Disusun oleh :
K2 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TIDAR
BAB I
PENDAHULUAN
melakukan seluruh aktivitas yang ada dalam organisasi perusahaan tersebut. Karyawan
merupakan aset penting yang memiliki pengaruh besar terhadap kesuksesan suatu
perusahaan tanpa karyawan tidak akan dapat beroperasi sama sekali. Menurut Undang-
Tenaga Kerja dalam pasal 1 bahwa tenaga kerja adalah tiap orang yang mampu
halnya berdasarkan ketentuan pasal 1 ayat 2 UU No. 13 Tahun 2003, tenaga kerja
adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang
dan atau jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk
Performance atau kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses (Nurlaila,
2010). Oleh karena itu suatu perusahaan harus memperhatikan kinerja karyawanya
2
Sudarmanto, (2009) mendefinisikan kinerja merupakan catatan hasil yang diproduksi
atas fungsi pekerjaan tertentu atau aktivitas-aktivitas selama periode waktu tertentu.
terjemahan dari kata performance yang memiliki arti sebagai sebuah hasil kerja
seorang pegawai atau pekerja, sebuah proses manajemen yang mana hasil kerja
tersebut harus memiliki sebuah bukti konkret yang juga dapat diukur.
manusia memiliki beberapa pengertian yaitu (I) sumber daya manusia merupakan
usaha kerja yang bermanfaat bagi keberlangsungan produksi.(II) Sumber daya manusia
adalah kelompok manusia yang terdiri dari manusia yang mempunyai kemampuan
Karyawan sering juga disebut sebagai pegawai, tenaga kerja, atau buruh. Dari
kesimpulan pembahasan diatas dapat di artikan bahwa tenaga kerja adalah orang yang
bekerja pada suatu perusahaan tertentu dan terikat kontrak kerja dengan perusahaan
tersebut. Kontrak kerja tersebut dapat berisi perjanjian apa saja yang telah disepakati
oleh karyawan dengan perusahaan seperti upah, ketentuan atau peraturan, dan tupoksi
yang di kerjakan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa karyawan dari perusahaan harus
mendapat perhatian khusus, dikarenakan dengan adanya sumber daya manusia yang
baik, perusahaan akan membantu perusahaan dalam mencapai tujuanya. Untuk itu
3
perusahaan harus memperhatikan dari SDM suatu perusahaan dengan seksama agar
Dapat diartikan bahwa dalam pembentukan kinerja yang baik tentunya akan ada
beberapa faktor yang mempengaruhi. Untuk itu penulis akan menjabarkan beberapa
1. Lingkungan Kerja
2. Motivasi Kerja
3. Kompensasi
4. Budaya Organisasi
Kelima variabel diatas adalah variabel yang penulis asumsikan sendiri melihat
dari beberapa penilitian yang penulis baca. Jadi variabel diatas adalah variabel yang
penulis pikirkan untuk sementara guna memberikan gambaran kasar mengenai apa
yang mempengaruhi terhadap kinerja karyawan pada objek penelitian penulis. Untuk
itu penulis masih membuat lima variabel yang penulis asumsikan untuk mempermudah
penulis dalam melakukan penelitian. Faktor apa saja yang akan mempengaruhi kinerja
karyawan akan penulis jabarkan pada isi penilitian. Untuk itu kelima variabel ini adalah
4
Dari enam kemungkinan variabel yang akan berpengaruh dapat digambarkan
sebagai berikut :
Lingkungan
Pekerjaan
Motivasi Kerja
Kompensasi
Kinerja Karyawan
Budaya
Organisasi
Kualitas Pelatihan
Kerja
kemungkinan memiliki pengaruh pada kinerja karyawan. Jadi masih menjadi asumsi
sementara dari penulis. Namun dari beberapa penelitian yang penulis baca seperti
tidak signifikan terhadap Kinerja Karyawan. Sedangkan Rina Oktiyani dan Naman
lingkungan kerja dan kompensasi memliki pengaruh positif terhadap kinerja guru.
