Anda di halaman 1dari 8

AGORA Vol. 5, No.

1, (2017)

PENGARUH KOMPENSASI DAN KOMITMEN


ORGANISASIONAL TERHADAP TURNOVER INTENTION
DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL
MEDIASI PADA KARYAWAN 37 ³;´

Jessica Lauren
Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
E-mail: jeelauren95@yahoo.com

Abstrak tujuan sangat tergantung pada kemampuan SDM atau


Persaingan dalam bisnis yang semakin ketat, karyawannya dalam menjalankan tugas-tugas yang
mendorong setiap perusahaan untuk memiliki sumber diberikan.
daya manusia yang berkualitas dalam menunjang roda Permasalahan yang masih sering terjadi pada
bisnisnya Sumber daya manusia memiliki peran penting perusahaan saat ini adalah tingkat turnover karyawan
bagi kemajuan perusahaan, sehingga penting bagi
yang masih tinggi. Hasil riset juga menunjukkan
perusahaan untuk mempertahankan sumber daya
manusia yang kompeten. Tujuan dalam penelitian ini sebanyak 4% responden berpindah karena ingin
adalah untuk menganalisis pengaruh kompensasi, memperoleh tantangan, sementara 4% lainnya karena
komitmen organisasional terhadap kepuasan kerja dan tidak puas dengan gaya kepemimpinan atasannya
turnover intention serta pengaruh kepuasan kerja (Yunus, 2014). Hal ini juga dialami oleh 37 ³;´
terhadap turnover intention. merupakan yang merupakan sebuah perusahaan yang
Jenis penelitian ini adalah penelitian kausalitas berfokus di Industri Popok Bayi yang berlokasikan di
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi Lantai 15, Wisma 46 Kota BNI Jalan Jenderal
dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan tetap pada Sudirman No.1 Kota Jakarta. Perusahaan ini sudah ada
37 ³;´ sebanyak 464 orang, sedangkan sampel yang
diambil sebanyak 82 karyawan. Teknik pengumpulan
dan berdiri sejak empat tahun yang lalu. Salah satu
data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner. Teknik produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini adalah
analisis data yang digunakan adalah Structural Equation popok bayi dan anak bermerek GOO.N yang sudah
Modeling (SEM) dengan bantuan PLS (Partial Least tersebar di outlet dan mall di seluruh Indonesia.
Square). Permasalahan yang sedang dihadapi oleh PT.
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa: ³;´ adalah seringnya staff dibagian SPG, sales, team
(1) kompensasi memberikan pengaruh yang signifikan leader, dan merchandiser mengalami keluar masuk.
pada kepuasan kerja; (2) kompensasi memberikan Saat ini adanya turnover telah menjadi masalah serius
pengaruh yang signifikan pada turnover intention: (3) bagi perusahaan ini. Berdasarkan data yang diperoleh
komitmen organisasional memberikan pengaruh yang
signifikan pada kepuasan kerja; (4) komitmen
menunjukkan bahwa tingkat turnover yang terjadi pada
organisasional memberikan pengaruh yang signifikan 37 ³;´ masih cukup tinggi. Hal tersebut didasarkan
pada turnover intention; (5) kepuasan kerja memberikan pada pendapat Purwito dalam Soegandhi (2013) yang
pengaruh yang signifikan pada turnover intention. menjelaskan bahwa tingkat intensi keluar karyawan
dapat dikategorikan tinggi apabila mencapai 2% ke
atas. Tingginya tingkat turnover tenaga kerja dapat
Kata kunci: Kompensasi, Komitmen Organisasional, diprediksi dari seberapa besar keinginan berpindah
Kepuasan Kerja, Turnover Intention yang dimiliki karyawan suatu organisasi. Penelitian-
penelitian dan literatur yang ada menunjukkan bahwa
I. PENDAHULUAN keinginan berpindah seseorang terkait erat dengan
kompensasi, kepuasan kerja dan komitmen
Sumber daya manusia (men and women) organisasional. Untuk mengetahui faktor penyebab
merupakan salah satu sumber daya yang penting bagi tingginya tingkat turnover intention pada perusahaan,
sebuah perusahaan, karena memiliki bakat, tenaga, dan peneliti melakukan survey awal dengan memberikan
kreativitas yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan kuesioner kepada beberapa karyawan pada 37 ³;´
untuk mencapai tujuannya, sehingga sumber daya yang menanyakan keluhan-keluhan yang dirasakan
manusia atau biasa disebut dengan karyawan memiliki oleh karyawan dan hasilnya menunjukkan bahwa
peran yang sangat dominan dalam suatu perusahaan. kompensasi yang diberikan kurang sesuai dengan apa
Berhasil atau tidaknya perusahaan dalam mencapai yang menjadi tuntutan dan kebutuhan pada karyawan
di perusahaan, yang dimana tuntutan tersebut berupa Komitmen organisasional adalah tingkat
gaji yang tidak sesuai dengan awal kontrak pada saat kepercayaan dan penerimaan tenaga kerja terhadap
interview berlangsung. tujuan organisasi dan mempunyai keinginan untuk
Mathis dan Jackson (2011, p.118) tetap ada dalam organisasi tersebut (Mathias dan
menambahkan bahwa kompensasi adalah faktor Jackson, 2001 dalam Koesmono, 2007).
penting yang mempengaruhi bagaimana dan mengapa Kepuasan Kerja
orang-orang bekerja pada suatu perusahaan dan bukan Setiap orang yang bekerja mengharapkan
perusahaan lainnya. Dengan adanya kompensasi yang untuk memperoleh kepuasan di perusahaan dimana
sesuai akan dapat meminimalisir keinginan karyawan mereka bekerja. Menurut peneliti terdahulu Allan
untuk keluar, seperti pendapat Ramlall dalam Putrianti Cheng et el (2015) Kepuasan kerja dapat
dkk (2014) yang menjelaskan bahwa pertimbangan dikonseptualisasikan sebagai keadaan emosional yang
keinginan karyawan untuk keluar ditentukan oleh menyenangkan yang dihasilkan dari penilaian
faktor kompensasi. Kompensasi yang sesuai akan dapat pekerjaan seseorang untuk mencapai atau memfasilitasi
mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Hal ini juga pencapaian nilai-nilai pekerjaan seseorang.
