Anda di halaman 1dari 9

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi Asia

Uki Yonda A. dan Sekar Harumi Putri M.: Analisis Pengaruh Work-Life Balance Dan .......................... 77

ANALISIS PENGARUH WORK-LIFE BALANCE DAN


PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KEPUASAN KERJA
KARYAWAN PT.TELKOMSEL, TBK BRANCH MALANG
Uki Yonda Asepta
Dosen Universitas Ma Chung Malang
Sekar Harumi Putri Maruno
Alumni Universitas Machung

ABSTRAK
Karyawan merupakan sebuah aset bagi perusahaan. Karyawan memiliki peran yang sangat penting bagi
perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Dalam mempertahankan kinerja karyawan agar tetap
produktif maka perlu memperhatikan kepuasan kerja pada karyawan. Kepuasan kerja seorang karyawan di
dalam organisasi tidak lepas dari pengembangan karir, dan work-life balance. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui pengaruh Work-life balance dan Pengembangan Karir terhadap Kepuasan Kerja. Jenis
penelitian ini menggunakan metode kuantitatif kausal. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data primer diperoleh dari kuesioner yang disebarkan kepada 30 responden karyawan PT. Telkomsel,Tbk
Branch Malang. Teknik pengumpulan sampel yang digunakan adalah sensus. Metode analisis data yang
digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Work-life balance
dan Pengembangan Karir berpengaruh secara simultan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan. Secara
parsial, work-life balance berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan.
Pengembangan karir berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan, akan tetapi dapat
diketahui bahwa kedua variabel bebas tersebut yang paling dominan pengaruhnya terhadap kepuasan kerja
karyawan adalah work-life balance.
Kata-kata Kunci: work-life balance, pengembangan karir, kepuasan kerja karyawan, organisasi.

ABSTRACT
Employee is an asset to the company. Employees have a very important role for companies to achieve
corporate goals. To keep employee performance to remain productive then it is necessary. Job satisfaction of
an employee within the organization can’t be separated from career development, and work life balance.
This research was conducted to determine the effect of Work-life Balance and Career Development on Job
Satisfaction. This type of research uses a causal quantitative method. The data used for the research is
primary data obtained from questionnaires distributed to 30 respondents employees of PT. Telkomsel, Tbk
Branch Malang. The sampling technique used was the census. Data analysis method used is multiple linear
regression. The results of research indicate that Work-Life Balance and Career Development affect
simultaneously to Employee Satisfaction. Partially, work life balance significantly to employee job
satisfaction. Career development has a significant effect on employee job satisfaction, will be falling again.
The most dominant effect on employee job satisfaction is the work balance.
Keywords: work-life balance, career development, job satisfaction, organization

PENDAHULUAN berupaya semaksimal mungkin dengan segenap


Karyawan merupakan sebuah aset bagi kemampuan yang dimilikinya untuk
perusahaan. Karyawan memegang peran utama menyelesaikan tugas pekerjaannya. Dengan
dalam menjalankan roda kehidupan perusahaan. demikian produktivitas dan hasil kerja karyawan
Untuk tercapainya suatu tujuan dalam perusahaan akan meningkat secara optimal. Menurut
diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang Hasibuan (2007) kepuasan kerja adalah keadaan
memadai, yang sesuai dengan persyaratan dalam emosional yang menyenangkan atau sikap umum
perusahaan, dan juga harus mampu menjalankan terhadap perbedaan penghargaan yang diterima
tugas-tugas yang telah ditentukan oleh dan yang seharusnya diterima. Kepuasan kerja
perusahaan. Apabila karyawan memiliki dipengaruhi beberapa faktor yaitu balas jasa yang
produktivitas dan motivasi kerja yang tinggi, adil dan layak, penempatan yang sesuai dengan
maka akan menghasilkan kinerja dan pencapaian keahlian, berat ringannya pekerjaan, suasana dan
yang baik bagi perusahaan. Dalam lingkungan kerja, peralatan yang menunjang
mempertahankan kinerja karyawan agar tetap pelaksanaan pekerjaan, sikap pemimpin dan
produktif maka perlu memperhatikan kepuasan kepemimpinan dan sifat pekerjaan yang monoton
kerja pada karyawan. Ketika seorang merasakan atau tidak.
kepuasan dalam bekerja tentunya ia akan
78 Jurnal JIBEKA Volume 11 No. 1 Agustus 2017

