Anda di halaman 1dari 17

Psikodimensia Vol. 13 No.

1, Januari – Juni 2014, 98 - 114

HUBUNGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KEPUASAN


KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN
BIDANG PRODUKSI CV. X
Anggie Rumondang Berliana Sianipar1) dan Kristiana Haryanti2)
Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris hubungan antara komitmen
organisasi dan kepuasan kerja dengan intensi turnover pada karyawan bagian produksi
CV. X. Hipotesis mayor yang diajukan adalah ada hubungan antara komitmen
organisasi dan kepuasan kerja dengan intensi turnover. Metode yang digunakan adalah
kuantitatif, dengan alat ukur berupa skala intensi turnover, skala komitmen organisasi,
dan skala kepuasan kerja. Pengambilan sampel menggunakan cluster sampling dan
jumlah sampel yang digunakan 53 orang bagian produksi.
Hasil perhitungannya adalah Rx1x2y = 0,820 (p < 0,01) maka hipotesis mayor
diterima, artinya ada hubungan yang positif dan signifikan antara komitmen organisasi
dan kepuasan kerja dengan intensi turnover. Hasil perhitungan hipotesis minor pertama
adalah r = -0,655 (p < 0,01), maka hipotesis minor pertama diterima, yang berarti ada
hubungan negatif antara komitmen organisasi dengan intensi turnover. Semakin tinggi
komitmen terhadap organisasi maka akan semakin rendah intensi turnover dan
sebaliknya. Hasil perhitungan hipotesis minor kedua adalah r = -0,817 (p < 0,01),
maka hipotesis minor kedua diterima, artinya semakin tinggi kepuasan kerja maka
semakin rendah intensi turnover dan sebaliknya.

Kata kunci : Intensi Turnover, Komitmen Organisasi, Kepuasan Kerja


_________________________
1) Alumnus Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang
2) Staf pengajar Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang

PENDAHULUAN mengakibatkan tingkat turnover menjadi


Globalisasi memberikan tantangan tinggi. Turnover sendiri memiliki arti
baru bagi dunia. Dampak nyata yaitu aliran karyawan yang masuk dan
globalisasi bagi perusahaan adalah keluar perusahaan (Ranupandojo dan
persaingan kerja yang menjadi semakin Suad, 1997, h. 35). Banyak faktor yang
ketat. Apabila perusahaan tidak mempengaruhi intensi turnover pada
menyadari pentingnya menjaga sumber sebuah perusahaan. Kraemer (dalam
daya manusia, maka akan banyak Ridlo, 2012, h. 16-23) mengatakan
karyawan yang memilih keluar dan faktor-faktor intensi turnover adalah

98
Hubungan Komitmen Organisasi Dan Kepuasan Kerja

komitmen organisasi, promosi, kepuasan yang dialaminya rendah, maka karyawan


kerja, stress kerja, dan keadilan. biasanya akan cenderung mencari
Salah satu faktor yang membuat pekerjaan baru (intensi turnover).
karyawan tetap bertahan dalam sebuah Dari hasil wawancara dengan
perusahaan adalah komitmen organisasi. pemilik CV. X dan Kepala Human
Menurut Umam (2012, h. 258) komitmen Resource Development (HRD), serta
organisasi merupakan sikap yang berdasarkan data yang didapat dari HRD
mencerminkan sejauh mana seorang pada awal Maret 2013, ditemukan
individu mengenal dan terikat pada hampir setiap bulan ada karyawan bidang
organisasinya. Komitmen berarti produksi yang memutuskan untuk
keinginan karyawan untuk tetap berhenti bekerja. Ada banyak alasan
mempertahankan keanggotaanya dalam yang melatarbelakangi para karyawan
organisasi dan bersedia melakukan usaha keluar. Berdasarkan survey awal yang
yang tinggi bagi pencapaian tujuan diberikan pada 22 karyawan bagian
organisasi (Darmawan, 2013, h. 171). produksi menunjukkan bahwa sebagian
Faktor lain yang mempengaruhi besar karyawan yang keluar dikarenakan
intensi turnover adalah kepuasan kerja. memiliki komitmen organisasi yang
Kepuasan kerja merupakan suatu cara rendah (45,5%), gaji yang kurang sesuai
pandang seseorang – baik yang bersifat (27,3%), bobot pekerjaan berlebihan
positif maupun bersifat negatif – tentang (13,6%), hubungan atasan dengan
pekerjaannya (Siagian, 2011, h. 297). bawahan yang kurang baik (4,5%), usia
Menurut Sutrisno (2012, h. 75) kepuasan masih terlalu muda (4,5 %), dan
kerja adalah perasaan senang atau tidak dikarenakan merasa bakat serta
senang pekerja dalam memandang dan kemampuannya kurang sesuai (4,5 %).
menjalankan pekerjaannya. Seorang Dikarenakan permasalahan tentang
karyawan akan mengalami kepuasan turnover ini sangat berpengaruh besar
kerja ketika ia merasakan bahwa terhadap kelancaran dan kesinambungan
pekerjaan itu cocok dengan dirinya dan perusahaan maka peneliti ingin
dapat membuat dirinya menunjukan mengetahui secara empirik apakah ada
kemampuannya yang maksimal, gaji dan hubungan antara komitmen organisasi
promosi yang sesuai harapan, adanya dan kepuasan kerja dengan intensi
perhatian dari atasan, serta memiliki turnover pada karyawan bagian produksi
kelompok kerja yang baik dan kondisi CV. X.
kerja yang nyaman. Jika kepuasan kerja

