1
ISSN 2086 – 1966
Abstrak: Perusahaan seringkali mengalami permasalahan akibat motivasi kerja karyawan yang rendah.
Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi hal tersebut salah satunya dari kepribadian individu itu
sendiri yang juga dibentuk dari urutan kelahiran. Hasil penelitian menunjukkan pada variabel motivasi
kerja, anak tunggal dan anak pertama memiliki nilai tertinggi. Kemudian pada variabel work
engagement, anak tunggal dan anak pertama memiliki nilai tertinggi. Sedangkan pada dimensi vigor,
anak tunggal dan anak tengah memiliki nilai tertinggi. Kemudian pada dimensi dedication, anak
pertama dan anak terakhir memiliki nilai tertinggi. Pada dimensi absorption, anak pertama dan anak
terakhir memiliki nilai tertinggi. Implikasi dalam penelitian ini adalah perusahaan dapat
mempertimbangkan mengenai urutan kelahiran sebagai sarana dalam menempatkan karyawan dalam
suatu jabatan. Selain itu, hasil dari penelitian ini diharapkan seorang atasan dapat memprediksikan
motivasi dan work engagement karyawan dalam bekerja. Selain itu, perusahaan dapat mengembangkan
strategi pembelajaran dalam menghadapi motivasi dan work engagement yang rendah sesuai dengan
urutan kelahiran.
Abstract: Companies often have experiences problem due to low motivation in employee. There are
various factors that can influence. One of them is the individual's personality which is also formed from
the birth’s order. The results of this research showed that the variable work motivation, single child
and first child had the highest value. Then in the work engagement variable, the only child and the first
child have the highest value. Whereas in the dimension of vigor, single children and middle children
have the highest value. Then in the dimension of dedication, the first child and the last child have the
highest value. In absorption, the first child and the last child have the highest value. The implication in
this study is that companies can consider the birth order as a means of placing employees in a position.
In addition, the results of this study are expected to lead a supervisor to predict employee motivation
and work engagement in work. In addition, companies can develop learning strategies in the face of
low motivation and work engagement in accordance with the birth order
generasi milenial, tepatnya sekitar 62,5 juta karyawan dalam bekerja, dimana semakin
orang sehingga generasi milenial ini dalam tinggi conscientiousness dihubungkan dengan
waktu singkat akan dapat menjadi angkatan motivasi kerja yang lebih tinggi dan semakin
kerja terbesar di Indonesia menggantikan tinggi neuroticism dihubungkan dengan
generasi X yang akan mulai memasuki masa motivasi kerja yang lebih rendah. Sementara
pensiun. berdasarkan penelitian Mróz dan Kaleta (2016),
Kurangnya engagement dari karyawan kepribadian big five khususnya extraversion
dapat berdampak pula terhadap produktivitas dan conscientiousness memiliki hubungan
karyawan dalam bekerja. Hal ini didukung positif signifikan dengan work engagement,
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh sehingga semakin tinggi kecenderungan kedua
Hanaysha (2016) yang menemukan bahwa kepribadian tersebut akan berkontribusi
produktivitas karyawan dapat ditingkatkan terhadap semakin tingginya work engagement.
apabila adanya work engagement yang baik Salah satu aspek yang dapat
dari karyawan. Oleh karena itu beberapa membentuk suatu pola kepribadian ini adalah
perusahaan dapat mengalami masalah apabila urutan kelahiran individu. Berdasarkan
karyawan yang bekerja tidak memiliki work penelitian yang dilakukan oleh Paulhus,
engagement karena dapat mempengaruhi Trapnell, dan Chen (1999) diketahui bahwa
produktivitas karyawan. Selain work urutan kelahiran dapat membentuk kepribadian
engagement terdapat faktor lain yang di dan tingkat pencapaian prestasi individu
dalamnya dapat mempengaruhi produktivitas dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa
karyawan, yaitu motivasi kerja. Hal ini juga anak yang dilahirkan pertama memiliki
didukung berdasarkan penelitian Forson (2012) kecenderungan conscientiousness pencapaian
yang menemukan bahwa motivasi kerja pada prestasi paling tinggi dibandingkan dengan
karyawan dapat berkontribusi terhadap anak dari urutan kelahiran yang lain. Hasil
produktivitas karyawan. Dengan demikian, penelitian lain yang mendukung urutan
baik work engagement dan motivasi kerja kelahiran berkontribusi terhadap kepribadian
merupakan hal yang dapat membantu adalah penelitian Al-Khayat (2016) yang
produktivitas pada karyawan, namun terdapat menemukan bahwa terdapat hubungan
beberapa faktor yang dapat memicu motivasi signifikan antara urutan kelahiran dengan
kerja dan work engagement untuk tumbuh. kepribadian anak serta pencapaian prestasi
Salah satu faktor yang dapat memicu dimana anak tertua dan tunggal ditemukan
motivasi kerja dan work engagement adalah memiliki pencapaian prestasi tertingi dibanding
kepribadian dalam diri individu yang terbentuk anak tengah dan anak terakhir. Dengan hasil
sejak masa kanak-kanak hingga dewasa. penelitian yang sudah ada maka sebenarnya
Berdasarkan penelitian meta analysis (Wright, urutan kelahiran memegang peranan penting
2003) yang melibatkan penelitian dari tahun dalam menentukan pencapaian prestasi.