Kepuasan kerja seorang karyawan di dalam dari survey mengaku kalau mereka tidak memiliki
organisasi tidak lepas dari pengembangan karir, keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan
dan work-life balance. Keseimbangan antara pribadi atau work-life balance. Menurut hasil
kehidupan pribadi dan kehidupan kerja tersebut penelitian oleh Redwood (2009) di Inggris
disebut dengan work-life balance. Menurut mengemukakan bahwa perusahaan yang
Lockwood (2003) Work-life balance adalah suatu mengusahakan karyawan untuk memiliki work-
keadaan seimbang pada dua tuntutan di mana life balance akan menghasilkan pendapatan
pekerjaan dan kehidupan seorang individu adalah tahunan 20% lebih baik daripada perusahaan yang
sama. Work-life balance dalam pandangan tidak mendorong keseimbangan baik antara
karyawan adalah pilihan mengelola kewajiban pekerjaan dan kehidupan pribadi. 60% responden
kerja dan pribadi atau tanggung jawab terhadap mengaku tidak memiliki pengembangan karir,
keluarga. Sedangkan dalam pandangan 54% disebabkan karena karyawan bekerja tidak
perusahaan work-life balance adalah tantangan sesuai dengan latar belakangnya, 53%
untuk menciptakan budaya yang mendukung di menyatakan bahwa karyawan tidak puas dengan
perusahaan di mana karyawan dapat fokus pada karakter atasannya.
pekerjaaan mereka sementara di tempat kerja. Dikutip dari selular.id (2016) yang merilis hasil
Pada umumnya jam kerja karyawan adalah 8 jam analisis tingkat kepuasan karyawan perusahaan
dalam sehari. Namun deadline tugas yang telekomunikasi di Indonesia terhadap gaji dan
diberikan oleh perusahaan menyebabkan tunjangan mereka dengan membandingkan
karyawan harus berkerja lebih dari 8 jam dalam sepuluh sampel perusahaan telekomunikasi
sehari, sehingga karyawan harus menggunakan (Telkom, Telkomsel, Indosat, XL Axiata,
jam lembur (overtime) untuk menyelesaikannya. Smartfren, Telkom Akses, Huawei, Telkom
Pekerja dituntut untuk melaksanakan Sigma, Ericsson dan Biznet). Dari kesepuluh
pekerjaannya dengan maksimal akan tetapi perusahaan telekomunikasi Telkomsel menempati
terkadang perusahaan mengesampingkan posisis teratas dengan tingkat kepuasan karyawan
keseimbangan kehidupan-kerja karyawan yang yaitu sebesar (3,9), menyusul di belakangnya
dilakukannya untuk perusahaan seperti misalnya adalah Ericsson (3,8), Telkom (3,7), XL (3,6),
target penyelesaian tugas yang mendesak Biznet (3,5), Indosat (3,3), diikuti oleh Smartfren,
sehingga terkadang harus kerja lembur (overtime), Huawei, dan Telkom Sigma yang sama-sama
rapat kerja hingga larut malam, serta perjalanan mendapatkan rating 3,2 serta Telkom Akses
bisnis ke luar kota yang akhirnya membuat dengan rating 3,1.
kebutuhan dengan keluarga, lingkungan, maupun PT. Telkomsel,Tbk adalah perusahaan unggulan
pemenuhan untuk pribadi jadi terganggu. yang bergerak dibidang Telekomunikasi selular
Seringkali perusahaan memberikan jumlah tugas dan merupakan perusahaan milik BUMN PT.
atau pekerjaan yang berlebihan yang Telkomsel,Tbk memiliki konsumen yang cukup
mengakibatkan menurunnya produktivitas kerja banyak dan mengklaim sebagai perusahaan
pada karyawan. Hal tersebut menunjukkan bahwa telekomunikasi terbesar di Indonesia. Untuk
seorang individu mengalami kesulitan untuk mempertahankan posisi PT. Telkomsel,Tbk dalam
menyeimbangkan antara kehidupan pribadinya persaingan global perusahaan yang bergerak di
dan pekerjaannya. Ini menunjukkan bahwa work- bidang telekomunikasi lainnya, karyawan PT.
life balance pada suatu perusahaan sangatlah Telkomsel,Tbk dituntut untuk profesional dan
penting. Perusahaan harus memperhatikan harus bisa meningkatkan produktivitas kerjanya.
keseimbangan antara kehidupan pribadi dan Tuntutan dari pekerjaan tersebut membuat
kehidupan kerja karyawannya agar kepuasan kerja karyawan perusahaan harus pandai
pada karyawan tetap terjaga. menyeimbangkan kehidupan pribadi dan
Faktor lain yang berpengaruh terhadap kepuasan kerjanya. Selain itu, perusahaan harus
kerja adalah pengembangan karir. Perencanaan memperhatikan kepuasan kerja pada karyawan
dan pengembangan karir yang jelas dalam PT. Telkomsel,Tbk.
organisasi dapat meningkatkan motivasi kerja PT. Telkomsel,Tbk menerapkan work-
karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya, life balance dengan memberikan fasilitas seperti
sehingga menciptakan rasa puas dalam mushola untuk karyawan beragama muslim
melaksanakan pekerjaannya (Nugroho & menjalankan ibadah dan pantry bagi karyawan
Kunartinah, 2012). untuk selingan ketika karyawan merasa jenuh,
Dikutip dari Jobstreet (2014) Badan Pusat serta memberikan makan siang bagi karyawan.
Statistik Nasional Indonesia melakukan survey Dari uraian latar belakang di atas maka dilakukan
terhadap pengangguran yang ada di Indonesia penelitian dengan mengangkat suatu topik tentang
bahwa jumlah penganguran di negeri ini berkisar “Analisis Pengaruh Work-life balance dan
di angka 7,2 juta. Adapun sebesar 85% responden
Uki Yonda A. dan Sekar Harumi Putri M.: Analisis Pengaruh Work-Life Balance Dan .......................... 79

