Anda di halaman 1dari 13

Machine Translated by Google

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Jagaditha


Jilid 8, Nomor 1, 2021, hlm.48-60
EISSN 2579-8162
ISSN 2355-4150
ttps:// ejournal.warmadewa.ac.id/ index.php/ jagaditha

Pengaruh Organizational Citizenship Behavior dan Motivasi Kerja pada


Prestasi Kerja PT JNE Kota Kediri

Ria Lestari Pangastuti, Desi Kristanti


Fakultas Ekonomi Universitas Kediri
Kediri, Jawa Timur, Indonesia
ria_lestari@unik-kediri.ac.id ; desiristanti@unik-kediri.ac.id

Diterbitkan: 02/03/2021

Cara mengutip (dalam gaya APA):


Pangastuti, RL, & Kristanti, D. (2021). Pengaruh Organizational Citizenship Behavior dan Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja
PT JNE Kota Kediri. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Jagaditha, 8
(1), 48-60. Doi: https://doi.org/10.22225/jj.8.1.2786.48-60

Abstrak- Organisasi merupakan suatu sistem dan kegiatan manusia yang saling bekerja sama. Sejalan dengan
itu, organisasi dikatakan sebagai suatu koordinasi rasional atas kegiatan sejumlah orang untuk mencapai
beberapa tujuan umum melalui pembagian kerja dan fungsi melalui hierarki wewenang dan tanggung jawab.
Menganalisis pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja, menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap
prestasi kerja, menganalisis pengaruh
motivasi terhadap kepuasan kerja. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik korelasional.
Analisis korelasi adalah metode statistik yang digunakan untuk mengukur besarnya hubungan linier antara dua
variabel atau lebih. SEM merupakan suatu pemodelan yang lengkap, pada dasarnya terdiri atas model pengukuran
(Measurement Model) dan Model Struktural atau Model Kausal. Penelitian ini merupakan bukti empiris mengenai
pengaruh motivasi dan OCB terhadap prestasi.
Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 100 responden yang merupakan karyawan PT JNE Kota Kediri.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: motivasi berpengaruh terhadap OCB dimana motivasi efektif dapat
meningkatkan atau mendorong seorang karyawan merasa puas, motivasi berpengaruh terhadap prestasi. Dimana
seorang pegawai yang mempunyai komitmen terhadap organisasi akan merasa senang menjadi bagian dari
organisasi, mempunyai kepercayaan dan perasaan yang baik terhadap organisasi dan mempunyai keinginan
untuk tetap berada dalam organisasi, serta berniat melakukan yang terbaik bagi organisasi.

Kata Kunci: Organizational Citizenship Behavior (OCB), Motivasi, Prestasi Kerja.

PERKENALAN kondisi sehingga karyawan tidak akan mengalaminya


Organisasi adalah sistem dan aktivitas manusia kelelahan, kebosanan, dan kemalasan bekerja yang
yang bekerja sama (Pouramini & Fayyazi, 2015). Sejalan berakibat pada menurunnya semangat kerja (Afsar &
dengan itu, organisasi dikatakan sebagai suatu koordinasi Badir, 2016). Hal ini dikarenakan jika semangat kerja
rasional atas kegiatan sejumlah orang untuk mencapai menurun maka dapat berakibat pada menurunnya kinerja pegawai
beberapa tujuan umum melalui pembagian kerja dan (Bolino, Hsiung, Harvey, & LePine, 2015).
fungsi melalui hierarki wewenang dan tanggung jawab Menurunnya kinerja pegawai akan mengakibatkan
(Ghanbari & Eskandari, 2013) . kerugian bagi organisasi (Lam, Liang, Ashford, & Lee,
2015).
Hal ini menggambarkan bahwa organisasi mempunyai Pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat
ciri-ciri tertentu yang terstruktur dan tujuannya saling dan tepat tanpa mengurangi kedisiplinan yang ada
berhubungan serta bergantung pada komunikasi manusia apabila didukung oleh peran serta seorang pemimpin
untuk mengkoordinasikan kegiatan dalam organisasi (Matta, Scott, Koopman, & Conlon, 2015). Dalam hal ini
(Dharma, 2018). Dapat dikatakan bahwa organisasi pemimpin harus selalu memberikan arahan, membina,
mempunyai tujuan untuk dapat memenuhi kebutuhan dan memotivasi bawahannya dalam menyelesaikan
hidup sehingga dapat memperoleh kepuasan pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi
(Newman, Nielsen, & Miao, 2015). Oleh karena itu, (Margahana, Haryono, & Muftasa, 2018). Hal ini selalu
organisasi mengharapkan pegawainya dapat berprestasi dilakukan pimpinan dengan memberikan
dan mampu menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Jagaditha Lisensi EISSN 2579-8162 CC-BY-SA 4.0 Halaman 48
Machine Translated by Google

Pengaruh Organizational Citizenship Behavior dan Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja PT JNE Kota
Kediri

motivasi dan keseimbangan upah atas kerja karyawan sebagai akibat dari perilaku kerja pegawai yang
(Brockner et al., 2006). mendukung pencapaian keluaran atau prestasi dan
Perilaku organisasi kewarganegaraan berkaitan dengan upaya menyelesaikan tugasnya dalam
(OCB) adalah seperangkat perilaku dalam lingkungan jangka waktu tertentu.
kerja bebas yang melebihi persyaratan kerja dasar (Astakhova, 2015). Hasil yang tercermin dari perilaku
seorang karyawan, namun dianggap vital bagi tersebut antara lain dipengaruhi oleh motivasi (Jiang,
kelangsungan hidup suatu organisasi, disebutkan bahwa Zhao, & Ni, 2017). Indikator yang perlu diperhatikan
perilaku organisasi OCB berhubungan positif dengan dalam prestasi kerja adalah kualitas kerja, kuantitas
kinerja individu, kerja tim. dan kinerja organisasi, oleh kerja, disiplin kerja, inisiatif, dan kerjasama (Wahyu
karena itu tidak cukup bagi karyawan di perusahaan. Ariani, 2013).
untuk hanya menjalankan setiap tugas tanpa melakukan
perilaku tambahan (Basu, Pradhan, & Tewari, 2017).
TINJAUAN LITERATUR
Motivasi karyawan untuk terlibat dalam OCB Perilaku Kewarganegaraan Organisasi (OCB)
ditentukan oleh seberapa besar keinginan karyawan Perilaku organisasi kewarganegaraan
untuk terlibat dalam perilaku tersebut dan beberapa (OCB) adalah bagian dari perilaku organisasi. Dasar
karyawan merasa bahwa dia harus terlibat dalam suatu kepribadian OCB mencerminkan ciri-ciri pegawai yang
perilaku (Devece, Palacios-Marqués, & Pilar Alguacil, kooperatif, suka menolong, peduli, dan tulus.
2015). Fenomena di lapangan menunjukkan rendahnya
OCB dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: Sedangkan sikap dasar menunjukkan bahwa karyawan
konteks budaya dan perilaku kepemimpinan pada yang terlibat dalam OCB melakukan pembalasan
pergantian kepemimpinan yang membuat seorang kurir terhadap tindakan organisasi (Vigoda-Gadot, Beeri,
JNE merasa perlu adanya penyesuaian terhadap Birman-Shemesh, & Somech, 2007).
pergantian kepemimpinan yang secara tidak langsung Perilaku organisasi kewarganegaraan
mengubah kebiasaan karyawan. di JNE yang selama ini (OCB) adalah perilaku ekstra individu, yang tidak dikenali
cukup santai hingga sangat disiplin. Hal ini dirasakan secara langsung atau eksplisit dalam sistem kerja
oleh pegawai kurir. Gap riset namun kerjasama yang formal, dan yang secara agregat dapat meningkatkan
lebih baik antar rekan kerja masih diperlukan untuk efektivitas fungsi organisasi. Kemudian untuk penelitian
meningkatkan kekompakan dan semangat kerja. Motivasi selanjutnya dapat merumuskan OCB lebih jauh lagi,
karyawan sudah baik, namun perlu ditingkatkan dalam yaitu berkontribusi pada pemeliharaan dan peningkatan
hal kesadaran, pengembangan karir, dan kesejahteraan konteks sosial dan psikologis hingga dukungan tugas
karyawan (Dharma, 2018). (Kark & Waismel-Manor, 2005).

