Anda di halaman 1dari 10

INTUISI 10 (1) (2018)

INTUISI
JURNAL PSIKOLOGI ILMIAH
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/INTUISI
Terindeks DOAJ: 2541-2965

PENGARUH KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA


TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Nur Hasmalawati

Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Aceh

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas kehidupan kerja
Diterima 20 Januari 2018 atau Quality of Work Life (QWL) dan motivasi kerja terhadap kinerja
Disetujui 25 Februari 2018 karyawan. Subjek dalam penelitian ini adalah adalah Kader TB-HIV yang
Dipublikasikan 30 Maret 2018 berjumlah 50orang, terdiri dari 36 orang perempuan dan 14 orang laki-laki yang
usianya antara 18-63 tahun. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear
ganda. Teknik pengambilan data dengan menggunakan skala Likert. Hasil
Keywords:
analisis menunjukkan bahwa kualitas kehidupan kerja sangat berpengaruh
Quality of Work Life, terhadap kinerja. Hal ini dilihat dari nilai R Square 0,313 dan nilai sig 0,000
Work Motivation, yang artinya kualitas kehidupan kerja sebagai variabel bebas mempengaruhi
Performance variabel terikat yaitu kinerja sebesar 31%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh
variabel lain. Tetapi lain halnya dengan motivasi kerja, nilai signifikansi 0,489 >
0,05 menunjukkan bahwa motivasi kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja.
Apabila atasan memperhatikan kualitas kehidupan kerja dengan baik, maka
kinerja karyawan semakin tinggi dan akan produktif dalam meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat.

Abstract
This study aims to determine the effect of quality of work life or Quality of Work
Life (QWL) and work motivation on employee performance. Subjects in this
study were 100 TB-HIV Cadres, consisting of 36 women and 14 men with ages
18 to 63 years. This research uses multiple linear regression analysis. Data is
taken by using Likert scale. The results showed that the quality of work life is
very influential on performance. It can be seen from the value of R Square 0,313
and the value of sig 0,000 which means the quality of working life as
independent variables affect the dependent variable is the performance of 31%,
while the rest is influenced by other variables. But unlike the work motivation,
the significance value of 0.489> 0.05 indicates that the motivation of work has
no effect on performance. If the boss pays attention to the quality of working life
well, then the higher the employee performance and will be productive in
improving services to the community.
© 2018 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: p-ISSN 2086-0803
Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Aceh e-ISSN 2541-2965
Email: nurhasmalawati@gmail.com

