Anda di halaman 1dari 9

Mind Set, Juni 2019, hal. 36 - 44 Vol. 10, No.

1
ISSN 2086 – 1966

Gambaran Motivasi Kerja dan Work Engagement Ditinjau dari Urutan


Kelahiran Karyawan
MUTIARA MIRAH YUNITA
Fakultas Psikologi, Universitas Bunda Mulia
Email: mutiara.mirah@gmail.com

Abstrak: Perusahaan seringkali mengalami permasalahan akibat motivasi kerja karyawan yang rendah.
Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi hal tersebut salah satunya dari kepribadian individu itu
sendiri yang juga dibentuk dari urutan kelahiran. Hasil penelitian menunjukkan pada variabel motivasi
kerja, anak tunggal dan anak pertama memiliki nilai tertinggi. Kemudian pada variabel work
engagement, anak tunggal dan anak pertama memiliki nilai tertinggi. Sedangkan pada dimensi vigor,
anak tunggal dan anak tengah memiliki nilai tertinggi. Kemudian pada dimensi dedication, anak
pertama dan anak terakhir memiliki nilai tertinggi. Pada dimensi absorption, anak pertama dan anak
terakhir memiliki nilai tertinggi. Implikasi dalam penelitian ini adalah perusahaan dapat
mempertimbangkan mengenai urutan kelahiran sebagai sarana dalam menempatkan karyawan dalam
suatu jabatan. Selain itu, hasil dari penelitian ini diharapkan seorang atasan dapat memprediksikan
motivasi dan work engagement karyawan dalam bekerja. Selain itu, perusahaan dapat mengembangkan
strategi pembelajaran dalam menghadapi motivasi dan work engagement yang rendah sesuai dengan
urutan kelahiran.

Kata kunci: motivasi kerja, work engagement, urutan kelahiran

Abstract: Companies often have experiences problem due to low motivation in employee. There are
various factors that can influence. One of them is the individual's personality which is also formed from
the birth’s order. The results of this research showed that the variable work motivation, single child
and first child had the highest value. Then in the work engagement variable, the only child and the first
child have the highest value. Whereas in the dimension of vigor, single children and middle children
have the highest value. Then in the dimension of dedication, the first child and the last child have the
highest value. In absorption, the first child and the last child have the highest value. The implication in
this study is that companies can consider the birth order as a means of placing employees in a position.
In addition, the results of this study are expected to lead a supervisor to predict employee motivation
and work engagement in work. In addition, companies can develop learning strategies in the face of
low motivation and work engagement in accordance with the birth order

Keywords: work motivation, work engagement, birth order

PENDAHULUAN Carnegie Indonesia (dalam Anwar, 2017)


disebutkan hanya 25% tenaga kerja milenial
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh
(kelahiran 1986-2000) yang terlibat
PMSM Indonesia (2016) diketahui bahwa 80%
sepenuhnya dengan perusahaan tempat mereka
pekerja di Indonesia dikategorikan sebagai not
bekerja. Berdasarkan data BPS 2016 (dalam
engaged di tempat kerja dan rinciannya hanya
Rappler.com, 2017), dari total jumlah angkatan
13% pekerja yang fully engaged. Berdasarkan
kerja di Indonesia yang mencapai lebih dari 160
studi bertajuk “Employee Engagement Among
juta orang, sebanyak 4% di antaranya adalah
Millennials” yang dilakukan oleh Dale
Mind Set YUNITA 37

