lembah Karet Kemudian hasil hipotesis t hitung
Padang dengan cara menyebarkan dibandingkan dengan t tabel, dengan
angket kepada sampel penelitian. kriteria bahwa jika thitung <ttabel pada α>
Analisis data adalah proses 0,05 maka hal ini menunjukkan bahwa
mencari dan menyusun secara sistematis variabel independen tidak mempunyai
data yang diperoleh dari hasil hubungan yang signifikan dengan
wawancara, catatan lapangan dan bahan- variabel dependen.Jika thitung >ttabel
bahan lain, sehingga dapat mudah pada α< 0,05 maka hal ini
dipahami, dan temuannya dapat menunjukkan bahwa variabel
diinformasikan kepada orang lain independen mempunyai hubungan
(Sugiyono, 2014). Analisis data yang yang signifikan dengan variabel
digunakan adalah analisis regresi linier dependen.
berganda. Analisis ini dilakukan untuk 2. Uji Simultan dengan Uji F
mengetahui adanya hubungan antara Uji simultan digunakan untuk melihat
variabel X1, X2dan Y. Adapun rumus apakah variabel independen secara
regresi linier berganda yang digunakan bersama-sama (serentak) mempunyai
adalah menurut Kurniawan, (2014) pengaruh yang signifikan terhadap
sebagai berikut: variabel dependen. Pengujian dengan
Y= a + b1 X1 + b2 X2 + e……………(1) Uji F adalah dengan membandingkan
Fhitung dengan Ftabel pada (α) = 5%
Keterangan rumus (1) di atas (0.05). Untuk melakukan pengujian
yaitu variabel kepuasan kerja (Y),
variabel Quality Of Work Life(X1),
273
Jurnal Ekonomi & Bisnis Dharma Andalas Volume 21 No 2, Juli 2019 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469

dalam hal ini taraf signifikansi 5% koefisien determinasi, karena


(Sugiyono,2014) yaitu: disesuaikan dengan jumlah variabel
𝑅2 /𝑘 independen yang digunakan, dimana
𝐹ℎ = (1−𝑅2 )/(𝑛−𝑘−1)……………………(3) jika variabel independen1 (satu) maka
Keterangan rumus (3) di atas adalah menggunakan R square dan jika telah
koefisien korelasi ganda yang telah melebihi 1 (satu) menggunakan
ditentukan, banyaknya variabel adjusted R square
independen (k), ukuran sampel (n),
dan nilai Fhitung(Fh) yang selanjutnya HASIL DAN PEMBAHASAN
dibandingkan dengan Ftabel (n- k-1) = Sesuai dengan perumusan
derajat kebebasan. masalah dan hipotesis penelitian ini
Apabila hasil perhitungannya bertujuan untuk mengetahui Pengaruh
menunjukkan jika Fhitung> Ftabel, α< Quality Of Work Life Dan Motivasi
0,05 maka dua atau lebih variabel Kerja Terhadap Kepuasan Kerja
indpenden secara simultan (bersama- Karyawan Pada PT. Lembah Karet
sama) berpengaruh secara signifikan Padang, maka dilakukan proses
terhadap variabel tidak bebas penyebaran Angket penelitian
(terikat).Fhitung< Ftabel, α> 0,05 maka kepada149 orang karyawan yang bekerja
dua atau lebih variabel independen pada bagian produksi pada PT. Lembah
secara simultan (bersama-sama) tidak Karet Padang.
berpengaruh secara signifikan Dari hasil penyebaran Angket
terhadap variabel tidak bebas (terikat). yang telah dilakukan 76,5% Angket
berhasil dikembalikan dan diisi dengan
3. Menentukan Koefisien Determinasi lengkap sehingga dapat dibuat sebuah
Koefisien determinasi merupakan tabulasi hasil penelitian. Berdasarkan
salah satu unsur yang menjadi hasil pentabulasian data dapat
perhatian dalam analisis regresi. dikelompokkan. Deskripsi hasil
Koefisien determinasi digunakan penyebaran Angket sebagai berikut:
untuk melihat berapa besar pengaruh
variabel independen terhadap variabel Tabel 4
terikat. Biasanya dinyatakan dalam Ringkasan Penerimaan dan
bentuk persen (%). Terdapat dua jenis Pengembalian Angket
koefisien determinasi, yaitu: r No Keterangan Jumlah %
koefisien determinasi biasa (R Square) 1 Total Angket yang disebar 149 100
dan koefisien determinasi yang 2
Total Angket yang
dikembalikan responden 132 88,6
disesuaikan (Adjusted R Square).
Total Angket yang tidak
Adapun rumus koefisien determinasi 3
dikembalikan
17 11,4
menurut Kurniawan (2014) sebagai Total Angket yang tidak
4 18 12,1
berikut: lengkap pengisiannya
5 Total Angket yang rusak - -
KD = r2 x 100%……………………(4) Total Angket yang dapat di
6 114 76,5
Keterangan rumus (4) di atas pergunakan
adalah koefisien determinasi (KD) dan Sumber : data primer diolah, 2018
besarnya koefisien korelasi berganda Berdasarkan tabel 4 di atas
(r2). dijelaskan bahwa dari 149 (100%)
Nugroho (2005), menyatakan Angket yang disebar hanya 132 (88,6%)
untuk regresi linear berganda Angket yang dikembalikan responden,
sebaiknya menggunakan R square sementara total Angket yang tidak
yang sudah disesuaikan atau tertulis dikembalikan oleh responden sebanyak
Adjusted R square untuk melihat 17 (11,4%) Angket, sedangkan dari

