ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris hubungan antara komitmen
organisasi dan kepuasan kerja dengan intensi turnover pada karyawan bagian produksi
CV. X. Hipotesis mayor yang diajukan adalah ada hubungan antara komitmen
organisasi dan kepuasan kerja dengan intensi turnover. Metode yang digunakan adalah
kuantitatif, dengan alat ukur berupa skala intensi turnover, skala komitmen organisasi,
dan skala kepuasan kerja. Pengambilan sampel menggunakan cluster sampling dan
jumlah sampel yang digunakan 53 orang bagian produksi.
Hasil perhitungannya adalah Rx1x2y = 0,820 (p < 0,01) maka hipotesis mayor
diterima, artinya ada hubungan yang positif dan signifikan antara komitmen organisasi
dan kepuasan kerja dengan intensi turnover. Hasil perhitungan hipotesis minor pertama
adalah r = -0,655 (p < 0,01), maka hipotesis minor pertama diterima, yang berarti ada
hubungan negatif antara komitmen organisasi dengan intensi turnover. Semakin tinggi
komitmen terhadap organisasi maka akan semakin rendah intensi turnover dan
sebaliknya. Hasil perhitungan hipotesis minor kedua adalah r = -0,817 (p < 0,01),
maka hipotesis minor kedua diterima, artinya semakin tinggi kepuasan kerja maka
semakin rendah intensi turnover dan sebaliknya.
98
Hubungan Komitmen Organisasi Dan Kepuasan Kerja
99
Anggie Rumondang Berliana Sianipar dan Kristiana Haryanti
100
Hubungan Komitmen Organisasi Dan Kepuasan Kerja
101
Anggie Rumondang Berliana Sianipar dan Kristiana Haryanti
102
Hubungan Komitmen Organisasi Dan Kepuasan Kerja
commitment yang tinggi akan terus Terbagi kedalam dua variabel, yaitu
bertahan dalam organisasi karena variabel demografis dan variabel
karyawan tersebut memiliki disposisional. Variabel demografis
kebutuhan untuk menjadi anggota mencakup gender, usia, status
organisasi tersebut (Umam, 2010, h. pernikahan, tingkat pendidikan, dan
259). lamanya seseorang bekerja pada
c. Normative Commitment suatu organisasi. Variabel
Karyawan dengan normative disposisional mencakup kepribadian
commitment yang tinggi akan terus dan nilai yang dimiliki anggota
menjadi anggota oraganisasi karena organisasi, termasuk kebutuhan
merasa dirinya harus berada dalam untuk berprestasi, etos kerja yang
organisasi tersebut (Umam, 2010, h. baik, kebutuhan untuk berafiliasi,
260). Individu dengan normative dan persepsi individu mengenai
commitment yang tinggi akan tetap kompetensinya sendiri.
bertahan dalam organisasi karena b. Karakteristik Organisasi
merasa adanya suatu kewajiban atau Hal-hal yang termasuk dalam
tugas. (Umam, 2010, h 264). karakterisktik organisasi adalah
Dari kedua aspek yang disebutkan struktur organisasi, desain kebijakan
oleh tokoh-tokoh di atas, terdapat dalam organisasi, dan cara
kemiripan dari setiap aspek. Penelitian mensosialisasikan kebijakan
kali ini, disimpulkan aspek-aspek organisasi tersebut.
komitmen organisasi adalah aspek c. Pengalaman Selama Berorganisasi
identifikasi, aspek keterlibatan, dan Pengalaman berorganisasi tercakup
aspek loyalitas. Aspek-aspek ini dalam kepuasan dan motivasi
mengacu pada pendapat Streers yang anggota organisasi selama berada
dirasa memiliki penjelasan yang mudah dalam organisasi, perannya dalam
dipahami. organisasi, dan hubungan antara
Ada banyak faktor-faktor yang anggota organisasi dengan
mempengaruhi komitmen organisasi. supervisor atau pemimpinnya.
Menurut Allen & Meyer (dalam Umam,
2012, h. 261-262), faktor-faktor yang Kepuasan Kerja
mempengaruhi komitmen dalam Kepuasan kerja menjadi masalah
berorganisasi adalah : yang cukup menarik dan penting, karena
a. Karakteristik Pribadi Individu terbukti memiliki manfaat yang besar
103
Anggie Rumondang Berliana Sianipar dan Kristiana Haryanti
baik bagi individu maupun bagi seberapa baik pekerjaan yang digelutinya
perusahaan. Terdapat bermacam-macam dalam memenuhi berbagai kebutuhan
pengertian tentang kepuasan kerja. hidupnya.
