Abstract. This study was designed to measure how big the role of job dissatisfaction (job
dissatisfaction) to the employee's desire to leave his work (turnover intention) with
moderated by stability of anchors. Method used in this present study is quantitative
method by distributing questionnaire. The questionnaire consists of job dissatisfaction
scale, turnover intention scale, and anchor scale to discover anchor stability. Subjects of
the study are 267 permanent employees who work in banking sector. The results of the
study indicate that anchor stabilization is not evidenced to influence relationship between
job dissatisfaction and turnover intention. However, anchors such as materials, others and
virtues are believed to influence relationship between job dissatisfaction and employees'
turnover intention. Factor of job dissatisfaction which most influences turnover intention
in this study is employee dissatisfaction with salary or rewards.
Abstrak. Penelitian ini dirancang untuk mengukur seberapa besar peranan dari
ketidakpuasan kerja (job dissatisfaction) terhadap keinginan karyawan untuk
meninggalkan pekerjaannya (turnover intention) dengan dimoderatori oleh stabilitas
anchors. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey dengan
menyebarkan kuesioner secara acak pada karyawan yang bekerja di sektor perbankan.
Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan analisis regresi dengan
moderator. Subjek dalam penelitian ini merupakan karyawan yang bekerja di sektor
perbankan dan berjumlah 267 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anchor secara
stabilitas dalam penelitian ini tidak menunjukkan peranannya sebagai moderator
terhadap ketidakpuasan kerja dan intensi turnover karyawan. Berdasarkan hasil penelitian
ini ketidakpuasan kerja memiliki peranan yang besar terhadap terjadinya intensi turnover,
ketidakpuasan karyawan terhadap gaji atau imbalan merupakan faktor yang paling
memengaruhi intensi turnover.
Dewasa ini pergantian karyawan dalam usaha. Lebih lanjut berdasarkan hasil
bentuk turnover sedang marak terjadi tidak survey yang dilakukan lembaga
hanya di dalam negeri, hal ini juga terjadi Pricewaterhouse Coopers (PwC) Indonesia
di beberapa negara terutama di kawasan pada tahun 2015 terhadap sektor
Asia Pasifik. Peningkatan angka turnover perbankan di Indonesia menunjukkan
ini terjadi hampir pada semua sektor bahwa keluar masuknya karyawan
(turnover) di industri ini mencapai 15% -
1 Korespondensi mengenai isi artikel ini dapat di-
20%. Jumlah persentase tersebut
lakukan melalui vera.ratna.p@mail.ugm.ac.id
2 Atau melalui bagus@ugm.ac.id
tanggung jawab, pekerjaan itu sendiri, dan yang berdampak pada meningkatnya
pengendalian diri. Sementara ke- turnover intention (Cordes & Dougherty,
tidakpuasan kerja muncul dari faktor- 1993; Cotton & Tuttle, 1986; Huang,
faktor yang bersifat ekstrinsik yaitu gaji, Chuang, & Lin, 2003; Jeswani & Dave,
kebijakan perusahaan, keamanan kerja, 2012). Sehingga permasalahan-
hubungan dengan rekan kerja, hubungan permasalahan psikologis yang muncul
dengan atasan, dan kondisi kerja. Kedua akibat ketidakpuasan kerja diduga
faktor-faktor tersebut juga memberikan memunculkan ketidakstabilan psikologis
dampak yang berbeda, kepuasan kerja yang berujung pada intensi turnover
yang bersifat intrinsik dianggap mampu karyawan.
memotivasi karyawan dalam bekerja, Sesuatu yang dapat memberikan
sementara ketidakpuasan kerja yang kestabilan dalam diri individu pada setiap
bersifat ekstrinsik dianggap mampu situasi maupun kondisi dalam kehi-
memberikan kestabilan dan kenyamanan dupannya disebut dengan anchor (Riyono,
dalam bekerja. 2012). Seorang individu menjadikan anchor
Pemenuhan ketidakpuasan kerja sebagai pegangan atau andalan saat
harus dilakukan terlebih dahulu, karena menghadapi permasalahan maupun
dianggap sebagai pemenuhan kebutuhan sebagai pandangan hidupnya. Setiap
dasar dalam pekerjaan, setelah ketidak- individu memiliki anchor yang berbeda-
puasan terhadap pekerjaan terpenuhi, beda, bahkan bagi seorang individu anchor
barulah hal-hal mengenai kepuasan kerja dapat berubah-ubah dan tidak pasti.