274
Jurnal Ekonomi & Bisnis Dharma Andalas Volume 21 No 2, Juli 2019 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469

jumlah Angket yang kembali juga Karakteristik


Frekuensi Persentase
terdapat 18 (12,1%) Angket yang tidak (orang) (%)
Bag.operator gilingan 1 ,9
lengkap pengisiannya. Dengan demikian
Bag.parit pagi 4 3,5
total Angket yang dapat dipergunakan Bag.peremahan(CR) 3 2,6
dan diolah datanya adalah 114 (76,5%) Bag.piket 1 ,9
Angket Bag.press 15 13,2
Bag.satpam 5 4,4
Berdasarkan hasil pentabulasian Bag.sopir forklift 4 3,5
data dapat dikelompokkan karakteristik Mandor & anggota
18 15,8
responden yang berpartisipasi didalam timbang
penelitian ini meliputi umur, gender, Sumber : Data primer diolah, 2018
pendidikan, pendapatan, status Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa
pernikahan dan jabatan seperti yang dari 114 responden mayoritas karyawan
terlihat pada sub bab dibawah ini: yang bekerja pada bagian produksi pada
Tabel 5 PT. Lembah Karet Padang memiliki
Deskripsi Karakteristik Responden rentang umur dari 29 –34 tahun
Frekuensi Persentase sebanyak 69 orang (60,5%) dan yang
Karakteristik paling sedikit adalah yang berumur >
(orang) (%)
Umur 40 tahun sebanyak 1 orang (0,9%) dari
23 - 28 tahun 25 21,9 keseluruhan responden. Selanjutnya
29 - 34 tahun 69 60,5
35 - 40 tahun 19 16,7
dari gender ditemukan bahwa pada
> 40 tahun 1 ,9 umumnya karyawan yang bekerja pada
Gender bagian produksi pada PT. Lembah
Pria 103 90,4 Karet Padang adalah pria sebanyak 103
Wanita 11 9,6 orang (90,4%) dan sisanya wanita
Pendidikan Terakhir
SLTP 2 1,8
sebanyak 11 orang (9,6%) dari total
SLTA 112 98,2 keseluruhan responden.
Pendapatan Dari tabel 5 terlihat bahwa
> Rp 1.000.000 s/d Rp mayoritas karyawan yang bekerja pada
9 7,9
2.100.000
bagian produksi pada PT. Lembah Karet
> Rp 2.100.000 s/d Rp
96 84,2 Padang memiliki pendidikan SLTA
3.000.000
> Rp 3.100.000 s/d Rp sebanyak 112 orang (98,2%) dan dan
9 7,9
4.000.000 sisanya yang memiliki pendidikan SLTP
status pernikahan sebanyak 2 orang (1,8%) dari
Belum Kawin 39 34,2
Kawin 75 65,8
keseluruhan responden. Kemudian pada
Jabatan umumnya karyawan yang bekerja pada
Bag.gilingan 1 ,9 bagian produksi pada PT. Lembah Karet
Bag.bangunan 2 1,8 Padang berpendapatan berkisar >Rp
Bag.cuci lory 4 3,5
2.100.000 s/d Rp 3.000.000 sebanyak 96
Bag.giling contoh 1 ,9
Bag.gilingan 36 31,6 orang (84,2%) dan yang paling sedikit
Bag.gomok 1 ,9 berpendapatan berkisar masing-masing >
Bag.gudang bahan Rp1.000.000 s/d Rp 2.100.000 dan >
1 ,9
penolong
Rp3.100.000 s/d Rp 4.000.000 masing-
Bag.gudang LK 1 ,9
Bag.gudang produk jadi 4 3,5 masing sebanyak 9 orang (7,9%) dari
Bag.ipal pagi 2 1,8 keseluruhan responden.
Bag.ipal sore 1 ,9 Selain itu terlihat bahwa pada
Bag.jaga malam 3 2,6
Bag.jaga pompa 2 1,8
umumnya karyawan yang bekerja pada
Bag.kebersihan kantor 2 1,8 bagian produksi pada PT. Lembah Karet
Bag.kebersihan taman 1 ,9 Padang memiliki status pernikahan
Bag.kontaminasi meja 1 ,9 sudah kawin sebanyak 75 orang (65,8%)

