Anda di halaman 1dari 18

Hubungan Self Efficacy dan Work Engagement dengan Job Demands Sebagai Moderator Pada

Karyawan PT X Morowali

Nurhayati Hamzah
Program Studi Profesi Psikologi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam
Indonesia, Yogyakarta
21915032@students.uii.ac.id

Abstrak : Work engagement merupakan dirinya secara fisik, kognitif, dan emosional
kebutuhan setiap perusahaan sebagai sumber pada saat melaksanakan pekerjaan yang
daya manusia yang berkualitas untuk dilakukan. Aspek kognitif mengacu pada
mengantarkan perusahaan mencapai tujuannya. keyakinan karyawan terhadap perusahaan,
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemimpin dan kondisi pekerjaan. Aspek
hubungan self efficacy dan work engagement
emosional mengacu pada bagaimana
dengan job demands sebagai variabel moderasi.
Penelitian ini melibatkan sebanyak 80 karyawan
perasaan karyawan apakah positif atau
PT X Morowali. Skala yang digunakan merupakan negatif terhadap perusahaan, sedangkan
modifikasi dari The Utrecht Work Engagement aspek fisik mengenai energi fisik. Work
Scale (UWES-9) dari (Schaufeli dkk, 2006), skala engagement juga dapat didefinisikan sebagai
self efficacy berdasarkan teori dari Bandura keadaan positif dan pandangan karyawan
(1997), skala job demands dari Schaufeli dan terhadap kondisi kerja yang
Bakker (2004). Teknik analisis yang digunakan dikarakteristikkan dengan adanya vigor,
dalam penelitian ini yaitu Moderated Regression dedication dan absorption (Schaufeli dkk.,
Analysis (MRA) dengan terlebih dahulu melakukan 2002).
uji asumsi sebagai prasyarat.
Berdasarkan definisi tersebut, Schaufeli
Kata Kunci: Work engagement, job demands, dan Bakker (2004) mengkonseptualisasikan
self efficacy aspek-aspek dari engagement, aspek yang
pertama yaitu vigor, aspek ini mengacu pada
PENDAHULUAN level energi yang tinggi dalam hal keinginan
Sumber daya manusia merupakan aset untuk menginvestasikan energi pada
utama bagi suatu perusahaan yang harus pekerjaan yang dilakukan, beserta dengan
dikelola dengan baik karena tanpa mental resiliensi untuk tetap berusaha, tidak
keikutsertaannya, aktivitas perusahaan tidak mudah lelah dan gigih dalam menghadapi
akan berjalan (Tjutju & Suwatno, 2008). kesulitan. Kedua, adalah dedication, aspek ini
Peran sumber saya manusia terhadap mengacu pada keadaan di mana karyawan
perusahaan sangatlah penting sebagai menjadi lebih terlibat dengan pekerjaan,
penggerak utama dalam menunjang mengalami perasaan penuh makna, antusias
perusahaan mencapai tujuan (Munandar, dan bangga dengan pekerjaan, serta merasa
2011). Hal tersebut menunjukkan pentingnya terinspirasi dan tertantang. Ketiga adalah
bagi perusahaan mencari, menemukan, absorption, sspek ini mengacu pada
mengembangkan dan mempertahankan berkonsentrasi secara penuh dan mendalam,
sumber daya manusia yang berkualitas tenggelam dalam pekerjaan di mana waktu
(Ernawati, 2015). berlalu terasa cepat dan kesulitan
Hal penting yang perlu dimiliki sumber memisahkan diri dari pekerjaan, sehingga
daya manusia dalam tercapainya tujuan melupakan segala sesuatu disekitarnya.
perusahaan adalah work engagement (Dalal Penelitian terdahulu yang dilakukan
dkk., 2012). Kahn (1990) mendefinisikan menemukan banyak manfaat dan keuntungan
work engagement sebagai keadaan di mana dari adanya work engagement. Para peneliti
karyawan secara psikologis “hadir” dalam menemukan bahwa perusahaan dengan level
melakukan peran dan pekerjaannya. Pada engagement yang tinggi dapat memberikan
keadaan ini, karyawan akan mengekspresikan hasil yang positif bagi perusahaan (Kular
dkk., 2008). Kahn (1990) menyatakan bahwa karyawan karena memengaruhi performa
level engagement yang tinggi membawa terbaik karyawan di organisasi. Karyawan
kepada hasil yang positif seperti kualitas yang fully engaged cenderung loyal, bekerja
pekerjaan dan pengalaman dalam melakukan produktif dan berkualitas. Namun
pekerjaan, juga level perusahaan dalam hal kenyataannya, hasil survei menemukan
pertumbuhan dan produktivitas perusahaan. hanya 25% atau hanya 1 dari 4 karyawan
Van dkk., (2011) mengungkapkan hal yang millennial yang mengaku fully engaged
sebaliknya, rendahnya work engagement dengan tempat mereka bekerja (Dale
dapat berpengaruh terhadap proses Carnegie, 2018).
perusahaan yang juga dapat mengakibatkan Idealnya, suatu perusahaan dapat
turunnya kinerja perusahaan. membuat karyawan engaged terhadap
Beberapa hasil survei menunjukkan pekerjaan mereka. Hal ini agar perusahaan
bahwa masih terdapat tenaga kerja yang mendapatkan hal positif dari karyawan
memiliki engagement yang rendah. Hasil seperti kualitas pekerjaan juga level
survei Gallup pada tahun 2016 yang perusahaan dalam hal pertumbuhan dan
menyatakan bahwa 80% karyawan di produktivitas perusahaan (Khan, 1990).
Indonesia dikategorikan sebagai not engaged Namun pada kenyataannya, fenomena-
di tempat kerja. Rinciannya hanya 13% fenomena yang terjadi saat ini menunjukkan
karyawan yang fully engaged, 76% not hal yang sebaliknya, di mana tingkat work