Motivasi perlu dilaksanakan dalam suatu Perilaku organisasi kewarganegaraan


organisasi, dimana segala aktivitas dan tugas didasari (OCB) merupakan istilah yang digunakan untuk
oleh motivasi yang tinggi maka prestasi kerja pun akan mengidentifikasi perilaku pegawai agar dapat disebut sebagai
tinggi dan sebaliknya (Ng, Lam, & Feldman, 2016). Agar anggota yang baik. OCB adalah salah satu bentuk manfaat, peran ekstra
seseorang mau melakukan suatu pekerjaan maka orang perilaku terhadap rekan kerja, khususnya bentuk gotong
tersebut memerlukan motivasi (Koning & Van Kleef, royong. Dari definisi para ahli dapat disimpulkan bahwa
2015). Motivasi adalah sesuatu atau sesuatu yang OCB merupakan suatu perilaku extrarole individu
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu (Zhang, terhadap rekan kerja yang dapat meningkatkan efektifitas
Guo, & Newman, 2017). fungsi organisasi. Organisasi pada umumnya
Motivasi yang dimiliki individu (motivasi intrinsik) dan berpandangan bahwa untuk mencapai keunggulan harus
dapat muncul dari luar individu (motivasi ekstrinsik) mengupayakan kinerja individu yang setinggi-tingginya
(Pham, Tuÿková, & Chiappetta Jabbour, 2019). Dan karena pada dasarnya kinerja individu mempengaruhi
keduanya mempunyai pengaruh terhadap perilaku dan kinerja individu. kinerja tim atau kelompok kerja dan
prestasi kerja. pada akhirnya mempengaruhi kinerja organisasi secara
Dengan demikian dapat diketahui bahwa motivasi keseluruhan (Bienstock, Demoranville, & Smith, 2003).
berpengaruh terhadap kinerja karyawan (Khalili, 2017).
Prestasi kerja pegawai berarti prestasi atau
kontribusi yang diberikan oleh seorang pegawai dalam Perilaku ini muncul karena adanya perasaan
melaksanakan tugas dan tanggung jawab serta fungsinya menjadi anggota organisasi dan perasaan puas jika
sebagai pegawai pada suatu lembaga pendidikan (Ygw dapat berbuat lebih terhadap organisasi. Perasaan
He, 2017). Selain itu, performa kerja juga terbatas menjadi anggota yang puas ketika melakukan sesuatu
yang lebih baru muncul

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Jagaditha Lisensi EISSN 2579-8162 CC-BY-SA 4.0 Halaman 49
Machine Translated by Google

Pengaruh Organizational Citizenship Behavior dan Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja PT JNE Kota
Kediri

ketika karyawan mempunyai persepsi positif terhadap e. Membantu pekerjaan orang lain ketika
organisasi. OCB merupakan perbuatan seseorang di luar mereka belum login.
kewajibannya, tidak memperhatikan kepentingannya F. Luangkan waktu untuk membantu orang lain yang
sendiri. OCB berkontribusi terhadap kesejahteraan mempunyai masalah pekerjaan.

komunitasnya, transformasi sumber daya, inovasi dan G. Menjadi sukarelawan untuk melakukan
adaptasi serta kinerja organisasi secara keseluruhan sesuatu tanpa diminta.
termasuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi H. Membantu orang lain di luar departemen
penggunaan sumber daya yang langka, waktu dan ketika mempunyai masalah.
penyelesaian masalah antar unit kerja secara kolektif
dan saling bergantung (Bogler & Somech , 2005). Saya. Membantu pelanggan dan tamu jika mereka
mempunyai masalah.
Perilaku ini tidak akan diterima secara langsung 2) Kebajikan sipil meliputi:
imbalan atau sanksi baik dilakukan atau tidak, namun A. Kesediaan untuk bertoleransi tanpa
sikap konstruktif yang ditunjukkan pegawai melalui OCB mengeluh.
akan memberikan penilaian yang positif. B. Menahan diri dari aktivitas mengeluh
Organisasi membutuhkan karyawan yang ikut serta dan mengumpat.
dalam perilaku sipil yang baik, seperti dalam pernyataan C. Tidak menemukan kesalahan di
konstruktif tentang kelompok kerja dan organisasinya, organisasi.
membantu orang lain dalam timnya, menjadi sukarelawan D. Tidak mengeluh segalanya. tentang

untuk kegiatan tambahan, menghindari konflik yang tidak


perlu, menunjukkan kepedulian terhadap properti e. Jangan membesar-besarkan masalah
organisasi, menghormati semangat serta terpusat. di luar proporsinya.
peraturan dan perundang-undangan, serta bersedia 3) Sportivitas meliputi:
memberikan toleransi terhadap gangguan dan kerugian A. Mengikuti perubahan dan perkembangan
terkait pekerjaan tidak tetap (Organ, 2018). dalam organisasi.

Dimensi OCB B. Membaca dan mengikuti peraturan


Dimensi OCB menurut Bogler & Somech, (2005) adalah: organisasi.
1. Perilaku C. Membuat penilaian tentang apa yang
menolong, yaitu perilaku saling membantu dan terbaik bagi organisasi.
mencegah kemalasan dalam bekerja.
Motif yang Mendasari OCB
2. Kebajikan warga negara, mengenai dukungan Seperti kebanyakan perilaku lainnya, OCB
pekerja terhadap fungsi administratif dalam ditentukan oleh banyak hal, artinya tidak ada penyebab
organisasi. tunggal terjadinya OCB. Sesuatu yang masuk akal bila
3. Sportivitas, menggambarkan pekerja yang kita menerapkan OCB secara rasional. Menurut
lebih menekankan aspek positif dibandingkan McClelland, manusia mempunyai tiga tingkatan motif
aspek negatif organisasi. Sportivitas (Vigoda-Gadot et al., 2007), yaitu:
menggambarkan sportivitas seorang pekerja 1. Motif berprestasi, mendorong orang untuk
terhadap organisasi. menunjukkan keistimewaan
(keunggulan), mencari prestasi dari suatu
Dalam pengukuran ini menggunakan skala tugas, peluang atau kompetisi.
Bienstock et al., (2003) dimana skala ini mengukur 2. Motif afiliasi, mendorong orang untuk
dimensi OCB sebagai berikut: mencipta, memelihara, dan
meningkatkan hubungan dengan orang
1) Perilaku menolong meliputi: lain.
A. Perilaku membantu orang-orang tertentu. 3. Motif kekuasaan mendorong orang untuk
B. Menggantikan rekan kerja yang tidak mencari status dan situasi dimana mereka
hadir atau sedang istirahat. dapat mengontrol pekerjaan atau tindakan
C. Membantu orang lain yang pekerjaannya orang lain.
terbebani.
D. Membantu proses orientasi karyawan Manfaat OCB Bagi Perusahaan
baru meskipun tidak diminta. Menurut Philip M.Podsakoff, Scott B.MacKenzie,
Julie Beth Paine (2000), OCB telah

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Jagaditha Lisensi EISSN 2579-8162 CC-BY-SA 4.0 Halaman 50
Machine Translated by Google

Pengaruh Organizational Citizenship Behavior dan Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja PT JNE Kota
Kediri

manfaatnya bagi perusahaan, manfaat OCB bagi perusahaan Leinster, & Casado, 2020). Dengan kata lain, teori
antara lain : 1. OCB proses pada dasarnya mencoba menjawab pertanyaan
meningkatkan produktivitas rekan kerja. bagaimana memperkuat, mengarahkan,
mempertahankan, dan menghentikan perilaku individu
2. OCB meningkatkan produktivitas manajer. agar setiap individu bekerja secara aktif sesuai
3. OCB menghemat sumber daya yang dimiliki keinginan manajer (Tsai et al., 2016) .
manajemen dan organisasi
keseluruhan.

