Anda di halaman 1dari 10

Analitika: Jurnal Magister Psikologi UMA, Vol.

10 (2) Desember (2018)


ISSN: 2085-6601 (Print), ISSN: 2502-4590 (Online),
DOI: http://dx.doi.org/10.31289/analitika.v10i2.1998

ANALITIKA
Jurnal Magister Psikologi UMA
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/ analitika

Hubungan Job Characteristic terhadap Turnover Intention pada


Karyawan

The Relationship between Employee’s Job Characteristic and


Turnover Intention

Mukhaira El Akmal* & Rislisa


Fakultas Psikologi, Universitas Prima Indonesia, Indonesia
Diterima: November 2018, disetujui: Desember 2018, dipublish: Desember 2018

*Corresponding author: E-mail: mukhaira.akmal@gmail.com


Abstrak
Salah satu faktor yang mempengaruhi turnover intention adalah job characteristic. Faktor ini akan menentukan
persepsi karyawan dalam memiliki keinginan untuk keluar dari suatu perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan job characteristic terhadap turnover intention karyawan di PT. XY. Hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara job characteristic dan turnover intention. Subjek dalam
penelitian ini adalah karyawan PT XY yang berjumlah 60 orang, yang diperoleh melalui teknik total sampling. Data
diperoleh dari skala untuk mengukur job characteristic dan turnover intention. Analisis data yang digunakan
adalah uji korelasi product moment. Hasil analisis data menunjukkan bahwa koefisien korelasi sebesar -0.524
dengan sig. sebesar 0.000 (p <0.05). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara job characteristic
terhadap turnover intention serta memiliki sumbangan efektif yang diberikan variabel turnover intention sebesar
27.5% dan selebihnya 72.5% dipengaruhi oleh faktor lain. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara job characteristic dan turnover intention dapat diterima.
Kata Kunci: Job Characteristic, Turnover Intention, Karyawan

Abstract
One of the factors that influence turnover intention is job characteristic. This study is aimed to determine the
relationship of job characteristic to employee turnover intention in PT. XY. Hypothesis that proposed in this research is
that there is a relationship between job characteristic and turnover intention. 60 Workers from PT. XY participated in
this study which obtained by total sampling technique. Data is obtained from the scale to measure job characteristic
and turnover intention. A Product moment correlation test was used to analyze the data. The result of data analysis
shown that the correlation coefficient is -0.524 with sig. of 0.000 (p <0.05). This study shows that there is a negative
relationship between job characteristic to turnover intention and the effective correlation (contribution) that is given
from turnover intention is 27.5% and the other 72.5% is affected by other factors. Base on the result ini this study, it
can be concluded that the hypothesis is accepted and there is a relationship between job characteristic and turnover
intention.
Keywords: Job Characteristic, Turnover Intention, Employee.

How to Cite: Akmal, M.E. & Rislisa, (2018), Hubungan Job Characteristic Terhadap Turnover Intention
pada Karyawan, Analitika: Jurnal Magister Psikologi UMA, 10 (2): 87 – 96.