99
Anggie Rumondang Berliana Sianipar dan Kristiana Haryanti

Intensi Turnover Harnoto (2002, h. 2) menjelaskan


Fishbein dan Ajzen (dalam Nisa, tanda-tanda karyawan melakukan intense
dkk, tth) mengemukakan bahwa intensi turnover adalah:
merupakan subyektifitas individu yang a. Absensi yang meningkat
melibatkan hubungan antara dirinya dan Pada fase ini, ketidakhadiran
suatu perilaku. Maka dapat dikatakan karyawan dalam bekerja akan
bahwa intensi adalah niat seseorang meningkat. Tanggung jawab
untuk melakukan suatu hal. Handoko karyawan juga akan sangat
(1998, h. 119) mengatakan bahwa berkurang dibandingkan dengan
perputaran (turnover) adalah keluarnya sebelumnya.
karyawan dari perusahaan untuk bekerja b. Mulai malas bekerja
di perusahaan lain. Moekijat (1995, h. Karyawan akan mulai malas bekerja
80) mengartikan perpindahan sebagai karena ia merasa bahwa bekerja di
kemauan karyawan untuk meninggalkan tempat lain lebih dapat memenui
suatu perusahaan untuk perusahaan lain. keinginan karyawan tersebut.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli c. Peningkatan pelanggaran terhadap
tersebut di atas maka dapat disimpulkan tata tertib kerja
bahwa intensi turnover adalah niat Karyawan dapat melakukan
seseorang untuk berhenti dari pelanggaran di tempat kerja
perusahaan. misalnya dengan meninggalkan
Triaryati (2003, h. 88) mengatakan tempat kerja ketika jam-jam kerja
bahwa intensi turnover memiliki berlangsung maupun berbagai
indikator, antara lain sebagai berikut : a). bentuk pelanggaran lainnya.
Keinginan untuk mencari pekerjaan lain d. Meningkatnya protes terhadap
dengan gaji/upah yang lebih tinggi; b). atasan
Keinginan untuk mencari peluang karir Karyawan mulai melakukan protes
yang tidak didapatkan di perusahaan; c) terhadap kebijakan-kebijakan
Keinginan untuk mencari pekerjaan lain perusahaan pada atasan, baik
yang sesuai dengan pendidikan; d) mengenai balas jasa yang diberikan
Keinginan untuk mencari pekerjaan lain ataupun peraturan dari perusahaan
karena ingin suasana lingkungan dan yang tidak sesuai dengan keinginan
hubungan kerja yang lebih baik; e) karyawan.
Keinginan untuk mencari pekerjaan yang e. Perilaku positif yang sangat berbeda
dapat menjamin kelangsungan hidup. dari biasanya

100
Hubungan Komitmen Organisasi Dan Kepuasan Kerja

Pada tanda ini, perilaku yang c. Kepuasan kerja, adalah generalisasi


muncul biasanya karyawan akan sikap-sikap terhadap pekerjaan yang
memiliki tanggung jawab yang lebih didasarkan atas aspek-aspek
tinggi terhadap tugas yang diberikan pekerjaan yang bermacam-macam.
padanya. Tanggung jawab yang Semakin banyak aspek dalam
ditunjukan meningkat jauh dan pekerjaan yang tidak sesuai dengan
sangat berbeda dari biasanya. Hal ini keinginan individu, maka akan
sebagai tanda karyawan akan semakin tinggi ketidakpuasan kerja
melakukan turnover. seseorang. Seorang karyawan yang
Penelitian kali ini, peneliti mempunyai kepuasan kerja tinggi
menggunakan indikasi turnover dari tidak akan meninggalkan
Harnoto (2002, h. 2), yaitu absensi yang perusahaan, begitu juga sebaliknya.
meningkat, mulai malas bekerja, d. Stress kerja, dapat diartikan sebagai
peningkatan pelanggaran terhadap tata sumber atau stressor kerja yang
tertib kerja, meningkatnya protes menyebabkan reaksi individu berupa
terhadap atasan, dan perilaku positif reaksi fisiologis, psikologis, dan
yang sangat berbeda dari biasanya. perilaku.
Faktor-faktor intensi turnover e. Keadilan, adalah suatu fundamental
menurut Kraemer (2000) dalam Ridlo dari sistem kompensasi (Newman &
(2012, h. 16-23), yaitu : Milkovich, 2004 : 8). Perlakuan
a. Komitmen organisasi, adalah tingkat secara adil bagi seluruh karyawan
dimana seseorang karyawan akan meneguhkan karyawan
memihak sebuah organisasi serta semakin loyal terhadap perusahaan
tujuan-tujuan dan keinginan untuk dan akan tetap bertahan.
mempertahankan keanggotaan
dalam organisasi tersebut. Komitmen Organisasi
b. Promosi, adalah perpindahan dari Komitmen berarti keinginan
satu jabatan ke jabatan lain yang karyawan untuk tetap mempertahankan
mempunyai status dan keanggotaanya dalam organisasi dan
tanggungjawab yang lebih tinggi. bersedia melakukan usaha yang tinggi
Karyawan akan bertahan bila bagi pencapaian tujuan organisasi
peluang pendidikan dan karir (Darmawan, 2013, h. 171). Komitmen
diberikan oleh perusahaan. organisasi merupakan suatu keadaan
seorang karyawan memihak pada suatu

