Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh motivasi kerja dan keadilan organisasi
terhadap organizational citizenship behaviour (OCB). Populasi penelitian adalah karyawan
tetap/organikPT. Summit Oto Finance dengan masa kerja lebih dari dua tahun. Jumlah
anggota populasi adalah 61 orang. Dikarenakan jumlah subyek yang terbatas, maka
seluruhnya dilibatkan sebagai sampel penelitian (teknik total sampling). Data penelitian
dikumpulkan dengan menggunakan skala motivasi kerja, skala persepsi keadilan organisas,i
dan skalaorganizational citizenship behaviour (OCB). Analisis regresi linier berganda
digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Analisa data menunjukkanadanya pengaruh
yang signifikan antara motivasi kerja dan keadilan organisasi terhadap organizational
citizenship behavior pada karyawan PT. Summit Oto Finance. Variabel motivasi kerja dan
keadilan organisasi memiliki kontribusi terhadap organizational citizenship behavior sebesar
54.7%. Secara spesifik diketahui bahwa karyawan PT. Summit Oto Finance memiliki motivasi
kerja, persepsi mengenai keadilan organisasi, serta organizational citizenship behavior yang
berada di kategori sedang.
Kata Kunci : organizational citizenship behaviour (OCB), motivasi kerja, keadilan organisasi
Abstract
The purpose of this study was to examine the effect of employee motivation and organizational
justice on organizational citizenship behavior (OCB). The study population wasthe permanent
employees of PT. Summit Oto Finance with more than two years work tenures. The number of
members of the population was 61 people. Due to the limited number of subjects, then all of
them involved as the study sample (total sampling). The research data were collected by using
the work motivation scale, the perception of organizational justice scale, and the organizational
citizenship behavior scale. Multiple linear regression analysis was used to test the research
hypothesis. Analysis of the data showed a significant effect between employee motivation and
organizational justice on organizational citizenship behavior towards the employees of PT.
Summit Oto Finance. Employee motivation and organizational justice variables had contributed
to the organizational citizenship behavior as much as 54.7%. Specifically, it was known that
employees of PT. Summit Oto Finance had the work motivation, perception of organizational
justice, and organizational citizenship behavior in medium levels.
Pada era globalisasi dan pasar bebas, biaya maupun sumber daya manusia yang
organisasi dituntut untuk bisa secara profesional menuju AFTA 2020. Dewasa ini
responsif menanggapi perubahan- organisasi harus dilandasi oleh keluwesan,
perubahan yang terjadi. Organisasi saat ini team kerja yang baik, kepercayaan dan
diharapkan mempunyai keunggulan bersaing penyebaran informasi yang memadai.
baik dalam hal kualitas produk, pelayanan, Sebaliknya, organisasi yang merasa puas
114
VOLUME 6, NO.2, DESEMBER 2014 : (114-123) ISSN : 2085-6601
EISSN : 2502-4590
dengan dirinya dan mempertahankan status dituntut untuk bekerja extra yang terkadang
quo tanpa mau bersikap fleksibel mengikuti menyita waktu libur mereka sehingga ada
perkembangan pasar akan tenggelam dan gurauan yang beredar dikalangan karyawan
selanjutnya tinggal menunggu saat-saat bahwa kalender mereka tidak ada tanggal
kehancurannya. merahnya.
Saat ini peran manusia dalam Informasi yang peneliti dapatkan dari
menentukan keberhasilan organisasi tidak atasan di PT. Summit Oto Finance adalah
dapat diabaikan begitu saja. Sumber daya bahwa karyawan baru akan bekerja dengan
manusia yang berkualitas antara lain mampu baik jika ada pengawasan dari atasan,
dan mau melakukan hal-hal yang melampaui misalnya dalam hal absensi di pagi hari.Jika
tuntutan standar dari organisasi. Organisasi tidak diawasi maka karyawan yang terlambat
mengharapkan individu yang berada di akan minta diabsenkan oleh rekannya.