275
Jurnal Ekonomi & Bisnis Dharma Andalas Volume 21 No 2, Juli 2019 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469

dari keseluruhan responden dan sisanya sesungguhnya akan mengikuti garis


belum kawin sebanyak 39 orang (34,2%) diagonalnya. Sehingga dalam hal ini
dari keseluruhan responden. Dimana asumsi normalitas terpenuhi.
jabatan yang dimiliki responden pada Uji multikolinearitas
umumnya sebagai karyawan bagian Uji multikolinearitas bertujuan
gilingan sebanyak 36 orang (31,6%) dari untuk melihat ada atau tidaknya korelasi
keseluruhan responden. yang tinggi antara variabel-variabel
Berdasarkan hasil uji validitas independen dalam suatu model regresi
dan reliabilitas terdapat keseluruhan 30 linear berganda. Jika nilai variance
item valid dan reliabel, selanjutnya inflation factor (VIF) tidak lebih dari 10
dilakukan analisis regresi linear dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1
berganda yang terlebih dahulu maka model dapat dikatakan terbebas
memenuhi uji asumsi klasik yaitu uji dari multikolinearitas, semakin tinggi
normalitas, uji heteroskedastisitas dan uji VIF, maka semakin rendah tolerance
multikolinearitas. (Kurniawan, 2014)
Uji Normalitas Adapun hasil uji
Setelah dilakukan pengujian multikoloniaritas data hasil penelitian
terhadap data yang digunakan dalam dapat dilihat pada tabel 6 berikut.
penelitian ini maka ditemukan hasil Tabel 6
pengujian normalitas adalah sebagai Uji Multikolonieritas
berikut: variabel Tole- VIF Keterangan
Gambar 4 independen rance
Hasil Uji Normalitas Quality of Asumsi
0,699 1,431
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual work life (X1) terpenuhi
Motivasi Asumsi
0,699 1,431
kerja (X2) terpenuhi
Dependent Variable: kepuasan kerja
sumber : data primer diolah, 2018
1.0
Dari hasil analisis, didapat dua
0.8
variabel independen dalam penelitian ini
nilai VIF-nya di bawah 10 dan
Expected Cum Prob

0.6
tolerancenya mendekati 1. Ini berarti
0.4 bahwa tidak terjadi multikolinearitas
antara variabel independen tersebut.
0.2

Dengan demikian, dapat disimpulkan


0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
bahwa variabel-variabel independen
Observed Cum Prob berupa Quality of work life, motivasi
Berdasarkan gambar 4 di atas kerja tersebut memenuhi persyaratan
terlihat bahwa data menyebar disekitar asumsi klasik tentang multikolinieritas.
garis diagonal dan mengikuti arah garis Uji heteroskedastisitas
diagonal. Ghozali, (2011) mengatakan Uji heteroskedastisitas adalah
uji normalitas dapat menggunakan cara untuk melihat apakah terdapat
analisis Grafik yaitu dengan melihat ketidaksamaan varians dari residual satu
normal probability plot yang ke pengamatan ke pengamatan yang lain.
membandingkan distribusi kumulatif Menurut Ghozali (2011:139) model
dari distribusi normal. Distribusi normal regresi yang baik adalah yang
akan membentuk satu garis lurus homoskedastisitas atau tidak terjadi
diagonal dan ploting data residual akan heteroskedastisitas, dimana dasar
dibandingkan dengan garis diagonal. pengambilan keputusan adalah jika tidak
Jika distribusi data residual normal, ada pola yang jelas, serta titik-titik
maka garis yang menggambarkan data
276
Jurnal Ekonomi & Bisnis Dharma Andalas Volume 21 No 2, Juli 2019 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469

