Abstrak
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi dukungan organisasi dengan
employee enagement pada karyawan bagian produksi. Metode dari penelitian ini yaitu metode kuantitatif. Subjek
yang digunakan sebanyak 40 karyawan bagian produksi dan didapatkan dengan teknik sampling jenuh.
Pengumpulan data penelitian ini menggunakan skala yang terdiri dari skala persepsi dukungan organisasi dengan
skala employee engagement. Untuk analisis data menggunakan uji korelasi product moment dengan SPSS 25.0
for windows. Berdasarkan pada hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat adanya hubungan antara persepsi
dukungan organisasi dengan employee engagement pada karyawan bagian produksi, dikarenakan nilai
signifikansi yang diperoleh adalah 0.001 > 0.05 dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.509. Maka, bisa
disimpulkan bahwasannya terdapat hubungan signifikansi yang positif antar variabel. Maknanya bahwa apabila
tingkat persepsi dukungan organisasi yang dimiliki oleh seorang karyawan tinggi maka semakin tinggi employee
engagement pada diri karyawan tersebut, dan sebaliknya bila persepsi dukungan organisasi yang dimiliki oleh
seorang karyawan rendah maka semakin rendah employee engagement yang dimiliki oleh karyawan tersebut.
Abstract
This study aims to determine the relationship between perceived organizational support and employee
enagement of production employees. The method of this research is quantitative method. The subjects used were
40 employees of the production division and obtained by saturated sampling technique. This research data
collection uses a scale consisting of a perceived organizational support scale with an employee engagement
scale. For data analysis using product moment correlation test with SPSS 25.0 for windows. Based on the results
of data analysis, it shows that there is a relationship between perceived organizational support and employee
engagement in production employees, because the significance value obtained is 0.001 > 0.05 with a correlation
coefficient of 0.509. So, it can be concluded that there is a positive significant relationship between variables.
This means that if the perceived level of organizational support possessed by an employee is high, the employee
engagement will be higher, and conversely if the perceived organizational support for an employee is low, the
employee engagement will be lower.
119
Volume 9 Nomor 4 (2022). Character : Jurnal Penelitian Psikologi
perusahaan tersebut, maka tentu terdapat beberapa hal yang engagement (Febriansyah & Ginting, 2020). Maka, apabila
perlu diperhatikan. Hal utama atau hal terpenting yang ketika sebuah perusahaan berdiri tanpa adanya employee
perlu diperhatikan adalah mengenai sumber daya manusia engagement pada sumber daya manusianya bisa
yang bekerja didalam perusahaan. Sejalan dengan yang berdampak atau menyebabkan perusahaan tersebut akan
sudah dibahas sebelumnya, bahwasannya sumber daya menurun kualitasnya, tidak mampu bersaing pada lingkup
manusia yang berada dalam perusahaan ini memiliki peran perbisnisan di masa sekarang sampai dengan masa yang
penting dalam meningkatkan kualitas perusahaan dan dapat akan mendatang, serta mengalami kendala atau hambatan
memenangkan persaingan yang ada. Maka, perlu adanya dalam mencapai tujuannya. Hal yang selaras juga
keterikatan karyawan terhadap perusahaan atau dinyatakan oleh Mujiasih (2015), bahwa employee
pekerjaannya. Employee engagement atau keterikatan engagement yang dimiliki seorang karyawan akan
karyawan ini mempunyai peran yang sangat-sangat meningkat apabila mereka mempunyai sebuah persepsi
penting, karena dimana ketika karyawan memiliki akan organisasi yang mendukungnya.
keterikatan, maka karyawan tersebut akan terus berusaha Employee engagement ialah memanfaatkan
dan bekerja semaksimal mungkin atau semampunya sesuai karyawan atau pegawai yang mempunyai peran dalam
dengan kemampuan yang dimiliki demi untuk mencapai pekerjaannya pada perusahaan tersebut dengan
tujuan dari perusahaan yang ia tempati. Dalam hal ini, suatu mengekspresikan dirinya baik itu secara kognitif,
perusahaan perlu untuk lebih fokus memperhatikan sumber emosional, serta fisik ketika menjalankan peran yang
daya dari manusia serta berusaha untuk menciptakan dimilikinya (Kahn, 1990). Sedangkan menurut Schaufeli,
employee engagement (Anggraini, dkk, 2016). dkk (2002), bahwa employee engagement merupakan
Adanya employee engagement dalam sebuah perasaan positif yang dimiliki seorang karyawan, dimana
perusahaan, akan membuat karyawan mampu bekerja karyawan merasakan bahwa mereka memiliki suatu
dengan baik, semaksimal sesuai dengan kemampuannya, hubungan energik serta efektif dalam aktivitas kerja dan
giat, tidak banyak mengeluh dan itu akan bisa membuat juga merasa bahwa mereka dapat menangani segala
tercapainya sebuah tujuan dengan sempurna dan tuntutan yang mereka dapatkan. Employee engagement
merealisasikan segala ekpektasi yang ada. Hal ini merupakan suatu sikap kerja yang positif hal ini
menandakan bahwa dalam setiap perusahaan tentu wajib diungkapkan oleh Gallup sebagai kerja dengan “gairah”
menciptakan employee engagement, dan membuat semua serta merasa “hubungan yang erat atau mandalam” dengan
karyawan yang berada didalamnya menjadi terikat. Dalam atasanya (Schermerhorn & Hunt, 2010). Lalu menurut
suatu perusahaan elemen yang sangat penting dan paling Izzati dan Mulyana (2019), bahwa employee engagement
efektif dalam mencapai kesuksesan perusahaan adalah adalah suatu hubungan seseorang terkait dengan kepuasan
employee engagement (Blessing-White, 2008). Alkasim serta antusiasme untuk pekerjaan mereka.
