Anda di halaman 1dari 10

VOLUME 6, NO.

2, DESEMBER 2014 : (114-123) ISSN : 2085-6601


EISSN : 2502-4590

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEADILAN ORGANISASI


TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB)
Nazmah1*), Emmy Mariatin1, Sri Supriyantini2
1
Program Studi Magister Psikologi, Program Pascasarjana, Universitas Medan Area
2
Fakultas Psikologi, Universitas Sumatera Utara
*)
E-mail : analitika.jurnal.uma@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh motivasi kerja dan keadilan organisasi
terhadap organizational citizenship behaviour (OCB). Populasi penelitian adalah karyawan
tetap/organikPT. Summit Oto Finance dengan masa kerja lebih dari dua tahun. Jumlah
anggota populasi adalah 61 orang. Dikarenakan jumlah subyek yang terbatas, maka
seluruhnya dilibatkan sebagai sampel penelitian (teknik total sampling). Data penelitian
dikumpulkan dengan menggunakan skala motivasi kerja, skala persepsi keadilan organisas,i
dan skalaorganizational citizenship behaviour (OCB). Analisis regresi linier berganda
digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Analisa data menunjukkanadanya pengaruh
yang signifikan antara motivasi kerja dan keadilan organisasi terhadap organizational
citizenship behavior pada karyawan PT. Summit Oto Finance. Variabel motivasi kerja dan
keadilan organisasi memiliki kontribusi terhadap organizational citizenship behavior sebesar
54.7%. Secara spesifik diketahui bahwa karyawan PT. Summit Oto Finance memiliki motivasi
kerja, persepsi mengenai keadilan organisasi, serta organizational citizenship behavior yang
berada di kategori sedang.

Kata Kunci : organizational citizenship behaviour (OCB), motivasi kerja, keadilan organisasi

Abstract
The purpose of this study was to examine the effect of employee motivation and organizational
justice on organizational citizenship behavior (OCB). The study population wasthe permanent
employees of PT. Summit Oto Finance with more than two years work tenures. The number of
members of the population was 61 people. Due to the limited number of subjects, then all of
them involved as the study sample (total sampling). The research data were collected by using
the work motivation scale, the perception of organizational justice scale, and the organizational
citizenship behavior scale. Multiple linear regression analysis was used to test the research
hypothesis. Analysis of the data showed a significant effect between employee motivation and
organizational justice on organizational citizenship behavior towards the employees of PT.
Summit Oto Finance. Employee motivation and organizational justice variables had contributed
to the organizational citizenship behavior as much as 54.7%. Specifically, it was known that
employees of PT. Summit Oto Finance had the work motivation, perception of organizational
justice, and organizational citizenship behavior in medium levels.

Keywords: organizational citizenship behavior (OCB), work motivation, organizational justice

Pada era globalisasi dan pasar bebas, biaya maupun sumber daya manusia yang
organisasi dituntut untuk bisa secara profesional menuju AFTA 2020. Dewasa ini
responsif menanggapi perubahan- organisasi harus dilandasi oleh keluwesan,
perubahan yang terjadi. Organisasi saat ini team kerja yang baik, kepercayaan dan
diharapkan mempunyai keunggulan bersaing penyebaran informasi yang memadai.
baik dalam hal kualitas produk, pelayanan, Sebaliknya, organisasi yang merasa puas

114
VOLUME 6, NO.2, DESEMBER 2014 : (114-123) ISSN : 2085-6601
EISSN : 2502-4590

dengan dirinya dan mempertahankan status dituntut untuk bekerja extra yang terkadang
quo tanpa mau bersikap fleksibel mengikuti menyita waktu libur mereka sehingga ada
perkembangan pasar akan tenggelam dan gurauan yang beredar dikalangan karyawan
selanjutnya tinggal menunggu saat-saat bahwa kalender mereka tidak ada tanggal
kehancurannya. merahnya.

