Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmu Manajemen Volume 7 Nomor 3 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

Negeri Surabaya 2019


PRAKTIK SDM, JOB CRAFTING DAN WORK ENGAGEMENT TERHADAP
KINERJA KARYAWAN

Susi Mega Setyawati


Universitas Negeri Surabaya
susisetyawati@mhs.unesa.ac.id
Dwiarko Nugrohoseno
Universitas Negeri Surabaya
dwiarkonugrohoseno@unesa.ac.id

Abstract

This research aims to determine and explain the influence of HR Practice, Job Crafting and Work Engagement
towards Employee Performance at PT PolowijoGosari Gresik. This research is a type of causal research using
quantitative approach with permanent employees and sampling technique using proportionate stratified random
sampling with sample of 70 permanent employees. Statistical analysis used in this research is Structural
Equation Modeling (SEM) with the assistance software SmartPLS 3.0. The results of this research show that HR
Practice was positively related to Job Crafting, HR Practice was not significantly related to Employee
Performance, Job Crafting was not significantly related to Work Engagement, Job Crafting was not
significantly related to Employee Performance, and Work Engagement was positively related to Employee
Performance.

Keywords: employee performance; HR practice; job crafting; work engagement.

PENDAHULUAN mencapai kinerja karyawan yang baik, maka


diperlukan adanya pemberdayaan sumber daya
Saat ini, persaingan bisnis sangat ketat dalam yang dimiliki perusahaan.
menghadapi era globalisasi terutama di bidang
industri manufaktur. Perusahaan yang bergerak Mathis & Jackson (2011) mendefinisikan
di bidang industri manufaktur memiliki peranan bahwa kinerja karyawan ialah apa yang
penting di perekonomian Indonesia. Perusahaan dilakukan dan apa yang tidak oleh karyawan.
yang bergerak di bidang manufaktur memiliki Kinerja karyawan juga merupakan faktor paling
serapan tenaga kerja yang besar, sehingga utama yang menentukan keberhasilan suatu
membuat perusahaan terus meningkatkan perusahaan. Beberapa fakta mengenai kondisi
optimalisasi sumber daya manusia guna sumber daya manusia di indonesia dan
mempetahankan kelangsungan hidup kinerjanya, sebagai berikut.
perusahaan. Sumber daya manusia memiliki
peranan penting dalam segala aktivitas Menurut Presiden Bank Dunia, Jim Yong Kim
perusahaan (kemenperin.go.id, 2018). mengemukakan dalam konferensi pers Annual
Meetings IMF-WBG 2018 bahwa Indonesia
Sunyoto (2012) mendefinisikan Sumber Daya saat ini dinilai telah mengalami peningkatan
Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor dalam hal investasi Sumber Daya Manusia.
yng sangat penting bahkan tidak bisa Pada peringkat ke-87 tersebut, Indonesia dinilai
dilepaskan dari sebuah organisasi, baik telah memiliki kinerja yang jauh lebih baik dan
perusahaan ataupun instuisi. Selain itu, SDM mengalami peningkatan dari tahun-tahun
juga merupakan faktor yang mempengaruhi sebelumnya. Jim Yong Kim juga
perkembangan suatu perusahaan. mengemukakan bahwa investasi untuk SDM
menjadi hal yang sangat penting karena adanya
Sumber daya manusia sangat penting dan perkembangan teknologi yang cepat dan
mempengaruhi produktivitas serta mampu canggih saat ini dan dapat menggantikan
berkontribusi dalam mencapai tujuan pekerjaan manusia yang memiliki keterampilan
perusahaan. Semakin berkembangnya sumber rendah (Tari, 2018).
daya manusia yang ada di perusahaan, maka
akan menumbuhkan kinerja yang baik. Dalam