87
Mukhaira El Akmal & Rislisa, Hubungan Job Characteristic Terhadap Turnover Intention pada

PENDAHULUAN organisasi tidak akan ada. Disamping itu,


Di era saat ini tingkat globalisasi memberikan tantangan baru
perekonomian masyarakat semakin bagi dunia. Dampak nyata globalisasi
terasa sulit, perusahaan dituntut untuk bagi perusahaan adalah persaingan kerja
mampu mengelola manajemennya agar yang menjadi semakin ketat. Apabila
dapat bertahan dan mengembangkan diri perusahaan tidak menyadari pentingnya
sesuai dengan tujuan yang digariskan di menjaga sumber daya manusia, maka
awal pembentukannya. Semua akan banyak karyawan yang memilih
perusahaan, yang bergerak di bidang keluar dan mengakibatkan tingkat
apapun, seperti bidang produksi, turnover menjadi tinggi. Turnover sendiri
industri, maupun jasa, pada umumnya memiliki arti, yaitu aliran karyawan yang
bertujuan untuk mendapatkan masuk dan keluar perusahaan
keuntungan. Perusahaan membutuhkan (Ranupandojo & Suad dalam Sianipar &
sistem manajemen yang baik untuk Haryanti, 2014).
mendukung keberlangsungan Lee dan Mitchell (dalam Brett &
perusahaan secara terus-menerus agar Drasgow, 2002), menyatakan turnover
tujuan yang diinginkan dapat tercapai. sebagai keputusan karyawan untuk
Salah satu faktor yang memegang berhenti dari pekerjaannya. Karyawan
peranan besar dalam menggerakkan yang merasa tidak puas dengan
perusahaan untuk mencapai tujuannya pekerjaan atau perusahaannya
adalah pengelolaan sumber daya diasumsikan akan mempertimbangkan
manusia. keuntungan spesifik ketika berhenti dari
Pengelolaan sumber daya manusia pekerjaannya. Idealnya suatu
dalam suatu organisasi merupakan hal perusahaan memiliki tingkat turnover
yang penting. Organisasi yang memiliki yang tidak lebih dari 10% per-tahun.
sumber daya manusia yang baik, akan Arthur (dalam Koesmono, 2006)
memiliki kekuatan kompetitif pada menyatakan bahwa dalam berbagai hal
organisasi bisnisnya (Wisantyo dan di dalam perusahaan, karyawan
Madiistriyatno, 2015). Sumber daya mempunyai kewajiban untuk
manusia dipandang sebagai asset menyatakan loyal kepada perusahaan,
perusahaan yang penting, karena karena dengan kesetiaan yang dimiliki
manusia merupakan sumber daya yang oleh karyawan akan sangat berdampak
dinamis dan selalu dibutuhkan dalam kepada kinerja perusahaan. Kesetiaan
tiap proses produksi barang dan jasa yang dimiliki karyawan terhadap
(Nasution, 2009) perusahaan, merupakan bukti suatu
Pentingnya kedudukan sumber keadaan di saat seorang karyawan
daya manusia bagi perusahaan memihak organisasi tertentu serta
tampaknya disadari benar oleh para tujuan-tujuan dan keinginan untuk
paraktisi dan pimpinan organisasi. Cascio mempertahankan keanggotaan dalam
(2003) menyatakan bahwa organisasi perusahaan tersebut (Robbins, 2007).
dikelola dan dijalankan oleh sumber Menurut teori dari Dreher, Intensi
daya manusia, tanpa mereka, maka turnover adalah prediktor terbaik

88
Analitika: Jurnal Magister Psikologi UMA,, 10 (2) (2018): 87 – 96.

terhadap gejala terjadinya perpindahan untuk berhenti dan berpindah ke


kerja (dalam Jewel dan Siegall, 1998). pekerjaan lain. Namun, jika alternatif
Gejala terjadinya perpindahan kerja yang tersedia tidak terlalu menjanjikan,
dapat mengakibatkan pengunduran diri situasi tersebut akan menstimulasi
permanen secara sukarela maupun tidak karyawan untuk tetap bertahan.
sukarela dari suatu perusahaan bagi Turnover intention berpusat pada
karyawan yang memiliki intensi turnover persepsi karyawan terhadap pekerjaan
(Robins, 2007). dan evaluasi karyawan terhadap
Allen dkk. (dalam Yuliawan, 2007), alternatif-alternatif pekerjaan. Dalam hal
Turn Over Intention merupakan ini menurut Mobley (2000) bahwa ada
petunjuk jelas ketika seseorang beberapa aspek dalam turnover intention,
mempunyai keinginan untuk keluar dari yaitu thought of quitting, evaluation of
organisasi. Keinginan untuk keluar di expected utility of search, intention to
tempat ia bekerja bertujuan untuk search, search, evaluation of alternatives,
mencari alternatif pekerjaan lain dan comparison of alternatives vs present
(Robinson, 2005). Hal ini juga berarti job. Selain itu, Elanain, dkk., (2008)
penambahan biaya untuk perekrutan dan menyebutkan bahwa untuk mengurangi
penempatan kembali. Walaupun pada intensi turnover maka perusahaan perlu
kasus tertentu perputaran kerja memperhatikan faktor job characteristic
terutama terdiri dari karyawan dengan (karakteristik pekerjaan).
kinerja rendah tetapi tingkat Menurut Ivancevich dan Donnely
perpindahan kerja karyawan yang terlalu (1980) job characteristic merupakan isi
tinggi mengakibatkan biaya yang pekerjaan yang dirasakan oleh karyawan
ditanggung organisasi jauh lebih tinggi sebagai pemegang tugas. Perasaan
dibanding kesempatan memperoleh karyawan tersebut dipengaruhi oleh
peningkatan kinerja dari karyawan baru tingkat kemampuan kognitif,
(Hollenbeck & Williams, dalam Partini, kemampuan adapatasi, dan luas
1999). perhatian yang dimiliki karyawan.
Turnover menurut Fishbein dan Menurut George dan Jones (1999) job
Azjen (dalam Liu, 2005) merupakan characteristic merupakan bagian dari
bentuk aksi perilaku yang dipengaruhi design pekerjaan yang bertujuan untuk
oleh satu-satunya prediktor, yaitu mengidentifikasi konsekuensi dari
adanya niat atau keinginan yang dimiliki karakteristik/cirri khas yang dapt
oleh pelaku turnover itu sediri, yaitu menimbulkan motivasi instrinsik dalam
turnover intention. Menurut Rogelberg suatu tugas. Cumming dan Worley
(2007), turnover intention secara umum (1997) menyatakan bahwa job
mengacu pada keinginan karyawan characteristic mewakili tiga kondisi
untuk meninggalkan perusahaan, yang psikologis, yaitu adanya pemahaman
mana hal tersebut belum terwjud dalam tentang tugas, tanggung jawab yang akan
suatu tindakan. Apabila alternatif dilaksanakan, dan hasi dari pekerjaan. Di
pekerjaan yang ada memiliki prospek saat seseorang merasa cocok dengan
yang lebih baik, maka akan timbul niat pekerjaannya, maka tidak perlu

