Review Jurnal
Determining the impact of entrepreneurial orientation and organizational culture on job
satisfaction, organizational commitment, and employee’s performance
Disusun oleh:
Annisa Isnawati Nurrahma Nindya Ruspita
5180211339
D
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Sifat multidimensi dan bertingkat dari konsep kinerja sering diabaikan (Hult et
al., 2008). Namun, di dunia saat ini, kinerja karyawan secara luas diakui sebagai
produk dari kemampuan dan motivasi, yang digunakan untuk memotivasi karyawan
untuk menghasilkan output terbaik dari mereka (Moorhead dan Griffin, 1998).
Sementara itu, sikap dan perilaku individu tersebut menunjukkan kecenderungan yang
kuat untuk membawa perubahan yang kreatif dan inovatif melalui pencarian usaha dan
jalan baru (Miller et al., 1982). Organisasi menjadi mampu mengevaluasi dan
mengenali budaya mereka sendiri dan kemungkinan signifikansi dari orientasi spesifik
mereka. Budaya organisasi mencakup nilai-nilai kolektif dan harapan dasar, yang
ditetapkan dalam organisasi“praktek”. Praktik organisasi ini antara lain meliputi ritual,
norma perilaku, simbol, aturan, bahasa, rutinitas, cerita, serta pembangunan kekuatan
(Hofstede, 1997; Mullins, 2005).
Akibatnya, banyak penelitian membuktikan bahwa karyawan'kinerja
ditingkatkan melalui kepuasan karyawan (Lavelle et al., 2010; Panagiotakopoulos,
2013). Untuk menghadapi keadaan bisnis seperti itu, para karyawan'kemampuan adalah
elemen kunci untuk keuntungan dan kinerja efektif organisasi (Baard et al., 2014).
Dalam persepsi Stanton dan Pham (2014), tenaga kerja yang sangat terampil dan
berkinerja tinggi meningkatkan kesadaran manajemen kinerja karyawan dan keinginan
untuk meningkatkan daya saing.
Usaha kecil dan menengah (UKM) menghadapi tantangan besar dalam hal
kepuasan karyawan, komitmen organisasi dan peningkatan kinerja organisasi secara
global, khususnya di negara berkembang (Farooq et al., 2015). Dengan latar belakang
tersebut, penelitian ini mencoba untuk mengeksplorasi pengaruh orientasi
kewirausahaan dan budaya organisasi terhadap kepuasan kerja, komitmen organisasi
dan karyawan.'s kinerja di sektor UKM Pakistan. Kontribusi dari studi saat ini dapat
memberikan pedoman bagi manajer dan pemilik organisasi untuk meningkatkan
karyawan' kinerja dengan membuat mereka berkomitmen, puas dan fokus dengan
mengembangkan budaya organisasi yang kohesif dan kondusif.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan antara kepuasan kerja dengan karyawan kinerja?
2. Apakah peran budaya organisasi dalam karakteristik pekerjaan?
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Produksi dengan orientasi kewirausahaan dikaitkan dengan kemampuan
untuk menemukan peluang pasar baru (Wiklund dan Shepherd, 2003). Menurut
Lumpkin dan Dess (2001) dan Kreiser et al. (2002), orientasi kewirausahaan
mempengaruhi kinerja suatu perusahaan. Faktor demografi, seperti pendidikan,
pengalaman, jenis kelamin, ras, pekerjaan orang tua, usia dan tujuan wirausaha
memiliki dampak positif dan signifikan terhadap kinerja (Cooper dan Gimeno-
Gascon, 1992).
2.1.3 Dalam pandangan Glisson dan Durick (1988), satu karakteristik pekerja,
pendidikan, ditemukan sebagai prediktor komitmen yang signifikan, sementara
tidak ada karakteristik pekerja yang memprediksi kepuasan kerja. Penelitian oleh
Rodríguez-Escudero et al. (2010) menyarankan bahwa konflik peran dan
ambiguitas peran berhubungan negatif dengan kepuasan kerja tim.