619
Susi Mega Setyawati & Dwiarko Nugrohoseno. Praktik SDM, Job Crafting dan Work Engagement
terhadap Kinerja Karyawan

Akan tetapi, presentase Kinerja Karyawan di penelitian yang dilakukan Otoo & Mishra
Indonesia masih tergolong rendah atau berada (2018) bahwa Praktik SDM berpengaruh positif
dalam kategori negara dengan penghasilan terhadap Kinerja Karyawan.
menengah berdasarkan Work Economic Forum
(WEF) dengan skor 62,19 di mana tingkat Penerapan Praktik SDM yang baik nantinya
Kinerja Karyawan di Indonesia pada tahun akan membentuk Work Engagement yang kuat.
2019 berada pada peringkat 67 dari 130 negara Work Engagement menurut Schaufeli, Bakker,
di dunia (edukasi.kompas.com, 2019). Melihat & Salanova (2006) adalah suatu hal yang
dari beberapa fakta tersebut, kinerja karyawan positif, yang dapat memenuhi pikiran yang
di Indonesia masih tergolong rendah dan masih berhubungan dengan pekerjaan yang dicirikan
perlu ditingkatkan. Padahal persaingan di dunia oleh Vigour, Dedication, dan Absorption.
industri sangat pesat dan terus berkembang.
Ada banyak hal yang mempengaruhi terjadinya
Realita Kinerja Karyawan yang terjadi pada Work Engagement dalam suatu perusahaan
perusahaan yang penulis teliti menunjukkan salah satunya adalah Job Crafting.
bahwa memang sebagian karyawan kinerjanya Wrzesniewski & Dutton (2001) Dalam
masih rendah dan cenderung bekerja seadanya penelitian Singh & Singh (2018)
saja. Sering kali karyawan ada yang menunda- mendefinisikan Job Crafting sebagai perubahan
nunda dalam menyelesaikan pekerjaannya, dan fisik dan kognitif yang dilakukan individu
beberapa masih kurang disiplin dalam hal dalam tugas atau batas-batas relasional
manajemen waktu. Hal ini terjadi karena pekerjaan mereka
masing-masing karyawan memiliki karakter
dan sifat yang berbeda-beda sehingga terdapat Beberapa penelitian yang dilakukan oleh Tims,
perbedaan persepsi yang cukup jelas dalam Bakker, & Derks (2012) pada 1181 orang di
menyikapi pekerjaannya. Belanda bahwa Job Crafting berpengaruh
positif terhadap Work Engagement. Namun,
Hennry Simamora (1995) dalam Mangkunegara hasil dari penelitian ini bertolak belakang
(2010) mengemukakan bahwa Kinerja dengan penelitian yang kembali dilakukan oleh
Karyawan dapat dipengaruhi oleh beberapa Tims, Bakker, & Derks (2015) pada 288
faktor antara lain: faktor individual, faktor responden di Belanda, hasil penelitian ini
psikologis, dan faktor organisasi. Faktor-faktor menunjukkan bahwa Job Crafting tidak
tersebut sangat berkaitan erat dengan Praktik berpengaruh terhadap Work Engagement.
SDM, Job Crafting dan Work Engagement. Karena Job Crafting melibatkan perubahan
Karena faktor organisasi sangat berkaitan dalam desain pekerjaan seseorang. Apabila Job
dengan penerapan praktik SDM di perusahaan, Crafting diterapkan dengan baik maka akan
kemudian faktor individu berkaitan dengan Job berdampak positif terhadap karyawan yaitu
Crafting yang mana karyawan berinisiatif meningkatnya kinerja karyawan.
untuk merubah Job Design pada pekerjaannya
sesuai passion mereka, dan faktor psikologis Menurut Mathis & Jackson (2011)
berkaitan dengan Work Engagement. mengemukakan bahwa kinerja karyawan adalah
apa yang dilakukan dan apa yang tidak oleh
Menurut Collins & Clark (2003) dalam karyawan. Kinerja karyawan juga merupakan
bukunya Mathis & Jackson (2008), banyak faktor paling utama yang menentukan
organisasi telah menyatakan bahwa sumber keberhasilan suatu perusahaan. Mangkunegara
daya manusia mampu membedakan suatu (2010) mengemukakan bahwa definisi dari
organisasi dari pesaing mereka dan merupakan Kinerja Karyawan merupakan hasil kerja secara
penentu utama keunggulan kompetitif. Studi kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
juga telah mendokumentasikan bahwa praktik seseorang karyawan dalam melaksanakan
SDM membantu menciptakan keunggulan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang
kompetitif. diberikan kepadanya.

Beberapa penelitian yang dilakukan oleh Guan Beberapa penelitian yang dilakukan oleh Tims,
& Frenkel (2018) didapati bahwa Praktik SDM Bakker, & Derks (2012) pada 1181 orang di
berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Belanda bahwa Job Crafting berpengaruh
Penelitian tersebut juga sejalan dengan positif terhadap Kinerja Karyawan. Penelitian

