Anda di halaman 1dari 11

Pengaruh Job Insecurity Terhadap Turnover Intention

Muhammad Iqbal Nurfauzan1* dan Ii Halilah2


1
Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Bandung, Indonesia
2
Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Bandung, Indonesia

Abstract:
This study aims to determine how the image of job insecurity, turnover intention and influence
of job insecurity on turnover intention in PT Sandy Globalindo. The method used in this
research is descriptive method, while the data collection techniques is interviewing and
distributing questionnaires to 101 respondents who were determined by simple random
sampling. Based on the research that has been done, regression equation is Y = 26 543 +
0,398X. The study states that in PT Sandy Globalindo, job insecurity and turnover intention
have a positive relationship was at 0.464 and job insecurity influence turnover intention of
21,5%.

Keywords: human resources, job insecurity, turnover intention

PENDAHULUAN Intensi keluar atau keinginan berpindah


Latar Belakang Penelitian (turnover intention) merupakan salah satu
Sumber Daya Manusia (SDM) masalah yang dialami oleh perusahaan.
meupakan salah satu faktor yang menjadi Dalam dunia kerja, terdapat hubungan antara
keberhasilan perusahaan dalam menjalankan pekerjaaan dan kondisi mental seseorang.
usahanya. SDM adalah faktor utama Hubungan tersebut dapat dilihat pada gambar
perusahaan dan mempunyai peranan penting 1.
dalam membantu perusahaan mencapai
tujuannya. SDM dalam perusahaan harus
dikelola dengan sangat baik untuk Job
Resting
meningkatkan efektivitas dan efisiensi Satisfaction
organisasi. Menurut Daryanto & Abdullah
(2013: 2) manajemen adalah cara manajer
(orangnya) mengatur, membimbing, dan
memimpin semua orang yang menjadi
pembantunya agar usaha yang sedang General Job
dilakukan dapat mencapai tujuan yang telah Condition Insecurity
ditetapkan sebelumnya. Usman (2010:5)
berpendapat bahwa manajemen adalah
Tidak Bekerja Bekerja
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengendalian sumber daya organisasi Kondisi Pekerjaan
untuk mencapai tujuan secara efektif dan
efisien. Gambar 1. Hubungan antara Pekerjaan dan
Kondisi dan perilaku karyawan Kondisi Mental Seseorang (Burchell dalam
sangat menentukan kinerja suatu organisasi. Nopiando, 2012:4)

*Email korespondensi: Gambar 1 merupakan matriks yang


Muhammad Iqbal Nurfauzan menunjukkan hubungan antara status
muhammadiqbalnurfauzan@gmail.com pekerjaan seseorang beserta kondisi