dan Prahara (2019), mengatakan bahwa employee Definisi operasional dari employee engagement
engagement merupakan keadaan dimana seorang karyawan yaitu sikap kerja positif yang dimiliki karyawan, serta dapat
itu sadar bahwa dirinya memiliki manfaat yang baik bagi menyebabkan munculnya rasa antusias tinggi pada
perusahaan yang ia tempati, karyawan tersebut menjadi karyawan dalam menjalankan pekerjaannya. Dimana hal
merasa bahwa telah menemukan arti dirinya secara penuh tersebut ditandai tiga dimensi yaitu vigor, dedication, dan
atau utuh serta secara psikologis menunjukkan bahwa hal juga absorption.
ini merupakan sebuah pikiran dari individu yang bersifat Schaufeli, dkk. (2002) mengatakan bahwa
positif. employee engagement ini memiliki tiga dimensi yaitu yang
Menurut Febriansyah dan Ginting (2020), suatu pertama vigor, lalu dedication, serta absorption. Vigor,
hal yang tidak dapat dilepaskan atau dipisahkan dari kinerja merupakan tingkat energy yang tinggi serta memiliki
perusahaan adalah employee engagement atau keterikatan ketahanan mental yang tinggi dalam melakukan
karyawan, dikarenakan karyawan ini merupakan pekerjaannya, serta mampu untuk mengatasi segala
penggerak dari suatu perusahaan. Employee engagement hambatan atau kendala dalam pekerjaannya. Dedication,
ini dapat meningkatkan kinerja dari seorang karyawan, dan adalah keterlibatan seorang karyawan yang bercirikan
hal ini menyebabkan meningkatnya tingkat keberhasilan dengan adanya rasa antusias yang tinggi, rasa bangga, dan
atau kesuksesan suatu perusahaan dalam mencapai juga inspiratif. Absorption, yaitu suatu keadaan totalitas
tujuannya. Menurut Sucahyowati dan Hendrawan (2020), yang diberikan oleh karyawan dan menyebabkan karyawan
juga mengatakan bahwa employee engagement ini ialah ini sulit untuk melepaskan pekerjaannya dan hal ini terjadi
faktor yang mempengaruhi kinerja dari seorang karyawan. ditandai dengan konsentrasi yang dimiliki oleh karyawan
Faktor utama yang mempunyai kontribusi sangat besar terhadap pekerjaannya ini sangatlah tinggi.
pada kinerja, produktivitas, serta kelangsungan hidup Apabila karyawan mempunyai rasa keterikatan
dalam jangka panjang dari perusahaan adalah employee yang tinggi, tentu mereka akan melakukan atau
120
Hubungan antara Persepsi Dukungan Organisasi dengan Employee Engagement pada Karyawan Bagian Produksi
menjalankan pekerjaannya dengan usaha yang tinggi pula perusahaannya dengan baik, maka akan muncul adanya
dan selalu berusaha untuk bisa menghasilkan kinerja yang keterikatan pada karyawan tersebut (employee
terbaik. Karakteristik dari employee engagement sendiri engagement). Jika, perusahaan memberikan adanya
yaitu meliputi para karyawan dengan gigih dalam dukungan-dukungan kepada para karyawan dengan baik,
menghadapi suatu masalah atau kesulitan, lalu karyawan seperti memberikan umpan balik yang baik, mendapatkan
akan selalu berusaha dengan baik dan meningkatkan ruang untuk memunculkan inspirasi atau solusi sendiri
tingkat kekuatan dalam menjalankan pekerjaannya, ketika mengahadapi kendala dalam pekerjaan, serta juga
bersedia untuk selalu bersungguh-sungguh dalam bekerja mendapatkan dukungan penuh dari atasannya. Tentu hal ini
(Febriansyah & Ginting, 2020). akan membuat para karyawan menciptakan persepsi bahwa
Perusahaan ini bergerak dalam bidang produksi memang benar dirinya mendapat dukungan dari
pupuk, dimana terdapat beberapa divisi yaitu karyawan perusahaan dan ini akan menyebabkan karyawan
bagian produksi, karyawan mixing, dan cleaning. menjalankan pekerjaannya secara optimal dan semaksimal
Karyawan pada bagian produksi memiliki peran penting mungkin sesuai kemampuan yang ia miliki, maka
yaitu bertugas untuk memproduksi pupuk yang akan penelitian menggunakan variabel bebas persepsi dukungan
dipasarkan oleh perusahaan. Berdasarkan dari hasil organisasi. Sejalan pada teori milik Saks (2006), bahwa
wawancara kepada kepala manager pabrik, bahwa terdapat keterikatan karyawan dengan peekerjaan ataupun
perilaku yang menunjukkan karyawan mampu perusahaannya dapat dipengaruhi oleh persepsi yang
menyelesaikan masalah atau kendala-kendala yang muncul dimiliki akan dukungan dari organisasi yang diberikan.