26
PENDAHULUAN akan mendapatkan kinerja karyawan yang
Penting bagi perusahaan untuk optimal sesuai dengan standar yang
membuat karyawan merasa nyaman dengan ditentukan (Kusuma, 2013:1).
pekerjaan dan lingkungan kerja sehingga Simamora (2002:21) kinerja merupakan
dapat mencapai kinerja terbaik. Borman & hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang
Brush (1993) mengemukakan bahwa kinerja atau sekelompok orang dalam suatu
adalah hasil perilaku karyawan yang organisasi, sesuai dengan wewenang dan
menunjukkan sikap positif terhadap organisasi tanggung jawab masing masing, dalam rangka
mereka. Kinerja juga diartikan dengan upaya mencapai tujuan organisasi
sekumpulan nilai dari kontribusi karyawan bersangkutan secara legal, tidak melanggar
baik secara langsung maupun tidak langsung hukum dan sesuai dengan moral maupun
untuk mencapai tujuan organisasi. Kinerja etika. Sedangkan menurut Hasibuan
optimal yang diberikan oleh karyawan akan (2003:160) kinerja adalah merupakan suatu
memudahkan suatu organisasi untuk mencapai hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
tujuan yang diinginkan, oleh sebab itu melaksanakan tugas-tugasnya atas kecakapan,
pentingnya sebuah organisasi menciptakan usaha dan kesempatan.
kualitas kehidupan kerja yang baik dan Agar lebih bersemangat dalam bekerja,
memotivasi karyawan sehingga memicu seorang karyawan perlu adanya motivasi
kinerja karyawan dalam bekerja. dalam bekerja. Dengan adanya motivasi,
Karyawan juga perlu melakukan maka adanya kemauan untuk bekerja maka
penilaian terhadap kinerja diri sendiri (self- kinerja karyawan akan meningkat. Dengan
assesment). Hal ini penting karena Allah adanya motivasi yang mendukung seperti
menyuruh kita untuk melakukan hal itu. Allah tercukupinya kebutuhan fisiologis karyawan
berfirman dalam QS At-Taubah ayat 105 yang seperti makan atau minum atau sandang
artinya “Bekerjalah kamu, maka Allah dan pangan, adanya rasa aman dari perusahaan
Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan yang berupa asuransi keselamatan atau
melihat pekerjaanmu itu dan kamu akan kesehatan, adanya rasa sosial seperti tidak
dikembalikan kepada Allah Yang Mengetahui membedakan karyawan satu dengan karyawan
akan yang gaib dan yang nyata, lalu lain, adanya rasa penghargaan diri dengan
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah adanya bonus atau adanya pujian dari
kamu kerjakan”. Islam sudah mengajarkan pimpinan, adanya kebebasan menyampaikan
bahwa penilaian terhadap kinerja itu penting pendapat, maka karyawan dalam bekerja
dan dan harus dinilai. semakin semangat sehingga kinerja karyawan
Pada dasarnya apabila perusahaan ingin akan semakin meningkat (Kusuma, 2013:28).
meraih kinerja yang optimal sesuai dengan Sopiah (2008:170) menyatakan bahwa
target yang telah ditentukan, maka perusahaan motivasi kerja adalah keadaan dimana usaha
haruslah memberikan motivasi pada karyawan dan kemauan keras seseorang diarahkan
agar karyawan mau dan rela mencurahkan kepada pencapaian hasil-hasil atau tujuan
tenaga dan pikiran yang dimiliki demi tertentu. Hasil-hasil yang dimaksud bisa
pekerjaan. Persoalan dalam memotivasi berupa produktivitas, kehadiran atau perilaku
karyawan tidak mudah karena dalam diri kerja kreatif lainnya. Motivasi kerja
karyawan terdapat keinginan, kebutuhan dan merupakan faktor pendorong sehingga dapat
harapan yang berbeda antara satu karyawan menghasilkan produktivitas dan kinerja yang
dengan karyawan lain. Jadi apabila optimal sesuai dengan tujuan organisasi. Oleh
manajemen dapat memahami persoalan karena itu, sebagai atasan atau pimpinan
motivasi dan mengatasinya maka perusahaan hendaknya memikirkan usaha untuk dapat