Saat ini peran manusia dalam Informasi yang peneliti dapatkan dari
menentukan keberhasilan organisasi tidak atasan di PT. Summit Oto Finance adalah
dapat diabaikan begitu saja. Sumber daya bahwa karyawan baru akan bekerja dengan
manusia yang berkualitas antara lain mampu baik jika ada pengawasan dari atasan,
dan mau melakukan hal-hal yang melampaui misalnya dalam hal absensi di pagi hari.Jika
tuntutan standar dari organisasi. Organisasi tidak diawasi maka karyawan yang terlambat
mengharapkan individu yang berada di akan minta diabsenkan oleh rekannya.
dalamnya mengadakan interaksi, suka Pada karyawan lapangan, sering sekali
menolong orang lain, menjadi volunteer didapati mereka hanya duduk di warung kopi
untuk tugas-tugas ekstra, patuh terhadap dan tidak bekerja sesuai dengan jadwal
aturan-aturan dan prosedur-prosedur di perjalannya, sedangkan untuk karyawan
tempat kerja. Kontribusi individu yang yang bekerja di dalam hanya menunggu
melebihi tuntutan peran di tempat kerja perintah dari atasan. Dari hal tersebut
tersebut dikenal dengan Organizational terlihat bawah karyawan PT. Summit Oto
Citizenship Behavior yang disingkat dengan Finance masih sangat membutuhkan
OCB (Aldag & Resckhe, 1997). Perilaku ini pengawasan untuk dapat bekerja dengan
menggambarkan nilai tambah karyawan baik. Netmeyer et al (dalam Merhabi,2013),
yang merupakan salah satu bentuk perilaku menyatakan bahwa jika karyawan memiliki
prososial, yaitu perilaku sosial yang positif, OCB yang tinggi maka hanya membutuhkan
konstruktif dan bermakna. pengawasan yang minimal dari manajemen,
sehingga manajer dapat mendelegasikan
Organizational citizenship behavior tanggung jawab kepada karyawan.
(OCB)merupakan suatu bagian dari perilaku
individu. Dengan adanya OCB diharapkan Organizational Citizenship Behavior
pegawai dapat lebih menyatu dengan (OCB) sebagai perilaku extra-role yang
lingkungan pekerjaannya dan dapat menguntungkan bagi perusahaan dan
melakukan pekerjaan dengan sukarela, organisasi, mulai dikenalkan oleh Organ
dapat mengurangi perselisihan, dan efisiensi sekitar tahun 1988. Podsakoff (2000)
meningkat (Motowidlo, 1993). Eisenberge mencatat lebih dari 150 artikel yang
(1990) menambahkan bahwa OCB diterbitkan di jurnal-jurnal ilmiah dalam kurun
berkembang sejalan dengan seberapa besar waktu 1997 hingga 1998. Podsakoff (2000)
perhatian organisasi pada tingkat menyatakan bahwa ada empat faktor yang
kesejahteraan karyawan dan penghargaan mendorong munculnya OCB dalam diri
organisasi terhadap kontribusi mereka. karyawan. Keempat faktor tersebut adalah
karakteristik individual (keadilan organisasi,
Tetapi kenyataannya di beberapa kepuasan kerja, motivasi, komitmen
organisasi dijumpai karyawan yang bekerja organisasi dan persepsi dukungan
hanya fokus kepada tugas yang diberikan pemimpin), karakteristik tugas/pekerjaan
dan tidak menghiraukan lingkungan (kejelasan atau ambiguitas peran),
sekitarnya. Pada karyawan PT. Summit Oto karakteristik organisasi (struktur organisasi,
Finance, peneliti melihat bahwa karyawan budaya organisasi) dan karakter pemimpin
bekerja hanya menjalankan kewajibannya (meliputi dukungan dan perilaku
dimana hal ini terlihat ketika diberikan tugas kepemimpinan, kualitas hubungan atasan
dan harus lembur memang mereka akan dengan bawahan).
melakukannya tetapi hal ini dilakukan hanya
karena takut terkena sanksi. Pada Jhon & Juana ( 2011) serta Cherly
perusahaan ini terlihat sekali ritme kerja dan (2011) melakukan penelitian untuk
tekanan kerja yang cukup tinggi. Karyawan mengetahui pengaruh motivasi kerja