ketika bekerja dengan mandiri, karyawan juga mampu Persepsi dukungan organisasi ialah sebuah
menyelesaikan pekerjaannya dengan tepat sesuai target dan persepsi terkait bagaimana organisasi itu menilai atau
penuh semangat. Lalu karyawan mampu mengerjakan melihat kontribusi yang diberikannya kepada organisasi itu
pekerjaan sesuai dengan arahan tanpa adanya banyak sendiri, lalu juga terkait tentang adanya dukungan, serta
kesalahan ataupun kelalaian, dan karyawan juga tidak suka rasa peduli akan kesejahteraan dari mereka selaku anggota
melakukan pengunduran diri dari pekerjaannya. Lalu yang ada pada organisasi tersebut (Rhoades & Eisenberger,
berdasarkan hasil wawancara kepada SPV produksi, 2002). Keyakinan yang dimiliki seorang karyawan pada
menunjukkan bahwa karyawan mampu mengatasi segala perusahaan atau organisasi yang dinilai berdasarkan pada
hal yang terjadi dalam pekerjaannya serta mampu adanya kepedulian dari perusahaan akan kesejahteraan
menyelesaikan sesuai target, karyawan tidak pernah ada mereka, maka hal ini akan membuat perusahaan atau
yang bersantai-santai ketika sedang banyak kerjaan, dan organisasi melihat serta menilai kontribusi yang karyawan
para karyawan tidak pernah melakukan complain atau berikan terhadap perusahaan ialah makna dari persepsi
protes terkait tentang tugas atau pekerjaan mereka atau dukungan organisasi (Robbins & Judge, 2015).
bertahan pada pekerjaan mereka, serta karyawan memiliki Definisi operasional dari persepsi dukungan
konsentrasi yang tinggi ketika bekerja dan menyebabkan organisasi yaitu suatu persepsi akan sejauh apa organisasi
tidak terjadi adanya terlambat dalam memproduksi produk. atau perusahaan mendukung dirinya, serta sejauh mana
Berdasarkan hasil wawancara kepada tujuh karyawan perusahaan memandang dan menilai kontribusi yang telah
produksi menunjukkan bahwa karyawan merasa siap dan ia berikan kepada perusahaan tersebut. dimana hal tersebut
mampu untuk menyelesaikan kendala dalam bekerja, dan ditandai dengan adanya ketiga dimensi seperti keadilan,
para karyawan selalu bekerja dengan penuh konsentrasi dukungan atasan, dan juga penghargaan.
tinggi dan bekerja maksimal sesuai kemampuan mereka. Dalam persepsi dukungan organisasi tentu
Dalam meningkatkan tingkat employee memiliki beberapa dimensi. Rhoades dan Eisenberger
engagement pada setiap karyawan perlu adanya dukungan (2002), mengatakan yang pertama yaitu penghargaan,
atau faktor yang mempengaruhinya. Menurut dukungan atasan, juga keadilan. Yang dimaksudkan
Utaminingsih dan Purnomo (2017), bahwa persepsi keadilan yaitu dimana persepsi pada karyawan muncul
dukungan organisasi serta keadilan organisasi mampu karena merasakan adanya keadilan yang diberikan dalam
mempengaruhi employee engagement. Lalu kemudian memperlakukan antar karyawan serta dalam memberikan
Saks (2006), juga menyebutkan bahwa anteseden yang kebijakan secara adil atau sama rata; selanjutnya yaitu
mempengaruhi emoployee engagement ialah karakteristik dukungan atasan, yang dimaksudkan disini adalah dimana
pekerjaan, persepsi dukungan organisasi, penghargaan dan akan muncul persepsi pada diri karyawan apabila mereka
pengakuan, persepsi dukungan supervisor, keadilan mengetahui sejauh apa atasan ini menghargai atau menilai
distributif, serta Keadilan procedural. Dikarenakan kontribusi yang mereka lakukan terhadap pekerjaannya;
persepsi dukungan organisasi adalah salah satu yang dan dimensi penghargaan, yaitu dimana sebesar apa
mempengaruhinya, hal ini menandakan seorang karyawan penghargaan yang diberikan kepada dirinya akan semua
memiliki persepsi akan adanya dukungan dari
121
Volume 9 Nomor 4 (2022). Character : Jurnal Penelitian Psikologi
pekerjaan yang telah ia lakukan (Febriani & Mulyana, pendekatan ini juga lebih berfokus terhadap gejala atau
2021). fenomena yang memiliki karakteristik tertentu yang biasa
Persepsi dukungan organisasi pada karyawan disebut variabel yaitu penelitian kuantitatif. Dalam
akan muncul apabila dipengaruhi oleh beberapa faktor penelitian kuantitatif, data yang yang dikumpulkan serta
yang mendasarinya. Menurut Rhoades dan Eisenberger penafsiran dari hasilnya yaitu berupa angka (Anshori &
(2002), dukungan supervisor, keadilan, pengahargaan Iswati, 2019). Lalu Sugiyono (2019), juga mengatakan
organisasi, keadaan kerja, sifat karyawam adalah semua penelitian kuantitatif ialah untuk melakukan penelitian
anteseden yang dapat mempengaruhi persepsi dukungan populasi serta sampel khusus, instrumen penelitian, lalu
organisasi dari setiap karyawan. analisisa data, untuk menguji sebuah hipotesis yang
Berdasarkan hasil wawancara terhadap tujuh dirumuskan sebelumnya. Teknik analisa menggunakan
karyawan produksi menunjukkan karyawan merasa bahwa teknik korelasional. Sesuai dengan penelitian yang akan
mereka mendapatkan perlakuan yang adil antara satu dilakukan yaitu memiliki tujuan mengetahui hubungan
dengan yang lainnya, dan mendapatkan untuk antara persepsi dukungan organisasi dengan employee
mengutarakan suara. Lalu karyawan merasa mendapatkan engagement pada karyawan bagian produksi, dimana
dukungan ketika mereka akan melakukan suatu hal baru rancangan yang dilakukan adalah menganalisis data yang
yang berhubunngan dengan pekerjaan, serta mereka berbentuk numerik serta diolah dengan metode statistic.