Pertama, pengertian yang Menurut Luthans (2006, h. 244-
memandang kepuasan kerja sebagai 245), pengaruh utama kepuasan kerja ada
suatu reaksi emosional yang kompleks. lima dimensi, yaitu :
Reaksi emosional ini merupakan akibat a. Pekerjaan itu sendiri, yaitu tugas
dari dorongan, keinginan, tuntutan, dan yang menarik, adanya kesempatan
harapan-harapan karyawan terhadap untuk belajar, dan kesempatan untuk
pekerjaan yang dihubungkan dengan menerima tanggungjawab,
realitas-realitas yang dirasakan kesesuaian anatara kepribadian dan
karyawan, sehingga menimbulkan suatu pekerjaan.
bentuk reaksi emosional yang berwujud b. Gaji, tidak hanya membantu orang
perasaan senang, perasaan puas, ataupun memperoleh kepuasan dasar, tetapi
perasaan tidak puas. juga alat untuk memberikan
Kedua, pengertian yang kebutuhan kepuasan pada tingkat
menyatakan bahwa kepuasan kerja yang lebih tinggi.
adalah suatu sikap karyawan terhadap c. Kesempatan untuk maju (promosi),
pekerjaan yang berhubungan dengan individu yang sering di promosikan
situasi kerja, kerja sama antar karyawan, atas dasar senioritas sering
imbalan yang diterima dalam kerja, dan mengalami kepuasan kerja, tetapi
hal-hal yang menyangkut faktor fisik dan tidak sebanyak orang yang
psikologis. Sikap terhadap pekerjaan ini dipromosikan atas dasar kinerja.
merupakan hasil dari sejumlah sikap d. Pengawasan, merupakan
khusus individu terhadap faktor-faktor kemampuan penyila untuk
dalam pekerjaan, penyesuaian diri memberikan bantuan teknis dan
individu, dan hubungan sosial indovidu dukungan perilaku. Dimensi pertama
di luar pekerjaan sehingga menimbulkan berpusat pada karyawan, diukur
sikap umum individu terhadap pekerjaan menurut tingkat dimana penyedia
yang dihadapinya (Sutrisno, 2012, h. 74). menggunakan ketertarikan personal
Jadi, dapat disimpulkan kepuasan dan peduli pada karyawan. Dimensi
kerja adalah emosi positif yang muncul kedua adalah partisipasi atau
dalam sikap positif pula terhadap pengaruh.
pekerjaannya, karena adanya persepsi
104
Hubungan Komitmen Organisasi Dan Kepuasan Kerja
e. Rekan kerja, tingkat di mana rekan dengan sepenuh hati bagi perusahaan.
kerja pandai secara teknis dan Keterlibatan karyawan dalam
mendukung secara sosial. Rekan perusahaan dapat meningkatkan
kerja atau tim yang kooperatif komitmen organisasi karyawan tersebut.
merupakan sumber kepuasan kerja. Keterlibatan karyawan dapat mencakup
sumbangsih keputusan dalam membuat
HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN kebijakan-kebijakan perusahaan.
ORGANISASI DENGAN INTENSI Sehingga apapun hasilnya adalah
TURNOVER keputusan bersama yang telah disepakati
Mempertahankan karyawan pada oleh seluruh karyawan.
sebuah perusahaan tidaklah mudah, ada Komitmen organisasi juga
banyak faktor yang mempengaruhi. mencakup tentang loyalitas dan rasa
Moekijat (1995, h. 80) mengartikan memiliki. Ketika karyawan mempunyai
perpindahan sebagai kemauan karyawan loyalitas dan rasa memiliki yang tinggi
untuk meninggalkan suatu perusahaan pada perusahaan, maka karyawan akan
untuk perusahaan lain. Menurut Handoyo rela mengorbankan kepentingan
(dalam Agustian, 2011, h. 14) terdapat pribadinya untuk perusahaan, bahkan
dua faktor yang mempengaruhi seorang tanpa mengharapkan imbalan yang
karyawan untuk berhenti bekerja atau sepadan. Apabila loyalitas dan rasa
bertahan pada perusahaan, yaitu memiliki rendah, maka karyawan
komitmen organisasi dan kepuasan kerja. cenderung mengundurkan diri dan
Salah satu faktor yang mendukung mencari pekerjaan lain.