Pengembangan Karir Terhadap Kepuasan Kerja Berhubungan dengan tingkat kepuasan kerja pada
PT. Telkomsel,Tbk,Tbk Branch Malang”. saat bekerja dan hal-hal di luar pekerjaan.
Tujuan Penelitian Keseimbangan kepuasan adalah kepuasan dari diri
Adapun tujuan dari penelitian sebagai berikut: sendiri yang timbul apabila karyawan
1. Menganalisis apakah Work-life balance menganggap apa yang dilakukannya selama ini
berpengaruh pada kepuasan kerja karyawan PT. cukup baik dan dapat mengakomodasi kebutuhan
Telkomsel,Tbk,Tbk Branch Malang. pekerjaan maupun keluarga. Hal ini dilihat dari
2. Menganalisis apakah pengembangan kondisi yang ada pada keluarga, hubungan dengan
karir berpengaruh pada kepuasan kerja karyawan teman-teman maupun rekan kerja, serta kualitas
PT. Telkomsel,Tbk,Tbk Branch Malang. dan kuantitas yang diselesaikan.
LANDASAN TEORI Pengembangan Karir
Work-life balance Menurut Samsudin (2006) pengembangan karir
Menurut Lockwood (2003) work-life balance adalah suatu usaha meningkatkan kemampuan
adalah suatu keadaan seimbang pada dua tuntutan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan
dimana pekerjaan dan kehidupan seorang individu sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/ jabatan
adalah sama. Dimana work-life balance dalam melalui pendidikan dan latihan. Menurut Nawawi
pandangan karyawan adalah pilihan mengelola (2005) pengembangan karir adalah suatu
kewajiban kerja dan pribadi atau tanggung jawab rangkaian (urutan) posisi atau jabatan yang
terhadap keluarga. Menurut Greenhaus et al. ditempati seseorang selama masa kehidupan
(2003) keseimbangan kehidupan-kerja adalah tertentu. Pengertian ini menempatkan
sejauh mana suatu individu terikat secara bersama posisi/jabatan seseorang pekerja di lingkungan
di dalam pekerjaan dan keluarga, dan sama-sama suatu organisasi/perusahaan, sebagai bagian
puas dengan peran dalam pekerjaan dan peran rangkaian dari posisi/jabatan yang ditempatinya
dalam keluarganya. selama masa kehidupannya. Menurut Handoko
Indikator-indikator untuk mengukur (2001) karir adalah semua pekerjaan jabatan yang
keseimbangan kehidupan-kerja menurut ditangani atau dipegang selama kehidupan kerja
McDonald dan Bradley (2005) yaitu: seseorang.
1. Keseimbangan waktu Indikator-Indikator pengembangan karir menurut
Menyangkut jumlah waktu yang diberikan untuk Wahyudi (2002), diantaranya:
bekerja dan berkegiatan di luar pekerjaan. 1. Penilaian dan Evaluasi: penilaian dan
Keseimbangan waktu adalah jumlah waktu yang evaluasi yang dilakukan mengenai pelaksanaan
dialokasikan oleh karyawan pada pekerjaan pengembangan karir telah berjalan efektif sesuai
maupun kehidupan pribadi mereka dengan dengan aturan yang berlaku, sehingga dapat
keluarga (Ramadhani, 2012). Keseimbangan diketahui hasilnya.
waktu adalah cara yang dapat anda lakukan untuk 2. Prestasi Kerja: kegiatan paling penting
menyeimbangkan waktu anda untuk kegiatan untuk memajukan karir adalah prestasi kerja yang
belajar atau bekerja, bersenang-senang atau tinggi, maka kemajuan karir karyawan.
bersantai, dan beristirahat secara efektif. Jika 3. Latar Belakang Pendidikan: latar
dapat menyeimbangkan waktu diharapkan belakang pendidikan diperhatikan oleh
hasilnya adalah konsentrasi anda akan meningkat, manajemen dalam proses kenaikan
organisasi waktu anda akan lebih baik, pangkat/jabatan sesuai persyaratan dan
produktifitas akan meningkat dan yang terpenting kemampuan karyawan.
tingkat stress anda akan berkurang. 4. Pelatihan yang telah diikuti: pelatihan
2. Keseimbangan keterlibatan yang terprogram dilaksanakan dalam rangka
Tingkat keterlibatan psikologis dan komitmen pengembangan karir, berjalan sesuai dengan
dalam bekerja atau di luar pekerjaan. aturan yang berlaku.
Keseimbangan keterlibatan adalah karyawan
5. Pengalaman Kerja: pengalaman kerja
dapat menikmati waktu dan terlibat secara fisik
dijadikan dasar dalam menentukan
dan emosional dalam kegiatan sosialnya.
pengembangan karir, sehingga berpengaruh
Contohnya waktu karyawan dihabiskan selama 8
terhadap pengembangan karir karyawan.
jam setiap harinya di kantor dan tersisa 5 jam
untuk keluarga, apabila selama 5 jam tersebut 6. Kesetian pada Perusahaan: kesetian pada
karyawan dapat menikmati waktu dan terlibat perusahaan dijadikan dasar dalam menentukan
secara fisik dan emosional dalam kegiatan kemajuan karir seseorang.
sosialnya, maka keseimbangan keterlibatan akan Kepuasan kerja
tercapai. Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan sesuatu
3. Keseimbangan kepuasan yang bersifat individual. Setiap individu memiliki
tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai
80 Jurnal JIBEKA Volume 11 No. 1 Agustus 2017

dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. hubungan personal yang baik dengan bawahan
Makin tinggi penilaian terhadap kegiatan serta mau memahami kepentingan bawahan
dirasakan sesuai dengan keinginan individu, maka memberikan kontribusi positif bagi kepuasan
makin tinggi kepuasannya terhadap kegiatan pegawai, dan partisipasi bawahan dalam
tersebut. Kepuasan kerja mempengaruhi tingkat pengambilan keputusan memberikan dampak
kedisiplinan karyawan, artinya jika kepuasan positif terhadap kepuasan pegawai.
diperoleh dari pekerjaan, maka kedisiplinan d. Kepuasan terhadap Rekan Kerja
karyawan baik. Sebaliknya jika kepuasan kerja Tingkat dimana rekan kerja pandai secara teknis
kurang tercapai dalam pekerjaannya maka dan mendukung secara sosial. Bagi kebanyakan
kedisiplinan karyawan rendah. Menurut Suwatno pegawai, kerja merupakan salah satu cara untuk
(2001) Kepuasan kerja adalah merupakan suatu memenuhi kebutuhan interaksi sosial. Oleh
kondisi psikologis yang menyenangkan atau karena itu mempunyai rekan kerja yang
perasaan karyawan yang sangat subyektif dan menyenangkan dapat meningkatkan kepuasan
sangat tergantung pada individu yang kerja.
bersangkutan dan lingkungan kerjanya, dan e. Kepuasan terhadap Promosi
kepuasan kerja merupakan suatu konsep Mengacu pada sejauh mana pergerakan atau
multificated (banyak dimensi), ia dapat mewakili kesempatan maju diantara jenjang berbeda dalam
sikap secara menyeluruh atau mengacu pada organisasi. Keinginan untuk promosi mencakup
bagian pekerjaan seseorang. Sedangkan Husein keinginan untuk pendapatan yang lebih tinggi,
(2005) berpendapat bahwa kepuasan kerja adalah status sosial, pertumbuhan secara psikologis dan
penilaian atau cerminan dari perasaan pekerja keinginan untuk rasa keadilan.
terhadap pekerjaannya. Hal ini tampak dalam Hipotesis Penelitian
sikap positif pekerja terhadap pekerjaannya dan Hipotesis adalah dugaan sementara atau jawaban
segala sesuatu yang dihadapi lingkungan sementara dan masih harus dibuktikan
pekerjaannya. Siagian (2005) berpendapat bahwa kebenarannya (Sugiyono, 2009). Berdasarkan
kepuasan kerja merupakan suatu cara pandang rumusan masalah yang telah dikemukakan
seseorang, baik yang bersifat positif maupun sebelumnya, maka peneliti merumuskan hipotesis
bersifat negatif, tentang pekerjaannya. Banyak sebagai berikut:
faktor yang perlu mendapat perhatian dalam H1: Work-life balance berpengaruh terhadap
menganalisis kepuasan kerja seseorang. Berbagai Kepuasan kerja karyawan.
penelitian telah membuktikan bahwa apabila H2: Pengembangan karir berpengaruh terhadap
dalam pekerjaannya seseorang mempunyai Kepuasan kerja karyawan.
otonomi untuk bertindak, terdapat variasi, Hipotesis ini berdasarkan penelitian terdahulu
memberikan sumbangan penting dalam Ganapathi & Gilang (2016) yang menyatakan
keberhasilan organisasi dan karyawan bahwa work-life balance yang terdiri dari
memperoleh umpan balik tentang hasil pekerjaan keseimbangan waktu, keseimbangan keterlibatan
yang dilakukannya, yang bersangkutan akan dan keseimbangan kepuasan kerja yang
merasa puas. Bentuk program perkenalan yang berpengaruh secara parsial dan simultan. Dan
tepat serta berakibat pada diterimanya seseorang berdasarkan penelitian terdahulu oleh Putri dan
sebagai anggota kelompok kerja, situasi Kusumastuti (2014) dengan judul “Pengaruh
lingkungan berakibat pada tingkat kepuasan kerja Pengembangan Karir terhadap Kepuasan Kerja
yang tinggi. Pegawai Tetap Direktorat Human Resource
Indikator yang digunakan untuk mengukur Development di Kantor Pusat PT. Pertamina
kepuasan kerja menurut Robbins (2007): (Persero)” yang menyatakan bahwa
a. Kepuasan terhadap Gaji pengembangan karir memiliki pengaruh yang
Gaji merupakan upah yang diperoleh seseorang positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja
sebanding dengan usaha yang dilakukan dansama pegawai tetap Direktorat Human Resource
dengan upah yang diterima oleh orang lain dalam Development di Kantor Pusat PT. Pertamina
posisi yang sama. (Persero).
b. Kepuasan terhadap Pekerjaan Itu Sendiri Model Penelitian
Sejauh mana pekerjaan menyediakan kesempatan Berikut adalah model penelitian dalam penelitian
seorang untuk belajar memperoleh tanggung ini, variabel X1 (work-life balance) dan X2
jawab dalam suatu tugas tertentu dan tantangan (pengembangan karir) berpengaruh terhadap
untuk pekerjaan yang menarik. variabel Y (kepuasan kerja karyawan).
c. Kepuasan terhadap Sikap Atasan
Sejauh mana perhatian bantuan teknis dan
dorongan ditunjukkan oleh supervisor terdekat
terhadap bawahan. Atasan yang memiliki
Uki Yonda A. dan Sekar Harumi Putri M.: Analisis Pengaruh Work-Life Balance Dan .......................... 81