merasa bahwa kesejahteraan mereka terpenuhi, serta Populasi penelitian ini terdapat sebanyak 70
mereka selalu mendapatkan bonus ketika harus lembur, karyawan produksi yang didapatkan dengan teknik
lalu upah yang diberikan sesuai. sampling jenuh, yaitu dengan menggunakan seluruh
Terdapat penelitian yang dilakukan Akbar dan jumlah populasi menjadi sampel untuk penelitian
Budiani (2021). Dimana hasilnya menunjukkan bahwa (Sugiyono, 2019). Lalu untuk sampel try out atau sampel
adanya hubungan yang signifikan antara budaya organisasi uji coba pada penelitian ini akan menggunakan sebanyak
dan employee engagement pada karyawan di Laksmi 30 karyawan, dan sisanya yaitu sebanyak 40 karyawan
Muslimah. Selanjutnya yaitu penelitian dari Kurniawan akan digunakan sebagai sampel penelitian. Karyawan
dan Nurtjahjanti (2016) menghasilkan adanya hubungan bagian produksi ini digunakan sebagai sampel penelitian
signifikan positif antara persepsi terhadap kompensasi karena mereka memiliki peran penting dalam penghasilan
dengan employee engagement pada karyawan yang berada dan kinerja perusahaan.
di PT. X. Lalu penelitian milik Rahmah (2013) Instrumen penelitian ini yaitu skala, ada skala
menujukkan hasil adanya hubungan signifikan antara gaya employee engagement yang disusun oleh peneliti
kepemimpian transformasional dengan employee berdasarkan pada teori milik Schaufeli, dkk. (2002) yang
engagement pada karyawan. meliputi dimensi vigor, dedication, absorption dan juga
Pada penelitian ini peneliti lebih berfokus untuk skala persepsi dukungan organisasi yang disusun oleh
meneliti persepsi dukungan organisasi dengan employee peneliti berdasarkan teori Rhoades dan Eisenberger (2002),
engagement. Peneliti menggunakan variabel tersebut meliputi dimensi keadilan, penghargaan, serta dukungan
dikarenakan masih tidak begitu banyak yang melakukan organisasi menggunakan sistem skala likert. Skala likert
penelitian menggunakan kedua variabel ini, dan terutama berfungsi mengukur pendapat seseorang, sikap, serta
pada perusahaan ini juga belum pernah adanya dilakukan persepsi yang dimiliki oleh seseorang terkait fenomena
penelitian terkait ini. Demi meningkatkan kualitas serta sosial (Sugiyono, 2019). Dalam metode skala likert
mencapai keberhasilan tujuannya, maka perusahaan ini terdapat lima jawaban yang dapat dipilih sesuai dengan
juga membutuhkan hasil dari penelitian terkait tentang situasi serta kondisi yang dirasakan oleh subjek. Lima
hubungan persepsi dukungan organisasi dengan employee pilihan jawaban yang ada pada skala likert yaitu Sangat
engagement pada karyawan yang ada dalam Tidak Sesuai (STS), Tidak Sesuai (TS), Cukup Sesuai
perusahaannya. Berdasarkan pada uraian yang dijabarkan, (CS), Sesuai (S), Sangat Sesuai (SS).
maka peneliti kali ini tertarik melakukan penelitian serta Try out atau uji coba yang dilakukan terhadap 30
mengetahui “apakah terdapat hubungan antara persepsi subjek bertujuan untuk mengetahui serta memastikan nilai
dukungan organisasi dengan employee engagement pada daya beda aitem serta reabilitas dari aitem yang digunakan.
karyawan bagian produksi?” Peneliti menggunakan SPSS 25.0 for windows untuk
menghitung daya beda serta reliabilitas yang didasarkan
METODE pada hasil corrected item-total correlation. Menurut
Jenis penelitian yang digunakan yaitu jenis Sugiyono (2019) apabila skor korelasi yang dihasilkan
penelitian kuantitatif. Menurut Jaya (2020), mengatakan menunjukkan (p>0.30) aitem dikatakan valid. Skor korelasi
bahwa jenis penelitian yang dilakukan dengan yang dihasilkan menunjukkan dibawah 0.30 aitem
menggunakan prosedur statistic atau pengukuran, lalu dikatakan tidak valid. Pada uji beda yang telah dilakukan
122
Hubungan antara Persepsi Dukungan Organisasi dengan Employee Engagement pada Karyawan Bagian Produksi
123
Volume 9 Nomor 4 (2022). Character : Jurnal Penelitian Psikologi
Pada hasil uji normalitas di tabel 4, maka bisa Tabel 7. Keterangan Linearitas Data
disimpulkan bahwa kedua variabel berdistribusi berdasarkan Deviation from Linearity
normal. Karena syarat ketentuan data dikatakan Nilai
Ket.
berdistribusi normal bila nilai signifikansi lebih dari Signifikansi
0.05, pada persepsi dukungan organisasi mendapati Sig. > 0.05 Linear
nilai signifikasi 0.189 > 0.05 dan pada employee Sig. < 0.05 Tidak Linear
engagement mendapati nilai signifikansi 0.200 >
0.05. Berikut merupakan hasil uji linearitas yang
didasarkan pada deviation from linearity dari
b. Uji Linearitas persepsi dukungan organisasi dengan employee
Uji linearitas berguna mengetahui variabel engagement:
pada penelitian ini mempunyai hubungan linear
atau tidak. Analisa uji linearitas menggunakan Tabel 8. Hasil Uji Linearitas Data berdasarkan
SPSS 25.0 for windows yang didasarkan dengan test Deviation from Linearity
for linearity. Data dapat dikatakan linear, jika Variabel Sig. Ket.
memiliki nilai signifikansi dibawah 0.05 (p < 0.05), Persepsi Dukungan
sedangkan bila nilai signifikansi yang didapatkan Organisasi
0.839 Linear
diatas 0.05 (p > 0.05) tidak linear. Employee
Engagement
Tabel 5. Keterangan Linearitas Data
berdasarkan Linearity Berdasarkan pada hasil uji linearitas pada tabel
Nilai 8, dapat dinyatakan bahwa kedua variabel
Ket.
