PENDAHULUAN
Perkembangan dunia organisasi menuntut pemerintah Indonesia untuk ikut ambil
bagian dalam upaya peningkatan mutu dari segala aspek, aspek yang terpenting adalah mutu
sumber daya manusia. Sumber daya manusia adalah salah satu faktor yang sangat penting
bahkan tidak dapat dilepaskan dari sebuah organisasi, baik institusi maupun perusahaan.
Sumber daya manusia juga merupakan kunci yang menentukan perkembangan perusahaan.
Dalam hal ini, pemerintah harus membuat suatu usaha yang dapat menyaring SDM yang
bermutu untuk ditempatkan pada organisasi-organisasi kepemerintahan diseluruh wilayah
Indonesia. Salah satunya yaitu Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Aceh
harus menjamin adanya ketersediaan pegawai-pegawai yang memiliki produktivitas kerja
yang baik. Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Aceh mempunyai tugas yaitu
membantu Gubernur melaksanakan urusan pemerintahan di bidang perumahan rakyat dan
Kawasan permukiman yang menjadi kewenangan daerah. Dalam upaya memperoleh pegawai
yang memiliki produktivitas kerja yang baik tersebut, organisasi dituntut untuk bergerak
aktif. Produktivitas pegawai akan diperoleh jika organisasi memiliki pekerja yang memiliki
Manajemen Bakat, yang mana faktor-faktor tersebut juga di pengaruhi oleh Rekruitmen
Pegawai, Tingkat Pendidikan dan Pengembangan Karir.
Produktivitas merupakan kekuatan pendorong dibelakang pertumbuhan dan
profitabilitas organisasi. Produktivitas adalah hubungan antara output barang dan jasa
pegawai didalam organisasi yang digunakan dalam proses produksi. Dengan kata lain,
produktivitas adalah rasio output ke input. Semakin tinggi nilai numerik dari rasio ini,
semakin besar produktivitas (Onah, 2010: 171 dalam Anyadike, 2013).
Pendapat Henry dan Temtime (2009) dalam Kumari, et. al (2012) mendefinisikan
perekrutan sebagai titik awal masuknya tenaga kerja kedalam sebuah perusahaan dan proses
perekrutan digunakan dalam rangka untuk memastikan bahwa perusahaan telah menarik
individu yang tepat yang sesuai dengan budaya dan tujuan strategis perusahaan. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa proses rekruitmen yang tepat dapat menghasilkan pegawai yang memiliki
kualifikasi yang diingkan dan dapat ditempatkan sesuai bakat dari pegawai tersebut.
Selanjutnya organisasi juga dapat menempatkan pegawainya sesuai dengan tingkat
pendidikan dan bakat dari pegawai tersebut. Secara sederhana, tingkat pendidikan merupakan
suatu tingkatan akademik yang dimiliki seseorang yang dapat merefleksikan pengetahuan dan
kemampuan seseorang dalam menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan (Ng dan Fieldman,
2009).
Lebih lanjut, pengembangan karir yang jelas juga diperlukan dalam peningkatan
manajemen bakat. Napitupulu et al., (2017) mendefinisikan pengembangan karir sebagai
suatu peningkatan status dari jalur karir pegawai dalam suatu organisasi, yang bertujuan
untuk mencapai pencapaian karir tertentu bagi pegawai.
Untuk kelancaran proses penelitian, maka peneliti telah melakukan survey awal pada
tanggal 10 Maret 2022 terhadap 10 orang pegawai, untuk saat ini Dinas Perumahan Rakyat
dan Kawasan Permukiman Aceh belum memikirkan proses penempatan pegawai sesuai
dengan latar belakang dan tingkat pendidikan dari para pegawai, sehingga manajemen bakat
yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pegawai belum maksimal. Lebih lanjut,
hal ini juga terjadi dikarenakan kondisi wabah Covid-19 yang tengah terjadi disaat ini
sehingga membuat kondisi pegawai menjadi kurang bersemangat dan hanya menjalankan
tugas seadanya tanpa memiliki semangat untuk kenaikan pangkat sehingga mereka kurang
menunjukan bakat yang ada dalam diri mereka. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut untuk mengisi keterbatasan fenomena (phenomenon gap) yang berkaitan dengan
rekruitmen pegawai, tingkat pendidikan dan pengembangan karir untuk peningkatan
produktivitas kerja melalui manajemen bakat pada pegawai Dinas Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman Aceh.