Gambar 1. Model Penelitian

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian Kuantitatif
yaitu penelitian yang berupa angka-angka dan
analisis menggunakan statistik. Penelitian
kuantitatif bertujuan untuk menunjukkan
hubungan antar variabel, menguji teori, dan
mencari generalisasi yang mempunyai nilai
prediktif. Sedangkan jenis penelitiannya ini
dikategorikan sebagai penelitian kausal
komparatif. Penelitan kausal kompartif adalah
merupakan penelitian yang berupaya untuk
menciptakan hubungan sebab akibat. Menurut
Husein (2012) desain kausal digunakan untuk
mengukur kuat hubungan dan pengaruh antar Data, Sumber Data, dan Pengumpulan Data
variabel dalam penelitian. Sumber data yang digunakan dalam
Variabel dan Definisi Operasional Variabel penelitian ini adalah data primer. Menurut
Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu Narimawati (2008) Data primer adalah data yang
variabel independen dan variabel dependen. berasal dari sumber asli atau pertama. Data yang
Menurut Sugiyono (2011) variabel independen diperoleh secara langsung dari sumber data
atau variabel bebas merupakan variabel yang didapat dari hasil kuesioner yang diberikan
mempengaruhi atau yang menjadikan sebab kepada seluruh staff PT.Telkomsel,Tbk Branch
perubahannya atau timbulnya variabel dependen Malang.
(terikat). Merupakan sebab yang diperkirakan dari Teknik pengumpulan data yang
beberapa perubahan dalam variabel terikat digunakan dalam penelitian ini adalah penyebaran
biasanya dinotasikan dengan simbol X. (X1) kuesioner. Menurut Riduwan (2010) angket
work-life balance dan (X2) pengembangan karir. adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada
Variabel dependen atau terikat orang lain yang bersedia memberikan respon
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang sesuai dengan permintaan pengguna. Teknik
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. penyebaran kuesioner dipilih karena lebih mudah
Keberadaan variabel ini dalam penelitian untuk mengumpulkan data dari sampel yang
kuantitatif adalah sebagai variabel yang dijelakan berjumlah banyak dan lebih efesien dalam
dalam fokus topik penelitian, disimbolkan dengan penghematan waktu.
(Y) yaitu kepuasan kerja. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini
Berikut merupakan tabel dari variabel dan definisi adalah kuesioner tertutup menggunakan skala
operasional variabel. pengukuran interval dengan model Skala Likert.
Tabel 1. Definisi Operasional Menurut Sugiyono (2007) skala Likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat dan presepsi
seseorang atau kelompok orang tentang fenomena
sosial. Jawaban dari skala likert mempunyai
gradasi dari sangat positif sampai dengan negatif.
Bobot nilai setiap responden dijumlahkan
sehingga diperoleh skor total. Skala ini biasanya
menggunakan skala 1-5 yang memiliki nilai ujung
yang menyatakan sangat setuju dan sangat tidak
setuju (Malhotra dan Peterson, 2006).
Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian
(Arikunto, 2006). Sedangkan populasi menurut
82 Jurnal JIBEKA Volume 11 No. 1 Agustus 2017

Sugiono (2003) adalah wilayah generalisasi yang Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini dapat juga
terdiri atas subjek atau objek oleh peneliti untuk dikatakan sebagai berikut:
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya. Ho ditolak jika F hitung > F Tabel
Populasi pada perusahaan telkomsel berjumlah 47 Ha diterima jika F hitung < F Tabel
orang yang terbagi menjadi 2 yaitu karyawan
organik dan non organik. Karyawan organik Tabel 2 F Test
merupakan karyawan tetap perusahaan
PT.Telkomsel,Tbk yang berjumlah 30 orang,
sedangan non organik merupakan karyawan
outsourcing berjumlah 17 orang. Pada penelitian
ini menggunakan populasi seluruh staff organik
yang ada pada PT.Telkomsel,Tbk Branch
Malang. Total keseluruhan staff organik yang ada Berdasarkan Tabel di atas nilai F hitung sebesar
pada PT. Telkomsel,Tbk Branch Malang adalah 19,999. Sedangkan F Tabel (α = 0.05 ; db regresi
30 orang, sehingga populasi dalam penelitian ini = 2 : db residual = 27) adalah sebesar 3,354.
30 orang. Karena F hitung > F Tabel yaitu 19,999>3,354
Metode yang digunakan dalam penarikan sampel atau nilai sig F (0,000) <α = 0.05 maka model
ini adalah sampling jenuh atau sensus. Pengertian analisis regresi adalah signifikan. Hal ini berarti
dari sampling jenuh atau sensus menurut Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat
Sugiyono (2008), sampling jenuh atau sensus disimpulkan bahwa variabel terikat (Kepuasan
adalah teknik penentuan sampel bila semua kerja karyawan (Y)) dapat dipengaruhi secara
anggota populasi digunakan sebagai sampel. signifikan oleh variabel bebas (Work-life balance
Sehingga sampel dalam penelitian ini adalah (X1), Pengembangan karir (X2)).
jumlah keseluruhan staff yang ada pada Uji Hipotesis Parsial (t Test)
perusahaan PT.Telkomsel Branch Malang yaitu t test digunakan untuk mengetahui
30 responden. Menurut Bailey (1999) penelitian apakah masing-masing variabel bebas secara
yang menggunakan analisis data dengan statistik, parsial mempunyai pengaruh yang signifikan
ukuran sampel paling minimum adalah 30 terhadap variabel terikat. Dapat juga dikatakan
responden. jika t hitung > t Tabel atau -t hitung < -t Tabel
Teknik Analisis Data maka hasilnya signifikan dan berarti Ho ditolak
Teknik analisis data yang digunakan dan Ha diterima. Sedangkan jika t hitung < t
adalah regresi linier berganda. Regresi linear Tabel atau -t hitung > -t Tabel maka hasilnya
berganda ditujukan untuk menentukan hubungan tidak signifikan dan berarti Ho diteima dan Ha
linear antar beberapa Variabel bebas yang biasa ditolak.
disebut X1, X2, X3, dan seterusnya dengan Tabel 3. UJI t Test
variabel terikat yang disebut Y (Situmorang,
2008). Model persamaannya adalah sebagai
berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2+ e
Keterangan:
Y = Kepuasan kerja karyawan
α = Konstanta Berdasarkan Tabel 3 diperoleh Hasil sebagai
X1 = Work-life balance berikut :
X2 = Pengembangan karir 1. t test antara X1 (Work-life balance)
β1, β2, β3 = Koefisien Regresi dengan Y (Kepuasan kerja karyawan)
e = error (pengganggu) menunjukkan t hitung = 2,588. Sedangkan t Tabel
(α = 0.05 ; db residual =27) adalah sebesar 2,052.
HASIL Karena t hitung > t Tabel yaitu 2,588 > 2,052 atau
Dalam penelitian ini menggunakan data primer nilai sigs t (0,015) <α = 0.05 maka pengaruh X1
degan obyek penelitian PT.Telkomsel,Tbk (Work-life balance) terhadap kepuasan kerja
Branch Malang. karyawan adalah signifikan. Hal ini berarti Ho
Uji Hipotesis Simultan (F Test) ditolak dan Ha diterima sehingga dapat
Pengujian secara simultan digunakan untuk disimpulkan bahwa kepuasan kerja karyawan
mengetahui apakah hasil dari analisis regresi dapat dipengaruhi secara signifikan oleh work-life
signifikan atau tidak, dengan kata lain model yang balance atau dengan meningkatkan work-life
diduga tepat/sesuai atau tidak. Jika hasilnya balance maka kepuasan kerja karyawan akan
signifikan, maka Ho ditolak dan Ha diterima. mengalami peningkatan secara nyata.
Sedangkan jika Hasilnya tidak signifikan, maka
Uki Yonda A. dan Sekar Harumi Putri M.: Analisis Pengaruh Work-Life Balance Dan .......................... 83