115
VOLUME 6, NO.2, DESEMBER 2014 : (114-123) ISSN : 2085-6601
EISSN : 2502-4590

terhadap OCB pada karyawan. Dari adanya motivasi internal dan berkelanjutan
penelitian tersebut diketahui bahwa motivasi yang berasal dari dalam diri individu karena
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap adanya kebutuhan intrinsik akan prestasi,
OCB. Robbin (2007), mengatakan bahwa kompetensi, maupun afiliasi akan
organisasi memegang peranan dalam memunculkanOCB. Organisasi biasanya
menciptakan persepsi individu agar dapat berusaha memberikan perhatian dan
meningkatkan dorongan mereka. Dorongan penghargaan untuk memunculkan OCB.
dalam diri pekerja untuk menyelesaikan
suatu tugas yang baik disebut sebagai Selain motivasi kerja, Alizadeh et.al,
motivasi kerja (Wexley dan Yukl, 1997). (2012), mengatakan bahwa terdapat
Wulani (2005) menyatakan bahwa motivasi beberapa variabel yang mempengaruhi
kerja juga sangat bergantung pada persepsi OCBkaryawan, diantaranya adalah
pekerja terhadap pengalaman mereka. kejelasan peraturan, kepemimpinan,
Motivasi sendiri merupakan proses psikologi komitmen organisasional, keadilan
dalam diri seseorang dan sangat organisasi dan sifat individu. Beberapa
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Secara penelitian yang memfokuskan keterkaitan
Umum, faktor ini dapat muncul dalam diri antara OCB dengan keadilan organisasi
(intrinsik) maupun dari luar diri (ekstrinsik). seperti penelitian yang dilakukan oleh
Moorman (1991), Erkutlu (2011) pada dosen
Menurut Wahjosumidjo (2001), faktor universitas di Turki, serta Noruzy Dkk (2011)
yang mempengaruhi motivasi meliputi faktor pada universitas di Teheran Iran, diketahui
internal yang bersumber dari dalam individu bahwa keadilan organisasi mempunyai
dan faktor eksternal yang bersumber dari pengaruh yang signifikan terhadap OCB.
luar individu. Faktor internal seperti sikap
terhadap pekerjaan, bakat, minat, Karyawan tentunya menginginkan
kepuasaan, pengalaman, serta faktor adanya keadilan yang diberikan oleh
eksternal seperti pengawasan, gaji, organisasi kepada mereka. Individu sebagai
lingkungan kerja, kepemimpinan. Ketika karyawan akan membandingkan apa yang
motivasi ekstrinsik (misal gaji, posisi, sudah ia berikan kepada organisasi dengan
kenyamanan kerja, jaminan kerja) mereka apa yang telah diterima dari organisasi,
tidak terpenuhi oleh organisasi, maka dapat sementara disisi lain organisasi
muncul persepsi negatif dan berkurangnya membandingkan apa yang telah diterima
keyakinan pekerja terhadap hubungan dan yang diberikan karyawan. Kondisi yang
perjanjian kerja. seimbang antara apa yang diberikan dengan
apa yang telah diperoleh akan menimbulkan
Menurut Robbins (2008), motivasi persepsi yang sama akan keadilan dari sisi
adalah keinginan untuk melakukan sesuatu karyawan maupun organisasi (Robin, 2007).
dan menentukan kemampuan bertindak
untuk memuaskan kebutuhan individu. Greenberg dan Baron (2003)
Kebutuhan yang dimaksud adalah suatu menjelaskan keadilan organisasi merupakan
keadaan internal seseorang yang persepsi individu terhadap keadilan dalam
menyebabkan hasil usaha tertentu. organisasi yang mengacu pada persepsi
Kebutuhan terjadi dikarenakan adanya bagaimana pembuatan keputusan mengenai
kekurangan secara fisik atau psikologis yang hasil yang telah diterima oleh individu,
membuat keluaran tertentu terlihat menarik. sebagaimana dalam keadilan prosedural dan
Dorongan atas kebutuhan itu sendiri dapat pengamatan mengenai keadilan dari
bersumber dari dalam diri seseorang yang outcome mereka sendiri. Robbin dan Judge
berupa kesadaran mengenai pentingnya (2007), menyatakan bahwa keadilan
manfaat pekerjaan yang dilaksanakannya. organisasi adalah persepsi keseluruhan dari
Dorongan seperti ini disebut sebagai apa yang adil di tempat kerja. Karyawan
motivasi intrinsik. Jika motivasi ini berjalan menganggap organisasi telah berlaku adil
dengan seimbang maka seorang individu ketika mereka yakin bahwa hasil yang
akan bertanggung jawab atas pekerjaannya. mereka terima telah sesuai dengan apa
Organ (2008) menyatakan bahwa dengan yang mereka harapkan. Satu elemen penting