4. OCB membantu menghemat sumber daya energi Jenis Motivasi


mempertahankan fungsi Fenomena motivasi hidup yang
A mempunyai
adalah

kelompok. banyak corak dan ragam. Secara umum motivasi


5. OCB merupakan sarana koordinasi kegiatan yang dapat digolongkan menjadi empat jenis yang memberi
efektif warna pada aktivitas manusia. Keshavarz & Karami
kerja tim. (2016), menyatakan bahwa motivasi yang diberikan
6. OCB meningkatkan kemampuan organisasi untuk digolongkan menjadi empat bagian: 1. Motivasi Positif
menarik dan Motivasi positif adalah proses
mempertahankan karyawan terbaik. pemberian motivasi atau
7. OCB meningkatkan stabilitas kinerja organisasi. upaya untuk membangkitkan motif, yang mana
diarahkan untuk mencoba mempengaruhi orang
8. OCB meningkatkan kemampuan organisasi lain agar berhasil. dengan baik dan antusias
untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. dengan memberikan manfaat tertentu kepada
mereka.
Motivasi kerja
Motivasi merupakan kondisi psikologis 2. Motivasi Negatif Motivasi
yang dihasilkan dari interaksi kebutuhan pegawai dan negatif sering dikatakan sebagai motivasi yang
faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku seorang bersumber dari rasa takut.
pegawai (Danim, 2004). Motivasi adalah keadaan Motivasi negatif yang berlebihan akan membuat
mental dan sikap mental manusia yang memberikan organisasi tidak mampu mencapai tujuannya.
energi, mendorong aktivitas dan mengarahkan
perilaku menuju pencapaian pemuasan kebutuhan 3. Motivasi Dari Dalam
(Steel, Svartdal, Thundiyil, & Brothen, 2018). Dari Motivasi dari dalam diri muncul dalam diri pekerja
pengertian di atas, motivasi dapat diartikan sebagai ketika ia melaksanakan tugas atau pekerjaan
suatu permasalahan yang sangat penting dalam dan berasal dari dalam diri pekerja itu sendiri.
setiap usaha sekelompok orang yang bekerja sama
untuk mencapai tujuan organisasi, permasalahan 4. Motivasi dari luar Motivasi dari
motivasi dapat dianggap sederhana karena pada luar adalah motivasi yang timbul akibat pengaruh
dasarnya manusia mudah termotivasi, dengan yang ada di luar pekerjaan dan dari luar diri
memberikan apa yang diinginkannya ( Graham, 2020). pekerja itu sendiri.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi


Menurut Anderman (2020), Motivasi muncul karena dua faktor, yaitu
Setiap teori motivasi berupaya menggambarkan akan faktor dari dalam diri manusia dan faktor dari luar
menjadi apa manusia dan manusia. Oleh karena itu, manusia.
dapat dikatakan bahwa suatu teori motivasi mempunyai Faktor dalam diri manusia (disebut motivasi internal)
isi berupa pandangan tertentu terhadap manusia berupa sikap, pendidikan, kepribadian, pengalaman,
(Guo, Han, Zhang, Dang, & Chen, 2015). Teori pengetahuan, dan cita-cita. Sedangkan faktor
motivasi digolongkan menjadi dua aspek, yaitu teori eksternal (motivasi eksternal) berupa gaya
kepuasan dan teori motivasi proses. kepemimpinan yang unggul, dorongan atau bimbingan
seseorang, dan perkembangan situasi (Baumeister,
2016).
Teori motivasi adalah teori proses ini yang
bertentangan dengan teori kebutuhan Maslow. Teori
proses fokus pada bagaimana motivasi terjadi (Oakley,
Himmelweit,

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Jagaditha Lisensi EISSN 2579-8162 CC-BY-SA 4.0 Halaman 51
Machine Translated by Google

Pengaruh Organizational Citizenship Behavior dan Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja PT JNE Kota
Kediri

Pentingnya Motivasi Kerja jaminan sosial pekerja, dana pensiun,


Menurut Reeve, (2016) tunjangan kesehatan, asuransi kesehatan
berpendapat bahwa pentingnya karyawan dan perlengkapan keselamatan kerja.
motivasinya adalah sebagai berikut: 3. Sosial, ditunjukkan dengan berinteraksi dengan
A. Respect, yaitu memberikan rasa hormat dan orang lain, termasuk dengan menjalin
penghargaan secara wajar. Namun adil hubungan kerja yang harmonis, kebutuhan
bukan berarti setara. Terkait prestasi kerja, akan penerimaan dalam kelompok dan
atasan mungkin tidak memberi penghargaan kebutuhan untuk mencintai dan dicintai.
kepada semua orang. Memberikan 4. Penghargaan, ditunjukkan dengan pengakuan
penghargaan berdasarkan prestasi, pangkat, dan penghargaan berdasarkan kemampuan,
pengalaman, dan sebagainya. yaitu perlunya dihormati dan diapresiasi oleh
B. Informasi, yaitu dengan memberikan informasi pegawai lain dan pimpinan atas prestasi
kepada pegawai tentang kegiatan organisasi kerjanya
khususnya 5. Aktualisasi diri, ditunjukkan dengan sifat
tentang apa yang harus dilakukan dan bagaimana pekerjaan yang menarik dan menantang,
melakukannya. C. Perilaku. dimana pegawai akan mengerahkan
Berusaha mengubah perilaku sesuai dengan keterampilan, kemampuan, keterampilan, dan
harapan bawahan. Dengan demikian ia potensinya. Dalam memenuhi kebutuhan
mampu menjadikan pegawai berperilaku tersebut, perusahaan dapat melakukan
atau bertindak sesuai dengan apa yang pendidikan dan pelatihan.
diharapkan oleh organisasi
Prestasi kerja
D. Hukuman. Prestasi kerja merupakan hasil usaha
Berikan hukuman kepada pegawai yang seseorang yang ditentukan oleh kemampuan,
bersalah di ruangan tersendiri, jangan karakteristik pribadinya, dan persepsi terhadap
memberikan hukuman di depan pegawai peranannya dalam pekerjaan.
yang lain karena dapat menimbulkan frustasi (Arcelli, Cortellessa, Filieri, & Leva, 2015). Menurut
dan merendahkan martabat. (Aryee, Walumbwa, Seidu, & Otaye, 2016) Prestasi
e. Merasa. kerja adalah kualitas dan kuantitas kerja yang
Tanpa mengetahui bagaimana harapan dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
karyawan dan perasaan apa yang ada di tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
dalam dirinya, maka sangat sulit bagi diberikan kepadanya.
pemimpin untuk memotivasi bawahannya.
Perasaan tersebut meliputi rasa memiliki,
rasa ikut serta, rasa persahabatan, rasa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Kerja
memiliki terhadap suatu kelompok, dan rasa 1. Faktor Individu
berprestasi. a) Effort (usaha) yang menunjukkan
sejumlah sinergi fisik dan mental yang
digunakan dalam melaksanakan
Indikator Motivasi Kerja gerakan tugas.
Menurut Madden, Rashid, & Zainol (2016), b) Kemampuan, yaitu karakteristik pribadi
menjelaskan bahwa motivasi kerja pegawai yang diperlukan untuk melaksanakan
dipengaruhi oleh kebutuhan fisik, kebutuhan rasa suatu tugas.
aman dan keselamatan, kebutuhan sosial, c) Persepsi tugas peran, yaitu seluruh
kebutuhan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi perilaku dan aktivitas yang dirasa perlu
diri. Kemudian faktor kebutuhan direduksi menjadi oleh individu untuk menyelesaikan
indikator untuk menentukan motivasi kerja, yaitu: suatu pekerjaan.
2. Faktor lingkungan
1. Fisiologis, ditunjukkan dengan pemberian upah a) Kondisi fisik
yang layak kepada pegawai, pemberian b) Peralatan
bonus, tunjangan makan, biaya transportasi, c) Waktu
fasilitas perumahan, dan sebagainya. d) Bahan
e) Pendidikan
2. Keamanan, ditunjukkan dengan sarana f) Pengawasan
keamanan dan keselamatan kerja yang meliputi g) Desain Organisasi