620
Jurnal Ilmu Manajemen Volume 7 Nomor 3 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Surabaya 2019
tersebut sejalan dengan penelitian yang Praktik SDM adalah suatu program yang
dilakukan oleh Guan & Frenkel (2018) bahwa dirancang khusus sebagai orientasi strategis
Job Crafting berpengaruh positif terhadap dalam proses organisasi untuk mengelola
Kinerja Karyawan. Sedangkan hasil dari pengembangan SDM agar memberikan
penelitian yang dilakukan oleh Lichtenthaler & kontribusi pada keseluruhan keberhasilan
Fischbach (2018) pada 117 employee-leaders organisasi. Pengukuran pada penelitian ini
menunjukkan bahwa Job Crafting berpengaruh menggunakan indikator dari Snape & Redman
negatif terhadap Kinerja Karyawan. (2010) terdapat 4 indikator yakni Development,
Selection, Reward, dan Internal Labour
Perusahaan harus memberikan dukungan Market.
kepada setiap karyawan untuk menerapkan dan
melakukan Job Crafting dalam menyelesaikan Job Crafting
pekerjaannya. Apabila karyawan mampu Menurut Wrzesniewski & Dutton (2001) dalam
menerapkan Job Crafting pada setiap pekerjaan penelitian Singh & Singh (2018)
yang dilakukannya karyawan akan dengan mendefinisikan Job Crafting sebagai perubahan
mudah menyelesaikan suatu pekerjaan tersebut fisik dan kognitif yang dilakukan individu
dengan efektif dan efisien atau bahkan bisa dalam tugas atau batas-batas relasional
memperoleh hasil yang lebih maksimal (Guan pekerjaan mereka. Karyawan secara
& Frenkel, 2018) independen memodifikasi aspek pekerjaan
mereka untuk meningkatkan kesesuaian antara
Snape & Redman (2010) dalam Guan & karakteristik pekerjaan dan kebutuhan,
Frenkel (2018) mengemukakan adanya kemampuan, dan preferensi mereka sendiri.
pengaruh Praktik SDM pada kinerja karyawan Pengukuran pada penelitian ini menggunakan
yang terfokus pada tingkat analisis organisasi, indikator dari Tims et al., (2012) terdapat 2
dan memeriksa efek sistem praktik SDM pada indikator yakni physical job crafting dan
hasil organisasi seperti perputaran karyawan, relational job crafting.
produktivitas, machine efficiency, scrap rates,
customer alignment, kepuasan pelanggan, dan Work Engagement
ukuran keuangan dan perseptual kinerja Schaufeli et al., (2006) dalam penelitian Lu et
perusahaan. al., (2014) mendefinisikan bahwa Work
Engagement adalah sebuah hubungan antara
Penelitian ini dilakukan pada PT Polowijo karyawan dengan pekerjaannya yang ditandai
Gosari Gresik yang bergerak di bidang industri dengan semangat yang penuh dedikasi tinggi
manufaktur dan menjadi salah satu produsen dalam menyelesaikan pekerjaannya.
pupuk yang berbasis dolomit terbesar dan Pengukuran pada penelitian ini menggunakan
terlengkap di Indonesia. Berdasarkan hasil indikator dari Schaufeli et al., (2006) terdapat 3
wawancara yang telah penulis lakukan dengan indikator yakni vigour, dedication, dan
Bapak Sigit Satriyo Martono tersebut, penulis absorption.
tertarik dengan fenomena yang ada pada PT
Polowijo Gosari Gresik tersebut untuk diteliti Kinerja Karyawan
lebih lanjut, apakah yang mempengaruhi Mathis & Jackson (2009) dalam penelitian
karyawan memiliki Work Engagement yang Otoo & Mishra (2018) mengemukakan bahwa
sangat tinggi, karena seperti yang diketahui kinerja karyawan adalah kinerja yang terkait
bahwasannya PT Polowijo Gosari Gresik ini dengan kuantitas output, kualitas output,
merupakan salah satu perusahaan Swasta ketepatan waktu output, kehadiran atau
Nasional yang ada di Indonesia yang dulunya kehadiran pada pekerjaan, efisiensi pekerjaan
diciptakan untuk usaha keluarga. yang diselesaikan dan efektivitas pekerjaan
yang diselesaikan. Pengukuran pada penelitian
KAJIAN PUSTAKA DAN ini menggunakan indikator dari Hasibuan
PENGEMBANGAN HIPOTESIS (2008) terdapat 4 indikator yakni prestasi,
kedisiplinan, kerjasama, dan tanggungjawab.
Praktik SDM
Werner & DeSimone (2006) dalam penelitian
Otoo & Mishra (2018) mengemukakan bahwa