yang terjadi pada 37 ³;´, dimana pada hasil survey Turnover Intention
awal juga menemukan adanya keluhan kurang puasnya Keinginan berpindah (Turnover Intention)
karyawan dengan pekerjaannya, kurang puas dengan adalah sikap perilaku seseorang untuk meninggalkan
kesempatan promosi yang diberikan serta kurang puas sebuah organisasi, sementara turnover menggambarkan
dengan hubungan yang dengan atasan yang kurang tindakan yang sebenarnya dalam memisahkan diri dari
terjalin harmonis. sebuah organisasi (Naman Shaman et el., 2016)
Pada hasil survey awal yang dilakukan oleh Hubungan antar Variabel
peneliti menemukan adanya komitmen organisasional Kompensasi dengan Kepuasan Kerja
yang masih rendah yang dilihat dari keluhan karyawan Menurut Malayu Hasibuan (2016, p.118)
yang kurang bangga terhadap perusahaan, kurang kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk
menganggap perusahaan sebagai tempat terbaik untuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang
bekerja dan akan mempertimbangkan jika ada tawaran diterima karyawan sebagai imbalan balas jasa yang
pekerjaan lainnya. Hal ini seperti yang dikemukakan diberikan kepada perusahaan. Dengan balas jasa,
oleh Lee dan Marthur dalam Sutanto dan Gunawan karyawan akan dapat memenuhi kebutuhsn-kebutuhan
(2013, p.77) yang menyatakan bahwa karyawan fisik, status sosial, dan egoistiknya sehingga
dengan Komitmen organisasional tinggi memiliki ciri- memperoleh kepuasan kerja dari jabatannya.
ciri, yaitu bangga terhadap perusahaan; merasa Imbalan tugas dianggap imbalan intrinsik,
memiliki prospek bersama dengan perusahaan; sedangkan penghargaan sosial dan organisasi dianggap
menganggap perusahaan adalah tempat terbaik untuk sebagai penghargaan ekstrinsik. Manfaat imbalan
bekerja, mau berkorban demi kebaikan perusahaan. ekstrinsik mengacu pada paket imbalan keuangan yang
Dengan adanya komitmen organisasional yang tinggi ditawarkan oleh organisasi untuk karyawan, termasuk
akan dapat menurunkan tingkat turnover intention, gaji dasar, bayar terkait kinerja, lembur, gaji bonus,
seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Irbayuni tunjangan seperti penyediaan jaminan sosial, subsidi
(2012) yang menemukan bahwa komitmen akomodasi, cuti tahunan dan asuransi kesehatan
organisasional mempunyai kontribusi terhadap ekstrinsik diketahui, imbalan sosial dan instrinsik,
keinginan untuk pindah kerja. serta karakteristik organisasi, memainkan peran
Pengertian Kompensasi penting dalam meningkatkan komitmen karyawan
Menurut Hasibuan (2016, p.118) kompensasi terhadap organisasi
adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang Kompensasi dengan Turnover Intention
langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan Theif, et el (2015) Kompensasi adalah sesuatu
sebagai imbalan balas jasa yang diberikan kepada yang diterima oleh karyawan sebagai pengganti
perusahaan. Karyawan yang memiliki persepsi negatif kontribusi jasa mereka kepada perusahaan.
terhadap kompensasi maka akan menyebabkan Kompensasi juga sebagai pelaksanaan fungsi
menurunnya kepuasan kerja dan meningkatnya manajemen sumber daya manusia terkait dengan semua
turnover. Adanya turnover tinggi mengindikasikan jenis harga individual. Menurut Naman Shaman et el
kemungkinan karyawan memiliki komitmen yang (2016) apabila karyawan merasa tidak puas terhadap
rendah. Persepsi negatif terhadap pemberian pekerjaan dan lingkungan kerjanya, maka karyawan
kompensasi yang diterima, menandakan karyawan akan memiliki keinginan untuk pindah (turnover
mengalami ketidakpuasan terhadap kompensasi yang intention). Keinginan berpindah (Turnover Intention)
diterima, karyawan cenderung mempunyai keyakinan, adalah sikap perilaku seseorang untuk meninggalkan
pemikiran dan pendapat bahwa perusahaan sebuah organisasi, sementara turnover menggambarkan
memberikan kompensasi yang tidak sesuai dengan tindakan yang sebenarnya dalam memisahkan diri dari
kontribusi kinerjanya sehingga berdampak pada sebuah organisasi. Penelitian yang dilakukan oleh
pelayanan yang buruk terhadap konsumen, Irbayuni (2012) yang meneliti tentang Pengaruh
kecenderungan untuk pindah ke perusahaan lain, dan Kompensasi, Kepuasan Kerja, Dan Komitmen
sering mangkir dari pekerjaan (Oktarini dan Indrawati, Organisasi Terhadap Keinginan Untuk Berpindah Pada
2014). PT. Surya Sumber Daya Energi Surabaya yang
Komitmen Organisasional menemukan bahwa kompensasi memiliki pengaruh
positif tetapi tidak signifikan terhadap Turnover et al, 2016) Kepuasan kerja dapat dikonseptualisasikan
Intention. sebagai keadaan emosional yang menyenangkan yang
Komitmen Organisasional dengan Kepuasan Kerja dihasilkan dari penilaian pekerjaan seseorang untuk
Menurut Malayu Hasibuan (2014, p.202) mencapai atau memfasilitasi pencapaian nilai-nilai
kepuasan kerja dalam pekerjaan adalah kepuasan kerja pekerjaan seseorang. Naman Shaman et el.,2016)
yang di nikmati dalam pekerjaan dengan memperoleh Kepuasan kerja sebagai keadaan emosional yang
pujian hasil kerja, penempatan, perlakuan, peralatan menyenangkan yang dihasilkan dari penilaian
dan suasana lingkungan kerja yang baik. Karyawan seseorang membuat pekerjaannya. Rita et el., 2006)
yang lebih suka menikmati pekerjaan akan lebih Kepuasan kerja adalah suatu sikap umum seseorang
mengutamakan pekerjaannya daripada balas jasa individu terhadap pekerjaannya, selisih antara
walaupun balas jasa itu penting. Jika karyawan banyaknya ganjaran yang diterima seorang pekerja dan
memiliki rasa puas terhadap kerjanya maka karyawan banyaknya yang mereka yakini seharusnya mereka
akan memiliki komitmen di dalam perusahaan untuk terima. Penelitian yang dilakukan oleh Irbayuni (2012)
bekerja lebih baik lagi. Luthans (2006,P. 224) yang meneliti tentang Pengaruh Kompensasi,
menjelaskan bahwa komitmen organisasional adalah Kepuasan Kerja, Dan Komitmen Organisasi Terhadap
keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi, Keinginan Untuk Berpindah Pada PT. Surya Sumber
keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan Daya Energi Surabaya yang menemukan bahwa
organisasi, keyakinan tertentu, dan penerimaan nilai kepuasan kerja memiliki pengaruh positif signifikan
dan tujuan organisasi. terhadap Turnover Intention.