generasi milenial, tepatnya sekitar 62,5 juta karyawan dalam bekerja, dimana semakin
orang sehingga generasi milenial ini dalam tinggi conscientiousness dihubungkan dengan
waktu singkat akan dapat menjadi angkatan motivasi kerja yang lebih tinggi dan semakin
kerja terbesar di Indonesia menggantikan tinggi neuroticism dihubungkan dengan
generasi X yang akan mulai memasuki masa motivasi kerja yang lebih rendah. Sementara
pensiun. berdasarkan penelitian Mróz dan Kaleta (2016),
Kurangnya engagement dari karyawan kepribadian big five khususnya extraversion
dapat berdampak pula terhadap produktivitas dan conscientiousness memiliki hubungan
karyawan dalam bekerja. Hal ini didukung positif signifikan dengan work engagement,
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh sehingga semakin tinggi kecenderungan kedua
Hanaysha (2016) yang menemukan bahwa kepribadian tersebut akan berkontribusi
produktivitas karyawan dapat ditingkatkan terhadap semakin tingginya work engagement.
apabila adanya work engagement yang baik Salah satu aspek yang dapat
dari karyawan. Oleh karena itu beberapa membentuk suatu pola kepribadian ini adalah
perusahaan dapat mengalami masalah apabila urutan kelahiran individu. Berdasarkan
karyawan yang bekerja tidak memiliki work penelitian yang dilakukan oleh Paulhus,
engagement karena dapat mempengaruhi Trapnell, dan Chen (1999) diketahui bahwa
produktivitas karyawan. Selain work urutan kelahiran dapat membentuk kepribadian
engagement terdapat faktor lain yang di dan tingkat pencapaian prestasi individu
dalamnya dapat mempengaruhi produktivitas dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa
karyawan, yaitu motivasi kerja. Hal ini juga anak yang dilahirkan pertama memiliki
didukung berdasarkan penelitian Forson (2012) kecenderungan conscientiousness pencapaian
yang menemukan bahwa motivasi kerja pada prestasi paling tinggi dibandingkan dengan
karyawan dapat berkontribusi terhadap anak dari urutan kelahiran yang lain. Hasil
produktivitas karyawan. Dengan demikian, penelitian lain yang mendukung urutan
baik work engagement dan motivasi kerja kelahiran berkontribusi terhadap kepribadian
merupakan hal yang dapat membantu adalah penelitian Al-Khayat (2016) yang
produktivitas pada karyawan, namun terdapat menemukan bahwa terdapat hubungan
beberapa faktor yang dapat memicu motivasi signifikan antara urutan kelahiran dengan
kerja dan work engagement untuk tumbuh. kepribadian anak serta pencapaian prestasi
Salah satu faktor yang dapat memicu dimana anak tertua dan tunggal ditemukan
motivasi kerja dan work engagement adalah memiliki pencapaian prestasi tertingi dibanding
kepribadian dalam diri individu yang terbentuk anak tengah dan anak terakhir. Dengan hasil
sejak masa kanak-kanak hingga dewasa. penelitian yang sudah ada maka sebenarnya
Berdasarkan penelitian meta analysis (Wright, urutan kelahiran memegang peranan penting
2003) yang melibatkan penelitian dari tahun dalam menentukan pencapaian prestasi.
1887-2000 ditemukan 65 penelitian dari 2000 Menurut Adler (dalam Feist & Feist,
penelitian yang memiliki korelasi signifikan 2010) menyatakan bahwa anak-anak sesuai
antara kepribadian big five dengan motivasi dengan urutan kelahirannya memegang posisi
38 Mind Set Vol. 10, 2019