yang bersifat memotivasi dapat diberikan Riyono (2012) menjelaskan bahwa anchor
(Luthans, 2006). Herzberg et al. (2010) akan dipersepsi berdasarkan tingkat
mengelompokkan faktor-faktor ketidak- pemahaman yang bersangkutan, dengan
puasan kerja ke dalam hygiene factors atau berkembangnya tingkat pemahaman
faktor pemeliharaan dan sering disebut seorang individu maka berkembang pula
juga dengan dissatisfier. Sedangkan faktor- persepsinya terhadap anchor tersebut.
faktor kepuasan kerja dikelompokkan Riyono (2012) menyatakan bahwa
sebagai motivator factors yang sering perbedaan anchor yang dimiliki
disebut satisfier. Beberapa penelitian lain dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu usia,
juga menunjukkan bahwa kepuasan dan lingkungan, serta tingkat pemahaman
ketidakpuasan kerja merupakan faktor maupun keyakinan yang dimiliki seorang
yang berbeda (Fareed, & Jan, 2016; Teck- individu.
Hong, & Amma, 2011; Brener, Carmark, & Kestabilan sebuah andalan atau
Weinstein, 1971; Maidani, 1991). anchor yang dimiliki seseorang di-
Ketidakpuasan kerja menurut de asumsikan dapat mengurangi dampak
Castro, Gee dan Takeuchi (2008) dapat negatif dari permasalahan-permasalahan
memberikan pengaruh terhadap masalah- psikologis yang muncul akibat ketidak-
masalah psikologis seperti kelelahan puasan kerja karyawan. Sehingga
emosi, burnout, depresi, kecemasan, dan pemilihan anchor yang tepat dan mampu
amarah. memberikan kestabilan psikologis dapat
Beberapa penelitian-penelitian ter- mengurangi dampak negatif yang muncul
dahulu menyebutkan bahwa penyebab dari permasalahan-permasalahan psiko-
intensi turnover seringkali dikaitkan logis akibat tidak terpenuhinya
dengan faktor organisasi, karakteristik ketidakpuasan kerja. Hal ini tentunya
individu dan ketidakstabilan psikologis dapat memengaruhi hubungan ketidak-
STABILITAS
ANCHOR
KETIDAKPUASAN INTENSI
KERJA TURNOVER
Tabel 1.
Deskripsi subjek penelitian
Jenis
Usia (%) Masa Kerja (%) Jenis Bank (%)
Kelamin (%)
Pria 37,1 ≤ 29 tahun 84,6 < 1 tahun 10,1 Konvensional 84,3
Wanita 62,9 30-39 tahun 13,5 1-3 tahun 37,5 Syariah 15,7
40-49 tahun 1,1 4-5 tahun 31,1
>49 tahun 0,7 >5 tahun 21,3
Tabel 2
Uji moderasi variabel ketidakpuasan kerja, intensi turnover, dan
stabilitias anchor (moderator)
Intensi Turnover
Prediktor R R Square F Beta P
Ketidakpuasan kerja 0,429 0,184 59,791 0,429 p<0,01
Ketidakpuasan kerja 0,430
0,432 0,187 0,814 p>0,05
Stabilitas anchor 0,050
Ketidakpuasan kerja
Stabilitas anchor 0,430
0,432 0,187 0,0001 0,049 p>0,05
Ketidakpuasan kerja *Stabilitas 0,001
anchor (product)
Tabel 3.