101
Anggie Rumondang Berliana Sianipar dan Kristiana Haryanti

organisasi dan tujuan-tujuannya, serta merasa diterima sebagai bagian dari


berniat memelihara keanggotaannya perusahaan. Hal ini dapat membuat
dalam organisasi itu (Robbins and karyawan mau bekerja dengan
Timothy, 2008, h. 100). senang hati baik dengan pimpinan
Dari berbagai pengertian komitmen maupun rekan sekerjanya.
organisasi oleh para tokoh, maka dapat c. Aspek Loyalitas Karyawan
disimpulkan definisi komitmen Memiliki makna kesedian seorang
organisasi adalah perasaan dan sikap untuk melanggengkan hubungannya
karyawan terhadap organisasinya, berupa dengan organisasi, jika dirasa perlu
keputusan individu untuk melanjutkan bahkan mengorbankan kepentingan
keanggotaanya dalam berorganisasi, pribadinya tanpa mengharapkan
serta dengan sepenuh hati menerima apapun.
tujuan perusahaan dan memberikan Allen & Meyer (dalam Umam,
kontribusi yang terbaik bagi kemajuan 2012, h. 259-265) menjelaskan terdapat
perusahaannya. tiga dimensi dari komitmen organisasi,
Steers (1985, h.53) menjelaskan 3 yaitu :
aspek utama komitmen organisasi, yaitu: a. Affective Commitment
a. Aspek Identifikasi Affective Commitment berkaitan
Organisasi dapat melakukan dengan dengan hubungan emosional anggota
memasukkan kebutuhan dan terhadap organisasinya, identifikasi
keinginan karyawan dalam tujuan dengan organisasi, dan keterlibatan
organisasi. Sehingga diharapkan anggota dengan kegiatan di
karyawan dengan rela memberikan organisasi. Ketika seorang karyawan
sumbangsih agar tujuan organisasi memiliki affective commitment yang
tercapai. Karena karyawan dapat tinggi, maka ia akan tetap bertahan
berpikir tujuan organisasi yang ada dalam sebuah organisasi karena ia
akan membawa mereka pada memang menginginkan hal itu
pemenuhan akan kebutuhan. (Umam, 2010, h. 259).
b. Aspek Keterlibatan b. Continuance Commitment
Misalnya melibatkan karyawan Pada dimensi ini anggota organisasi
dalam pembuatan keputusan memiliki kesadaran bahwa ia akan
sehingga karyawan dapat merasakan mengalami kerugian jika
bahwa hasil akhir merupakan meninggalkan organisasi. Seorang
keputusan bersama. Karyawan akan karyawan dengan continuance

102
Hubungan Komitmen Organisasi Dan Kepuasan Kerja

commitment yang tinggi akan terus Terbagi kedalam dua variabel, yaitu
bertahan dalam organisasi karena variabel demografis dan variabel
karyawan tersebut memiliki disposisional. Variabel demografis
kebutuhan untuk menjadi anggota mencakup gender, usia, status
organisasi tersebut (Umam, 2010, h. pernikahan, tingkat pendidikan, dan
259). lamanya seseorang bekerja pada
c. Normative Commitment suatu organisasi. Variabel
Karyawan dengan normative disposisional mencakup kepribadian
commitment yang tinggi akan terus dan nilai yang dimiliki anggota
menjadi anggota oraganisasi karena organisasi, termasuk kebutuhan
merasa dirinya harus berada dalam untuk berprestasi, etos kerja yang
organisasi tersebut (Umam, 2010, h. baik, kebutuhan untuk berafiliasi,
260). Individu dengan normative dan persepsi individu mengenai
commitment yang tinggi akan tetap kompetensinya sendiri.
bertahan dalam organisasi karena b. Karakteristik Organisasi
merasa adanya suatu kewajiban atau Hal-hal yang termasuk dalam
tugas. (Umam, 2010, h 264). karakterisktik organisasi adalah
Dari kedua aspek yang disebutkan struktur organisasi, desain kebijakan
oleh tokoh-tokoh di atas, terdapat dalam organisasi, dan cara
kemiripan dari setiap aspek. Penelitian mensosialisasikan kebijakan
kali ini, disimpulkan aspek-aspek organisasi tersebut.
komitmen organisasi adalah aspek c. Pengalaman Selama Berorganisasi
identifikasi, aspek keterlibatan, dan Pengalaman berorganisasi tercakup
aspek loyalitas. Aspek-aspek ini dalam kepuasan dan motivasi
mengacu pada pendapat Streers yang anggota organisasi selama berada
dirasa memiliki penjelasan yang mudah dalam organisasi, perannya dalam
dipahami. organisasi, dan hubungan antara
Ada banyak faktor-faktor yang anggota organisasi dengan
mempengaruhi komitmen organisasi. supervisor atau pemimpinnya.
Menurut Allen & Meyer (dalam Umam,
2012, h. 261-262), faktor-faktor yang Kepuasan Kerja
mempengaruhi komitmen dalam Kepuasan kerja menjadi masalah
berorganisasi adalah : yang cukup menarik dan penting, karena
a. Karakteristik Pribadi Individu terbukti memiliki manfaat yang besar