1887-2000 ditemukan 65 penelitian dari 2000 Menurut Adler (dalam Feist & Feist,
penelitian yang memiliki korelasi signifikan 2010) menyatakan bahwa anak-anak sesuai
antara kepribadian big five dengan motivasi dengan urutan kelahirannya memegang posisi
38 Mind Set Vol. 10, 2019
sehingga karyawan akan termotivasi hanya jika rasa semangat dan hubungan yang efektif
sudah memiliki tujuan terlebih dahulu. Tujuan dalam pekerjaannya. Schaufeli, Salanova,
yang spesifik dan sulit dicapai dapat memicu Gonzalez-Romá dan Bakker (2002),
tingginya kinerja karyawan untuk mencoba menjelaskan bahwa dimensi dalam work
mencapai tujuan tersebut. Job-design engagement terdiri atas (a) vigor, (b)
menjelaskan motivasi kerja karyawan dapat dedication, dan (c) absorption. Vigor ditandai
juga bergantung dari bagaimana struktur dengan tingkat energi yang tinggi dan resiliensi
pekerjaan karyawan dibentuk. Desain mental ketika bekerja dalam menghadapi
pekerjaan yang dianggap dapat memotivasi kesulitan. Dedication ditandai dengan perasaan
kerja karyawan harus melibatkan unsur penting, antusiasme, inspirasi, rasa bangga
pengalaman bermakna, tanggung jawab atas dalam pekerjaannya. Absorption ditandai
hasil akhir, dan pengetahuan akan hasil akhir. dengan sepenuhnya berkonsentrasi secara
Self-determination theory menjelaskan mendalam pada satu pekerjaan, dimana waktu
motivasi karyawan didasarkan pada tiga berjalan dengan cepat dan memiliki kesulitan
kebutuhan psikologis dasar yang terdiri dari untuk melepaskan diri dari pekerjaan yang
otonomi, kompetensi, dan keterhubungan. sedang dikerjakan.
Otonomi mengacu pada perasaan akan pilihan
dan keputusan mandiri, kompetensi mengacu
METODE
pada perasaan mampu akan kemampuan diri
sendiri, keterhubungan mengacu pada perasaan Metode penelitian yang digunakan adalah
terhubung dan kebersamaan dengan orang lain. metode penelitian kuantitatif dengan
menggunakan kuesioner untuk mendapatkan
Work Engagement. Schaufeli dan Bakker
data penelitian. Teknik sampling yang
(2010) membedakan definisi antara work
digunakan adalah purposive sampling dengan
engagement dan employee engagement, dimana
target partisipan karyawan yang tidak dibatasi
work engagement didefinisikan sebagai
oleh umur dan jenis kelamin. Teknik analisis
hubungan antara karyawan dengan
yang digunakan adalah analisis deskriptif
pekerjaannya, sedangkan employee
statistik dengan menggunakan program SPSS
engagement didefinisikan sebagai bukan saja
untuk mencari nilai rata-rata (mean) dari
hubungan karyawan dengan pekerjaannya
variabel yang ingin diukur. Peneliti
tetapi dapat mencakup hubungan karyawan
menggunakan skala motivasi kerja dan work
dengan organisasinya juga. Menurut Shcaufeli
engagement scale yang diadaptasi dari Utretch
(2012), work engagement merupakan sesuatu
Work Engagement Scale (UWES), dan
yang berlawanan dengan burnout dimana
pertanyaan tentang urutan kelahiran. Kategori
ketika seseorang mengalami burnout maka
urutan kelahiran dalam penelitian ini dibagi
orang tersebut akan melihat suatu pekerjaan
menjadi 5 kategori: (a) anak pertama, (b) anak
sebagai sesuatu yang menekan dan
tengah, (c) anak terakhir, (d) anak kembar, dan
menyulitkan; sementara karyawan yang
merasakan work engagement akan memiliki
40 Mind Set Vol. 10, 2019
(e) anak tunggal. Proses penyebaran kuesioner sehingga dalam bekerja waktu terasa berlalu
dilakukan melalui google doc. begitu cepat dan menemukan kesulitan dalam
memisahkan diri dengan pekerjaan.