5
Budaya Organisasi dan Kualitas Pelatihan Kerja masih menjadi variabel yang
Dikarenakan penulis membaca beberapa jurnal yang menyatakan bahwa dua variabel
diatas berpengaruh, sehingga penulis berasumsi bahwa dua variabel tersebut akan
berpengaruh pada objek penelitian penulis saat ini. Endi Sarwoko (2007) dalam
penelitianya di salah satu Radio Swasta di Malang mengatakan bahwa Variabel yang
berpengaruh dominan terhadap kinerja karyawan adalah budaya organisasi, hal ini
disebabkan budaya organisasi akan memadukan perbedaan individu dalam satu nilai
atau norma yang dianut bersama oleh anggota organisasi, dan mengarahkan perilaku
kinerja karyawan, artinya jika kualitas pelatihan ditingkatkan akan semakin meningkat
pula kinerja karyawan. Sedangkan Ni Kadek Desy Yasinta Putri dan I Made Pande
Dwiana Putra (2017) dalam penelitianya di BPR kabupaten badung mengatakan bahwa
Perkreditan Rakyat. Dan yang terakhir adalah Ade Rustiyana (2010) yang melakukan
kerja berpengaruh postif pada karyawan Direktorat Jendral Bina Marga Semarang.
6
Terbukti dengan adanya pengaruh tingkat perubahan perilaku pasca pelatihan kinerja
pegawai.
pertanyaan yang ada pada penelitian ini yaitu apakah variabel yang penulis asumsikan
akan berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada objek penelitian dari penulis.
perusahaan besar dengan jumlah sekitar 800 sampai 900 tenaga kerja. Untuk itu dengan
jumlah sedemikian rupa, apakah ke lima variabel yang penulis asumsikan akan
berpengaruh.
Pertanyaan yang selanjutnya dari penulis adalah faktor apa saja yang dapat
perusahaan ini telah beridiri sekitar tahun delapan puluhan hingga sekarang. Dibalik
dari faktor produksi, keuangan , dan pemasaran. Penulis ingin meneliti pada faktor
SDM dari perusahaan tersebut. Faktor SDM apa saja yang berpengaruh terhadap
kinerja karyawan selama kurun waktu yang lama, sehingga bisa menjadikan
perusahaan ini substance dari tahun delapan puluhan hingga sekarang. Variabel yang
penulis asumsikan akan penulis uji pada objek penelitian untuk mengetahui apakah
variabel penulis berpengaruh atau tidak dan apakah akan ditemukan variabel lain yang
7
Hal diatas menunjukan adanya faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan
pada objek penelitian penulis. Untuk itu peneliti tertarik mengetahui lebih lanjut
tentang faktor apa saja yang mempengaruhi dari kinerja karyawan tersebut, sehingga
penulis memberi judul pada penelitian ini “ANALISA FAKTOR SDM YANG
WASONO.”
karyawan
3. Apakah ada variabel lain selain variabel asumsi penulis yang akan
8
1.4 Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan pada
PT Unggulrejo Wasono
c. Untuk mengetahui apakah ada variabel lain selain variabel asumsi penulis
Wasono demi peningkatan kinerja karyawan agar output yang dihasilkan dapat
lebih berkualitas.
d. Sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan tugas UTS pada
9
BAB 2
LANDASAN TEORI
rasa aman dan memungkinkan para pegawai untuk dapat berkerja optimal.
lingkungan kerja dimana dia bekerja, maka pegawai tersebut akan betah di tempat
kerjanya untuk melakukan aktivitas sehingga waktu kerja dipergunakan secara efektif
dan optimis prestasi kerja pegawai juga tinggi. Lingkungan kerja tersebut mencakup
hubungan kerja yang terbentuk antara sesama pegawai dan hubungan kerja antar
perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya di mana seseorang bekerja,
metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai
kelompok.