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Jagaditha Lisensi EISSN 2579-8162 CC-BY-SA 4.0 Halaman 52
Machine Translated by Google

Pengaruh Organizational Citizenship Behavior dan Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja PT JNE Kota
Kediri

h) Pelatihan memotivasi karyawan dalam pekerjaannya.


i) Keberuntungan Suatu pekerjaan yang tidak didasari oleh
motivasi kerja akan menimbulkan hasil yang tidak maksimal
Indikator Kinerja Pekerjaan (Blumberg & Pringle, 1982).
Pekerjaan bergaji tinggi harus diraih oleh
karyawan. (Campbell & Lambright, 2014) Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi Kerja
menyatakan bahwa ukuran-ukuran yang perlu Kinerja
diperhatikan dalam prestasi kerja antara lain: merupakan hasil kerja secara kualitas
1. Kualitas kerja. dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seorang
Kriteria penilaiannya adalah ketelitian kerja, pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai
keterampilan kerja, ketelitian kerja, dan dengan tanggung jawab yang diberikan
kerapihan kerja. kepadanya.
2. Kuantitas kerja. Menurut (Waldman, 1994), kinerja pegawai
Kriteria penilaiannya adalah kecepatan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara
kerja. kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
3. Disiplin kerja. seorang pegawai dalam melaksanakan
Kriteria penilaiannya adalah mengikuti tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
instruksi atasan, mematuhi peraturan diberikan kepadanya. Oleh karena itu, dapat
perusahaan, dan mematuhi waktu kehadiran. disimpulkan bahwa kinerja SDM adalah
prestasi kerja, atau keluaran, baik kualitas
4. Inisiatif. maupun kuantitas yang dicapai oleh kesatuan
Kriteria penilaiannya adalah selalu aktif SDM selama jangka waktu dalam melaksanakan
atau bersemangat dalam menyelesaikan tugas pekerjaannya sesuai dengan tanggung
pekerjaan tanpa menunggu perintah dari jawab yang diberikan kepadanya. Secara
atasan, artinya tidak pasif atau bekerja atas umum, kinerja yang tinggi dikaitkan dengan
dorongan dari atasan. motivasi yang tinggi. Sebaliknya, motivasi yang
rendah dikaitkan dengan kinerja yang rendah.
5. Kerja Sama. Kinerja seseorang terkadang tidak berhubungan
Kriteria penilaiannya adalah kemampuan dengan kompetensi yang dimilikinya, karena
bersosialisasi dan beradaptasi serta ada faktor diri sendiri dan lingkungan kerja
kemampuan memberikan bantuan kepada yang mempengaruhi kinerja. Kinerja tinggi
pegawai lain sesuai batas kewenangannya. merupakan fungsi dan interaksi antara motivasi,

Pengaruh Organizational Citizenship


Behavior terhadap Motivasi Kerja
Kinerja = ƒ (Motivasi x
Seorang pegawai yang bekerja pada Kemampuan x peluang)
suatu lembaga pendidikan tentu didasari oleh
keinginan untuk memenuhi kebutuhannya, Dalam suatu perusahaan seorang
baik kebutuhan sandang, pangan, dan papan. manajer bertugas untuk meningkatkan kinerja
Selain itu, mereka juga perlu memenuhi karyawannya dengan cara yang mendorong
kebutuhan akan rasa aman dalam bekerja, karyawan untuk bekerja keras dalam
mempunyai pendapat sebagai pengakuan atas pekerjaannya. Berhasil tidaknya seorang
pekerjaan yang dilakukan, dan mampu manajer dalam memotivasi karyawannya dapat
mengaktualisasikan diri dalam lingkungan kerja dan organisasi.
dilihat dari perilaku karyawannya dalam
Dengan adanya Organizational Citizenship bekerja. Seseorang yang bermotivasi tinggi
Behavior terhadap motivasi kerja para pegawai akan bekerja keras untuk melakukan pekerjaan
tersebut akan bekerja secara maksimal untuk sesuai target yang diharapkan, seseorang
mencapai kepuasan dalam menjalankan yang tidak termotivasi tidak mau melakukan
pekerjaannya, dan bukan semata-mata untuk pekerjaannya sesuai target yang diharapkan
memenuhi kebutuhannya saja. Begitu besarnya bahkan melakukan pekerjaannya secara tidak
pengaruh OCB terhadap motivasi kerja dalam suatu berlebihan. Untuk meningkatkan kinerja
pekerjaan, sehingga menjadi salah satu faktor yang karyawan, seorang manajer memotivasi dengan memberikan peng
harus diperhatikan oleh suatu perusahaan untuk dapat meraih kesuksesan.

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Jagaditha Lisensi EISSN 2579-8162 CC-BY-SA 4.0 Halaman 53
Machine Translated by Google

Pengaruh Organizational Citizenship Behavior dan Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja PT JNE Kota
Kediri