Penelitian yang dilakukan oleh Rohman Tujuan Penelitian
(2009) yang meneliti tentang Pengaruh Komitmen
1. Untuk menganalisis kompensasi berpengaruh
Organisasional Terhadap Kepuasan Kerja Dan
pada kepuasan kerja PT. X.
Keinginan Berpindah (Studi Pada Karyawan Kantor
2. Untuk menganalisis kompensasi berpengaruh
Akuntan Publik Di Jawa Tengah) menemukan bahwa
pada turnover intention PT. X.
Komitmen affective memiliki pengaruh positif yang
3. Untuk menganalisis komitmen organisasional
signifikan terhadap kepuasan kerja dan Komitmen
berpengaruh pada kepuasan kerja PT. X.
continuance memiliki pengaruh negatif yang signifikan
4. Untuk menganalisis komitmen organisasional
terhadap kepuasan kerja.
berpengaruh pada turnover intention PT. X.
Komitmen Organisasional pada Turnover Intention
5. Untuk menganalisis kepuasan kerja berpengaruh
Menurut Wibowo (2014, p.434) orang yang
turnover intention PT. X
memberikan perhatian pada prestasi kerja ketika
mereka mempunyai komitmen untuk melakukanan
II. METODE PENELITIAN
tindakan. Deteksi akan adanya kekurangan komitmen
apabila dilakukan lebih dini akan mudah untuk Jenis Penelitian
menghidari masalah dikemudian hari. Seseorang yang Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
merasa tertekan untuk menerima kesepakatan tidak kausalitas yaitu penelitian yang menunjukkan arah
mungkin benar-benar memiliki komitmen. Sebagai hubungan antara variabel bebas dengan variabel
tanda buruknya komitmen adalah mengajukan terikat, disamping mengukur kekuatan hubungannya
pengunduran diri, mengabaikan masalah, bersikap (Kuncoro, 2013, p.10). Pendekatan yang digunakan
diam dan kurangnya inisiatif. Karyawan yang tidak adalah metode kuantitatif. Menurut Sugiyono metode
memiliki komitmen pada perusahaan dimana tempat kuantitatif merupakan metode yang menggunakan
bekerjanya akan memiliki keinginan untuk keluar dari sejumlah sampel dan data-data numerikal atau berupa
perusahaan. Mathias dan Jackson dalam Koesmono, angka (Sugiyono, 2014, p.7).
(2007) menjelaskan bahwa komitmen organisasional Gambaran Populasi Sampel Dan Teknik Penarikan
adalah tingkat kepercayaan dan penerimaan tenaga Sampel
kerja terhadap tujuan organisasi dan mempunyai Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
keinginan untuk tetap ada dalam organisasi tersebut. atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan
Penelitian yang dilakukan oleh Rohman (2009) yang karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk
meneliti tentang Pengaruh Komitmen Organisasional dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
Terhadap Kepuasan Kerja Dan Keinginan Berpindah (Sugiyono, 2014, p.80). Populasi dalam penelitian ini
(Studi Pada Karyawan Kantor Akuntan Publik Di Jawa adalah seluruh karyawan tetap pada 37 ³;´ sebanyak
Tengah) menemukan bahwa komitmen organisasional 464 orang. Karyawan tetap merupakan karyawan yang
yang meliputi Komitmen affective dan komitmen diangkat oleh perusahaan untuk bekerja secara
continuance memiliki pengaruh negatif terhadap penuh dalam tempo waktu yang tidak dibatasi
keinginan berpindah karyawan. (Arifin, 2014).
Kepusan Kerja pada Turnover Intention Sampel adalah bagian dari jumlah dan
Menurut Ilham Akhsanu (2012, p.10) tingkat karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono,
turnover dipengaruhi oleh kepuasan kerja seseorang. 2014, p.81). Sampel dalam penelitian ini diambil
Semakin tidak puas seseorang terhadap pekerjaannya dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu
akan semakin kuat dorongannya untuk melakukan teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan
turnover. Semakin banyak aspek-aspek atau nilai-nilai tertentu (Sugiyono, 2014, p.85). Adapun kriteria yang
dalam perusahaan sesuai dengan dirinya maka semakin dipertimbangkan adalah:
tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan. (Allan Cheng
1. Karyawan tetap 2. Uji t dan signifikansi dari koefisien parameter
2. Masa kerja minimal 1 Tahun jalur struktural. nilai signifikansi yang
Berdasarkan hasil rumus Slovin yang diperoleh digunakan adalah tingkat signifikan = 10% 1.65,
sampel sebesar 82.3 yang dibulatkan menjadi 82 tingkat signifikan = 5% adalah 1,96, dan
sampel dari 464. Jadi sampel yang digunakan dalam signifikan level 1% 2.58. nilai tingkat signifikan
penelitian ini sebanyak 82 karyawan 37 ³;´. yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Teknik Analisa Data tingkat signifikan 5% dengan nilai signifikan
Teknik analisis data yang digunakan dalam 1,96.