kekuasaan yang berbeda. Adler meyakini Menurut Salanova dan Kirmanen


bahwa keturunan, lingkungan dan kreativitas (2010), motivasi dapat dibedakan menjadi
individual bergabung membentuk kepribadian motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi
seseorang. Kondisi ini akan membentuk pola intrinsik dapat dijelaskan sebagai proses
kepribadian individu dan mempengaruhi motivasi dari melakukan pekerjaan tersebut
motivasi seseorang untuk mencapai sesuatu sendiri hingga dapat memuaskan kebutuhan
ketika dewasa. Salah satunya adalah motivasi pribadi karyawan. Motivasi intrinsik
kerja yang tercermin dalam work engagement. merupakan sesuatu yang dibentuk oleh diri
Tanpa adanya motivasi kerja maka individu sendiri dan seseorang mencari pekerjaan yang
tidak akan memperlihatkan work engagement dapat memuaskan kebutuhan tersebut.
yang tinggi dalam bekerja sehingga pada Sementara pada motivasi ekstrinsik dijelaskan
akhirnya karyawan dapat dinilai bahwa dirinya sebagai sejumlah usaha yang diberikan
memiliki produktifitas kerja yang tinggi. Akan seseorang untuk memotivasi diri mereka.
tetapi jika ditinjau dari urutan kelahirannya, Contoh motivasi eksrinsik dapat berupa
seseorang dapat saja memiliki perbedaan dalam penghargaan dari perusahaan seperti kenaikan
motivasi kerja dan work engagement. gaji, pangkat atau promosi.
Meskipun urutan kelahiran bukan merupakan Grant dan Shin (2012) menjelaskan
satu-satunya pemicu motivasi dalam bekerja motivasi kerja dapat dijelaskan dengan
dan work engagement. Urutan kelahiran dapat menggunakan 5 sudut pandang teori yang
saja menjadi faktor yang dapat mempengaruhi terdiri atas: (1) expectancy theory, (2) equity
pola kebiasaan pada perilaku individu yang theory, (3) goal setting theory, (4) job design,
terbentuk atau terpola dari sejak masa kanak- (5) self-determination theory. Expectancy
kanak hingga dewasa sesuai dengan posisi theory menjelaskan bahwa motivasi kerja
kekuasaan yang didapatkan masing-masing karyawan didasarkan pada kesesuaian antara
anak sesuai dengan urutan kelahirannya. Oleh usaha yang harus dikeluarkan karyawan dengan
sebab itu, peneliti ingin mengetahui bagaimana kemungkinan yang dimiliki oleh karyawan
gambaran motivasi kerja dan work engagement untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
ditinjau dari urutan kelahiran karyawan, serta Tanpa adanya ekspektasi, maka karyawan
hubungan antara motivasi kerja dengan work merasa usahanya akan sia-sia. Equity theory
engagement karyawan. menjelaskan bahwa karyawan akan termotivasi
Motivasi Kerja. Motivasi kerja didefinisikan kerja jika input yang dilakukan karyawan
oleh Pinder (dalam Kanfer, 2012) sebagai suatu (usaha, pengetahuan, kesetiaan) memiliki
kumpulan dorongan energi yang berasal baik kesesuaian dengan hasil akhir yang didapatkan
dari dalam diri maupun luar diri individu untuk (gaji, bonus, keuntungan). Ketika karyawan
memulai suatu perilaku yang berhubungan merasa kurang dihargai maka karyawan dapat
dengan pekerjaan, dan menentukan bentuk, cenderung kurang produktif.
arah, intensitas serta durasi dari perilaku yang Goal setting theory menjelaskan
dilakukan. motivasi karyawan ditentukan oleh tujuan yang
sudah ditetapkan oleh karyawan dalam bekerja
Mind Set YUNITA 39

sehingga karyawan akan termotivasi hanya jika rasa semangat dan hubungan yang efektif
sudah memiliki tujuan terlebih dahulu. Tujuan dalam pekerjaannya. Schaufeli, Salanova,
yang spesifik dan sulit dicapai dapat memicu Gonzalez-Romá dan Bakker (2002),
tingginya kinerja karyawan untuk mencoba menjelaskan bahwa dimensi dalam work
mencapai tujuan tersebut. Job-design engagement terdiri atas (a) vigor, (b)
menjelaskan motivasi kerja karyawan dapat dedication, dan (c) absorption. Vigor ditandai
juga bergantung dari bagaimana struktur dengan tingkat energi yang tinggi dan resiliensi
pekerjaan karyawan dibentuk. Desain mental ketika bekerja dalam menghadapi
pekerjaan yang dianggap dapat memotivasi kesulitan. Dedication ditandai dengan perasaan
kerja karyawan harus melibatkan unsur penting, antusiasme, inspirasi, rasa bangga
pengalaman bermakna, tanggung jawab atas dalam pekerjaannya. Absorption ditandai
hasil akhir, dan pengetahuan akan hasil akhir. dengan sepenuhnya berkonsentrasi secara
Self-determination theory menjelaskan mendalam pada satu pekerjaan, dimana waktu
motivasi karyawan didasarkan pada tiga berjalan dengan cepat dan memiliki kesulitan
kebutuhan psikologis dasar yang terdiri dari untuk melepaskan diri dari pekerjaan yang
otonomi, kompetensi, dan keterhubungan. sedang dikerjakan.
Otonomi mengacu pada perasaan akan pilihan
dan keputusan mandiri, kompetensi mengacu
METODE
pada perasaan mampu akan kemampuan diri
sendiri, keterhubungan mengacu pada perasaan Metode penelitian yang digunakan adalah
terhubung dan kebersamaan dengan orang lain. metode penelitian kuantitatif dengan
menggunakan kuesioner untuk mendapatkan
Work Engagement. Schaufeli dan Bakker
data penelitian. Teknik sampling yang
(2010) membedakan definisi antara work
digunakan adalah purposive sampling dengan
engagement dan employee engagement, dimana
target partisipan karyawan yang tidak dibatasi
work engagement didefinisikan sebagai
oleh umur dan jenis kelamin. Teknik analisis
hubungan antara karyawan dengan
yang digunakan adalah analisis deskriptif
pekerjaannya, sedangkan employee
statistik dengan menggunakan program SPSS
engagement didefinisikan sebagai bukan saja
untuk mencari nilai rata-rata (mean) dari
hubungan karyawan dengan pekerjaannya
variabel yang ingin diukur. Peneliti
tetapi dapat mencakup hubungan karyawan
menggunakan skala motivasi kerja dan work
dengan organisasinya juga. Menurut Shcaufeli
engagement scale yang diadaptasi dari Utretch
(2012), work engagement merupakan sesuatu
Work Engagement Scale (UWES), dan
yang berlawanan dengan burnout dimana
pertanyaan tentang urutan kelahiran. Kategori
ketika seseorang mengalami burnout maka
urutan kelahiran dalam penelitian ini dibagi
orang tersebut akan melihat suatu pekerjaan
menjadi 5 kategori: (a) anak pertama, (b) anak
sebagai sesuatu yang menekan dan
tengah, (c) anak terakhir, (d) anak kembar, dan
menyulitkan; sementara karyawan yang
merasakan work engagement akan memiliki
40 Mind Set Vol. 10, 2019