103
Anggie Rumondang Berliana Sianipar dan Kristiana Haryanti

baik bagi individu maupun bagi seberapa baik pekerjaan yang digelutinya
perusahaan. Terdapat bermacam-macam dalam memenuhi berbagai kebutuhan
pengertian tentang kepuasan kerja. hidupnya.
Pertama, pengertian yang Menurut Luthans (2006, h. 244-
memandang kepuasan kerja sebagai 245), pengaruh utama kepuasan kerja ada
suatu reaksi emosional yang kompleks. lima dimensi, yaitu :
Reaksi emosional ini merupakan akibat a. Pekerjaan itu sendiri, yaitu tugas
dari dorongan, keinginan, tuntutan, dan yang menarik, adanya kesempatan
harapan-harapan karyawan terhadap untuk belajar, dan kesempatan untuk
pekerjaan yang dihubungkan dengan menerima tanggungjawab,
realitas-realitas yang dirasakan kesesuaian anatara kepribadian dan
karyawan, sehingga menimbulkan suatu pekerjaan.
bentuk reaksi emosional yang berwujud b. Gaji, tidak hanya membantu orang
perasaan senang, perasaan puas, ataupun memperoleh kepuasan dasar, tetapi
perasaan tidak puas. juga alat untuk memberikan
Kedua, pengertian yang kebutuhan kepuasan pada tingkat
menyatakan bahwa kepuasan kerja yang lebih tinggi.
adalah suatu sikap karyawan terhadap c. Kesempatan untuk maju (promosi),
pekerjaan yang berhubungan dengan individu yang sering di promosikan
situasi kerja, kerja sama antar karyawan, atas dasar senioritas sering
imbalan yang diterima dalam kerja, dan mengalami kepuasan kerja, tetapi
hal-hal yang menyangkut faktor fisik dan tidak sebanyak orang yang
psikologis. Sikap terhadap pekerjaan ini dipromosikan atas dasar kinerja.
merupakan hasil dari sejumlah sikap d. Pengawasan, merupakan
khusus individu terhadap faktor-faktor kemampuan penyila untuk
dalam pekerjaan, penyesuaian diri memberikan bantuan teknis dan
individu, dan hubungan sosial indovidu dukungan perilaku. Dimensi pertama
di luar pekerjaan sehingga menimbulkan berpusat pada karyawan, diukur
sikap umum individu terhadap pekerjaan menurut tingkat dimana penyedia
yang dihadapinya (Sutrisno, 2012, h. 74). menggunakan ketertarikan personal
Jadi, dapat disimpulkan kepuasan dan peduli pada karyawan. Dimensi
kerja adalah emosi positif yang muncul kedua adalah partisipasi atau
dalam sikap positif pula terhadap pengaruh.
pekerjaannya, karena adanya persepsi

104
Hubungan Komitmen Organisasi Dan Kepuasan Kerja

e. Rekan kerja, tingkat di mana rekan dengan sepenuh hati bagi perusahaan.
kerja pandai secara teknis dan Keterlibatan karyawan dalam
mendukung secara sosial. Rekan perusahaan dapat meningkatkan
kerja atau tim yang kooperatif komitmen organisasi karyawan tersebut.
merupakan sumber kepuasan kerja. Keterlibatan karyawan dapat mencakup
sumbangsih keputusan dalam membuat
HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN kebijakan-kebijakan perusahaan.
ORGANISASI DENGAN INTENSI Sehingga apapun hasilnya adalah
TURNOVER keputusan bersama yang telah disepakati
Mempertahankan karyawan pada oleh seluruh karyawan.
sebuah perusahaan tidaklah mudah, ada Komitmen organisasi juga
banyak faktor yang mempengaruhi. mencakup tentang loyalitas dan rasa
Moekijat (1995, h. 80) mengartikan memiliki. Ketika karyawan mempunyai
perpindahan sebagai kemauan karyawan loyalitas dan rasa memiliki yang tinggi
untuk meninggalkan suatu perusahaan pada perusahaan, maka karyawan akan
untuk perusahaan lain. Menurut Handoyo rela mengorbankan kepentingan
(dalam Agustian, 2011, h. 14) terdapat pribadinya untuk perusahaan, bahkan
dua faktor yang mempengaruhi seorang tanpa mengharapkan imbalan yang
karyawan untuk berhenti bekerja atau sepadan. Apabila loyalitas dan rasa
bertahan pada perusahaan, yaitu memiliki rendah, maka karyawan
komitmen organisasi dan kepuasan kerja. cenderung mengundurkan diri dan
Salah satu faktor yang mendukung mencari pekerjaan lain.
seseorang untuk tetap bertahan dalam
sebuah perusahaan adalah komitmen HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN
organisasi yang tinggi. Darmawan (2013, KERJA DENGAN INTENSI
h. 171) menjelaskan komitmen berarti TURNOVER
keinginan karyawan untuk tetap Sumber daya manusia sangat
mempertahankan keanggotaanya dalam menentukan perjalanan karir perusahaan.
organisasi dan bersedia melakukan usaha Tenaga kerja yang kompeten, cenderung
yang tinggi bagi pencapaian tujuan mencari pekerjaan yang dapat
organisasi. Semakin tinggi komitmen memberikannya kepuasan kerja tinggi.
organisasi karyawan, maka karyawan Apabila sebuah perusahaan tidak dapat
akan tetap memilih tinggal di perusahaan memberikannya kepuasan kerja, maka ia
dan memberikan performance terbaiknya akan cenderung berhenti dari