Jurnal Riset Bisnis dan Investasi


Vol. 3, No. 1, April 2017 98
ISSN 2460-8211
mentalnya. Ada 4 kondisi pekerjaan dan memiliki pekerjaan dan pekerjaan tersebut
mental seseorang, yaitu general conditions, mendatangkan kepuasan kerja (job
resting, job insecurity, dan job satisfaction. satisfaction) padanya. Dalam kondisi ini,
General conditions adalah kondisi mereka telah memilih pekerjaan mereka
pertama yang umum terjadi di mana sesuai dengan kompetensi (competency) dan
seseorang yang tidak bekerja dan mengalami motivasi (willingness) mereka.
gangguan psikologis. Keuntungan ekonomis Karyawan yang memiliki sikap
dan psikologis adalah alasan seseorang untuk positif terhadap pekerjaan akan lebih rendah
bekerja. Kompensasi yang didapatkan dari absensi dan pengunduran dirinya.
perusahaan dapat memenuhi segala Perusahaan tidak menginginkan adanya
kebutuhan seseorang. Seseorang akan karyawan terampil keluar dari perusahaan.
mendapatkan kepuasan dan kebanggaan Dampak negatif seperti ketidakstabilan dan
tersendiri dengan bekerja, karena dengan ketidakpastian akan muncul karena
bekerja seseorang dapat perusahaan kehilangan karyawan yang sudah
mengimplementasikan pengetahuannya. Jika terampil dan perlu melatih kembali karyawan
seseorang tidak bekerja, bukan hanya baru untuk menggantikan peran karyawan
kesulitan ekonomi yang didapat, tetapi juga yang keluar. Selain itu, banyaknya karyawan
terganggu kondisi psikologisnya. pada suatu organisasi yang keluar
Resting adalah kondisi kedua di mana mengakibatkan tingginya biaya perekrutan
seseorang yang tidak bekerja dan tidak karyawan baru, proses seleksi, dan pelatihan
mengalami gangguan psikologis. Kondisi ini yang harus ditanggung organisasi. Hal
berbeda dengan kondisi yang pertama. tersebut sejalan dengan apa yang dimaksud
Perbedaannya adalah, kondisi ini ditemukan oleh Kadiman dan Indriana (2012 : 65)
pada orang yang sebelumnya bekerja, tetapi bahwa intensitas turnover yang tinggi dapat
pekerjaan tersebut tidak mendatangkan menyebabkan perusaahan tidak dapat
kepuasan yang bisa saja disebabkan oleh rasa memperoleh manfaat dan keuntungan dari
letih fisik dan atau mentalnya. Orang-orang program peningkatan kinerja karyawan
ini biasanya adalah mereka yang telah karena mengeluarkan biaya yang lebih besar
memasuki masa pensiun atau yang sudah pada program rekrutmen karyawan baru.
melewati usia produktif. Ada banyak faktor yang membuat
Job insecurity adalah kondisi ketiga individu memiliki keinginan untuk
dimana seseorang yang bekerja tetapi berpindah. Menurut Handoyo (dalam Yanita,
mengalami gangguan psikologis. Kondisi ini 2012: 2) faktor-faktor tersebut diantaranya
dipengaruhi oleh faktor lain, seperti adalah lingkungan kerja, komitmen
lingkungan pekerjaan dan kepastian organisasional dari karyawan, kepercayaan
keberlanjutan pekerjannya dalam organisasi. terhadap organisasi, dan ketidakamanan kerja
Tidak jarang hal seperti ini diiringi dengan (job insecurity). Menurut Mobley (dalam
kondisi bahwa seseorang tersebut memiliki Hanafiah, 2014: 306) ada banyak faktor
kecocokkan dan keterikatan yang tinggi yang membuat individu memiliki turnover
dengan organisasi dimana mereka bekerja. Di intention. Faktor-faktor tersebut diantaranya
satu sisi mereka ingin terus eksis di dalam adalah kepuasan kerja, komitmen organisasi
organisasi tempat mereka bekerja, tetapi di dari karyawan, kepercayaan terhadap
sisi lain mereka merasa bahwa posisinya organisasi, dan job insecurity.
(pekerjaan dan keberadaannya dalam Smithson & Lewis (dalam Wardani,
organisasi) terancam. 2014: 30) mengartikan job insecurity sebagai
Job Satisfaction adalah kondisi kondisi psikologis seseorang karyawan yang
keempat dimana seseorang yang bekerja dan menunjukkan rasa bingung atau merasa tidak
tidak mengalami gangguan psikologis. Ini aman dikarenakan kondisi lingkungan yang
adalah kondisi yang baik dimana seseorang berubah-ubah (perceived impermanance).

Jurnal Riset Bisnis dan Investasi


Vol. 3, No. 1, April 2017 99
ISSN 2460-8211
Turnover intention merupakan terbalik dengan karyawan masuk.
masalah umum yang sering dihadapi oleh Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak
perusahaan. Turnover intention cenderung Rizza Miftah (27/3) selaku manajer produksi
didefinisikan secara sukarela menurut 1 (PT Sandy Globalindo, terdapat beberapa
pilihannya. Hal ini dipertegas Tett dan Meyer alasan karyawan keluar dari perusahaan,
(dalam Waspodo, 2013: 101) bahwa turnover seperti sakit/meninggal dunia, mendapatkan
intention mengacu pada keinginan yang tawaran gaji dan tunjangan yang lebih baik
secara sadar dan disengaja untuk dari perusahaan lain, dan kepentingan pribadi
meninggalkan organisasi. Untuk mengetahui lainnya. Wawancara juga dilakukan kepada
keadaan mengenai job insecurity dan 12 orang karyawan untuk mengetahui
turnover intention, maka dilakukan studi bagaimana job insecurity dan turnover
pendahuluan berupa wawancara informal intention yang dirasakan. Berikut hasil
kepada manager produksi PT Sandy wawancara disajikan dalam tabel 2.
Globalindo mengenai jumlah karyawan yang
keluar terhitung dari tahun 2011-2015. Tabel 2 Wawancara Pra-Penelitian
Berikut data jumlah karyawan yang keluar
disajikan dalam tabel 1. Jumlah Jumlah
% %
Kary. Kary.
Thn Kary. Kary.
Tabel 1 Jumlah Karyawan Keluar Awal Akhir
Masuk Keluar
Periode 2011-2015 Tahun Tahun
2011 64 20,5% 2,6% 78
Jawaban
2012 78 41,7% 6,7% 120
No Keterangan Jum
% 2013 120 35,3% 7,2% 167
lah
Job Insecurity 2014 167 5,3% 15,1% 152
2015 152 0% 38,2% 110
Pekerjaan tidak penting
1 3 25 Sumber: Data olahan penulis (2016)
dan membosankan
Tidak berdaya terhadap
2 9 75 Perumusan Masalah
aspek-aspek pekerjaan
Tidak berdaya terhadap Berdasarkan latar belakang di atas,
3 peristiwa-peristiwa yang 6 50 maka dirumuskan masalah yang akan diteliti
mempengaruhi pekerjaan yaitu:
Merasa pesimis terhadap 1. Bagaimana gambaran mengenai job
4 7 58
masa depannya insecurity di PT Sandy Globlindo.
Merasa tidak aman 1-2 2. Bagaimana gambaran mengenai turnover
5 5 41
tahun mendatang intention di PT Sandy Globalindo.
Turnover Intention 3. Bagaimana pengaruh job insecurity
Mempertimbangkan keluar terhadap turnover intention pada
1 9 75
dari organisasi karyawan PT Sandy Globalindo.
Mencari kesempatan untuk
2 mendapatkan pekerjaan di 9 75 Tujuan Penelitian
organisasi lain Dari rumusan masalah di atas, tujuan
Berfikir berhenti dari penelitian ini dilakukan untuk mengetahui:
3 7 58
pekerjaan 1. Job insecurity di PT Sandy Globalindo.
Aktif mencari pekerjaan 2. Turnover intention di PT Sandy
4 7 58
baru
Globalindo.
Sumber: PT Sandy Globalindo (2016)
3. Pengaruh job insecurity terhadap
turnover intention di PT Sandy
Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat
Globalindo.
bahwa tiap tahunnya jumlah karyawan yang
keluar mengalami kenaikan dan berbanding