Peran masing-masing aspek ketidakpuasan kerja terhadap intensi turnover
Intensi Turnover
Prediktor R R Square F P
Hubungan dengan rekan kerja 0,351 0,123 37,325 p<0,01
Imbalan/ Gaji 0,446 0,199 65,729 p<0,01
Kebijakan perusahaan 0,308 0,095 27,756 p<0,01
Kondisi kerja 0,228 0,052 14,585 p<0,01
Hubungan dengan atasan 0,324 0,105 30,977 p<0,01
Tabel. 4
Peran anchor materials terhadap ketidakpuasan kerja dan intensi turnover
Intensi Turnover
Prediktor R R Square F Beta P
Ketidakpuasan kerja 0,429 0,184 59,791 0,429 p<0,01
Ketidakpuasan kerja 0,439
0,462 0,214 10,006 p<0,01
Anchor materials 0,173
Ketidakpuasan kerja
Anchor materials 1,182
0,484 0,235 7,088 0,827 p<0,01
Ketidakpuasan kerja * Anchor -0,971
Materials (product)
Pada penelitian ini hipotesis yang 10,5%, F=30,977; p<0,01, aspek kebijakan
terbukti hanya hipotesis bahwa perusahaan sebesar 9,5%, F=27,756; p<0,01
ketidakpuasan kerja dapat berperan positif dan aspek kondisi kerja sebesar 5,2%,
terhadap intensi turnover, atau tidak F=14,585; p<0,01.
terpenuhinya ketidakpuasan kerja dapat Anchor mengklasifikasikan individu
meningkatkan intensi turnover pada ke dalam empat kategori anchor dominan
karyawan. yang dimiliki yaitu materials, self, others
Berikut ini merupakan hasil dari dan virtues. Pada keempat kategori
analisis regresi, untuk mengetahui faktor tersebut seorang individu dapat dilihat
ketidakpuasan kerja yang paling besar stabilitas anchornya dengan cara melihat
Tabel. 5
Peran anchor self terhadap ketidakpuasan kerja dan intensi turnover
Intensi Turnover
Prediktor R R Square F Beta P
Ketidakpuasan kerja 0,429 0,184 59,791 0,429 p<0,01
Ketidakpuasan kerja 0,480
0,493 0,243 20,642 p<0,01
Anchor self 0,248
Ketidakpuasan kerja
Anchor self 1,130
0,501 0,251 2,842 0,760 p>0,01
-0,720
Ketidakpuasan kerja * Anchor self (product)
Tabel. 6
Peran anchor others terhadap ketidakpuasan kerja dan intensi turnover
Intensi Turnover
Prediktor R R Square F Beta P
Ketidakpuasan kerja 0,429 0,184 59,791 0,429 p<0,01
Ketidakpuasan kerja 0,477
0,513 0,264 28,476 p<0,01
Anchor others 0,286
Ketidakpuasan kerja
Anchor others 1,100
0,525 0,276 4,542 0,800 p<0,05
Ketidakpuasan kerja * Anchor others -0,746
(product)
hasil pengurangan skor virtues dan berarti 76,5% diprediksi oleh variabel
materials dikurangi skor mutlak dari bebas lainnya.
pengurangan skor others dan self. Namun Pada tabel 5 merupakan hasil
selain dilihat sebagai stabilitas anchor, analisis regresi untuk melihat peran anchor
variabel anchor juga dapat dilihat sebagai self dalam memoderasi ketidakpuasan
anchor dominan yang dipegang oleh kerja terhadap intensi turnover.
inidvidu. Berdasarkan perbedaan anchor Berdasarkan Tabel 5 diketahui
tersebut akan dilihat anchor mana yang bahwa ketidakpuasan kerja terhadap
mampu memengaruhi hubungan antara intensi turnover signifikan pada taraf
ketidakpuasan kerja dan intensi turnover signifikansi p<0,01. Anchor self terhadap
pada karyawan. intensi turnover juga diketahui signifikan
Berdasarkan Tabel 4 diketahui (p<0,01). Berbeda dengan interaksi antara
bahwa ketidakpuasan kerja terhadap ketidakpuasan kerja dan anchor materials
intensi turnover signifikan pada taraf diketahui tidak signifikan (p>0,01) atau
signifikansi p<0,01. Anchor materials dapat diartikan anchor berupa self dalam
terhadap intensi turnover juga diketahui penelitian ini tidak menunjukkan peran
signifikan (p<0,01). Begitupula interaksi sebagai moderator antara ketidakpuasan
antara ketidakpuasan kerja dan anchor kerja dan intensi turnover.