105
Anggie Rumondang Berliana Sianipar dan Kristiana Haryanti

pekerjaannya dan mencari pekerjaan lain. membuatnya karyawan menjadi merasa


hal ini mengakibatkan adanya turnover nyaman di tempat kerja dan tidak
pada sebuah perusahaan. memiliki keinginan untuk mencari
Menurut Umam (2012, h. 192) alternatif pekerjaan lain atau
kepuasan kerja merupakan sikap (positif) memutuskan untuk keluar dari pekerjaan.
tenaga kerja terhadap pekerjaannya, yang
timbul berdasarkan penilaian terhadap HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN
situasi kerja. Secara lebih jelas, kepuasan ORGANISASI DAN KEPUASAN
kerja dapat diartikan sebagai perasaan KERJA DENGAN INTENSI
puas yang mendukung karyawan untuk TURNOVER
bersikap positif terhadap pekerjaannya Sumber daya manusia (SDM)
maupun kondisi dirinya sendiri, karena adalah salah satu aset usaha berharga.
kebutuhan-kebutuhannya terpenuhi. Jika pengelolaan aset SDM tidak
Kepuasan kerja dipengaruhi oleh faktor dilakukan dengan baik, maka timbul
pegawai (diri sendiri), faktor pekerjaan, kecenderungan untuk berpindah tempat
gaji yang dirasakan adil, kondisi kerja kerja. Karyawan yang memutuskan
yang menunjang, dan hubungan dengan keluar dari pekerjaan dikenal dengan
rekan kerja, yang meliputi hubungan istilah turnover. Ada banyak faktor yang
dengan rekan sekerja, hubungan dengan mempengaruhi keinginan (intensi)
atasan, dan hubungan dengan bawahan. turnover. Faktor-faktor tersebut meliputi
Apabila faktor-faktor ini terpenuhi, maka tingkat komitmen, kepuasan kerja,
seseorang akan merasa puas di tempat kepercayaan, respek, dukungan
kerja. manajemen, perkembangan dan
Karyawan dengan kepuasan kerja kewajaran karier, serta kondisi dan
tinggi akan merasa senang dan bahagia peningkatkan kerja. Dalam penelitian ini
dalam melakukan pekerjaannya. peneliti menyoroti dua faktor yang dapat
Karyawan akan cenderung merasa puas mempengaruhi intensi turnover yaitu
jika keberadaannya diakui dan komitmen organisasi dan kepuasan kerja.
kemampuannya diperhitungkan. Hal ini Luthans (2006, h. 149) menyatakan
akan membuat karyawan merasa nyaman bahwa komitmen organisasi merupakan
dengan jenis pekerjaannya dan dapat sikap yang merefleksikan loyalitas
mengaktualisasikan dirinya. Situasi karyawan pada organisasi dan proses
pekerjaan yang dapat membuat karyawan berkelanjutan di mana anggota organisasi
merasa senang dan puas ini akan mengekspresikan perhatiannya terhadap

106
Hubungan Komitmen Organisasi Dan Kepuasan Kerja

organisasi dan keberhasilan serta atau keluar dari pekerjaan mempunyai


kemajuan yang berkelanjutan. Menurut akibat-akibat ekonomis yang besar dan
Darmawan (2013, h. 171) komitmen kemungkinan berhubungan dengan
berarti keinginan karyawan untuk tetap ketidakpuasan kerja (Sutrisno, 2012, h.
mempertahankan keanggotaannya dalam 81). Ketika karyawan puas dengan
organisasi dan bersedia melakukan usaha pekerjaannya, maka ia akan memilih
yang tinggi bagi pencapaian tujuan tetap tinggal di perusahaan.
organisasi. Kecenderungan untuk keluar dari
Karyawan yang berkomitmen organisasi berhubungan negatif dengan
terhadap organisasi memiliki kepuasan kerja (Mobley, 1978).
kemungkinan untuk tetap bertahan di
organisasi lebih tinggi ketimbang HIPOTESIS MAYOR
individu-individu yang tidak memiliki Ada hubungan antara komitmen
komitmen. Karyawan yang memiliki organisasi dan kepuasan kerja dengan
komitmen tinggi cenderung intensi turnover.
menunjukkan keterlibatan yang tinggi
dalam bentuk sikap dan perilaku. HIPOTESIS MINOR
Komitmen organisasi membawa seorang a. Ada hubungan negatif antara
karyawan pada pemberian kontribusi komitmen organisasi dengan intensi
terbaik bagi kemajuan perusahaan, tanpa turnover. Semakin rendah komitmen
memperhitungkan apa yang dapat organisasi, maka semakin tinggi
perusahaan berikan kepadanya. intensi turnover, begitu juga
Karyawan akan cenderung tetap bekerja sebaliknya.
pada perusahaan yang memiliki nilai dan b. Ada hubungan negatif antara
tujuan yang serupa dengan dirinya. kepuasan kerja dengan intensi
Faktor kepuasan kerja juga turnover. Semakin rendah kepuasan
mempengaruhi intensi turnover. kerja yang dialami, maka semakin
Kepuasan kerja adalah suatu perasaan tinggi intensi turnover, begitu juga
menyenangkan, merupakan hasil dari sebaliknya.
persepsi individu dalam rangka
meyelesaikan tugas atau memenuhi METODE PENELITIAN
kebutuhannya untuk memperoleh nilai- Metode penelitian yang digunakan
nilai kerja yang penting bagi dirinya dalam penelitian kali ini adalah metode
(Wijono, 2012, h. 119). Perilaku berhenti penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif

107
Anggie Rumondang Berliana Sianipar dan Kristiana Haryanti

menekankan analisisnya pada data-data didapat, maka semakin tinggi intensi


numerikal (angka) yang diolah dengan turnover pada karyawan bidang
metode statistika (Arikunto, 2006. h. 12). produksi. Begitu juga sebaliknya,
semakin rendah skor yang didapat,
IDENTIFIKASI VARIABEL maka semakin rendah intensi
PENELITIAN turnover yang terjadi.
Variabel yang akan digunakan b. Komitmen Organisasi
dalam penelitian kali ini adalah : Komitmen organisasi adalah
a. Variabel Tergantung (Y) : perasaan dan sikap karyawan
Intensi Turnover terhadap organisasinya dan memiliki
b. Variabel Bebas 1 (X1): bentuk nyata berupa keputusan
Komitmen Organisasi individu untuk melanjutkan
c. Variabel Bebas 2 (X2): keanggotaanya dalam berorganisasi,
Kepuasan Kerja serta dengan sepenuh hati menerima
tujuan perusahaan dan memberikan
DEFINISI OPERASIONAL kontribusi yang terbaik bagi
VARIABEL PENELITIAN kemajuan perusahaannya.
a. Intensi Turnover Pengukuran komitmen organisasi
Intensi turnover adalah niat menggunakan skala komitmen
seseorang untuk berhenti dari organisasi, berdasarkan aspek
perusahaan karena suatu alasan baik identifikasi, aspek keterlibatan, dan
secara sukarela (berasal dari dalam aspek loyalitas. Semakin tinggi skor
diri sendiri) maupun secara tidak yang didapat, maka semakin rendah
sukarela (pemutusan hubungan kerja intensi turnover pada karyawan
dari perusahaan). Pengukuran intensi bidang produksi. Begitu juga
turnover menggunakan skala intensi sebaliknya, semakin rendah skor
turnover berdasarkan indikasi intensi yang didapat, maka semakin tinggi
turnover, yaitu absensi yang intensi turnover yang terjadi.
meningkat, mulai malas bekerja, c. Kepuasan Kerja
peningkatan pelanggaran terhadap Kepuasan kerja adalah
tata tertib kerja, meningkatnya perasaan yang mendukung karyawan
protes terhadap atasan, dan perilaku untuk bersikap positif terhadap
positif yang sangat berbeda dari pekerjaannya maupun kondisi
biasanya. Semakin tinggi skor yang dirinya sendiri. Pengukuran

108
Hubungan Komitmen Organisasi Dan Kepuasan Kerja

kepuasan kerja menggunakan skala subyek dapat memilih jawaban-jawaban


kepuasan kerja, berdasarkan aspek- yang telah disediakan dalam skala atau
aspek pekerjaan itu sendiri, gaji, yang sudah ditentukan, sehingga subyek
promosi, pengawasan, dan rekan tidak dapat menentukan respon atau
kerja. Semakin tinggi skor yang jawaban seluas-luasnya (Azwar, 1998, h.
didapat, maka semakin rendah 5). Skala yang digunakan untuk
intensi turnover pada karyawan mengukur variabel-variabel penelitian ini
bidang produksi. Begitu juga ada 3 (tiga) skala yaitu: 1). Skala Intensi
sebaliknya, semakin rendah skor Turnover (21 item), dengan reliabilitas
yang didapat, maka semakin tinggi sebesar 0,834; 2). Skala Komitmen
intensi turnover yang terjadi. Organisasi (19 item), dengan reliabilitas
sebesar 0,844; 3). Skala Kepuasan Kerja
SUBYEK PENELITIAN (21 item) dengan reliabilitas 0,875.
Populasi yang digunakan dalam
penelitian kali ini adalah seluruh HASIL PENELITIAN
karyawan bidang produksi CV X. Hasil uji hipotesis mayor yaitu
Pengambilan sampel yang digunakan hubungan antara komitmen organisasi
dalam penelitian ini adalah cluster dan kepuasan kerja dengan intensi
sampling, yaitu pengambilan sampelnya turnover diperoleh koefisien korelasi
berdasarkan daerah populasi yang telah Rx1x2y = 0,820 dengan nilai uji F =
ditetapkan (Sugiyono, 2012, h. 83). 51,217 dan p < 0,01. Dengan demikian
Sampel yang akan digunakan adalah maka hipotesis mayor diterima.
seluruh karyawan bidang produksi CV. Hasil uji hipotesis minor yang
X yang bekerja pada shift pagi. Jumlah pertama yaitu hubungan antara
keseluruhan subyek yang ikut dalam komitmen organisasi dengan intensi
penelitian ini adalah 53 orang. turnover diperoleh nilai koefisien
korelasi rx1y = -0,655 dengan p < 0,01,
METODE PENGUMPULAN DATA maka hipotesis minor pertama diterima.
Teknik pengambilan data yang Sedangkan hasil uji hipotesis minor yang
digunakan dalam penelitian kali ini kedua yaitu hubungan antara kepuasan
adalah dengan menggunakan skala. Skala kerja dengan intensi turnover diperoleh
yang digunakan kali ini bersifat langsung koefisien korelasi rx2y = -0,817 dengan p
dan tertutup, yaitu skala langsung < 0,01, maka hipotesis minor kedua
diberikan kepada subyek dan kemudian diterima.