kompensasi, tunjangan dan bonus kepada motivasi sehingga menghasilkan prestasi kerja
karyawan. sehingga pekerja yang lebih produktif akan
Kemampuan merupakan sesuatu mendapatkan kepuasan (Glazier, 2015).
yang melekat pada diri seseorang dan bersifat
bawaan serta diwujudkan dalam tindakannya
dalam bekerja, sedangkan motivasi merupakan Situs Penelitian
aspek yang sangat penting untuk mendorong Penelitian ini akan dilakukan di PT JNE
kreatifitas dan kemampuan seseorang dalam Kota Kediri.
melakukan suatu pekerjaan, serta selalu Jenis penelitian
bersemangat dalam melaksanakan pekerjaan Jenis penelitian ini adalah penelitian
tersebut. Sedangkan peluang diperlukan untuk analitik korelasional. Dalam (Margahana et al.,
menggali kemampuan dan motivasi yang 2018) Analisis korelasi merupakan metode statistik
diterima sebagai wujud hasil yang menjadikan yang digunakan untuk mengukur besarnya
kinerja seseorang terlihat baik atau tidak. hubungan linier antara dua variabel atau lebih.
Terwujudnya kinerja yang maksimal
memerlukan suatu dorongan untuk
membangkitkan kemauan dan semangat Populasi Dan Sampel
kerja, yaitu motivasi. Motivasi berfungsi untuk Populasi dalam penelitian ini adalah
merangsang kemampuan pegawai dalam seluruh karyawan PT JNE Kota Kediri yang
menciptakan hasil kinerja yang maksimal pula berjumlah 208 orang, sedangkan sampel dalam
(Liu Sifeng, 2010). penelitian ini adalah sebagian dari populasi. Besar
sampel menggunakan sampel minimal 100 karyawan.
Pengaruh Organizational Citizenship
Behavior dan Motivasi Terhadap Prestasi Jenis Dan Sumber Data
Kerja Jenis data yang digunakan adalah data
Seringkali ada anggapan kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian
bahwa karyawan yang termotivasi oleh ini adalah data primer dan data sekunder. Data
pengaruh Organizational Citizenship primer diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada
Behavior akan melaksanakan responden. Sedangkan data sekunder digunakan
pekerjaannya dengan lebih baik. Dalam untuk menunjang data primer, berupa data
banyak kasus, seringkali terdapat administratif yang diperoleh dari dokumen PT JNE
hubungan positif antara Organizational Kota Kediri.
Citizenship Behavior dengan prestasi
kerja yang tinggi, namun tidak selalu Metode pengumpulan data
cukup kuat dan bermakna (signifikan)”. Dalam penelitian ini penulis memilih
Lebih lanjut beliau berpendapat bahwa beberapa teknik sesuai dengan desain penelitian
Organizational Citizenship Behavior yang digunakan, yaitu:
yang lebih tinggi terutama dihasilkan a. Daftar pertanyaan
oleh motivasi dengan menghasilkan Kuesioner ini dimaksudkan untuk
prestasi kerja. Bukan sebaliknya. memperoleh informasi tertulis dari responden
Performa kerja yang lebih baik mengenai variabel penelitian. Tujuan utama
menghasilkan imbalan yang lebih pembuatan kuesioner ini adalah untuk
tinggi. Jika pekerjaan dirasa adil dan memperoleh informasi yang relevan dengan
memadai, maka kepuasan kerja tujuan survei, untuk memperoleh informasi
pegawai akan meningkat karena yang mempunyai reliabilitas dan validitas yang
menerima penghargaan dalam proporsi yang sesuaisetinggi-tingginya.
dengan prestasi kerjanya. Di samping itu,
Sedangkan Gibson menyatakan, B. Dokumentasi
“Terdapat hubungan timbal balik antara kinerja Dokumentasi penelitian
dan motivasi kerja. Di satu sisi dikatakan adalah pengumpulan informasi dengan cara
bahwa motivasi kerja menyebabkan mempelajari sumber-sumber tertulis untuk
peningkatan kinerja pegawai sehingga pekerja memperoleh data sekunder dari masing-masing
yang puas akan lebih produktif. bisa juga lembaga yang menjadi objek penelitian yang
terjadi karena pekerjaan berkaitan dengan penelitian ini (H. He, Li, & Harris, 2012).

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Jagaditha Lisensi EISSN 2579-8162 CC-BY-SA 4.0 Halaman 54
Machine Translated by Google

Pengaruh Organizational Citizenship Behavior dan Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja PT JNE Kota
Kediri

Definisi Operasional Variabel Pengukuran Variabel


1.OCB Seluruh variabel dalam penelitian ini diukur dengan
1. Perilaku menolong menggunakan skala likert yaitu skala yang berkaitan
2. Kebajikan sipil dengan pernyataan-pernyataan tentang sikap seseorang
3. Sportivitas terhadap suatu hal, misalnya setuju-tidak setuju atau suka-
2. Motivasi kerja tidak suka dalam penelitian ini skala likert yang digunakan
Motivasi kerja merupakan motif yang mendorong adalah dengan lima skala yaitu:
pegawai untuk melakukan pekerjaan sesuai - Pilihan jawaban “Sangat Setuju” diberi skor 5
tugas pokok dan fungsi pekerjaannya yang
dinilai atau diukur berdasarkan dimensi motivator - Pilihan jawaban “Setuju diberi skor
dan faktor kebersihan. 4
- Pilihan jawaban “Netral” diberi skor 3
Indikator untuk mengukur motivasi kerja menurut
antara lain : - Diberikan pilihan jawaban “Tidak Setuju”.
A. Fisiologis, ditunjukkan dengan pemberian upah skor 2
yang layak kepada karyawan, pemberian - Pilihan jawaban “Sangat
bonus, tunjangan makan, biaya transportasi, Tidak Setuju” diberi skor 1
fasilitas perumahan, dan sebagainya.
Tes Instrumen
B. Keamanan, ditunjukkan dengan fasilitas Validitas dan reliabilitas sangat diperlukan dalam
keamanan dan keselamatan kerja, yang penelitian. Untuk mempunyai instrumen penelitian yang
meliputi jaminan sosial pekerja, dana reliabel, maka harus diuji validitas dan reliabilitas alat
pensiun, tunjangan kesehatan, asuransi ukurnya, sehingga diperoleh data yang sesuai dan reliabel.
kesehatan, dan perlengkapan keselamatan kerja.
C. Sosial, ditunjukkan dengan berinteraksi
dengan orang lain, antara lain dengan Uji validitas
menjalin hubungan kerja yang harmonis, Instrumen penelitian dikatakan valid apabila
kebutuhan untuk diterima dalam kelompok, instrumen tersebut mampu mengukur apa yang diinginkan
dan kebutuhan untuk mencintai dan dicintai. dan dapat menjaring data dari variabel-variabel yang
D. Penghargaan, ditunjukkan dengan pengakuan ditulis dengan benar. Tingkat validitas instrumen
dan penghargaan berdasarkan kemampuan, menunjukkan sejauh mana data yang dikumpulkan tidak
yaitu perlunya dihormati dan diapresiasi oleh menyimpang dari gambaran yang dimaksudkan. Dalam
pegawai lain dan pimpinan atas prestasi penelitian ini uji validitas dilakukan dengan menggunakan
kerjanya pendekatan korelasi product moment model Pearson,
e. Aktualisasi diri, ditunjukkan dengan sifat yaitu mengkorelasikan skor item pertanyaan setiap
pekerjaan yang menarik dan menantang, variabel dengan total skor. Jika nilai koefisien korelasi
dimana pegawai akan mengerahkan kurang dari ÿ = 0,05 (5%), berarti kuesioner mempunyai
keterampilan, kemampuan, keterampilan, validitas yang tinggi, yaitu item-item pernyataan dalam
dan potensinya. Dalam memenuhi kuesioner dapat mengukur fungsi pengukuran sesuai
kebutuhan tersebut, perusahaan dapat yang diinginkan. Tes kepercayaan
melakukan pendidikan dan pelatihan.
2. Prestasi kerja Uji reliabilitas digunakan untuk menguji sejauh mana
Prestasi kerja merupakan hasil usaha seseorang instrumen dapat diberikan hasil yang relatif sama dan
yang ditentukan oleh kemampuan, karakteristik dapat diukur kembali pada subjek yang sama. Alat ukur
pribadinya, dan persepsi terhadap peranannya yang baik tidak akan mengalami perubahan
dalam pekerjaan. Indikator untuk mengukur pengukurannya, artinya meskipun alat tersebut digunakan
variabel ini berkali-kali akan memberikan hasil yang hampir sama
adalah: dalam penelitian ini, uji reliabilitasnya dilakukan dengan
A. Kualitas kerja. menggunakan pendekatan Cronbach Alpha. Kriterianya
B. Kuantitas kerja. adalah jika nilai Cronbach Alpha ÿ 0,60 maka dikatakan
C. Disiplin kerja. kuesioner mempunyai reliabilitas yang tinggi.
D. Prakarsa.
e. Kerja sama.