2. t test antara (X2) pengembangan karir work-life balance mulai diterapkan di beberapa
dan kepuasan kerja karyawan (Y) t hitung 2,424. departemen pemerintahan seperti waktu bekerja
Karena t hitung > t Tabel yaitu 2,424 >2,052 atau sesuai batas. Setelah beberapa waktu hasil
nilai sig t (0,022) <α = 0.05 maka pengaruh X2 penerapan work-life balance menunjukkan hal
(pengembangan karir) terhadap kepuasan kerja yang positif, produktivitas meningkat,
karyawan adalah signifikan pada alpha 5%. Hal pengeluaran berkurang dikarenakan angka keluar
ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima sehingga masuk karyawan berkurang, angka absen semakin
dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja menurun dan komitmen karyawan kepada
karyawan dapat dipengaruhi secara signifikan perusahaan pun semakin tinggi. Hal ini dapat
oleh pengembangan karir atau dengan menjadi catatan untuk para pelaku usaha dan
meningkatkan pengembangan karir maka jajaran manajemen perusahaan bahwa jika mereka
kepuasan kerja karyawan akan mengalami bersedia untuk menerapkan work-life balance
peningkatan secara nyata. kepada karyawannya di tempat kerja maka
Dari Hasil keseluruhan dapat disimpulkan bahwa perusahaan tersebut akan menjadi lebih
variabel bebas mempunyai pengaruh yang menyenangkan, efisien, dan produktif.
signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan Sedangkan di Indonesia Belum banyak
secara simultan dan parsial. Diketahui bahwa perusahaan yang melihat ketidakseimbangan
kedua variabel bebas tersebut yang paling antara work and life sebagai isu. Namun
dominan pengaruhnya terhadap kepuasan kerja dengan perkembangan jaman dan teknologi
karyawan adalah work-life balance karena yang cukup pesat, Generasi Milenial (Gen Y)
memiliki nilai koefisien beta dan t hitung paling sudah mulai sadar akan isu ini. Kepentingan
besar. personal dan keluarga sering konflik dengan
PEMBAHASAN tuntutan pekerjaan dan profesional. Alhasil
Work-life balance berpengaruh banyak orang merasa bahwa hidup berjalan di
terhadap kepuasan kerja karyawan. Hal ini sejalan luar kontrol mereka. Kondisi burn-out dan
dengan hasil penelitian dari Ganipathi dan Gilang tingkat turnover yang tinggi menjadi salah satu
(2016) yang menyatakan berdasarkan hasil akibat dari ketidakseimbangan antara work dan
pengujian parsial dengan variabel work-life life. Bagi perusahaan, isu ini menjadi penting
balance yang diwakilkan dengan indikator ketika ketidakseimbangan work dan life
keseimbangan kepuasan berpengaruh secara menyebabkan turunnya produktivitas dan efisiensi
signifikan terhadap kepuasan kerja. kerja karyawan. Menurut hasil penelitian the
Namun perusahaan perlu American Sociological Review (2014) konflik
memperhatikan lagi pada kondisi ruangan kerja antara pekerjaan dan keluarga tidak sepenuhnya
pada karyawan. Hal ini berdasarkan dari jawaban merupakan masalah individual namun juga bisa
reponden mengenai kondisi ruang kerja karyawan diselesaikan secara sistematis dengan sedikit
yang membuat nyaman pada karyawan memiliki manajemen kepemimpinan dalam perusahaan.
rata-rata yang paling rendah. Dikutip dari Maka, Human Resource harus mulai
Kompasiana.com (2015) rasa aman dan nyaman memperhatikan isu ini baik untuk diri sendiri
merupakan hal yang sangat penting untuk maupun untuk perusahaan. Komitmen untuk
diperhatikan dalam suatu lingkungan kerja karena menyeimbangkan kehidupan kerja dengan
kondisi kualitas lingkungan yang baik akan kehidupan pribadi harus dimulai dari dua belah
memberikan rasa nyaman dan sehat yang pihak. HR bisa melakukan langkah untuk
mendukung kinerja dan produktivitas manusia. mendorong perkembangan budaya yang
Kualitas lingkungan kerja yang baik dan sesuai mengutamakan respect dan trust dalam
dengan kondisi manusia sebagai pekerja akan perusahaan. Menjadi sangat penting bagi
mendukung kinerja dan produktivitas kerja yang perusahaan untuk mengetahui kebutuhan
dihasilkan. Oleh karena itu lingkungan kerja harus karyawan yang berbeda-beda dan mengadopsi
ditangani dan atau didesain sedemikian sehingga pendekatan-pendekatan HR yang bisa mendorong
menjadi kondusif terhadap pekerja untuk keberhasilan work-life balance karyawan dalam
melaksanakan kegiatan dalam suasana yang aman perusahaan. Bisa dengan mencoba menggunakan
dan nyaman. Evaluasi lingkungan dilakukan “employee engagement survey” atau survei simpel
dengan cara pengukuran kondisi tempat kerja dan untuk menanyakan feedback karyawan. Setelah
mengetahui respon pekerja terhadap paparan mengetahui kebutuhan karyawan bisa mulai
lingkungan kerja. memetakan kebutuhan mana yang bisa dipenuhi
Jobstreet.co.id (2013) menulis bahwa dan selaras dengan tujuan perusahaan. Inisiatif
di Singapura pemerintah mendukung permintaan sederhana seperti adanya ruangan menyusui, jam
masyarakatnya yang menginginkan work-life kerja yang lebih fleksibel bagi para orang tua,
balance dalam kehidupan mereka, bahkan sistem tersedianya makan siang dari perusahaan, atau
84 Jurnal JIBEKA Volume 11 No. 1 Agustus 2017