penelitian ini menggunakan Structural Equation Langkah-langkah dalam Uji t adalah:
Modeling (SEM) dengan software Smart PLS (Partial 1. Merumuskan hipotesis
Least Square). Menurut Ghozali (2012, p.8), Partial H0 i = 0, artinya, secara parsial variabel
Least Square (PLS) terdiri dari dua sub-model dari independen tidak memiliki dampak
model pengukuran (Outer Model) dan model Struktural yang signifikan terhadap variabel
(inner model). Model pengukuran bertujuan untuk dependen.
menunjukkan bagaimana variabel manifes merupakan H1 i • artinya, secara parsial variabel
variabel laten yang akan diukur, sedangkan model independen memiliki dampak yang
Struktural bertujuan untuk menunjukkan kekuatan signifikan terhadap variabel
variabel estimasi laten atau konstruk, variabel laten dependen.
yang terbentuk dalam PLS indikator dapat berbentuk 2. Menentukan tingkat jXPODK VLJQLILNDQVL .
reflektif dan formatif. Indikator reflektif 0,05.
mengasumsikan bahwa kovarians antara model 3. Membuat keputusan (dengan nilai yang
pengukuran dijelaskan oleh varian yang domain signifikan)
konstruksi manifestasi, sedangkan indikator formatif a. Jika nilai t > dari tingkat signifikan 5% dengan
mengasumsikan bahwa masing-masing indikator nilai signifikan 1,96, maka H0 ditolak dan H1
mendefinisikan dan menjelaskan pembangunan diterima.
karakteristik domain. b. Jika nilai t <dari tingkat signifikan 5% dengan
Outer Model (Measurement Model) nilai signifikan 1,96, maka H0 diterima dan H1
Hasil uji Outer Model langkah pertama adalah ditolak.
untuk menguji validitas. Uji validitas digunakan untuk III. HASIL PENELITIAN DAN
mengukur apakah model berlaku dalam sebuah PEMBAHASAN
penelitian. Tes dianggap sah jika instrumen dapat Analisis Data
mengukur data yang diinginkan dari variabel dapat Analisis data data dalam penelitian
penelitian secara akurat dan benar. Uji validitas adalah menggunakan Structural Equation Modelling (SEM)
untuk menganalisis faktor konfirmatori di masing- dengan software Smart PLS (Partial Least Square).
masing variabel laten dengan melihat konvergen Dimana PLS Path Modeling terdapat 2 model yaitu
validitas dan diskriminan validitas yang dihitung outer model dan Inner model.
dengan Smart PLS 2.0. Pengujian dilakukan pada Evaluasi Outer Model
model luar: Outer Model sering juga disebut (outer
1. Convergent validity relation atau measurement model) menspesifikasi
Nilai convergent validity adalah nilai faktor hubungan antara variabel yang diteliti dengan
loading pada variabel laten dengan indikator. indikatornya.
Nilai Diharapkan lebih dari 0,5 Analisa Deskriptif
2. Discriminant Validity Convergent validity dari measurement model
Discriminant Validity dinilai berdasarkan dengan indikator refleksif dapat dilihat dari korelasi
pembebanan lintas, membangun yang akan antara score item/indikator dengan skor konstraknya.
diukur dan nilai rata-rata varians diekstraksi Indikator individu dianggap reliable jika memiliki nilai
(AVE) harus lebih besar dari 0,5. kolerasi diatas 0.7. Namun demikian pada riset tahap
3. Composite reliability pengembangan skala, loading 0.50 sampai 0.60 masih
Data yang memiliki composite reliability > 0,8 dapat diterima (Ghozali, 2013:40). Adapun hasil
memiliki keandalan yang tinggi. korelasi antara indikator dengan kontruknya seperti
4. Average Variance Extracted (AVE) terlihat pada ouput dibawah ini:
Diharapkan nilai AVE > 0,5, menunjukkan Variabel Kompensasi (X1) yang diukur
bahwa telah memenuhi evaluasi validitas dengan 6 dimensi pengukuran keseluruhannya
konvergen Sholihin (2013, p.73). mempunyai nilai convergent validity diatas 0,5, maka 6
Inner Model (Structural Model) dimensi yang mengukur Kompensasi (X1) dinyatakan
Model struktural menggambarkan hubungan sahih sebagai alat ukur konstrak tersebut. Variabel
antara variabel laten berdasarkan teori substantif. Komitmen organisasional (X2) yang diukur dengan 6
Beberapa tes untuk model struktural adalah: dimensi pengukuran keseluruhannya mempunyai nilai
1. R Square pada konstruksi endogen. Rated R convergent validity diatas 0,5, maka 6 dimensi yang
Square adalah koefisien determinasi pada mengukur Kompensasi (X2) dinyatakan sahih sebagai
konstruksi endogen. Nilai R Square 0,67 (kuat), alat ukur konstrak tersebut. Begitu juga Kepuasan
0,33 (moderat) dan 0,19 (lemah). Kerja (Z) yang diukur dengan 4 dimensi, didapatkan
kesimpulan bahwa keseluruhan telah memenuhi syarat
kesahihan sebagai alat ukur, karena nilai convergent Sumber: Lampiran 4
validity masing-masing dimensi tersebut diatas 0,5.