Jurnal Riset Bisnis dan Investasi


Vol. 3, No. 1, April 2017 100
ISSN 2460-8211
2. Konflik peran. Masalah lain yang timbul
Hipotesis adalah ketidakjelasan peran dalam
Berdasarkan fenomena yang bekerja sehingga tidak tahu apa yang
dipaparkan pada latar belakang, maka diharapkan manajemen dari diri
hipotesis untuk penelitian ini adalah sebagai karyawan tersebut.
berikut: 3. Pengembangan karir. Ketidakjelasan
H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan jenjang karir, penilaian prestasi kerja,
antara job insecurity terhadap turnover seringkali menimbulkan suatu
intention di PT Sandy Globalindo. kecemasan terhadap keberlangsungan
Ha: Ada pengaruh yang signifikan antara job pekerjaan, rasa bosan, dan dismotivasi
insecurity terhadap turnover intention di sehingga karyawan tidak produktif lagi.
PT Sandy Globalindo. Ashford dkk. (dalam Kuding &
Kurnia, 2011: 69) telah mengkategorikan
KAJIAN LITERATUR penyebab job insecurity ke dalam tiga
Job Insecurity kelompok sebagai berikut:
Greenhalgh & Rosenblatt dalam Sora 1. Kondisi lingkungan dan organisasi.
et al. (2010: 59), mendefinisikan job Faktor yang mempengaruhi seperti
insecurity adalah perasaan ketidakberdayaan komunikasi dan perubahan
untuk mempertahankan kelanjutan pekerjaan organisasional.
karena ancaman situasi dari pekerjaan. 2. Karakteristik individual dan jabatan
Sedangkan Rony & Bram dalam Sanny & pekerja. Faktor yang mempengaruhi yaitu
Kristanti (2012: 63) mendefinisikan usia, gender, senioritas, pendidikan,
ketidakamanan pekerjaan adalah kondisi di posisi pada perusahaan, latar belakang
mana karyawan merasa terancam oleh budaya, status ekonomi sosial, dan
ketidakpastian keberlanjutan dalam bekerja pengalaman kerja.
di organisasi mereka. Penampilan 3. Karakterisktik personal pekerja. Faktor
ketidakamanan kerja akan menimbulkan yang mempengaruhi yaitu locus of
dampak negatif terhadap fisik dan psikologis control dan perasaan optimis atau pesimis
karyawan baik dalam jangka pendek dan pada karyawan.
jangka panjang. Lewis dalam Andrinirina Menurut Modrek & Cullen (2013: 2)
dkk. (2015: 2) mengartikan ketidakamanan job insecurity berdampak pada timbulnya
kerja sebagai kondisi psikologis seseorang stress kerja yang memiliki efek merugikan
(karyawan) yang menunjukan rasa bingung pada kesehatan. Wageenar et al. (2012: 764),
atau merasa tidak aman dikarenakan kondisi berpendapat bahwa job insecurity memiliki
lingkungan yang berubah-ubah (perceived dampak terhadap kesehatan seperti stress
impermanence). kerja dan berdampak pula terhadap
Ada beberapa faktor yang kesejahteraan karyawan, karena pekerjaan
mempengaruhi job insecurity. Menurut merupakan pusat kehidupan banyak orang
Suhartono dalam Wardani dkk. (2014: 3) ada karena memenuhi kebutuhan sebagai
beberapa hal yang menjadi masalah dalam pendapatan dan kontak sosial.
job insecurity diantaranya sebagai berikut: Menurut Ashford dkk. (dalam Kuding
1. Kondisi pekerjaan adalah segala sesuatu & Kurnia, 2011: 69) diketahui bahwa job
yang ada di sekitar individu yang insecurity yang tinggi akan dirasakan
dimaksud, baik itu berinteraksi langsung karyawan berhubungan dengan:
maupun tidak langsung dengan pekerja 1. Keinginan untuk mencari pekerjaan baru,
yang bersangkutan. Hal ini meliputi 2. Komitmen organisasi yang rendah,
lingkungan kerja beban kerja (kuantitatif 3. Kepercayaan organisasi rendah, dan
dan kualitatif), dan pekerjaan berisiko 4. Kepuasan kerja yang rendah.
tinggi