Signifikansi mempunyai data yang linear. Dapat dibuktikan pada
Sig. < 0.05 Linear hasil nilai signifikansi yang didapatkan adalah
Sig. > 0.05 Tidak Linear 0.839 > 0.05.
124
Hubungan antara Persepsi Dukungan Organisasi dengan Employee Engagement pada Karyawan Bagian Produksi
125
Volume 9 Nomor 4 (2022). Character : Jurnal Penelitian Psikologi
Kahn (1990), employee engagement merupakan Selanjutnya untuk dimensi absorption, memiliki nilai
pemanfaatan karyawan yang memiliki peran pada rata-rata terendah yaitu 32.40. Pada dimensi absorption
pekerjaannya di suatu perusahaan tempat dirinya bekerja menunjukkan bahwa adanya perilaku yang ditunjukkan
dengan mengekspresikannya baik itu secara kognitif, fisik, oleh karyawan yaitu seperti berkonsetrasi penuh dalam
maupun emosional. Employee engagement merupakan bekerja, lalu mengerjakan segala macam pekerjaan dengan
sikap kerja yang positif, dimana hal ini diungkapkan oleh penuh totalitas atau semaksimal mungkin, serta merasa
Gallup sebagai kerja dengan gairah serta merasakan adanya sulit melepaskan diri dengan pekerjaannya. Hal ini sesuai
hubungan yang erat dengan atasannya (Schermerhorn & dengan hasil yang telah didapatkan yaitu muncul adanya
Hunt, 2010). Employee engagement juga dapat dikatakan perilaku-prilaku tersebut pada karyawan bagian produksi
suatu hubungan antara seseorang dengan kepuasan serta yang menjadi subjek dari penelitian ini.
antusiasme untuk pekerjaan yang akan mereka lakukan Menurut Rhoades dan Eisenberger (2002), persepsi
(Izzati & Mulyana, 2019). dukungan organisasi ialah perasaan dari setiap karyawan,
Dalam penelitian ini, dimensi atau aspek dari variabel terkait sejauh apa organisasi atau perusahaan itu menilai
employee enagement berdasarkan pada teori milik kontribusi yang diberikan oleh karyawan pada organisasi
Schaufeli, dkk., (2002). Employee engagement ini terdapat atau perusahaan, lalu juga terkait tentang adanya dukungan,
3 dimensi yaitu vigor, dedication, dan absorption. serta rasa peduli akan kesejahteraan mereka sebagai
Berdasarkan pada penelitian yang dilakukan terhadap 40 karyawan. Robbins dan Judge (2015), juga menyatakan
karyawan bagian produksi, peneliti mendapatkan hasil nilai persepsi dukungan organisasi ini suatu kepercayaan yang
rata-rata (mean) dari setiap dimensi. Yang pertama yaitu dianut oleh karyawan dalam suatu perusahaan ataupun
dimensi vigor mendapatkan nilai rata-rata sebesar 37.60, organisasi yang dinilai berdasarkan pada kepedulian serta
kedua yaitu dimensi dedication mendapatkan nilai rata-rata kesejahteraan yang mereka dapatkan dari perusahaan atau
43.75, dan yang ketiga yaitu dimensi absorption organisasi yang ia tempati.
mendapatkan nilai rata-rata sebesar 32.40. Rhoades dan Eisenberger (2002), menunjukkan ada
Dari ketiga dimensi yang ada pada variabel employee tiga dimensi yang mendasari seorang karyawan akan
engagement, dimensi dedication memiliki nilai rata-rata memiliki persepsi dukungan organisasi, yaitu keadilan,
yang tertinggi yaitu sebesar 43.75. Dedication merupakan dukungan atasan, penghargaan. Berdasarkan pada
bentuk perilaku dari seorang karyawan yang digambarkan penelitian terhadap 40 karyawan bagian produksi, peneliti
dengan adanya rasa antusias dalam melakukan mendapatkan hasil nilai rata-rata (mean) dari setiap
pekerjaannya, memiliki rasa bangga pada pekerjaannya, dimensi. Yang pertama yaitu dimensi keadilan
serta merasa pekerjaannya membuatnya menjadi inspiratif mendapatkan nilai rata-rata sebesar 24.58, kedua yaitu
(Schaufeli, dkk., 2002). Hal ini menunjukkan bahwa dimensi dukungan atasan mendapatkan nilai rata-rata
karyawan bagian produksi memiliki rasa tertantang akan 27.98, dan yang ketiga yaitu dimensi penghargaan
pekerjaan yan gmereka lakukan, memiliki keantusiasan mendapatkan nilai rata-rata sebesar 36.25. Hasil penelitian
dalam melakukan pekerjaan, serta merasa bangga akan ini menunjukkan munculnya ketiga dimensi atau aspek,
pekerjaan yang dimilikinya. Schaufeli, dkk. (2002), maka hal ini sesuai dan sejalan dengan teori yang
menyatakan bahwa seseorang karyawan memiliki digunakan.