Konstruk terakhir adalah variabel Turnover Intention Hasil nilai inner weight 2 diatas menunjukan
(Y) dengan 6 indikator. Masing-masing mempunyai bahwa Kepuasan Kerja (Z) dipengaruhi oleh
nilai convergent validity diatas 0,5 sehingga dinyatakan Kompensasi (X1) dan Komitmen organisasional (X2).
valid. Sedangkan Turnover Intention dipengaruhi oleh
Didapatkan keseluruhan dari konstruk Kompensasi (X1), Komitmen organisasional (X2), dan
pembentuk dinyatakan memiliki diskriminan yang Motivas kerja yang ditunjukkan di pengujian hipotesis.
baik. Dimana nilai korelasi indikator terhadap
konstruknya harus lebih besar dibandingkan nilai Pengujian Hipotesis
korelasi antara indikator dengan konstruk lainnya. Untuk menjawab hipotesis penelitian dapat
dilihat t-statistic pada Tabel 5 berikut ini:
AVE menggambarkan rata-rata varians atau Tabel 5 Tabel Antar Konstruk
diskriminan yang diekstrak pada setiap indikator, Mean
sehingga kemampuan masing-masing item dalam Original Standar
of T Keteran
membagi pengukuran dengan yang lain dapat Sample d
Subsa Statistic gan
diketahui. Nilai AVE sama dengan atau di atas 0,50 Estimate deviation
mples
menunjukkan adanya convergent yang baik. Kompensa
Nilai AVE untuk variabel Kompensasi (X1) si (X1) ->
0.387 0.427 0.095 4.083 Diterima
sebesar 0.567; variabel Komitmen organisasional (X2) Kepuasan
sebesar 0.636; variabel Kepuasan Kerja (Z) sebesar Kerja (Z)
0.721 dan Turnover Intention (Y) sebesar 0.631. Pada Komitmen
batas kritis 0,5 maka indikator-indikator pada masing- organisasio
masing konstrak telah konvergen dengan item yang nal (X2) -> 0.364 0.283 0.069 5.289 Diterima
lain dalam satu pengukuran. Kepuasan
Uji lainnya adalah composite reliability dari Kerja (Z)
blok indikator yang mengukur konstruk (Ghozali, Kompensa
2013). Suatu konstruk dikatakan reliable jika nilai si (X1) ->
composite reliability diatas 0,60 (Nunnaly, dalam Turnover -0.360 -0.358 0.139 2.587 Diterima
Ghozali (2013)). Intention
Bisa dijelaskan bahwa dari ketentuan (Y)
composite reliability maka bisa dinyatakan keseluruan Komitmen
konstruk yang diteliti memenuhi kriteria composite organisasio
reliability, sehingga setiap konstruk mampu nal (X2) ->
diposisikan sebagai variabel penelitian. Hal tersebut -0.230 -0.263 0.108 2.125 Diterima
Turnover
mengindikasikan bahwa secara komposit seluruh Intention
variabel memiliki konsistensi internal yang memadai (Y)
dalam mengukur variabel laten/konstruk yang diukur Kepuasan
sehingga dapat digunakan dalam analisis selanjutnya. Kerja (Z) -
Evaluasi Inner Model > Turnover -0.314 -0.296 0.090 3.491 Diterima
Inner model yang kadang disebut juga dengan Intention
(inner relation, structural model dan subtantive theory) (Y)
menspesifikasi hubungan antar variabel penelitian Sumber: Lampiran 4
(structural model). Hasil uji menunjukkan bahwa:
Uji Inner Model atau Uji Model Struktural Kompensasi (X1) memiliki pengaruh
Uji Inner Model digunakan untuk signifikan terhadap Kepuasan Kerja (Z), karena nilai T
mengevaluasi hubungan antar konstruk laten seperti statistik sebesar 4.083 yang berarti lebih besar dari
yang telah dihipotesiskan dalam penelitian, 1.96, sehingga hipotesis H1 yang berbunyai:
Berdasarkan output PLS, didapatkan Gambar sebagai ³.RPSHQVDVL EHUSHQJDUXK WHUKDGDS .HSXDVDQ .HUMD
berikut: pada 37 ³;´´ GDSDW GLQ\DWDNDQ GLWHULPD 3HQJDUXK
kompensasi terhadap kepuasan kerja adalah positif,
sehingga semakin baik kompensasi maka akan semakin
tinggi kepuasan kerja karyawan.
Kompensasi (X1) memiliki pengaruh
signifikan terhadap Turnover Intention (Y), karena
nilai T statistik sebesar 2.587 yang berarti lebih besar
dari 1.96, sehingga hipotesis H2 yang berbunyai:
³.RPSHQVDVL EHUSHQJDUXK WHUKDGDS Turnover Intention
Pada 37 ³;´´ GDSDW GLQ\DWDNDQ GLWHULPD 3HQJDUXK
kompensasi terhadap turnover intention adalah negatif,
sehingga semakin baik kompensasi maka akan semakin
Gambar 2 Model Penelitian PLS rendah turnover intention.
Komitmen organisasional (X2) memiliki Kepuasan Kerja. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
pengaruh signifikan terhadap Kepuasan Kerja (Z), sesuai Kompensasi yang diberikan maka akan semakin
karena nilai T statistik sebesar 5.289 yang berarti lebih meningkat Kepuasan Kerja, sebaliknya semakin tidak
besar dari 1.96, sehingga hipotesis H3 yang berbunyai: sesuai Kompensasi yang diberikan maka akan semakin
³.RPLWPHQ RUJDQLVDVLRQDO EHUSHQJDUXK WHUKDGDS rendah Kepuasan Kerja.
