Anda di halaman 1dari 11

Management Analysis Journal 4 (1) (2015)

Management Analysis Journal

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/maj

PENGARUH KEPUASAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA


KARYAWAN DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB)
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

Noni Widyastuti,Palupiningdyah

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja, motivasi kerja, dan
Diterima Desember 2015 Organizational Citizenship Behavior (OCB) terhadap kinerja karyawan secara langsung dan tidak
Disetujui Januari2015 langsung yang dimediasi Organizational Citizenship Behavior (OCB). Populasi dalam penelitian ini
Dipublikasikan adalah seluruh karyawan PT Plasa Simpanglima Semarangsebanyak 152 karyawan. Sampel yang
Maret2015 digunakan yaitu sebanyak 106 karyawan. Metode pengumpulan data dengan menggunakan
________________ kuesioner. Analisis data menggunakan analisis jalur. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu adanya
Keywords: pengaruh kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap OCB, adanya pengaruh OCB terhadap
Employee Performance;Job kinerja karyawan, dan OCB mampu memediasi hubungan kepuasan dan motivasi kerja terhadap
Satisfaction; Organizational kinerja karyawan.
Citizenship Behavior (OCB); Abstract
Work Motivation ___________________________________________________________________
____________________ The purpose of this study is to determine the influence of job satisfaction, work motivation, and Organizational
Citizenship Behavior (OCB)on employees’ performance directly and indirectly that is mediated by
Organizational Citizenship Behavior (OCB). The population in this study were all employees of PT Plasa
Simpanglima Semarang is 152 employees.Samples used is106 employees.The method of data collection is by
quesionares. Data analysis using path analysis. The conclusion of this study areinfluence job satisfaction and
work motivation onOCB, the influence OCB on employee performance andOCB has mediate the relationship
between job satisfaction and work motivation on employee performance

© 2015 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-6552
Gedung C6 Lantai 1 FE Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: noniwidyastuti15@gmail.com, upik33@gmail.com