109
Anggie Rumondang Berliana Sianipar dan Kristiana Haryanti

PEMBAHASAN diantaranya terdapat faktor komitmen


Setelah melakukan uji asumsi dan organisasi dan kepuasan kerja.
uji hipotesis, maka diperoleh Rx1x2y = Pada hipotesis minor pertama
0,820 dengan nilai uji F = 51,217 dan diperoleh koefisien korelasi rx1y = -0,655
nilai p < 0,01, yang membuktikan ada dengan p < 0,01, yang menunjukkan ada
hubungan yang sangat signifikan antara hubungan negatif yang sangat signifikan
komitmen organisasi dan kepuasan kerja antara komitmen organisasi dengan
terhadap intensi turnover, dengan intensi turnover, dengan demikian
demikian hipotesis mayor diterima. Hasil hipotesis minor pertama diterima. Hasil
penelitian ini sejalan dengan yang penelitian ini sesuai dengan penelitian
dilakukan oleh Safitri (2013) yaitu yang dilakukan sebelumnya oleh Sari
adanya hubungan yang signifikan antara (tth). Hasil penelitiannya menunjukkan
kepuasan kerja dan komitmen organisasi bahwa terdapat hubungan negatif antara
dengan intensi turnover. Hasil penelitian komitmen organisasi dan niat berpindah
ini juga mendukung hasil penelitian dari pekerjaan pada karyawan hotel di kota
Wilandha dan Ratri (2012) yang juga Malang. Nilai rxy yang didapat sebesar -
menyatakan bahwan kepuasan kerja dan 0,676 dan p = 0,00 (p < 0,05), yang
komitmen organisasi secara bersama- berarti semakin tinggi komitmen
sama memberikan pengaruh secara organisasi karyawan maka semakin
signifikan pada intensi turnover. rendah tingkat niat berpindah pekerjaan.
Apabila dilihat dari nilai ajusted R2 Hasil penelitian yang sama juga
= 0,659 maka sumbangan efektif yang diungkapkan oleh Handaru dan Nailul
diberikan oleh kedua variabel bebas (2012), yang melalui kesimpulannya
(komitmen organisasi dan kepuasan mengungkapkan bahwa komitmen
kerja) adalah sebesar 65,90% dan sisanya organisasi memiliki pengaruh yang
yaitu sebesar 34,1% dipengaruhi oleh signifikan terhadap intensi turnover.
faktor-faktor intensi turnover yang tidak Hussain dan Asif (2012) dalam
diteliti pada penelitian kali ini. Hal ini penelitiannya di Pakistan juga
mendukung dengan apa yang menyatakan bahwa komitmen organisasi
dikemukakan oleh Kraemer (2000) memberikan dukungan negatif terhadap
dalam Ridlo (2012, h. 16-23) faktor- intensi turnover. Hussain dan Asif
faktor intensi turnover yaitu : komitmen (2012) juga menuliskan bahwa
organisasi, promosi, kepuasan kerja, komitmen organisasi adalah kunci dari
stress kerja, dan keadilan. Dua faktor yang membuat seorang karyawan

110
Hubungan Komitmen Organisasi Dan Kepuasan Kerja

tetap bertahan dan bekerja pada hasil penelitian dari Purnanti (2007),
perusahaan dalam waktu yang lama. yang memberikan kesimpulan bahwa
Penelitian dari Baron dan Greenberg kepuasan kerja berpengaruh negatif
(1990) dalam Umam (2012, h. 259), juga signifikan terhadap turnover intention.
menyatakan bahwa komitmen memiliki Novliadi (2007) dalam hasil
arti penerimaan yang kuat dalam penelitiannya juga mengungkapkan hal
individu terhadap tujuan dan nilai-nilai yang serupa, bahwa kepuasan kerja
perusahaan, sehingga individu tersebut dengan intensi turnover karyawan
akan berusaha dan berkarya serta bersifat negatif. Di mana semakin tinggi
memiliki hasrat yang kuat untuk tetap kepuasan kerja karyawan maka semakin
bertahan di perusahaan tersebut. rendah tingkat intensi turnover
Menurut Darmawan (2013, h. 168), karyawan, begitu juga sebaliknya. Hasil
tingginya komitmen organisasi penelitian Randhawa (2007) juga
menyebabkan karyawan tidak memiliki mengungkapkan hasil yang serupa yaitu
keinginan untuk meninggalkan adanya hubungan yang negatif signifikan
organisasi tersebut. Karyawan akan antara kepuasan kerja dan intensi
berjuang untuk melakukan segala sesuatu turnover. Semakin tinggi kepuasan kerja,
demi kemajuan perusahaannya serta semakin rendah tingkat karyawan yang
karirnya sendiri. Seseorang yang keluar dari perusahaan
memiliki komitmen organisasi yang
tinggi akan cenderung menunjukkan Penelitian ini tidak lepas dari beberapa
keterlibatan yang tinggi pula sebagai kelemahan, antara lain :
karyawan dalam sebuah organisasi. a. Metode pengumpulan data yang
Karyawan yang memiliki komitmen kurang tepat untuk aspek tertentu
organisasi memiliki kemungkinan akan dari sebuah variabel, dalam
tetap bertahan dalam organisasi penelitian ini adalah pada
dibandingkan dengan individu yang tidak pengukuran absensi pada variabel
memiliki komitmen organisasi. kepuasan kerja dengan
Hipotesis minor kedua, diperoleh menggunakan metode pengumpulan
nilai rx2y = -0,817 dengan p < 0,01, maka data skala, seharusnya menggunakan
hipotesis minor kedua diterima, yaitu ada data presensi yang ada.
hubungan negatif yang sangat signifikan b. Hasil analisis data juga
antara kepuasan kerja dengan intensi menunjukkan bahwa terdapat
turnover. Penelitian ini sejalan dengan korelasi antara kepuasan kerja

111
Anggie Rumondang Berliana Sianipar dan Kristiana Haryanti

dengan komitmen organisasi, yang mendorong terjadinya


dengan nilai rx1x2 = 0,748 dan p < intensi turnover.
0,01. Korelasi ini menjelaskan b. Pengambilan sampel dapat
adanya hubungan linear yang tinggi dilakukan secara random dan
antara kedua variabel independen, menambah jumlah subyek
sehingga terjadi overlapping penelitian.
diantara keduanya. Tingginya rx1x2 c. Menggunakan metode
menunjukkan adanya indikator pengumpulan data yang lebih
kurang baik pada sebuah penelitian, sesuai terhadap aspek yang akan
karena penelitian yang baik diukur.
seharusnya variabel independen d. Melakukan tryout skala sebelum
memiliki korelasi yang rendah. pengambilan data yang
Sehingga dapat dikatakan komitmen sebenarnya dilaksanakan
organisasi juga dipengaruhi secara sehingga subyek penelitian
tidak langsung oleh kepuasan kerja, dapat mengisi skala yang sudah
begitu juga sebaliknya. terbukti valid.