Kepuasan Kerja pada 37 ³;´´ GDSDW GLQ\DWDNDQ Hasil dalam penelitian ini didukung oleh teori
diterima. Pengaruh komitmen organisasional terhadap Hasibuan (2016, p.118) yang menyebutkan bahwa
kepuasan kerja adalah positif, sehingga semakin baik kompensasi adalah semua pendapatan yang diterima
komitmen organisasional maka akan semakin tinggi karyawan sebagai imbalan balas jasa yang diberikan
kepuasan kerja. kepada perusahaan untuk memenuhi kebutuhannya
Komitmen organisasional (X2) memiliki sehingga memperoleh kepuasan kerja dari jabatannya.
pengaruh signifikan terhadap Turnover Intention (Y), Hasil ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang
karena nilai T statistik sebesar 2.125 yang berarti lebih dilakukan oleh Widyono et al (2013) yang
besar dari 1.96, sehingga hipotesis H4 yang berbunyai: membuktikan bahwa kompensasi yang meliputi gaji,
³.RPLWPHQ RUJDQLVDVLRQDO EHUSHQJDUXK WHUKDGDS tunjangan, bonus dan jaminan sosial berpengaruh
turnover intention pada 37 ³;´´ GDSDW GLQ\DWDNDQ signifikan positif dan memberikan kontribusi yang baik
diterima. Pengaruh komitmen organisasional terhadap terhadap kepuasan kerja.
turnover intention adalah negatif, sehingga semakin Pengaruh Kompensasi terhadap Turnover Intention
baik komitmen organisasional maka akan semakin Kompensasi memberikan pengaruh yang
rendah turnover intention. signifikan pada Turnover Intention. Hal tersebut dapat
Kepuasan Kerja memiliki pengaruh signifikan dilihat dari nilai statistik sebesar 2.587 (lebih besar dari
terhadap turnover intention, karena nilai T statistik 1.96). dengan demikian hipotesis kedua yang
sebesar 3.491 yang berarti lebih kecil dari 1.96, PHQ\DWDNDQ ³Kompensasi berpengaruh pada Turnover
sehingga hipotesis H5 \DQJ EHUEXQ\DL ³0RWLYDVL Intention 37 ³;´´ GDSDW GLQ\DWDNDQ GLWHULPD GDQ
berpengaruh terhadap Turnover Intention pada PT. terbukti kebenarannya. Hal ini menunjukkan bahwa
³;´ ´ GDSDW GLQ\DWDNDQ GLWHULPD 3HQJDUXK kepuasan terdapat pengaruh yang signifikan dengan arah negatif
kerja terhadap turnover intention adalah negatif, antara kompensasi terhadap Turnover Intention. Hasil
sehingga semakin baik kepuasan kerja maka akan ini menunjukkan bahwa turnover intention karyawan
semakin rendah turnover intention. dapat dikurangi melalui pemberian kompensasi yang
Pengujian Model Struktural (Inner Model) sesuai dengan kontribusi yang diberikan karyawan
Dalam menilai model dengan PLS dimulai kepada perusahaan, sehingga apabila 37 ³;´ ingin
dengan melihat R-Square untuk setiap variabel laten menurunkan tingkat turnover intention karyawan maka
dependen. Perubahan nilai R-Square dapat digunakan sangat penting untuk memperhatikan kompensasi yang
untuk menilai pengaruh variabel laten independen diberikan kepada karyawan.
tertentu terhadap variabel laten dependen apakah Hal ini menunjukkan bahwa 37 ³;´ belum
mempunyai pengaruh yang substantif. Variabel laten dapat memenuhi hak karyawan untuk mendapatkan
endogen dalam model structural yang memiliki hasil R2 kompensasi tidak langsung, sehingga pemberian
VHEHVDU PHQJLQGLNDVLNDQ EDKZD PRGHO ³EDLN´ 52 kompensasi dapat ditingkatkan dengan mengagendakan
sebesar 0.33 mengindikasikan bahwa model dan menganggarkan program rekreasi atau outbound
³PRGHUDW´ 52 sebesar 0.19 mengindikasikan bahwa yang dilakukan dalam 6 bulan sekali. Program rekreasi
PRGHO ³OHPDK´ *KR]DOL $GDSXQ RXWSXW 3/6 tersebut diberikan guna dapat memberikan kepuasan
sebagaimana dijelaskan berikut: pada kompensasi yang diberikan kepada karyawan,
Hasil Q2 yang dicapai adalah 0.766, berarti sehingga dapat mengantisipasi perilaku negatif
bahwa nilai Q2 di atas nol memberikan bukti bahwa karyawan seperti turnover intention. Hasil dalam
model memiliki predictive relevance yang berarti penelitian ini didukung oleh teori yang dikemukakan
masih ditingkat wajar. Naman Shaman et el (2016) yang menyebutkan bahwa
Pembahasan apabila karyawan merasa tidak puas terhadap
Pengaruh Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja pekerjaan dan lingkungan kerjanya, maka karyawan
Kompensasi memberikan pengaruh yang akan memiliki keinginan untuk pindah (turnover
signifikan pada Kepuasan Kerja. Hal tersebut dapat intention). Hasil ini juga sejalan dengan hasil dalam
dilihat dari nilai statistik sebesar 4.083 (lebih besar dari penelitian yang dilakukan oleh Sujeong Choi (2012)
1.96). dengan demikian hipotesis pertama yang yang menemukan bahwa kompensasi seperti hadiah
PHQ\DWDNDQ ³.RPSHQVDVL EHUSHQJDUXK SDGD .HSXDVDQ uang atau reward dapat mengurangi tingkat turnover
Kerja 37 ³;´´ GDSDW GLQ\DWDNDQ GLWHULPD GDQ WHUEXNWL intentions.
kebenarannya. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat Pengaruh Komitmen Organisasional terhadap
pengaruh yang signifikan dengan arah positif antara Kepuasan Kerja
kompensasi terhadap kepuasan kerja. Hubungan Komitmen Organisasional memberikan
variabel Kompensasi dengan variabel Kepuasan Kerja pengaruh yang signifikan pada Kepuasan Kerja. Hal
yang terjadi adalah hubungan yang positif. tersebut dapat dilihat dari nilai statistik sebesar 5.289
Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai faktor (lebih besar dari 1.96). dengan demikian hipotesis
loading sebesar 0.387 untuk variabel Kompensasi (X1) NHWLJD \DQJ PHQ\DWDNDQ ³Komitmen Organisasional
terhadap Kepuasan Kerja (Z) yang menunjukkan berpengaruh pada Kepuasan Kerja 37 ³;´´ GDSDW
adanya hubungan positif antara Kompensasi terhadap dinyatakan diterima dan terbukti kebenarannya. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terdapat indikator yang mendapat penilaian rendah dari
dengan arah positif antara Komitmen Organisasional karyawan.