76
Noni Widyastuti, Palupiningdyah/ Management Analysis Journal 4 (1) (2015)

PENDAHULUAN bahwa perusahaan yang mempunyai karyawan


yang memiliki OCB yang baik akan memiliki
Memasuki era globalisasi saat ini, kinerja yang baik. Hal ini sejalan dengan hasil
kompetisi antar perusahaan semakin ketat, penelitian Cho dan Johanson (2008) yang
karena perusahaan tidak hanya dihadapkan menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang
pada persaingan dalam negeri, tetapi juga luar signifikan OCB terhadap kinerja karyawan.
negeri. Menghadapi situasi dan kondisi tersebut, Perilaku Organizational Citizenship Behavior
perusahaan harus menentukan strategi dan (OCB) dapat diukur dengan melihat lima
kebijakan manajemennya, khususnya dalam dimensi yang dikemukakan oleh Organ dalam
bidang Sumber Daya Manusia (SDM) Brahmasari (2009) yaitu Altruism
(Darmawati, 2013). (mementingkan orang lain), Conscientiousness
Sumber Daya Manusia di dalam (kehati-hatian), Sportmanship (sikap sportif),
perusahaan memegang peranan yang sangat Courtesy (kehormatan) dan Civic virtue (kebajikan
penting. Sumber daya manusia merupakan salah anggota).
satu faktor penentu keberhasilan dalam Selain kepuasan kerja, maka seorang
mencapai tujuan perusahaan (Sudarmanto, karyawan membutuhkan motivasi kerja yang
2009). SDM di perusahaan perlu dikelola secara tinggi untuk dapat meningkatkan kinerjanya.
professional agar terwujud keseimbangan antara Motivasi kerja merupakan keinginan untuk
kebutuhan pegawai dengan tuntutan dan melakukan sebagai kesediaan untuk
kemampuan organisasi perusahaan (Permansari, mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk
2013). Kinerja karyawan perlu ditingkatkan tujuan-tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh
untuk menjamin tercapainya tujuan perusahaan. kemampuan upaya itu untuk memenuhi suatu
Kinerja karyawan dapat ditingkatkan apabila kebutuhan individual (Robbins, 2002).
kepuasan pekerjaan karyawan dirasakan telah Karyawan yang memiliki motivasi yang tinggi,
terpenuhi (Nazenin, 2014). maka karyawan melakukan pekerjaan dengan
Kepuasan kerja merupakan keadaan bersemangat dan bergairah sehingga akan
emosional yang menyenangkan atau tidak mencapai kinerja yang optimal yang tentunya
menyenangkan atas suatu pekerjaan (Handoko, akan mendukung tercapainya tujuan perusahaan
2001). Karyawan yang memiliki kepuasan kerja, dengan efisien dan efektif (Muslih, 2012).
memiliki memiliki konsep akan hasil, perlakuan Menurut teori hierarki kebutuhan Maslow
dan prosedur yang adil, sehingga perlu adanya dalam Mangkunegara (2008), motivasi terdiri
kepercayaan antar karyawan dan atasan, maka dari lima kebutuhan yaitu kebutuhan fisiologis,
karyawan akan dengan sukarela bertindak kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial,
melebihi harapan organisasi (Robbins & Judge, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan
2007). aktualisasi diri. Penelitian Agusta dan Sutanto
Peran ekstra atau kontribusi ekstra di (2013) yang menunjukkan bahwa motivasi kerja
dalam organisasi ini dijelaskan oleh Organ, berpengaruh signifikan terhadap kinerja
Podsakoff dan Mackenzie (2006) sebagai karyawan. Motivasi kerja yang semakin tinggi
perilaku karyawan yang dilakukan dengan akan meningkatkan kinerja karyawan di dalam
sukarela, tulus, senang hati tanpa harus perusahaan.
diperintah, dikendalikan, tanpa dipengaruhi oleh Pada dasarnya, motivasi kerja juga
kompensasi dan dapat menunjang kinerja mendorong terjadinya OCB. Motivasi kerja juga
organisasi, yang kemudian dikenal dengan nama berpengaruh terhadap OCB karyawan karena
Organizational Citizenship Behavior (OCB). ketika karyawan termotivasi maka mampu
Munculnya OCB dapat menjadi membuat mereka merasa dihargai sehingga
gambaran adanya kepuasan kerja yang mampu memberikan pengaruh terhadap sikap
dirasakan karyawan dalam organisasi. Menurut mereka untuk menerima pekerjaan apapun dan
Robbins dan Judge (2007), fakta menunjukkan melaksanakannya (Soentoro, 2013). Karyawan

2
Noni Widyastuti, Palupiningdyah/ Management Analysis Journal 4 (1) (2015)

memiliki sifat positif terhadap perusahaan akan kinerja karyawan sedangkan penelitian Syauta
makin termotivasi untuk menampilkan perilaku (2012) menunjukkan adanya pengaruh yang
OCB. Sesuai dengan pernyataan yang signifikan antara kepuasan kerja dengan kinerja
dikemukakan oleh George dan Jones dalam karyawan. Selain itu, research gap juga terjadi
Antonio dan Sutanto (2013) bahwa karyawan antara pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja
yang memiliki perilaku yang baik, mau berusaha karyawan. Jika hasil penelitian Dhermawan
dan bekerja keras serta tidak mudah menyerah (2012) menunjukkan adanya pengaruh yang
merupakan ciri-ciri dari perilaku OCB sehingga signifikan motivasi kerja terhadap kinerja
motivasi kerja yang tinggi sangat mempengaruhi karyawan sedangkan hasil penelitian Agusta dan
timbulnya perilaku OCB di perusahaan. Sutanto (2013) menunjukkan motivasi kerja
Penelitian terdahulu mengenai kepuasan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
kerja terhadap kinerja masih terjadi research gap. karyawan.
Jika hasil penelitian Crossman dan Abou-Zaki Berdasarkan landasan teori diatas maka
(2003) menunjukkan tidak adanya pengaruh dapat dibuat model penelitian yang terlihat pada
yang signifikan antara kepuasan kerja dengan Gambar 1.