dalamnya mengadakan interaksi, suka Pada karyawan lapangan, sering sekali
menolong orang lain, menjadi volunteer didapati mereka hanya duduk di warung kopi
untuk tugas-tugas ekstra, patuh terhadap dan tidak bekerja sesuai dengan jadwal
aturan-aturan dan prosedur-prosedur di perjalannya, sedangkan untuk karyawan
tempat kerja. Kontribusi individu yang yang bekerja di dalam hanya menunggu
melebihi tuntutan peran di tempat kerja perintah dari atasan. Dari hal tersebut
tersebut dikenal dengan Organizational terlihat bawah karyawan PT. Summit Oto
Citizenship Behavior yang disingkat dengan Finance masih sangat membutuhkan
OCB (Aldag & Resckhe, 1997). Perilaku ini pengawasan untuk dapat bekerja dengan
menggambarkan nilai tambah karyawan baik. Netmeyer et al (dalam Merhabi,2013),
yang merupakan salah satu bentuk perilaku menyatakan bahwa jika karyawan memiliki
prososial, yaitu perilaku sosial yang positif, OCB yang tinggi maka hanya membutuhkan
konstruktif dan bermakna. pengawasan yang minimal dari manajemen,
sehingga manajer dapat mendelegasikan
Organizational citizenship behavior tanggung jawab kepada karyawan.
(OCB)merupakan suatu bagian dari perilaku
individu. Dengan adanya OCB diharapkan Organizational Citizenship Behavior
pegawai dapat lebih menyatu dengan (OCB) sebagai perilaku extra-role yang
lingkungan pekerjaannya dan dapat menguntungkan bagi perusahaan dan
melakukan pekerjaan dengan sukarela, organisasi, mulai dikenalkan oleh Organ
dapat mengurangi perselisihan, dan efisiensi sekitar tahun 1988. Podsakoff (2000)
meningkat (Motowidlo, 1993). Eisenberge mencatat lebih dari 150 artikel yang
(1990) menambahkan bahwa OCB diterbitkan di jurnal-jurnal ilmiah dalam kurun
berkembang sejalan dengan seberapa besar waktu 1997 hingga 1998. Podsakoff (2000)
perhatian organisasi pada tingkat menyatakan bahwa ada empat faktor yang
kesejahteraan karyawan dan penghargaan mendorong munculnya OCB dalam diri
organisasi terhadap kontribusi mereka. karyawan. Keempat faktor tersebut adalah
karakteristik individual (keadilan organisasi,
Tetapi kenyataannya di beberapa kepuasan kerja, motivasi, komitmen
organisasi dijumpai karyawan yang bekerja organisasi dan persepsi dukungan
hanya fokus kepada tugas yang diberikan pemimpin), karakteristik tugas/pekerjaan
dan tidak menghiraukan lingkungan (kejelasan atau ambiguitas peran),
sekitarnya. Pada karyawan PT. Summit Oto karakteristik organisasi (struktur organisasi,
Finance, peneliti melihat bahwa karyawan budaya organisasi) dan karakter pemimpin
bekerja hanya menjalankan kewajibannya (meliputi dukungan dan perilaku
dimana hal ini terlihat ketika diberikan tugas kepemimpinan, kualitas hubungan atasan
dan harus lembur memang mereka akan dengan bawahan).
melakukannya tetapi hal ini dilakukan hanya
karena takut terkena sanksi. Pada Jhon & Juana ( 2011) serta Cherly
perusahaan ini terlihat sekali ritme kerja dan (2011) melakukan penelitian untuk
tekanan kerja yang cukup tinggi. Karyawan mengetahui pengaruh motivasi kerja
115
VOLUME 6, NO.2, DESEMBER 2014 : (114-123) ISSN : 2085-6601
EISSN : 2502-4590
terhadap OCB pada karyawan. Dari adanya motivasi internal dan berkelanjutan
penelitian tersebut diketahui bahwa motivasi yang berasal dari dalam diri individu karena
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap adanya kebutuhan intrinsik akan prestasi,
OCB. Robbin (2007), mengatakan bahwa kompetensi, maupun afiliasi akan
organisasi memegang peranan dalam memunculkanOCB. Organisasi biasanya
menciptakan persepsi individu agar dapat berusaha memberikan perhatian dan
meningkatkan dorongan mereka. Dorongan penghargaan untuk memunculkan OCB.