89
Mukhaira El Akmal & Rislisa, Hubungan Job Characteristic Terhadap Turnover Intention pada

memaksa, menyuap, atau memanipulasi turnover intention salah satunya


mereka agar bekerja keras untuk dilakukan oleh Tamalero, dkk (2012).
menunjukkan kinerja terbaik. Penelitian ini dilakukan terhadap 84
Job characteristic menurut orang karyawan yang terdiri dari 35
Purwaningsih (dalam Handaru, Abdillah, karyawan bagian redaksi dan 49
& Waspodo, 2013) adalah sifat yang karyawan bagian bisnis. Hasil penelitian
berbeda antara jenis pekerjaan yang satu menunjukkan bahwa karakteristik
dengan pekerjaan lainnya yang bersifat pekerjaan tidak berpengaruh signifikan
khusus dan merupakan inti pekerjaan terhadap intensi turnover.
yang berisikan sifat-sifat yang ada Penelitian lainnya yang dilakukan
didalam semua pekerjaan serta oleh Simbolon (2015) juga menyatakan
dirasakan oleh para pekerja, sehingga hal yang tidak jauh berbeda terhadap 53
mempengaruhi perilaku kerja terhadap karyawan di suatu perusahaan.
pekerjaannya. Selain itu, Chiu dan Chen Penelitiannya menunjukkan bahwa
(dalam Rahmi & Riyono, 2016) adanya korelasi negatif, dengan nilai
mendefinisikan job characteristic sebagai korelasi hanya sebesar 0.085 dan regresi
atribut pekerjaan yang memiliki fungsi (R) sebesar 0.007.
motivasi bagi para karyawan. Motivasi Adapun aspek-aspek turnover
internal terjadi ketika individu intention dari Mobley (2000), yaitu:
melakukan pekerjaannya karena pertama, Thought of quitting, munculnya
perasaan positif yang dihasilkan ketika pemikiran-pemikiran pada diri individu
melakukan pekerjaan dengan baik untuk meninggalkan pekerjaannya saat
(Hackman & Oldham, 1975). ini; kedua, Evaluation of expected utility
Luthans (dalam Rahajaan, Swasto, of search, evaluasi dari proses berpikir
& Rahardjo, 2012), mengemukakan individu mengenai hasil dari perilaku
model inti karakteristik pekerjaan yang meninggalkan pekerjaan sesuai dengan
dikonsepkan oleh Hackman dan Oldham yang diharapkan atau tidak. Hal ini
bahwa karakteristik kerja tertentu menekankan pada orientasi di masa
menyebabkan keadaan psikologis kritis depan. Individu merasakan adanya
tertentu. Dalam hal ini, macam-macam ketertarikan pada pekerjaan lain. Daya
kemampuan, identitas tugas, dan tarik muncul berdasarkan harapan
signifikansi tugas membawa kepada individu bahwa pekerjaan tersebut akan
pengalaman perasaan berarti; otonomi mendatangkan berbagai konsekuensi
menimbulkan perasaan tanggung jawab; baik positif maupun negatif mengenai
dan umpan balik membuahkan hasil dan nilainya. Konsep dari expected
pengetahuan atas hasil kerja. Bila ketiga utility dijelaskan sebagai evaluasi diri
keadaan psikologis ini semakin terlihat, akan keuntungan yang ditawarkan oleh
karyawan semakin merasa nyaman berbagai macam alternatif dan
dengan dirinya sendiri ketika kesempatan individu untuk
menunjukkan kinerja yang baik. merealisasikan alternatif-alternatif
Ada beberapa penelitian mengenai tersebut; ketiga, Intention to search,
pengaruh Job Characteristic terhadap setelah mengevaluasi, di dalam diri