Teori Maslow. Hirarki kebutuhan Maslow mengikuti teori jamak yaitu seseorang
10
kebutuhan. Maslow berpendapat, kebutuhan yang diinginkan manusia berjenjang.
a. Kebutuhan fisiologis Kebutuhan yang harus dipuaskan untuk dapat tetap hidup,
keamanan adalah kebutuhan akan kebebasan dari ancaman yakni merasa aman
masyarakat lingkungannya.
lingkungannya.
e. Aktualisasi diri Aktualisasi diri adalah kebutuhan akan aktualisasi diri dengan
2.3 Kompensasi
Kompensasi merupakan salah satu fungsi yang penting dalam manajemen sumber
daya manusia (MSDM). Karena kompensasi merupakan salah satu aspek yang paling
sensitif di dalam hubungan kerja. Kasus yang terjadi dalam hubungan kerja
mengandung masalah kompensasi dan berbagai segi yang terkait, seperti tunjangan,
11
kenaikan kompensasi, struktur kompensasi dan skala kompensasi. Kompensasi
meliputi bentuk pembayaran tunai langsung, pembayaran tidak langsung dalam bentuk
manfaat karyawan, dan insentif untuk memotivasi karyawan agar bekerja keras untuk
mencapai produktivitas yang semakin tinggi. Jika dikelola dengan baik, maka dengan
semakin tinggi bagi karyawannya. Sebaliknya jika tanpa kompensasi yang cukup,
maka karyawan akan sangat mungkin untuk mereka dapat meninggalkan perusahaan
pengorbanan waktu, tenaga dan pikiran yang telah diberikan mereka kepada
sebagai setiap bentuk penghargaan yang diberikan kepada karyawan sebagai balas jasa
atas kontribusi yang mereka berikan kepada organisasi. Menurut Tohardi (2009)
(equity). Karena bila kompensasi dirasakan tidak layak dan tidak adil oleh para
karyawan, maka tidak mustahil hal tersebut merupakan sumber kecemburuan sosial.
Sedangkan menurut Handoko (2009) yang dimaksud dengan kompensasi adalah segala
sesuatu yang diterima oleh karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka.
12
pemberian uang, pemberian material dan fasilitas, dan dalam bentuk pemberian
keseluruhan balas jasa yang diterima oleh pegawai sebagai akibat dari pelaksanaan
pekerjaaan di organisasi dalam bentuk uang atau lainnya, yang dapat berupa gaji, upah,
bonus, insentif dan tunjangan kesehatan, tunjangan hari raya, uang makan, uang cuti
dan lain-lain. Pembayaran diatas ada yang dikaitkan langsung dengan kinerja seperti
upah atau gaji, bonus dan komisi sehingga sering disebut kompensasi langsung dan ada
yang tidak dikaitkan langsung dengan kinerja sebagai upaya meningkatkan ketenangan
1. Tujuan Kompensasi
Menurut Notoadmodjo (2009), ada beberapa tujuan dari kompensasi yang perlu
diperhatikan, yaitu:
b. Menjamin keadilan.
13
c. Mempertahankan karyawan.
Dengan sistem kompensasi yang baik, para karyawan akan lebih survival
Dengan sistem kompensasi yang baik akan menarik lebih banyak calon
karyawan akan lebih banyak pula peluang untuk memilih karyawan yang
terbaik.
e. Pengendalian biaya.
rasional dan bisa dipertanggung jawabkan secara yuridis akan sulit diterapkan dalam
jangka panjang. Karena itu, ada anggapan bahwa besar kecilnya kompensasi akan
14
a. Tingkat biaya hidup
Bila tingkat kompensasi yang diberikan kepada karyawan lebih rendah dari
yang dapat diberikan oleh perusahaan lain untuk pekerjaan yang sama, maka
akan dapat menimbulkan rasa tidak puas dikalangan karyawan, yang dapat
Jenis pekerjaan biasanya akan menentukan besar kecilnya tanggung jawab para
karyawan.