materials diketahui signifikan atau dapat Pada Tabel 6 hasil analisis regresi
diartikan anchor berupa materials dapat untuk melihat peran anchor others dalam
berperan menjadi moderator antara memoderasi ketidakpuasan kerja terhadap
ketidakpuasan kerja dan intensi turnover. intensi turnover.
Sumbangan efektif product (ketidakpuasan Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa
kerja*anchor materials) sebesar 23,5% yang ketidakpuasan kerja terhadap intensi
Tabel. 7
Peran anchor virtues terhadap ketidakpuasan kerja dan intensi turnover
Intensi Turnover
Prediktor R R Square F Beta P
Ketidakpuasan kerja 0,429 0,184 59,791 0,429 p<0,01
Ketidakpuasan kerja 0,451
0,467 0,218 11,623 p<0,01
Anchor virtues 0,187
Ketidakpuasan kerja
Anchor virtues 1,654
0,485 0,235 5,695 0,886 p<0,05
Ketidakpuasan kerja * Anchor -1,324
virtues (product)
faktor-faktor yang dianggap menyebabkan turnover. Sedangkan anchor berupa self dan
ketidakpuasan kerja menjadi hal yang virtues dalam penelitian ini tidak dapat
penting untuk dilakukan terlebih bagi memengaruhi hubungan ketidakpuasan
perusahaan yang bergerak di sektor kerja dengan intensi turnover (p>0,05).
perbankan. Berdasarkan teori Riyono (2012),
Faktor besarnya imbalan atau gaji seorang karyawan dengan anchor berupa
dalam penelitian ini merupakan faktor materials akan menjadikan uang, imbalan,
yang memberikan sumbangan terbesar serta benda-benda berharga lainnya
dalam peran ketidakpuasan kerja terhadap sebagai pegangan dalam memecahkan
intensi turnover. Hal tersebut diperkuat masalah. Sehingga ketika faktor-faktor
oleh beberapa penelitian sebelumnya yang ketidakpuasan kerja berupa materi tidak
menyebutkan bahwa ketidakpuasan terpenuhi, seorang karyawan dengan
terhadap pembayaran (gaji) atau imbalan anchor dominan berupa materials akan
yang diberikan pihak perusahaan lebih tinggi tingkat intensi turnovernya
merupakan aspek yang memberikan dibandingkan dengan individu dengan
pengaruh paling besar terhadap terjadinya anchor yang lain. Hal tersebut dikarenakan
intensi turnover karyawan (Leider et al., faktor ketidakpuasan kerja muncul dari
2016; Houkes et al., 2003). faktor-faktor yang bersifat ekstrinsik dan
Terkait dengan stabilitas anchor yang terdiri dari hal yang bersifat material
dianggap mampu memperlemah seperti besaran gaji, fasilitas perusahaan
hubungan ketidakpuasan kerja dengan dan lain-lain (Herzberg, Mausner dan
intensi turnover dalam penelitian ini tidak Synderman, 2010).
menunjukkan peranannya sebagai Seorang karyawan dengan anchor
moderator. Hal tersebut berarti individu dominan berupa others menurut Riyono
dengan stabilitas anchor yang tinggi (2012) akan cenderung untuk
maupun yang rendah tidak dapat menggantungkan diri pada orang lain.