2.2 Kerangka Berpikir
1. Menurut Lumpkin dan Dess (2001) dan Kreiser et al. (2002), orientasi
kewirausahaan mempengaruhi kinerja suatu perusahaan. Faktor demografi,
seperti pendidikan, pengalaman, jenis kelamin, ras, pekerjaan orang tua,
usia dan tujuan wirausaha memiliki dampak positif dan signifikan terhadap
kinerja (Cooper dan Gimeno-Gascon, 1992).
2. Budaya nasional memiliki peran moderat dalam hubungan antara
karakteristik pekerjaan dan pekerjaan psikolog industri telah menyebutkan
komponen non-pekerjaan, seperti perilaku kewargaan organisasi atau
kinerja kontekstual, yang mengacu pada tindakan sukarela oleh karyawan
(Bateman dan Organ, 1983) yang menguntungkan pengusaha secara tidak
nyata.
3. Uttal (1983) menyoroti budaya sebagai“sistem nilai bersama (apa yang
penting) dan keyakinan (bagaimana sesuatu bekerja) yang berinteraksi
dengan organisasi's orang, struktur organisasi dan sistem kontrol untuk
menghasilkan norma-norma perilaku.”
Wirausaha
Orientasi H1
H2
Organisasi
Komitmen H3
H4 Karyawan
H6 pertunjukan
Pekerjaan
kepuasan
H5
Organisasi H7
Budaya
2.3 Hipotesis
1. H1 Orientasi kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
karyawan'kinerja.
2. H2 Orientasi kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
komitmen organisasi.
3. H3 Komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
karyawan'kinerja.
4. H4 Komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan kerja.
5. H5 Budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
kerja
6. H6 Kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap karyawan
kinerja.
7. H7 Budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
karyawan kinerja.
3. Metodologi Penelitian
3.1 Metode Penarikan Sampel
Ini adalah studi deskriptif di mana pendekatan deduktif digunakan secara
memadai. Kami memilih karyawan UKM Pakistan sebagai responden yang
ditargetkan. Ada beberapa alasan logis di balik pemilihan topik tersebut,
pertama, dalam perekonomian apa pun, UKM terkenal sebagai tulang
punggung pembangunan ekonomi (Soomro et al., 2019). Kedua, mereka
berkontribusi lebih dari 90 persen dari Pakistan's bisnis di seluruh dunia (GRI,
2011). Ketiga, UKM memainkan peran penting dalam stabilitas ekonomi di
Pakistan melalui memperkaya individu'gaya hidup dan meningkatkan status
sosial (Rohra dan Panhwar, 2009; Ahmed et al., 2010; SMEDA, 2010).
Namun, terlepas dari pertumbuhan dan kontribusi mereka yang fantastis, UKM
Pakistan menghadapi banyak tantangan dalam hal komitmen kinerja organisasi
serta budaya perusahaan.
5. Kesimpulan
5.1 Kesimpulan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh faktor-faktor seperti
orientasi kewirausahaan dan budaya organisasi terhadap kepuasan kerja, komitmen
organisasi dan karyawan'kinerja. Untuk mendapatkan tujuan seperti itu, kami
mengembangkan kerangka konseptual dari literatur. Berdasarkan konteks ini, model
dan hipotesis yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deduktif
berdasarkan data cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner
survei.
Hasil SEM menunjukkan hubungan yang tidak signifikan (H1 tidak didukung)
antara orientasi kewirausahaan dan karyawan'kinerja. Temuan non-signifikan tersebut
didukung oleh berbagai sarjana, seperti Slater dan Narver (2000), Lee et al. (2001) dan
Frank dkk. (2010) yang menemukan hubungan yang lemah antara variabel tersebut.
5.4 Saran
Di masa depan, lebih banyak studi longitudinal diperlukan untuk memeriksa
asosiasi semacam itu lebih lanjut. Pekerja'Kinerjanya dapat dieksplorasi di sektor lain
(pemerintah dan swasta). Terakhir, pendekatan metode campuran dapat digunakan
untuk menyelidiki hasil yang otentik dan valid.