Suatu perusahaan akan selalu terikat pada kebijaksanaan dan peraturan yang
15
e. Peran serikat buruh
Dalam masyarakat kita, keberadaan serikat pekerja yang ada dalam perusahaan
Budaya telah menjadi konsep penting dalam memahami masyarakat dan kelompok
manusia untuk waktu yang panjang. Budaya dalam arti anthropologi dan sejarah adalah
inti dari kelompok dan masyarakat yang berbeda mengenai cara pandang anggotanya
yang saling berinteraksi dengan orang luar serta bagaimana mereka menyelesaikan apa
yang dilakukannya (2003). Menurut definisi, budaya itu sukar dipahami, tidak
berwujud, implicit dan dianggap sudah semestinya atau baku. Budaya sebagai suatu
pola asumsi dasar yang dimiliki bersama yang didapat oleh kelompok ketika
memecahkan masalah penyesuaian eksternal dan integrasi internal yang telah berhasil
dengan cukup baik untuk dianggap sah dan oleh karena itu diharapkan untuk diajarkan
kepada anggota baru sebagai cara yang tepat untuk menerima, berpikir dan merasa
Budaya organisasi dapat menjadi instrumen keunggulan kompetitif yang utama, yaitu
budaya organisasi sebagai suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-
anggota yang membedakan organisasi tersebut dengan organisasi lain. Schein (1985)
16
mendefinisikan budaya organisasi sebagai pola asumsi dasar yang ditemukan atau
dikembangkan oleh suatu kelompok orang selagi mereka belajar untuk menyelesaikan
Sedangkan Brown (1998) seperti yang dikutip oleh Kennethet al., (2007)
mendefinisikan budaya organisasi sebagai pola kepercayaan, nilainilai, dan cara yang
kebiasaan yang dibuat dalam suatu organisasi dan disetujui oleh semua anggota
aktivitasnya baik yang diperuntukkan bagi karyawan maupun untuk kepentingan orang
lain.
17
langsungoleh atasan.Menggunakan metode ini lebih efektif dan efisien, karena
disamping biaya pelatihan yang lebih murah, tenaga kerja yang dilatih lebih mengenal
dengan baik pelatihnya. Adapun empat metode yang digunakan antara lain:
a. Rotasi pekerjaan
Pemindahan pekerjaan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya dalam satu unit
manusia.
c. Pembimbingan
d. Pelatihan posisi
18
perpindahan pekerjaan. Sebelum dipindahkan ke pekerjaan baru terlebih dahulu
diberikan pelatihan agar mereka dapat mengenal lebih dalam tentang pekerjaan mereka
bekerja dengan tujuan agar terpusat pada kegiatan pelatihan saja.Pelatih biasanya
didatangkan dari luar organisasi atau para peserta mengikuti pelatihan diluar
organisasi.Hal ini dilakukan karena kurang atau tidak tersedianya pelatih dalam
perusahaan.Keuntungan dengan metode ini, para peserta pelatihan tidak merasa jenuh
relatif besar, dan pelatih belum mengenal secara lebih mendalam para peserta latihan
sehingga memerlukan waktu yang lebih lama dalam pelatihan. Metode ini dapat
a. Business games
Peserta dilatih dengan memecahkan suatu masalah, sehingga para peserta dapat
belajar dari masalah yang sudah pernah terjadi pada suatu perusahaan tertentu. Metode
ini bertujuan agar para peserta latihan dapat dengan lebih baik dalam pengambilan
19
b. Vestibuke school
di dalam perusahaan.
c. Case study
20
2.6 Kerangka Pemikiran Teoritis
KARYAWAN KARYAWAN
MELAKUKAN HAL MELAKUKAN HAL
POSITIF KE NEGATIF KE
PERUSAHAAN PERUSAHAAN
KINERJA KARYAWAN
21