employee engagement apabila diitandai dengan adanya Dari ketiga dimensi pada persepsi dukungan
karakteristik dari beberapa aspek atau dimensi yang terdiri organisasi, nilai rata-rata dari dimensi penghargaan paling
dari vigor, dedication, absorption. tinggi yaitu 36.25. Pada dimensi penghargaan ini lebih
Pada dimensi vigor menunjukkan adanya sikap menunjukkan bahwa suatu persepsi ini muncul dengan
karyawan yang menyanggupi bahwa mampu untuk situasi dan keadaan yang mendukung seperti kesesuaian
mengatasi segala hambatan yang muncul dalam pekerjaan umpan balik yang diberikan dari perusahaan, lalu
yang ia lakukan, lalu menunjukkan bahwa mereka pengakuan dari pihak sekitas akan apa yang telah berhasil
memiliki ketahanan mental serta energy yang tinggi dalam dilakukan. Berdasarkan pada hasil penelitian terhadap 40
melakukan pekerjaan. Hasil nilai rata-rata yang telah karyawan bagian produksi ini menunjukkan bahwasannya
didapatkan yaitu sebesar 37.60. Berdasarkan pada olah data karyawan memiliki persepsi dukungan organisasi yang
yang telah dilakukan, maka pada perilaku karyawan bagian disebabkan dirinya merasa adanya pengakuan dari
produksi menunjukkan adanya dimensi vigor. Karyawan lingungan kerja akan keberhasilan yang telah ia lakukan,
bersemangat dalam melakukan pekerjaan yang didapatkan, lalu untuk umpan balik serta upah yang diberikan juga
para karyawan juga merasa mampu untuk berkerja dengan seusai dengan apa yang mereka kerjakan.
rentang waktu yang lama, serta para karyawan mampu Selanjutnya untuk dimensi dukungan atasan, dimana
menghadapi serta menyelesaikan segala hal yang menjadi karyawan akan merasakan bahwa atasan mereka
penghambat dalam pekerjaannya. memberikan dukungan penuh terhadap hal yang mereka
126
Hubungan antara Persepsi Dukungan Organisasi dengan Employee Engagement pada Karyawan Bagian Produksi
kerjakan untuk pekerjaan mereka, serta kepedulian akan Selanjutnya juga didukung dengan hasil penelitian Mustika
kesejahteraan dari karyawan. Pada dimensi ini, nilai rata- dan Rahardjo (2017) dimana hasil dari penelitiannya
rata yang didapatkan adalah 27.98. Hal tersebut menyatakan bahwa terjadi adanya pengaruh signifikan dari
menunjukkan bahwa adanya dimensi dukungan atasan persepsi dukungan organisasi terhadap employee
pada hasil yang didapatkan yaitu dimana para karyawan engagement pada karyawan Rumah Sakit Lavalette Malang
merasakan bahwa mereka mendapatkan apa yang mereka dengan nilai koefisien 0.559 serta nilai signifikan 0.000.
butuhkan seperti kesejahteraan, mereka juga merasa bahwa Pada penelitian Dai dan Qin (2016), menemukan hasil
mendapatkan ruang untuk mengeksplor dirinya serta penelitian bahwasannya antara persepsi dukungan
kepuasan kerja yang mereka dapatkan itu sesuai. organisasi dengan keterikatan karyawan mempunyai
Seorang karyawan merasa mendapatkan kebijakan korelasi positif signifikan, serta persepsi dukungan
yang adil serta keterlibatan dalam suatu aktifitas pekerjaan organisasi yang dirasakan mempunyai pengaruh positif
merupakan dimensi dari keadilan. Berdasarkan pada hasil langsung terhadap keterikatan karyawan, hasil tersebut
nilai rata-rata yang didapatkan, dimensi keadilan sama dengan hasil penelitian yang telah didapatkan.
mendapatkan nilai sebesar 24.58. Dalam hal ini, dapat Febriani dan Mulyana (2021) juga melakukan penelitian
dikatakan bahwa terdapat dimensi keadilan, namun nilai yang sama yaitu mendapatkan hasil penelitian
rata-rata dari dimensi ini paling rendah dibanding kedua menunjukkan ada arah hubungan yang searah serta positif
dimensi lainnya. Persepsi dukungan organisasi akan dimana, ketika tingkat persepsi dukungan organisasi tinggi
muncul pada setiap karyawan karena mereka merasakan maka tingkat keterikatan karyawan juga tinggi, lalu dalam
bahwa mereka mendapat pekerjaan atau tugas yang sesuai penelitian ini menunjukkan bahwa aspek vigor dan juga
dengan kemampuan masing-masing, mereka juga merasa aspek keadilan lebih unggul dibanding aspek lainnya.
bahwa mendapat adanya kompensasi apabila terjadi Selanjutnya penelitian ini sejalan dengan penelitian
sesuatu hal yang sangat mendesak pada diri mereka, serta Alkasim dan Prahara (2019), menunjukkan ada hubungan
mereka juga merasakan bahwa mereka selalu turut ikut signifikan antar perceived organizational support dengan
serta dalam aktivitas yang terjadi. employee engagement serta menunjukkan bahwasannya
Sejalan dengan pernyataan dari Saks (2006), bahwa persepsi dukungan organisasi memiliki kontribusi sebesar
emoployee engagement dapat dipengaruhi persepsi 37.5 pada keterikatan karyawan. Hasil dari penelitian yang
dukungan organisasi. Berdasarkan pada hasil penelitian telah didapatkan adalah terdapat adanya hubungan yang
yang dilakukan dan telah diolah datanya, mendapati signifikan antara persepsi dukungan organisasi dengan
hubungan yang positif antar dua variabel yang digunakan. employee engagement, dimana hal tersebut juga didukung
Maknanya persepsi dukungan organisasi mempengaruhi berdasarkan beberapa penemuan hasil penelitian yang
keterikatan kerja, semakin tinggi persepsi dukunga sama didapatkan oleh para peneliti lain sesuai penjabaran
organisasi yang dimiliki akan meninggikan keterikatan diatas terkait hubungan antara persepsi dukungan
karyawan tersebut pada perusahaan atau pekerjaannya. organisasi dengan employee engagement.
Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Kurniasari dan Berdasarkan pada hasil dari uji korelasi product
Izzati (2013), persepsi dukungan organisasi memiliki moment, mendapatkan nilai koefisiensi 0.509 yang dimana
hubungan yang secara signifikan dapat mempengaruhi artinya ada hubungan antara persepsi dukungan organisasi
employee engagement pegawai negeri sipil dinas kesehatan dengan employee engagement yang masuk kedalam
provinsi Jawa Timur dengan nilai koefisien yang kategori cukup kuat. Hal tersebut dapat diartikan
didapatkan sebesar r = 0.656 dan juga p = 0.000 (p < 0.05). bahwasannya masih terdapat beberapa anteseden yang
Selanjutnya dalam penelitian milik Mujiasih (2015), juga berpengaruh pada employee engagement. Seperti penelitian
menunjukkan bahwasannya ada hubungan signifikan yang milik Anggreana (2015), menunjukkan faktor dari budaya
positif antara persepsi dukungan organisasi dan employee organisasi serta kepemimpinan dapat mempengaruhi
engagement, dimana ditemukan bahwa bila lingkungan employee engagement. Lalu juga terdapat penelitian yang
pekerjaan itu selalu kondusif maka akan meningkatkan menunjukkan bahwa budaya organisasi dapat
keterikatan karyawan.. Sejalan juga dengan penelitian Alvi, mempengaruhi employee engagement dimana
dkk. (2014), dimana pada hasilnya dijelaskan bahwa suatu menunjukkan adanya hubungan signifikan yang positif
persepsi dukungan organisasi yang dimiliki karyawan yaitu penelitian dari Akbar dan Budiani (2021).
memainkan peran penting dalam mendukung employee
engagement di sektor korporasi. Pada peneltian tersebut PENUTUPAN
juga menyatakan kalau sektor perbankan akan dapat SIMPULAN
meningkatkan tingkat keterikatan karyawan dengan cara Penelitian dilakukan karena ingin mengetahui
memanfaatkan konsep dari persepsi dukungan organisasi hubungan antara persepsi dukungan organisasi dengan
yang dirasakannya dalam sistem serta prosedur organisasi.
127
Volume 9 Nomor 4 (2022). Character : Jurnal Penelitian Psikologi
employee engagement pada karyawan bagian produksi. Alkasim, M. A., & Prahara, S. A. (2019). Perceived
Sampel yang digunakan terdapat sebanyak 40 karyawan organizational support dengan employee
bagian produksi. Untuk skala menggunakan teknik skala engagement pada karyawan. Psikoislamedia Jurnal
Psikologi, 4(2), 185–194.
likert yang terdiri dari skala persepsi dukungan organisasi
https://doi.org/10.22373/psikoislamedia.v4i2.5169
yang berdasarkan teori Rhoades dan Eisenberger (2002)
dan juga skala employee engagement yang dikemukakan Alvi, A. K., Abbasi, A. S., & Haider, R. (2014).
oleh Schaufeli, dkk. (2002). Lalu untuk uji korelasi yang Relationship of perceived organizational support
and employee engagement. Sci. Int. (Lahore), 26(2),
didapatkan, dalam mengolah data peneliti menggunakan
951–954.
SPSS 25.0 for windows. Nilai signifikansi pada uji korelasi https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/40916436/R
ini 0.001 < 0.05, yang dimana hal tersebut menyatakan ELATIONSHIP_OF_PERCEIVED_ORGANIZAT
terdapat hubungan yang signifikan antar variabel. Pada IONAL_SUPPORT-with-cover-page-
nilai koefisien korelasi didapatkan 0.509 yang memiliki v2.pdf?Expires=1649817362&Signature=MENw67
makna persepsi dukungan organisasi dengan employee N2x8fvOggOKzoI2VafnxkKJSpNo0-wcgZBKk-
s2OHKxkDwTLMnHUk~n7UUhl0gffjIkGlY~qa6
engagement mempunyai kategori hubungan positif serta
psxc7n0XTdu7jXphlfBTenJgcP9
cukup kuat. Pada hasil menunjukkan hubungan positif,
maka dapat dinyatakan tingginya persepsi dukungan Anggraini, L., Astuti, E. S., & Prasetya, A. (2016). Faktor-
organisasi akan menyebabkan tingginya tingkat employee faktor yang mempengaruhi employee engagement
generasi y (Studi pada karyawan PT. Unilever
engagement. Bila rendahnya tingkat persepsi dukungan
Indonesia Tbk-Surabaya). Jurnal Administrasi
organisasi tentu employee engagement dimiliki rendah Bisnis, 37(2), 183–191.
juga. http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/ind
ex.php/jab/article/view/1470
SARAN Anggreana, V. (2015). Pengaruh budaya organisasi dan
Mengacu terhadap penelitian yang dilakukan peneliti, kepemimpinan terhadap employee engagement pada
maka peneliti ingin memberi saran terhadap beberapa pegawai negeri sipil di kantor bupati bagian umum
pihak, yaitu: setda kabupaten Siak. Jom FEKON, 2(2).