terhadap kepuasan kerja. Hasil dalam penelitian ini didukung oleh teori
Hasil ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja yang dikemukakan Mathias dan Jackson dalam
karyawan dapat dibentuk melalui Komitmen Koesmono (2007) yang menjelaskan bahwa komitmen
Organisasional yang tinggi, sehingga apabila 37 ³;´ organisasional adalah tingkat kepercayaan dan
ingin meningkatkan kepuasan kerja karyawan maka penerimaan tenaga kerja terhadap tujuan organisasi dan
sangat penting untuk memperhatikan Komitmen mempunyai keinginan untuk tetap ada dalam organisasi
Organisasional para karyawan. Dari hasil observasi tersebut. Hasil ini juga sejalan dengan temuan dalam
yang dilakukan terlihat bahwa sebagian besar penelitian Rohman (2009) yang meneliti tentang
karyawan 37 ³;´ telah memiliki komitmen organisasi pengaruh komitmen organisasional terhadap kepuasan
yang baik. Hal tersebut terlihat dari karyawan yang kerja dan keinginan berpindah, dimana hasilnya
selalu berbicara positif tentang perusahaan. Kemudian membuktikan bahwa komitmen organisasional yang
dari hasil deskriptif responden juga diketahui bahwa meliputi komitmen affective dan komitmen
sebagian besar karyawan memiliki kesetiaan yang continuance memiliki pengaruh negatif terhadap
tinggi kepada perusahaan yang terlihat dari banyaknya keinginan berpindah karyawan.
karyawan yang telah bekerja cukup lama di 37 ³;´. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Turnover
Akan tetapi, masih terdapat indikator yang mendapat Intention
penilaian rendah dari karyawan. Kepuasan Kerja memberikan pengaruh yang
Hasil dalam penelitian ini tidak sejalan signifikan pada Turnover Intention. Hal tersebut dapat
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rohman dilihat dari nilai statistik sebesar 3.491 (lebih besar dari
(2009) yang meneliti tentang pengaruh komitmen 1.96). dengan demikian hipotesis kelima yang
organisasional terhadap kepuasan kerja dan keinginan PHQ\DWDNDQ ³Kepuasan Kerja berpengaruh pada
berpindah, dimana hasilnya membuktikan bahwa Turnover Intention 37 ³;´´ GDSDW GLQ\DWDNDQ GLWHULPD
komitmen (affective commitment dan continuance dan terbukti kebenarannya. Hal ini menunjukkan
commitment) memiliki efek negatif pada kepuasan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dengan arah
kerja. negatif antara Kepuasan Kerja terhadap Turnover
Pengaruh Komitmen Organisasional terhadap Intention.
Turnover Intention Hubungan variabel Kepuasan Kerja dengan
Komitmen Organisasional memberikan variabel Turnover Intention yang terjadi adalah
pengaruh yang signifikan pada Turnover Intention. Hal hubungan yang negatif. Berdasarkan hasil analisis
tersebut dapat dilihat dari nilai statistik sebesar 2.125 diperoleh nilai faktor loading sebesar -0.314 untuk
(lebih besar dari 1.96). dengan demikian hipotesis variabel Kepuasan Kerja (Z) terhadap Turnover
NHHPSDW \DQJ PHQ\DWDNDQ ³.RPLWPHQ Organisasional Intention (Y) yang menunjukkan adanya hubungan
berpengaruh pada Turnover Intention 37 ³;´´ GDSDW negatif antara Kepuasan Kerja terhadap Turnover
dinyatakan diterima dan terbukti kebenarannya. Hal ini Intention. Hasil ini menunjukkan bahwa turnover
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan intention karyawan dapat dikurangi melalui adanya
dengan arah negatif antara Komitmen Organisasional kepuasan kerja yang tinggi, sehingga apabila 37 ³;´
terhadap Turnover Intention. Hubungan variabel ingin menurunkan tingkat turnover intention karyawan
Komitmen Organisasional dengan variabel Turnover maka sangat penting untuk memperhatikan kepuasan
Intention yang terjadi adalah hubungan yang negatif. kerja karyawan. Dari hasil observasi yang dilakukan
Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai faktor terlihat bahwa sebagian besar kepuasan karyawan telah
loading sebesar -0.230 untuk variabel Komitmen baik, dimana karyawan bangga dan puas dengan
Organisasional (X2) terhadap Turnover Intention (Y) jabatan yang telah dimilikinya. Hal tersebut terlihat
yang menunjukkan adanya hubungan negatif antara dari karyawan yang selalu menjalankan tugas dan
Komitmen Organisasional terhadap Turnover tanggung jawabnya sesuai jabatan yang dimiliki tanpa
Intention. menyalahgunakan jabatan tersebut.
Hasil ini menunjukkan bahwa turnover Hasil dalam penelitian ini didukung oleh teori
intention karyawan dapat dikurangi melalui adanya yang dikemukakan Ilham Akhsanu (2012, p.10) yang
Komitmen Organisasional yang tinggi, sehingga menjelaskan bahwa tingkat turnover dapat dipengaruhi
apabila 37 ³;´ ingin menurunkan tingkat turnover oleh kepuasan kerja seseorang. Semakin tidak puas
intention karyawan maka sangat penting untuk seseorang terhadap pekerjaannya akan semakin kuat
memperhatikan Komitmen Organisasional karyawan. dorongannya untuk melakukan turnover. Hasil ini
Dari hasil observasi yang dilakukan terlihat bahwa sejalan dengan temuan dalam penelitian yang
sebagian besar karyawan 37 ³;´ telah memiliki dilakukan oleh Rita (2006) yang membuktikan bahwa
komitmen organisasi yang baik. Hal tersebut terlihat kepuasan kerja berpengaruh signifikan dan negatif
dari karyawan yang selalu berbicara positif tentang terhadap turnover intention.
perusahaan. Kemudian dari hasil deskriptif responden
juga diketahui bahwa sebagian besar karyawan
memiliki kesetiaan yang tinggi kepada perusahaan IV. KESIMPULAN
yang terlihat dari banyaknya karyawan yang telah Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
bekerja cukup lama di 37 ³;´. Akan tetapi, masih pada bab sebelumnya dapat ditarik beberapa
kesimpulan guna menjawab rumusan masalah. Kompensasi dengan Komitmen Organisasi di
Beberapa kesimpulan tersebut terdiri dari: Hospitality Industry. Jurnal Psikologi Udayana,
1. Kompensasi berpengaruh pada kepuasan kerja PT. Vol. 1, No. 2, 291-300
³;´ secara signifikan dengan arah yang positif. Putrianti, A., D., Hamid, D., & Mukzam, M., D. 2014.