Rekrutmen Pegawai
Opatha (2010) dalam Kumari, et. al (2012) menjelaskan “Rekrutmen adalah proses
mencari dan menarik orang dari kualifikasi yang sesuai untuk mengisi jabatan (pekerjaan)
didalam perusahaan. Ini adalah serangkaian kegiatan perusahaan untuk menarik calon
karyawan yang memiliki kemampuan dan sikap yang dibutuhkan. Rekrutmen adalah proses
menghasilkan karyawan baru yang memenuhi syarat untuk lowongan pekerjaan di dalam
perusahaan. Sedangkan Ofori dan Aryeetey (2011) dalam Kumari, et. al (2012) mengatakan
bahwa rekrutmen adalah proses menghasilkan sekelompok individu yang kompeten untuk
melamar pekerjaan dalam sebuah perusahaan.
Tujuan umum dari perekrutan menurut Gamage (2014) dalam Kumari, et. al (2012)
adalah untuk menyediakan sekelompok calon karyawan yang potensial untuk memenuhi
syarat pekerjaan di dalam suatu organisasi. Henry dan Temtime (2009) dalam Kumari, et. al
(2012) mendefinisikan perekrutan sebagai titik awal masuknya tenaga kerja ke dalam sebuah
perusahaan dan proses perekrutan digunakan dalam rangka untuk memastikan bahwa
perusahaan telah menarik individu yang tepat yang sesuai dengan budaya dan tujuan strategis
perusahaan.
Beberapa indikator rekrutmen menurut Ellyta Yullyanti dan Lestari (2018):
1. Metode Rekrutmen,
Adapun beberapa metode dari rekrutmen itu sendiri, yaitu:
a. Metode tertutup, yaitu pelaksanaan rekrutmen dikalangan terbatas, hanya untuk
karyawan dan orang-orang tertentu saja.
b. Metode terbuka, yaitu pelaksanaan rekrutmen yang diumumkan melalui iklan
dimedia massa. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan banyak lamaran, sehingga
kesempatan memperoleh karyawan yang baik dan andal menjadi lebih besar.
2. Prosedur
Beberapa tahapan proses rekrutmen antara lain:
a. Mengidentifikasi jabatan yang kosong beserta jumlah karyawan.
b. Menganalisa jabatan.
c. Menentukan lokasi pencarian kandidat.
d. Memilih metode rekrutmen.
e. Memanggil kandidat terbaik.
f. Menyeleksi kandidat.
g. Menyusun penawaran kerja.
h. Mulai bekerja.
3. Sumber-sumber Rekrutmen adalah pelamar langsung, lamaran tertulis, berdasarkan
informasi orang lain, jalur iklan, perusahaan penempatan tenaga kerja, perusahaan
pencari tenaga kerja profesional, lembaga pendidikan, organisasi profesi, serikat
pekerja dan melalui balai latihan kerja milik pemerintah.
Tingkat Pendidikan
Secara umum, organisasi atau perusahaan menggunakan tingkat pendidikan sebagai
salah satu faktor dalam menentukan tingkat keterampilan dan produktivitas yang dimiliki
oleh seseorang (Benson et al., 2004). Hal ini karena tingkat pendidikan yang dimiliki oleh
pegawai merupakan aset bagi organisasi dimana ia bergabung (Lepak dan Snell, 1999).
Peneliti terdahulu menekankan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh secara positif terhadap
prospek karir, tingkat upah atau gaji, tingkat promosi, peluang pengembangan karir dan
mobilitas kerja yang dapat diterima oleh seorang pegawai (Ng dan Fieldman, 2009).