Gambar 1. Model Penelitian

METODE lain, Conscientiousness (kehati-hatian),


Sportmanship (sikap sportif), Courtesy
Populasi dalam penelitian ini adalah (kehormatan) dan Civic virtue (kebajikan
seluruh karyawan PT Plasa Simpang lima anggota) dan variabel Kinerja Karyawan (Y2)
Semarang yang berjumlah 152 karyawan. yang meliputi 3 indikator yaitu kualitas,
Teknik pengambilan sampel yang digunakan kuantitas dan ketepatan waktu.
dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan rumus Slovin. Jumlah sampel HASIL DAN PEMBAHASAN
yang digunakan sebanyak 106 karyawan.
Variabel dalam penelitian ini adalah Kepuasan Karakteristik responden merupakan
Kerja (X1) yang meliputi 5 indikator pekerjaan gambaran dari keberadaan responden yang
itu sendiri, gaji, kesempatan promosi, terlibat dalam penelitian seperti jenis kelamin,
pengawasan dan rekan kerja. umur, tingkat pendidikan dan lama bekerja.
Variabel Motivasi Kerja (X2) yang Karakteristik responden dalam penelitian
meliputi 5 indikator yaitu kebutuhan fisiologis, ini adalah sebagai berikut: a) jenis kelamin, yaitu
kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, laki-laki (73.59%) dan wanita (26.41%); b) umur,
kebutuhan penghargaan dan kebutuhan mayoritas 41-50 tahun (34.90%); c) tingkat
aktualisasi diri. Variabel Organizational pendidikan, mayoritas SLTA (43.40%); d) lama
Citizenship Behavior (Y1) yang meliputi 5 bekerja, mayoritas > 5 tahun (51.89%). Hasil
indikator yaitu Altruism (mementingkan orang analisis deskriptif dapat dilihat pada Tabel 1.

3
Noni Widyastuti, Palupiningdyah/ Management Analysis Journal 4 (1) (2015)

Tabel 1. Hasil analisis deskriptif OCB O 22 0.704 > 0.361 Valid


No Variabel Rata-rata Kategori (Y1) O 23 0.680 > 0.361 Valid
1 Kepuasan kerja 82.40 Tinggi O 24 0.718 > 0.361 Valid
2 Motivasi kerja 82.39 Tinggi O 25 0.691 > 0.361 Valid
3 OCB 80.81 Tinggi O 26 0.735 > 0.361 Valid
O 27 0.642 > 0.361 Valid
4 Kinerja karyawan 79.98 Tinggi
O 28 0.502 > 0.361 Valid
Sumber: data yang diolah (2015)
O 29 0.625 > 0.361 Valid
Sebelum melakukan uji statistik,
O 30 0.485 > 0.361 Valid
diperlukan pengujian alat ukur penelitian. Oleh
O 31 0.713 > 0.361 Valid
karena itu, perlu dilakukan uji validitas dan uji Kinerja KN 32 0.821 > 0.361 Valid
reliabilitas. Karyawan KN 33 0.684 > 0.361 Valid
(Y2) KN 34 0.903 > 0.361 Valid
Uji Validitas KN 35 0.732 > 0.361 Valid
Pada penelitian ini pengujian validitas KN 36 0.752 > 0.361 Valid
dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS KN 37 0.830 > 0.361 Valid
for Windows Versi 16.0. Hasil uji validitas Sumber: data yang diolah (2015)
terhadap variabel kepuasan kerja, motivasi kerja,
OCB, dan kinerja karyawan dapat dilihat pada Uji Reliabilitas
Tabel 2 yang menunjukkan bahwa seluruh item Pungukuran reliabilitas dilakukan dengan
pernyataan memiliki nilai r-hitung > r-tabel cara One Shot atau pengukuran sekali saja. Hasil
(0.361) maka seluruh instrumen yang digunakan uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.
untuk mengukur variabel penelitian dinyatakan Berdasarkan hasil uji reliabilitas diketahui
valid. bahwa nilai Cronbach's Alpha > 0,70 maka dapat
disimpulkan bahwa semua instrumen tersebut
Tabel 2. Hasil Uji Validitas reliable
Variabel r-hitung r-tabel Ket.
Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas
Kepuasan KP1 0. 713 > 0.361 Valid
Kerja KP 2 0. 638 > 0.361 Valid Variabel Cronbach’s Keterangan
(X1) Alpha
KP3 0. 694 > 0.361 Valid
Kepuasan 0.855>0.70 Reliabel
KP 4 0.708 > 0.361 Valid
Kerja
KP5 0.734 > 0.361 Valid
Motivasi 0.878>0.70 Reliabel
KP6 0.646 > 0.361 Valid
Kerja
KP7 0.513 > 0.361 Valid
OCB 0.849>0.70 Reliabel
KP8 0.623 > 0.361 Valid
KP9 0.471 > 0.361 Valid
Kinerja 0.917>0.70 Reliabel
KP10 0.712 > 0.361 Valid
Karyawan
KP11 0.554 > 0.361 Valid
Motivasi M.12 0.729 > 0.361 Valid Sumber: data yang diolah (2015)
Kerja M13 0.607 > 0.361 Valid
(X2) M14 0.757 > 0.361 Valid Uji Asumsi Klasik
M15 0.793 > 0.361 Valid Dalam asumsi klasik terdiri dari 3
M16 0.656 > 0.361 Valid pengujian yaitu uji normalitas, uji
M17 0.570 > 0.361 Valid multikolonieritas dan uji heteroskedastisitas
M18 0.765 > 0.361 Valid
M19 0.530 > 0.361 Valid Uji Normalitas
M20 0.745 > 0.361 Valid Dalam pengujian suatu data berdistribusi
M21 0.749 > 0.361 Valid normal atau tidak, dapat diketahui dengan