27
memotivasi kerja karyawan dalam menunjukkan pekerjaan dan suatu
meningkatkan kinerja dan produktivitasnya. keseimbangan yang baik antara kehidupan
Sumber daya manusia merupakan dan nilai-nilai pribadi serta terpenuhi
faktor yang sangat berharga maka kebutuhannya (Katzell, dkk dalam
perusahaan bertanggung jawab untuk Soedarnoto, 2004).
memelihara kualitas kehidupan kerja atau Handoko (2001:193) yang menyatakan
disebut juga dengan Quality of Work Life bahwa motivasi merupakan salah satu faktor
(QWL) dan membina tenaga kerja agar yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan.
bersedia memberikan sumbangannya secara Terkait dengan pendapat tersebut, seseorang
optimal untuk mencapai tujuan perusahaan yang termotivasi untuk bekerja maka kinerja
(Pruijt dalam Husnawati, 2006). Sojka yang dihasilkan akan optimal. Menurut
(2014) mendefinisikan kualitas kehidupan Nawawi (2003) suasana batin atau psikologi
kerja adalah sekumpulan fenomena dan seseorang pekerja sebagai individu dalam
atribut yang muncul dalam interaksi seseorang masyarakat, organisasi atau perusahaan dalam
dan lingkungannya di tempat dia bekerja lingkungan kerjanya sangat besar
dalam sebuah organisasi. Sedangkan May, et. pengaruhnya pada pelaksanaan pekerjaannya.
al (1999) mendefinisikan QWL sebagai Suasana batin terlihat dalam semangat atau
keadaan kondusif di lingkungan kerja yang gairah kerja yang menghasilkan kegiatan kerja
ditandai adanya kepuasan kerja pegawai sebagai dorongan bagi pencapaian tujuan
karena mendapatkan gaji yang sesuai, jaminan bisnis organisasi perusahaan tempatnya
kerja dan peluang untuk mengembangkan bekerja. Dari psikologis kenyataannya
karir. menunjukkan bahwa gairah atau
Mengelola dengan menyediakan sarana ketidaksemangatan seorang pekerja dalam
dan prasarana dalam rangka mewujudkan melaksanakan pekerjaannya sangat
lingkungan kerja dan iklim kerja yang dipengaruhi oleh motivasi kerja yang
kondusif diharapkan bisa mendorong mendorongnya. Dengan kata lain setiap
karyawan selalu berinovasi dan berkreasi pekerjaan memerlukan motivasi yang kuat
termasuk membuat sistem yang fair dan agar bersedia melaksanakan pekerjaan dan
struktur yang fleksibel dengan pembagian mampu menciptakan kinerja yang tinggi
tugas, wewenang dan tanggung jawab yang secara bersemangat, bergairah dan
jelas dan manusiawi dengan memperhatikan berdedikasi.
kemampuan karyawan dan usahanya dalam Penelitian ini bertujuan untuk
mencapai tujuan karirnya (Husnawati, mengetahui pengaruh antara kualitas
2006:2). kehidupan kerja dan motivasi kerja terhadap
Menurut Davis dan Newstrom (dalam kinerja karyawan. Hasil penelitian ini juga
Alzeira, 2010) kualitas kehidupan kerja diharapkan dapat menambah khasanah ilmu
mengacu pada keadaan menyenangkan atau pengetahuan psikologi khususnya di bidang
tidak lingkungan kerja bagi orang-orang yang psikologi industri dan organisasi serta menjadi
terlibat didalamnya. Hal yang utama dari referensi kepada pimpinan atau atasan agar
kualitas kehidupan kerja adalah dampaknya lebih memperhatikan kualitas kehidupan kerja
bagi individu tersebut yaitu pekerjaan dapat dan motivasi kerja supaya karyawan
menyebabkan orang menjadi lebih baik bukan termotivasi dan memberikan kinerja yang
orang-orang dapat mengerjakan pekerjaan optimal dalam bekerja untuk mewujudkan
lebih baik. Kualitas kehidupan kerja yang tujuan organisasi.
tinggi meliputi perasaan positif terhadap Berdasarkan uraian di atas dapat
pekerjaannya karena suatu motivasi disimpulkan bahwa jika sebuah organisasi

28
ingin mencapai tujuan yang telah sekumpulan sasaran yang ingin dicapai
