Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS PENGARUH ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP

BEHAVIOR DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN


(Study Pada PT Hop LunIndonesia Kab. Semarang)
Dika Fidiyanto1), Moh Mukeri Warso, S. Ag. MM.2), Azis Fathoni, S.E, M.M.3)
1)
Mahasiswa Program studi Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Pandanaran Semarang.
2) 3)
Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Univesitas Pandanaran Semarang.

ABSTRAK
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kausal komparatif dengan pendekatan
kuantitatif yang dilakukan pada PT Hop Lun Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh Organizational Citizenship Behavior dan
kompensasi terhadap kinerja karyawan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah kuesioner atau angket. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik
sampel insidental. Populasi yang menjadi objek penelitian adalah karyawan PT Hop Lun
Indonesia dengan sampel sebanyak 93 orang karyawan bagian produksi. Pengujian hipotesis
dilakukan dengan analisis uji parsial dan melalui program SPSS 20.0 for oleh Spearman‟s
rho melalui program SPSS statistics 16.0 for windows.
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa ada pengaruh
positif dan segnifikan dari Organizational Citizenship Behavior dan kompensasi terhadap
kinerja karyawan. Hasil dari Pengujian SPSS diatas dapat diperoleh nilai t hitung dari
variabel Organizational Citizenship Behavior sebesar 4.282 lebih besar dati t tabel sebesar
1,663 dengan probabilitas 0.000 karena probabilitasnya kurang dari 0.050 maka Ho ditolak
dan Ha diterima. Hasil dari Pengujian SPSS diatas dapat diperoleh nilai t hitung dari
variabel Kompensasi sebesar 1.257 lebih besar dati t tabel sebesar 1,663 dengan probabilitas
0.212 karena probabilitasnya kurang dari 0.050 maka Ho diterima dan Ha diterima.

Kata Kunci : Organizational Citizenship Behavior, Kompensasi, Kinerja


Karyawan.

ABSTRACT

This research is a type of comparative causal research with quantitative approach done at PT
Hop Lun Indonesia. This study aims to determine whether or not the influence Organizational
Citizenship Behavior and compensation for employee performance. Methods of data collection in
this study is a questionnaire or questionnaire. The sampling technique used is the incidental sample
technique. The population that became the object of research is the employees of PT Hop Lun
Indonesia with a sample of 93 employees of production. Hypothesis testing is done by partial test
analysis or t test and through SPSS 20.0 for program by Spearman's rho through SPSS statistics 16.0
for windows program.
Based on the results of multiple linear regression analysis shows that there is a positive and
significant influence of Organizational Citizenship Behavior and compensation for employee
performance. Results from the above SPSS test can be obtained t value of Organizational Citizenship
Behavior variable of 4.282 larger dati t table of 1.663 with a probability of 0.000 because the
probability is less than 0.050 then Ho is rejected and Ha accepted. Results from SPSS Testing above
can be obtained t value of compensation variable of 1.257 larger dati t table of 1.663 with probability
0.212 because the probability is less than 0.050 then Ho accepted and Ha accepted.

Keywords: Organizational Citizenship Behavior, Compensation, Employee


Performance.

1
PENDAHULUAN dan tidak adanya kepuasan kerja di kalangan
pekerja (Wibowo, 2011:347).
Latar Belakang
Organizational Citizenship Behavior
Perkembangan dunia bisnis yang pesat (OCB) merupakan perilaku individu yang
serta persiapan menuju ekonomi global ekstra, yang tidak secara langsung atau eksplisit
mendorong para pekerjanya untuk semakin dapat dikenali dalam suatu sistem kerja yang
kompetitif. Untuk dapat memenangkan formal, dan yang secara agregat mampu
kompetisi dalam dunia usaha diperlukan meningkatkan efektivitas fungsi organisasi
sumber daya manusia yang mumpuni. (Organ,1988). Organisasi pada umumnya
Perusahaan sangat membutuhkan karyawan percaya bahwa untuk mencapai keunggulan
dalam menjalankan kegiatan agar perusahan harus mengusahakan kinerja individual yang
dapat mencapai target-target yang telah setinggi-tingginya, karena pada dasarnya
ditentukan. Perubahaan ekonomi, politik, kinerja individual mempengaruhi kinerja
sosial, dan teknoligi dapat membawa pengaruh organisasi secara keseluruhan. Perilaku ini
kuat pada organisasi atau perusahaan. muncul karena perasaan sebagai anggota
Organisasi perlu membenahi diri untuk dapat organisasi dan merasa puas apabila dapat
bertahan dalam pesaingan tersebut dan melakukan suatu yang lebih pada organisasi.
melakukan perubahan guna menuju organisasi Perasaan sebagai anggota dan puas melakukan
yang lebih efektif. Perusahaan harus mampu suatu yang lebih hanya terjadi jika memiliki
mempertahan kan kinerja organisasi secara persepsi yang positif terhadap organisasinya.
keseluruhan, baik kinerja individu ataupun OCB merupakan tindakan seseorang diluar
kelompok. Situasi yang semakin kompetitif ini kewajibannya, tidak memperhatikan
juga mengakibatkan timbulnya persaingan yang kepentingan diri sendiri (Sloat, 1999), tidak
semakin ketet pada perusahaan, sehingga membutuhkan deskripsi pekerjaan (job
menuntut perusahaan harus mempunyai SDM description) dan sistem imbalan formal, bersifat
yang berkualitas dalam hal ini SDM memegang sukarela dalam bekerjasama dengan teman
peran penting dalam meningkatkan kinerja, sekerja dan menerima perintah secara khusus
kesuksesan, dan keefektifan suatu organisasi. tanpa keluhan (Organ dan Konovski, 1989).
Perusahaan sangat membutuhkan karyawan
dalam menjalankan kegiatannya agar OCB memberikan kontribusi terhadap
perusahaan dapat mencapai target-target yang kesejahteraan komunitasnya, transformasi
telah ditentukan. sumberdaya, langka, dan pemecahan masalah
Aspek sumber daya manusia diantara unit-unit kerja dengan cara kolektif
memegang peranan yang sangat penting dalam dan independensi. Kemudian juga akan
sebuah organisasi. Sumber daya manusia mempengaruhi keputusan kompensasi, promosi
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dan pelatihan secara memiliki efek yang
manajemen perusahaan, yakni merupakan salah penting terhadap kinerja keuangan
satu faktor. (MacKenzie, dkk., 1998; Motowidlo dan Van
Scotter, 1994). Selain itu OCB akan
Kompensasi dapat dilihat dari sudut memerangkan proposi hak effect dalam
pandang yang berbeda sesuai kepentingannya. penilaian kinerja (Organ, 1988) dan merupakan
Antara pekerja dengan pengusaha ada sisi derminan bagi program manajemen sumber
pandang yang berbeda tentang kompensasi. daya manusia dalam mengawasi, memelihara,
Bagi pengusaha kompensasi merupakan biaya dan meningkatkan sikap kerja (Organ da Ryan,
produksi. Untuk mendapatkan keuntungan yang 1995) yang akumulasinya akan berpengaruh
optimal, penggunaan biaya harus dilakukan pada kesehatan psikologi, produktifitas, dan
secara efisien. Dari sisi karyawan, kompensasi daya pikir pekerja (Vandenberg dan Lance,
dipandang sebagai hak dan merupakan sumber 1992). Perilaku tersebut tidak akan dapat
pendapatan utama, karena itu jumlahnya harus imbalan langsung atau sanksi baik dilakukan
dapat memenuhi kebutuhan dirinya dan atau tidak, namun sikap kontruktif yang
keluarganya, serta adanya jaminan kepastian tunjukan karyawan melalui OCB akan
penerimaannya (Sutrisno, 2009:198). memberikan penilaian positif atasan seperti
Kesalahan dalam menerapkan sistem penugasan dan promosi (Bateman dan Organ,
kompensasi akan berakibat timbulnya motivasi 1983). Eisenberger (1990) mengungkapkan