4
Noni Widyastuti, Palupiningdyah/ Management Analysis Journal 4 (1) (2015)

menggunakan grafik normal plot pada Gambar Tabel 4. Hasil UjiNormalitas dengan Kolmogorov
2. Smirnov (K-S)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 106
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 1.64186981
Most Extreme Absolute .049
Differences Positive .049
Negative -.046
Kolmogorov-Smirnov Z .509
Asymp. Sig. (2-tailed) .958
a. Test distribution is Normal.
Gambar 2. Grafik Scaterplot Sumber: data yang diolah (2015)

Hasil uji normalitas dengan menggunakan Uji Multikolinieritas


uji statistik non parametik Kolmogorov-Smirnov Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat
(K-S) dapat dilihat pada Tabel 4, diperoleh nilai pada Tabel 5, diperoleh nilai tolerance > 0.1 dan
Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0.509 dengan nilai nilai VIF < 10, maka model regresi tidak terjadi
Aymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0.958 > 0.05. Hal ini multikolinieritas.
berarti data residual terdistribusi normal.

Tabel 5. Hasil UjiMultikolinieritas


Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -1.183 2.096 -.564 .574
Kepuasan .123 .050 .202 2.473 .015 .550 1.819
Motivasi .164 .068 .205 2.429 .017 .511 1.958
OCB .316 .045 .519 6.991 .000 .663 1.509
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: data yang diolah (2015)

Uji Heteroskedastisitas menyebar secara acak, baik diatas maupun


Hasil uji heteroskedastisitasdilihat pada dibawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat
Gambar 3. Berdasarkan uji heteroskedastisitas disimpulkan bahwa tidak terjadi
grafik Scatterplot menunjukan bahwa titik heteroskedastisitas.

5
Noni Widyastuti, Palupiningdyah/ Management Analysis Journal 4 (1) (2015)

Uji statistik yang dipakai untuk menguji


ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan
melalui uji glejser. Jika nilai signifikan di atas
0.05 maka dapat disimpulkan model regresi
tidak mengandung heteroskedastisitas. Adapun
nilai signifikansi uji glejser dapat dilihat dalam
Tabel 6.

Gambar 3. Pengujian Heteroskedastisitas

Tabel 6. Hasil Uji Glejser


Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 1.870 1.311 1.426 .157
Kepuasan -.001 .031 -.005 -.039 .969
Motivasi .024 .042 .078 .567 .572
OCB -.038 .028 -.162 -1.345 .182
a. Dependent Variable: RES_2
Sumber: data yang diolah (2015)

Pengujian Hipotesis
Uji Parsial

Tabel 7. Uji parsial kepuasan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan
Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) -1.183 2.096 -.564 .574
Kepuasan .123 .050 .202 2.473 .015
Motivasi .164 .068 .205 2.429 .017
OCB .316 .045 .519 6.991 .000
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: data yang diolah (2015)