SARAN DAFTAR PUSTAKA


Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan dan hasil dari kesimpulan, Agustian, R. 2011. Intensi Turnover pada
maka peneliti memberikan saran antara Karyawan Kontrak Ditinjau Dari
lain sebagai berikut : Job Insecurity dan Status
1. Bagi Perusahaan Perkawinan. Skripsi (tidak
Perusahaan dapat membuat program diterbitkan). Semarang: Universitas
perencanaan untuk meningkatkan Katolik Soegijapranata.
kepuasan kerja karyawan, yang Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian
berdampak pada peningkatan Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
komitmen organisasi karyawan pada Rineka Cipta.
perusahaan, sehingga intensi Azwar, S. 1998. Metode Penelitian.
turnover dapat diminimalisir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
2. Bagi Peneliti Lain Darmawan, H. D. 2013. Prinsip-prinsip
a. Menggunakan atau Perilaku Organisasi. Surabaya:
menambahkan faktor-faktor lain Pena Semesta.

112
Hubungan Komitmen Organisasi Dan Kepuasan Kerja

Handaru, A. W. dan Nailul M. 2012. Moekijat. 1995. Manajemen Personalia


Pengaruh Kepuasan Gaji dan dan Sumerdaya Manusia.
Komitmen Organisasi Terhadap Bandung: Mandar Maju.
Intensi Turnover Pada Divisi PT Nisa, H. D. W., dkk. tth. Hubungan
Jamsostek. Jurnal Riset Antara Iklim Organisasi Dengan
Manajemen Sains Indonesia Intensi Turnover Pada Karyawan.
(JRMSI) Vol. 3, No. 1. Jurnal. Malang: Universitas
Handoko, T. H. 1998. Manajemen Muhammadiyah.
Personalia dan Sumber Daya Novliadi, F. 2007. Intensi Turnover
Manusia Edisi 2. Yogyakarta: Karyawan Ditinjau Dari Budaya
BPFE. Perusahaan dan Kepuasan Kerja.
Harnoto. 2002. Manajemen Sumber Makalah. Program Studi Psikologi
Daya Manusia (2nd ed). Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
PT. Prehallindo. Sumatera Utara, Medan.
Hussain, T., and S. Asif. 2012. Is Purnanti, T. 2007. Pengaruh Kepuasan
Employees’ Turnover Intention Kerja Terhadap Turnover Intention
Driven By Organizational dengan Persepsi Kesempatan
Commitment and Perceived Memperoleh Pekerjaan Lain
Organizational Support. Journal of Sebagai Variabel Moderator Pada
Quality and Technology Karyawan Marketing PT. Manulife
Management, Volume VIII, Issue Financial di Surabaya.
II. Rangkuman Skripsi. Surabaya:
Luthans, F. 2006. Perilaku Organisasi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Edisi Sepuluh. Yogyakarta: ANDI. Perbanas.
Meyer J.P., & Allen, N. J.. 1997. Randhawa, Ms. G. 2007. Relationship
Commitment in the Workplace : between Job Satisfaction and
Theory, Research, and Aplication Turnover Intentions : An Empirical
Advanced Topics in Organizational Analysis. Journal. Indian
Behavior. USA: Sage Publication, Management Studies Journal 11
Inc. (2007) 149-159.
Mobley, W. H. 1986. Pergantian Ranupandojo, H. dan Suad H. 1997.
Karyawan : Sebab Akibat dan Manajemen Personalia Edisi
Pengendaliannya. Jakarta: PT Keempat Cetakan Ketujuh.
Pustaka Binaman Pressindo. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

113
Anggie Rumondang Berliana Sianipar dan Kristiana Haryanti

Ridlo, I. A. 2012. Turn Over Karyawan Triaryati, N. 2003. Pengaruh Adaptasi


“Kajian Literatur”. Surabaya: Kebijakan Mengenai Work Family
Public Health Movement. Issue Terhadap Absen dan
Robbins, S. P., and Timothy A. J. 2008. Turnover. Jurnal Manajemen dan
Perilaku Organisasi Buku 1, Edisi Kewirausahaan, Vol. 5 (1).
12. Jakarta: Salemba Empat. Umam, K. 2012. Perilaku Organisasi.
Safitri, R. Y. 2013. Hubungan Antara Bandung: CV Pustaka Setia.
Kepuasan Kerja dan Komitmen Wilandha, dkk. 2012. The Influence of
Organisasi Dengan Intensi Job Satisfacion and Organizational
Turnover Pada Guru. Jurnal. Commitment to Employee
Character, Volume 01, Nomor 02. Turnover Intentions in H
Sari, A. E. P. tth. Hubungan Komitmen Company. Journal. The 3rd
Organisasi dan Niat Berpindah International Conference on
Pekerjaan (Turnover Intention) Technology and Operations
Pada Karyawan Hotel di Kota Management.
Malang. Jurnal. Malang : Wijono, S. 2012. Psikologi Industri dan
Universitas Negeri Malang. Organisasi Edisi Revisi. Jakarta:
Siagian, S. P. 2011. Manajemen Sumber Kencana.
Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Steers, R. M. 1985. Efektifitas
Organisasi Cetakan Kedua.
Terjemahan Djoerban Wahid.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sugiyono, Prof. Dr.. 2012. Metode
Penelitian Kuantitatif Kualitatif
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suryabrata, S. 2013. Metodologi
Penelitian. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.
Sutrisno, H. E. 2012. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Kencana.

114

Anda mungkin juga menyukai