2
bahwa perilaku ini berkembang sejalan membantu rekan kerja walaupun saat itu bukan
seberapa besar perhatian organisasi pada jamkerjanya. Selain itu, berdasarkan observasi
tingkat kesejahteraan karyawan dan peneliti beberapa karyawan di PT Hop Lun
penghargaan organisasi terhadap kontribusi Indonesia tidak semua bersedia membantu
mereka. karyawan yang saat itu membutuhkan bantuan,
meskipun ada sebagian karyawan yang dengan
Berdasarkan hasil wawancara dengan cepat langsung memberikan bantuan pada
Bapak Agus Indaryanto, fenomena OCB karyawan yang kesulitan tersebut. Atas dasar
merupakan hal yang umum terjadi. Karyawan fenomena-fenomena tersebut dapat
yang bekerja di bagian produksi ini, diharapkan disimpulkan bahwa ada masalah yang terkait
bersedia untuk harus bekerja lebih karena dengan OCB pada karyawan di PT Hop Lun
banyaknya tugas yang harus diselesaikan Indonesia. Menurut Organ (dalam Naderi,
dengan cepat dan tidak dapat ditunda, 2013) menyebutkan terdapat lima aspek OCB
menggantikan tanggung jawab rekan kerja yang yaitu altruism, conscientiousness,
tidak hadir, terlambat atau izin serta sportmanship, courtesy, dan civic virtue.
membimbing atau membantu karyawan baru Karyawan PT Hop Lun Indonesia memiliki
ataupun rekan kerja lainnya. Namun, masalah alturism seperti karyawan mengeluh
berdasarkan wawancara dengan sebagian karena harus membantu pekerjaan rekan kerja,
karyawan, tidak semua karyawan dengan sportmanship dimana ada situasi yang tidak
sukarela mau untuk bekerja lebih nyaman dengan saling menyalahkan karena ada
ataupunmenggantikan rekan kerja yang tidak rasa terbebani. Conscientiousness yang
hadir. Karena merasa pekerjaan yang ditunjukan dengan karyawan merasa tidak
diembanoleh karyawan sudah cukup senang bila harus bekerja lebih. Selain itu,
melelahkan dan setiap orang memiliki batasan courtesy karyawan dimana beberapa kali
kemampuan secara fisik. banyak karyawan yang masih sering terlambat.
Untuk civic virtue karyawan tidak tampak ada
Beberapa karyawan juga masalah karena semua karyawan merasa perlu
mengungkapkan bahwa apabila ada rekan yang aktif dengan perkembangan perusahaan dan
tidakdapat masuk kerja dan mau bertukar shift, mampu menerima kritikan baik dari rekan
karyawan tersebut akan bersedia karenaberpikir maupun atasan.
bila suatu saat karyawan tersebut tidak dapat
masuk, rekannya tersebut pastibersedia untuk Industri garmen (pakaian jadi)
bertukar shift. Selain itu, ada juga karyawan memiliki konstribusi yang besar dalam ekspor
yang beralasan agar tidak ditugaskan untuk indonesia. Saat ini industri ini setengah
menggantikan rekannya yang tidak masuk. mengharap berbagai tantangan antara lain
Sebagian karyawan mengungkapkan beberapa perubahan permintaan pasar yang semakin
kali terlambat sampai pabrik, namun dengan cepat seiring dengan percepatan perkembangan
izin terlebihdahulu. Karyawan juga fashion dunia yang tidak hanya mengandalkan
mengeluhkan adanya situasi yang tidak nyaman musim tetapi trend mode, menyebabkan
muncul seperti perilaku saling menyalahkan pesanan untuk pakaian jadi untuk berkompetisi
ketika ada kesalahan dalam pekerjaan dan rasa tidak hanya di pasar domestik manum terlebih
sedikit kesal dengan rekan kerja karena tidak di pasar internasional. Perkembangan industri
masuk kerja padahal karyawan lain merasa garment di Jawa Tengah saat ini semakin pesat
membutuhkan orang tersebut. dan pesaing antara perusahaan semakin ketat.
Saat ini industri garment di Jawa Tengah
Selain itu, adanya keluhan dimana khusus nya Kota/Kabupaten Semarang sangat
beberapa rekan yang terkadang lupa banyak pabrik yang bergerak di industri
menyelesaikan tugasnya sehingga karyawan pakaian jadi. Sebagai salah satu perusahaan
yang di shift selanjutnya mau tidak mau harus garment di Kabupaten Semarang, kualitas dan
menyelesaikan pekerjaan rekannya tersebut. kuantitas produk menjadi hak yang tidak bisa
Meskipun demikian, sebaliknya ada sebagian diabaikan. Dalam mewujudkan hal tersebut,
karyawan yang merasa tidak masalah untuk dibutuhkan karyawan yang memiliki kinerja
lebih karena merasa memiliki tanggung jawab yang baik saat bekerja. Dengan demikian,
besar terhadap pekerjaannya tersebut, beberapa kinerja karyawan yang baik dalam
karyawan juga adayang dengan sukarela mau melaksanakan pekerjaan bagian penting dalam

3
mencapai tujuan perusahaan dan semua bagian Ada pun manfaat penelitian ini adalah:
perusahaan memerlukan karyawan yang
kompeten dalam pencapaian tujuan perusahaan a. Bagi Penyusun, penelitian ini
tersebut. Namun kendala yang dialami merupakan penerapan atas teori yang
perusahaan adalah kinerja karyawan yang tidak pernah diperoleh di bangku kuliah ke
stabil dan kadang menghambat pengiriman dalam praktek dunia nyata dan
produk ke pelanggan yang dapat merugikan dihrapkan peneliti dapat mengetahui
perusahaan. Dengan tidak tercapai target yang lebih mendalam mengenai perilaku
telah ditetapkan perusahaan maka pengiriman kewarganegaraan organisasi agar dapat
produk jadi pun jadi terhambat. Dalam bermanfaat di masa yang datang.
menentukan penetapan target, sebelumnya b. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini
manajemen perusahaan di haruskan memiliki diharapkan dapat menjadi acuhan dan
perencanaan yang baik. pengetahuan yang memiliki refrensi
untuk meneliti perilaku
Rumusan Masalah kewarganegaraan organisasi.
c. Bagi pihak perusahaan, penelitian ini
Masalah yang menjadi dasar penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu
adalah terjadinya naik turun hasil produksi atau sumber informasi untuk meninjau
tidak stabilnya kinerja karyawan dengan tidak kembali manajemen SDM dalam
tercapainya output yang telah ditentukan kaitannya mengenai kebijakan
perusahaan pada tahun 2017. Untuk menjawab perusahaan selanjutnya.
masalah penelitian tersebut, akan digunakan
pertanyaan sebagai berikut : TELAAH PUSTAKA

1. Apakah kinerja karyawan berpengaruh Pengertian Organizational Citizenship


positif pada Organizational Citizenship Behavior (OCB)
Behavior (OCB) karyawan di PT Hop
Lun Indonesia? Istilah OCB diperkenalkan oleh Organ
2. Apakah identifikasi organisasional diawal tahun 1980-an, namun jauh sebelum
berpengaruh positif pada tahun tersebut Bardnard (1938) telah
Organizational Citizenship Behavior menggunakan konsep sejenis OCB dan
(OCB) karyawan di PT Hop Lun menyebutnya sebagai kerelaan bekerja sama
Indonesia? (willingness to cooperate). Pada tahun 1964,
3. Apakah kompensasi berpengaruh Katz menggunakan konsep serupa dan
terhadap kinerja karyawan di PT Hop menyebutnya sebagai inovatif dan perilaku
Lun Indonesia? spontan (Budhihardjo, 2014).