dalam diri pekerja untuk menyelesaikan
suatu tugas yang baik disebut sebagai Selain motivasi kerja, Alizadeh et.al,
motivasi kerja (Wexley dan Yukl, 1997). (2012), mengatakan bahwa terdapat
Wulani (2005) menyatakan bahwa motivasi beberapa variabel yang mempengaruhi
kerja juga sangat bergantung pada persepsi OCBkaryawan, diantaranya adalah
pekerja terhadap pengalaman mereka. kejelasan peraturan, kepemimpinan,
Motivasi sendiri merupakan proses psikologi komitmen organisasional, keadilan
dalam diri seseorang dan sangat organisasi dan sifat individu. Beberapa
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Secara penelitian yang memfokuskan keterkaitan
Umum, faktor ini dapat muncul dalam diri antara OCB dengan keadilan organisasi
(intrinsik) maupun dari luar diri (ekstrinsik). seperti penelitian yang dilakukan oleh
Moorman (1991), Erkutlu (2011) pada dosen
Menurut Wahjosumidjo (2001), faktor universitas di Turki, serta Noruzy Dkk (2011)
yang mempengaruhi motivasi meliputi faktor pada universitas di Teheran Iran, diketahui
internal yang bersumber dari dalam individu bahwa keadilan organisasi mempunyai
dan faktor eksternal yang bersumber dari pengaruh yang signifikan terhadap OCB.
luar individu. Faktor internal seperti sikap
terhadap pekerjaan, bakat, minat, Karyawan tentunya menginginkan
kepuasaan, pengalaman, serta faktor adanya keadilan yang diberikan oleh
eksternal seperti pengawasan, gaji, organisasi kepada mereka. Individu sebagai
lingkungan kerja, kepemimpinan. Ketika karyawan akan membandingkan apa yang
motivasi ekstrinsik (misal gaji, posisi, sudah ia berikan kepada organisasi dengan
kenyamanan kerja, jaminan kerja) mereka apa yang telah diterima dari organisasi,
tidak terpenuhi oleh organisasi, maka dapat sementara disisi lain organisasi
muncul persepsi negatif dan berkurangnya membandingkan apa yang telah diterima
keyakinan pekerja terhadap hubungan dan yang diberikan karyawan. Kondisi yang
perjanjian kerja. seimbang antara apa yang diberikan dengan
apa yang telah diperoleh akan menimbulkan
Menurut Robbins (2008), motivasi persepsi yang sama akan keadilan dari sisi
adalah keinginan untuk melakukan sesuatu karyawan maupun organisasi (Robin, 2007).