engaged, dan 11% actively disengaged. engagement pada karyawan berada pada
Dibandingkan dengan negara-negara lain di kategori rendah. Studi awal yang dilakukan
Asean, posisi Indonesia dalam hal karyawan dengan wawancara terhadap karyawan PT X
yang engaged hanya lebih baik dari Vietnam, Morowali yang bergerak di bidang industri
namun masih kalah dari Singapura, Thailand, nikel menunjukkan adanya indikasi work
Malaysia dan Filipina. Berdasarkan survei engagement yang rendah yang diidentifikasi
yang dilakukan oleh Gallup, sebanyak 49% dengan adanya perasaan tidak nyaman ketika
pekerja di Indonesia adalah kaum milenial. bekerja. Hal ini terjadi karena karyawan
Mereka adalah orang-orang yang lahir di kurang menyukai pekerjaanya yang tidak
antara tahun 1980-1996 (PortalHR, 2016). sesuai dengan skill yang dimiliki sehingga
Data survei selanjutnya mengenai karyawan merasa kesulitan dan tidak
engagement yang dilakukan oleh Ifle pada bersemangat untuk menyelesaikan
tahun 2016, juga menemukan adanya pekerjaannya. Dari hasil wawancara yang
perbedaan yang signifikan antara karyawan dilakukan kepada karyawan bagian HR juga
yang enganged dan tidak engaged. diketahui bahwa beberapa karyawan sering
Berdasarkan data tersebut hanya terdapat datang terlambat bahkan ada karyawan yang
15% karyawan yang highly engaged (sangat memutuskan untuk tidak masuk kerja. Hal ini
engaged), 56% moderately engaged (tidak mengindikasikan rendahnya work
terlalu engaged), 22% pasive dan 21% engagement karyawan pada salah satu aspek
actively disengaged (tidak engaged sama work engagement yaitu vigor
sekali) (Ifle, 2016). Hasil riset berikutnya oleh Terdapat faktor-faktor yang
Dale Carnegie Indonesia, pada Oktober 2017 memengaruhi work engagement karyawan
menyebutkan bahwa hanya 25% menurut Job Demands Resources Model (JDR
karyawan millennial yang fully engaged Model) yang diantaranya adalah job
dengan perusahaan di mana mereka bekerja. resources, personal resources dan job
Sisanya, sebanyak 66% actively disengaged. demands. Job resources merupakan peran
dan 9% not engaged. Hasil survei tersebut, motivasi intrinsik dan ekstrinsik yang ada
tingkat engagement dibagi menjadi 3 yaitu, dalam diri karyawan untuk mendorong
fully engaged, not engaged dan actively pertumbuhan, pembelajaran, pengembangan
disengaged. Work engagement secara dan pencapaian tujuan kerja yang terdiri dari
emosional dan intelektual, penting dimiliki autonomy, performance feedback, social
support, supervisory coaching dan positif terhadap pencapaian perusahaan,
opportunities for development, sedangkan berusaha keras, gigih dalam mengerjakan
personal resources merupakan keadaan positif tugas, dan pantang menyerah ketika
dalam diri karyawan yang berkaitan dengan menghadapi hambatan dan tantangan (Vuong
ketahanan dan berdasar pada kemampuan dkk, 2010). Self efficacy memengaruhi
karyawan untuk mengontrol situasi yang pemilihan tugas dan tanggung jawab, tujuan
berdampak pada lingkungan kerja yang ingin dicapai, serta besar usaha yang
diantaranya adalah pada optimism, recilience, karyawan keluarkan (Pajares & Schunk,
self esteem dan self efficacy (Bakker dkk., 2001). Karyawan dengan self efficacy yang
2007). tinggi akan memilih tugas-tugas yang
Self efficacy adalah keyakinan individu menantang, menetapkan tujuan yang tinggi,
mengenai kemampuan yang dirinya miliki dan mengeluarkan usaha yang keras (Pethe
untuk mengorganisir dan mengatur tindakan dkk., 2000).
tertentu yang diperlukan dalam mencapai Idealnya, perusahaan memiliki
keinginan atau tujuan dalam kehidupannya. karyawan dengan self efficacy yang tinggi
Self efficacy menentukan bagaimana individu sehingga dapat memberi dampak yang positif
berpikir, merasakan, dan memotivasi diri terhadap kualitas dari suatu perusahaan.
individu dalam bertingkah laku (Bandura, Namun kenyataannya, hasil wawancara
1995). Self efficacy juga dapat didefinisikan mengindikasikan bahwa terdapat karyawan
sebagai persepsi seseorang terhadap yang tidak yakin akan kemampuan yang
kemampuannya pada domain yang spesifik mereka miliki dalam mengerjakan tugas-
dalam melakukan performansi yang tugas tertentu. Hal ini terjadi karena sebagian
diperlukan untuk mencapai hasil yang besar karyawan yang diterima di perusahaan
diinginkan. Self efficacy menjelaskan bahwa tersebut ditempatkan pada posisi yang
kepercayaan diri seseorang pada berbeda dengan posisi yang dilamar.
kemampuannya adalah salah satu faktor yang Sehingga pekerjaan yang dilakukan kurang
penting yang menentukan kesuksesan sesuai dengan skill yang dimiliki oleh
seseorang. Teori mengenai self efficacy karyawan. Akibatnya, karyawan merasa tidak
memberikan penjelasan yang mendalam mampu dan kesulitan dalam menyelesaikan
mengenai bagaimana dan mengapa tingkah pekerjaannya. Hal ini tentunya dapat
laku individu dapat berubah (Ramachandran, berdampak buruk bagi perusahaan.
2012). Bandura (1997) menyatakan bahwa Selain adanya indikasi self efficacy yang
terdapat tiga aspek yang berperan penting rendah pada karyawan PT X Morowali,