621
Susi Mega Setyawati & Dwiarko Nugrohoseno. Praktik SDM, Job Crafting dan Work Engagement
terhadap Kinerja Karyawan

Praktik SDM dapat mendukung High- Praktik SDM adalah adalah suatu program yang
performance Work System yang mana praktik dirancang khusus sebagai orientasi strategis
SDM ini terlibat meliputi proses seleksi dalam proses organisasi untuk mengelola
karyawan, manajemen kinerja, training, work pengembangan SDM agar memberikan
design, dan kompensasi. Praktik SDM kontribusi pada keseluruhan keberhasilan
dirancang untuk memberikan karyawan suatu organisasi (Otoo & Mishra, 2018).
keterampilan (skills), insentif, pengetahuan, dan Kinerja Karyawan adalah sebuah output,
otonomi (Noe & Hollenbeck, 2010). Job efisiensi serta efektivitas yang sering
Crafting melibatkan karyawan mendesain ulang dihubungkan dengan produktivitas
pekerjaan mereka sendiri dengan mengubah (Mangkunegara, 2010).
batas-batas pekerjaan mereka (Menachery, Guan & Frenkel (2018), Otoo & Mishra (2018),
2018). Guan & Frenkel (2018) menyatakan Khoreva & Wechtler (2018), Rambi,
bahwa Praktik SDM berpengaruh positif Lengkong, & Jorie (2015) menyatakan bahwa
terhadap Job Crafting. Praktik SDM berpengaruh positif terhadap
Kinerja Karyawan.
H1 : Praktik SDM berpengaruh positif Namun, Snape & Redman (2010) menyatakan
terhadap Job Crafting. bahwa Praktik SDM tidak berpengaruh
terhadap Kinerja Karyawan.
Job Crafting adalah proses perilaku proaktif
karyawan untuk mengubah batas pekerjaan H4 : Praktik SDM berpengaruh positif
mereka (Wrzesniewski & Dutton, 2001). Work terhadap Kinerja Karyawan
Engagement adalah adanya suatu ikatan atau
engagement ketika karyawan memiliki rasa Job Crafting adalah proses perilaku proaktif
terikat dengan pekerjaannya atau perusahaan karyawan untuk mengubah batas pekerjaan
secara fisik, kognitif, dan emosional (Alfes et mereka (Wrzesniewski & Dutton, 2001).
al., 2013). Albana (2019), Li & Yang (2018), Kinerja Karyawan adalah perbandingan hasil
Tims et al., (2012) menyatakan bahwa Job yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja
Crafting berpengaruh positif terhadap Work dalam persatuan waktu lazimnya per jam
Engagement. Namun menurut Bakker & (Mangkunegara, 2010). Tims, Bakker, & Derks
Oerlemans (2018) menyatakan bahwa Job (2014), Tims & Bakker (2012) menyatakan
Crafting berpengaruh negatif terhadap Work bahwa Job Crafting berpengaruh positif
Engagement. terhadap Kinerja Karyawan. Namun,
Lichtenthaler & Fischbach (2018) menyatakan
H2 : Job Crafting berpengaruh positif bahwa Job Crafting berpengaruh negatif
terhadap Work Engagement. terhadap Kinerja Karyawan. Hubungan antar
variabel juga dijelaskan pada Gambar 1.
Work Engagement adalah sebuah hubungan kerangka konseptual.
antara karyawan dengan pekerjaannya yang
ditandai dengan semangat yang penuh dedikasi H5 : Job Crafting berpengaruh positif
tinggi dalam menyelesaikan pekerjaannya terhadap Kinerja Karyawan
(Schaufeli et al., 2006) Kinerja Karyawan
adalah hasil yang dicapai dan prestasi yang
dibuat di tempat kerja. Kinerja mengacu pada
menjaga rencana sambil membidik hasil (J.,
2014). Albana (2019), J., (2014), Breevaart et
al., (2015), Cesário & Chambel (2017)
menyatakan bahwa Work Engagement
berpengaruh positif terhadap Kinerja
Karyawan. Namun, Guan & Frenkel (2018)
menyatakan bahwa Work Engagement tidak
berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan.

H3 : Work Engagement berpengaruh positif Sumber: Data diolah penulis


terhadap Kinerja Karyawan Gambar 1. KERANGKA KONSEPTUAL

622
Jurnal Ilmu Manajemen Volume 7 Nomor 3 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Surabaya 2019
METODE PENELITIAN Composite reliability
Hasil dari uji reliabilitas sudah dikatakan baik
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian (reliabel) karena sudah memenuhi syarat yakni
ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang untuk nilai Composite reliabilitymelebihi 0,70,
berfokus pada pengujian hipotesis sehingga maka dapat disimpulkan untuk model dalam
dapat menentukan sebuah kebenaran dari penelitian ini sudah reliabel(Ghozali & Latan,
hipotesis itu sendiri (Sugiyono, 2018). 2015).
Penelitian ini dilaksanakan pada PT Polowijo
Gosari Gresik, yang berlokasi di Jalan Sekapuk Analisis R-Square
– Sidayu Km. 32 Gresik 61155 Jawa Timur, Model pengaruh Praktik SDM terhadap Job
Indonesia. Penelitian ini menggunakan 70 Crafting memberikan nilai R-Square sebesar
sampel dan menggunakan teknik pengambilan 0,156 yang artinya besarnya pengaruh Praktik
sampel non probability sampling yaitu SDM terhadap Job Crafting pada karyawan PT
judgemental sampling. Merupakan bentuk Polowijo Gosari Gresik sebesar 15% sedangkan
sampling convenience yang di dalamnya 85% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
terdapat elemen populasi yang dipilih diteliti.
berdasarkan judgement peneliti (Malhotra, Adapun model pengaruh Praktik SDM terhadap
2017). Skala pengukuran pada penelitian ini Kinerja Karyawan memberikan nilai R-Square
menggunakan skala likert yakni skala 1-5, dan sebesar 0,343 yang artinya besarnya pengaruh
teknik analisis menggunakan Structural Praktik SDM terhadap Kinerja Karyawan pada
Equation Modeling (SEM) melalui software PT Polowijo Gosari Gresik sebesar 34%
Partial Least Square (PLS) versi 3.0. sedangkan 66% dipengaruhi oleh variabel lain
tidak diteliti.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Relevansi Prediksi
Responden pada penelitian ini adalah 70 Selain melihat model R-Square, model PLS
karyawan PT Polowijo Gosari Gresik yang juga dapat dievaluasi dengan melihat Q-square
mayoritas berjenis kelamin laki-laki (68,6%), predictive relevance untuk model konstruk.
rata-rata usia di atas 45 tahun (38.6%), masa Berikut ini adalah perhitungan nilai Q-Square
kerja sudah lebih dari 5 tahun (71.4%) dan predictive relevance pada model penelitian ini.
mayoritas responden adalah lulusan SMA Q2 =1– (√1 − 𝑅12 ) × (√1 − 𝑅22 )
(40.0%). =1 − (√1 − 0,1562 ) x (√1 − 0,3432 )
=1 – ( 0,975 x 0,882 )
Hasil Analisis Measurement Model =0,14 .............................................. (1)
Convergent Validity
Hasil dari uji validitas dari setiap item Dari perhitungan di atas diperoleh nilai Q-
pernyataan kuesioner memiliki nilai baik Square sebesar 0,14 hal itu menunjukkan
(Valid) karena telah memenuhi syarat yakni bahwa model memiliki predictive relevance
nilai loadings factor di atas 0,50 (Ghozali & yang dapat menjelaskan model sebesar 14%.
Latan, 2015).
Uji Kausalitas
Inner model digunakan untuk melihat suatu
hubungan antar konstruk dan nilai signifikansi
pada tabel path coefficients seperti terlihat pada
tabel di bawah ini.