Tujuan Penelitian Organ (1997) mendefinisikan


Organizational Citizenship Behavior merupaka
Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan perilaku karyawan yang memberikan kontribusi
penelitian adalah: positif terhadap efektifitas organisasi.
Selanjutnya Organ (Ristiana, 2013)
a. Menguji pengaruh kinerja karyawan berpendapat bahwa Organizational Citizenship
pada Organizational Citizenship Behavior merupakan bentuk perilaku yang
Behavior (OCB) karyawan di PT Hop merupakan pilihan dari inisiatif individual,
Lun Indonesia. tidak berkaitan dengan sistem reward format
b. Menguji pengruh identifikasi organisasi tetapi secara agregat meningkatkan
organisasional pada Organizational efektifitas organisasi.
Citizenship Behavior (OCB) karyawan
di PT Hop Lun Indonesia. Tokoh lain seperti Smith (1983) juga
c. Menguji, kompensasi berpengaruh menyebutkan OCB adalah konstribusi pekerja
terhadap kinerja karyawan di PT Hop „di atas atau lebih dari‟ deskripsi kerja formal.
Lun Indonesia. OCB melibatkan beberapa perilaku menolong
orang lain, menjadi volunter untuk tugas-tugas
Kegiatan Penelitian ekstra, patuh terhadap aturan dan prosedur-
prosedur di tempat kerja. Perilaku-perilaku ini

4
menggambarkan “nilai tambahan karyawan” prestasi dari tugas, kesempatan
dan merupakan salah satu bentuk perilaku ataukompetisi.
prososial, yaitu perilaku sosial yang positif, b. Motif afiliasi, mendorong orang untuk
kontruktif dan bermakna membantu (dalam mewujudkan, memelihara
Novliadi, 2007). Organ (1988) mendefinisikan sertamemperbaiki hubungan dengan
OCB sebagai perilaku yang merupakan pilihan orang lain.
dan inisiatif individual, tidak berkaitan dengan c. Motif kekuasaan, mendorong orang
sistem reward formal organisasi tetapi secara untuk mencari status dan situasi
agregat meningkatkan efektivitas organisasi. dimanamereka dapat mengontrol
Hal ini berarti perilaku tersebut tidak termasuk pekerjaan atau tindakan orang lain.
kedalam persyaratan kerja atau deskripsi kerja
karyawan sehingga jika tidak ditampilkan pun Manfaat dari Organizational Citizenship
tidak diberikan hukuman (dalam novladi, Behavior (OCB)
2007).
a. OCB meningkatkan produktivitas
Beberapa penelitian menemukan bukti rekan kerja.
bahwa OCB berhubungan dengan perilaku b. OCB meningkatkan produkivitas
etikal, dan juga menyangkut esensi dari peform manajer.
kerja individual. Dua dimensi OCB yang c. OCB menghemat sumber daya yang
penting menurut Williams dan Anderson dimiliki manajemen dan organisasi
(1991) dikenal sebagai OCB-individual secara keseluruhan.
(OCBI), altruism, mendahulukan kepentingan d. OCB membantu menghemat energi
orang lain) yang segera memberikan manfaat sumber daya yang langka untuk
khusus individual dan secara tidak langsung memelihara fungsi kelompok.
melalui kontribusi terhadap organisasi e. OCB dapat menjadi sarana efektif
(misalnya membantu rekan yang tidak masuk untuk mengkoordinasi kegiatan-
kerja, memberiak perhatian secara pribadi kegiatan kegiatan kerja. Menampilkan
kepada pekerja lain) dan OCB-organizational perilaku civic vitue (seperti mengadiri
(OCBO, compliance, kerelaan) yang dan berpartisipasi aktif dalam
memberikan manfaat terhadap organisasi secara pertemuan di unit kerjanya) akan
umum (misalnya memberikan nasehat kepada membantu koordinasi diantara
karyawan yang mangkir bekerja). anggota kelompok. Yang akhirnya
secara potensial meningkatkan
Aspek-aspek Organizational Citizenship efektivitas dan efisiensi kelompok.
Behavior f. OCB meningkatkan kemampuan
a. Altruism organisasi untuk menarik dan
b. Courtesy mempertahankan karyawan terbaik.
c. Sportmanship g. Organisasi meningkatkan stabilitas
d. Civic vurtue kinerja organisasi.
e. Conscientiouness h. OCB meningkatkan kemampuan
organisasi untuk berpartisipasi dengan
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan lingkungan.
Organizational Citizenship Behavior
a. Budaya dan iklim organisasi Pengertian Kompensasi
b. Kepribadian dan suasana hati. Kompensasi diberikan oleh perusahaan
c. Persepsi terhadap dukungan organisasional kepada karyawan sebagai sebuah bentuk
d. Persepsi terhadap kualias interkasi atasan- penghargaan atau rasa terima kasih dan balas
bawahan jasa. Pemberian kompensasi dapat memberikan
e. Masa kerja pengaruh yang positif kepada karyawan,
f. Jenis kelamin memunculkan motivasi kerja, semangat kerja
Motif-motif yang mendasari Organization dan pada akhirnya akan meningkatkan kinerja
Citizenship Behavior (OCB) karyawan itu sendiri. Peningkatan kinerja
a. Motif berprestasi, mendorong orang karyawan akan memberikan dampak yang
untuk menunjukkan suatu standar positif terhadap kinerja perusahaan secara
keistimewaan (excellence), mencari keseluruhan. Kompensasi merupakan bentuk