dalam pembentukan self efficacy individu, berdasarkan hasil wawancara juga ditemukan
yaitu magnitude, generality, dan strength. adanya keluhan dari karyawan terkait dengan
Aspek magnitude mengacu kepada tingkatan job demands yang mereka temui ditempat
di mana individu yakin akan kemampuannya kerja. Adanya tugas dan target harian
dalam menyelesaikan tugas dengan tingkat dianggap sudah cukup melelahkan namun
kesulitan yang berbeda. Aspek generality karyawan juga sering diberikan tugas
mengacu pada kemampuan umum hingga tambahan oleh atasan yang harus
pada kemampuan spesifik dari individu. didahulukan sehingga tugas-tugas harian
Aspek strength mengacu pada ketahanan terkadang membutuhkan waktu yang lebih
yang dimiliki oleh individu dalam banyak untuk dapat terselesaikan. Hal ini
melaksanakan tugasnya. Aspek ini terkait membuat karyawan bekerja dengan perasaan
dengan kepercayaan diri yang ada dalam diri tidak nyaman dan penuh tekanan. Job
seseorang atas kemampuan yang dimilikinya demands tersebut dianggap berat oleh para
untuk melakukan usaha atau tindakan karyawan sehingga menimbulkan kelelahan
tertentu. dan perasaan tidak nyaman saat melakukan
Karyawan yang memiliki self efficacy pekerjaan.
yang tinggi akan memberikan kontribusi
Job demands merupakan aspek dari dkk., 2005). Job demands menjadi stressor
pekerjaan yang berpotensi menyebabkan dalam pekerjaan ketika karyawan
ketegangan di mana kondisi ini melebihi membutuhkan usaha yang tinggi dan tidak
kemampuan karyawan. Job demands melakukan recovery secara tepat (Bakker
didefinisikan sebagai sejauh mana lingkungan dkk., 2007). Berdasarkan JD-R Model, ketika
mengandung rangsangan yang terus-menerus job demands tinggi, harus dikerahkan usaha
membutuhkan perhatian dan respon berupa yang lebih untuk mencapai tujuan kerja untuk
energi fisik, psikologis (kognitif atau mencegah penurunan work engagement. Job
emosional) dan upaya yang berkelanjutan. demands tidak dipandang sesuatu yang selalu
Meskipun job demands tidak selalu negatif, merugikan, tetapi ketika yang menjadi job
job demands dapat berubah menjadi stresor demands melebihi kemampuan yang dimiliki
kerja ketika dalam memenuhi tuntutan karyawan, maka karyawan menjadi
tersebut dibutuhkan usaha yang tinggi dan kehabisan energi yang akan mengakibatkan
karena itu terkait dengan costs tinggi yang burnout serta masalah kesehatan lainnya
menimbulkan tanggapan negatif seperti (Bakker dkk., 2003).
depresi, kecemasan, atau kelelahan. Pada hubungan antara self efficacy dan
(Schaufeli & Bakker, 2004). work engagement, diduga ada efek moderasi
Meijman & Mulder mendefinisikan job dari job demands dimana job demands akan
demands tidak negatif, tetapi dapat mempengaruhi tinggi rendahnya hubungan
menyebabkan stres kerja ketika karyawan self efficacy dan work engagement. Job
dihadapkan pada tuntutan yang demands dianggap sebagai suatu hal yang
membutuhkan usaha lebih ketika karyawan akan berdampak pada kelelahan apabila
belum pulih dari stres yang disebabkan oleh karyawan memiliki self efficacy yang rendah
tuntutan sebelumnya. Model JD-R (Bakker dkk., 2005; Innanen dkk., 2014).
mendukung pandangan ini dengan mengakui Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan
bahwa tuntutan, karakteristik lingkungan bahwa ketika karyawan menilai job demands
kerja, tekanan kerja, beban berlebihan, sebagai hambatan, job demands akan
tuntutan emosional, dan kondisi lingkungan berhubungan negatif dengan work
yang buruk dapat menyebabkan gangguan engagement (Crawford dkk., 2010). Akan
kesehatan dan akhirnya untuk engagement tetapi, ketika karyawan menilai job demands
yang rendah (Schaufeli & Bakker, 2004). sebagai tantangan, maka akan tercipta sebuah
Aspek job demands yang dikemukakan oleh engagement pada karyawan (Xanthopoulou
Bakker dan Demerouti (2008). Pertama, dkk., 2013).
aspek workload adalah job demandss yang Hasil penelitian selanjutnya yang
berkaitan dengan banyaknya pekerjaan yang dilakukan oleh Mandala dan Nuerendra
perlu diselesaikan dalam waktu tertentu. (2020) yang sebaliknya menempatkan
Kedua, emotional demands yaitu salah satu variabel self efficacy sebagai moderator pada
aspek yang terkait dengan usaha yang hubungan antara job demands dan work
dibutuhkan untuk menghadapi emosi yang engagement memperoleh hasil bahwa tidak
muncul saat melakukan pekerjaan, dan emosi terdapat efek moderasi oleh self efficacy
yang diharapkan muncul oleh organisasi. terhadap hubungan antara job demands dan
Ketiga adalah mental demands, aspek ini work engagement. Sehingga berdasarkan
berkaitan dengan proses kerja otak dan fenomena dan hasil-hasil penelitian
pemrosesan informasi. terdahulu, peneliti tertarik untuk meneliti
Berdasarkan teori JD-R Model, Job terkait hubungan self efficacy dan work
demands dapat mengakibatkan kelelahan dan engagament dengan menempatkan job
keluhan kesehatan lainnya, sehingga demands sebagai moderator pada karyawan
berkaitan dengan tekanan pada pekerjaan. PT X Morowali.
Job demands yang tinggi mengakibatkan Penelitian ini bertujuan untuk