116
VOLUME 6, NO.2, DESEMBER 2014 : (114-123) ISSN : 2085-6601
EISSN : 2502-4590

dari keadilan organisasi adalah persepsi behavior(OCB)pada karyawan PT. Summit


seorang individu tentang keadilan. Dengan Oto Finance.
perkataaan lain menurut keadilan organisasi,
keadilan bisa bersifat subyektif, dan terletak METODE PENELITIAN
dalam persepsi individu tersebut.
Penelitian ini menggunakan
PT. Summit Oto Finance sebagai metodekuantitatif.Populasi penelitian adalah
perusahaan pembiayaan sepeda motor karyawan tetap/organik di PT. Summit Oto
tentunya tidak terlepas dengan adanya Finance dengan masa kerja lebih dari dua
target yang harus tercapai setiap bulannya. tahun yang diketahui berjumlah 61 orang.
Target yang diberikan tentunya harus Menurut Arikunto (2010), apabila subyeknya
tercapai agar perusahaan dapat lebih dari 100 orang, sebaiknya diambil
berkembang. Oleh sebab itu perusahaan antara 10 s/d 25 persen atau lebih,
memberlakukan sistem insentif, jika target sedangkan jika subyeknya kurang dari 100
yang diberikan tidak tercapai maka orang maka sebaiknya diambil keseluruhan.
karyawan akan mendapatkan konsekuensi Oleh karena itu sampel dalam penelitian ini
berupa tidak diberikannya insentif dan diambil dari total populasi (total sampling).
terkena surat peringatan. Terkait
perhitungan insentif sendiri berdasarkan Instrumen pengumpulan data
informasi yang peneliti dapatkan dari penelitian yang digunakan antara lain :
karyawan bahwa tidak adanya perhitungan 1. Skala organizationalcitizenship
yang terbuka dan pihak HRD sendiri behavior(OCB) : disusun peneliti
menampilkan sikap tertutup. Sedangkan dari berdasarkan modifikasi dimensi OCB
sisi HRD karyawan selalu menuntut tanpa yang dikemukakan oleh Organ,
melaksankan kewajiban dengan baik, yaitualtruism (kesediaan menolong orang
karyawan lebih suka bertanya dari pada lain dalam hal mengatasi masalah-
membaca setiap email yang diberikan. masalah kerja di organisasi), civic virtue
Karyawan selalu membandingkan apa yang (partisipasi aktif karyawan dalam
diterimanya dengan apa yang diterima rekan memikirkan kehidupan organisasi),
kerjanya. Perusahaan tentunya sportsmanship (sikap lebih menekankan
menginginkan agar setiap karyawan dituntut pada faktor-faktor positif), dan
untuk memberikan pelayanan yang optimal conscientiousness (perilaku in-role yang
terhadap pelanggan dan perusahaan serta memenuhi tingkat diatas standar
menampilkan perilaku in-role serta extra- minimum yang disyaratkan). Setelah uji
role. coba, skala memiliki37 aitem valid rhitung
berada pada rentang 0,324 hingga 0,602.
Berbagai macam kasus yang terkait Sementara itu, indeks reliabilitas
dengan keadilan organisasi juga sudah Cronbach’s Alpha yang diperoleh sebesar
banyak muncul sebagai akibat 0,882 yang menyiratkan bahwa skala
ketidakpuasan atas keputusan yang telah reliabel.
dihasilkan oleh pihak manajemen yang 2. Skala motivasi kerja : disusun oleh
dirasakan tidak adil oleh karyawan (Robbin, peneliti berdasarkan ciri-ciri dari motivasi
2007). Belakangan ini kita sering melihat kerja yang dikemukakan oleh Uno (2008),
berita di media cetak maupun elektronik yaitu tanggung jawab dalam melakukan
yang menginformasikan terjadinya pekerjaan, dorongan untuk mencapai
demonstrasi dikarenakan karyawan merasa kesuksesan, dorongan untuk
tidak mendapatkan perlakuan adil. pengembangan diri, dan kemandirian
Fenomena ini mengambarkan bahwa saat ini dalam bertindak. Setelah uji coba, skala
banyak karyawan yang merasa kurang terdiri dari 23 aitem yang d nyatakan valid
diberikan keadilan di lingkungan kerjanya. dengan nilai rhitung berada pada rentang
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti 0,353 hingga 0,742. Sementara itu,
merasa tertarik untuk mengetahui seberapa indeks reliabilitas Cronbach’s Alpha yang
besar pengaruh motivasi dan keadilan diperoleh sebesar 0,824 yang
organisasi terhadap organization citizenship menyiratkan bahwa skala reliabel.

117
VOLUME 6, NO.2, DESEMBER 2014 : (114-123) ISSN : 2085-6601
EISSN : 2502-4590

3. Skala keadilan organisasi : disusun Tabel 2. Rangkuman Hasil Uji Linieritas


berdasarkan aspek-aspek keadilan No Korelasi F Beda p Beda Korelasi
organisasi yang diungkapkan oleh 1 X1 – Y 41,409 0,00 Linier
Greenberg & Baron (2003) yaitu adalah 2 X2 – Y 30,777 0,00 Linier
keadilan distributif, keadilan prosedural Keterangan :
dan keadilan interaksional. Setelah uji X1 = Motivasi Kerja
coba, skala terdiri dari 32 aitem yang X2 = Keadilan Organisasi
Y = OCB
dinyatakan valid dengan nilai rhitungberada F Beda = Koefisien Linieritas
pada rentang 0,363 hingga 0,806. P Beda = Proporsi Peluang terjadinya kesalahan
Sementara itu, indeks reliabilitas
Cronbach’s Alpha yang diperoleh sebesar Analisis regresi linier berganda
0,932 yang menyiratkan bahwa skala digunakan dalam penelitian ini dengan
reliabel. tujuan untuk menguji hipotesis mengenai
pengaruh variabel motivasi kerja dan
keadilan organisasi terhadap OCB. Hasil
HASIL PENELITIAN pengolahan data dengan menggunakan
program SPSS dijelaskan pada tabel berikut
Uji normalitas sebaran dianalisis ini :
dengan menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov. Sebagai kriterianya apabila Tabel 3. Rangkuman Hasil Analisis Regresi
p>0,050 maka sebarannya dinyatakan Berganda
normal, sebaliknya apabila p<0,050
Sum of Mean
sebarannya dinyatakan tidak normal. Tabel
Model Squares Df Square F Sig.
berikut ini merupakan rangkuman hasil
perhitungan uji normalitas sebaran. 1 Regression 1183,950 2 591,975 31,419 0,000
Residual 979,759 52 18,842
Tabel 1. Rangkuman hasil Perhitungan Uji Total 2163,709 54
Normalitas Sebaran
Variabel Rerata SB K-Z p Keterangan
Hasil Analisis Regresi Berganda juga
OCB 107,47 6.330 0,556 0,917 Normal
Motivasi 68,33 6.904 0,993 0,277 Normal
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
Kerja yang signifikan antara Motivasi Kerja (X1)
Keadilan 94,53 10,586 0,864 0,444 Normal dan Keadilan Organisasi (X2) terhadap OCB
Organisasi (Y) dengan nilai koefisien Freg = 31,419
Keterangan : dimana p sebesar 0,000 < 0,05. Dengan
RERATA = Nilai rata-rata nilai signifikasi dibawah 0,05 menunjukkan
SB = Simpangan Baku (Standart Deviasi)
P = Peluang Terjadinya Kesalahan bahwa secara bersama-sama motivasi kerja
K_Z = Kolmogorov-Smirnov Z Test dan keadilan organisasi mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap OCB.
Berdasarkan tabel di atas diketahui
bahwa sebaran data dari variabel OCB, Tabel 4. Analisis Regresi Secara Bersama-
motivasi kerja, dan keadilan organisasi Sama
tergolong normal. Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Uji linieritas dilakukan sebelum Std.
Model B Error Beta T Sig.
dilakukan uji regresi untuk memastikan
1 (Constant) 58,100 6,256 9,287 0,000
apakah derajat hubungannya linier,
kuadratik, atau dalam derajat yang lebih Motivasi 0,464 0,108 0,507 4,297 0,000
Kerja
tinggi. Dari uji linieritas didapatkan bahwa
Keadilan 0,187 0,070 0,312 2,648 0,011
hubungan dua variabel bebas, yaitu motivasi Organisasi
kerja dan keadilan organisasi terhadap
Organization Citizenship Behaviour (OCB) Pada tabel 4 dapat terlihat model
adalah linier. Tabel berikut ini merupakan persamaan regresi yang dapat dituliskan dari
rangkuman hasil perhitungan uji linieritas
hubungan.
118
VOLUME 6, NO.2, DESEMBER 2014 : (114-123) ISSN : 2085-6601
EISSN : 2502-4590