menyebar di atas dan dibawah angka 0 persamaaan regresi linear berganda


pada sumbu Y, maka tidak terjadi berikut ini:
heteroskedastisitas. Y= 1, 060 + 0,440 X1+ 0,276 X2 + e
Adapun hasil uji scatterplot data Persamaan analisis regresi linear
hasil penelitian dapat dilihat pada berganda diatas dapat diartikan sebagai
gambar 5 berikut ini: berikut:
Gambar 5 1. Konstanta sebesar 1,060 menyatakan
Uji Heteroskedastisitas bahwa jika tidak ada Quality of work
Scatterplot
lifedan motivasi kerja maka kepuasan
Dependent Variable: kepuasan kerja kerja karyawan Pada PT. Lembah
Karet Padangadalah tetap sebesar
2
1,060.
2. Koefisien regresiQuality of work life
Regression Studentized Residual

(X1) sebesar 0,440 menyatakan bahwa


-2
setiap penambahan (karena tanda
positif) satu satuan Quality of work
-4

-4 -3 -2 -1 0 1 2
life maka akan meningkatkan
Regression Standardized Predicted Value
kepuasan kerja karyawan Pada PT.
Sumber : Data primer diolah, 2018 Lembah Karet Padang sebesar 0,440.
Dari gambar 5 terlihat bahwa 3. Koefisien regresi motivasi kerja (X2)
tidak terdapat pola yang jelas, yaitu titik- sebesar 0,276 menyatakan bahwa
titiknya menyebar, maka diindikasikan setiap penambahan (karena tanda
tidak terdapat masalah positif) satu satuan motivasi kerja
heteroskedastisitas. Jadi dapat maka akan meningkatkan kepuasan
disimpulkan model regresi tidak kerja karyawan Pada PT. Lembah
mengandung adanya heteroskedastisitas. Karet Padang sebesar 0,276.
Uji asumsi terpenuhi sehingga Hasil uji hipotesis secara parsial
dapat dilakukan analisis lanjutan yait diperoleh dari tabel 7 di atas bahwa
analisis regresi linear berganda. Tujuan Quality of work life berpengaruh positif
ini adalah untuk melihat pengaruh dan signifikan terhadap kepuasan kerja
quality of work life dan motivasi kerja karyawan Pada PT. Lembah Karet
terhadap kepuasan kerja karyawan Pada Padang. Begitu juga dengan motivasi
PT. Lembah Karet Padang dan dapat kerja berpengaruh positif dan signifikan
dilihat pada tabel 7 berikut ini: terhadap kepuasan kerja karyawan Pada
Tabel 7 PT. Lembah Karet Padang.
Hasil Analisis Regresi Linier Selanjutnya hasil uji secara
Berganda simultan diperoleh sebagai berikut:
Variabel variabel Koefisien T Signifi α Ket Keputusan
Terikat independen Regresi hitung kan Hipotesis Tabel 8
Kepuasan Konstanta 1,060 Hasil Uji Hipotesis Simultan (Uji F)
kerja (Y) Quality of
work life 0,440 3,488 0,001 0,05
Signifi
Diterima F Hitung F tabel Sig Keterangan
(X1) kan
20,841 3,078 0,000 Signifikan
Motivasi Signifi Sumber : data primer yang diolah, 2018
kerja (X2) 0,276 2,627 0,010 0,05 Diterima
kan
T tabel = 1,982 Berdasarkan tabel 8 di atas
sumber : data primer diolah, 2018 bahwa model regresi dapat dipergunakan
untuk memprediksi kepuasan kerja
Dari proses pengolahan data
karyawan Pada PT. Lembah Karet
yang telah dilakukan diperoleh ringkasan
Padangatau dapat dikatakan bahwa
hasil pengujian seperti yang terlihat pada
Quality of work life dan motivasi kerja