sesederhana pantry untuk karyawan bisa menjadi Penelitian ini dilakukan untuk
awalan bagus untuk menunjukkan bahwa mengetahui variabel mana sajakah yang
perusahaan peduli pada karyawan dan ingin mempunyai pengaruh pada Kepuasan Kerja
mereka mendapatkan work-life balance Karyawan. Dalam penelitian ini variabel bebas
(Karir.com, 2016). Kompasiana.com (2013) yang digunakan adalah variabel Work-life balance
menanggapi bahwa beberapa orang berpendapat dan Pengembangan Karir sedangkan variabel
work-life balance adalah tentang keseimbangan di terikat yang digunakan adalah Kepuasan Kerja
dalam pikiran dan jiwa, bukanlah keseimbangan Karyawan.
fisik dan waktu. Bukan sekedar "bagi-bagi waktu" Hasil pada penelitian menunjukkan bahwa:
antara urusan kerja dan keluarga atau kerja dan 1. Work-life balance berpengaruh secara
urusan spiritual atau antara kerja dan urusan diri positif terhadap kepuasan kerja karyawan di PT.
sendiri. Jika menganut prinsip WLB sebagai Telkomsel,Tbk Branch Malang. Semakin baik
prinsip bagi waktu maka tak akan pernah bisa work-life balance karyawan dengan
"adil". WLB adalah tentang manajemen diri dan memperhatikan keseimbangan kepuasan yang ada
wisdom diri. maka semakin baik pula kepuasan kerja yang
Dalam beberapa paparan mengenai isu- diperoleh oleh perusahaan dan karyawan.
isu work-life balance seperti di atas dapat 2. Pengembangan karir berpengaruh secara
disimpulkan bahwa work-life balance dapat positif terhadap kepuasan kerja karyawan pada
dibangun dengan mengefektifkan penggunaan PT. Telkomsel,Tbk Branch Malang.
waktu pada masing-masing individu kemudian 3. Work-life balance dan pengembangan
didukung oleh perusahaan dengan melihat work- karir memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
life balance berdasarkan kebutuhan karyawan Kepuasan Kerja Karyawan secara simultan.
seperti ruang kerja yang nyaman seperti apa yang Saran
dibutuhkan oleh karyawan. Adapun saran-saran yang dapat
Pengembangan karir berpengaruh dikemukakan dari hasil penelitian dan
terhadap kepuasan kerja karyawan. Hal ini selaras pembahasan adalah sebagai berikut:
dengan penelitian Kurniawan (2015) yaitu 1. Diharapkan pihak perusahaan dapat
Pengembangan Karir berpengaruh signifikan mempertahankan work-life balance pada
terhadap Kepuasan Kerja secara parsial. karyawan, karena variabel work-life balance
Namun perusahaan perlu mempunyai pengaruh yang dominan dalam
memperhatikan lagi latar belakang pendidikan mempengaruhi kepuasan kerja karyawan
karyawan, hal tersebut berdasarkan rata-rata diantaranya yaitu memperhatikan kenyamanan
terendah dari jawaban responden mengenai latar pada kondisi ruang kerja karyawan dengan
belakang pendidikan karyawan mempengaruhi mempertimbangkan beberapa hal diantaranya
pengembangan karir di PT. Telkomsel. Menurut layaknya bangunan, tata letak ruang kantor sudah
penelitian yang dilakukan oleh Wibowo (2012) sesuai dengan kebutuhan karyawan atau belum
menyatakan bahwa latar belakang pendidikan dan sesuai, dan konsep tatanan ulang pada ruangan
pengalaman kerja karyawan menentukan kualitas karyawan. Dengan mempertimbangkan hal-hal
dan kuantitas kinerja karyawan. Semakin tinggi tersebut maka dapat meningkatkan work-life
latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja balance dengan keseimbangan kepuasan.
seseorang, maka orang tersebut memiliki tingkat 2. Kesempatan pengembangan karir dan
pengetahuan dan keterampilan yang lebih pelatihan kepada karyawan lebih ditingkatkan
dibandingkan dengan seseorang yang tidak dengan memberikan pendidikan dan pelatihan
memiliki latar belakang pendidikan serta yang lebih sesuai dengan yang dibutuhkan oleh
pengalaman kerja. Pengetahuan juga mencangkup karyawan tersebut agar membantu karyawan
kemampuan untuk memahami dan menerapkan dalam menggali potensi yang sudah dimiliki,
informasi pada tanggung jawab pekerjaan. sehingga pelatihan yang diberikan menunjang
Sedangkan keterampilan merujuk pada pengembangan karir pada karyawan. Seperti
kemampuan fisik yang dibutuhkan untuk pelatihan motivasi untuk memotivasi karyawan
mencapai atau menjalankan suatu tugas atau agar berprestasi dan selalu berusaha
pekerjaan. Maka dari itu, tingkat pengetahuan dan meningkatkan kinerjanya dengan begitu maka
keterampilan yang dimiliki seseorang yang karyawan dapat pertimbangan untuk naik jabatan
memiliki latar belakang pendidikan dan atau memiliki pengembangan karir.
pengalaman kerja yang lebih tinggi diharapkan 3. Mengingat variabel bebas dalam
mampu menghasilkan kinerja yang lebih baik. penelitian ini merupakan hal yang sangat penting
KESIMPULAN DAN SARAN dalam mempengaruhi kepuasan kerja karyawan
Kesimpulan diharapkan hasil penelitian ini dapat dipakai
sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya untuk
Uki Yonda A. dan Sekar Harumi Putri M.: Analisis Pengaruh Work-Life Balance Dan .......................... 85