90
Analitika: Jurnal Magister Psikologi UMA,, 10 (2) (2018): 87 – 96.

individu akan muncul kecenderungan Dwiarta, 2015) yang disebut sebagai


untuk mencari alternatif pekerjaan lain; model karakteristik pekerjaan (Job
keempat, Search, individu mulai mencari Characteristic Model, JCM), antara lain:
alternatif pekerjaan lain yang dianggap Skill variety, Keanekaragaman
akan dapat lebih menguntungkan keterampilan merujuk pada sejauh mana
dibandingkan pekerjaannya saat ini; pekerjaan membutuhkan keragaman
kelima, Evaluation of alternatives, aktivitas, sehingga pekerjaan
individu akan melakukan evaluasi menggunakan keterampilan yang
terhadap alternatif-alternatif pekerjaan bervariasi; Task identity, Tugas Identitas
yang ada. Individu mengevaluasi merujuk pada sejauh mana sebuah
alternative mana saja yang memiliki pekerjaan bisa diidentifikasikan dimulai
konsekuensi positif dan negative; dan dari permulaan saat akan bekerja sampai
keenam, Comparison of alternatives vs pada hasil akhir pekerjaan; Task
present job, individu akan significance, Signifikansi Pekerjaan
membandingkan alternatif pekerjaan merujuk pada sejauh mana pekerjaan
dengan pekerjaannya saat ini. berpengaruh secara substansial terhadap
Fishbein dan Ajzen (dalam Jewel & lingkungan lain dalam pekerjaan seperti
Siegall, 1998) menyebutkan dua faktor rekan kerja; Autonomy, Otonomi,
yang mempengaruhi keinginan merupakan sampai sejauh mana
berpindah kerja yaitu; yang pertama, pekerjaan mampu memberikan
Faktor sikap pribadi, merupakan keleluasaaan dalam merencanakan
dorongan, pikiran, dan keinginan untuk dalam menentukan prosedur dalam
melakukan (atau tidak melakukan) menjalankan pekerjaan; dan Feedback,
pindah kerja yang dipengaruhi oleh Umpan Balik, merupakan sejauh mana
keyakinan positif dari dalam diri orang pelaksaaan aktivitas pekerjaan individu
yang melakukan pindah kerja bahwa mendapatkan hasil.
dengan pindah kerja akan mendatangkan Mengacu pada paparan di atas,
manfaat yang lebih menguntungkan bagi peneliti melakukan wawancara dan
dirinya, dan yang kedua Faktor norma observasi pada PT. XY yang pada 2 tahun
subyektif, yaitu dorongan, pikiran, dan tahun terakhir menunjukkan angka
keyakinan untuk melakukan (atau tidak turnover 14,3%. Menurut data HRD,
melakukan) pindah kerja yang turnover ini terjadi karena para
dipengaruhi oleh norma dalam karyawan tersebut tidak perform dan
lingkungan sosial (berisi pengaruh dan tidak bertanggung jawab terhadap tugas
tekanan dari lingkungan sosial). yang menjadi tanggung jawabnya. Rasa
Selanjutnya, untuk job tanggung jawab ini juga ditunjukkan
characteristic menggunakan lima dengan tingkat kedisiplinan kerja yang
dimensi karakteristik pekerjaan dari rendah, seperti terlambat hadir di
Hackman dan Oldham (Loher, Noe, tempat kerja, dan setelah hadir mereka
Moeler, & Fitzgerald, 1985; Saavedra & tidak langsung mengerjakan tugasnya,
Kwun, 2000; Bangun, 2006; Tamalero, justru bercakap-cakap dengan rekan
Swasto, & Hamid, 2012; Wibowo & kerjanya yang lain, bahkan sebahagian