5
balas jasa untuk karyawan yang diberikan meliputi rumah, biaya pindah,
kepada perusahaan. Dapat bersifat finansial dan kendaraan.
maupun non-finansial pada periode yang tetap. 2. Kompensasi Non Finansial.
Menurut Gary Dessler (2009: 82) Kompensasi non finansial terdiri atas
kompensasi karyawan adalah semuabentuk karena karir yang meliputi amanpada
pembayaran atau hadiah yang diberikan kepada jabatan, peluang promosi, pengakuan
karyawan dan muncul dari pekerjaan mereka karya, temuan baru, prestasi istimewa,
dan mempunyai dua komponen: pembayaran sedangkan lingkungan kerja meliputi
langsung (dalam bentuk upah, gaji, insentif, dapat pujian, bersahabat, nyaman
komisi, dan bonus), dan pembayaran tidak bertugas, menyenangkan dan kondusif.
langsung (dalam bentuk tunjangan keuangan TujuanKompensasi
seperti asuransi dan uang liburan yang dibayar Menurut Rivai (2004:359) tujuan kompensasi
oleh perusahaan). Ganjaran non finansial yaitu :
seperti hal-hal yang tidak mudah di a. Memperoleh SDM yang berkualitas.
kuantitafikasikan yaitu ganjaran-ganjaran b. Mempertahankan karyawan yang
berupa pekerjaan yang lebih menantang, jam ada.
kerja yang lebih luwes dan kantor yang lebih c. Menjamin keadilan.
bergengsi. d. Penghargaan terhadap perilaku yang
Berdasarkan uraian dan penjelasan di inginkan.
tentang kompensasi dari para ahli di atas, maka e. Mengendalikan biaya.
dapat disimpulkan bahwa kompensasi f. Mengikuti aturan hukum.
merupakan segala sesuatu yang diterima g. Memfasilitasi pengertian.
karyawan baik secara langsung maupun tidak h. Meningkatkan efisiensi administrasi.
langsung baik berupa pendapatan secara materi Indikator-Indikator Kompensasi
atau non meteri sebagai imbal jasa atas Ada beberapa hal yang dapat dijadikan
kontribusi, kerja, pengabdian terhadap sebagai indikator kompensasi menurut
perusahaan atau organisasi. Simamora (2004:445) indikator-indikator
tersebut diantaranya adalah:
Jenis-Jenis Kompensasi a. Upah dan Gaji
Banyak pendapat yang menyatakan b. Insentif
tentang jenis-jenis kompensasi yang diterima c. Tunjangan
oleh karyawan. Salah satunya menurut Rivai d. Fasilitas
(2004:358) kompensasi terbagi menjadi dua Faktor-faktor yang Mempengaruhi
yaitu sebagai berikut : Kompensasi
1. Kompensasi Finansial, terdiri atas dua Menurut Mangku negara (2007:84) ada
yaitu kompensasi langsung dan enam faktor yang mempengaruhi kebijakan
kompensasi tidak langsung (tunjangan) kompensasi yaitu :
: a. Faktor Pemerintah
a. Kompensasi finansial langsung b. Penawaran Bersama antara Perusahaan
terdiri atas pembayaran pokok dan Pegawai
(gaji, upah), pembayaran c. Standard Biaya Hidup Pegawai
prestasi, pembayaran insentif, d. Ukuran Perbandingan Upah
komisi, bonus, bagian e. Permintaan dan Persediaan
keuntungan, opsi saham, f. Kemampuan Membayar
sedangkan pembayaran
tertangguh meliputi tabungan Pengertian Kinerja Karyawan
hari tua, saham komulatif.
b. Kompensasi finansial tidak Kinerja dalam sebuah organisasi merupakan
langsung terdiri atas proteksi salah satu unsur yang tidak dapat di pisahkan
yang meliputi asuransi, dalam suatu lembaga organisasi, baik itu
pesangon, sekolah anak, lembaga pemerintahan maupun lembaga
pensiun. Kompensasi luar jam swasta. Kinerja berasal dari kata Job
kerja meliputi lembur, hari Performance atau Actul Performance yang
besar, cutisakit, cuti hamil, merupakan prestasi kerja atau prestasi
sedangkan berdasarkan fasilitas sesungguhnya yang di capai seseorang.

6
Kinerja adalah hasil atau tingkat kepedulian terhadap karir atau
keberhasilan seseorang secara keseluruhan pekerjaan yang diembannya sekarang.
selama periode tertentu di dalam melaksanakan c. Meningkatkan saling pengertian antara
tugas dibandingkan dengan berbagai karyawan tentang persyaratan kinerja.
kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target d. Memeriksa rencana pelaksanaan dan
atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan pengembangan yang sesuai dengan
terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. kebutuhan pelatihan, khusus rencana
Fustino Cardosa Gomes mengungkapkan diklat, dan kemudian menyetujui
bahwa kinerja karyawan sebagai “Ungkapan rencana itu jika tidak ada hak-hak yang
seperti output, efisien serta efektivitas sering perlu diubah.
dihubungkan dengan produktifitas” (Fustino e. Mencatat dan mengakui hasil kerja
Cardosa Gomes dalam Mangkunegara, 2009). seorang karyawan, sehingga mereka
Pendapat tersebut menyatakan bahwa kinerja termotivasi untuk berbuat yang lebih
suatu pegawai tidak lepas dari hasil yang baik, atau sekurang-kurangnya
dicapai, serta efektif dalam meningkatkan berprestasi sama dengan prestasi yang
produktivitas. terdahulu.

Suatu perusahaan melakukan penilaian Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja


kinerja didasarkan pertimbangan bahwa perlu Karyawan
adanya sesuatu sistem evaluasi yang objektif
terhadap organisasional. Selain itu, dengan Pekerjaan dengan hasil yang tinggi harus
adanya penilaian kinerja, manajer puncak dapat dicapai oleh karyawan. Mangkunegara
memperoleh dasar yang objektif untuk (2000:67) menyatakan bahwa ukuran yang
memberikan kompensasi sesuai dengan prestasi perlu diperhatikan dalam penilaian kinerja
yang disumbangkan masing-masing pusat antara lain:
pertanggung jawaban kepada perusahaan secara
keseluruhan. Semua ini diharapakan dapat a. Kuantitas kerja, yaitu kerapian,
membentuk motivasi dan rangsangan kepada ketelitian, dan keterkaitan hasil kerja
masing-masing bagian untuk bekerja lebih dengan tidak mengabaikan volume
efektif dan efisien. pekerjaan. Dengan adanya kualitas kerja
yang baik dapat menghindari tingkat
Pengertian tersebut dapat disimpulkan kesalahan dalam menyelesaikan suatu
bahwa kinerja sumber daya manusia adalah pekerjaan serta produktivitas kerja yang
perstasi kerja atau hasil kerja (output) baik dihasilkan dapat bermanfaat bagi
kualitas maupun kuantitas yang dicapai sumber kemajuan perusahaan.
daya manusia persatuan periode wakti dalam b. Tanggung jawab, yaitu menunjukkan
melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan seberapa besar karyawan dapat
tanggung jawab yang diberikan kepadanya. mempertanggung jawabkan hasil
Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan kerjanya, sarana dan prasarana yang
seseorang secara keseluruhan selama periode dipergunakan serta perilaku kerjanya.
tertentu di dalam melaksanakan tugas. c. Kerja sama, yaitu merupakan kesedihan
karyawan untuk berpartisipasi dan
Tujuan Penilaian Kinerja Karyawan bekerja sama dengan karyawan lain
secara vertikal atau horizontal didalam
Didalam Mangkunegara (2000: 10), secara maupun diluar pekerjaan sehingga hasil
spesifik, tujuan penilaian kinerja sebagai pekerjaan semakin baik.
berikut: d. Kualitas kerja, yaitu volume kerja yang
dihasilkan dibawah kondisi normal.
a. Mendefinisikan atau merumuskan Kualitas kerja menunjukkan banyaknya
kembali sasaran masa depan, sehingga jenis pekerjaan yang dilakukan dalam
karyawan termotivasi untk berprestasi satu waktu sehingga efisiensi dan
sesuai dengan potensinya. efektivitas dapat terlaksana sesuai
b. Menberikan peluang kepada karyawan dengan tujuan perusahaan.
untuk mendiskusikan keinginan dan e. Ketaatan, yaitu merupakan kesedihan
aspirasinya dan meningkatkan karyawan dalam mematuhi peraturan-