Uji parsial dilakukan antara variabel ini berarti semakin tingginya kepuasan kerja
kepuasan dan motivasi kerja terhadap kinerja yang dirasakan oleh karyawan akan
karyawan yang dapat dilihat pada Tabel 7. meningkatkan kinerja karyawan di dalam
Pengujian pengaruh kepuasan kerja (X1) perusahaan. Jadi, kepuasan kerja karyawan
terhadap kinerja karyawan (Y2) diperoleh t dapat dilihat dari penerimaan gaji yang layak,
hitung 2.473 dengan nilai signifikansi 0.015 < hubungan rekan kerja yang baik, dan
0.05, maka H1 diterima. Berdasarkan hasil ini, pengawasan dari pimpinan.
dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh Pengujian pengaruh motivasi kerja (X2)
kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan. Hal terhadap kinerja karyawan (Y2) diperoleh t

6
Noni Widyastuti, Palupiningdyah/ Management Analysis Journal 4 (1) (2015)

hitung 2.429 dengan nilai signifikansi 0.017 < perusahaan. Jadi, perilaku OCB dapat dilihat
0.05, maka H2 diterima. Berdasarkan hasil ini, dari rasa tolong menolong karyawan yang
dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh tinggi, perilaku sopan dan baik antar karyawan,
motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. Hal memiliki kesadaran diri yang tinggi dan
ini berarti semakin tingginya motivasi kerja sebagainya.
dapat meningkatkan kinerja karyawan di dalam
perusahaan. Jadi, motivasi kerja karyawan dapat Analisis Jalur (Path Analysis)
dilihat dari pemenuhan kebutuhan fisiologis, Metode analis jalur (Path Analysis)
kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, bertujuan untuk menguji pengaruh variabel
kebutuhan penghargaan dan aktualisasi diri. intervening. Adapun hasil dari analisis ini dapat
Pengujian pengaruh Organizational menggunakan SPSS versi 16.0 for windows adalah
Citizenship Behavior (OCB) (Y1) terhadap kinerja sebagai berikut:
karyawan (Y2) diperoleh t hitung 6.991 dengan
nilai signifikansi 0.000 < 0.05, maka H3 Persamaan Regresi 1
diterima. Berdasarkan hasil ini, dapat Persamaan regresi yang pertama yaitu
disimpulkan bahwa adanya pengaruh OCB OCB sebagai variabel dependen yang dapat
terhadap kinerja karyawan. Hal ini berarti dilihat pada Tabel 8 dan Gambar 4.
semakin tingginya OCB karyawan dapat
meningkatkan kinerja karyawan di dalam

Tabel 8. Analisis jalur dengan OCB sebagai variabel dependen


Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1 .581 .337 .325 3.629
a. Predictors: (Constant), Motivasi, Kepuasan
b. Dependent Variable: OCB

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 8.036 4.497 1.787 .077
Kepuasan .246 .106 .246 2.329 .022
Motivasi .513 .138 .391 3.707 .000
a. Dependent Variable: OCB
Sumber: data yang diolah (2015)

e1 =√ 1 − R2 Berdasarkan perhitungan di atas, maka


= √ 1 − 0.337 persamaan regresi bertahap yaitu sebagai
= √ 0.663 berikut:
= 0.814
Organizational Citizenship Behavior (OCB) =
(0.246) Kepuasan + (0.391) Motivasi + 0.814

7
Noni Widyastuti, Palupiningdyah/ Management Analysis Journal 4 (1) (2015)

Gambar 4. Path Analysis Kepuasan kerja terhadap Kinerja karyawan melalui OCB

Hasil pengujian path analysis dapat dilihat terhadap kinerja karyawan melalui OCB sebagai
pada Gambar 4 dapat diketahui bahwa variabel intervening. Artinya H4 yang
pengaruh langsung kepuasan kerja terhadap menyatakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh
kinerja karyawan (p3) sebesar 0.202. Pengaruh terhadap kinerja karyawan melalui OCB
tidak langsung kepuasan kerja terhadap kinerja diterima. Hal ini menunjukkan bahwa OCB
karyawan melalui OCB = (p1 x p5)= (0.246 x mampu memediasi kepuasan kerja terhadap
0.519)= 0.127. Total pengaruh tidak langsung peningkatan kinerja karyawan.
kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan
melalui OCB= (p3+(p1xp5)=(0.202 + 0.127)= Persamaan Regresi 2
0.329. Jadi pengaruh tidak langsung lebih besar Persamaan regresi yang ke dua yaitu
daripada pengaruh langsung yaitu (0.329 > kinerja karyawan sebagai variabel dependen
0.127). yang dapat dilihat pada Tabel 9 dan Gambar 5.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa kepuasan kerja memiliki pengaruh