(e) anak tunggal. Proses penyebaran kuesioner sehingga dalam bekerja waktu terasa berlalu
dilakukan melalui google doc. begitu cepat dan menemukan kesulitan dalam
memisahkan diri dengan pekerjaan.
Instrumen Penelitian. Skala motivasi kerja
disusun oleh peneliti menggunakan teori
HASIL
motivasi kerja dari Kanfer (2012) dalam bentuk
skala likert 1-4 yang terdiri atas 2 dimensi yang Berdasarkan proses pengumpulan data
mengukur motivasi internal (5 butir) dan didapatkan partisipan sebanyak 144 orang
motivasi eksternal (17 butir). Motivasi internal dengan rentang usia mulai dari 21 tahun hingga
merupakan dorongan-dorongan untuk 43 tahun (mean = 28,06). Jumlah partisipan
berprestasi yang sifatnya bersumber dari dalam yang berjenis kelamin laki-laki terdiri atas 75
diri seseorang dan hal ini meliputi pekerjaan orang (52,1%) dan berjenis kelamin perempuan
seseorang, keberhasilan yang diraih, terdiri atas 69 orang (47,9%). Jumlah sebaran
kesempatan untuk tumbuh, kemajuan dalam data karakteristik responden berdasarkan
berkarier, dan pengakuan orang lain. Sementara urutan kelahiran dapat dilihat pada tabel 1.
motivasi eksternal merupakan faktor-faktor Tabel 1. Hasil Data Deskriptif Partisipan
yang sifatnya ekstrinsik (pemeliharaan) Ditinjau Dari Urutan Kelahiran
Urutan Persentase
bersumber dari luar diri seseorang. N
Kelahiran (%)
pemeliharaan mencakup status seseorang
Pertama 30 20,8
dalam organisasi, hubungan seorang karyawan
Tengah 30 20,8
dengan atasannya dan rekan-rekan kerjanya,
Terakhir 30 20,8
kebijakan organisasi, sistem administrasi dalam
Kembar 30 20,8
organisasi, kondisi kerja dan sistem imbalan
Tunggal 24 16,7
yang berlaku.
Skala work engagement diadaptasi dari Total 144 100

Utretch Work Engagement Scale (UWES) yang


merupakan alat ukur dalam bentuk skala likert Reliabilitas Instrumen. Hasil reliabilitas alat

1-7 dan terdiri atas 3 dimensi yang mengukur ukur dengan menggunakan 144 partisipan

vigor (6 butir), dedication (6 butir), Absorption ditemukan bahwa skala motivasi kerja memiliki

(5 butir). Vigor ditandai dengan curahan energi cronbach alpha sebesar 0,440 untuk dimensi

dan mental yang kuat dalam bekerja, dan motivasi internal dan 0,823 untuk dimensi

keberanian untuk berusaha sekuat tenaga dalam motivasi eksternal. Standar reliabilitas yang

menyelesaikan suatu pekerjaan. Dedication dapat diterima dalam penelitian ini

ditandai dengan merasa terlibat sangat kuat menggunakan nilai alpha yang berkisar antara

dalam suatu pekerjaan dan mengalami rasa .65 sampai .70 (Cohen & Swerdik, 2009).