direncanakan, maka organisasi tersebut harus melalui kebijakan organisasi seperti kondisi
memperhatikan kebutuhan karyawan selama kerja yang aman, keterlibatan kerja,
bekerja dan memotivasi karyawan dengan baik kebijakan pengembangan karir, kompensasi
supaya memberikan kontribusinya terhadap yang adil dan lain-lain. Secara singkatnya,
sebuah organisasi melalui pencapaian kinerja Cascio (2006:24) menyatakan bahwa
yang optimal, sehingga menghasilkan “quality of work life in terms of employees
keuntungan untuk keberlangsungan sebuah perceptions of their physical and mental wel-
organisasi. being of work” diartikan bahwa kualitas
Hersey dan Blanchard (1993) dalam kehidupan kerja adalah persepsi karyawan akan
Dharmawan (2011:34) menerangkan bahwa kesejahteraan mental dan fisik mereka di
kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi tempat kerja.
dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas Luthans (2006:569) mengatakan bahwa
atau pekerjaan seseorang serta pemahaman Quality of Work Life adalah dampak
yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan efektivitas manusia dan perusahaan yang
dan bagaimana cara mengerjakannya. dikombinasikan dengan penekanan partisipasi
Septianto (2010:25) mengemukakan kinerja dalam pemecahan masalah dan pembuatan
seorang karyawan dikatakan baik apabila keputusan. Quality of Work Life mempunyai
mempunyai keahlian yang tinggi, kesediaan peran yang penting terhadap jalannya
untuk bekerja, lingkungan kerja yang aktivitas kerja, dimana para pimpinan dan
mendukung dan adanya imbalan yang layak bawahan harus dapat menentukan dan
dan mempunyai harapan di masa depan. melaksanakan kegiatan dengan adanya
Indikator kinerja karyawan menurut kesepakatan dalam menjalankan kegiatan
Mathis (2006:378) adalah kuantitas, kualitas, pekerjaan. Sedangkan Obsorn, dkk (dalam
keandalan karyawan dan kehadiran. Kuantitas Yusuf, 2010:2) mendefinisikan kualitas
merupakan banyaknya pekerjaan yang dapat kehidupan kerja sebagai quality of work life is
dilakukan oleh seseorang dalam waktu satu overall quality of human experiences in the
hari kerja. Kualitas adalah ketaatan karyawan workplace, yang artinya kualitas kehidupan
sesuai prosedur, disiplin dan dedikasinya kerja merupakan keseluruhan kualitas dari
terhadap organisasi. Sedangkan keandalan pengalaman manusia di tempat kerja.
karyawan merupakan kemampuan karyawan Motivasi berasal dari kata motif (motive)
dalam melakukan pekerjaan yang mencakup yang berarti dorongan. Motivasi berarti suatu
konsistensi kinerja serta keandalan dalam kondisi yang mendorong atau menjadi sebab
pelayanan, akurat, benar, dan tepat. Kehadiran seseorang melakukan suatu perbuatan atau
adalah keyakinan karyawan masuk kerja kegiatan yang berlangsung secara sadar
setiap hari dan sesuai dengan jam kerja yang (Bangun, 2012:312). Sedangkan menurut
sudah ditetapkan. Mathis dan Jackson (dalam Bangun,
Cascio (2006:24) menyatakan bahwa 2012:312) mengatakan motivasi merupakan
terdapat dua cara dalam menjelaskan hasrat didalam diri seseorang yang
kualitas kehidupan kerja yaitu: pertama, menyebabkan orang tersebut melakukan suatu
kualitas kehidupan kerja dipandang sebagai tindakan untuk mencapai suatu tujuan.
sekumpulan persepsi karyawan mengenai rasa Menurut Notoatmodjo (2007), pengertian
aman dalam bekerja, kepuasan kerja dan motivasi adalah alasan (reasoning) seseorang
kondisi untuk dapat tumbuh dan berkembang untuk bertindak dalam rangka memenuhi
sebagai manusia. Kedua, kualitas kebutuhan hidupnya.
kehidupan kerja dipandang sebagai