Tabel 9. Analisis jalur dengan kinerja karyawan sebagai variabel dependen


Model Summaryb
Adjusted R
Model R R Square Square Std. Error of the Estimate
1 .792a .628 .617 1.666
a. Predictors: (Constant), OCB, Kepuasan, Motivasi
b. Dependent Variable: Kinerja

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) -1.183 2.096 -.564 .574
Kepuasan .123 .050 .202 2.473 .015
Motivasi .164 .068 .205 2.429 .017
OCB .316 .045 .519 6.991 .000
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: data yang diolah (2015)

8
Noni Widyastuti, Palupiningdyah/ Management Analysis Journal 4 (1) (2015)

e2 =√ 1 − R2 Berdasarkan perhitungan di atas, maka


= √ 1 − 0.628 persamaan regresi bertahap yaitu sebagai
= √ 0.372 berikut:
Kinerja Karyawan = (0.202) Kepuasan +
= 0.609
(0.205) Motivasi + (0.519) OCB + 0.609

Gambar 5. Path Analysis Motivasi kerja terhadap Kinerja karyawan melalui OCB

Hasil pengujian path analysis dapat dilihat lebih besar daripadapengaruh langsung yaitu
pada Gambar 5 dapat diketahui bahwa (0.407 > 0.205)
pengaruh langsung motivasi kerja terhadap Dari hasil tersebut dapat disimpulkan
kinerja karyawan (p4) sebesar 0.205. Pengaruh bahwa motivasi kerjamemiliki pengaruh
tidak langsung motivasi kerja terhadap kinerja terhadap kinerja karyawan melalui OCB. Artinya
karyawan melalui OCB = (p2 x p5)= (0.391 x H5 yang menyatakan bahwa motivasi
0.519)= 0.202. Total pengaruh tidak kerjaberpengaruh terhadap kinerja karyawan
langsungmotivasi kerja terhadap kinerja melalui OCB diterima. Hal ini menunjukkan
karyawan melalui OCB= (p4+(p2xp5)= (0.205 + bahwa OCB mampu memediasi motivasi kerja
0.202)= 0.407. Jadi pengaruh tidak langsung terhadap peningkatan kinerja karyawan.

Gambar 6. Model Penuh Hasil Analisis Jalur (Path Analysis)

SIMPULAN DAN SARAN semakin meningkat. Selain itu, OCB juga


memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan.
Simpulan dalam penelitian ini Artinya semakin tinggi OCB karyawan, maka
menunjukkan bahwa kepuasan kerja kinerja karyawan dalam perusahaan juga
berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Artinya semakin meningkat.
semakin tinggi tingkat kepuasan kerja yang Kepuasan kerja berpengaruh terhadap
dirasakan oleh karyawan, maka kinerja kinerja karyawan melalui OCB. Artinya OCB
karyawan akan semakin meningkat. mampu memediasi kepuasan kerja terhadap
Motivasi kerja memiliki pengaruh dan peningkatan kinerja karyawan.
kinerja karyawan. Artinya semakin tinggi Motivasi kerja berpengaruh terhadap
tingkat motivasi kerja, maka kinerja karyawan kinerja karyawan melalui OCB. Artinya OCB

76
Noni Widyastuti, Palupiningdyah/ Management Analysis Journal 4 (1) (2015)

mampu memediasi motivasi kerja terhadap Citizenship Behavior. Jurnal Economia.