dan menentukan kemampuan bertindak
untuk memuaskan kebutuhan individu. Greenberg dan Baron (2003)
Kebutuhan yang dimaksud adalah suatu menjelaskan keadilan organisasi merupakan
keadaan internal seseorang yang persepsi individu terhadap keadilan dalam
menyebabkan hasil usaha tertentu. organisasi yang mengacu pada persepsi
Kebutuhan terjadi dikarenakan adanya bagaimana pembuatan keputusan mengenai
kekurangan secara fisik atau psikologis yang hasil yang telah diterima oleh individu,
membuat keluaran tertentu terlihat menarik. sebagaimana dalam keadilan prosedural dan
Dorongan atas kebutuhan itu sendiri dapat pengamatan mengenai keadilan dari
bersumber dari dalam diri seseorang yang outcome mereka sendiri. Robbin dan Judge
berupa kesadaran mengenai pentingnya (2007), menyatakan bahwa keadilan
manfaat pekerjaan yang dilaksanakannya. organisasi adalah persepsi keseluruhan dari
Dorongan seperti ini disebut sebagai apa yang adil di tempat kerja. Karyawan
motivasi intrinsik. Jika motivasi ini berjalan menganggap organisasi telah berlaku adil
dengan seimbang maka seorang individu ketika mereka yakin bahwa hasil yang
akan bertanggung jawab atas pekerjaannya. mereka terima telah sesuai dengan apa
Organ (2008) menyatakan bahwa dengan yang mereka harapkan. Satu elemen penting
116
VOLUME 6, NO.2, DESEMBER 2014 : (114-123) ISSN : 2085-6601
EISSN : 2502-4590
117
VOLUME 6, NO.2, DESEMBER 2014 : (114-123) ISSN : 2085-6601
EISSN : 2502-4590
hasil tersebut dalam bentuk persamaan sebesar 0,697 dan koefisien determinasi (R2)
regresi sebagai berikut ; sebesar 0,486. Hal ini berarti besarnya
Y = 58,100 + 0,464 X1+ 0, 187 X2 kontribusi efektif motivasi kerja terhadap OCB
adalah sebesar 48,6%. Sedangkan pada
Koefisien determinasi digunakan model 2 besarnya nilai korelasi (R) antara
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi Kerja (X1) dan keadilan organisasi
variabel-variabel bebas memiliki pengaruh (X2) terhadap OCB (Y) yaitu sebesar 0,740
terhadap variabel terikanya. Nilai koefisien dan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,547.
determinasi ditentukan dengan nilai R Hal ini berarti besarnya kontribusi efektif
square. motivasi kerja dan keadilan organisasi
terhadap OCB adalah sebesar 54,7%.
Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat Sedangkan besarnya kontribusi efektif
besarnya nilai korelasi (R) antara motivasi keadilan organisasi terhadap OCB sebesar
kerja (X1) dengan OCB (Y) pada model 1 yaitu 6,1% (54,7%-48,6%).
OCB yang dimiliki subjek penelitian lebih
Peneliti kemudian mengkategorikan tinggi daripada rata-rata OCB pada populasi
data penelitian berdasarkan mean hipotetik umumnya.
dan mean empirik. Mean hipotetik untuk
melihat posisi relatif individu berdasarkan Berdasarkan tabel 7 bahwa subjek
norma skor dari subjek penelitian. Berikut penelitian yang memiliki OCB tinggi
adalah tabel mengenai perbandingan nilai sebanyak 36,40% (20 orang), memiliki
empirik dan hipotetik dari variabel OCB. OCB sedang sebesar 63,60% (35 orang),
dan tidak ada subjek penelitian yang
Jika dilihat perbandingan antara rata- memiliki OCB yang rendah. Hal ini berarti
rata empirik dengan rata-rata hipotetik, maka sebagian besar karyawan memiliki OCB
diperoleh bahwa rata-rata empirik lebih yang sedang.