Jurnal Riset Bisnis dan Investasi


Vol. 3, No. 1, April 2017 101
ISSN 2460-8211
Turnover Intention Faktor-faktor yang menyebabkan
Firth (dalam Oetomo, 2012: 153) turnover intention menurut Sun et al., (2013:
mendefinisikan turnover intention adalah 1060) adalah paket gaji, rendahnya
kecenderungan atau niat karyawan untuk kesempatan belajar dan pelatihan, kurangnya
berhenti dari pekerjaannya secara sukarela promosi dan ruang pengembangan individu,
menurut pilihannya sendiri. Sedangkan hubungan interpersonal, stres kerja, pengaruh
Mobley (dalam Melky, 2015: 698) sibuk bekerja, kondisi kerja, keluarga
menambahkan bahwa turnover intention lingkungan hidup, perwujudan nilai individu,
adalah penghentian keanggotaan dalam dan suasana penelitian ilmiah.
organisasi oleh individu yang berkeinginan Konsekuensi yang dihadapi oleh
untuk pindah kerja dengan menerima upah organisasi dalam turnover karyawan dapat
moneter organisasi dibagi menjadi dua aspek yang terdiri biaya
Turnover intention berkurang ketika langsung dan biaya tidak langsung. Menurut
karyawan memiliki motivasi intrinsik tinggi, Wood & Macaulay (dalam Ramli et al., 2014:
misalnya pengembangan karir dan motivasi 323), biaya langsung adalah konsumsi
ektrinsik, misalnya gaji. (Houskes et al., organisasi waktu dan uang dalam
dalam Kim, 2015: 499). Sedangkan turnover menemukan, mempekerjakan dan melatih
intention lebih tinggi di antara karyawan karyawan baru. Sedangkan untuk biaya tidak
yang merasa kurang berhubungan dengan langsung, hal itu terjadi selama proses
rekan kerja mereka, tidak merasa terhubung pencarian karyawan baru bahwa organisasi
dengan pekerjaan mereka, dan mengalami penurunan produktivitas
mengorbankan untuk meninggalkan terutama dalam pelayanan disebabkan oleh
organisasi mereka saat ini (Sablynski & Erez, understaffing dan juga dengan pengalaman
dalam Kim, 2015: 500). dari karyawan baru. Biaya turnover rata-rata
Menurut Ertas (2015: 407), tingkat untuk karyawan profesional penuh waktu di
turnover yang tinggi biasanya menunjukkan sektor swasta telah diperkirakan setinggi
bahwa karyawan tidak puas dengan posisi 150% dari paket kompensasi tahunan
mereka atau organisasi mereka, namun karyawan (Schlesinger & Heskett dalam Pitts
ketidakpuasan ini dapat disebabkan oleh et al., 2011:751).
beberapa faktor, misalnya merasa kurang Abston & Kupritz (2012: 12)
dalam menerima gaji, merasa tidak dihargai, berpendapat bahwa biaya nyata yang
atau pekerjaan tidak cukup menantang. disebabkan oleh turnover antara lain
Sedangkan menurut Steele et al., (2012: 626) pengolahan dokumen pemisahan, merekrut,
niat pengunduran diri dipengaruhi oleh memilih dan melatih karyawan pengganti,
keterlibatan kerja, dukungan organisasi, dan kehilangan produktivitas. Sedangkan biaya
semangat. tidak berwujud yang sulit untuk mengukur
Menurut Al Malki et al. (2012: 3), tetapi juga dapat merusak organisasi
faktor turnover meliputi jenis kelamin, usia, termasuk moral rendah, layanan buruk
status perkawinan, anak-anak, orang dewasa, terhadap pelanggan, dan ketidakpuasan
kebangsaan, etnis, tingkat pendidikan, masa pelanggan.
menyusui, masa organisasi, dan penguasaan
posisi. Ada banyak faktor lain yang membuat METODE
individu memiliki keinginan untuk Objek penelitian ini mengenai
berpindah. Menurut Handoyo (dalam Yanita, perilaku organisasi yang difokuskan pada job
2012: 2), faktor-faktor tersebut diantaranya insecurity, turnover intention dan ditujukan
adalah lingkungan kerja, komitmen kepada seluruh karyawan PT Sandy
organisasi dari karyawan, kepercayaan Globalindo yang berjumlah 135 orang terdiri
terhadap organisasi, dan job insecurity. dari delapan departemen.