kelelahan mental dan fisik karyawan (Bakker mengeksplorasi hubungan antara self efficacy
dan work engagement dengan job demands dan diketahui karakteristiknya terlebih dulu.
sebagai moderator. Hal yang membedakan Kriterianya adalah karyawan kontrak kerja
dengan penelitian sebelumnya adalah posisi pertama (≤ 3 bulan) dan karyawan kontrak
variabel moderator yang berbeda. Penelitian kedua (12 bulan) karyawan tetap (≥ 15
ini juga dilakukan dengan subjek penelitian bulan).
yang berbeda dan akan dikategorikan untuk
Metode Pengumpulan Data
membedakan subjek berdasarkan status
Pengumpulan data dalam penelitian ini
pekerja an dan lama bekerja sehingga akan
adalah metode survey dengan menggunakan
memperkaya hasil penelitian.
instrumen penelitian yang akan disebarkan
Manfaat penelitian ini diharapkan
secara online melalui google form. Intsrumen
tidak hanya memberikan sumbangsi secara
dalam penelitian ini menggunakan tiga skala,
teoritik namun juga memberikan manfaat
yaitu skala work engagement, skala self
praktis bagi perusahaan. Penelitian ini
efficacy dan skala job demands.
diharapkan akan membantu memberikan
Skala Self Efficacy
gamparan kepada perusahaan untuk
Self efficacy diukur dari skala Indonesian
mengetahui lebih lanjut terkait pentingnya
Adaptation of the General Self-Efficacy Scale
memilih karyawan dengan self efficacy yang
berdasarkan aspek-aspek self efficacy
tinggi dalam meningkatkan work engagement.
magnitude, generality dan strength yang
Selain itu, penelitian ini juga diharapkan
ditelah diadaptasi oleh Kariimah (2018) Skala
dapat membantu perusahaan menilai dan
terdiri dari 10 aitem. Hasil pengujian validitas
memberi batasan optimal untuk memberikan
didapatkan hasil goodness of fit yaitu nilai
job demands agar dapat membantu dalam
RMSEA 0.00 < 0.08 dengan nilai factor
peningkatan work engagement karyawan.
loading positif dan nilai t-value >1.96. Hasil
uji reliabilitas diperoleh niai cronbach alpha
sebesar 0.82 nilai tersebut berada pada
Kerangka Penelitian
kategori tinggi sehingga dapat dikatakan
bahwa skala self efficacy reliabel.
Tabel 1. Blue print skala self efficacy
N Vari Aspe No Jum
o abel k mor lah
. Ite
m
1. Self Magni 1,2, 3
effica tude 3
Hipotesis =
cy Gener 4,5, 3
H1 : Terdapat korelasi positif antara self
ality 6
efficacy dan work engagement
Stren 7,8, 4
H2 : Terdapat peran job demands sebagai
gth 9,10
moderator terhadap hubungan antara
self efficacy dan work engagement 10
Total Aitem
METODE PENELITIAN Skala Work Engagement
Subjek Penelitian Skala work engagement yang digunakan
Subjek dalam penelitian ini adalah merupakan modifikasi dari The Utrecht Work
karyawan PT X Morowali yang bergerak Engagement Scale (UWES-9) dari Schaufeli
dibidang industri nikel yang berjumlah dkk (2006) terdiri dari 9, yang diukur
sebanyak 80 orang. Teknik pengambilan menggunakan aspek vigor, dedication
sampel menggunakan teknik purposive absorption. Hasil pengujian validitas
sampling yang mana sampel telah ditentukan didapatkan hasil CFI (comparative fit index)
dengan nilai 0.94>0.90 . Hasil uji reliabilitas Peneliti menyiapkan instrumen alat ukur
diperoleh nilai cronbach alpha sebesar 0.79 penelitian yaitu skala work engagement, skala
sehingga dapat dikatakan bahwa skala work self efficacy dan skala job demands. Peneliti
engagement reliabel. melakukan uji coba alat ukur terlebih dahulu
untuk mengukur validitas dan reliabilitas alat
ukur sebelum digunakan pada subjek
Tabel 2. Blue print skala work engagement
penelitian.
N Variabel Aspek Nom Jumla
Tahap pelaksanaan
o. or h
Pada tahapan pelaksanaan, peneliti
Item
membagikan skala work engagement, skala
Vigor 1, 2, 5 3
self efficacy dan skala job demands secara
Work Dedicati 3, 4, 7 3 online melalui google form kepada subjek
2 engagem on penelitian.
ent Absorpti 6, 8, 9 3 Tahap analisis data
on Peneliti menganalisis data dari skor total
Total 9 masing-masing skala kemudian melakukan
Aitem uji asumsi terlebih dahulu. Setelah uji asumsi
Skala Job Demands terpenuhi, maka peneliti akan melanjutkan
Skala Job demands diukur pada tahap uji hipotesis penelitian.
menggunakan aspek-aspek yang Teknik Analisis Data
dikemukakan oleh Schaufeli dan Bakker Analisis data yang digunakan untuk
(2004) terdiri 14 aitem yang sahih menguji hipotesis adalah Moderated
berdasarkan aspek-aspek workloads, Regression Analysis (MRA) atau uji interaksi
emotional demands, mental demands. Hasil yang merupakan salah satu cara untuk
pengujian validitas didapatkan hasil IVI menguji regresi dengan variabel moderator.
(Index Validitas Isi) sebesar 0.95>0.90. Namun sebelum melakukan Uji Hipotesis,
Sedangkan hasil uji reliabilitas diperoleh nilai peneliti akan melakukan beberapa Uji Asumsi
cronbach alpha sebesar 0.89 sehingga dapat terlebih dahulu yaitu sebagai berikut :
dikatakan skala job demands reliabel a) Uji Normalitas, bertujuan untuk
mengetahui apakah data terdistribusi
Tabel 3. Blue print skala job demands normal
N Variab Aspek Nomor Jumla b) Uji Multikolinearitas, bertujuan untuk