91
Mukhaira El Akmal & Rislisa, Hubungan Job Characteristic Terhadap Turnover Intention pada

lain masih sarapan pagi, dan baru Hipotesis penelitian ini adalah ada
memulai pekerjaan mereka di pukul hubungan antara job characteristic dan
10.00 Pagi. Kondisi ini mengakibatkan turnover intention, dimana semakin
banyak pekerjaan yang terbengkalai dan tinggi job characteristic, maka semakin
tidak selesai tepat waktu. Pada kejadian tinggi pula turnover intention, sebaliknya,
lain, salah seorang karyawan perusahaan semakin rendah job characteristic, maka
tersebut dipromosikan ke posisi lain semakin rendah pula turnover intention.
yang kurang sesuai dengan minat dan
kompetensinya. Sebenarnya karyawan METODE PENELITIAN
tersebut sudah menolak saat ia dimintai Teknik pengambilan sampel
persetujuan, namun penolakannya tidak dilakukan dengan metode total sampling
diterima karena alasan keterbatasan dengan lokasi penelitian di PT. XY di kota
SDM, sehingga karyawan tersebut Medan. Jadi, subjek dalam penelitian ini
terpaksa mengikuti prosedur promosi berjumlah 60 subjek. Pengumpulan data
yang ada di perusahaan tersebut. Hanya menggunakan skala job characteristic
berselang beberapa bulan, akhirnya dan skala turnover intention.
karyawan tersebut mengajukan Penelitian ini menggunakan
permohonan pengunduran diri karena pendekatan kuantitatif dengan metode
merasa tidak mampu menjalankan peran korelasional
dan fungsinya pada posisi tugasnya yang Prosedur penelitiannya melalui
baru. Sementara permasalahan lainnya beberapa tahap: (1) tahap persiapan
di organisasi PT XY, juga didapati ada dengan melakukan survei lapangan ke
beberapa posisi yang memiliki tugas lokasi penelitian, pengurusan surat izin
yang rangkap, yang dikerjakan oleh satu penelitian melakukan studi literature,
posisi. Seperti GA, HRD, dan Secretary penyusunan skala ukur, dan melakukan
dikerjakan oleh satu posisi tugas, atau tryout skala ukur; (2) tahap pelaksanaan
posisi sales yang tugasnya tidak hanya penelitian yang melakukan pengambilan
melakukan penjualan, tetapi juga data penelitian.
berkewajiban melakukan penagihan dan Pada tahap persiapan penelitian,
memastikan pelanggan melakukan ada beberapa hal yang dilakukan, seperti
pembayaran. Padahal tidak semua dengan melakukan survei lapangan ke
karyawan mampu menangani tuntutan lokasi penelitian, pengurusan surat izin
tugas yang membutuhkan ketrampilan penelitian melakukan studi literature,
dan kemampuan yang bervariasi. penyusunan skala ukur, dan melakukan
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tryout skala ukur.
tertarik untuk meneliti apakah ada Pada tahap ini peneliti melakukan
pengaruh antara job characteristic dan survei ke lapangan ke lokasi penelitian
turnover intention pada karyawan di PT untuk melihat langsung keadaan di
XY. Penelitian ini bertujuan untuk perusahaan tersebut. Dalam hal ini
menguji dan memperoleh bukti empiris peneliti bertemu dengan pimpinan
mengenai hubungan antara job bagian HRD dengan membicarakan
characteristic dan turnover intention. tentang akan diadakannya penelitian di