277
Jurnal Ekonomi & Bisnis Dharma Andalas Volume 21 No 2, Juli 2019 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469

secara bersama-sama berpengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


signifikan terhadap kepuasan kerja yang ada di perusahaan sesuai standar
karyawan. dan karyawan terlindungi dengan adanya
Hasil koefisien determinasi dapat sarana Keselamatan dan Kesehatan
diperoleh sebagai berikut: Kerja (K3) yang ada di perusahaan
adalah yang mempengaruhi kepuasan
Tabel 9 kerja karyawan dalam bekerja.
Hasil Analisis Koefisien Determinasi
Selanjutnya posisi dan
Model Summaryb
Std. Error of
kedudukan karyawan ditetapkan
Adjusted R berdasarkan SK, atasan karyawan
Model R R Square the
Square
Estimate memberikan penghargaan dan sanksi
1 .522a .273 .260 .31490 atas pelaksanaan pekerjaan yang baik
atau buruk, Insentif yang diterima
Nugroho (2005), menyatakan
karyawan diberikan secara adil dan
untuk regresi linear berganda sebaiknya
wajar sesuai dengan pekerjaan yang
menggunakan R square yang sudah
telah dilakukan, kemudian rasa bangga
disesuaikan atau tertulis Adjusted R
bangga karyawan bekerja di perusahaan
square untuk melihat koefisien
dan karyawan punya rasa memiliki
determinasi, karena disesuaikan dengan
terhadap perusahaan ini serta
jumlah variabel independen yang
kesempatan untuk mengembangkan diri
digunakan, dimana jika variabel
melalui pelatihan-pelatihan untuk
independen 1 (satu) maka menggunakan
meningkatkan pengetahuan dan
R square dan jika telah melebihi 1 (satu)
karyawan diberi kebebasan untuk
menggunakan adjusted R square. Hasil
berinisiatif dalam menyelesaikan tugas
ini dapat dijelaskan nilai adjusted R
sesuai dengan standar pekerjaan juga
square adalah sebesar 0,260 hal ini
adalah yang mempengaruhi kepuasan
berarti 26% dari kepuasan kerja
kerja karyawan dalam bekerja.
karyawan Pada PT. Lembah Karet
Padang yang dapat dijelaskan oleh Hasil penelitian ini konsisten
Quality of work life dan motivasi kerja dengan hasil penelitian Kusuma W, dkk
sedangkan sisanya sebesar 74% (2015) meneliti tentang pengaruh stres
dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang kerja dan kualitas kehidupan kerja
tidak diteliti dalam penelitian ini. terhadap kepuasan kerja dan kinerja
karyawan (Studi pada karyawan non
Berdasarkan hasil di atas, hal ini
medis RSUD Ibnu Sina Gresik).
mengindikasikan semakin baik Quality
Berdasarkan hasil penelitian variabel
of work life yang diterima karyawan
stres kerja mempunyai pengaruh negatif
dalam bekerja maka akan semakin
yang signifikan terhadap kepuasan kerja,
meningkat kepuasan kerja karyawan
variabel kualitas kehidupan kerja
Pada PT. Lembah Karet Padang, dengan
mempunyai pengaruh positif yang
kata lain atasan karaywan terbuka
signifikan terhadap kepuasan kerja
terhadap ide/gagasan yang diberikan
karyawan, variabel stres kerja
oleh karyawan, kemudian karyawan puas
mempunyai pengaruh negatif yang
dengan penyelesaian masalah atau
signifikan terhadap kinerja karyawan,
konflik yang dilakukan pihak
kualitas kehidupan kerja mempunyai
perusahaan, serta atasan sudah
pengaruh positif yang signifikan
melakukan komunikasi secara terbuka
terhadap kinerja karyawan, variabel
dalam batas wewenang dan tanggung
kepuasan kerja mempunyai pengaruh
jawab, dan komunikasi antar rekan kerja
positif yang signifikan terhadap kinerja
sudah efektif, sekaligus sarana
karyawan, terdapat pengaruh tidak