o el Item h menguji apakah model regresi
Worklo 1,2,3,4,5, 6 ditemukan adanya kolerasi antar
ad 6 variabel bebas. Model regresi yang baik
Emotio 4 seharusnya tidak terjadi kolerasi
Job nal diantara variabel bebas
7,8,9,10
3. deman Demand c) Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk
ds s menguji apakah dalam model regresi
Mental 4 terjadi ketidaksamaan variance dari
11,12,13,
Demand residual satu pengamatan ke
14
s pengamatan lain
Total 14
Aitem
DAFTAR PUSTAKA
Prosedur Penelitian Bakker, A. B., Demerouti, E., Taris, T. W.,
Schaufeli, W. B., & Schreurs, P. J. (2003). A
multigroup analysis of the job demandss-
Tahap persiapan resources model in four home care
organizations. International Journal of and Organizational Psychology, 69(1), 89-
stress management, 10(1), 16. 106.
Bakker, A. B., Demerouti, E., & Euwema, M. C. Kahn, W.A. (1990). Psychological Conditions
(2005). Job resources buffer the impact of of Personal Engagement and
job demandss on burnout. Journal of Disengagement at Work. Academy of
Occupational Health Psychology, 10(2), Management Journal, 33(4), 692-724.
170–180. Kariimah, N. (2018). Hubungan Self-Efficacy
Bakker, A. B., Hakanen, J. J., Demerouti, E., & Dengan Work-Family Enrichment Pada
Xanthopoulou, D. (2007). Job resources Karyawan yang Telah Menikah di
boost work engagement, particularly when Perusahaan X Kota Makassar. Skripsi.
job demandss are high. Journal of Universitas Hasanuddin.
educational psychology, 99(2), 274. Kular, S., Gatenby, M., Rees, C., Soane, E., &
Bandura, A., & Wessels, S. (1997). Self-efficacy Truss, K. (2008). Work engagement: A
(pp. 4-6). W.H. Freeman & Company. literature review.
Bandura, A. (1995). Self-efficacy in changing Mandala, C. I., & Nurendra, A. M. (2020).
societies. Cambridge university press. Tuntutan Pekerjaan dan Keterikatan Kerja
Consiglio, C., Borgogni, L., Tecco, C. Di, & pada Karyawan Bank: Peran Efikasi Diri
Schaufeli, W. B. (2016). What makes works sebagai Moderator. Psikologika: Jurnal
engaged with their work? The role of self- Pemikiran dan Penelitian Psikologi, 25(2),
efficacy and work’s perceptions of social 291-304.
context over time. Career Development Munandar, A.S. (2001). Psikologi Industri dan
International, 21(2), 125–143. Organisasi. Tangerang: UI Press.
Crawford, E. R., LePine, J. A., & Rich, B. L. Pajares, F., & Schunk, D. H. (2001). Self-beliefs
(2010). Linking job demandss and and school success: Self-efficacy, self-
resources to Work Engagementand concept, and school
burnout: A theoretical extension and meta- achievement. Perception, 11(2), 239-266.
analytic test. Journal of Applied Pethe, S., Choudhari, S., & Dhar, U. (2000).
Psychology, 95(5), 834–848. Occupational Self Efficacy: Constituent
Dalal, R.S., Brummel, B.J., Baysinger, M., & Factors. Management and Labour
LeBreton, J.M. (2012). The Relative Studies, 25(2), 92-98.
Importance of Work Engagement, Other Ramachandran, V. S. (2012).
Job Attitudes, and Trait Affect as Encyclopeindividu Of Human Behavior.
Predictors of Job Performance. Journal of Academic Press.
Applied Social Psychology, 42(S1), E295- Schaufeli, W. B., & Bakker, A. B. (2004). Job
E325. demandss, job resources, and their
Ernawati, E. (2015). Peran pengembangan relationship with burnout and
sumber daya manusia dalam meningkatkan engagement: A multi‐sample
prestasi kerja pegawai di Pengadilan study. Journal of Organizational Behavior:
Agama Lamongan (Doctoral dissertation, The International Journal of Industrial,
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Occupational and Organizational
Ibrahim). Psychology and Behavior, 25(3), 293-315.
Innanen, H., Tolvanen, A., & Salmela-Aro, K. Schaufeli, W. B., Salanova, M., Gonzá lez-Romá,
(2014). Burnout, work engagement and V., & Bakker, A. B. (2002). The
workaholism among highly educated measurement of engagement and burnout:
works: Profiles, antecedents and A two sample confirmatory factor analytic
outcomes. Burnout Research, 1(1), 38– 49 approach. Journal of Happiness
Jones, F., & Fletcher, B. (1996). Taking work studies, 3(1), 71-92.
home: A study of daily fluctuations in work Supranto, J. (2016). Statistik Teori & Aplikasi
stressors, effects on moods and impacts on (Delapan). Penerbit Erlangga.
marital partners. Journal of Occupational Tjutju, Y. & Suwatno. (2008). Manajemen
Sumber Daya Manusia, Teori, Aplikasi dan Xanthopoulou, D., Bakker, A. B., & Fischbach,
Isu Penelitian. A. (2013). Work engagement among works
Van Rooy, D. L., Whitman, D. S., Hart, D., & facing emotional demandss: The role of
Caleo, S. (2011). Measuring Work personal resources. Journal of Personnel
EngagementDuring a Financial Downturn: Psychology, 12(2), 74–84.
Business Imperative or Nuisance?. Journal
of Business and Psychology, 26(2), 147-152.
Vuong, M., Brown-Welty, S., & Tracz, S.
(2010). The effects of self-efficacy on
academic success of first-generation
college sophomore students. Journal of
college student development, 51(1), 50-64.
Lampiran 1
Blue Print Skala Penelitian