hasil tersebut dalam bentuk persamaan sebesar 0,697 dan koefisien determinasi (R2)
regresi sebagai berikut ; sebesar 0,486. Hal ini berarti besarnya
Y = 58,100 + 0,464 X1+ 0, 187 X2 kontribusi efektif motivasi kerja terhadap OCB
adalah sebesar 48,6%. Sedangkan pada
Koefisien determinasi digunakan model 2 besarnya nilai korelasi (R) antara
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi Kerja (X1) dan keadilan organisasi
variabel-variabel bebas memiliki pengaruh (X2) terhadap OCB (Y) yaitu sebesar 0,740
terhadap variabel terikanya. Nilai koefisien dan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,547.
determinasi ditentukan dengan nilai R Hal ini berarti besarnya kontribusi efektif
square. motivasi kerja dan keadilan organisasi
terhadap OCB adalah sebesar 54,7%.
Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat Sedangkan besarnya kontribusi efektif
besarnya nilai korelasi (R) antara motivasi keadilan organisasi terhadap OCB sebesar
kerja (X1) dengan OCB (Y) pada model 1 yaitu 6,1% (54,7%-48,6%).
OCB yang dimiliki subjek penelitian lebih
Peneliti kemudian mengkategorikan tinggi daripada rata-rata OCB pada populasi
data penelitian berdasarkan mean hipotetik umumnya.
dan mean empirik. Mean hipotetik untuk
melihat posisi relatif individu berdasarkan Berdasarkan tabel 7 bahwa subjek
norma skor dari subjek penelitian. Berikut penelitian yang memiliki OCB tinggi
adalah tabel mengenai perbandingan nilai sebanyak 36,40% (20 orang), memiliki
empirik dan hipotetik dari variabel OCB. OCB sedang sebesar 63,60% (35 orang),
dan tidak ada subjek penelitian yang
Jika dilihat perbandingan antara rata- memiliki OCB yang rendah. Hal ini berarti
rata empirik dengan rata-rata hipotetik, maka sebagian besar karyawan memiliki OCB
diperoleh bahwa rata-rata empirik lebih yang sedang.
besar daripada rata-rata hipotetik dengan
selisih 14,97. Hasil ini menunjukkan bahwa
Kriteri
Tabel 5. Koefisien Determinasi Kriter a Kategoris Frekue Persent
Change Statistics ia Jenja asi nsi asi (%)
ng
Std. R
Adjus Error Squ Sig. 111 ≤ 20 36,40%
R ted R of the are F F X Tinggi
Mo Squ Squa Estim Cha Cha df df Cha 74 ≤ 35 63,60%
OCB
del R are re ate nge nge 1 2 nge X<
1 0,6 0,48 0,476 4,580 0,48 50,1 1 5 0,00 111 Sedang
97a 6 6 42 3 0 X < 74 Rendah 0 0%
2 0,7 0,54 0,530 4,341 0,06 7,01 1 5 0,01
40b 7 1 0 2 1
a. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja
b. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja,
Keadilan Organisasi
Tabel 8. Nilai empirik dan nilai hipotetik
Motivasi Kerja
Skor Empirik Skor Hipotetik
Tabel 6. Nilai empirik dan nilai hipotetik OCB Variabel Mi Mak Mea Mi Mak Mea S
Skor Empirik Skor Hipotetik n s n SD n s n D
Variab
Mi Mak Mea Mi Mak Mea Motivasi 68,3 6,90 9,
el 58 86 23 92 57,5
n s n SD n s n SD Kerja 3 4 3
107,4 6,3 18,
OCB 94 123 7 3 37 148 92,5 5 Tabel 9. Kategorisasi OCB Berdasarkan
Mean Hipotetik
Tabel 7. Kategorisasi OCB Berdasarkan Kriteri Kriteri Kategorisa Frekuen Persenta
Mean Hipotetik a a si si si (%)