Instrumen Penelitian. Skala motivasi kerja
disusun oleh peneliti menggunakan teori
HASIL
motivasi kerja dari Kanfer (2012) dalam bentuk
skala likert 1-4 yang terdiri atas 2 dimensi yang Berdasarkan proses pengumpulan data
mengukur motivasi internal (5 butir) dan didapatkan partisipan sebanyak 144 orang
motivasi eksternal (17 butir). Motivasi internal dengan rentang usia mulai dari 21 tahun hingga
merupakan dorongan-dorongan untuk 43 tahun (mean = 28,06). Jumlah partisipan
berprestasi yang sifatnya bersumber dari dalam yang berjenis kelamin laki-laki terdiri atas 75
diri seseorang dan hal ini meliputi pekerjaan orang (52,1%) dan berjenis kelamin perempuan
seseorang, keberhasilan yang diraih, terdiri atas 69 orang (47,9%). Jumlah sebaran
kesempatan untuk tumbuh, kemajuan dalam data karakteristik responden berdasarkan
berkarier, dan pengakuan orang lain. Sementara urutan kelahiran dapat dilihat pada tabel 1.
motivasi eksternal merupakan faktor-faktor Tabel 1. Hasil Data Deskriptif Partisipan
yang sifatnya ekstrinsik (pemeliharaan) Ditinjau Dari Urutan Kelahiran
Urutan Persentase
bersumber dari luar diri seseorang. N
Kelahiran (%)
pemeliharaan mencakup status seseorang
Pertama 30 20,8
dalam organisasi, hubungan seorang karyawan
Tengah 30 20,8
dengan atasannya dan rekan-rekan kerjanya,
Terakhir 30 20,8
kebijakan organisasi, sistem administrasi dalam
Kembar 30 20,8
organisasi, kondisi kerja dan sistem imbalan
Tunggal 24 16,7
yang berlaku.
Skala work engagement diadaptasi dari Total 144 100
1-7 dan terdiri atas 3 dimensi yang mengukur ukur dengan menggunakan 144 partisipan
vigor (6 butir), dedication (6 butir), Absorption ditemukan bahwa skala motivasi kerja memiliki
(5 butir). Vigor ditandai dengan curahan energi cronbach alpha sebesar 0,440 untuk dimensi
dan mental yang kuat dalam bekerja, dan motivasi internal dan 0,823 untuk dimensi
keberanian untuk berusaha sekuat tenaga dalam motivasi eksternal. Standar reliabilitas yang
ditandai dengan merasa terlibat sangat kuat menggunakan nilai alpha yang berkisar antara
dalam suatu pekerjaan dan mengalami rasa .65 sampai .70 (Cohen & Swerdik, 2009).
inspirasi dan tantangan. Absorption ditandai motivasi kerja dimensi motivasi internal tidak
dengan dalam bekerja karyawan selalu penuh dapat digunakan karena tidak memenuhi
konsentrasi dan serius terhadap suatu pekerjaan standar reliabilitas. Oleh karena itu dalam
Mind Set YUNITA 41
penelitian ini skala motivasi kerja yang tertingi kedua, sedangkan anak terakhir
digunakan hanya dimensi eksternal saja. diketahui memiliki mean rank yang sedikit
Hasil reliabilitas alat ukur work engagement lebih tinggi dalam motivasi kerja dimensi
scale menggunakan 144 partisipan ditemukan eksternal dibanding anak tengah. Hasil Uji
memiliki cronbach alpha sebesar 0,823 untuk Kruskal Wallis motivasi kerja dimensi
dimensi vigor; 0,849 untuk dimensi dedication; eksternal dapat dilihat pada tabel 2.
dan 0,803 untuk dimensi absorption.