Pengaruh Praktik SDM terhadap Job


Crafting karyawan PT Polowijo Gosari
Gresik
Berdasarkan pengujian pada tabel 1 yang telah
dilakukan dalam penelitian telah memperoleh
Sumber: Output SmartPLS 3.0 hasil bahwa Praktik SDM berpengaruh positif
Gambar 2. UJI MEASUREMENT MODEL terhadap Job Crafting dengan nilai T-Statistics
RE-ESTIMASI sebesar 4,078 sehingga H1 diterima. Hal

623
Susi Mega Setyawati & Dwiarko Nugrohoseno. Praktik SDM, Job Crafting dan Work Engagement
terhadap Kinerja Karyawan

tersebut didukung dengan deskripsi jawaban Engagement dengan nilai T-Statistics sebesar
responden untuk variabel Praktik SDM pada 0,828 sehingga H2 ditolak. Hasil ini juga
karyawan PT Polowijo Gosari Gresik yang mendukung penelitian yang telah dilakukan
termasuk dalam kategori skor tinggi dengan oleh Tims, Bakker, & Derks (2015) pada 288
frekuensi 69 karyawan atau 98,6%. Hal ini responden di Belanda, hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa penerapan Praktik SDM menunjukkan bahwa Job Crafting tidak
pada perusahaan sudah memadai dan cukup berpengaruh terhadap Work Engagement. Di
sesuai dengan tahapan praktik SDM. mana ada atau tidaknya Job Crafting tidak
Sedangkan untuk deskripsi jawaban responden mempengaruhi Work Engagement.
untuk variabel Job Crafting pada karyawan PT
Penyebab Job Crafting tidak berpengaruh
Polowijo Gosari Gresik berada dalam kategori
terhadap Work Engagement karena penerapan
skor yang tinggi dengan frekuensi 70 karyawan
Job Crafting pada perusahaan belum diterapkan
atau 100%.
karyawan secara keseluruhan yang mana hanya
Tabel 1. 2 bagian saja yang menerapkan Job Crafting ini
PATH COEFFICIENTS yaitu bagian personalia dan bagian umum saja.
Hal tersebut tentu tidak mempengaruhi Work
Hubungan Engagement karyawan, karena karyawan PT
Original T- P
antar Kesimpulan Polowijo Gosari Gresik ini tetap merasa terikat
sampel Statistics Values
variabel
Hipotesis
dengan pekerjaan mereka walaupun tidak
PSDM → JC 0,394 4,078 0,000 menerapkan Job Crafting.
Diterima
PSDM → Hipotesis
KK
0,012 0,065 0,948
Ditolak
Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya
Hipotesis rekapitulasi data karyawan yang menyatakan
JC → WE 0,116 0,828 0,408
Ditolak masa kerja beberapa karyawan ada yang di atas
Hipotesis 10-15 tahun. Bahkan mereka tetap loyal pada
JC → KK 0,210 1,843 0,066
Ditolak
perusahaan meskipun perusahaan ini
Hipotesis
WE → KK 0,517 4,304 0,000 merupakan perusahaan swasta nasional. Dari
Diterima
Sumber: Output SmartPLS 3.0 ketiga komponen indikator Work Engagement
yaitu vigour, dedication, dan absorption ini
Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan sesuai dengan karyawan di PT Polowijo Gosari
oleh Guan & Frenkel (2018) pada 455 Gresik yang mana mereka merasa bangga
karyawan dari 5 perusahaan manufaktur di dengan hasil pekerjaan yang telah mereka
China bahwa Praktik SDM berpengaruh positif capai.
terhadap Job Crafting. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa perlunya seorang manajer Pengaruh Work Engagement terhadap
mengembangkan praktik SDM yang Kinerja karyawan PT Polowijo Gosari
memotivasi karyawan untuk mempertahankan Gresik
atau meningkatkan Job Crafting yang dapat Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan
memfasilitasi Kinerja Karyawan. dalam penelitian telah memperoleh hasil bahwa
Work Engagement berpengaruh terhadap
Praktik SDM di PT Polowijo Gosari Gresik Kinerja Karyawan dengan nilai T-Statistics
sudah diterapkan dengan baik dan sudah sesuai sebesar 4,304 sehingga H3 diterima. Hasil ini
dengan tahapan praktik SDM, meskipun praktik dapat disebabkan karena mayoritas karyawan
SDM yang diterapkan pada perusahaan ini pada PT Polowijo Gosari Gresik ini merasa
masih cenderung tradisional di mana masih memiliki keterikatan yang kuat dengan
berbentuk personalia di mana karyawan masih pekerjaannya. Hal ini disebabkan karena sikap
terarah pada iklim atau budaya perusahaan dan persepsi masing-masing karyawan itu
yang dulunya merupakan bisnis keluarga. berbeda terhadap ikatan pekerjaan yang mereka
tekuni. Karyawan yang merasa dirinya engaged
Pengaruh Job Crafting terhadap Work pada pekerjaannya cenderung lebih fokus pada
Engagement karyawan PT Polowijo Gosari in-role performance nya dan ingin terus
Gresik meningkatkan performa kerjanya. Hasil ini juga
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan mendukung penelitian terdahulu yaituAlbana
dalam penelitian telah memperoleh hasil bahwa (2019), Breevaartet al., (2015), Cesário &
Job Crafting tidak berpengaruh terhadap Work