92
Analitika: Jurnal Magister Psikologi UMA,, 10 (2) (2018): 87 – 96.

sana, selain itu melakukan wawancara Hasil uji hipotesis penelitian


dengan menanyakan tentang keadaan menggunakan teknik analisis data
perusahaan secara umum dan masalah- korelasi Product Moment Pearson.
masalah yang terjadi di sana. Selain itu,
melakukan observasi untuk melihat HASIL DAN PEMBAHASAN
operasional yang terjadi disana. Pada penelitian ini subjek yang
Selanjutnya peneliti melakukan terlibat dalam penelitian berjumlah 60
pengurusan surat izin untuk penelitian orang yang terdiri dari laki-laki 34 orang
dan melakukan studi literature untuk dan perempuan 26 orang. Pada skor
mencari teori-teori yang digunakan variabel turnover intention, hasil analisis
dalam penelitian ini. Dilanjutkan dengan untuk skala turnover intention diperoleh
melakukan penyusunan skala ukur dan mean empirik < mean hipotetik, yaitu
melakukan tryout skala ukur. Pada skala 9,70 < 17,5 maka dapat disimpulkan
job characteristic menggunakan lima bahwa turnover intention pada subjek
dimensi karakteristik pekerjaan dari penelitian lebih rendah daripada
Hackman dan Oldham (Loher, Noe, populasi pada umumnya. Selanjutnya
Moeler, & Fitzgerald, 1985; Saavedra & subjek akan dibagi ke dalam tiga kategori
Kwun, 2000; Bangun, 2006; Tamalero, turnover intention, yaitu intensi turnover
Swasto, & Hamid, 2012; Wibowo & rendah, sedang, dan tinggi.
Dwiarta, 2015) yang disebut sebagai Pengkategorian turnover intention
model karakteristik pekerjaan (Job dengan membagi distribusi normal ke
Characteristic Model, JCM), antara lain dalam tiga bagian standar deviasi
skill variety, task identity, task (Azwar, 2012).
significance, autonomy, dan feedback, Berdasarkan proses ini diperoleh
setelah tryout didapatkan 27 aitem yang hasil terdapat 40 subjek (66,8%) yang
sahih dengan koefisiensi reliabilitas memiliki turnover intention rendah,
0,790. Untuk skala turnover intention terdapat 16 subjek (26,7%) yang
menggunakan aspek-aspek dari Mobley memiliki turnover intention sedang, dan
(2000), yaitu thought of quitting, terdapat 4 subjek (6,7%) yang memiliki
evaluation of expected utility of search, turnover intention tinggi. Berdasarkan
intention to search, search, evaluation of penjelasan di atas maka dapat
alternatives, dan comparison of disimpulkan bahwa rata-rata subjek
alternatives vs present job, setelah tryout penelitian memiliki turnover intention
didapatkan 35 aitem yang sahih dengan rendah, yang dapat dilihat pada tabel 1.
koefisiensi reliabilitas 0,912.
Pada tahap pelaksanaan penelitian, Tabel 1
Kategorisasi Data intensi turnover
peneliti melakukan pemberian skala Variabel Rentang Kategori Jumlah Persen
pada subjek penelitian yang berjumlah Nilai (n) tase
turnover x < 11,7 Rendah 40 66.8 %
60 subjek di PT. XY. Selanjutnya setelah intention 11,67 ≤ x Sedang 16 26.7 %
<23,33
data didapatkan kemudian dilakukan x ≥ 23,33 Tinggi 4 6.7 %
analisis data. Jumlah 60 100%

93
Mukhaira El Akmal & Rislisa, Hubungan Job Characteristic Terhadap Turnover Intention pada

Kondisi ini terlihat bertolak Hasil uji hipotesis penelitian


belakang mengingat tingginya tingkat menggunakan teknik analisis data
turnover yang terjadi di perusahaan korelasi Product Moment Pearson dengan
tempat penelitian ini dilakukan. bantuan komputer melalui program SPSS
Perbedaan kondisi ini terjadi karena versi 18.0 diperoleh hasil koefisien
keterbatasan peneliti, dimana peneliti korelasi product moment sebesar -0524.
tidak mendapatkan izin untuk dengan sig sebesar 0.000 (p < 0.05), yang
berinteraksi secara langsung kepada dapat dilihat pada tabel 3. Hal ini
para responden, dan instrument menunjukkan bahwa adanya korelasi
penelitian yaitu skala psikologis hanya negatif antara job characteristic dengan
boleh diberikan langsung oleh HRD turnover intention sehingga
kepada para karyawan. Selama pengisian dikategorikan hubungan yang cukup kuat
skala berlangsung, HRD mengawasi (Priyatno, 2011). Berdasarkan hasil
jalannya kegiatan yang terjadi. Hal ini perhitungan tersebut, maka hipotesis
menyebabkan responden merasa kurang yang diajukan dalam penelitian ini
leluasa memilih item yang menjadi sikap menunjukkan ada hubungan negatif
mereka yang sebenarnya. antara job characteristic dengan turnover
Sementara pada skor variabel job intention diterima, dan dapat dinyatakan
characteristic, Hasil analisis untuk skala bahwa ada hubungan negatif antara job
diperoleh mean empirik > mean characteristic dengan turnover intention.
hipotetik, yaitu 21,80 >13,5 maka dapat
disimpulkan bahwa job characteristic Tabel 3
pada subjek penelitian lebih tinggi Korelasi Antara Job Characteristic dengan Intensi
Turnover
daripada populasi pada umumnya.
Analisis Pearson Correlation Signifikansi (p)
Diperoleh hasil sebagai berikut: 1
subjek (1,7%) yang memiliki job Korelasi -0.524 0,000
characteristic rendah, terdapat 6 subjek
(10,1%) yang memiliki job characteristic Pada koefisien determinasi yang
sedang, dan terdapat 53 subjek (88,2%) ditunjukkan dengan R2 sebesar 0,275,
yang memiliki job characteristic tinggi. yang dapat dilihat pada tabel 4.
Berdasarkan penjelasan di atas maka Berdasarkan hasil tersebut, dapat
dapat disimpulkan bahwa rata-rata disimpulkan bahwa sumbangan 27,5%
subjek penelitian memiliki job job characteristic mempengaruhi intensi
characteristic tinggi, yang dapat dilihat turnover dan selebihnya 72,5%
pada tabel 2. dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan
Tabel 2 demikian, dapat diambil kesimpulan
Kategorisasi Data Job Characteristic bahwa semakin tinggi job characteristic
Variabel Rentang Kategori Jumlah Persenta
Nilai (n) se
yang dialami maka semakin rendah
Job x<9 Rendah 1 1.7% intensi turnover. Sebaliknya semakin
Characte 9≤ x < 18 Sedang 6 10.1%
ristic
rendah job characteristic yang dialami
x ≥ 18 Tinggi 53 88.2%
Jumlah 60 100% maka semakin tinggi intensi turnover.