29
Suwatno & Priansa (2011:171) secara cenderung bermalas-malasan. Sedangkan
harfiah motivasi berarti pemberian motif. menurut Rivai (2008:455) mengemukakan
Motif disini adalah tujuan yang dapat berupa bahwa motivasi adalah serangkaian sikap dan
rangsangan. Tanpa adanya rangsangan, para nilai-nilai yang mempengaruhi untuk
karyawan kurang menampakkan dan akan mencapai hasil yang spesifik sesuai dengan
menyimpan kemampuan dirinya yang tujuan individu. Berikut adalah kerangka
maksimal yang dimilikinya dan akan berpikirnya
Kualitas
Kehidupan Kerja
Kinerja Karyawan
Motivasi Kerja

Hipotesis dalam penelitian ini adalah karyawan mempercepat waktu penyelesaian


untuk melihat adanya pengaruh kualitas pekerjaan.
kehidupan kerja terhadap kinerja, melihat Untuk mengukur motivasi kerja, peneliti
besarnya pengaruh motivasi kerja terhadap menggunakan kuisioner yang dikembangkan
kinerja dan juga melihat pengaruh secara oleh Indrarini (2009) berdasarkan dimensi
bersama-sama kualitas kehidupan kerja dan motivasi kerja, yaitu dorongan internal yang
motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. meliputi prestasi, pemgakuan dan tanggung
jawab serta dorongan eksternal yang meliputi
METODE promosi dan pertumbuhan. Salah satu contoh
Jenis penelitian ini adalah penelitian aitemnya adalah perusahaan memberikan
penjelasan (explanatory research) yang akan kompensasi sesuai dengan level dan jenis
membuktikan hubungan kausal antara variabel pekerjaan.
bebas (independent variable) yaitu variabel Sedangkan untuk kualitas kehidupan
kualitas kehidupan kerja dan motivasi kerja kerja, peneliti mengadaptasi kuisioner yang
terhadap variabel terikat (dependent variable) dikembangkan oleh Anditasari (2011)
yaitu kinerja karyawan. berdasarkan teori dari Cascio (dalam Nawawi,
Subjek dalam penelitian ini adalah Kader 2006) tentang sembilan unsur yang menjadi
TB-HIV yang berjumlah 50 orang, terdiri dari komponen penting dalam kualitas kehidupan
36 orang perempuan dan 14 orang laki-laki kerja, yaitu partisipasi karyawan,
yang usianya berkisar antara 18-63 tahun. pengembangan karir, penyelesaian konflik,
Dalam penelitian ini yang menjadi alat komunikasi, kesehatan kerja, keselamatan
pengumpulan data adalah kuisioner. Kuisioner kerja, lingkungan yang aman, kompensasi
yang digunakan adalah kuisioner yang telah yang layak dan kebanggaan. Salah satu contoh
teruji validitas dan reliabilitasnya. aitemnya adalah lembaga tempat saya bekerja
Kuisioner yang digunakan untuk memberikan perhatian dan penghargaan
mengukur kinerja diadaptasi dari Lubis (2008) terhadap prestasi kerja yang telah saya
yang disusun berdasarkan teori dari lakukan.
Prawirosentono (1999:236) tentang dimensi Kuisioner kinerja terdiri dari 13 aitem
kinerja yang dirangkum menjadi lima dimensi, dengan nilai Cronbach Alpha 0,887, tetapi
yaitu kuantitas kerja, kualitas kerja, kerja setelah diuji kembali kuisioner kinerja
sama, pemahaman terhadap tugas, inisiatif, mempunyai 9 aitem yang valid dengan
disiplin, tanggung jawab dan kehandalan. Cronbanch Alpha 0,765. Kuisioner kualitas
Salah satu contoh aitemnya adalah kehidupan kerja terdiri dari 30 aitem dengan
keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki nilai Cronbach Alpha 0,955, setelah diuji

30
kembali kuisioner kualitas kehidupan kerja Hasil uji linieritas menunjukkan bahwa
memiliki 30 aitem yang valid dengan hubungan kinerja dan kualitas kehidupan kerja
Cronbach Alpha 0,955. Sedangkan motivasi memiliki hubungan yang linier karena nilai p <
kerja terdiri dari 20 aitem dengan nilai 0,05, sedangkan kinerja dengan motivasi kerja
Cronbach Alpha 0,920, setelah diuji kembali memiliki hubungan yang tidak linier karena
kuisioner motivasi kerja memiliki 9 aitem nilai p > 0,05.
yang valid dengan Cronbach Alpha 0,841. Setelah uji asumsi terpenuhi, maka
Analisis yang digunakan dalam selanjutnya peneliti melakukan uji regresi
penelitian ini yaitu analisis regresi ganda yang untuk mengetahui banyaknya sumbangan atau
digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh pengaruh variabel bebas yaitu kualitas
kualitas kehidupan kerja dan motivasi kerja kehidupan kerja dan motivasi kerja terhadap
terhadap kinerja. Sesuai dengan hipotesis dan variabel terikat yaitu kinerja. Tujuan dalam
tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh, penelitian ini adalah untuk mengetahui
maka data yang diperoleh akan diuji dengan pengaruh antara kualitas kehidupan kerja dan
menggunakan uji asumsi syarat yaitu uji motivasi kerja terhadap kinerja karyawan.
normalitas dan uji linieritas. Hasil analisis menunjukkan bahwa
kualitas kehidupan kerja sangat berpengaruh
HASIL PENELITIAN terhadap kinerja. Hal ini dilihat dari nilai nilai
Sebelum menguji analisis regresi ganda sig 0,000 < 0,05. Nilai R Square sebesar 0,313
untuk melihat seberapa besar pengaruh menunjukkan bahwa kualitas kehidupan kerja
variabel bebas terhadap variabel terikat, sebagai variabel bebas mempengaruhi
peneliti terlebih dahulu melakukan uji asumsi variabel terikat yaitu kinerja sebesar 31%,
syarat yaitu uji normalitas dan uji linieritas. sedangkan sisanya 69% dipengaruhi oleh
Uji normalitas yang dilakukan menunjukkan variabel lain. Tetapi lain halnya dengan
bahwa data berdistribusi normal karena nilai p motivasi kerja, nilai sig 0,489 > 0,05
> 0,05. Setelah melakukan uji normalitas, menunjukkan bahwa motivasi kerja tidak
peneliti melakukan uji asumsi syarat yang berpengaruh terhadap kinerja. Peneliti
kedua yaitu uji linieritas untuk melihat adanya menjabarkan hasil analisis uji regresi dalam
hubungan yang linier diantara ketiga variabel. tabel berikut:
Tabel 1
Change Statistic
Model R R Square Sig F Change
1 .559a .313 .000
2 .566b .320 .489
a. Predictors: (Constant), QWL
b. Predictors: (Constant), QWL, Motivasi Kerja
Tetapi ketika diuji secara bersamaan, kehidupan kerja dan motivasi kerja sebagai
variabel kualitas kehidupan kerja dan motivasi variabel bebas mempengaruhi variabel terikat
kerja memiliki pengaruh yang signifikan yaitu kinerja sebesar 32%, sedangkan sisanya
terhadap variabel kinerja dengan nilai 68% dipengaruhi oleh variabel lain. Peneliti
signifikansi 0,000 < 0,05. Nilai R Square menjabarkan hasil analisisnya dalam tabel
sebesar 0,320 menunjukkan bahwa kualitas berikut ini:

31
Tabel 2
Change Statistic
Model R R Square Sig F Change
1 .566a .320 .000
a. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja, QWL

Penelitian ini menunjukkan bahwa hanya terhadap kinerja. Selain itu, penelitian yang
kualitas kehidupan kerja yang mempengaruhi dilakukan oleh Brahmasari dan Agus (2008)
kinerja sedangkan motivasi kerja sebaliknya. juga menyatakan bahwa motivasi kerja tidak
Semakin tinggi kualitas kehidupan kerja, maka berpengaruh terhadap kinerja. Belum
semakin tinggi pula kinerja karyawan. Arifin optimalnya kerja seorang karyawan dibatasi
(2012:13) berpendapat bahwa kualitas oleh adanya kebijakan atasan misalnya
kehidupan kerja merumuskan setiap proses berhubungan dengan waktu lembur, yaitu
kebijakan yang diputuskan oleh perusahaan karyawan yang telah terpuaskan
merupakan sebuah respon atas apa yang kebutuhannya merasa bahwa manajemen telah
menjadi keinginan dan harapan karyawan memberikan penghargaan kepada dirinya
mereka, hal itu diwujudkan dengan berbagi sehingga dia merasa harus bekerja dengan
persoalan dan menyatukan pandangan mereka profesional, artinya apabila terdapat pekerjaan
(perusahaan dan karyawan) ke dalam tujuan yang melekat pada dirinya yang sampai
yang sama yaitu peningkatan kinerja dengan jam kerja belum selesai tetapi dapat
karyawan dan perusahaan. diselesaikan hari tersebut, karyawan tersebut
Hal ini berkaitan dengan teori kualitas bermaksud untuk menyelesaikannya karena
kehidupan kerja menurut Wayne (dalam dedikasi dan loyalitas terhadap pekerjaannya
Yusuf (2010:2) yang menyatakan bahwa meskipun tidak diperhitungkan waktu lembur.
pimpinan perusahaan perlu menyikapi dengan Tetapi pihak manajemen menentukan bahwa
sebaik-baiknya makna dari konsep Quality of sesuai ketentuan yang ada hal tersebut tidak
Work Life dengan tujuan agar hubungan diperkenankan, akhirnya karyawan tersebut
antara pihak manajemen dengan karyawan akan menyelesaikan pada hari berikutnya. Hal
dapat berjalan dengan baik yang bermuara inilah yang salah satunya menjadi suatu
peningkatan kinerja. Adanya kualitas pertimbangan dan alasan bahwa motivasi
kehidupan kerja juga menumbuhkan kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap
keinginan para karyawan untuk tetap tinggal kinerja perusahaan (Brahmasari dan Agus,
dan bertahan di dalam organisasi. Hasil 2008).
penelitian ini sesuai dengan penelitian yang Penelitian ini memiliki beberapa
dilakukan oleh Anditasari (2011) dan keterbatasan, diantaranya adalah sebagian
Mahardikawanto (2013) yang menyatakan responden mungkin kurang memahami
bahwa kualitas kehidupan kerja karyawan pernyataan dari kuisioner yang diberikan,
mempengaruhi kinerja karyawan. Apabila sehingga kurang mengukur keadaan diri
kualitas kehidupan kinerja karyawan subjek sebenarnya dan kebenaran jawaban
ditingkatkan maka kinerja karyawan juga dari responden bukan keadaan diri responden
akan meningkat. yang sebenarnya karena mengisi kuisioner
Sedangkan motivasi kerja tidak asal-asalan dan sebagian responden yang takut
mempengaruhi kinerja karyawan. Hal ini dinilai tidak baik oleh peneliti.
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Dhermawan, dkk (2012) yang menyatakan
bahwa motivasi tidak berpengaruh signifikan