624
Jurnal Ilmu Manajemen Volume 7 Nomor 3 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Surabaya 2019
Chambel (2017), Tims, Bakker, & Derks Pengaruh Job Crafting terhadap Kinerja
(2013), dan J (2014). karyawan PT Polowijo Gosari Gresik
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan
Hasil wawancara menunjukkan bahwa
dalam penelitian telah memperoleh hasil bahwa
mayoritas karyawan PT Polowijo Gosari Gresik
Job Crafting tidak berpengaruh terhadap
ini memiliki Work Engagement yang tinggi.
Kinerja Karyawan dengan nilai T-Statistics
Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya
sebesar 1,843 sehingga H5 ditolak. Adanya
rekapitulasi data karyawan yang menyatakan
hasil tidak berpengaruh dapat disebabkan
masa kerja beberapa karyawan ada yang di atas
karena tidak semua karyawan pada PT
10-15 tahun. Bahkan mereka tetap loyal pada
Polowijo Gosari Gresik yang melakukan Job
perusahaan meskipun perusahaan ini
Crafting dalam pekerjaannya, berdasarkan hasil
merupakan perusahaan swasta nasional. Dari
observasi hanya bagian umum dan personalia
ketiga komponen indikator Work Engagement
saja yang menerapkan Job Crafting. Untuk
yaitu vigour, dedication, dan absorption ini
meningkatkan Kinerja Karyawan tentunya
sesuai dengan karyawan di PT Polowijo Gosari
karyawan harus diberikan kebebasan untuk
Gresik yang mana mereka merasa bangga
melakukan redesigning pekerjaannya sesuai
dengan hasil pekerjaan yang telah mereka
dengan passion dan keinginan mereka. Yang
capai.
dimaksud dengan redesigning ini merupakan
Pengaruh Praktik SDM terhadap Kinerja merubah batas-batas pekerjaan sesuai dengan
karyawan PT Polowijo Gosari Gresik kebutuhan dan diluar kebijakan perusahaan.
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan Karena apabila karyawan mampu menerapkan
dalam penelitian telah memperoleh hasil bahwa Job Crafting dengan baik, maka output nya
Praktik SDM berpengaruh positif terhadap akan berdampak positif pada Kinerja
Kinerja Karyawan dengan nilai T-Statistics Karyawan.
sebesar 0,065 sehingga H4 ditolak. Hasil Hasil penelitian Albana (2019) pada 57
penelitian ini juga mendukung penelitian yang karyawan PT Terminal Teluk Lamong
telah dilakukan oleh Snape & Redman (2010) Surabaya menunjukkan bahwa Job Crafting
pada 867 karyawan dari 114 perusahaan bahwa tidak berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan.
Praktik SDM tidak berpengaruh terhadap Hal ini disebabkan karyawan hanya berfokus
Kinerja Karyawan, di mana mayoritas pada hasil kerja dan target, sehingga mereka
karyawan merasa belum mengerahkan seluruh tidak menjadikan Job Crafting sebagai acuan.
kemampuan dan kontribusinya dalam bekerja.
Penyebab Praktik SDM tidak berpengaruh KESIMPULAN
terhadap Kinerja Karyawan karena penerapan
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
Praktik SDM PT Polowijo Gosari Gresik
Praktik SDM berpengaruh positif terhadap Job
cenderung masih tradisional di mana masih
berbentuk personalia sehingga karyawan masih Crafting, Job Crafting tidak berpengaruh
terarah pada iklim atau budaya perusahaan terhadap Work Engagement, Praktik SDM tidak
berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan, Job
yang dulunya merupakan bisnis keluarga, akan
Crafting tidak berpengaruh terhadap Kinerja
tetapi penerapannya sudah memadai dan sudah
sesuai dengan tahapan praktik SDM. Namun Karyawan, Work Engagement berpengaruh
berdasarkan hasil wawancara didapati beberapa positif terhadap Kinerja Karyawan. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
karyawan di perusahaan kinerjanya tergolong
pertimbangan bagi perusahaan untuk
masih rendah dan cenderung melakukan
pekerjaan seadanya saja. Hal tersebut terjadi meningkatkan secara organisasi terkait praktik
karena setiap karyawan memiliki sikap yang SDM, Job Crafting, Work Engagement dan
berbeda-beda dalam menyelesaikan Kinerja Karyawan harus ditingkatkan. Fungsi
dari peran praktik SDM harus diberikan
pekerjaannya. Setelah dilakukan pengujian
perhatian khusus, di mana bentuk praktik SDM
hipotesis dalam penelitian ini, diketahui bahwa
Praktik SDM tidak berpengaruh terhadap di perusahaan masih berbentuk personalia.
Kinerja Karyawan. Bentuk-bentuk Praktik SDM yang sudah
memadai di perusahaan sebaiknya ditingkatkan
lagi, khususnya pada indikator development dan
reward. Karena pengembangan karyawan dan