94
Analitika: Jurnal Magister Psikologi UMA,, 10 (2) (2018): 87 – 96.

Tabel 4 survey. Journal of Applied Psychology, 60,


Model Summary Sumbangan Efektif 161-172.
Model R R Adjusted Std. Error of the Handaru, A. W., Abdillah, S., & Waspodo, A. AWS.
Square R Square Estimate 2013. Pengaruh karakteristik pekerjaan
1 -,542a 0.275 0.262 7.945 dan kompensasi terhadap komitmen
organisasi pada PT “X” Jakarta. Jurnal
Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI),
SIMPULAN 4, (2), 238-256.
Ivancevich, J., & Donnely. (1980). Human resource
Hasil penelitian ini membuktikan management. Boston: Mc Graw Hill.
hipotesis yang menyatakan bahwa Jewel, L.N., & Siegall, M. 1998. Psikologi Industri
atau Organisasi Modern (Terjemahan:
adanya korelasi negatif hubungan antara Danuyara A.). Jakarta: Arcan.
job characteristic dengan turnover Koesmono, H. T. (2006). Pengaruh Praktik MSDM
intention dapat diterima. Artinya yang Dibentuk oleh Unsur Motivasi
terhadap OCB Melalui Komitmen
semakin tinggi job characteristic yang Organisasi pada AMA Surabaya. Jurnal
dialami maka semakin rendah turnover Psikologi, 9, 43-63.
Kusumaningrum, D., & Harsanti, I. (2015).
intention. Sebaliknya semakin rendah job
Kontribusi kepuasan kerja terhadap
characteristic yang dialami maka intense turnover pada perawat instalasi
semakin tinggi turnover intention. ruang inap. Prosiding PESAT (pp. 22-28).
Depok, Indonesia: Fakultas Psikologi,
Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik
DAFTAR PUSTAKA Sipil, Universitas Gunadarma.
Azwar, S. (2012). Reliabilitas dan validitas. Edisi Liu, Y. (2005). Investigating turnover intention
keempat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. among emergency communication
Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. specialists. Dissertation. Doctor of
Edisi kedua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Philosophy Department of Psychology
Bangun, W. (2006). Pengaruh karakteristik College of Arts and Sciences University of
pekerjaan terhadap kepuasan kerja dan South Florida.
komitmen organisasi serta dampaknya Loher, B. T., Noe, R. A., Moeller, N. L., & Fitzgerald,
pada produktivitas kerja karyawan M. P. (1985). A Meta-analysis of the
(Survai pada karyawan industry tekstil relation of job characteristics to job
provinsi Jawa Barat). Sosiohumaniora, 8, satisfaction. Journal of Applied
(2), 143-157. Psychology, 70, (2), 280-289. Doi:
Brett, J. M. & Drasgow, F. (2002). The Psychology http://dx.doi.org/10.1037/0021-
of work. London: Lawrence Erlbaum 9010.70.2.280
Associates. Nasution, W. A. (2009). Pegaruh kepuasan kerja
Cascio, W.F. (2003). Managing human resources: karyawan terhadap intense turnover
productivity, quality of work life, profits. pada call center Telkomsel di Medan.
6th edition. New York: McGraw-Hill Jurnal Mandiri, 4, (1), 1-11.
Companies. Partini, S. K. D. H., & Amrizal. R. (2007).
Cummings, & Worley. (1997). Organization Hubungan antara persepsi terhadap
development and change. 7th edition. USA: kecenderungan kepemimpinan otoriter
South Western College Publishing. dengan Intensi turnover. Jurnal Ilmiah
Elanain, H. M. A. (2008). Job characteristicts, Berkala Psikologi, 9, 84-91.
work attitudes & behaviors in non Priyatno, D. (2011). Buku saku SPSS (Analisis
western context, distributive justice as a statistik data lebih cepat, efisien, dan
mediator. Journal of Management akurat). Yogyakarta: MediaKom.
Development. 28, (5), 457-477. Rahajaan, T. E. V., Swasto. B., & Rahardjo, K.
Doi:http://dx.doi.org/10.1108/0262171 (2012). Pengaruh karakteristik
0910955985 pekerjaan terhadap lingkungan kerja,
George, & Jones. (1999). Organization behavior. stress kerja, kepuasan kerja dan
2nd edition. United States: Addison organizational citizenship behavior.
Wesley Publishing Company. Jurnal Profit, 6, (2), 104-116.
Hackman, J. R., & Oldham, G. R. (1975). Rahmi, F., & Riyono, B. (2016). Pengaruh
Development of the job diagnostic karakteristik pekerjaan terhadap