7
peraturan yang melakukan pekerjaannya a. Kemampuan teknis
sesuai dengan instruksi yang diberikan b. Kemampuan konseptual
kepada karyawan. c. Kemampuan hubungan interpersonal
f. Inisiatif, yaitu menunjukkan seberapa
besar kemampuan karyawan untuk Manfaat Kinerja Karyawan
menganalisis, menilai, menciptakan dan
membuat keputusan terhadap Menurut Sedarmayanti (2003:22) terhadap
penyelesaian masalah yang dihadapinya. beberapa manfaat dari pada kinerja tersebut,
yaitu:
Kontribusi Kinerja Karyawan
a. Peningkatan prestasi, denagn adanya
Sumber daya manusia memberikan penilaian baik manajer maupun
kontribusi kepada organisasi yang kelebih karyawan memperoleh umpan balik
dikenal dengan kinerja. Menurut Maltis dan dan mareka dapat memperbaiki
Jackson (2002) kinerja karyawan adalah pekerjaan mereka.
seberapa banyak mereka memberikan b. Kesempatan kerja yang adil, adanya
kontribusi kepada organisasi yang antara lain penilaian kinerja yang akurat dapat
termasuk: menjamin karyawan untuk
memperoleh kesempatan menempati
a. Kerja sama posisi pekerja sesuai dengan
b. Tingkat kehadiran di Tempat kerja kemampuan.
c. Jangka Waktu Keluaran c. Kebutuhan Pelatihan dan
d. Kuantitas Keluaran Pengembangan, melalui penilaian
e. Kualitas Keluaran prestasi kerja akan dideteksi karyawan
yang kemampuannya rendah sehingga
Pengukuran Kinerja Karyawan memungkinkan adanya program
pelatihan untuk meningkatkan
Menurut Sutrisno (2009), pengukuran kemampuan mereka.
kinerja diarahkan pada enam aspek yaitu: d. Penyelesaian Kompensasi, penilaian
a. Hasil kerja: tingkat kuantitas maupun prestasi kerja dapat membantu para
kualitas yang telah dihasilkan dan manajer untuk menagmbil kepuasan
sejauh mana pengawasan dilakukan. dalam meningkatkan perbaikan
b. Pengetahuan pekerjaan: tingkat pemberian kompensasi, gaji, insentif,
pengetahuan yang terkait dengan tugas dan sebagainya.
pekerjaaan yang akan berpengaruh e. Keputusan Promosi dan Demosi, hasil
langsung terhadap kuantitas dan penilaian prestasi kerja terhadap
kualitas dari hasil kerja. karyawan dapat digunakan untuk
c. Inisiatif: tingkat inisiatif selama mengambil keputusan dalam rangka
menjalankan tugas pekerjaan mempromosikan dan mendemosikan
khususnya dalam hal penanganan karyawan yang prestasi kerjanya
masalah-masalah yang timbul. kurang baik.
d. Kecakapan mental: tingkat kemampuan
dan kecepatan dalam menerima intruksi
kerja dan menyesuaikan dengan cara
kerja serta situasi kerja yang ada.
e. Sikap: tingkat semangat kerja serta
sikap positif dalam melaksanakan tugas
pekerjaan.
f. Disiplin waktu dan absensi: tingkat
ketepatan waktu dan tingkat kehadiran.

Indikator Kinerja Karyawan

Komponen indikator kinerja karyawan


menurut Lazer (1977):

8
Kerangka Pemikiran
Variabel Dependen
Variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yangmenjadi akibat, karena
adanya variabel bebas (Sugiyono,
2013:4).Variabel dependen adalah variabel
yang menjadi pusat perhatian peneliti. Dalam
penelitian ini peneliti menetapkan kinerja
karyawan sebagaivariabel terikat atau
dependen.

Populasi dan Sampel

Populasi

Populasi adalaha semua nilai baik hasil


perhitungan maupun pengukuran, baik
Hipotesis kualitatif maupun kuantitatif, dari karakteristik
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertentu mengenai sekelompok objek yang
dapat memberikan beberapa hipotesis lengkap dan jelas (Husnaini Usman, 2006:181).
dalam penelitian ini, yaitu: Sedangkan menurut sugiyono, populasi adalah
H1: Organizational Citizenship Behavior wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
dan Kompensasi di duga secara simultan subjek yang mempunyai kualitas dan
berpengaruh terhadap kinerja karyawan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
H2: Organizational Citizenship Behavior peneliti ini adalah 1240 karyawan bagian
diduga berpengaruh signifikasi terhadap produksi PT Hop Lun Indonesia.
kinerja karyawan.
Sampel
H3: Kompensasi di duga berpengaruh
signifikasi terhadap kinerja karyawan. Sampel adalah objek yang di ambil dari
keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap
Variabel Penelitian
mewakili seluruh populasi. (Notoatmojo,
Variabel penelitian adalah suatu atribut
2003). Sampel adalah bagian dari jumlah dan
atau sifat atau nilai dari orang, objek atau
karakteristik yang dimiliki oleh populasi
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
tersebut (sugiyono, 2005:73). Sampel adalah
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
subset dari populasi atau terdiri dari beberapa
dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:
anggota populasi (Ferdinand, 2007). Dengan
2). Dalam penelitian ini penulis menggunakan
meneliti sebagian populasi, diharapkan dapat
Dua jenis variabel, yaitu variabel independen,
memperoleh hasil yang dapat menggambarkan
dan variabel dependen. Berdasarkan telaah
sifat populasi yang bersangkutan. Subset ini di
pustaka dan perumusan hipotesis, maka
ambil karena dalam bayak kasus tidak mungkin
peneliti menetapkan variabel dalam penelitian
kita meneliti seluruh anggota populasi, oleh
ini antara lain:
karena itu kita membentuk sebuah perwalian
populasi yang disebut sampel (Ferdinand,
Variabel Independen
2007).
Variabel ini sering disebut variabel stimulus,
predictor dan antecedent. Dalam bahasa Salah satu metode yang digunakan
Indonesia disebut sebagai variabel bebas. untuk menentukan jumlah sampel adalah
Sugiyono (20134) mengemukakan bahwa menggunakan rumus Slovin (Sevillaet.al.,
variabel bebas merupakan variabel yang 1960:182), sebagai berikut:
mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel n =
dependen. Dalam penelitian ini, Organizational
Citizenship Behavior dan kompensasi Dimana:
ditetapkan peneliti sebagai variabel bebas atau
independen. n = Ukuran sampel/jumlah responden

9
N = Ukuran populasi rumus n = (populasi kelas/jumlah keseluruhan
populasi) x jumlah sampel yang ditentukan.
e = Presentase kelonggaran ketelitian
kesalahan pengambilan sampel yang Karyawan Shift A : 615 / 1240 x 93 =
masih bisa ditolerir; e = 0,1 46,12 yang dibulatkan menjadi 46

Ukuran sampel dalam penelitian ini Karyawan Shift B : 625 / 1240 x 93 =


adalah sebagai berikut: 46,87 yang dibulatkan menjadi 47

n = Sehingga total keseluruhan total sample dari


karyawan shift A dan B adalah 93 orang.
Berdasarkan perhitungan dengan rumus diatas
n = maka mendapatkan jumlah sampel sebanyak 93
n= responden.

Jenis dan Sumber Data


n =
Data Primer
n = 92,53
Data Primer merupakan data berupa
dibulatkan menjadi 93 opini subjek secara individual atau kelompok,
Penentuan ini menggunakan teknik hasil observasi terhadap suatu benda, kejadian
purposive sampling (sampel bertujuan), atau kegiatan, dan hasil pengujian. Pengertian
dengan pemilihan secara subyektif dan data primer menurut Umi Narimawati
dianggap peneliti telah sesuai kriteria. Populasi (2008;98) dalam bukunya “Metodologi
karyawan bagi produksi PT Hop Lun Indonesia Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif: Teori dan
berjumlah 1240. Dengan tingkat kesalahan 10% Aplikasi” bahwa: “Data primer ialah data yang
diperoleh besar sampel adalah 93. Berikut berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini
adalah kriteria responden yang dipilih oleh tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi
peneliti dalam penelitian ini: ataupun dalam bentuk file-file. Data ini harus
dicari melalui narasumber atau dalam istilah
 Jumlah responden maksimal 93 orang teknisnya responden, yaitu orang yang kita
 Responden merupakan karyawan PT jadikan objek penelitian atau orang yang kita
Hop Lun Indonesia jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi
 Responden merupakan karyawan yang ataupun data.
bagian produksi yang terlibat secara
langsung dalam kegiatan produksi Data Skunder

Populasi penelitian ini terbagi ke dalam dua Sumber data sekunder menurut Sugiyono
bagian yaitu shif A dan shif B yang masing- dalam Umi Narimawati (2010:37) adalah
masing berjumlah sebagai berikut: sumber yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data. Biasanya sumber tidak
Tabel 3.1 langsung berupa data dokumentasi dan arsip-
arsip resmi atau diperoleh dari hasil study lain
Tabel Jumlah Karyawan Bagian Produksi yang dikumpukan oleh instansi lain.