625
Susi Mega Setyawati & Dwiarko Nugrohoseno. Praktik SDM, Job Crafting dan Work Engagement
terhadap Kinerja Karyawan

pemberian reward pada karyawan nantinya https://doi.org/10.1016/j.jvb.2018.12.005


akan memberikan output yang positif di mana
karyawan akan bekerja dengan lebih giat yang Breevaart, K., Bakker, A. B., Demerouti, E., &
artinya kinerja karyawan akan semakin Heuvel, V. D. (2015). Leader-member
meningkat. exchange, work engagement, and job
performance. Journal of Managerial
Implikasi manajerial dari penelitian ini Psychology, 30(7).
mengharapkan dukungan learning
opportunities dan fasilitas dari perusahaan. Hal Cesário, F., & Chambel, M. J. (2017). Linking
ini akan semakin mendorong adanya Organizational Commitment and Work
keterikatan karyawan terhadap pekerjaannya. Engagement to Employee Performance.
Karyawan yang merasa bahwa dirinya terikat Knowledge and Process Management,
oleh pekerjaan akan fokus hanya kepada 24(2), 152–158.
pekerjaan dan hal ini tentu akan memberikan https://doi.org/10.1002/kpm.1542
dampak positif pada perusahaan. Perusahaan
juga perlu mengadakan program training dan Collins, C. J., & Clark, K. D. (2003). Strategic
pengembangan karyawan, melakukan penilaian human resource practices, top
kinerja dengan menghilangkan unsur perasaan management team social networks, and
pribadi, dan meminimalkan budaya karyawan firm performance: The role of human
yang cenderung nyaman agar tercipta suasana resource practices in creating
baru di lingkungan kerja karyawan. organizational competitive advantage.
Academy of Management Journal, 46(6),
Keterbatasan dari penelitian ini, pengambilan 740–751.
sampel hanya dilakukan pada satu perusahaan https://doi.org/10.2307/30040665
saja, sehingga hasilnya kurang maksimal. Oleh
karena itu, bagi peneliti selanjutnya perlu Edukasi.kompas.com. (2019). 10 Negara
pengambilan sampel di berbagai perusahaan. Kemampuan Kompetitif Global Terbaik,
Penelitian selanjutnya juga dapat melibatkan Posisi Indonesia Naik. Retrieved from
self-efficacy sebagai variabel mediasi untuk www.edukasi.kompas.com/read/2019/02/
melihat hubungan antara variabel independen 06/10465231/10-negara-kemampuan-
dengan dependen. kompetitif-global-terbaik-posisi-
indonesia-naik?page=all, diakses pada 17
DAFTAR PUSTAKA Pebruari 2019.

Albana, H. (2019). Pengaruh job crafting Ghozali, I., & Latan, H. (2015). Partial Least
terhadap kinerja karyawan yang dimediasi Squares Konsep, Teknik dan Aplikasi
oleh work engagement di pt. terminal Menggunakan Program SmartPLS 3.0
teluk lamong, surabaya. Jurnal Ilmu Untuk Penelitian Empiris. Semarang:
Manajemen, 7, 210–219. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Alfes, K., Shantz, A. D., Truss, C., & Soane, E. Guan, X., & Frenkel, S. (2018). How HR
C. (2013). The link between perceived practice, work engagement and job
human resource management practices, crafting influence employee performance.
engagement and employee behaviour: A Chinese Management Studies, 12(3), 591–
moderated mediation model. International 607. https://doi.org/10.1108/CMS-11-
Journal of Human Resource Management, 2017-0328
24(2), 330–351.
https://doi.org/10.1080/09585192.2012.67 Hasibuan, M. S. (2008). Manajemen Sumber
9950 Daya Manusia (Edisi Kedua). Jakarta:
Bumi Angkasa.
Bakker, A. B., & Oerlemans, W. G. M. (2018).
Daily job crafting and momentary work J., A. (2014). Determinants of employee
engagement: A selfdetermination and engagement and their impact on employee
self-regulation perspective. Journal of performance. International Journal of
Vocational Behavior. Productivity and Performance