memengaruhi hubungan ketidakpuasan Sehingga individu dengan anchor others
kerja dan intensi turnover karyawan. akan lebih mudah menyerah dalam
Stabilitas anchor dalam penelitian ini juga menghadapi keadaan ketika individu
tidak dapat menurunkan ketidakpuasan tersebut tidak memiliki sosok-sosok yang
kerja pada karyawan, sehingga tidak memberikan dukungan atau dapat
terdapat perbedaan tingkat ketidakpuasan dijadikan sebagai tempat bergantung. Hal
kerja yang dimiliki karyawan dengan ini juga sejalan dengan Herzberg et al
stabilitas anchor yang tinggi maupun yang (2010) yang menyatakan bahwa faktor
rendah. ketidakpuasan kerja salah satunya terdiri
Selain dilihat dari stabilitas atas ketidakpuasan terhadap hubungan
anchornya, variabel anchor juga dapat dengan rekan kerja dan ketidakpuasan
dianalisis dengan melihat kategori terhadap hubungan dengan atasan.
masing-masing anchor yang terdiri dari Sehingga ketika karyawan dengan anchor
anchor materials, anchor self, anchor others others merasa tidak memiliki hubungan
dan anchor virtues. Berdasarkan data yang yang dianggap memuaskan baik dengan
diperoleh diketahui bahwa anchor berupa rekan kerja maupun dengan atasan, maka
materials, others dan virtues dapat berperan karyawan tersebut akan lebih tinggi
terhadap intensi turnover, serta dapat tingkat intensi turnovernya dibandingkan
memengaruhi hubungan antara dengan karyawan dengan anchor lain.
ketidakpuasan kerja dengan intensi
agar peneliti dapat mengetahui apakah Management Review, 18, 621-656. doi:
nilai-nilai yang ada diperusahaan sudah 10.1177/0018726712462614.
sejalan dengan virtues yang dimiliki. Cotton, J., & Tuttle, J. (1986). Employee
Karena hal tersebut diduga dapat turnover: A meta-analysis and
berpengaruh terhadap stabilitas anchor review with implications for
yang dimiliki. Ketika nilai-nilai research. Academy of Management
perusahaan itu tidak sejalan maka Review, 11, 55-70. doi: 10.5465/
tingginya stabilitas anchor yang dimiliki amr.1986.4282625
akan meningkatkan intensi turnover De Castro, AB., Gee, Gilbert & Takeuchi,
karyawan, namun ketika sejalan dengan David. (2008). Relationship between
virtues yang dimiliki, stabilitas anchor yang job dissatisfaction and physical and
tinggi dapat menurunkan intensi turnover psychological health among Filipino
karyawan. Peneliti selanjutnya sebaiknya immigrants. AAOHN Journal
melakukan penelitian pendahuluan 56(1):33-40. doi: 10.3928/08910162-
mengenai kelompok kerja atau divisi 20080101-01
mana dalam perusahaan yang memiliki DeConinck J., & Bachmann, D. (2007). The
tingkat intensi turnover yang paling tinggi, impact of equity sensitivity and pay
sehingga peneliti dapat memfokuskan fairness on marketing managers’ job
penelitian terhadap kelompok tersebut. satisfaction, organizational
commitment and turnover
Kepustakaan intentions. Marketing Management
Journal, 17(2), 134–141. doi: 10.19030/
Alsararieh, F., Griffin, M. T. Q ., Ziehm, S. jabr.v10i3.5928
R., Fitzpatrick, J. J. (2014). Job Fareed, K., & Jan, F. A. (2016). Cross-
satisfaction, and turnover intention cultural validation test of herzberg’s
among Jordanian nurses in two factor theory: An analysis of
psychiatric units. International Journal bank officers working in khyber
of Mental Health Nursing, 23, 460–467. pakhtunkhwa. Journal of Managerial
doi: 10.1111/inm.12070. Sciences, 10(2), 285-300.
Brener, V. C., Carmark, C. W., & Ghozali, I. (2011). Aplikasi analisis
Weinstein, M. G. (1971). An multivariate dengan program SPSS.
empirical test of the motivation- Semarang: Badan Penerbit
hygiene theory. Journal of Accounting Universitas Dipenogoro.