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Jagaditha Lisensi EISSN 2579-8162 CC-BY-SA 4.0 Halaman 55
Machine Translated by Google

Pengaruh Organizational Citizenship Behavior dan Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja PT JNE Kota
Kediri

Metode Analisis yang digunakan adalah jika nilai probabilitas (Sig) lebih
SEM merupakan suatu pemodelan lengkap yang kecil dari ÿ (0,05) berarti hipotesis kedua diterima,
pada dasarnya terdiri atas model pengukuran (Measurement sebaliknya jika nilai probabilitas (Sig) lebih besar dari ÿ
Model) dan Model Struktural atau Model Kausal. Beberapa (0,05) berarti hipotesis kedua ditolak. .
langkah yang dilakukan untuk membentuk model adalah
sebagai berikut: digunakan untuk mengetahui pengaruh Terakhir, untuk menguji hipotesis ketiga dalam
variabel bebas (X1) dan (X2) terhadap variabel terikat (Y). penelitian ini digunakan perbandingan angka koefisien
terstandar (Beta) antar variabel independen, kriteria yang
Melalui SEM juga dapat diketahui keeratan digunakan adalah jika terdapat variabel independen yang
hubungan (R) antara variabel independen dengan variabel mempunyai jumlah koefisien terstandar (Beta) paling
dependen, dimana koefisien korelasi (R) yang mendekati banyak dibandingkan dengan variabel independen.
1 menunjukkan tingkat keeratan hubungan yang semakin variabel bebas lainnya, maka variabel bebas tersebut
tinggi. antara kedua jenis variabel tersebut. SEM juga dinyatakan mempunyai pengaruh paling besar atau
dapat menunjukkan besarnya kontribusi variabel dominan terhadap variabel terikat.
independen dalam menjelaskan perubahan atau fluktuasi
yang terjadi pada variabel dependen, dimana koefisien
determinasi (R²) yang mendekati 1,0 menunjukkan HASIL DAN DISKUSI
besarnya kontribusi variabel independen terhadap variabel Objek Penelitian
independen. perubahan variabel dependen mendekati Objek penelitian ini adalah seluruh karyawan PT
100% (Margahana et al., 2018). JNE Kota Kediri dari seluruh program studi yang
selanjutnya disebut populasi. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh karyawan PT JNE Kota Kediri yang
berjumlah 208 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah
sebagian dari populasi. Besar sampel menggunakan
Pengujian Hipotesis sampel minimal 100 karyawan.
Untuk menguji hipotesis pertama dalam penelitian
ini digunakan uji F yaitu pengujian koefisien simultan Analisis Statistik Deskriptif
dengan membandingkan nilai probabilitas dengan alpha Jumlah kuesioner dari data yang telah disebarkan
(ÿ) sebesar 5% atau 0,05. Kriteria yang digunakan adalah sebanyak 130 dan data yang terkumpul sebanyak 100 dari
jika nilai probabilitas (Sig) lebih kecil dari ÿ (0,05) berarti kuesioner yang telah disebarkan. Dari data yang terkumpul
hipotesis pertama diterima, sebaliknya jika nilai probabilitas dilakukan langkah selanjutnya yaitu tabulasi. Tujuan
(Sig) lebih besar dari ÿ (0,05) berarti hipotesis pertama tabulasi adalah untuk memudahkan pengorganisasian,
diterima. hipotesis pertama ditolak. . penjumlahan, dan kemudahan pengorganisasian data
untuk penyajian dan analisis. Hasil tabulasi diolah
Selanjutnya untuk menguji hipotesis kedua menggunakan program SmartPLS yang menghasilkan
dalam penelitian ini digunakan uji t yaitu pengujian deskripsi statistik variabel penelitian.
koefisien parsial dengan membandingkan nilai probabilitas
dengan alpha (ÿ) sebesar 5% atau 0,05. Kriterianya

Asli Standar Statistik T


Sampel Deviasi Nilai P
Sampel (| HAI /
Berarti (M)
(HAI) (STDEV) STDEV |)
Motivasi ->
0,2967 0,2929 0,0687 4.3213 0,0000
Prestasi
OCB -> Motivasi 0,6809 0,6907 0,0599 11.3594 0,0000
OCB -> Prestasi 0,6322 0,6371 0,0609 10.3818 0,0000

Efek Tidak Langsung dengan mempertimbangkan p_value sebesar 0,0002 dimana


Pengaruh Tidak Langsung digunakan untuk menguji nilai tersebut kurang dari 0,05.
ada tidaknya pengaruh tidak langsung. Dari tabel dibawah Tabel 4.4 dampak tidak langsung
ini dapat disimpulkan bahwa motivasi mempunyai pengaruh
tidak langsung terhadap prestasi. Kesimpulan ini diambil

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Jagaditha Lisensi EISSN 2579-8162 CC-BY-SA 4.0 Halaman 56
Machine Translated by Google

Pengaruh Organizational Citizenship Behavior dan Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja PT JNE Kota
Kediri

Standar Statistik T
Asli Sampel
Deviasi (| O / STDEV |) Nilai P
Sampel (O) Berarti (M)
(STDEV)
Motivasi ->
Prestasi
OCB -> Motivasi
OCB -> Prestasi 0.2020 0,2028 0,0531 3.8039 0,0002

R persegi Nilai R-square seperti disajikan pada tabel di


Kriteria kebaikan model pada PLS bawah ini.
pertama dapat dilihat dari Tabel 4.5 R-kuadrat

Asli Rata-rata Deviasi Statistik T (|


Sampel Sampel Standar O/ Nilai P
(HAI) (M) (STDEV) STDEV |)
Motivasi 0,4582 0,4754 0,0819 5.5929 0,0000
Pencapaian 0,7378 0,7476 0,0467 15,7983 0,0000

Berdasarkan tabel diatas terlihat nilai R-square mampu menjelaskan 73,8% dari seluruh keragaman
terhadap motivasi sebesar 0,458. data prestasi.
Nilai tersebut menunjukkan bahwa variabel motivasi
mampu menjelaskan 45,8% dari seluruh data pada Rata-rata Varians Diekstraksi (AVE)
variabel kepuasan. AVE merupakan uji statistik untuk menguji
Sedangkan nilai R-Square sebesar 0,738 pada validitas indikator-indikator penyusun setiap variabel
variabel prestasi menunjukkan bahwa variabel prestasi laten. Nilai AVE untuk motivasi sebesar 0,6842, OCB
dan variabel motivasi sebesar 0,5896, dan prestasi sebesar 0,6854.

Deviasi Statistik T (|
Asli Sampel
Standar O/ Nilai P
Sampel (O) Berarti (M)
(STDEV) STDEV |)
Motivasi 0,6842 0,6851 0,0426 16.0660 0,0000
OCB 0,5896 0,5932 0,0373 15.771 0,0000
Pencapaian 0,6854 0,6880 0,0438 15.6467 0,0000

Nilai minimum AVE adalah 0,5. Berdasarkan hasil Reliabilitas komposit berfungsi untuk menguji
diatas dapat disimpulkan bahwa indikator pertanyaan reliabilitas kuesioner yang telah dibuat. Nilai reliabilitas
pada model valid karena memiliki nilai AVE diatas 0,5 komposit masing-masing variabel laten untuk motivasi
sebesar 0,8664, OCB sebesar 0,8763, dan prestasi
sebesar 0,9158. Hasil reliabilitas komposit akan
Keandalan Komposit menunjukkan nilai memuaskan jika diatas 0,7.