peningkatan kinerja karyawan. Universitas Negeri Yogyakarta.
Saran bagi manajerial adalah dalam Dhermawan, B. N. A. A. 2012. Pengaruh Motivasi,
Lingkungan Kerja, Kompetensi dan
rangka meningkatkan kepuasan kerja hendaknya
Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja dan
perusahaan dapat memberikan kesempatan
Kinerja Pegawai di Lingkungan Kantor Dinas
promosi bagi seluruh karyawan baik karyawan Pekerjaan Umum Provinsi Bali. Jurnal
administrasi dan karyawan lapangan. Selain itu, Manajemen, Strategi Bisnis dan Kewirausahaan. 6
untuk meningkatkan kinerja karyawan (2).
hendaknya perusahaan dapat memberikan Handoko, T. H. 2001. Manajemen Personalia dan
bonus kehadiran bagi karyawan yang memiliki Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE
tingkat absensi yang rendah untuk Indrawati, A. D. 2013. Pengaruh Kepuasan Kerja
meningkatkan kedisiplinan karyawan dalam Terhadap Kinerja Karyawan dan Kepuasan
Pelanggan Pada Rumah Sakit Swasta Di Kota
bekerja.
Denpasar. Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis,
Saran untuk peneliti selanjutnya
dan Kewirausahaan. 7 (2).
diharapkan dapat mencari ruang lingkup Kiruja, E. K & Mukurum, E. 2013. Effect of
populasi yang berbeda dan lebih luas untuk Motivation on Employee Performance In
memberikan gambaran yang lebih spesifik PublicMiddle Level Technical Training
mengenai pengaruh pengaruh kepuasan dan Institutions In Kenya. International Journal of
motivasi kerja terhadap kinerja karyawan Advances in Management and Economics. 2 (4):
melalaui OCB. Selain itu, perlu dilakukan 73-82.
penelitian lebih lanjut mengenai variabel lain Muslih, B. 2012. Analisis Pengaruh Motivasi
terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja
yang juga mempengaruhi kinerja karyawan
Pegawai di PT Sang Hyang Seri (Persero)
seperti komitmen organisasi, budaya organisasi,
Regional III Malang. Universitas Brawijaya.
lingkungan kerja dan gaya kepemimpinan. Jurnal Aplikasi Manajemen. 10 (4).
Mangkunegara, A. P. 2008. Perilaku dan Budaya
DAFTAR PUSTAKA Organisasi. Cetakan Kedelapan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Agusta, L & Sutanto, E. M. 2013. Pengaruh Pelatihan Nazenin, S & Palupiningdyah. 2014. Peran Stres
dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Kerja dan Kepuasan Kerja untuk Mengurangi
Karyawan CV Haragon Surabaya.Universitas Turnover Intentional. Jurnal Dinamika
Kristen Petra. AGORA.1 (3). Manajemen. 5 (2): 220-227.
Antonio, N. E & Sutanto, E. M. 2013. Pengaruh Organ, D.W., Podsakoff P. M & MacKenzie, S. B.
Motivasi Dan Kepuasan Kerja Karyawan 2006. Organizational Citizenship Behavior.Its
Terhadap Organizational Citizenship Behavior di nature, antecendents and consequences. California:
CV Supratex. Surabaya: Universitas Kristen Sage Publications, Inc.
Petra. Permansari. R. 2013. Pengaruh Motivasi dan
Brahmasari, I. A. 2009. Organizational Citizenship Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja PT.
Behavior (OCB) Dan Isu Gender. Jurnal Ilmu Augrah Raharjo Semarang. Management
Ekonomi dan Manajemen. 5 (2). Analysis Journal 2 (2)
Crossman & Abou-Zaki. 2003. Job satisfaction and Robbins, S. P. 2002. Essentials of Organizational
Employee Perfomance of Lebanese Banking Behavior (Terjemahan), Edisi Kelima. Jakarta:
staff. Journal of Managerial Psychology. 18 (4). Erlangga.
Cho, S & Johanson, M. 2008. Organizational Robbins, S & Judge, T. 2007. Organizational Behavior.
Citizenship Behavior and Employee 12th edition. New York: Prentice Hall.
Performace: A Moderationg Effect of Work Syauta, et al. 2012. The Influence of Organizational
Status in Restaurant Employees. Journal of Culture, Organizational Commitment to Job
Hospitally & Tourism Research. 32 (3): 307-326. Satisfaction and Employee Perfomance (Study
Darmawati, A., Hidayati, L. N & Herlina, D. 2013. at Municipal Waterworks of Jayapura, Papua
Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Indonesia). International Journal of Business and
Organisasi Terhadap Organizational Management Invention. 1 (1): 69-76.

77
Noni Widyastuti, Palupiningdyah/ Management Analysis Journal 4 (1) (2015)

Sudarmanto. 2009. Kinerja dan Pengembangan Organizational Citizenship Behavior Dan


Kompetensi SDM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Kepuasan Kerja Di PT Sucofindo Surabaya.
Soentoro, D. P. 2013. Pengaruh Motivasi Kerja,
Kepemimpinan, Lingkungan Kerja Terhadap

78

Anda mungkin juga menyukai