Jurnal Riset Bisnis dan Investasi


Vol. 3, No. 1, April 2017 102
ISSN 2460-8211
Job Insecurity Turnover Intention

1. Severity of threat 1. Niat untuk berhenti dari


2. Powerlessness pekerjaan
2. Niat untuk meninggalkan
(Greenhalgh & Rosenblatt
organisasi
dalam Kuding & Kurnia,
2011: 69) (Paille & Grimm (2011: 483))

Gambar 2. Paradigma Peneltian


Penelitian yang dilakukan adalah suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk
penelitian eksplanatori, yaitu penelitian yang digunakan seebagai alat pengumpul data
menjelaskan hubgann kedua variabel dengan karena instrument tersebut sudah baik.
menjelaskan suatu fenomena tertentu. Semua instrumen dalam kuesioner baik
Sedangkan metode penlitian yang digunakan karena nlai croncbanch alpha’s lebih tinggi
adalah metode penelitian deskriptif, yaitu dibanding 0,6. Setelah semua instrumen
metode penelitian untuk menggambarkan dalam kuesoner valid dan baik (reliable), data
fenomena yang ada berdasarkan data yang kemudian diji secara statistik menggunakan
ada dengan tujuan untuk menguji hipotesis uji deskriptf, korelasi, regresi, koefisien
yang telah ditetapkan. determinasi, dan hipotesis.
Dalam penelitian ini, yang menjadi
variabel bebas adalah job insecurity dan HASIL DAN PEMBAHASAN
variabel terikatnya adalah turnover intention. Identitas Responden
Variabel bebas diukur dengan menggunakan Tabel 3 menunjukkan identitas responden
dimensi dari Greenhalgh & Rosenblatt dalam penelitian ini.
sedangkan variabel bebas diukur
menggunakan dimensi dari Paille Grim Tabel 3. Identitas Responden
dengan menggunakan 5 skala likert.
Populasi penelitian sebanyak 135 Res-
Identitas Keterangan %
karyawan dan sampelnya adalah 101 hasil ponden
dari formula Slovin. Data yang digunakan Jenis Pria 93 92,1
adalah data primer byang berasal dari hasil Kelamin Wanita 8 7,9
wawancara dan kuesioner. Data sekunder Lama < 1 tahun 6 5,9
digunakan sebagai pengetahuan dalam Bekerja 1-2 tahun 15 14,9
menjawab masalah penelitian yang didapat 3-4 tahun 42 41,6
dari buku dan jurnal. > 5 tahun 38 37,6
Sebelum kuesiner disebar ke seluruh Pendidikan SD/Sederajat 14 13,9
sampel, kuesioner diji teerlebih dahulu Terakhir SMP/Sederajat 24 23,8
validitas dan reliabilitasnya. Menurut SMA/Sederajat 50 49,5
Arikunto (2010: 211) validitas adalah suatu D1/D2/D3 8 7,9
ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat D4/S1 5 5
kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Usia < 20 tahun 6 5,9
Semua instrument dalam kuesioner valid 21-25 tahun 49 48,5
karena nilai corrected item correlation lebih 26-30 tahun 33 32,7
>30 tahun 13 12,9
tingi dibanding 0,196. Menurut Arikunto
Sumber: Data olahan penulis (2016)
(2010: 221) reliabilitas menunjukkan bahwa