Deviasi Statistik T (|
Asli Sampel Standar Nilai P
O/
Sampel (O) Berarti (M)
(STDEV) STDEV |)
Motivasi 0,8664 0,8659 0,0235 36.9380 0,0000
OCB 0,8763 0,8767 0,0173 50.7562 0,0000
Pencapaian 0,9158 0,9158 0,0160 57.3145 0,0000

Cronbach alfa tabel di bawah ini memberikan hasil Cronbach alpha


Uji reliabilitas juga dapat dilihat dari nilai Cronbach untuk setiap variabel laten.
alpha masing-masing variabel laten. Itu

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Jagaditha Lisensi EISSN 2579-8162 CC-BY-SA 4.0 Halaman 57
Machine Translated by Google

Pengaruh Organizational Citizenship Behavior dan Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja PT JNE Kota
Kediri

Deviasi Statistik T (|
Asli Sampel
Standar O/ Nilai P
Sampel (O) Berarti (M)
(STDEV) STDEV |)
Motivasi 0,7681 0,7663 0,0474 16.2216 0,0000
OCB 0,8207 0,8204 0,0289 28.3673 0,0000
Pencapaian 0,8851 0,8848 0,0239 37.0632 0,0000

Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa masing-


masing variabel reliabel karena nilai Cronbach alpha
lebih besar dari 0,6

KESIMPULAN Anderman, EM (2020). Teori motivasi berprestasi :


Penelitian ini merupakan bukti empiris mengenai Menyeimbangkan presisi dan utilitas.
pengaruh motivasi dan OCB terhadap prestasi. Psikologi Pendidikan Kontemporer, 61 (40), 101864.
Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 100
Arcelli, D., Cortellessa, V., Filieri, A., & Leva, A.
responden yang merupakan karyawanPT JNE Kota
(2015). Teori kontrol untuk berbasis model
Kediri.
adaptasi perangkat lunak berbasis kinerja. QoSA 2015
Hasilnya menunjukkan bahwa:
- Prosiding Konferensi Internasional ACM SIGSOFT
1. Motivasi berpengaruh terhadap OCB dimana
ke-11 tentang Kualitas Arsitektur Perangkat Lunak,
motivasi yang efektif dapat meningkatkan
Bagian dari CompArch 2015, 6 (4), 11–20.
atau mendorong prestasi pegawai.
2. Motivasi berpengaruh terhadap prestasi. Dimana seorang Aryee, S., Walumbwa, FO, Seidu, EYM, & Otaye, LE (2016).
pegawai yang mempunyai komitmen terhadap Mengembangkan dan Memanfaatkan Sumber Daya
organisasinya akan merasa senang menjadi bagian dari Manusia untuk Meningkatkan Kualitas Layanan:
organisasinya, mempunyai kepercayaan dan perasaan Menguji Teori Kinerja. Jurnal Manajemen, 20 (10), 1–
21.
yang baik terhadap organisasinya serta mempunyai
Astakhova, MN (2015). Hubungan Kurvilinear antara Gairah
keinginan untuk tetap bertahan dalam organisasinya,
Kerja dengan Organizational Citizenship Behavior.
serta berniat melakukan yang terbaik bagi organisasinya
Jurnal Etika Bisnis, 130 (2), 361–374.
sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan. akan
menghasilkan lebih banyak prestasi.
Basu, E., Pradhan, RK, & Tewari, HR (2017). Dampak perilaku
3. OCB dan motivasi berpengaruh terhadap kewarganegaraan organisasi terhadap kinerja pekerjaan
prestasi kerja. Dimana motivasi dapat di industri kesehatan India: Peran mediasi modal sosial.
meningkatkan atau mendorong seorang
pegawai untuk mempunyai prestasi kerja yang unggul. Jurnal Internasional Produktivitas dan Manajemen
Kinerja, 66 (6), 780–796.
SARAN Baumeister, RF (2016). Menuju teori umum motivasi: Masalah,
tantangan, peluang, dan gambaran besarnya. Motivasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dan Emosi, 40 (1), 1–10.
dilakukan, terdapat beberapa saran yang dapat
dipertimbangkan untuk penelitian selanjutnya, yaitu: Bienstock, CC, Demoranville, CW, & Smith, RK (2003).
1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat Perilaku kewarganegaraan organisasi dan kualitas
melakukan penelitian di seluruh unit institusi layanan. Jurnal Pemasaran Jasa, 17 (4), 357–378.
PT JNE di Indonesia agar hasil penelitian
lebih komprehensif. Blumberg, M., & Pringle, CD (1982). Peluang yang Hilang
2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan dalam Penelitian Organisasi: Beberapa Implikasi
pengujian dengan model yang lebih berkembang, terhadap Teori Prestasi Kerja.
Tinjauan Akademi Manajemen, 7 (4), 560–
sehingga hasil penelitian dapat memberikan 569.
gambaran yang lebih kompleks.
Bogler, R., & Somech, A. (2005). Perilaku kewarganegaraan
organisasi di sekolah: Bagaimana hubungannya
REFERENSI
dengan partisipasi dalam pengambilan keputusan?
Afsar, B., & Badir, YF (2016). Kesesuaian orang- Jurnal Administrasi Pendidikan, 43 (5), 420–438.
organisasi , dukungan organisasi yang dirasakan,
dan perilaku kewarganegaraan organisasi: Bolino, MC, Hsiung, HH, Harvey, J., & LePine, JA (2015).
Peran keterikatan pekerjaan. Jurnal Sumber "Yah, aku bosan mencobanya!" perilaku
Daya Manusia Perhotelan dan Pariwisata, 15 kewarganegaraan organisasi dan kelelahan
(3), 252–278.
kewarganegaraan. Jurnal Terapan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Jagaditha Lisensi EISSN 2579-8162 CC-BY-SA 4.0 Halaman 58
Machine Translated by Google

Pengaruh Organizational Citizenship Behavior dan Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja PT JNE Kota
Kediri

Psikologi, 100 (1), 56–74. Jurnal, 38 (7), 1004–1015.