Berdasarkan standar reliabilitas maka hasil Tabel 2. Hasil Uji Kruskal Wallis Data
reliabilitas work engagement scale dalam Motivasi Kerja Dimensi Eksternal
penelitian ini memiliki reliabilitas yang baik
Urutan
dan dapat diterima untuk digunakan dalam N Mean Rank
Kelahiran
penelitian.
Pertama 30 81,30
Uji Normalitas Data. Berdasarkan uji
normalitas data menggunakan teknik analisis Tengah 30 75,65
PEMBAHASAN
Tabel 3. Hasil Uji Kruskal Wallis Data
Pada anak tunggal diketahui memiliki work
Work Engagement
engagement yang paling tinggi dan dalam
Urutan
N Mean Rank dimensi vigor juga ditemukan anak tunggal
Kelahiran
memiliki nilai paling tinggi dibanding dengan
Pertama 30 94,62
anak pertama, tengah, terakhir dan kembar.
Tengah 30 62,70
Menurut Adler (dalam Feist and Feist, 2010)
Terakhir 30 64,20
mengatakan bahwa pada anak tunggal memiliki
Kembar 30 38,88
sifat ambisius, cepat dan tepat, giat dan enerjik,
Tunggal 24 109,50 berorientasi pada diri sendiri, selalu berusaha
Total 144 tampil mempesona, menjaga perilaku, dan
mengontrol diri secara ketat yang selalu
Analisis Tambahan. Berdasarkan analisis data menjaga penampilannya kapan dan di mana
deskriptif diketahui bahwa dimensi vigor dari pun, dan percaya pada pendapat diri sendiri.
work engagement dengan mean tertinggi Hal ini didukung dengan motivasi kerja
dimiliki oleh anak tunggal (M = 5,20), urutan dimensi eksternal yang juga memiliki skor
tertinggi kedua dimiliki oleh anak pertama (M paling tinggi pada anak tunggal.
= 5,03), urutan tertinggi ketiga dimiliki oleh Sedangkan anak pertama memiliki nilai
anak terakhir (M = 4,76), urutan tertinggi tertinggi kedua pada work-engagement, dan
keempat dimiliki oleh anak tengah (M = 4,52) juga memiliki nilai tertinggi kedua dalam
dan urutan terendah diisi oleh anak kembar (M dimensi dedication dan absorption. Menurut
= 3,98). Sementara itu bila melihat dimensi Adler (dalam Feist and Feist, 2010) anak
dedication dari work engagement maka mean pertama memiliki ciri-ciri serius, sabar, tekun,
tertinggi juga dimiliki oleh anak tunggal (M = memiliki konsentrasi yang kuat, percaya diri
5,80), urutan tertinggi kedua dimiliki oleh anak ketika merasa didukung, perfeksionis, percaya
pertama (M = 5,16), urutan tertinggi ketiga diri untuk bermimpi dan merencanakan, merasa
dimiliki oleh anak terakhir ((M = 5,05), urutan dihormati karena apa yang individu lakukan.
tertinggi keempat dimiliki oleh anak tengah (M Oleh sebab itu, motivasi kerja dalam dimensi
= 5,04) dan urutan terendah diisi oleh anak hygiene anak pertama juga memiliki skor yang
kembar (M = 4,12). Pada dimensi absorption paling tinggi kedua setelah anak tunggal.
dari work engagement maka mean tertinggi Pada anak terakhir memiliki skor tertinggi
juga dimiliki oleh anak tunggal (M = 5,63), ketiga setelah anak pertama pada dimensi
tertinggi kedua dimiliki oleh anak pertama (M dedication, absorption dan motivasi kerja
= 5,20), tertinggi ketiga dimiliki oleh anak eksternal. Hal ini dikarenakan anak terakhir
terakhir (M = 4,81), tertinggi keempat dimiliki sering dianggap sebagai bayi keluarga. Jadi
oleh anak tengah (M = 4,56), dan urutan anak terakhir biasanya mengikuti jejak-jejak
terendah diisi oleh anak kembar (M = 4,51). dari anak pertama dan menengah. Anak terakhir
memiliki sifat ramah tamah, penyayang, peduli,
Mind Set YUNITA 43