seseorang untuk tetap bertahan dalam
sebuah perusahaan adalah komitmen HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN
organisasi yang tinggi. Darmawan (2013, KERJA DENGAN INTENSI
h. 171) menjelaskan komitmen berarti TURNOVER
keinginan karyawan untuk tetap Sumber daya manusia sangat
mempertahankan keanggotaanya dalam menentukan perjalanan karir perusahaan.
organisasi dan bersedia melakukan usaha Tenaga kerja yang kompeten, cenderung
yang tinggi bagi pencapaian tujuan mencari pekerjaan yang dapat
organisasi. Semakin tinggi komitmen memberikannya kepuasan kerja tinggi.
organisasi karyawan, maka karyawan Apabila sebuah perusahaan tidak dapat
akan tetap memilih tinggal di perusahaan memberikannya kepuasan kerja, maka ia
dan memberikan performance terbaiknya akan cenderung berhenti dari
105
Anggie Rumondang Berliana Sianipar dan Kristiana Haryanti
106
Hubungan Komitmen Organisasi Dan Kepuasan Kerja
107
Anggie Rumondang Berliana Sianipar dan Kristiana Haryanti
108
Hubungan Komitmen Organisasi Dan Kepuasan Kerja
109
Anggie Rumondang Berliana Sianipar dan Kristiana Haryanti
110
Hubungan Komitmen Organisasi Dan Kepuasan Kerja
tetap bertahan dan bekerja pada hasil penelitian dari Purnanti (2007),
perusahaan dalam waktu yang lama. yang memberikan kesimpulan bahwa
Penelitian dari Baron dan Greenberg kepuasan kerja berpengaruh negatif
(1990) dalam Umam (2012, h. 259), juga signifikan terhadap turnover intention.
menyatakan bahwa komitmen memiliki Novliadi (2007) dalam hasil
arti penerimaan yang kuat dalam penelitiannya juga mengungkapkan hal
individu terhadap tujuan dan nilai-nilai yang serupa, bahwa kepuasan kerja
perusahaan, sehingga individu tersebut dengan intensi turnover karyawan
akan berusaha dan berkarya serta bersifat negatif. Di mana semakin tinggi
memiliki hasrat yang kuat untuk tetap kepuasan kerja karyawan maka semakin
bertahan di perusahaan tersebut. rendah tingkat intensi turnover
Menurut Darmawan (2013, h. 168), karyawan, begitu juga sebaliknya. Hasil
tingginya komitmen organisasi penelitian Randhawa (2007) juga
menyebabkan karyawan tidak memiliki mengungkapkan hasil yang serupa yaitu
keinginan untuk meninggalkan adanya hubungan yang negatif signifikan
organisasi tersebut. Karyawan akan antara kepuasan kerja dan intensi
berjuang untuk melakukan segala sesuatu turnover. Semakin tinggi kepuasan kerja,
demi kemajuan perusahaannya serta semakin rendah tingkat karyawan yang
karirnya sendiri. Seseorang yang keluar dari perusahaan
memiliki komitmen organisasi yang
tinggi akan cenderung menunjukkan Penelitian ini tidak lepas dari beberapa
keterlibatan yang tinggi pula sebagai kelemahan, antara lain :
karyawan dalam sebuah organisasi. a. Metode pengumpulan data yang
Karyawan yang memiliki komitmen kurang tepat untuk aspek tertentu
organisasi memiliki kemungkinan akan dari sebuah variabel, dalam
tetap bertahan dalam organisasi penelitian ini adalah pada
dibandingkan dengan individu yang tidak pengukuran absensi pada variabel
memiliki komitmen organisasi. kepuasan kerja dengan
Hipotesis minor kedua, diperoleh menggunakan metode pengumpulan
nilai rx2y = -0,817 dengan p < 0,01, maka data skala, seharusnya menggunakan
hipotesis minor kedua diterima, yaitu ada data presensi yang ada.
hubungan negatif yang sangat signifikan b. Hasil analisis data juga
antara kepuasan kerja dengan intensi menunjukkan bahwa terdapat
turnover. Penelitian ini sejalan dengan korelasi antara kepuasan kerja
111
Anggie Rumondang Berliana Sianipar dan Kristiana Haryanti
112
Hubungan Komitmen Organisasi Dan Kepuasan Kerja
113
Anggie Rumondang Berliana Sianipar dan Kristiana Haryanti
114