Metode Pengumpulan Data dan Instrumen


Karyawan Jumlah Penelitian
Karyawan shif A 615
Metode Pengumpulan Data
Karyawan shif B 625
Dalam penelitian ini peneliti
TOTAL 1240 menggunakan cara questionaire (angket)
sebagai teknik untuk mengumpulkan data dari
responden. Kuesioner (angket) merupakan
Jumlah sampel yang diambil berdasarkan teknik pengumpulan data yang dilakukan
karyawan shift A dan B ditentukan dengan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan

10
atau pernyataan tertulis kepada respondenuntuk
dijawabnya (Sugiyono, 2013: 142). Dalam
penelitian ini, digunakan angket yang memiliki
indeks skala likert 1-4.

Metode Analisis Masing-masing katagori jawaban


responden dapat dijelaskan sebagai berikut:
Analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut: 18,6 – 42,8= Rendah atau tidak baik dengan
menunjukkan kondisi variabel kecil.
Analisis data Kuantitatif
42,9 – 67,7= Cukup dengan maksud kondisi
Analisis data kualitatif adalah upaya variabel baik dimiliki oleh variabel penelitian.
yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan
data, mengorganisasikan data, memilah-milah 67,8 - 93= Baik, dengan maksud kondisi
data dalam satuan yang dapat dikelola dan variabel baik dimiliki oleh variabel penelitian.
kemudian dikaitkan dengan data lainnya untuk
mendapat kejelasan terhadap suatu UjiAnalisis Data
permasalahan sehingga memperoleh gambaran Hasil Uji Realibilitas
baru yang lebih jelas. Dalam penelitian ini data
yang dimaksud adalah data mengenai gambaran Hasil Pengujian Realibilitas
umum responden serta indentitas responden.
Case Processing Summary
Analisis data Kuantitatif
N %
Dalam metode penelitian kuantitatif Cases Valid 93 100.0
yang menggunakan teknik analisis data a
kuantitatif merupakan suatu kegiatan sesudah Excluded 0 .0
data dari seluruh responden atau sumber data- Total 93 100.0
data lain semua terkumpul. Teknik analisis data
kuantitatif di dalam penelitian kuantitatif yaitu Reliability Statistics
menggunakan program SPSS.
Cronbach's
HASIL PENELITIAN DAN Alpha N of Items
PEMBAHASAN .633 27
Analisis Deskriptif Variabel Sumber:Data Primer diolah, 2018

Analisis ini bertujuan untuk meninjau Dari hasil Realibilitas diatas menujukkan
jawaban responden terhadap masing masing- bahwa total semua variabel memiliki nilai
masing pertanyaan yang terjadi instrument realibilitas diatas 0.60 sehingga dapat diketahui
penelitian ini. Dalam hal ini dikemukakan bahwa tiap variabel dari kuesioner adalah
mengenai deskriptif jawaban responden reabel dan layak digunakan sebagai alat ukur.
terhadap variabel yang diteliti sehingga
mengetahui kondisi variabel. Dalam penelitian
ini jumlah pertanyaan yang ada setiap variabel
yang kemudian dibagi lima katagori yaitu
sangat setuju, setuji, netral, tidak setuju, sangat
tidak setuju.

11
Hasil Uji Asumsi Klasik Ko
mp 1.0
Hasil Uji Normalitas .091 .073 .120 1.257 .212 .987
ens 14
asi
Sumber:Data Primer diolah,
2018
Tabel diatas menunjukkan bahwa
semua nilai tolerance lebih besar dari nili yang
ditentukan sebesar 0,1. Sedangkan untuk nilai
VIF menunjukkan angka kurang dari 10 sesuai
ketentuan VIF. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel
independen dalam model regresi penelitian ini.

Hasil Uji Heteroskedasitas

Uji Heteroskedasitas digunakan untuk


mengetahui apakah model regresi yang terjadi
ketidak samaan varian dan residual satu
pengamatan ke pengamatan lain.

Hasil Uji Heterosdasitas

Berdasarkan gambar grafik diatas


menampilkan grafik histogram dan grafik
probability pot yang baik atau normal yaitu
ditunjukan dengan data menyebar disekitar
garis diagobal sehingga kedua grafik ini layak
di pakai dalam memenuhi asumsi normalitas. Sumber: Data Primer diolah, 2018

Hasil Uji Multikolinieritas Hasil Tampilan grafik di atas menunjukkan


bahwa titik menyebar secara scak dan rata dari
Hasil Uji Mulitlolinieritas titik pada sumbu Y sehingga dapat disimpulkan
bahwa model regresi ini tidak mengandung
Coefficientsa heterosdasitas.
Standa
Unstandardiz rdized Collineari HasilAnalisis Regresi Linier Berganda
ed Coeffi ty Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficients cients Statistics
Std. Toler Coefficientsa
Model B Error Beta T Sig. ance VIF Standardi
1 (Co zed
12.66 Unstandardized Coefficien
nsta 4.522 2.801 .006
8 Coefficients ts
nt)
OC 1.0 Std.
.476 .111 .408 4.282 .000 .987 Model B Error Beta t Sig.
B 14

12
1 (Constant) .00 OCB .00
12.668 4.522 2.801 .476 .111 .408 4.282
6 0
OCB .00
Kom
.476 .111 .408 4.282 .21
0
pensa .091 .073 .120 1.257
2
Kompens .21 si
.091 .073 .120 1.257
asi 2 a. Dependent Variable:
Sumber:Data Primer diolah. 2018 kinerja karyawan
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan uji analisis regresi linier berganda
yang di dapat maka di buat persamaan linier  Variabel Organizational Citizenship
berganda sebagai berikut: Behavior (X1)
Hasil dari Pengujian SPSS diatas dapat
KinerjaKaryawan=12,668+0,476(X1)+0,91(X2 diperoleh nilai t hitung dari variabel
) Organizational Citizenship Behavior
sebesar 4.282 lebih besar dari t tabel
Persamaan linier berganda tersebut dapat sebesar 1,663 dengan probabilitas
diartikan: 0.000 karena probabilitasnya kurang
 Nilai konstanta sebesar 12,668 dari 0.050 maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Sehingga dapat diambil
menyatakan bahwa variabel
independen di anggap konstanta, maka kesimpulan bahwa Organizational
Citizenship Behavior berpengaruh
kinerja karyawan adalah positif
positif dan segnifikasi terhadap kinerja
 Koefisien regresi variabel
karyawan produksi PT Hop Lun
Organizational Citizenship Behavior
Indoneseia.
bernilai positif sebesar 0,476. Hal ini
 Variabel Kompensasi (X2)
menunjukkan bahwa ada pengaruh
positif antara Organizational Hasil dari Pengujian SPSS diatas dapat
diperoleh nilai t hitung dari variabel
Citizenship terhadap kinerja karyawan
Kompensasi sebesar 1.257 lebih besar dati t
artinya jika variabel Organizational
tabel sebesar 1,663 dengan probabilitas 0.212
Citizenship di tingkatkan maka kinerja
karena probabilitasnya kurang dari 0.050 maka
karyawan akan meningkat pula.
Ho diterima dan Ha diterima. Sehingga dapat
 Koefisien regresi variabel kompensasi
diambil kesimpulan bahwa Organizational
bernilai positif sebesar 0,9. Hal ini
Citizenship Behavior berpengaruh positif dan
menunjukkan bahwa ada pengaruh
segnifikasi terhadap kinerja karyawan produksi
positif antara kompensasi terhadap
PT Hop Lun Indoneseia.
kinerja karyawan artinya jika variabel
kompensasi di tingkatkan maka kinerja Hasil Koefisiensi Determinasi
karyawan akan meningkat pula.
Hasil Uji determinasi
Hasil Pengujian Hipotesis
Model Summaryb
Hasil Uji Parsial (t)
R Adjusted R Std. Error of
Hasil Uji t Model R Square Square the Estimate
1 .439a .192 .175 4.03882
Coefficientsa
a. Predictors: (Constant), KOMPENSASI, OCB
Standard
ized b. Dependent Variable: kinerja
Unstandardized Coeffici karyawan
Coefficients ents Sumber: Data Primer yang diolah, 2018
Model B Std. Error Beta T Sig. Hasil Dari Perhitungan diatas
1 (Con .00 menjelaskan bahwa nilai ajdusted R square
12.668 4.522 2.801 adalah 0.175 atau 17.5% variasi kinerja
stant) 6
karyawan yang dijelaskan dalam variabel