Tabel 1. Blue Print Skala Self Efficacy


Nomor
Dimensi Aitem
Aitem
Pemecahan soal-soal yang sulit selalu berhasil bagi saya, jika saya 1
berusaha.
Jika seseorang menghambat tujuan saya, saya akan menemukan cara 6
Magnitude
untuk melanjutkannya.
Saya tidak mempunyai kesulitan untuk melaksanakan niat dan tujuan 10
saya.
Dalam situasi yang tidak terduga saya selalu tahu bagaimana saya harus 2
bertingkah laku.
Generality Ketika saya akan menghadapi sesuatu yang baru, saya tahu bagaimana 4
saya menghadapinya.
Saya memiliki pemecahan untuk setiap permasalahan. 8
Saya dapat menghadapi kesulitan dengan tenang, karena saya selalu 3
dapat mengandalkan kemampuan saya.
Saya biasanya memiliki banyak ide untuk mengatasi kesulitan yang saya 5
Strength
hadapi.
Saya mampu mengatasi kejadian yang tidak terduga dengan baik. 7
Saya akan siap menangani apapun yang terjadi. 9

Tabel 3. Blue Print Skala Job Demands


Nomor
Dimensi Aitem
Aitem
Saya memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan 1
Saya harus bekerja ekstra untuk menyelesaikan pekerjaan saya 2
Saya harus menyelesaikan pekerjaan secara terburu-buru 3
Workload Saya merasa bekerja lebih lambat dibandingkan rekan kerja saya 4
Saya mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan kecepatan
5
kerja yang dituntut
Saya mengalami kesulitan dengan adanya tekanan pekerjaan 6
Saya merasa pekerjaan saya menuntut secara emosional 7
Dalam pekerjaan, saya dihadapkan pada hal-hal yang mempengaruhi saya
8
Emotional secara pribadi
Demands Saat bekerja, saya pernah berinteraksi dengan pihak yang sulit dihadapi 9
Pekerjaan saya membuat saya berada dalam situasi yang tidak
10
menyenangkan secara emosional
Pekerjaan saya menuntut ketepatan kerja yang tinggi 11
Mental Pekerjaan saya membutuhkan pemikiran yang berkelanjutan 12
Demands Saya harus memberikan perhatian penuh pada pekerjaan saya 13
Pekerjaan saya membutuhkan kehati-hatian dalam bekerja 14

Tabel 2. Blue Print Skala Work Engagement


Nomor
Dimensi Aitem
Aitem
Vigor Ditempat kerja, saya merasa penuh dengan energi 1
Saya merasa sangat kuat dan bertenaga mengerjakan pekerjaan saya 2
Saat bangun tidur dipagi hari, sayai ingin bergegas bekerja 5
Saya antusias dengan pekerjaan saya 3
Dedication Pekerjaan saya menginspirasi saya 4
Saya bangga dengan pekerjaan saya 7
Saya merasa senang saat saya bekerja secara intensif 6
Absorption Saya larut dengan pekerjaan saya 8
Saat bekerja, saya terbawa dengan pekerjaan saya 9
Lampiran 2

Informasi dan Pernyataan Persetujuan Ikut Serta Dalam Penelitian

Peneliti : Nurhayati Hamzah, S.Psi (21915032@students.uii.ac.id)


Supervisor : Sonny Andrianto, S.Psi., M.Si., Ph.D (003200101@uii.ac.id)

Pendahuluan dan Tujuan Penelitian


Saya Nurhayati Hamzah mahasiswi Magister Psikologi Profesi Universitas Islam Indonesia
memohon kesediaan anda untuk berpartisipasi dalam penelitian kami dengan topik Self efficacy,
Work Engagement, Job demand. Untuk memahami lebih mendalam terkait hal tersebut, kami
membutuhkan bantuan Anda untuk mengisi kuesioner online berikut ini.

Prosedur Penelitian
Bila anda bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, Anda akan diminta untuk
menjawab serangkaian pertanyaan dengan mengisi kuesioner online ini. Respon yang anda berikan
sangat penting bagi kami, Anda diharapkan mengisi kuesioner dengan jujur dan sesuai dengan
keadaan sebenarnya. Tidak ada respon “benar” atau “salah”. Silahkan menberi jawaban sesuai
dengan apa yang Anda rasakan, bukan sesuai dengan apa yang Anda pikir bagaimana jawaban
“kebanyakan orang”.
Kuesioner ini diperuntukkan bagi Anda yang bekerja sebagai karyawan PT X Morowali.
Keikutsertaan anda dalam penelitian ini bersifat sukarela. Jika anda bukan merupakan karyawan
PT X Morowali atau tidak berkenan untuk berpartisipasi, maka Anda berhak untuk tidak
melanjutkan pengisian kuesioner online ini tanpa konsekuensi apa pun.