kebermaknaan, antuasiasme, kebanggaan, Dengan demikian hasil reliabilitas skala

inspirasi dan tantangan. Absorption ditandai motivasi kerja dimensi motivasi internal tidak

dengan dalam bekerja karyawan selalu penuh dapat digunakan karena tidak memenuhi

konsentrasi dan serius terhadap suatu pekerjaan standar reliabilitas. Oleh karena itu dalam
Mind Set YUNITA 41

penelitian ini skala motivasi kerja yang tertingi kedua, sedangkan anak terakhir
digunakan hanya dimensi eksternal saja. diketahui memiliki mean rank yang sedikit
Hasil reliabilitas alat ukur work engagement lebih tinggi dalam motivasi kerja dimensi
scale menggunakan 144 partisipan ditemukan eksternal dibanding anak tengah. Hasil Uji
memiliki cronbach alpha sebesar 0,823 untuk Kruskal Wallis motivasi kerja dimensi
dimensi vigor; 0,849 untuk dimensi dedication; eksternal dapat dilihat pada tabel 2.
dan 0,803 untuk dimensi absorption.
Berdasarkan standar reliabilitas maka hasil Tabel 2. Hasil Uji Kruskal Wallis Data
reliabilitas work engagement scale dalam Motivasi Kerja Dimensi Eksternal
penelitian ini memiliki reliabilitas yang baik
Urutan
dan dapat diterima untuk digunakan dalam N Mean Rank
Kelahiran
penelitian.
Pertama 30 81,30
Uji Normalitas Data. Berdasarkan uji
normalitas data menggunakan teknik analisis Tengah 30 75,65

One Sample Kolmogorov Smirnov diketahui Terakhir 30 75,80

bahwa skor motivasi kerja dimensi eksternal, Kembar 30 31,05

dan skor work engagement tidak terdistribusi Tunggal 24 105,25

normal (sig = 0,000 < 0,05). Sehingga untuk Total 144

mengetahui perbandingan skor motivasi kerja


dan work engagement berdasarkan kelompok Berdasarkan uji kruskal wallis diketahui
urutan kelahiran digunakan teknik analisis bahwa nilai work engagement ditinjau dari
Kruskal Wallis sebagai alternatif dari One Way urutan kelahiran memiliki perbedaan yang
Anova untuk uji nonparametrik bila data tidak signifikan (sig = 0,00 < 0,01; Chi-Square =
terdistribusi normal. 49,972; df = 4) sehingga dapat disimpulkan
terdapat tingkat work engagement yang berbeda
Uji Kruskal Wallis. Berdasarkan uji kruskal di antara anak pertama, anak tengah, anak
wallis diketahui bahwa nilai motivasi kerja terakhir, anak kembar, dan anak tunggal.
dimensi eksternal ditinjau dari urutan kelahiran Dari urutan nilai ranks diketahui
memiliki perbedaan yang signifikan (sig = 0,00 kelompok anak yang memiliki nilai mean rank
< 0,01; Chi-Square = 46,542; df = 4) sehingga work engagement tertinggi adalah anak tunggal
dapat disimpulkan terdapat motivasi kerja yang dan kelompok anak yang memiliki nilai mean
berbeda di antara anak pertama, anak tengah, rank paling rendah adalah anak kembar. Anak
anak terakhir, anak kembar, dan anak tunggal. pertama diketahui memiliki mean rank tertinggi
Dari urutan nilai ranks diketahui kelompok kedua dalam work engagement dan anak
anak yang memiliki nilai mean rank motivasi terakhir diketahui memiliki urutan yang lebih
kerja dimensi eksternal tertinggi adalah anak tinggi dibanding anak tengah. Hasil Uji Kruskal
tunggal dan kelompok anak yang memiliki nilai Wallis work engagement dapat dilihat pada
mean rank paling rendah adalah anak kembar. tabel 3.
Anak pertama diketahui memiliki mean rank
42 Mind Set Vol. 10, 2019