2. Kompensasi berpengaruh pada turnover intention Pengaruh Kompensasi Dan Motivasi Kerja
37 ³;´ secara signifikan dengan apositif. Terhadap Turnover Intention (Studi Pada
Karyawan PT. TIKI Jalur Nugraha Ekakurir
3. Komitmen Organisasional berpengaruh pada Pusat Malang). Jurnal Administrasi Bisnis, Vol.
Turnover Intention 37 ³;´ secara signifikan
12 No. 2
dengan arah negatif.
Ridlo, IOKDP $NKVDQX ³Turnover karyawan -
4. Kepuasan Kerja berpengaruh pada Turnover kajian literature´ 6XUDED\D 3+ 0RYHPHQW
Intention 37 ³;´secara signifikan dengan arah Publication
negatif. Rita, A. 2006. Analisa pengaruh kepuasan gaji,
kepuasan kerja, komitmen organisasional,
DAFTAR PUSTAKA terhadap turnover intention. Tesis. Program
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariat Studi Magister Managemen Program Pasca
dengan Program IBM SPSS 21, Universitas Sarjana Universitas Diponegoro Semarang.
Diponegoro, Semarang Rohman, A. 2009. Pengaruh Komitmen Organisasional
Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariat Terhadap Kepuasan Kerja Dan Keinginan
dengan Program IBM SPSS 21. Edisi 7. Berpindah (Studi Pada Karyawan Kantor
Semarang: Penerbit Universitas Diponegoro Akuntan Publik Di Jawa Tengah). Jurnal
Hasibuan, M. S. P. 2016. Manajemen Dasar, Akuntansi FE Unsil, Vol. 4, No. 1
Pengertian, dan Masalah. Ed. Revisi, Cetakan Soegandhi, V., M. 2013, Pengaruh Kepuasan Kerja dan
ke-9. Bumi Aksara. Jakarta Loyalitas Kerja terhadap Organizational
Hasibuan, Malayu S.P. 2014. Manajemen Sumber Citizenship Behavior pada Karyawan PT. Surya
Daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit Timur Sakti Jatim, Jurnal AGORA Vol. 1, No. 1
PT Bumi Aksara Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif,
Irbayuni, S. 2012. Pengaruh Kompensasi, Kepuasan Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods).
Kerja dan Komitmen Organisasi terhadap Bandung : Alfabeta
keinginan untuk Pindah Kerja pada PT. Surya Sutanto, M., Eddy., & Gunawan, C. 2013. Kepuasan
Sumber Daya Energi Surabaya. Jurnal NeO-Bis. Kerja, Komitmen Organisasional dan Turnover
Volume 6, No. 1 Intentions. Jurnal Mitra Ekonomi dan
.RHVPRQR 7HPDQ ³3HQJDUXK .HSHPLPSLQDQ Manajemen Bisnis, Vol. 4, No. 1, 76-88
Dan Tuntutan Tugas Terhadap Komitmen Thaief, I., Baharuddin, A., Priyono & M. Idrus, S.
Organisasi Dengan Variabel Moderasi Motivasi 2015. Effect of Training, Compensation and
3HUDZDW 5XPDK 6DNLW 6ZDVWD 6XUDED\D´ Jurnal Work Discipline against Employee Job
Manajemen Dan Kewirausahaan, Universitas Performance (Studies in the Office of PT. PLN
Kristen Petra Surabaya, Vol. 9 (1) Maret: 30-40 (Persero) Service Area and Network Malang).
.XQFRUR 0 ³Mudah Memahami dan Review of European Studies; Vol. 7, No. 11
menganalisis Indikator ekonomi´ <RJ\DNDUWD Wibowo, 2014. Manajemen Kinerja, Edisi keempat,
UPP STIM YKPN. Rajawali Pers, Jakarta.
Lu Lu Allan Cheng Chieh Lu Dogan Gursoy Nathan Widyono, D., K., & Musafik, M., N. 2013. Pengaruh
Robert Neale , 2016,"Work engagement, job Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai
satisfaction, and turnover intentions", (Studi Kasus Pada Guru SD Di Kecamatan
International Journal of Contemporary Campurdarat Kabupaten Tulungagung). Jurnal
Hospitality Management, Vol. 28 Iss 4 pp. 737 Otonomi, Vol. 13, Nomor 3
± 761 Yunus, Y. 2014. Survei Sdm Perbankan: Turn Over
Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi, (Alih Karyawan 15%, Motif Utamanya Cari
Bahasa V.A Yuwono, dkk), Edisi Bahasa Tunjangan Lebih Menjanjikan. Di kutip dari
Indonesia, Yogyakarta: ANDI Kamis, 15/05/2014 22:28 WIB di
Mathis, Robert L dan Jackson. 2011. Manajemen http://finansial.bisnis.com/read/2014
Sumber Daya Manusia. Edisi 9. Jakarta: 0515/90/228134/survei-sdm-perbankan-turn-
Salemba Empat. over-karyawan-15-motif-utamanya-cari-
Oktarini, K., R., D., & Indrawati, K., R. 2014. tunjangan-lebih-menjanjikan
Hubungan Antara Persepsi Terhadap Keadilan

Anda mungkin juga menyukai