Jurnal Riset Bisnis dan Investasi


Vol. 3, No. 1, April 2017 103
ISSN 2460-8211
pernyataan dalam variabel ini dengan
Analisis Deskriptif jawaban yang relatif sama. Dari kedua
Job Insecurity dimensi turnover intention ini, dimensi niat
Berdasarkan Tabel 4 variabel job untuk berhenti dari pekerjaan saat ini
insecurity memiliki rata-rata jawaban berkontribusi 3,33 dan dimensi niat untuk
responden paling rendah adalah dua dan meninggalkan organisasi berkontribusi 3,65.
jawaban responden paling tinggi adalah Berikut pemaparan dari kedua dimensi
empat. Nilai mean variabel job insecurity tersebut.
menunjukkan angka sebesar 3,33 yang
berada pada skala interval 2,61 – 3,40 dan Tabel 5 Analisis Deskriptif
termasuk kategori cukup tinggi. Standar Turnover Intention
deviasi variabel job insecurity menunjukkan Std.
N Min Max Mean
angka 0,451 atau sama dengan 13,54% dari Dev
nilai mean, artinya standar deviasi variabel Niat untuk
job insecurity tidak lebih dari 20% dan hal ini berhenti dari
101 2 4 3.33 .288
menunjukkan bahwa variasi jawaban kecil pekerjaan
atau sebagian responden menjawab saat ini
pernyataan dalam variabel ini dengan Turnover
101 2 4 3.50 .373
jawaban yang relatif sama. Dari kedua intention
dimensi job insecurity, dimensi keparahan
ancaman berkontribusi 3,40 dan dimensi Analisis Korelasi
ketidakberdayaan berkontribusi 3,26. Berikut Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat
pemaparan dari kedua dimensi tersebut. bahwa korelasi kedua variabel sebesar 0,464.
Mengacu terhadap interpretasi nilai korelasi
Tabel 4 Analisis Deskriptif Job Insecurity menurut Sugiyono (2013: 25) nilai korelasi
Std. 0,464 berada pada skala 0,40 – 0,599 yang
N Min Max Mean berarti korelasi antar kedua variabel sedang.
Dev
Keparahan
101 2 5 3.40 .452
Ancaman Tabel 6 Korelasi
Ketidak- JI TI
101 2 5 3.26 .561
berdayaan Pearson
1 .464**
Job Job Correlation
101 2 4 3.33 .451
Insecurity Insecurity Sig. (2-tailed) .000
N 101 101
Turnover intention
Berdasarkan Tabel 5 variabel Pearson
.464** 1
turnover intention memiliki rata-rata Turnover Correlation
jawaban responden paling rendah adalah dua intention Sig. (2-tailed) .000
dan jawaban responden paling tinggi adalah N 101 101
empat. Nilai mean variabel turnover **. Correlation is significant at the 0.01 level
intention menunjukkan angka sebesar 3,50 (2-tailed).
yang berada pada skala interval 3,41 – 4,20
dan termasuk kategori tinggi. Standar deviasi Analisis Regresi
variabel turnover intention menunjukkan Berdasarkan Tabel 7 diperoleh
angka 0,373 atau sama dengan 10,66% dari konstanta sebesar 26,543 dan koefisien
nilai mean, artinya standar deviasi variabel regresi sebesar 0,398. Jika dimasukan ke
turnover intention tidak lebih dari 20% dan dalam rumus persamaan regresi maka
hal ini menunjukkan bahwa variasi jawaban diperoleh hasil sebagai berikut:
kecil atau sebagian responden menjawab Y=26,543+0,398X. Tanda positif (+) pada
koefisien regresi (b) memiliki arti jika terjadi

Jurnal Riset Bisnis dan Investasi


Vol. 3, No. 1, April 2017 104
ISSN 2460-8211
penambahan satu pada X, maka mampu bahwa job insecurity berpengaruh signifikan
meningkatkan Y sebesar 0,398. Jika variabel terhadap turnover intention di PT. PT. Sandy
job insecurity ditingkatkan maka variabel Globalindo.
turnover intention meningkat juga, dan
sebaliknya jika variabel job insecurity Uji t
menurun maka variabel turnover intention Tabel 10 Uji Statistik t
akan menurun juga.
Model t Sig.
Tabel 7 Analisis Regresi
(Constant) 4.223 .000
Stand. 1
Unstand. JI 5.214 .000
Coeffi-
Coefficients
Model cients t Sig.
Std. Berdasarkan Tabel 10 diperoleh nilai
B Beta thitung sebesar 5,214 dengan sig.
Error
(Con 4.2 .00 0,000.Sedangkan untuk ttabel = (101 – 2) =
26.543 6.285 99 maka diperoleh Ft sebesar 0,198422.
stant) 23 0
1 Mengacu kepada interpretasi pengambilan
5.2 .00
JI .398 .076 .464 keputusan menurut Arikunto (2010: 368),
14 0
maka 5,214≥0,198422 dengan 0,000 < 0,05
Koefisien Determinasi dan dapat disimpulkan bahwa job insecurity
Berdasarkan Tabel 8, nilai R Square berpengaruh signifikan terhadap turnover
pada tabel IV.21 yaitu sebesar 0,215 atau intention di PT. Sandy Globalindo.
21,5%. Hal ini berarti job insecurity memiliki
pengaruh sebesar 21,5% terhadap turnover KESIMPULAN DAN SARAN
intention, dan 78,5% dipengaruhi oleh Kesimpulan
variabel lain yang tidak dimasukan dalam Berdasarkan hasil analisis dan
model penelitian ini. pembahasan yang telah dipaparkan, maka
dapat ditarik kesimpulan untuk menjawab
Tabel 8 Koefisien Determinasi perumusan masalah seperti berikut ini:
1. Job insecurity di PT Sandy Globalindo
Std. tergolong dalam kategori cukup tinggi.
Mo- R Adjusted
R Error of
del Square R Square 2. Turnover intention di PT Sandy
the Est.
Globalindo tergolong dalam kategori
1 .464a .215 .208 7.217
tinggi.
Tabel 9 Uji Statistik F 3. Job insecurity mempengaruhi turnover
Model df F Sig. intention sebesar 21,5%, sedangkan
Regression 1 27.186 .000b 78,5% sisanya dipengaruhi hal lain yang
1 Residual 99 tidak dimasukan dalam penelitian ini.
Total 100 Berdasarkan hasil regresi sederhana
diperoleh persamaan Y = 26,543 +
Uji Hipotesis 0,398X. Dengan demikian, jika karyawan
Uji F PT Sandy Globalindo mengalami
Berdasarkan Tabel 9 diperoleh nilai peningkatan job insecurity, maka
Fo sebesar 27,189 dengan sig. 0,000. turnover intention karyawan di PT Sandy
Sedangkan untuk Ft= (101 – 2) = 99 maka Globalindo akan meningkat pula.
diperoleh Ftsebesar 3,94. Mengacu kepada
interpretasi pengambilan keputusan menurut Saran
Arikunto (2010: 368), maka 27,189 ≥3,94 Berdasarkan kesimpulan dan
dengan 0,000 < 0,05 dan dapat disimpulkan pembahasan yang telah dipaparkan, maka