Secara sederhana, tingkat pendidikan merupakan suatu tingkatan akademik yang
dimiliki seseorang yang dapat merefleksikan pengetahuan dan kemampuan seseorang dalam
menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan (Ng dan Fieldman, 2009). Lebih lanjut, Ng dan
Fieldman (2009) menjelaskan bahwa proses penyeleksian pegawai yang didasarkan pada
tingkat pendidikan akan menyaring antara pegawai yang kurang produktif dengan pegawai
yang lebih produktif. Senada dengan hal tersebut, Benson et al., (2004) berpendapat bahwa
terdapat hubungan antara kualitas lulusan dan pencapaian akademik pada masa perkuliahan
terhadap kinerja pegawai pada saat bekerja. Oleh karena itu, banyak organisasi
mengalokasikan sejumlah anggaran untuk mendorong para pegawainya dalam meningkatkan
jenjang pendidikan yang dimiliki. Sehingga dapat meningkatkan kinerja yang diberikan
terhadap perusahaan atau organisasi dimana ia bekerja.
Tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap kinerja yang ditunjukkan oleh seorang
pegawai (Benson et al., 2004; Ng dan Fieldman, 2009). Beberapa peneliti sebelumnya
menemukan bahwa diantara banyaknya manfaat dari tingkat pendidikan yang dimiliki oleh
seseorang, tingkat pemahaman (kognitif), pengetahuan terkait pekerjaan dan motivasi untuk
bekerja merupakan beberapa variabel yang menunjukkan peningkatan yang signifikan
terhadap kinerja pegawai (Kuncel et al., 2004; Ng dan Fieldman, 2009). Hal ini disebabkan
karena tingkat pendidikan secara langsung memberikan seseorang (pegawai) kemampuan
serta pengetahuan yang bersifat prosedural serta umum dalam menyelesaikan pekerjaan yang
ada.
Beberapa indikator rekrutmen menurut Amalia dan Purbasari (2018:13):
1. Pendidkan Formal.
2. Pendidikan Non Formal.
3. Kesesuaian Jurusan.
Pengembangan Karir
Pegawai merupakan aset perusahaan yang tidak berwujud yang perlu untuk terus
dikembangkan melalui serangkaian program pengembangan karir yang direncanakan oleh
organisasi. Menurut McDonald dan Hite (2005) pengembangan karier merupakan suatu
kegiatan pengembangan diri yang dilakukan oleh seorang pegawai untuk merealisasikan
pencapaian karir pribadinya yang sejalan dengan tujuan dan kebutuhan organisasi.
Indikator pengembangan karir dapat dilihat dari ada tidaknya suatu perencanaan karir
dimana setiap orang dapat merencanakan karirnya di masa depan dan mendapatkan hak yang
lebih baik dari sebelumnya. Dalam penelitiannya, Weng dan McElroy (2012) menerangkan
bahwa terdapat empat indikator penting dalam pengembangan karir pegawai yakni;
1. Tujuan dari Kemajuan Karir (Career Goal Progress)
Tujuan karir merupakan suatu pemahaman yang dimiliki pegawai tentang sejauh mana
pekerjaan saat ini relevan serta memberikan peluang bagi pegawai untuk mewujudkan
tujuan karirnya
2. Pengembangan Kemampuan Profesionalitas (Professional Ability Development)
Pengembangan kemampuan profesionalitas merupakan sejauh mana pekerjaan saat ini
memungkinkan pegawai untuk memperoleh keterampilan dan pengetahuan baru.
3. Masa Kenaikan Jabatan (Promotion Speed)
Suatu persepsi yang dimiliki pegawai tentang sejauh mana peluang untuk dapat
dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi.
4. Kenaikan Gaji (Renumeration Growth)
Suatu persepsi pegawai terkait kemungkinan kenaikan jagi secara berkala dan jumlah
besaran gaji yang akan diterimanya dimasa depan.
Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dalam penelitian merupakan suatu kaitan antara satu konsep
dengan konsep lainnya terhadap masalah yang diteliti. Adapun tujuan dari adanya kerangka
konsep yaitu untuk menghubungkan terkait objek yang akan dibahas. Kerangka konsep ini
didapatkan dari konsep ilmu/teori yang dipakai sebagai landasan penelitian yang didapatkan
pada tinjauan kepustkaan yang dihubungkan sesuai dengan variabel yang diteliti.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan manajemen bakat sebagai upaya
peningkatan produktivitas pegawai Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Aceh. Sehingga, keseluruhan kerangka pemikiran untuk penulisan ini dapat digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 1
Kerangka Konseptual Penelitian
Rekrutmen Pegawai
(X1)
Pengembangan Karir
(X3)
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis pada penelitian ini adalah :
H1 : Rekruitmen Pegawai berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Bakat pada Pegawai
Dinas Perumahan Rakyat dan kawasan Permukiman Aceh.
H2 : Tingkat Pendidikan berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Bakat pada Pegawai
Dinas Perumahan Rakyat dan kawasan Permukiman Aceh.
H3 : Pengembangan Karir berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Bakat pada Dinas
Perumahan Rakyat dan kawasan Permukiman Aceh.
H4 : Rekruitmen Pegawai berpengaruh signifikan terhadap Produktivitas Kerja melalui
Manajemen Bakat pada Pegawai Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Aceh.
H5 : Tingkat Pendidikan berpengaruh signifikan terhadap Produktivitas Kerja melalui
Manajemen Bakat pada Pegawai Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Aceh.
H6 : Pengembangan Karir berpengaruh signifikan terhadap Produktivitas Kerja melalui
Manajemen Bakat pada pegawai Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Aceh.
H7 : Manajemen Bakat berpengaruh signifikan terhadap Produktivitas Kerja pada Pegawai
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Aceh.
METODE PENELITIAN
Tipe Penelitian
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian kuantitatif, dimana
penelitian ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas
sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, serta pemikiran orang secara tiap-tiap individu.
Variabel penelitian ini adalah Rekrutmen Pegawai, Tingkat Pendidikan dan
Pengembangan Karir dengan intervening Manajemen Bakat terhadap Produktivitas Pegawai
Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman Aceh.
Lokasi Penelitian
Adapun lokasi yang diambil dalam penelitian ini adalah Dinas Perumahan Rakyat Dan
Kawasan Permukiman Aceh yang beralamat di Jl. Pemancar No. 5 Simpang Tiga Banda
Aceh.
Mediator (Y)
a b
Keterangan :
- R12 , R22 , ...., R p 2 adalah R-square variabel endogen dalam model.
- Besaran Q2 memiliki nilai dengan rentang 0 < Q 2 < 1, dimana semakin mendekati 1
berarti model semakin baik.
- Besaran Q2 ini setara dengan koefisien determinasi total pada analisis jalur (path
analysis).
Nilai Q2 > 0 menunjukkan bahwa model mempunyai nilai predictive relevance,
sedangkan nilai Q2< 0 menunjukan bahwa model kurang memiliki predictive relevance.
Standard
Original Sample T Statistics (| P
Deviation
Sample (O) Mean (M) O/STDEV|) Values
(STDEV)
Manajemen Bakat -> Produktivitas Pegawai 0.359 0.371 0.086 4.192 0.000
Pengembangan Karir -> Manajemen Bakat 0.134 0.140 0.101 1.325 0.186
Pengembangan Karir -> Produktivitas Pegawai 0.195 0.194 0.096 2.023 0.044
Rekrutmen Pegawai -> Manajemen Bakat -0.119 -0.117 0.099 1.202 0.230
Rekrutmen Pegawai -> Produktivitas Pegawai -0.141 -0.143 0.087 1.616 0.107
Tingkat Pendidikan -> Manajemen Bakat 0.353 0.363 0.096 3.668 0.000
Tingkat Pendidikan -> Produktivitas Pegawai 0.121 0.122 0.097 1.248 0.213
Dalam PLS pengujian secara statistik setiap hubungan yang dihipotesiskan dilakukan
dengan menggunakan simulasi. Dalam hal ini dilakukan metode bootstrap terhadap sampel.