Kompensasi
Sebagai ungkapan terima kasih atas partisipasi Anda, kami menyediakan 5 schedule book
beserta alat tulisnya yang akan di undi bagi partisipan penelitian ini. Informasi yang anda berikan
tidak terkait dengan respon yang telah Anda berikan dalam kuesioner ini, sehingga kerahasiaan
data dan anominitas anda akan tetap terjaga.

Resiko dan Manfaat


Tidak ada kemungkinan resiko bagi Anda yang terkandung dalam penelitian ini. Anda tidak
akan ditanya atau diminta untuk memberi informasi yang dapat merugikan kehidupan pribadi atau
profesional Anda.
Manfaat dari penelitian ini tidak akan langsung Anda rasakan. Namun, hasil dari penelitian
ini berpotensi digunakan untuk membantu perusahaan tempat Anda bekerja, Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberi rekomendasi pada Perusahaan dalam meningkatkan kesesuaian dan
kenyamanan karyawannya dalam bekerja demi kualitas pekerjaan karyawan PT X Morowali.

Kerahasiaan dan Keamanan Data


Kami peneliti menyatakan bahwa setiap respon yang Anda berikan bersifat rahasia dan
anonim. Setiap respin yang diberikan dalam penelitian ini tidak akan diidentifikasi secara
individual, namun akan disusun bersama-sama dan dianalisis dalam bentuk kelompok.

Pernyataan Peneliti
Kami selaku peneliti akan sepenuhnya memperlakukan data yang diberikan dalam lingkup
etik penelitian psikologi. Peneliti hanya akan menggunakannya data untuk keperluan penelitian
dan menjamin kerahasiaan data dan menjaga anonimitas partisipan penelitian. Kami akan
menghargai apabila Anda sewaktu-waktu memutuskan untuk membatalkan partisipasi Anda. Jika
Anda memiliki pertanyaan atau ingin mengetahui ringkasan hasil penelitian ini, Anda dapat
menghubungi peneliti secara personal.

Terimakasih,

Nurhayati Hamzah, S.Psi


Mobile : 082240209628
Email : 21915032@students.uii.ac.id
Informed Consent
Setelah membaca informasi diatas, Saya telah memahami maksud dan manfaat dari keterlibatan
dalam penelitian ini. Selain itu, saya telah diyakinkan bahwa peneliti akan menjawab setiap
pertanyaan yang mungkin muncul di kemudian hari. Maka saya secara sukarela menyetujui untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini. Dengan ini saya menyatakan persetujuan saya untuk ikut serta
sebagai partisipan dalam penelitian ini. Saya menyatakan bahwa keikutsertaan saya dalam
penelitian ini dilakukan secara sukarela atau tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Saya juga
memperkenankan peneliti untuk menggunakan data yang saya berikan (sebagaimana terlampir)
sesuai dengan kepentingan dan tujuan penelitian. Saya menyadari dan memahami bahwa data yang
saya berikan dan yang akan digunakan memuat informasi-informasi yang jelas tentang diri saya.
Walaupun demikian, berbagai informasi yang memuat data pribadi seperti nama jelas, kontak, dan
data lengkap lainnya, hanya saya izinkan untuk diketahui oleh peneliti.
Saya sebagai partisipan dalam penelitian ini menyetujui untuk mengikuti semua prosedur
dalam penelitian ini, termasuk aturan-aturan selama penelitian ini berlangsung. Saya juga bersedia
untuk dihubungi kembali oleh peneliti apabila terdapat data yang masih kurang lengkap.

Setuju Tidak Setuju


Lampiran 3
Intrumen Penelitian

Skala 1
Kuesioner Penelitian Self Efficcacy
Petunjuk pengisian :
1. Pada bagian ini terdiri atas 10 pernyataan. Silahkan Anda membaca pernyataan dengan
cermat sebelum menjawab setiap pernyataannya.
2. Tunjukkan pilihan Anda dengan keseluruhan pernyataan menggunakan alternatif jawaban
yang diberikan di bawah ini.
3. Setiap pernyataan disediakan empat (4) alternatif jawaban, yaitu:
TS : Tidak Setuju
AS : Agak Setuju
HS : Hampir Setuju
SS : Sangat Setuju
4. Pastikan bahwa setiap nomor aitem telah terisi dan tidak ada yang terlewati.

No Penyataan Respon
Pemecahan soal-soal yang sulit selalu berhasil bagi
1. TS AS HS SS
saya, jika saya berusaha.
Jika seseorang menghambat tujuan saya, saya akan
2. TS AS HS SS
menemukan cara untuk melanjutkannya.
Saya tidak mempunyai kesulitan untuk melaksanakan
3. TS AS HS SS
niat dan tujuan saya.
Dalam situasi yang tidak terduga saya selalu tahu
4. TS AS HS SS
bagaimana saya harus bertingkah laku.
Ketika saya akan menghadapi sesuatu yang baru, saya
5. TS AS HS SS
tahu bagaimana saya dapat mengahadapinya.
6. Saya memiliki pemecahan untuk setiap permasalahan. TS AS HS SS
Saya dapat menghadapi kesulitan dengan tenang,
7. karena saya selalu dapat mengandalkan kemampuan TS AS HS SS
saya.
Saya biasanya memiliki banyak ide untuk mengatasi
8. TS AS HS SS
kesulitan yang saya hadapi.
Saya mampu mengatasi kejadian yang tidak terduga
9. TS AS HS SS
dengan baik.
10. Saya akan siap menangani apapun yang terjadi. TS AS HS SS
Akhir dari skala, pilihlah TS