32
SIMPULAN DAN SARAN Karyawan‟. Skripsi. Institut Pertanian
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Bogor: Fakultas Ekonomi dan
kualitas kehidupan kerja berpengaruh Manajemen.
signifikan terhadap kinerja dengan nilai
Arifin, N. 2012. „Analisis Kualitas Kehidupan
signifikansi 0,000 < 0,05. Nilai R Square
Kerja, Kinerja dan Kepuasan Kerja
0,313 menunjukkan bahwa kualitas kehidupan
Pada CV. Duta Senenan Jepara‟.
kerja mempengaruhi kinerja sebesar 31%,
Journal Economia. Volume 8 No. 1.
sedangkan sisanya 69% dipengaruhi oleh
Hal 11-21. Jepara: STIENU Jepara.
variabel lain. Tetapi lain halnya dengan
motivasi kerja, nilai sig 0,489 > 0,05 Bangun, W. 2012. „Manajemen Sumber Daya
menunjukkan bahwa motivasi kerja tidak Manusia‟. Jakarta: Erlangga.
berpengaruh terhadap kinerja. Tetapi ketika Borman, W.C. and D.H. Brush. 1993. „More
diuji secara bersamaan, variabel kualitas Progress Toward a Taxonomy of
kehidupan kerja dan motivasi kerja memiliki Managerial Performance
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja Requirements‟. Human Performance 6
dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 dan nilai (1): 1-21.
R Square sebesar 0,320 menunjukkan bahwa
kualitas kehidupan kerja dan motivasi kerja Brahmasari, I. A & Agus, S. 2008. „Pengaruh
mempengaruhi kinerja sebesar 32%, Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan
sedangkan sisanya 68% dipengaruhi oleh Budaya Organisasi Terhadap
variabel lain. Kepuasan Kerja Karyawan serta
Bagi peneliti selanjutnya disarankan agar Dampaknya pada Kinerja Perusahaan
menambah variabel lain yang berpengaruh, (Studi kasus pada PT. Pei Hai
sehingga dapat diketahui variabel yang paling International Wiratama Indonesia)‟.
banyak mempengaruhi kinerja atau Jurnal Manajemen dan
menganalisa satu persatu aspek dari kualitas Kewirausahaan. Volume 10. No. 2.
kehidupan kerja yang paling banyak Cascio, W. F. 2006. „Managing Human
mempengaruhi kinerja karyawan agar bisa Resources‟. Colorado: McGraw-Hill.
lebih ditingkatkan lagi. Hal ini dilakukan
Dharmawan, I M. Y. 2011. „Pengaruh
supaya pimpinan atau atasan dapat
Kompensasi dan Lingkungan Kerja
meningkatkan aspek yang paling
Non-Fisik terhadap Disiplin dan
mempengaruhi kinerja karyawan yang
Kinerja Karyawan Hotel Nikki
mengakibatkan optimalnya kinerja yang
Denpasar‟. Tesis Program
diberikan.
Pascasarjana Universitas Udayana.
Denpasar: Universitas Udayana.
DAFTAR PUSTAKA
Dhermawan, dkk. 2012. „Pengaruh Motivasi,
Alzeira, E, R. 2010. „Hubungan Komponen
Lingkungan Kerja, Kompetensi dan
Kualitas Kehidupan Kerja (Quality of
Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja
Work Life) dengan Motivasi Kerja
Dan Kinerja Pegawai di Lingkungan
Pegawai RS Tugu Ibu‟. Skripsi.
Kantor Dinas Pekerjaan Umum
Depok: Fakultas Kesehatan
Provinsi Bali‟. Jurnal Manajemen,
Masyarakat Universitas Indonesia.
Strategi Bisnis dan Kewirausahaan.
Anditasari, D. 2011. „Analisis Faktor-faktor Volume 6, 173. No. 2.
Quality of Work Life (QWL) Sebagai
Pendukung Peningkatan Kinerja