Pengujian dengan bootstrap juga dimaksudkan untuk meminimalkan masalah
ketidaknormalan data penelitian. Hasil pengujian dengan bootstrapping dari analisis PLS
adalah sebagai berikut :
1. H1 : Rekruitmen Pegawai Berpengaruh Terhadap Manajemen Bakat Pada Pegawai
Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman Aceh
Gambar 3
Diagram Jalur Pengaruh Rekrutmen Pegawai terhadap Manajemen Bakat
Tabel 2
Pengaruh Rekrutmen Pegawai terhadap Manajemen Bakat
Standard
Original Sample T Statistics P
Deviation
Sample (O) Mean (M) (|O/STDEV|) Values
(STDEV)
Rekrutmen Pegawai ->
-0.261 -0.282 0.113 2.316 0.021
Manajemen Bakat
Sumber : Data primer yang diolah dengan SmartPLS, 2022
Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa pengaruh variabel rekrutmen
pegawai terhadap manajemen bakat menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar -0,261 dengan
nilai t sebesar 2,316 dan nilai P Value sebesar 0,021. Nilai tersebut lebih besar dari t tabel
(1,960) dan nilai P value lebih kecil dari 0,05. Hasil ini berarti bahwa rekrutmen pegawai
memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap manajemen bakat yang berarti sesuai
dengan hipotesis pertama dimana Rekrutmen Pegawai yang baik akan berdampak pada
manajemen bakat yang baik. Dari hasil pengujian hipotesis diatas maka dapat disimpulkan
bahwa hasil dari hipotesis 1 diterima.
Tabel 3
Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Manajemen Bakat
Standard
Original Sample T Statistics P
Deviation
Sample (O) Mean (M) (|O/STDEV|) Values
(STDEV)
Tingkat Pendidikan ->
0.412 0.439 0.080 5.160 0.000
Manajemen Bakat
Sumber : Data primer yang diolah dengan SmartPLS, 2022
Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa pengaruh variabel tingkat
pendidikan terhadap manajemen bakat menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0,412
dengan nilai t sebesar 5,160 dan nilai P value sebesar 0,000. Nilai tersebut lebih besar dari t
tabel (1,960) dan nilai P value lebih kecil dari 0,05. Hasil ini berarti bahwa tingkat
pendidikan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap manajemen bakat
pegawai yang berarti sesuai dengan hipotesis kedua dimana tingkat pendidikan yang baik
akan berdampak pada baiknya manajemen bakat organisasi. Dari hasil keseluruhan pengujian
hipotesis di atas maka dapat disimpulkan bahwa seluruh hasil dari hipotesis 2 diterima.
Tabel 4
Pengaruh Pengembangan Karir terhadap Manajemen Bakat
Standard
Original Sample T Statistics P
Deviation
Sample (O) Mean (M) (|O/STDEV|) Values
(STDEV)
Pengembangan Karir ->
0.252 0.286 0.088 2.861 0.004
Manajemen Bakat
Sumber : Data primer yang diolah dengan SmartPLS, 2022
Tabel 5
Pengaruh Rekruitmen Pegawai Terhadap Produktivitas Kerja Melalui Manajemen Bakat
Standard
Original Sample T Statistics P
Deviation
Sample (O) Mean (M) (|O/STDEV|) Values
(STDEV)
Rekrutmen Pegawai ->
Manajemen Bakat -> -0.109 -0.120 0.042 2.565 0.011
Produktivitas Pegawai
Sumber : Data primer yang diolah dengan SmartPLS, 2022
Tabel 6
Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Produktivitas Kerja Melalui Manajemen Bakat
Standard
Original Sample T Statistics P
Deviation
Sample (O) Mean (M) (|O/STDEV|) Values
(STDEV)
Tingkat Pendidikan ->
Manajemen Bakat -> 0.170 0.183 0.050 3.370 0.001
Produktivitas Pegawai
Sumber : Data primer yang diolah dengan SmartPLS, 2022
Tabel 7
Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Produktivitas Kerja Melalui Manajemen Bakat
Standard
Original Sample T Statistics P
Deviation
Sample (O) Mean (M) (|O/STDEV|) Values
(STDEV)
Pengembangan Karir ->
Manajemen Bakat -> 0.104 0.110 0.047 2.220 0.027
Produktivitas Pegawai
Sumber : Data primer yang diolah dengan SmartPLS, 2022
Tabel 8
Pengaruh Pengembangan Karir terhadap Manajemen Bakat
Standard
Original Sample T Statistics P
Deviation
Sample (O) Mean (M) (|O/STDEV|) Values
(STDEV)
Manajemen Bakat ->
0.494 0.518 0.063 7.900 0.000
Produktivitas Pegawai
Sumber : Data primer yang diolah dengan SmartPLS, 2022
Pembahasan
Untuk menjawab permasalahan penelitian, dikembangkan sebuah model penelitian
empiris dengan menggunakan lima variabel penelitian yaitu rekrutmen pegawai, tingkat
Pendidikan, pengembangan karir, manajemen bakat dan Produktivitas pegawai Dinas
Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi Aceh.