278
Jurnal Ekonomi & Bisnis Dharma Andalas Volume 21 No 2, Juli 2019 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469

langsung pada variabel stres kerja Pekerjaan yang dijalani sama sekali tidak
terhadap kinerja karyawan melalui mencampuri urusan pribadi serta merasa
kepuasan kerja dan terdapat pengaruh nyaman bekerja karena instansi
tidak langsung pada variabel kualitas memberikan perlindungan kepada
kehidupan kerja terhadap kinerja karyawan dan karyawan berkesempatan
karyawan dengan melalui kepuasan untuk memberikan bantuan kepada rekan
kerja. kerja yang membutuhkan, karyawan juga
Hasil penelitian ini konsisten memiliki kesempatan untuk diskusi dan
dengan hasil penelitian Sudaryatun bertukar pikiran dengan rekan kerja
(2014) meneliti tentang pengaruh tentang pekerjaan. Sekaligus karyawan
kualitas kehidupan kerja dan konflik merasa dihormati ketika mampu
peran terhadap komitmen organisasi menyelesaikan pekerjaan dengan tepat
dengan kepuasan kerja sebagai variabel waktu dan memiliki kesempatan untuk
intervening di BPS Propinsi D.I. pengembangan kemampuan dalam
Yogyakarta. Hasil penelitian bekerja serta diberikan kesempatan
menunjukkan kualitas kehidupan kerja untuk menggunakan kemampuan dan
berpengaruh positif signifikan terhadap keterampilan yang dimiliki adalah yang
kepuasan kerja karyawan, konflik peran mendorong mempengaruhi kepuasan
tidak berpengaruh negatif signifikan kerja karyawan dalam bekerja.
terhadap kepuasan kerja karyawan, Hasil penelitian ini konsisten
kualitas kehidupan kerja berpengaruh dengan hasil penelitian Poniasih dan
positif signifikan terhadap komitmen Dewi (2015) meneliti tentang pengaruh
organisasi karyawan, konflik peran tidak motivasi kerja, komunikasi dan stres
berpengaruh negatif signifikan terhadap kerja terhadap kepuasan kerja karyawan.
komitmen organisasi, kepuasan kerja Berdasarkan hasil penelitian variabel
berpengaruh positif signifikan terhadap motivasi kerja, komunikasi dan stres
komitmen organisasi, kepuasan kerja kerja secara simultan dan parsial
memediasi pengaruh tidak langsung dari berpengaruh signifikan terhadap
kualitas kehidupan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan
komitmen organisasi, kepuasan kerja Santhi dan Mujiati (2016)
memediasi pengaruh tidak langsung dari meneliti tentang Pengaruh Quality Of
konflik peran terhadap komitmen Work Life, Dan Motivasi Terhadap
organisasi. Kepuasan Kerja Karyawan. Berdasarkan
Dari segi motivasi kerja hasil penelitian quality of work life
karyawan, berdasarkan hasil analisis berpengaruh positif dan signifikan
dapat dikatakan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan dan
berpengaruh positif dan signifikan motivasi berpengaruh positif dan
terhadap kepuasan kerja karyawan Pada signifikan terhadap kepuasan kerja
PT. Lembah Karet Padang. Hal ini karyawan.
mengindikasikan semakin baik motivasi Selanjutnya, secara simultan
kerja karyawan dalam bekerja maka hasil penelitian ini konsisten dengan
akan semakin meningkat kepuasan kerja hasil penelitian Santhi dan Mujiati
karyawan Pada PT. Lembah Karet (2016) meneliti tentang Pengaruh
Padang, dengan kata lain perhatian Quality Of Work Life Dan Motivasi
terhadap fasilitas yang diberikan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan.
perusahaan kepada karyawan yang Berdasarkan hasil penelitian quality of
cukup baik, sekaligus karyawan merasa work life berpengaruh positif dan
puas dengan tunjangan kesejahteraan signifikan terhadap kepuasan kerja
yang diberikan perusahaan, dan karyawan dan motivasi berpengaruh

279
Jurnal Ekonomi & Bisnis Dharma Andalas Volume 21 No 2, Juli 2019 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469