Brockner, J., Flynn, FJ, Dolan, RJ, Ostfield, A., Pace, D., & Koning, LF, & Van Kleef, GA (2015). Bagaimana 'tampilan
Ziskin, IV (2006). Komentar tentang "inovasi SDM emosional ' pemimpin membentuk perilaku
radikal dan keunggulan kompetitif: Kisah Moneyball." kewarganegaraan organisasi para pengikut.
Manajemen Sumber Daya Manusia , 45 (1), 127–145. Kepemimpinan Triwulanan, 26 (4), 489–501.
Lam, CF, Liang, J., Ashford, SJ, & Lee, C. (2015).
Campbell, DA, & Lambright, KT (2014). Kinerja Program dan Ketidakamanan kerja dan perilaku
Teori Konstituensi Ganda. Triwulanan Sektor Nirlaba kewarganegaraan organisasi: Menjelajahi
dan Sukarela, 45 (1), 1–22. hubungan lengkung dan dimoderasi. Jurnal
Psikologi Terapan, 100 (2), 499–510.
Devece, C., Palacios-Marqués, D., & Pilar Alguacil, M. (2015). Liu Sifeng, LY (2010). Teori dan Aplikasi Sistem Abu-abu.
Komitmen organisasi dan pengaruhnya terhadap Jurnal Informasi dan Pemodelan Kimia, 53 (9), 1–15.
perilaku kewarganegaraan organisasi di lingkungan
dengan pengangguran tinggi. Jurnal Riset Bisnis, 69 Madden, K., Rashid, B., & Zainol, NA (2016).
(5), 1857–1861. Di luar teori motivasi citra tujuan. Manajemen
Dharma, Y. (2018). Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pariwisata dan Perhotelan, 22 (2), 247–264.
Pegawai Dengan Organization Citizenship Behavior
Sebagai Variabel Intervening Pada Bank Aceh Syariah. Margahana, H., Haryono, S., & Muftasa, Z. (2018).
Zamrud, 1 (1), 7–12. Pengaruh Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap
Ghanbari, S., & Eskandari, A. (2013). Iklim Organisasi, Organizational Citizenship Behavior (OCB) Serta
Motivasi Kerja dan Perilaku Kewarganegaraan Dampaknya Terhadap Prestasi Kerja Paramedis
Organisasi. Jurnal Internasional Perspektif Manajemen, Puskesmas Kota Bandar Lampung. Jurnal
1 (3), 1–14. Pengembangan dan Manajemen Sumber Daya, 46
Glazier, PS (2015). Menuju Grand Unified Theory tentang (Agustus), 1–10.
performa olahraga. Ilmu Gerakan Manusia, 56 (30),
139–156. Matta, FK, Scott, BA, Koopman, J., & Conlon, D.
Graham, S. (2020). Sebuah teori motivasi atribusi. (2015). Apakah Melihat “Eye To Eye” Mempengaruhi
Pendidikan Psikologi Keterlibatan Kerja dan Apakah Melihat “Eye To Eye”
Kontemporer, 61 (40), 1–11. Mempengaruhi Work Engagement dan OCB? Perspektif
Guo, X., Han, X., Zhang, X., Dang, Y., & Chen, C. Teori Peran pada Perjanjian LMX Departemen
(2015). Menyelidiki penerimaan m-health dari perspektif Manajemen Eli Broad College of Business Michigan
teori motivasi perlindungan: Perbedaan gender dan State University Department of Man. Jurnal Akademi
usia. Telemedis dan E-Health, 21 (8), 661–669. Manajemen, 58 (6), 1686–1708.

Dia, H., Li, Y., & Harris, L. (2012). Perspektif identitas sosial Newman, A., Nielsen, I., & Miao, Q. (2015). Dampak persepsi
tentang loyalitas merek. Jurnal Riset Bisnis, 65 (5), 648– karyawan terhadap praktik tanggung jawab sosial
657. perusahaan terhadap kinerja kerja dan perilaku
Dia, YGW (2017). Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan kewarganegaraan organisasi: bukti dari sektor swasta
Perilaku Kewarganegaraan Organisasi Karyawan: Tiongkok. Jurnal Internasional Manajemen Sumber
Peran Penting Kepemimpinan Etis dan Keadilan Daya Manusia, 26 (9), 1226–1242.
Organisasi.
Keputusan Manajemen, 55 (2), 1–37. Ng, TWH, Lam, SSK, & Feldman, DC (2016).
Jiang, W., Zhao, X., & Ni, J. (2017). Dampak kepemimpinan Perilaku kewarganegaraan organisasi dan perilaku
transformasional terhadap kinerja berkelanjutan kerja yang kontraproduktif: Apakah laki-laki dan
karyawan: Peran mediasi perilaku kewarganegaraan perempuan berbeda? Jurnal Perilaku Kejuruan, 93 (9),
organisasi. 11–32.
Keberlanjutan (Swiss), 9 (9), 1–17. Oakley, M., Himmelweit, SM, Leinster, P., & Casado, MR
Kark, R., & Waismel-Manor, R. (2005). (2020). Teori motivasi perlindungan: Sebuah usulan
Perilaku kewarganegaraan organisasi: Apa hubungannya perluasan teori dan bergerak melampaui rasionalitas –
gender dengan perilaku tersebut? Organisasi, 12 (6), kasus banjir. Air
889–917. (Swiss), 12 (7), 1–14.
Keshavarz, M., & Karami, E. (2016). Perilaku petani yang pro Organ, DW (2018). Tinjauan Tahunan Psikologi Organisasi
lingkungan di bawah kekeringan: Penerapan teori dan Perilaku Organisasi Perilaku Kewarganegaraan
motivasi perlindungan. Organisasi: Tren dan Perkembangan Terkini. Ann.
Jurnal Lingkungan Gersang, 127 (49), 128– Pendeta Organ.
136. Psikologi. Organ. Perilaku, 6 (11), 17–18.
Khalili, A. (2017). Kepemimpinan transformasional dan perilaku Pham, NT, Tuÿková, Z., & Chiappetta Jabbour, CJ (2019).
kewarganegaraan organisasi: Peran moderat dari Menghijaukan industri perhotelan: Bagaimana praktik
kecerdasan emosional. manajemen sumber daya manusia yang ramah
Kepemimpinan dan Pengembangan Organisasi lingkungan mempengaruhi perilaku kewargaan organisasi di

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Jagaditha Lisensi EISSN 2579-8162 CC-BY-SA 4.0 Halaman 59
Machine Translated by Google

Pengaruh Organizational Citizenship Behavior dan Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja PT JNE Kota
Kediri

hotel? Sebuah studi metode campuran. Manajemen perilaku keselamatan: Perspektif teori motivasi
Pariwisata , 72 (Agustus 2018), 386–399. perlindungan. Komputer dan Keamanan, 59 (19),
Philip M. Podsakoff, Scott B. MacKenzie, Julie Beth Paine, 1–41.
dan DGB (2000). Perilaku Kewarganegaraan Vigoda-Gadot, E., Beeri, I., Birman-Shemesh, T., &
Organisasi : Tinjauan Kritis terhadap Literatur Somech, A. (2007). Perilaku kewarganegaraan
Teoritis dan Empiris serta Saran untuk Penelitian organisasi tingkat kelompok dalam sistem
Masa Depan. Jurnal Manajemen, 26 (3), 513–563. pendidikan: Rekonstruksi dan validasi skala.
Triwulanan Administrasi Pendidikan, 43 (4), 462–493.
Pouramini, Z., & Fayyazi, M. (2015). Hubungan Perilaku Wahyu Ariani, D. (2013). Hubungan Employee
Organisasi Positif dengan Kepuasan Kerja, Engagement, Organizational Citizenship Behavior,
Organizational Citizenship Behavior, dan Employee dan Perilaku Kerja Kontraproduktif. Jurnal
Engagement. Penelitian Bisnis Internasional, 8 (9), Internasional Administrasi Bisnis, 4 (2), 46–56.
57–66.
Waldman, DA (1994). Kontribusi Total Quality Management
Reeve, J. (2016). Sebuah teori besar tentang motivasi: Terhadap Teori Prestasi Kerja. Tinjauan Akademi
Mengapa tidak? Motivasi dan Emosi, 40 (1), 31–35. Manajemen , 19 (3), 510–536.
Baja, P., Svartdal, F., Thundiyil, T., & Brothen, T.
(2018). Meneliti penundaan di berbagai tahap Zhang, Y., Guo, Y., & Newman, A. (2017). Penilaian
tujuan: Sebuah studi longitudinal teori motivasi identitas , pekerjaan dan keterlibatan perilaku
temporal. Frontiers dalam Psikologi, 9 (4), 1–16. kewarganegaraan organisasi: Efek mediasi
berdasarkan model keterlibatan kelompok.
Tsai, HYS, Jiang, M., Alhabash, S., Larose, R., Rifon, NJ, Manajemen Pariwisata, 61 (10), 190–
& Cotten, SR (2016). Pemahaman daring 197.

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Jagaditha Lisensi EISSN 2579-8162 CC-BY-SA 4.0 Halaman 60

Anda mungkin juga menyukai