Research, 9(2), 359-366. doi: 10.2307/ George, J. M., & Jones, G. R. (1996). The
2489939. experience of work and turnover
Bright, L. (2008). Does public service intentions: Interactive effects of
motivation really make a difference value attainment, job satisfaction
on the job satisfaction and turnover and positive mood. Journal of Applied
intentions of public employees?. Psychology, 81(6), 318-325. doi: 0021-
American Review Of Public 9010/16/83.00.
Administration, 38, 149-166. doi: Herzberg, F., Mausner, B., & Synderman,
10.1177/0275074008317248. B. (2010). The motivation to work.
Cordes, C. L., & Dougherty, T. W. (1993). Piscataway, New Jersey: Transaction
A review and an integration of Publishers, Rutgers-The State
research on job burnout. Academy of University of New Jersey.
Houkes, I., Janssen, P., Jonge, J., & Bakker, Leider, J. P., Harper, E., Shon, W. J., Sellers,
A. (2003). Specific determinants of K., Castrucci, B. C. (2016). AJPH,
intrinsic work motivation, emotional october 106(10). doi: 10.2105/ ajph.
exhaustion and turnover intention: A 2016.303305
multisample longitudinal study. Luthans, F. (2006). Perilaku organisasi edisi
Journal of Occupational and 10. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Organizational Psychology, 76, 427- Maidani, E. A. (1991). Comparative study
450. doi: 10.1348 / 096317 9033 2259 of Herzberg’s two-factor theory of
1578 job satisfaction among public and
Huang, I., Chuang, C. J., & Lin, H. (2003). private sectors. Public Personnel
The role of burnout in the Management, 2(4), 441-448. doi: 10.
relationship between per- ceptions of 1177/009102609102000405.
organizational politics and turnover Mobley, W. H., Griffeth, R. W., Hand, H.
intentions. Public Personnel H., & Meglino, B. M. (1979). Review
Management, 32, 519-531. doi: 10.1177 and conceptual analysis of the
/009102600303200404 employee turnover process.
Jeswani, S., & Dave, S. (2012). Impact of Psychological Bulletin, 86(3), 493-522.
individual personality on turnover doi: 10.1037//0033-2909.86.3.493
intention, a study on faculty Mobley, W. H., Horner, S., &
members. Management and labour Hollingsworth, A. T. (1978). An
studies. 37(3), 253-265. doi: 10.1177/ evaluation of precusors of hospital
0258042X13484837 employee turnover, Journal of Applied
Kessler, L. L. (2014). The effect of job Psychology, 63(4), 408-414. doi: 10.
satisfaction on it employees turnover 1037/0021-9010.63.4.408
intention in Israel. International Riyono, B. (1991). Peran orientasi nilai
conference on marketing, marketing budaya dalam kepuasan kerja pada
from information to decision, 6th ed., karyawan PT. Stanvac Indonesia.
cluj-napoca, 08-09 nov, 102-113. Skripsi: tidak diterbitkan. Fakultas
Kim, S. (2012). The impact of human Psikologi Universitas Gadjah Mada.
resource management on state Riyono, B. (2012). Motivasi dengan perspektif
government it employee turnover psikologi islami. Yogyakarta: Quality
intentions. Public Personnel Publishing.
Management, 41(2), 257-279. doi: 10. Riyono, B., Himam, F., & Subandi. (2012).
11770/ 009102601204100204 In search for anchors the
Kurnia, R. (2010). Pengaruh kepuasan fundamental motivational force in
kerja terhadap intensi keluar, compensating for human
dengan komitmen organisasi sebagai vulnerability. Gadjah Mada
moderating variabel. Ultima International Journal of Business, 14(3),
Accounting, 2(1). 229-252.
Kurniati D. H., S., Rustam, A., & Partini. Shukla, S.,& Sinha, A. (2013). Employee
(2007). Hubungan antara persepsi turnover in banking sector:
terhadap kecenderungan Empirical evidence. IOSR Journal of
kepemimpinan otoriter dengan Humanities And Social Science (IOSR-
intensi turnover. Indigenous, Jurnal JHSS), 11(5), 57-61. doi: 10.9790/0837-
Ilmiah Berkala Psikologi, 9, 84–91. 1155761