Jurnal Riset Bisnis dan Investasi


Vol. 3, No. 1, April 2017 105
ISSN 2460-8211
adapun saran yang diberikan untuk PT Sandy individu, dan suasana penelitian ilmiah
Globalindo dalam menekan job insecurity merupakan faktor-faktor lain yang
dan turnover intention adalah seperti berikut mempengaruhi turnover intention perlu
ini: diperhatikan juga.
1. Untuk menekan tingginya job insecurity
yang dirasakan oleh karyawan, maka DAFTAR PUSTAKA
manajemen harus mampu mengatur Abrams, D. E., & Hogg, M. A. (1990). Social
peran karyawan dengan jelas sesuai identity theory: Constructive and critical
deskripsi kerjanya sehingga karyawan advances. Springer-Verlag Publishing.
tidak merasakan adanya beban kerja yang Abston, Kristie A. & Kupritz, Virginia W.
berat karena harus melakukan berbagai (2011). Employees as Customers:
pekerjaan. Selain itu, perusahaan harus Exploring Service Climate, Employee
memberikan beberapa program pelatihan Patronage, and Turnover. Performance
dan pengembangan yang dapat Improvement Quarterfly, Vol. 23, No. 4,
membantu karyawan untuk mengenali pp. 7-26.
kesempatan kerja yang lebih luas dan Almalki, M. J. Fitzgerald, G., & Clark, M.
kondisi lingkunga yang nyaman didalam (2012). “The Relationship
organisasi. BetweenQuality of Work Life and
2. Perusahaan perlu menekan tingginya Turnover Intention of Primary Health
tingkat turnover intention dengan Care Nurses in Saudi Arabia”. BMC
beberapa cara seperti: melakukan Health Services Research 2012, 12:314.
interview dengan karyawan yang keluar Andrinirina, M., Sudarsih, I. K.M. D. (2015).
dari perusahaan untuk mengetahui alasan “Pengaruh Lingkungan Kerja, dan Job
dan tujuan karyawan meninggalkan Insecurity terhadap Kinerja dan Turnover
perusahaan sehingga menjadi informasi Intention karyawan pada Royal Hotel
yang berguna sebagai masukan dalam n’lounge Jember”. Artikel Ilmiah
menentukan kebijakan perusahaan, Mahasiwa 2015, hal. 1-7.
perusahaan perlu memperhatikan Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian:
kenyamanan karyawan dalam bekerja Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi.
(lingkungan, gaji, kepemimpinan atasan, Jakarta: Rineka Cipta.
penempatan karyawan, peningkatan mutu Daryanto & Abdullah. (2013). Pengantar
pengawasan secara keseluruhan dll) Ilmu Manajemen dan Komunikasi.
dalam upaya meningkatkan kepuasan Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
kerja dan mendorong motivasi karyawan Ertas, N. (2015). Turnover Intentions
3. Job insecurity mempengaruhi turnover andWork Motivations of Millennial
intention sebesar 21,5%. Turnover Employees in Federal Service. SAGE:
intention dipengaruhi oleh keinginan Public Personnel Management 2015,
untuk mencari pekerjaan baru di bidang Vol. 44(4) 496–519.
yang sama namun dalam organisasi yang Hanafiah, M. (2014). Pengaruh Kepuasan
berbeda, keinginan untuk mencari Kerja dan Ketidakamanan Kerja (Job
pekerjaan baru di bidang yang berbeda, Insecurity) dengan Intensi Pindah Kerja
dan keinginan untuk mencari pekerjaan (Turnover) pada Karyawan PT Buma
baru. Oleh karena itu, hal-hal lain seperti Desa Suaran Kecamatan Sambaliung
paket gaji, rendahnya kesempatan belajar Kabupaten Berau. eJournal Psikologi,
dan pelatihan, kurangnya promosi dan 2014, 1 (3): 303-312.
ruang pengembangan individu, hubungan Kadiman, & Indriana R. D. (2012). Pengaruh
interpersonal, stres kerja, pengaruh sibuk Budaya Organisasi, Komitmen
bekerja, kondisi kerja, keluarga Organisasi, dan Kepuasan Kerja
lingkungan hidup, perwujudan nilai Terhadap Turnover Intention Karyawan