13
Organizational Citizenship Behavior, personalia perusahaan sebagai penerapan hasil
Kompensasi. Sedangkan 82,5% di jelaskan penelitia. Kedua, saran yang ditunjukan untuk
dalam variabel lain diluar model. para karyawan PT. Hop Lun Indonesia sebagai
responden peneliti. Ketiga, saran yang
PENUTUP ditujukan untuk peneliti selanjutnya agar dapat
meneruskan maupun melengkapi penelitian ini
Kesimpulan sehingga dicapai hasil yang maksimal. Saran-
Menunjukkan bahwa berpengaruh positif saran tersebut adalah sebagai berikut:
dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
1. Bagi Manajer Personalia PT Hop
Hal ini menunjukkan bahwa karyawan PT Lun Indonesia.
Hop Lun Indonesia.  Para pemimpin dapat memberikan
a. memiliki sikap peduli terhadap arahan atau bimbingan kepada
pekerjaan rekannya atau membantu karyawan tentang cara melakukan
pekerjaan rekannya maka akan pekerjaan untuk mencapai tujuan
semakin tinggi tingkat kinerja yang bersama. Arahan dan bimbingan
dicapainya. tersebut sebaiknya didukung dengan
b. memiliki kencenderungan untuk sistem manajemen kinerja yang adil
mendukung perusahaan terkait sehingga karyawan merasa termotivasi
dengan peran dan partisipasi dalam dan dihargai hasil kerjanya dan merasa
dan/atau membantu kehidupan menjadi bagian dari organisasi.
perusahaan.  Mengajak karyawan secara aktif untuk
c. memiliki tingkat kesadaran dalam berfikir dan mencari solusi terhadap
bekerja yang mengacu pada permasalahan yang ada. Karyawan
menempatkan prioritas pada diberi kesempatan untuk
kehadiran penggunaan waktu kerja. mengembangkan ide-ide baru yang
d. semakin karyawan tersebut diyakini dapat membantu karyawan
memiliki tingkat kesadaran dalam memaknai pekerjaan yang diberikan
bekerja maka akan semakin baik sehingga karyawan akan bersedia
pula kinerja karyawan. memberikan kontribusi maksimal bagi
e. memiliki sikap sopan santun dalam organisasi melebihi yang tertulis di
berorganisasi di tempat kerja maka dalam deskripsi pekerjaannya. Apabila
akan semakin baik pula kinerja adanya keselarasan antara makna
karyawan tersebut. pekerjaan dengan nilai-nilai individu,
f. memiliki tingka sportivitas dalam maka individu tersebut akan dapat
bekerja yang melibatkan kemauan bekerja dengan lebih baik.
untuk mentoleransi ketidak  Pimpinan mencoba memberdayakan
nyamanan yang pasti terjadi dan melalui suatu permainan(games).
resiko pekerjaan tanpa mengeluh Pimpinan membagi tim-tim yang terdiri
semakin karyawan memiliki sikap dari karyawan dari divisi yang berbeda-
sportivitas dalam bekerja maka beda kemudian diberikan misi yang
akan semakin baik pula kinerja yang berhubungan dengan jobdes
karyawan tersebut. sehingga karyawan dalam satu tim
g. Kompensasi berpengaruh positif dapat bekerja sama dengan
dan segnifikan terhadap kinerja memanfaatkan dan menunjukan
karyawan terbukti dengan koefisien kelebihan mereka berdasarkan
korelasi t hitung yaitu 1.257 dan kompetensi mereka masing-masing
nilai t tabel 1,663 dengan sehingga karyawan dapat
segnifikan 0,212. memaksimalkan perannya masing-
masing.
Saran  Kompensasi harus diberlakukan secara
adil dan wajar sesuai denagn beban
Saran yang dapat diberikan oleh kerja yang diberikan kepada karyawan.
penulis dapat dibagi menjadi tiga. Pertama Selain itu, perlu adanya kompensasi
adalah saran yang: ditunjukan untuk manajer finansial seperti bonus, promosi,

14
tunjangan-tunjangan di luar gaji pokok  Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
dan kompensasi non finansial lainnya dalam mengkaji Analisis pengaruh
sebagai median untuk meningkatkan Organizational Citizenship Behavior
kepuasan kerja dan kinerja karyawan. dan kompensasi terhadap kinerja
 Fasilitas-fasilitas pendukung seperti karyawan (study pada PT Hop Lun
tempat ibadah dan fasilits kerja perlu Indonesia) untuk skala yang lebih
diberikan kepada karyawan, sehingga besar baik dari sisi sampel maupun
karyawan mampu bekerja secara dari jenis perusahaannya.
maksimal.
 Perusahaan sebaiknya lebih
memperhatikan karyawan-karyawan
yang berprestasi yaitu denagn 5.3 Keterbatasan
memberikan penghargaan, bonus, Penelitian menyadari bahwa penelitian ini
hadiah datau promosi jabatan sebagai memiliki beberapa keterbatasan yang dapat
tanda apresiasi perusahaan terhadap mempengaruhi hasil penelitian. Keterbatasan
kinerja karyawan. tersebut adalah sebagai berikut:
 Perusahaan perlu memperhatikan
kinerja terutama dalam hal kualitas dan a. Kinerja karyawan merupakan hal yang
kuantitas hasil kerja serta dalam hal komplek. Kinerja karyawan tidak
efisiensi waktu kerja. hanya dipengaruhi oleh Organizational
Citizenship Behavior, kompensasi,
2. Bagi Karyawan PT Hop Lun Indonesia akan tetapi masih banyak faktor lain
 Karyawan aktif mengikuti pertemuan yang tidak digunakan dalam penelitian
dan kegiatan yang ada dalam organisasi ini yang dapat mempengaruhi tinggi
agar karyawan bisa menjadi lebih dekat atau rendahnya kinerja karyawan.
dan memahami satu sama lain sehingga b. Penelitian ini hanya terbatas dengan 93
dapat bersama-sama meningkatkan sampel karyawan PT Hop Lun
OCB. Indonesia. Oleh karena itu, hasil dari
 Karyawan aktif dalam diskusi dan lebih penelitian ini dimungkinkan kurang
terbuka dengan saran serta kritik dalam representatif dan tidak mampu
pertemuan dengan karyawan lainnya mewakili pendapatan karyawan PT
sehingga karyawan dapat menyadari Hop Lun Indonesia secara keseluruhan
perannya sebagai karyawan dan dapat yang berperan sebagai populasi.
meningkatkan OCB. c. Penelitian hanya terbatas pada
 Karyawan lebih bertanggung jawab dan Organizational Citizenship Behavior
menyelesaikan pekerjan nya lebih cepat dan kompensasi secara umum, tidak
agar meningkatkan efisiensi menjelaskan mengenai pengaruh setiap
perusahaan. dimensi pada Organizational
Citizenship Behavior dan kompensasi.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya d. Kurang pemahaman dari responden
terhadap pernyataan dalam kuesioner
 Hasil penelitian ini diharapkan dapat serta kurangnya sikap kepedulian dan
menjadi acuan dalam penelitian keseriusan responden dalam menjawab
selanjutnya. Bagi penulis selanjutnya, semua pertanyaan yang ada.
diharapkan juga meneliti faktor-faktor e. Penelitian ini hanya difokusksn pada
lain yang memengaruhi OCB, persepsi karyawan PT Hop Lun Indonesia,
terhadap dukungan organisasional, sehingga memungkinkan adanya
persepsi terhadap kualitas perbedaan hasil dan kesimpulan apabila
hubungan/interaksi atasan -bawahan, penelitian dilaukan pada objek yang
masa kerja, corporate berbeda.
enterpreneurship, dan lain-lain.
 Penulis selanjutnya juga diharapkan DAFTAR PUSTAKA
untuk menggunakan subjek penelitian
yang lebih luas atau industri garment Organ, D. W., Podsakoff, P. M., & MacKenzie,
lainnya, untuk dibandingkan hasilnya. S. B. (2006). Organizational Citizenship