positif dan signifikan terhadap kepuasan Kepuasan Kerja Pada CV Duta


kerja karyawan. Senenan Jepara. Jurnal
Economia, Volume 8, Nomor 1,
SIMPULAN April 2012 11-21.
Berdasarkan hasil penelitian Aryansah, Imam & Kusumaputri, Erika
yang telah diuraikan sebelumnya, maka Setyanti. 2013. Iklim
dapat dikemukakan beberapa kesimpulan Organisasi Dan Kualitas
penelitian sebagai berikut : Kehidupan Kerja Karyawan .
1. Quality of work life berpengaruh Humanitas, Vol. X No.1
positif dan signifikan terhadap Januari.
kepuasan kerja karyawan Pada PT. Chandranshu, Sinha. 2012. Factors
Lembah Karet Padang. Affecting Quality Of Work
2. Motivasi kerja berpengaruh positif dan Life: Empirical Evidence From
signifikan terhadap kepuasan kerja Indian Organizations.
karyawan Pada PT. Lembah Karet Australian Journal of Business
Padang . and Management Research,
3. Berdasarkan hasil penelitian maka Vol.1 No.11, 31-40.
model regresi dapat dipergunakan Cascio,W.F. 2006. Managing Human
untuk memprediksi kepuasan kerja Resources : Productivity,
karyawan Pada PT. Lembah Karet Quality of Work Life,Profits. 7th
Padang atau dapat dikatakan bahwa Edition. McGraw-Hill
Quality of work life dan motivasi kerja Companies, Inc. USA
secara bersama-sama berpengaruh Fitriadi, B. Y. 2012. Analisis Pengaruh
signifikan terhadap kepuasan kerja Kualitas Kehidupan Kerja
karyawan Pada PT. Lembah Karet Terhadap Motivasi Kerja Dan
Padang. Kinerja Karyawan PT. Bank
Muamalat Indonesia Jember.
DAFTAR PUSTAKA Skripsi. Fakultas Ekonomi
Anatan, Lina dan Ellitan, Lena. 2007. Universitas Jember
Manajemen Sumber Daya Flippo, E.B. 2005. Manajemen
Manusia dalam Bisnis Modern. Personalia. Jilid 2. Edisi ke-6.
Alfabeta Bandung. Terjemahan. Jakarta : Erlangga
2009. Manajemen Sumber Daya Handoko, T Hani. 2001 Manajemen
Manusia Dalam Bisnis Modern. Personalia dan Sumber Daya
Bandung : Alfabeta Manusia. Yogyakarta: BPFE.
Anisah. 2013. Evaluasi Faktor-Faktor Hasibuan, Malayu S.P. 2009.
yang Mempengaruhi Quality Of Manajemen Sumber Daya
Work Life (Studi Kasus PT. Manusia. Edisi Revisi. Jakarta :
Pelabuhan Indonesia II Bumi Aksara
Persero).Jurnal Ilmiah Idrus, M. 2006. Implikasi Organisasi
Universitas Batanghari Jambi Terhadap Kepuasan Kerja Dan
Vol.17 No.1 Tahun 2017 Kualitas Kehidupan Kerja
Ardana, Komang, Mujiati, Ni Wayan Karyawan. Jurnal Psikologi
dan Ayu Sriathi, Anak Agung. Universitas Diponogoro, Vol. 3
2009. Perilaku Keorganisasian. No. 1: 94-106
Edisi Kedua. Yogyakarta : Kartika, Lindawati. 2009. Analisis
Graha Ilmu. kepuasan kerja karyawan
Arifin, N. 2012. Analisis Kualitas melalui Faktor-faktor quality of
Kehidupan Kerja, Kinerja, Dan work life (qwl) Pada PT

280
Jurnal Ekonomi & Bisnis Dharma Andalas Volume 21 No 2, Juli 2019 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469