Jurnal Riset Bisnis dan Investasi


Vol. 3, No. 1, April 2017 106
ISSN 2460-8211
(Studi Kasus pada PT Nyonya Meneer Academics: A Case Study of
Semarang). Juraksi. 1(1), hal: 57-72. PrivateHigher Learning Education in
Kim, J. (2015). What Increases Public Klang Valley. Pertanika J. Soc. Sci. &
Employees’ Turnover Intention?. SAGE: Hum. 22 (1): 321 – 334.
Public Personnel Management 2015, Sanny, L., & Kristanti, S. (2012). Pengaruh
Vol. 44(4) 496–519 Lingkungan Kerja dan Job Insecurity
Kuding, G. M. P., & Kurnia, R. (2011). terhadap Motivasi Kerja dan Dampaknya
Pengaruh Job Insecurity, terhadap pada Kinerja Karyawan Outsourcing
Keinginan Berpindah Kerja dengan Mall Lippo Cikarang. Binus Business
Kepuasan Kerja dan Komitmen Review, Vol. 3 No. 1, Hal. 61-69.
Organisasional sebagai Variabel Sora, B., Caballer, A., & Peiro, Jose M.
Intervening (Studi pada Karyawan (2010). The Consequences of Job
Pertelevisian di Jakarta). Ultima Insecurity for Employees: The Moderator
Accounting, Vol. 3, No. 1, Hal. 66-85. Role of Job Depedence. International
Melky, Y. (2015). Hubungan kepuasan kerja Labour Review, Vol. 149, No. 1, pp. 59-
dan komitmen organisasi terhadap intensi 72.
pindah kerja (turnover intention) Steele, J. P., Rupayana, D. D., Mills, M. J.,
karyawan PT Rejeki abadi sakti Smith, M. R., & Downey, A. (2012).
samarinda. eJournal Psikologi Fisip Relative Importance and Utility of
Unmul 2015, 3 (3) : 694-707. Positive Worker States: A Review and
Modrek, S., & Cullen, M. C. (2013). Job Empirical Examination. The Journal of
Insecurity During Recessions: Effects on Psychology, 2012, 146(6), 617–650.
Survivior’ Work Stress. BMC Public Sun, Y. L. Z., & Fang, P. (2013). Factors
Health, Vol. 13, pp. 1-11. Influencing the Turnover Intention of
Nopiando, B. (2012). Hubungan Antara Job Chinese Community Health Service
Insecurity Dengan Kesejahteraan Workers Based on the Investigation
Psikologis Pada Karyawan Outsourcing. Results of Five Provinces. Springer
Journal of Social and Industrial Science Business Media New York: J
Psychology JSIP 1 (2). Community Health, Vol. 38, pp. 1058–
Oetomo, H. W. (2012). Analisis Hubungan 1066.
Antara Stres Dan Intention To Quit Usman, H. (2010). Manajemen: Teori,
Dengan Kompensasi Sebagai Variabel Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta:
Intervening. JAMBSP Vol. 8 No. 2 – Bumi Aksara.
Februari 2012: 147 – 163. Wageenar, A. F., Kompier, M. A. J.,
Palille, P., & Grim, F. (2011). Citizenship Houtman, I. L. D., Bossche, S. V. D.,
and Withdrawal in the Workplace: Smulders, P., & Taris, T. W. (2012). Can
Relationship Between Organizational labour contract differences in health and
Citizenship Behavior, Intention to Leave work-related attitudes be explained by
Current Job and Intention to Leave the quality of working life and job
Organization. The Journal of Social insecurity?. International Arch Occup
Psychology, 2011, 151(4), 478–493.. Environ Health, Vol. 85, pp. 763-773.
Pitts, D., Marvel, J., & Fernandez, S. (2011). Wardani, S. I., Sutrisno, & Pramono, R. E.
So Hard to Say Goodbye? Turnover (2014). Pengaruh Job Insecurity terhadap
Intention among U.S. Federal Turnover Intention Karyawan CV. Putra
Employees. Public Administration Makmur Abadi Temanggung Jawa
Review September-Oktober. Tengah. Artikel Ilmiah Hasil Penelitian
Ramli, A. A. Salahudin, Shahrul Nizam. Mahasiswa, Hal. 1-7.
Zainol, Zaifudin. Suandi, Turiman. Waspodo, A. A. W. S. (2013). Pengaruh
(2014). Turnover Intention among Kepuasan Kerja dan Stress Kerja

Jurnal Riset Bisnis dan Investasi


Vol. 3, No. 1, April 2017 107
ISSN 2460-8211
Terhadap Turnover Intention Pada
Karyawan PT Unitex di Bogor. Jurnal
Riset Manajemen Sains Indonesia
(JRMSI) Vol 4 No.1 2013 h97-115.
Yunita, P. (2012). Pengaruh Kompensasi,
Komitmen Organisasi, dan Job Insecurity
Terhadap Intention to Turnover Pada
Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Sakti Alam Kerinci.

Jurnal Riset Bisnis dan Investasi


Vol. 3, No. 1, April 2017 108
ISSN 2460-8211

Anda mungkin juga menyukai