PEMBAHASAN
Tabel 3. Hasil Uji Kruskal Wallis Data
Pada anak tunggal diketahui memiliki work
Work Engagement
engagement yang paling tinggi dan dalam
Urutan
N Mean Rank dimensi vigor juga ditemukan anak tunggal
Kelahiran
memiliki nilai paling tinggi dibanding dengan
Pertama 30 94,62
anak pertama, tengah, terakhir dan kembar.
Tengah 30 62,70
Menurut Adler (dalam Feist and Feist, 2010)
Terakhir 30 64,20
mengatakan bahwa pada anak tunggal memiliki
Kembar 30 38,88
sifat ambisius, cepat dan tepat, giat dan enerjik,
Tunggal 24 109,50 berorientasi pada diri sendiri, selalu berusaha
Total 144 tampil mempesona, menjaga perilaku, dan
mengontrol diri secara ketat yang selalu
Analisis Tambahan. Berdasarkan analisis data menjaga penampilannya kapan dan di mana
deskriptif diketahui bahwa dimensi vigor dari pun, dan percaya pada pendapat diri sendiri.
work engagement dengan mean tertinggi Hal ini didukung dengan motivasi kerja
dimiliki oleh anak tunggal (M = 5,20), urutan dimensi eksternal yang juga memiliki skor
tertinggi kedua dimiliki oleh anak pertama (M paling tinggi pada anak tunggal.
= 5,03), urutan tertinggi ketiga dimiliki oleh Sedangkan anak pertama memiliki nilai
anak terakhir (M = 4,76), urutan tertinggi tertinggi kedua pada work-engagement, dan
keempat dimiliki oleh anak tengah (M = 4,52) juga memiliki nilai tertinggi kedua dalam
dan urutan terendah diisi oleh anak kembar (M dimensi dedication dan absorption. Menurut
= 3,98). Sementara itu bila melihat dimensi Adler (dalam Feist and Feist, 2010) anak
dedication dari work engagement maka mean pertama memiliki ciri-ciri serius, sabar, tekun,
tertinggi juga dimiliki oleh anak tunggal (M = memiliki konsentrasi yang kuat, percaya diri
5,80), urutan tertinggi kedua dimiliki oleh anak ketika merasa didukung, perfeksionis, percaya
pertama (M = 5,16), urutan tertinggi ketiga diri untuk bermimpi dan merencanakan, merasa
dimiliki oleh anak terakhir ((M = 5,05), urutan dihormati karena apa yang individu lakukan.
tertinggi keempat dimiliki oleh anak tengah (M Oleh sebab itu, motivasi kerja dalam dimensi
= 5,04) dan urutan terendah diisi oleh anak hygiene anak pertama juga memiliki skor yang
kembar (M = 4,12). Pada dimensi absorption paling tinggi kedua setelah anak tunggal.
dari work engagement maka mean tertinggi Pada anak terakhir memiliki skor tertinggi
juga dimiliki oleh anak tunggal (M = 5,63), ketiga setelah anak pertama pada dimensi
tertinggi kedua dimiliki oleh anak pertama (M dedication, absorption dan motivasi kerja
= 5,20), tertinggi ketiga dimiliki oleh anak eksternal. Hal ini dikarenakan anak terakhir
terakhir (M = 4,81), tertinggi keempat dimiliki sering dianggap sebagai bayi keluarga. Jadi
oleh anak tengah (M = 4,56), dan urutan anak terakhir biasanya mengikuti jejak-jejak
terendah diisi oleh anak kembar (M = 4,51). dari anak pertama dan menengah. Anak terakhir
memiliki sifat ramah tamah, penyayang, peduli,
Mind Set YUNITA 43