besar daripada rata-rata hipotetik dengan
selisih 14,97. Hasil ini menunjukkan bahwa
Kriteri
Tabel 5. Koefisien Determinasi Kriter a Kategoris Frekue Persent
Change Statistics ia Jenja asi nsi asi (%)
ng
Std. R
Adjus Error Squ Sig. 111 ≤ 20 36,40%
R ted R of the are F F X Tinggi
Mo Squ Squa Estim Cha Cha df df Cha 74 ≤ 35 63,60%
OCB
del R are re ate nge nge 1 2 nge X<
1 0,6 0,48 0,476 4,580 0,48 50,1 1 5 0,00 111 Sedang
97a 6 6 42 3 0 X < 74 Rendah 0 0%
2 0,7 0,54 0,530 4,341 0,06 7,01 1 5 0,01
40b 7 1 0 2 1
a. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja
b. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja,
Keadilan Organisasi
Tabel 8. Nilai empirik dan nilai hipotetik
Motivasi Kerja
Skor Empirik Skor Hipotetik
Tabel 6. Nilai empirik dan nilai hipotetik OCB Variabel Mi Mak Mea Mi Mak Mea S
Skor Empirik Skor Hipotetik n s n SD n s n D
Variab
Mi Mak Mea Mi Mak Mea Motivasi 68,3 6,90 9,
el 58 86 23 92 57,5
n s n SD n s n SD Kerja 3 4 3
107,4 6,3 18,
OCB 94 123 7 3 37 148 92,5 5 Tabel 9. Kategorisasi OCB Berdasarkan
Mean Hipotetik
Tabel 7. Kategorisasi OCB Berdasarkan Kriteri Kriteri Kategorisa Frekuen Persenta
Mean Hipotetik a a si si si (%)
119
VOLUME 6, NO.2, DESEMBER 2014 : (114-123) ISSN : 2085-6601
EISSN : 2502-4590
Jenjan
g Berdasarkan tabel 11 dapat diketahui
69 ≤ X Tinggi 22 40% bahwa subjek penelitian yang mempersepsi
Motiva
46 ≤ X Sedang 33 60% keadilan organisasi yang tinggi sebanyak
si
< 69 45,50% (25 orang), keadilan organisasi
Kerja
X < 46 Rendah 0 0% sedang sebesar 54,50% (30 orang), dan
tidak ada subjek penelitian yang memiliki
Tabel 10. Nilai empirik dan nilai hipotetik persepsi keadilan organisasi yang rendah.
Keadilan Organisasi Hal ini berarti sebagian besar karyawan
Skor Empirik Skor Hipotetik memiliki persepsi mengenai keadilan
Variabel Mi Ma Me Mi Ma Me S organisasi yang sedang.
n ks an SD n ks an D
Keadilan 94, 10,5 1
70 128 32 128 80
Organisasi 53 86 6 DISKUSI
Tabel 11. Kategorisasi Keadilan Organisasi Berdasarkan hasil penelitian diketahui
Berdasarkan Mean Hipotetik bahwa ada pengaruh yang signifikan
Kriteri motivasi kerja dan keadilan organisasi
a Kategoris Frekuen Persenta terhadap organization citizenship behaviour
Kriteria
Jenjan asi si si (%)
g
(OCB).Dari penelitian ini juga diketahui
96 ≤ X Tinggi 25 45,50%
bahwa motivasi kerja dan keadilan
Keadilan
64 ≤ Sedang 30 54,50%
organisasi memiliki kontribusi terhadap OCB
Organisa pada karyawan PT. Summit Oto Finance
X < 96
si sebesar 54,7% dan sebesar 45,3%
X < 64 Rendah 0 0%
dipengaruhi oleh faktor lain.
Berdasarkan tabel 10,jika dilihat OCB sebagai salah satu dari perilaku
perbandingan antara rata-rata empirik karyawan berdampak terhadap efektivitas
dengan rata-rata hipotetik, maka diperoleh organisasi (McCook, 2002). Menurut Siders
rata-rata empirik lebih besar daripada rata- et.al (2001) meningkatnya perilaku OCB
rata hipotetik dengan selisih 14,53. Hasil ini dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu
menunjukkan bahwa keadilan organisasi faktor yang berasal dari dalam diri karyawan
yang dimiliki subjek penelitian lebih tinggi (internal) seperti moral, rasa puas, sikap
daripada rata-rata keadilan organisasi pada positif, dsb, sedangkan faktor yang berasal
populasi umumnya. dari luar karyawan (eksternal) seperti sistem
120
VOLUME 6, NO.2, DESEMBER 2014 : (114-123) ISSN : 2085-6601
EISSN : 2502-4590
121
VOLUME 6, NO.2, DESEMBER 2014 : (114-123) ISSN : 2085-6601
EISSN : 2502-4590