Dalam penelitian ini data primer diperoleh secara langsung dari responden melalui
penyebaran kuesioner kepada pegawai Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Provinsi Aceh. Adapun jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100
responden dengan teknik analisis yang digunakan adalah PLS-SEM dengan software
SmartPLS3.
Setelah dilakukan penelitian yang menguji lima hipotesis yang terdapat dalam
penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan dari hipotesis-hipotesis tersebut. Berikut
kesimpulan peneliti atas kesimpulan dari hipotesa dalam penelitian ini.
Keterbatasan Penelitian
1. ____
2. ____
3. ____
Saran
1. Untuk pimpinan agar dapat memberikan perhatian khusus terhadap kesesuaian tingkat
pendidikan dan latar belakang pendidikan pegawai dengan pekerjaan (job des) yang di
emban pegawai agar dapat menghasilkan produktifitas kerja yang lebih baik lagi
2. Pimpinan perlu untuk memberikan fasilitas dan mewajibkan para pegawai untuk dapat
meningkatkan lagi kemampuan diri (mengasah manajemen bakat) dalam menyelesaikan
tugas.
3. Pimpinan perlu untuk menetapkan standar mutu dalam penyelesaian pekerjaan dan
memastikan pekerjaan selesai dengan seefesien mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, N., & Purbasari, E. (2018). Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Fasilitas Kerja
terhadap Kinerja Pegawai pada Balai Latihan Kerja (BLK) Metro. Jurnal Kebijakan &
Pelayanan Publik, 4(1).
Christensen Hughes, J., & Rog, E. (2008). Talent Management. International Journal of
Contemporary Hospitality Management. 20 (7), 743–757.
http://doi.org/10.1108/09596110810899086
Ghozali, Imam (2011). Structural Equition Modelling, Metode Alternatif Dengan Partial
Least Square PLS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Dipenegoro.
Iles, Paul. Chuai, X and Preece, D (2010). Talent Management and HRM in Multinational
companies in Beijing: Definitions, differences and drivers. Journal of World Business
45, p. 179–189. homepage: www.elsevier.com/locate/jwb.
Kumari, N. (2012). A Study of the Recruitment and Selection Process. SMC Global, 2(1), 34–
44.
Scullion, H., Collings, D. G., & Caligiuri, P. (2010). Global Talent Management. Journal of
World Business, 45 (2), 105–108. http://doi.org/10.1016/j.jwb.2009.09.011.
Sugiyono (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Yullyanti, Ellyta, Lestari. (2011). Analisis Proses Rekrutmen dan Seleksi pada Kinerja
Pegawai, 3, 6-7.
Bartlett & Ghoshal, (1989);
Charles (2014)
Chin, 1998 dalam Sofyan Yamin 2009
Indriantoro dkk, 2002
Kuncel et al., 2004; Ng dan Fieldman, 2009).
Latan dan Ghozali, 2012
Lepak dan Snell, 1999).
McDonald dan Hite (2005)
Napitupulu et al., (2017)
Singgih (2011:7)
Sparrow et al, 2004; Stahl et al, 2007);
Sutrisno (2009)