Skala 2
Kuesioner Penelitian Work Engagement
Petunjuk pengisian:
1. Di bawah ini terdapat 9 aitem
2. Simaklah setiap aitem dengan baik, lalu beri pilihan respon yang paling sesuai dengan diri anda
Kategori respon sebagai berikut :
Tidak Hampir Jarang Kadang- Sering Sangat Selalu
Pernah tidak kadang Sering
pernah
0 1 2 3 4 5 6
Sekali atau Beberapa Beberapa
Sekali Setiap
kurang dalam kali dalam kali dalam
seminggu hari
sebulan sebulan seminggu

3. Pastikan bahwa setiap nomor aitem telah terisi dan tidak ada yang terlewati.
No. Pernyataan Respon
1 Ditempat kerja, saya merasa penuh dengan
0 1 2 3 4 5 6
energi
2 Saya merasa sangat kuat dan bertenaga
0 1 2 3 4 5 6
mengerjakan pekerjaan saya
3 Saya antusias dengan pekerjaan saya 0 1 2 3 4 5 6
4 Pekerjaan saya menginspirasi saya 0 1 2 3 4 5 6
5 Saat bangun tidur dipagi hari, saya ingin
0 1 2 3 4 5 6
bergegas bekerja
6 Saya merasa senang saat saya bekerja secara
0 1 2 3 4 5 6
intensif
7 Saya bangga dengan pekerjaan saya 0 1 2 3 4 5 6
8 Saya larut dengan pekerjaan saya 0 1 2 3 4 5 6
9 Saat bekerja, saya terbawa dengan pekerjaan
0 1 2 3 4 5 6
saya
Akhir dari skala, pilihlah angka 2 0 1 2 3 4 5 6

Skala 3
Kuesioner Penelitian Job Demands
Petunjuk pengisian:
1. Di bawah ini terdapat 14 aitem
2. Simaklah setiap aitem dengan baik, lalu beri pilihan respon yang paling sesuai dengan diri anda
Kategori respon sebagai berikut :
1 = Selalu 3 = Kadang-kadang
2 = Sering 4 = Tidak Pernah
3. Pastikan bahwa setiap nomor aitem telah terisi dan tidak ada yang terlewati

No Penyataan Respon
Saya memiliki banyak pekerjaan yang harus
1. 1 2 3 4
dilakukan
Saya harus bekerja ekstra untuk menyelesaikan
2. 1 2 3 4
pekerjaan saya
Saya harus menyelesaikan pekerjaan secara terburu-
3. 1 2 3 4
buru
Saya merasa bekerja lebih lambat dibandingkan rekan
4. 1 2 3 4
kerja saya
Saya mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri
5. 1 2 3 4
dengan kecepatan kerja yang dituntut
Saya mengalami kesulitan dengan adanya tekanan
6. 1 2 3 4
pekerjaan
7. Saya merasa pekerjaan saya menuntut secara 1 2 3 4
emosional
Dalam pekerjaan, saya dihadapkan pada hal-hal yang
8. 1 2 3 4
mempengaruhi saya secara pribadi
Saat bekerja, saya pernah berinteraksi dengan pihak
9. 1 2 3 4
yang sulit dihadapi
Pekerjaan saya membuat saya berada dalam situasi
10. 1 2 3 4
yang tidak menyenangkan secara emosional
11. Pekerjaan saya menuntut ketepatan kerja yang tinggi 1 2 3 4
Pekerjaan saya membutuhkan pemikiran yang
12. 1 2 3 4
berkelanjutan
Saya harus memberikan perhatian penuh pada
13. 1 2 3 4
pekerjaan saya
Pekerjaan saya membutuhkan kehati-hatian dalam
14. 1 2 3 4
bekerja
Akhir dari skala, pilihlah angka 1 1 2 3 4
Lampiran 4
Isu Etik

Isu etik yang berkemungkinan muncul dalam penelitian ini adalah :


1. Pengisian skala yang akan diberikan saat jam kerja dapat menyita waktu kerja partisipan
penelitian, sehingga untuk mengatasinya peneliti membuat form pengisian online agar
memudahkan dan memberi kebebasan partisipan dalam memilih waktu untuk mengisi
skala penelitian. Peneliti juga menyediakan kompensasi yang akan di undi dan diterima
bagi partisipan yang beruntung.
2. Partisipan penelitian (karyawan) dalam penelitian ini memungkinkan adanya
kekhawatiran terhadap data yang diberikan akan diketahui oleh perusahaan, rekan kerja
atau atasan ditempat kerja, sehingga untuk mengatasinya, peneliti memberikan pernyataan
peneliti untuk menjaga kerahasiaan data dan anonimitas partisipan penelitian.
3. Adanya perasaan keterpaksaan oleh partisipan penelitian dalam mengisi skala penelitian,
sehingga untuk mengatasinya peneliti memberikan informed concent yang menjelaskan
bahwa keikutsertaan dalam penelitian bersifat suka rela dan peneliti akan menghargai
keputusan partisipan jika sewaktu-waktu akan mengundurkan diri dalam proses penelitian.
Peneliti juga memberikan beberapa informasi terkait tujuan penelitian, prosedur penelitian,
kompensasi, resiko penelitian, manfaat penelitian, kerahasiaan dan keamanan data serta
pertanyaan peneliti sebagaimana yang terlampir.

Anda mungkin juga menyukai