15
Behavior: Its Nature, Antecedents, and Bangkalan.” Jurnal Pengaruh Kompensasi
Consequences. SAGE Publications. terhadap KinerjaKaryawan. Universitas
Trunojoyo Madura (UTM).
Robbins, & Judge. (2008). Perilaku Organisasi.
Jakarta: Salemba Empat. Anwar Prabu Mangkunegara, (2015). Evaluasi
Kinerja SDM. Revika Aditama Bandung
Organ, D. W. (1988). Organizational Devisi Regional Jawa Barat
Citizenship Behavior: The Good Soldier
Syndrome. Lexington, MA: Lexington Rahmawati, Kartika Tri. (2009). “Pengaruh
Books. Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan
Pada Asuransi Jiwa Bersama (AJB)
Bumiputera 1912 Cabang
Hasibuan, Malayu. 2012. Manajemen Sumber Pasuruan Kota.” Skripsi. Universitas
Daya Manusia. Jakarta: Penerbit Bumi Islam Negeri Maulana MalikIbrahim Malang.
Akasata. Sutrisno, E. (2009). Manajemen sumber daya
manusia. Jakarta: Kencana
Sugiyono. (2004). MetodologiPenelitian Bisnis. Mangkunegara, A. P. (2009). Manajemen
Bandung. PenerbitAlfabeta. sumber daya manusia perusahaan.Bandung:
Kadarisman. (2012). Manajemen Kompensasi. PT. Remaja Rosda Karya.
Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Robbins, Stephen P. & Judge, Timothy A.
Mangkunegara, A. P. (2011). Manajemen (2008). Perilaku Organisasi, jilid 1, edisi 12,
Sumber Daya Manusia diterjemahkan oleh Diana Angelica, Ria
Perusahaan.Bandung : PT Remaja Cahyani, dan AbdulRosyid. Jakarta : Salemba
Rosdakarya. Empat.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2009). Pengembangan Robbins, Stephen P. (2006). Perilaku
Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineksa Organisasi, edisi 10, diterjemahkan oleh
Cipta. Benyamin Molan. Jakarta : PT. Indeks
Pratiwi, Agustin, Mudji Kuswinarno dan Netemeyer, R.G., Boles J.S. Mc Kee, D.O., Mc
Faidal. (2013). “Pengaruh Kompensasi Murrian, R. 1997. AnInvestigation into the
terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Pos An-tecedents of Organizational Citizenship
Indonesia (Persero) Kantor Cabang Behaviors in APersonal Selling Context, J.
Bangkalan.” Jurnal Pengaruh Kompensasi Mark; 61 (3); 85-98. 2005.
terhadap Kinerja Karyawan. Universitas Organ, D.W. Organizational citizenship
Trunojoyo Madura (UTM). behavior: The Good Soldier Syndrome.
Robbins, Stephen P. dan Judge, Timothy Lexington, MA: Lexington Books, 1988.
A.2008, Perilaku Organisasi, Edisi Smith, C.A., Organ, D.W., & Near, J.P.
keduabelas, Salemba Empat, Jakarta “Organizational Citizenship
Budihardjo,A.(2004). MengenalOrganizational Behavior.”Journal of Applied Psychology,
Citizenship Behavio(OCB). Forum vol. 68. no. 4. 653-663, 1983.
Manajemen PrasetyaMulya Tahun ke- Podsakoff, P.M., & Mc Kenzie, S.B.
XVIII. No. 82; 1-18. “Organizational Citizenship Behavior and
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Sales Unit ef-fectiveness.” Journal of
Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Marketing Research, 31, 351-363. 1994.
Alfabeta Podsakoff, P.M., Ahearne, M., & Mc Kenzie,
Mangkunegara, A. P. 2009. Evaluasi Kinerja S.B., “Organizational Citizenship Behavior
SDM. Jakarta: Refika Aditama. and The Quantitative and Qualitative of
Robbins, Stephen P. 2008. Perilaku Organisasi Work Group Performance.” Journal of
“Organizational Behavior”. Buku 1. Applied Psychology, vol. 82: 262-270. 1997.
Salemba Empat. Jakarta. Podsakoff, P.M., MacKenzie, S.B., Paine,
J.B., and Bachrach, D.G.“Organizational
Pratiwi, Agustin, Mudji Kuswinarno dan Citizenship Behaviors: A Critical Review of
Faidal. (2013). “Pengaruh Kompensasi the Theoretical and Empirical Literature and
terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Pos Suggestions for Future Research,” Journal
Indonesia (Persero) Kantor Cabang of Management (26:3), pp. 513-563, 2000.

16
Wibowo. 2010. Budaya organisasi, Sebuah
Kebutuhan untuk Meningkatkan Kinerja
Jangka Panjang. Jakarta: Rajawali Press.

Mondy R.Wayne. 2008. Manajemen Sumber


Daya Manusia. 10 ed. Jakarta : Erlangga.
Novliadi, F. 2008. Organizational Citizen
Behavior Karyawan Ditinjau dari Persepsi
Terhadap Kualitas Interaksi Atasan–
Bawahan dan Persepsi Terhadap Dukungan
Orgnisasional, USU Repository

Organ, D.W. & Konovsky, M.A


.2003.Cognitiveversus affective
determinants of organizationalcitizenship
behavior. Journal of Applied
Psycology.(1st Ed)
Robbins, S.P. 2001. Organizational
Behavior.(8thEd). New Jersey: Prentice
Hall
Robbins, Stephen, P. 2002. Prinsip-
PrinsipPerilaku Organisasi. (5thEd).
Jakarta:Penerbit Erlangga.
Ghozali, Imam, 2001, Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program SPSS,Semarang,
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Handoko, T. Hani. 2000.Manajemen
Personalia dan Sumber Daya Manusia,
Yogyakarta : BPFE.
Hariyanto, 2004. Pengaruh motivasi
berprestasi, kondisi kerja dan disiplin kerja
terhadap kinerja karyawan pada PT. Aksara
Solopos Surakarta.Jurnal Emperika. Vol.
IV-VII No. 36.

17

Anda mungkin juga menyukai