119
VOLUME 6, NO.2, DESEMBER 2014 : (114-123) ISSN : 2085-6601
EISSN : 2502-4590

Jenjan
g Berdasarkan tabel 11 dapat diketahui
69 ≤ X Tinggi 22 40% bahwa subjek penelitian yang mempersepsi
Motiva
46 ≤ X Sedang 33 60% keadilan organisasi yang tinggi sebanyak
si
< 69 45,50% (25 orang), keadilan organisasi
Kerja
X < 46 Rendah 0 0% sedang sebesar 54,50% (30 orang), dan
tidak ada subjek penelitian yang memiliki
Tabel 10. Nilai empirik dan nilai hipotetik persepsi keadilan organisasi yang rendah.
Keadilan Organisasi Hal ini berarti sebagian besar karyawan
Skor Empirik Skor Hipotetik memiliki persepsi mengenai keadilan
Variabel Mi Ma Me Mi Ma Me S organisasi yang sedang.
n ks an SD n ks an D
Keadilan 94, 10,5 1
70 128 32 128 80
Organisasi 53 86 6 DISKUSI
Tabel 11. Kategorisasi Keadilan Organisasi Berdasarkan hasil penelitian diketahui
Berdasarkan Mean Hipotetik bahwa ada pengaruh yang signifikan
Kriteri motivasi kerja dan keadilan organisasi
a Kategoris Frekuen Persenta terhadap organization citizenship behaviour
Kriteria
Jenjan asi si si (%)
g
(OCB).Dari penelitian ini juga diketahui
96 ≤ X Tinggi 25 45,50%
bahwa motivasi kerja dan keadilan
Keadilan
64 ≤ Sedang 30 54,50%
organisasi memiliki kontribusi terhadap OCB
Organisa pada karyawan PT. Summit Oto Finance
X < 96
si sebesar 54,7% dan sebesar 45,3%
X < 64 Rendah 0 0%
dipengaruhi oleh faktor lain.

Berdasarkan tabel 8, jika dilihat Sejalan dengan apa yang dinyatakan


perbandingan antara rata-rata empirik oleh Podsakoff (2000) bahwa ada empat
dengan rata-rata hipotetik, maka diperoleh faktor yang mendorong munculnya OCB
rata-rata empirik lebih besar daripada rata- dalam diri karyawan. Keempat faktor
rata hipotetik dengan selisih 10,83. Hasil ini tersebut adalah karakteristik individual
menunjukkan bahwa motivasi kerja yang (keadilan organisasi, kepuasan kerja,
dimiliki subjek penelitian lebih tinggi daripada motivasi, komitmen organisasi dan persepsi
rata-rata motivasi kerja pada populasi dukungan pemimpin), karakteristik
umumnya. tugas/pekerjaan (kejelasan atau ambiguitas
peran), karakteristik organisasi (struktur
Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui organisasi, budaya organisasi) dan karakter
bahwa subjek penelitian yang memiliki pemimpin (meliputi dukungan dan perilaku
motivasi kerja yang tinggi sebanyak 40% (22 kepemimpinan, kualitas hubungan atasan
orang), motivasi kerja sedang sebesar 60% dengan bawahan). Robbin (2007) juga
(33 orang), dan tidak ada subjek penelitian menyatakan bahwa yang mempengaruhi
yang memiliki motivasi kerja yang rendah. OCB yaitu, persepsi, pengambilan
Hal ini berarti sebagian besar karyawan keputusan individu, pembelajaran dan
memiliki motivasi kerja yang sedang. motivasi.

Berdasarkan tabel 10,jika dilihat OCB sebagai salah satu dari perilaku
perbandingan antara rata-rata empirik karyawan berdampak terhadap efektivitas
dengan rata-rata hipotetik, maka diperoleh organisasi (McCook, 2002). Menurut Siders
rata-rata empirik lebih besar daripada rata- et.al (2001) meningkatnya perilaku OCB
rata hipotetik dengan selisih 14,53. Hasil ini dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu
menunjukkan bahwa keadilan organisasi faktor yang berasal dari dalam diri karyawan
yang dimiliki subjek penelitian lebih tinggi (internal) seperti moral, rasa puas, sikap
daripada rata-rata keadilan organisasi pada positif, dsb, sedangkan faktor yang berasal
populasi umumnya. dari luar karyawan (eksternal) seperti sistem