33
Handoko, T. H. 2001. „Manajemen Personalia Buku 1. Terjemahan. Jakarta:
dan Sumber Daya Manusia‟. Salemba Empat.
Yogyakarta: BPFE Press.
May, B. E., et. al. 1999. „A Longitudinal
Hasibuan, M. 2003. „Organisasi dan Motivasi. Study of Quality of Work Life And
Dasar Peningkatan Produktivitas‟. Business Performance‟. South Dakota
Jakarta: Bumi Aksara. Business Review. 58 (2): 1-7.
Husnawati, A. 2006. „Analisis Pengaruh Nawawi, H. 2003. „Manajemen Sumber Daya
Kualitas Kehidupan Kerja Terhadap Manusia untuk Bisnis yang
Kinerja Karyawan Dengan Komitmen Kompetetif‟. Yogyakarta: Gajah
dan Kepuasan Kerja Sebagai Mada University Press.
Intervening Variabel. Studi Pada
Nawawi, H. 2006. „ Evaluasi dan
Perum Pegadaian Kanwil VI
Manajemen Kinerja di Lingkungan
Semarang‟. Tesis. Program Studi
Perusahaan dan Industri‟. Yogyakarta:
Magister Manajemen. Program Pasca
Gadjah Mada University Press.
Sarjana, Universitas Diponegoro,
Semarang. Notoatmodjo, S. 2007. „Promosi dan Perilaku
Kesehatan‟. Jakarta: Rineka Cipta.
Indrarini. 2009. „Pengaruh Motivasi dan
Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Prawiroentono, S. 1999. „Kebijakan Kinerja
Dosen Akademi Swasta di Kota Karyawan, Kiat Membangun
Semarang‟. Tesis. Universitas Negeri Organisasi Kompetitif Menjelang
Semarang: Program Studi Manajemen Perdagangan Bebas Dunia‟. Edisi
Pendidikan. Pertama. Yogyakarta: BPFE.

Kusuma, A. A. 2013. „Pengaruh Motivasi dan Rivai, V. 2008. „Kepemimpinan dan Perilaku
Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Organisasi‟. Edisi Kedua. Jakarta: PT
Karyawan Hotel Muria Semarang‟. Grafindo Persada.
Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Septianto, Dwi. 2010. „Pengaruh Lingkungan
Negeri Semarang. Kerja dan Stres Kerja terhadap
Lubis, K. A. 2008. „Pengaruh Pelatihan dan Kinerja Karyawan (Studi Pada PT
Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pataya Raya Semarang)‟. Skripsi
Karyawan‟. Tesis. Medan: Universitas Program Sarjana Fakultas Ekonomi
Sumatera Utara. Universitas Diponegoro. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Luthans, F. 2006. „Organizational Behaviour‟.
Simamora, H. 2002. „Manajemen Sumber
8th edition, New Yor k: McGraw
Daya Manusia‟. Yogyakarta: STIE
Hill.
YKPN.
Mahardikawanto. 2013. „Pengaruh Disiplin
Soedarnoto, L, F, N. 2004. „Peningkatan
Kerja, Lingkungan Kerja dan Kualitas
Usaha dalam Kualitas Kehidupan
Kehidupan Kerja terhadap Kinerja
Kerja‟. Jakarta: Psikologi Pendidikan
Karyawan RSUD Dr. M. Ashari
dan Bimbingan Fakultas Keguruan
Pemalang‟. Skripsi. Fakultas Ekonomi
dan Ilmu Pendidikan Unika Atma
Universitas Negeri Semarang.
Jaya.
Mathis, R. L., dan J.H. Jackson. 2006.
Sojka, L. 2014. „Specification of the Quality
„Manajemen Sumber Daya Manusia‟.
of Work Life Characteristics in the

34
Slovak Economic Environment‟. Yusuf, T. 2010. „Pengaruh Kualitas
Journal. Vol .46 (no.3: 283 -299). Kehidupan Kerja, Komitmen Kerja
dan Motivasi Terhadap Kepuasan
Sopiah. 2008. „Perilaku Organisasional‟.
Kerja Karyawan (Studi Kasus
Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Karyawan PDAM Makassar)‟. Jurnal
Suwatno, & Donni, J, P. 2011. „Manajemen Ekonomi. Balikpapan: Universitas
SDM dalam Organisasi Publik dan Balikpapan.
Bisnis‟. Cetakan Kesatu. Bandung:
CV. Alfabeta.

35

Anda mungkin juga menyukai