626
Jurnal Ilmu Manajemen Volume 7 Nomor 3 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Surabaya 2019
Management, 63(3), 308–323. Jakarta: Salemba Empat.
https://doi.org/10.1108/IJPPM-01-2013-
0008 Otoo, F. N. K., & Mishra, M. (2018). Influence
of human resource development (HRD)
kemenperin.go.id. (2018). Semakin Agresif, practices on hotel industry’s performance.
Indeks Manufaktur Indonesia Tertinggi European Journal of Training and
dalam 20 Bulan. Jakarta. Retrieved from Development, EJTD-12-2017-0113.
www.kemenperin.go.id/artikel/18895/Se https://doi.org/10.1108/EJTD-12-2017-
makin-Agresif-Indeks-Manufaktur- 0113
Indonesia-Tertinggi-dalam-20-Bulan
Rambi, R., Lengkong, V. P., & Jorie, R. J.
Khoreva, V., & Wechtler, H. (2018). HR (2015). PENGARUH PRAKTEK-
practices and employee performance: the PRAKTEK MANAJEMEN SUMBER
mediating role of well-being. Employee DAYA MANUSIA TERHADAP
Relations, 40(2), 227–243. KINERJA PEGAWAI PADA PT. PLN
https://doi.org/10.1108/ER-08-2017-0191 (PERSERO)WILAYAH
SULUTENGGO. Jurnal Berkala Ilmiah
Li, H., & Yang, X. (2018). When a calling is Efisiensi, 15(5), 622–634.
living: Job crafting mediates the
relationships between living a calling and Schaufeli, W. B., Bakker, A. B., & Salanova,
work engagement. Journal of Chinese M. (2006). The Measurement of Short
Human Resource Management. Questionnaire: A Cross-National Study.
https://doi.org/10.1108/JCHRM-12-2017- Educational and Psychological
0030 Measurement, 66(4), 701–716.
https://doi.org/10.1177/001316440528247
Lichtenthaler, P. W., & Fischbach, A. (2018). 1
Leadership, job crafting, and employee
health and performance. Leadership & Singh, V., & Singh, M. (2018). A Burnout
Organization Development Journal, Model of Job Crafting: Multiple Mediator
39(5), 620–632. Effects on Job Performance. IIMB
https://doi.org/10.1108/LODJ-07-2017- Management Review.
0191 https://doi.org/10.1016/j.iimb.2018.05.00
1
Lu, C. qin, Wang, H. jiang, Lu, J. jing, Du, D.
yang, & Bakker, A. B. (2014). Does work Snape, E., & Redman, T. (2010). HRM
engagement increase person-job fit? The practices, organizational citizenship
role of job crafting and job insecurity. behaviour, and performance: A multi-
Journal of Vocational Behavior, 84(2), level analysis. Journal of Management
142–152. Studies, 47(7), 1219–1247.
https://doi.org/10.1016/j.jvb.2013.12.004 https://doi.org/10.1111/j.1467-
6486.2009.00911.x
Malhotra, N. K. (2017). Riset Pemasaran:
Pendekatan Terapan (4th ed.). Jakarta: PT Sugiyono. (2018). Metode Penelitian
Indeks. Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Mangkunegara, A. P. (2010). Evaluasi Kinerja
SDM. Bandung: Refika Aditama. Sunyoto, D. (2012). Manajemen Sumber Daya
Manusia. Yogyakarta: CAPS.
Mathis, R. L., & Jackson, J. H. (2008). Human
Resource Management. Jakarta: Salemba Tari, D. N. (2018). Bank Dunia: IPM di
Empat. Peringkat 87, Indonesia Agar Teruskan
Investasi SDM. Retrieved from
Mathis, R. L., & Jackson, J. H. (2011). Human www.bisnis.com/finansial/read/20181011/
Resources Management (10th ed.). 9/848100/bank-dunia-ipm-di-peringkat-

627
Susi Mega Setyawati & Dwiarko Nugrohoseno. Praktik SDM, Job Crafting dan Work Engagement
terhadap Kinerja Karyawan

87-indonesia-agar-teruskan-investasi-sdm

Tims, M., Bakker, A. B., & Derks, D. (2012).


Development and validation of the job
crafting scale. Journal of Vocational
Behavior, 80(1), 173–186.
https://doi.org/10.1016/j.jvb.2011.05.009

Tims, M., Bakker, A. B., & Derks, D. (2013).


Job Crafting at the Team and Individual
Level: Implications for Work Engagement
and Performance. Group and
Organizational Management, 4(3), 427–
454.
https://doi.org/https://doi.org/10.1177/105
9601113492421

Tims, M., Bakker, A. B., & Derks, D. (2014).


Daily job crafting and the self-efficacy –
Performance relationship. Journal of
Managerial Psychology, 29(5), 490–507.
https://doi.org/10.1108/JMP-05-2012-
0148

Tims, M., Bakker, A. B., Derks, D., Tims, M.,


Bakker, A. B., Derks, D., … Derks, D.
(2015). Job crafting and job performance :
A longitudinal study Job crafting and job
performance : A longitudinal study,
643(September).
https://doi.org/10.1080/1359432X.2014.9
69245

Wrzesniewski, A., & Dutton, J. E. (2001).


Crafting a job: Revisioning employees as
active crafters of their work. Academy of
Management Review, 26(2), 179–201.
https://doi.org/10.5465/AMR.2001.43780
11

628

Anda mungkin juga menyukai