120
VOLUME 6, NO.2, DESEMBER 2014 : (114-123) ISSN : 2085-6601
EISSN : 2502-4590

manajemen, sistem kepemimpinan, dan efektifitas organisasi. Jika karyawan dalam


budaya perusahaan. organisasi memiliki OCB, karyawan dapat
mengendalikan perilakunya sendiri sehingga
Pada PT. Summit Oto Finance mampu memilih perilaku yang terbaik untuk
sebagai perusahaan pembiayaan sepeda kepentingan Organisasinya. Karyawan yang
motor terkemuka di kota medan, tentunya memiliki rasa tanggung jawab, disiplin,
memiliki visi dan misinya yang harus dicapai. memiliki dorongan untuk mencapai tujuan,
Untuk menunjang hal tersebut tentunya PT.X karier dan masa depan, memiliki harapan
mengharapkan agar karyawan dan dapat untuk membuahkan hasil yang sebaik
menerapkan OCB dalam bekerja. Seperti mungkin.
yang dikemukakan oleh Motowidlo(1993),
dengan adanya OCB diharapkan pegawai Selain motivasi kerja dalam penelitian
dapat lebih menyatu dengan lingkungan ini juga diketahui bahwa keadilan organisasi
pekerjaannya dan dapat melakukan memiliki pengaruh terhadap terciptanya
pekerjaan dengan sukarela. Interaksi sosial perilaku OCB sebesar 6,1%. Robbin dan
pada anggota-anggota organisasi menjadi Judge (2007), menyatakan bahwa keadilan
lancar, perselisihan berkurang, dan efisiensi organisasi adalah persepsi keseluruhan dari
meningkat. Dengan adanya pengaruh positif apa yang adil di tempat kerja. Karyawan
di dalam organisasi tentunya akan menganggap organisasi telah berlaku adil
memberikan motivasi dalam diri pekerja ketika mereka yakin bahwa hasil yang
untuk menyelesaikan tugas yang dengan mereka terima telah sesuai dengan apa
baik. yang mereka harapkan. Satu elemen penting
dari keadilan organisasi adalah persepsi
Dari hasil penelitian ini juga diketahui seorang individu tentang keadilan. Dengan
bahwa ada pengaruh yang signifikanantara perkataaan lain menurut keadilan organisasi,
motivasi kerja terhadap organization keadilan bisa bersifat subyektif, dan terletak
citizenship behavior(OCB) pada karyawan dalam persepsi individu tersebut.
PT. Summit Oto Finance. Besarnya
pengaruh motivasi kerja terhadap OCB Individu menginginkan adanya
sebesar 48,6%. Robbin (2007), mengatakan keadilan yang diberikan dari organisasi
bahwa organisasi memegang peranan kepada mereka,demikian pula organisasi
dalam menciptakan persepsi individu agar menginginkan adanya keadilan. Individu
dapat meningkatkan dorongan mereka. sebagai karyawan akan membandingkan
Dorongan dalam diri pekerja untuk apa yang sudah ia berikan kepada
menyelesaikan suatu tugas yang baik organisasi dengan apa yang telah diterima
disebut sebagai motivasi kerja (Wexley dan dari organisasi, sementara disisi lain
Yukl, 1997). Motivasi merupakan proses organisasi membandingkan apa yang telah
psikologi dalam diri seseorang dan sangat di terima dan yang diberikan karyawan.
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Secara Kondisi yang seimbang antara apa yang
umum, faktor ini dapat muncul dalam diri diberikan dengan apa yang telah diperoleh
(intrinsik) maupun dari luar diri (ekstrinsik). akan menimbulkan persepsi yang sama
Menurut Organ (2007) dan sejalan dengan akan keadilan dalam organsasi baik dari sisi
penelitian yang dilakukan oleh Jhon & Juana karyawan maupun organisasi (Robin, 2007).
( 2011) serta Cherly (2011), mengenai
keterkaitan antara motivasi kerja dan OCB Greenberg dan Baron (2003),
diketahui bahwa motivasi yang menjelaskan keadilan organisasi merupakan
mempengaruhi OCB adalah motivasi persepsi individu terhadap keadilan dalam
intristik. organisasi yang mengacu pada persepsi
bagaimana pembuatan keputusan mengenai
Perilaku OCB akan muncul jika ada distribusi hasil yang telah diterima oleh
persepsi positif dan sikap kerja yang positif individu, sebagaimana dalam keadilan
juga. Semua bentuk perilaku karyawan ini prosedural dan pengamatan mengenai
sangat bermanfaat dan penting diperhatikan keadilan dari outcome mereka sendiri.
karena ada keterkaitan OCB dengan Robbin dan Judge (2007), menyatakan