kreatif, empatik, dan percaya diri sehingga DAFTAR PUSTAKA


memiliki dedikasi dan absorption yang dapat
Al-Khayat, M. (2016). The Effect of Birth
dikatakan cukup dalam bekerja. Pada motivasi
Order on Personality Traits and
kerja dimensi eksternal dan 3 dimensi work
Academic Performance at Sample of
engagement, anak tengah dan kembar memiliki
Families in Jordan. European Journal
skor lebih rendah dibanding dengan anak
of Social Sciences, 52(2): 151-161.
tunggal, pertama dan terakhir. Hasil ini
Anwar, F. (2017). Engagement tenaga kerja
menunjukkan bahwa urutan anak dalam
milenial indonesia hanya 25%.
keluarga sangat kompleks. Faktor seperti usia
Diunduh dari
orangtua, urutan anak serta jenis kelamin
https://youngster.id/featured/engagem
saudara, agama, dan keyakinan budaya serta
ent-tenaga-kerja-milenial-indonesia-
variabel penting lainnya juga berperan dalam
hanya-25
membuat tahapan atas sesuatu yang dipelajari
Cohen, R. J., & Swerdik, M. E. (2009).
anak.
Psychological testing and assessment:
An introduction to tests and
KESIMPULAN
measurement (7th ed.). New York:
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah H1 McGraw-Hill
diterima dengan hasil penelitian menunjukkan Feist & Feist. (2010). Psychology of
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada Personality, Ed 7. McGrawHill : New
motivasi kerja ditinjau dari urutan kelahiran. York.
Selain itu dalam penelitian ini H2 juga diterima Forson, J. E. M. (2012). Impact of motivation
dengan hasil penelitian menunjukkan bahhwa on the productivity of employees at
terdapat perbedaan signifikan pada work GTbank Ghana (Unpublished Master
engagement ditinjau dari urutan kelahiran Thesis) Kwame Nkrumah University
karyawan. Implikasi dalam penelitian ini Of Science And Technology. Diunduh
adalah perusahaan dapat mempertimbangkan dari
mengenai urutan kelahiran sebagai sarana http://dspace.knust.edu.gh/bitstream/1
dalam menempatkan karyawan dalam suatu 23456789/4297/1/JOYCE%20ESSEL
jabatan. Selain itu, hasil dari penelitian ini %20MC%20FORSON.pdf
diharapkan seorang atasan dapat Grant, A. M., & Shin, J. (2012). Work
memprediksikan motivasi dan work motivation: Directing, energizing, and
engagement karyawan dalam bekerja. Selain maintaining effort (and research). In
itu, perusahaan dapat mengembangkan strategi Ryan, R. M. (Ed.), The oxford
pembelajaran dalam menghadapi motivasi dan handbook of human motivation. New
work engagement yang rendah sesuai dengan York: Oxford University Press
urutan kelahiran. Hanaysha, J. (2016). Improving employee
productivity through work
engagement: Empirical evidence from
44 Mind Set Vol. 10, 2019

higher education sector. Management Sciences. Diunduh dari


Science Letters, 6 (2016): 61-70. https://www.theseus.fi/bitstream/handl
Kanfer, R. (2012). Work motivation: Theory, e/10024/10979/Salanova_Anna_Kirm
practice, and future directions. Dalam anen_Sanni.pdf
S.W. Kozlowski (Ed.), The oxford Schaufeli, W. B. (2012). Work engagement:
handbook of industrial and What do we know and where do we go?
organizational psychology. Oxford, Romanian Journal of Applied
UK: Blackwell. Psychology, 14(1): 3-10.
Mróz, J., Kaleta, K. (2016). Relationships Schaufeli, W. B., & Bakker, A. B. (2010).
between personality, emotional labor, Defining and measuring work
work engagement and job satisfaction engagement: Bringing clarity to the
in service professions. International concept. Work engagement: A
Journal of Occupational Medicine and handbook of essential theory and
Environmental Health, 29(5), 767- research, 10-24.
782.https://doi.org/10.13075/ijomeh.1 Schaufeli, W. B., Salanova, M., Gonzalez-
896.00578 Romá, V., & Bakker, A. B. (2002). The
Paulhus, D., Trapnell, P. D., & Chen, D. (1999). measurement of engagement and
Birth Order Effects on Personality and burnout: A confirmative analytic
Achievement Within Families. approach. Journal of Happiness
Psychological Science - PSYCHOL Studies, 3, 71-92
SCI. 10. 482-488. 10.1111/1467- Wright, T. (2003). What Every Manager
9280.00193. Should Know: Does Personality Help
PMSM Indonesia (2016). Kita sedang dalam Drive Employee Motivation? The
krisis engagement!! (kabar dari hr Academy of Management Executive
director breakfast –meeting). Diunduh (1993-2005), 17(2), 131-133.
dari https://www.pmsm- Retrieved from
indonesia.com/rubric/kita-sedang- http://www.jstor.org/stable/4165963
dalam-krisis-engagement-kabar-dari-
hr-director-breakfast-meeting/
Rappler.com (2017). Infografis: milenial ogah
terlibat sepenuhnya di perusahaan?
Diunduh dari
https://www.rappler.com/indonesia/ga
ya-hidup/187169-infografis-millenial-
ogah-terlibat-perusahaan
Salanova, A., & Kirmanen, S. (2010).
Employee satisfaction and work
motivation. (Unpublished Bachelor’s
Thesis). Mikkeli University of Applied

Anda mungkin juga menyukai