95
Mukhaira El Akmal & Rislisa, Hubungan Job Characteristic Terhadap Turnover Intention pada

perilaku kewargaan organisasi dengan terhadap komitmen organisasi &


mediator nila-nilai kualitas kehidupan intention to quit. Jurnal Profit, 6 (2), 23-
kerja. Jurnal Psikologi Undip, 15, (1), 64- 31.
76. Tziner, A. & Birati, A. (1996). Assessing employee
Robbins, S. P., & Timothy. A. J. (2007). turnover costs: A Revised approach.
Organizational Behavior. Jakarta: Human Resource Management Review, 6,
Salemba Empat 133-
Robinson & Nila, A. (2005). Pengaruh komitmen 122.Doi:https://doi.org/10.1016/S1053-
organisasi, kepuasan kerja dan 4822(96)90015-7.
keperilakuan etis terhadap Turnover Wibowo, T. S, & Dwiarta I. M. B. (2015). Pengaruh
Intention pada profesional bidang karakteristik pekerjaan terhadap
teknologi informasi. Jurnal Bisnis & turnover intention pada beberapa
Manajemen, 5, 23-24. restoran masakan oriental dikota
Rogelberg, S. G. (2007). Encyclopedia of industrial Surabaya. Jurna Performance, 5, (1), 1-13.
and organizational psychology. California: Wijayawati, N., & Jaka, W. (2004). Pengaruh
Sage Publications. organizational based self-esteem
Saavedra, R, & Kwun, S. K. (2000). Affective states terhadap Turnover Intention: komitmen
in job characteristics theory. Journal of organisasi sebagai variable interviewing
Organizational Behavior, 21, 131-146. (Studi empiris pada akuntan publik di
Doi: http://dx.doi/10.1002/(SICI)1099- Jawa Tengah). Jurnal Bisnis & Manajemen,
1379(200003)21:2%3C131::AID- 4, 130-149.
JOB39%3E3.0.CO;2-Q Wisantyo, N. I., & Madiistriyatno, H. (2015).
Sianipar, A. R. B, & Haryanti, K. (2014). Hubungan Pengaruh stress kerja, disiplin kerja dan
komitmen organisasi dan kepuasan kerja kepuasan kerja terhadap intense
dengan intensi turnover pada karyawan turnover. Jurnal MIX, 5, (1), 54-69.
bidang produksi CV. X. Psikodimensia, 13, Yuliawan, T. P., & Fathul. H. 2007. The
(1), 98-114. grasshopper phenomenon: Studi kasus
Simbolon, Hotpascaman. (2015). Pengaruh job terhadap profesional yang sering
characteristic terhadap turnover berpindah-pindah pekerjaan. Jurnal
intention. Jurnal Visi, 23, (1), 1997-2008. Psikologi, 34, 76-88.
Tamalero, Swasto, & Hamid. (2012). Pengaruh
karakteristik pekerjaan dan kepuasan

96

Anda mungkin juga menyukai