mengembangkan penelitian ini dengan Kompetitif. Yogyakarta: Gajah Mada University


mempertimbangkan variabel-variabel lain diluar Press.
variabel yang sudah masuk dalam penelitian ini. 19. Nirmawati, U. (2008). Metodologi
Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif: Teori dan
DAFTAR PUSTAKA Aplikasi. Bandung: Agung Media.
1. Akdon & Riduwan. (2010). Rumus dan 20. Nugroho, D., & Kunartinah. (2012).
Data Dalam Analisis Statistika. Cet 2. Bandung: Analisis Pengaruh Kompensasi dan
Alfabeta. Pengembangan Karier terhadap Kepuasan Kerja
2. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian dengan Mediasi Motivasi Kerja. Jurnal Bisnis dan
Suatu Pendekatan Praktek. Cetakan Ketigabelas. Ekonomi Vol.19, No.2.
Jakarta: Rineka Cipta. 21. Redwood, M. (2009). The Impact of
3. Bailey, D. K. (1999). Methods of Social Work-life balance and Family Friendly Human
Research. New York: the Free Press. Resource Policies on Employees Job Satisfaction.
4. Ganapathi, D. M. I., & Gilang, A. Dissertation. United States: Nova Southeastern
(2016). Pengaruh Work-life Balance Terhadap University.
Kepuasan Kerja Karyawan (Studi pada PT. Bio 22. Robbins, S. (2007). Perilaku Organisasi.
Farma Persero). Ecodemica, Vol. IV No.1. Jakarta: Salemba Empat.
5. Greenhaus, H. J., Collins, M. K., & 23. Samsudin, S. (2006). Manajemen
Shaw, D. J. (2003). The Relation Between Work- Sumber Daya Manusia. Cetakan ke1. Bandung:
Family Balances and Quality Of Life. Journal of Pustaka Setia.
Vocational Behaviour Vol.63 pp: 510-531. 24. Seluler. (2016). Soal Gaji dan Tunjangan
6. Handoko, T. H. (2001). Manajemen Karyawan, Telkomsel Paling Tinggi. Diakses
Personalia dan Sumber daya Manusia. Edisi pada 17 Maret 2017 www.seluler.id
Kedua.Yogyakarta: BFE. 25. Siagian, S. P. (2005). Organisasi
7. Hasibuan, M. (2007). Manajemen Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi.
Sumber Daya Manusia. Jakarta: Haji Mas Agung. Jakarta: Haji Mas Agung.
8. Husein, U. (2005). Riset Sumber daya 26. Situmorang, H. (2008). Filasafat Ilmu
manusia dalam organisasi. Jakarta: Gramedia. dan Metode Riset. Medan: Usu Press.
9. Husein, U. (2012). Metode Penelitian 27. Sugiyono. (2003). Metode Penelitian
untuk Skripsi dan Tesis. Jakarta: Rajawali. Bisnis. Bandung: Pusat Bahasa Depdiknas.
10. JobStreet. (2013). Bekerja Sesuai Batas. 28. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian
Diakses pada 13 Mei 2017 www.Jobstreet.co.id. Kunatitatif Kualitatif dan R&D.
11. JobStreet. (2014, Mei). 73% Karyawan Bandung:Alfabeta.
Tidak Puas dengan Pekerjaan Mereka. Diakses 29. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian
pada 9 Maret 2017 www.Jobstreet.co.id. Bisnis (Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan
12. Kompasiana. (2013). Work-life Balance R&D).Bandung: Alfabeta.
Menciptakan Etos Kerja yang Unggul. Diakses 30. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
pada 13 Mei 2017 www.Kompasiana.com. Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
13. Kompasiana. (2015). Pengaruh 31. Suwatno. (2001). Asas-asas Manajemen.
Kebisingan, Temperatur, dan Pencahayaan Bandung: Suci Press
Terhadap Performa Kerja. Diakses pada 5 Mei 32. Wahyudi, B. (2002). Manajemen Sumber
2017 www.Kompasiana.com. Daya Manusia. Bandung: Sulita.
14. Lockwood, N. R. (2003). Work/Life 33. Wibowo. (2012). Manajemen Kinerja
Balance: Challenges and Solutions. Research (Edisi ke 3). Jakarta: Rajawali Pers.
Quaterly, 1-10.
15. Lockwood, N. R. (2003). Work/Life
Balance: Challenges and Solutions. Research
Quaterly, 1-10.
16. Malhotra, N., & Peterson. (2006). Basic
Marketing Research: A Decision-Making
Approach. (2nd ed). New Jersey: Pearson
Education, Inc.
17. McDonald, P., & Bradley, L. M. (2005).
The Case for Work/Life Balance: Closing the Gap
Between Policy and Practice. 20:20 Series 15.
18. Nawawi, H. H. (2005). Manajemen
Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang

Anda mungkin juga menyukai