bahwa keadilan organisasi adalah persepsi dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti
keseluruhan dari apa yang adil di tempat dalam penelitian ini. Secara spesifik
kerja. Karyawan menganggap organisasi diketahui bahwa karyawan PT. Summit Oto
telah berlaku adil ketika mereka yakin bahwa Finance memiliki motivasi kerja, persepsi
hasil yang mereka terima telah sesuai mengenai keadilan organisasi, serta
dengan apa yang mereka harapkan. organizational citizenship behavior yang
berada di kategori sedang. Mengingat
Seseorang yang merasa diperlakukan manfaatnya, perusahaan dapat
secara adil oleh perusahaan melalui meningkatkan motivasi kerja dan persepsi
berbagai aturan dan kebijakan yang berlaku keadilan organisasi yang dimiliki karyawan
akan meningkatkan OCB, sebaliknya ke arah yang lebih positifdiantaranya dengan
karyawan yang merasa diperlakukan tidak memberikan training yang berhubungan
adil akan semakin rendah OCBnya. Ann- dengan motivasi atau dengan memberikan
Marie Rizzo (dalam Faturochman, 2002) program insentif yang lebih variatif lagi
berpendapat bahwa salah satu nilai yang seperti pemberian reward tambahan bagi
dianggap penting dalam suatu organisasi karyawan yang telah mencapai target
yaitu keadilan yang pada proses selanjutnya selama 3 bulan berturut turut.
disebut sebagai keadilan organisasi yang
menekankan bagaimana reward, insentif,
pekerjaan, dan juga sanksi dalam suatu DAFTAR PUSTAKA
lembaga (organisasi) dialokasikan secara
adil dan proposional berdasarkan Anoraga. (2005). Psikologi Kerja. Jakarta.
karakteristik sosial demografis yang ada. Rineka Cipta.
Berdasarkan teori keadilan yang
dikembangan dari teori perbandingan sosial Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur
di katankan bahwa yang menjadi unsur Penelitian, Suatu Pendekatan
keadilan dan ketidakadilan adalah input, Praktis. Jakarta : Penerbit Rineka
hasil, dan orang lain sebagai pembanding. Cipta.
Dalam OCB jika seseorang merasa bahwa
ia telah menerima perlakuan yang adil maka As’ad, Moh, S.U. (2008). Psikologi Industri.
ia akan menampilkan perilaku OCB yang Surabaya : Penerbit Liberty.
baik pula. Hal ini sejalan dengan penelitian Munandar, A.S. (2001).Psikologi Industri dan
yang dilakukan oleh Moorman (1991), Organisasi,Jakarta : Universitas
Erkutlu (2011) pada dosen universitas di Indonesia (UI) Press.
Turki, serta Noruzy Dkk (2011) pada
universitas di Teheran Iran, yang Bangun, Wilson. (2002). Manajemen
mengatakan bahwa ada pengaruh yang Sumber Daya Manusia. Jakarta :
signifikan antara keadilan organisasi dengan Penerbit Erlangga.
organizational citizenship behavior.
Faturochman. (2002). Keterkaitan antara
Anteseden, Penilaian keadilan
KESIMPULAN Prosedural, penilaian Keadilan
Distributif dan Dampaknya.Disertasi.
Hasil analisa terhadap data penelitian Yogyakarta : Universitas Gadjah
yang terkumpul menemukan adanya Mada.
pengaruh yang signifikan antara motivasi
kerja dan keadilan organisasi terhadap Furnham, Adrian & J, Taylor. (2011). Bad
organizational citizenship behavior pada Apple : Identify Prevent & Manage
karyawan PT. Summit Oto Finance. Variabel Negative Behavior at Work. New
motivasi kerja dan keadilan organisasi York : Palgrave-Macmillan.
diketahui memiliki kontribusi terhadap
Geenberg, J & Baron, R.A. (2000). Behavior
organizational citizenship behavior pada
in Organization.7th Edition. Upper
karyawan PT. Summit Oto Finance sebesar
54.7%, sementara 45.3% lainnya
122
VOLUME 6, NO.2, DESEMBER 2014 : (114-123) ISSN : 2085-6601
EISSN : 2502-4590
123