121
VOLUME 6, NO.2, DESEMBER 2014 : (114-123) ISSN : 2085-6601
EISSN : 2502-4590

bahwa keadilan organisasi adalah persepsi dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti
keseluruhan dari apa yang adil di tempat dalam penelitian ini. Secara spesifik
kerja. Karyawan menganggap organisasi diketahui bahwa karyawan PT. Summit Oto
telah berlaku adil ketika mereka yakin bahwa Finance memiliki motivasi kerja, persepsi
hasil yang mereka terima telah sesuai mengenai keadilan organisasi, serta
dengan apa yang mereka harapkan. organizational citizenship behavior yang
berada di kategori sedang. Mengingat
Seseorang yang merasa diperlakukan manfaatnya, perusahaan dapat
secara adil oleh perusahaan melalui meningkatkan motivasi kerja dan persepsi
berbagai aturan dan kebijakan yang berlaku keadilan organisasi yang dimiliki karyawan
akan meningkatkan OCB, sebaliknya ke arah yang lebih positifdiantaranya dengan
karyawan yang merasa diperlakukan tidak memberikan training yang berhubungan
adil akan semakin rendah OCBnya. Ann- dengan motivasi atau dengan memberikan
Marie Rizzo (dalam Faturochman, 2002) program insentif yang lebih variatif lagi
berpendapat bahwa salah satu nilai yang seperti pemberian reward tambahan bagi
dianggap penting dalam suatu organisasi karyawan yang telah mencapai target
yaitu keadilan yang pada proses selanjutnya selama 3 bulan berturut turut.
disebut sebagai keadilan organisasi yang
menekankan bagaimana reward, insentif,
pekerjaan, dan juga sanksi dalam suatu DAFTAR PUSTAKA
lembaga (organisasi) dialokasikan secara
adil dan proposional berdasarkan Anoraga. (2005). Psikologi Kerja. Jakarta.
karakteristik sosial demografis yang ada. Rineka Cipta.
Berdasarkan teori keadilan yang
dikembangan dari teori perbandingan sosial Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur
di katankan bahwa yang menjadi unsur Penelitian, Suatu Pendekatan
keadilan dan ketidakadilan adalah input, Praktis. Jakarta : Penerbit Rineka
hasil, dan orang lain sebagai pembanding. Cipta.
Dalam OCB jika seseorang merasa bahwa
ia telah menerima perlakuan yang adil maka As’ad, Moh, S.U. (2008). Psikologi Industri.
ia akan menampilkan perilaku OCB yang Surabaya : Penerbit Liberty.
baik pula. Hal ini sejalan dengan penelitian Munandar, A.S. (2001).Psikologi Industri dan
yang dilakukan oleh Moorman (1991), Organisasi,Jakarta : Universitas
Erkutlu (2011) pada dosen universitas di Indonesia (UI) Press.
Turki, serta Noruzy Dkk (2011) pada
universitas di Teheran Iran, yang Bangun, Wilson. (2002). Manajemen
mengatakan bahwa ada pengaruh yang Sumber Daya Manusia. Jakarta :
signifikan antara keadilan organisasi dengan Penerbit Erlangga.
organizational citizenship behavior.
Faturochman. (2002). Keterkaitan antara
Anteseden, Penilaian keadilan
KESIMPULAN Prosedural, penilaian Keadilan
Distributif dan Dampaknya.Disertasi.
Hasil analisa terhadap data penelitian Yogyakarta : Universitas Gadjah
yang terkumpul menemukan adanya Mada.
pengaruh yang signifikan antara motivasi
kerja dan keadilan organisasi terhadap Furnham, Adrian & J, Taylor. (2011). Bad
organizational citizenship behavior pada Apple : Identify Prevent & Manage
karyawan PT. Summit Oto Finance. Variabel Negative Behavior at Work. New
motivasi kerja dan keadilan organisasi York : Palgrave-Macmillan.
diketahui memiliki kontribusi terhadap
Geenberg, J & Baron, R.A. (2000). Behavior
organizational citizenship behavior pada
in Organization.7th Edition. Upper
karyawan PT. Summit Oto Finance sebesar
54.7%, sementara 45.3% lainnya

122
VOLUME 6, NO.2, DESEMBER 2014 : (114-123) ISSN : 2085-6601
EISSN : 2502-4590

Saddle River. New Jersey : Prentice


Hall Inc.

Hasibuan, H. Malayu SP. (2007).


Manajemen Sumber Daya Manusia.
Edisi Revisi. Jakarta : Penerbit Bumi
Aksara.

Muchinsky,P.M. (2003). Psychology Applied


to Work. Edisi 7. Belmont,
CA:Thomson Wadsworth.

Novliadi, Ferry. (2006.) Organization


Citizenship Behavior Karyawan
Ditinjau Dari Persepsi terhadap
Kualitas Interaksi Atasan-Bawahan
dan Persepsi terhadap Dukungan
Organisasi. Jurnal PSIKOLOGIA.
Volume 2, No 1: 39-46. Fakultas
Kedokteran USU.

Organ, D.W. (1988). Organizational


Citizenship Behavior :The Good
Soldier Syndrome. Lexington, MA :
Lexington Books.

Julie Beth Paine. (2000). The Cultural Matrix


of Organizational Citizenship
Behavior. Human Resource
Management Review.Vol 10. No.1 :
45-49.

Vigoda, E., dan Goliembiewski,R.T. (2001).


Citizenship Behavior and the Spirit of
New Managerialism, A Theoretical
Framework and Challenge for
Governance. America Review of
Public Administration. Vol. 31 No. 3 :
273-295.

Winardi J. (2001). Memotivasi Pemotivasian


dalam Manajemen. Jakarta :
RajaGrafindo Persada.

Wulani, F. (2005).Sikap Kerja dan


Implikasinya dalam Pengelolaan
Sumber Daya Manusia : Suatu kajian
terhadap Organizational Citizenship
Behavior.Jurnal Studi Bisnis. Vol. 3,
No.1 :13-25.

123

Anda mungkin juga menyukai