Pertamina (Persero) Perkapalan. Organizations in IRAN. Journal


Tesis Ilmu Administrasi of Basic and Applied,
Pengembangan Sumber Daya Vol.4,No.1
Manusia Jakarta Rivai, Veithzal, 2009. Manajemen
Kermansaravi, F., Ali N., Shahindokht Sumber Daya Manusia untuk
N. R., and Fariba Yaghoubinia. Perusahaan : Dari Teori ke
2015. The Relationship Praktik. Edisi Kedua. Jakarta :
Between Quality Of Work Life Rajawali Pers
And Job Statisfaction Of Robbins, Stephen.P. 2007. Perilaku
Faculty Members In Zahedan Organisasi. Edisi Lengkap.
University Of Medical Jakarta : Indeks
Sciences. Global Journal Of Robbins Stephen. P., dan Judge,
Health Sciences, Vol.7, No.2 Timothy A. 2008. Perilaku
Khorsandi, M., Jahani, F.‚ Rafie, M.‚ Organisasi. Jakarta : Salemba
and Farazi, A. 2010. Health - Empat.
Related Quality Of Life In Staff Paseki, F. M. 2013. Kualitas Kehidupan
And Hospital Personnel Of Kerja Dan Kinerja Karyawan
Arak University Of Medical Terhadap Pengembangan Karir
Sciences In 2009. Journal Of Pada Kanwil Direktorat Jendral
Arak Medical University, Kekayaan Negara Suluttenggo
Vol.13, No.1, 40-48 (Persian) Malut Di Manado. Jurnal
Kreitner, Robert dan Angelo Kinicki. EMBA, Vol.1, No.4, Hal. 1240-
2001. Organizational Behavior. 1249. ISSN 2303-1174.
New York : McGraw-Hill Santoso, Gempur. 2004. Manajemen
Companies, Inc Keselamatan dan Kesehatan
Luthans, Fred. 2006. Perilaku Kerja. Prestasi Pustaka. Jakarta
Organisasi. Alih Bahasa Vivin Saputro, Widyaningsih. 2014. Pengaruh
Andika Yuwono, Yogyakarta : Quality of Work Life Terhadap
Andi Offset Kinerja Karyawan Pada Bank
Mangkunegara, AA. AP. 2002. Syariah Mandiri Cabang
Manajemen Sumber Daya Yogyakarta. Skripsi.Program
Manusia Perusahaan. Bandung Studi Keuangan Islam Fakultas
: Remaja Rosdakarya Syari’ah dan Hukum
Mas’ud, Fuad. 2004. Survei Diagnosis Universitas Negeri Islam.
Organizational Konsep Sarwono, Jonathan. 2012. Metode Riset
Aplikasi. Semarang: Universitas Skripsi Pendekatan Kuantitatif
Diponegoro Menggunakan Prosedur SPSS.
Mathis.L.Robert dan Jackson.H.John. Jakarta : Alex Media
2001, Manajemen Sumber Daya Komputindo.
Manusia, Jakarta : Buku kedua. Siagian, Sondang P. 2004. Teori
Murtinigrum, D. 2011. Analisis Faktor- Pengembangan Organisasi.
Faktor Yang Mempengaruhi Bumi Aksara. Jakarta.
Kepuasan Kerja Karyawan Pada Sugiyono, 2003. Metode Penelitian
PT. Bank OCBC NISP Tbk. Bisnis. Cetakan Kelima.
Thesis. Magister Manajemen Bandung : Alfabeta.
Universitas Sumatra Utara Sumarsono, HM. Sonny. 2004, Metode
Nekouei. 2014. Quality of Work Life Riset Sumber Daya Manusia,
and Job Satisfaction among Jember: Graha Ilmu.
Employee in Government

281
Jurnal Ekonomi & Bisnis Dharma Andalas Volume 21 No 2, Juli 2019 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469

Sunyoto. 2013. Manajemen Sumber


Daya Manusia. Jakarta: PT
Indeks.
Sutrisno, Edi. 2009. Manajemen Sumber
Daya Manusia Edisi pertama.
Jakarta: Kencana Prenada
Media Group
Teck-Hong, T., and Waheed, A. 2011.
Herzberg’s Motivation-Hygiene
Theory And Job Satisfaction In
The Malaysian Retail Sector:
The Mediating Effect Of Love
Of Money. Asian Academy Of
Management Journal, Vol.16,
No.1.
Veithsal, Rivai., dan Deddy. 2011.
Kepemimpinan dan Perilaku
Organisasi. PT. Raja Grafindo
Persada: Jakarta Walton, R. E.
(1973). Quality Of Work Life,
What Is It?. Sloan Management
Review Journal, 11-21.
Wexley K.N. dan G.A. Yuki. 2006.
Perilaku Organisasi dan
Psikologi Personalia.
Terjemahan. PT Bineka Cipta.
Jakarta.
Wirawan. 2015. Manajemen Sumber
Daya Manusia :Teori Psikologi,
Hukum Ketenagakerjaan,
Aplikasi dan Penelitian :
Aplikasi Dalam Organisasi
Bisnis, Pemerintahan dan
Pendidikan. Jakarta : Rajawali
Pers.
Wibowo, 2012. Manajemen Kinerja.
Edisi Ketiga. Jakarta : Rajawali
Pers.
Zin, R.M. 2004. Perception of
professional engineers toward
quality of work life and
organizational commitment a
case study. Gadjah Mada
International Journal of
Business, 6 (3), 323-334

282

Anda mungkin juga menyukai