1. Bagi Perusahaan https://www.neliti.com/publications/127411/pengar
Perusahaan diharapkan mampu mempertahankan uh-budaya-organisasi-dan-kepemimpinan-terhadap-
employee-engagement-pada-pe#cite
employee engagement pada setiap karyawan dengan
meningkatkan persepsi dukungan organisasi yang Anshori, M., & Iswati, S. (2019). Metode penelitian
dimiliki oleh karyawan tersebut. Beberapa hal yang kuantitatif. Airlangga University Press.
dapat dilakukan adalah lebih memperhatikan Azwar, S. (2017). Metode penelitian psikologi (2nd ed.).
kesejahteraan karyawan, kepuasan karyawan, Pustaka Pelajar.
pemberian insentif yang sesuai, ruang untuk para Blessing-White. (2008). Employee engagement report.
karyawan mengeksplor diri dalam bekerja, serta Princeton.
perlakuan adil pada setiap karyawan.
Dai, K., & Qin, X. (2016). Perceived organizational
support and employee engagement: Based on the
2. Bagi Peneliti Selanjutnya research of organizational identification and
Diharapkan untuk penelitian selanjutnya yang organizational justice. Open Journal of Social
berminat untuk melakukan penelitian serupa dengan Sciences, 4, 46–57.
topik employee engagement dapat menggunakan https://doi.org/10.4236/jss.2016.412005
variabel lain yang belum diteliti dalam penelitian ini,
misalkan karakteristik pekerjaan, keadilan procedural, Dwiyanti, N., & Dudija, N. (2020). Pengaruh penghargaan
serta keadilan distributive. Pada penelitian berikutnya terhadap kinerja karyawan dengan employee
juga diharap untuk memperbesar atau memperluas engagement sebagai variabel intervening (Studi
jumlah subjek yang digunakan. kasus PT. Sanbe Farma Sterile Preparation Plant). E-
Proceding of Management, 7(1), 602–610.
https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.
DAFTAR PUSTAKA
id/index.php/management/article/view/11468
Akbar, R. A., & Budiani, M. S. (2021). Hubungan antara Febriani, Y., & Mulyana, O. P. (2021). Hubungan antara
budaya organisasi dengan employee engagement persepsi dukungan organisasi dengan keterikatan
pada karyawan Laksmi Muslimah. Character: karyawan pada karyawan PT. X. Character: Jurnal
Jurnal Penelitian Psikologi, 8(6), 1–12. Penelitian Psikologi, 8(5), 1–12.
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/character/arti https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/character/arti
cle/view/41429 cle/view/41253
128
Hubungan antara Persepsi Dukungan Organisasi dengan Employee Engagement pada Karyawan Bagian Produksi
Febriansyah, H., & Ginting, H. (2020). Tujuh dimensi Saks, A. M. (2006). Antecedents and consequences of
employee engagement. Prenanda. employee engagement. Journal of Managerial
Psychology, 21(7), 600–619.
Izzati, U. A., & Mulyana, O. P. (2019). Psikologi industri
https://doi.org/10.1108/02683940610690169
& organisasi. Penerbit Bintang Surabaya.
Schaufeli, W. B., Salanova, M., Gonzales-Roma, V., &
Jaya, I. M. L. M. (2020). Metode penelitian kuantitatif dan
Bakker, A. B. (2002). The measurement of
kualitatif: Teori, penerapan, dan riset nyata. Anak
engagement and burnout: A two sample
Hebat Indonesia.
confirmatory factor analityc approach. Journal of
Kahn, W. A. (1990). Psychological condition of personal Happiness Studies, 3, 71–92.
engagement and disengagement at work. Academy https://doi.org/10.1023/A:1015630930326
of Management Journal, 33(4), 692–724.
Schermerhorn, J., & Hunt, J. (2010). Organizational
https://doi.org/10.5465/256287
Behavior (11th ed.). John Wiley & Sons.
Kurniasari, R., & Izzati, U. A. (2013). Hubungan persepsi
Sucahyowati, H., & Hendrawan, A. (2020). Pengaruh
dukungan organisasi dengan employee engagement
employee engagement terhadap kinerja karyawan
pegawai negeri sipil dinas kesehatan provinsi Jawa
pada PT. MK Semarang. Jurnal Sains Teknologi
Timur. Character: Jurnal Penelitian Psikologi,
Transportasi Maritim, 2(2), 9–15.
02(01).
https://jurnal.akmicirebon.ac.id/index.php/akmi/arti
https://core.ac.uk/download/pdf/230625948.pdf
cle/view/21
Kurniawan, B. W., & Nurtjahjanti, H. (2016). Hubungan
Sugiyono. (2013). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif,
antara persepsi terhadap kompensasi dengan
dan tindakan. Alfabeta.
employee engagement pada karyawan PT. X. Jurnal
Empati, 5(4), 732–737. Sugiyono. (2019). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif,
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/empati/artic dan r&d (Sutopo (ed.); Edisi 2). Alfabeta.
le/view/15404
Utaminingsih, R., & Purnomo, R. (2017). Amtecedent and
Lienardo, S., & Setiawan, R. (2017). Pengaruh consequences of emploee engagement. Jurnal
organizational trust dan job satisfaction terhadap Akuntansi, Manajemen Dan Ekonomi, 19(2), 53–60.
employee engagement pada karyawan PT. Bangun http://jos.unsoed.ac.id/index.php/jame/article/view/
Wisma Sejahtera. AGORA, 5(1). 1026
http://publication.petra.ac.id/index.php/manajemen-
bisnis/article/view/5280
Mujiasih, E. (2015). Hubungan antara persepsi dukungan
organisasi (perceived organizational support)
dengan keterikatan karyawan. Jurnal Psikologi
Undip, 14(1), 40–51.
https://doi.org/10.14710/jpu.14.1.40-51
Mustika, S. I., & Rahardjo, K. (2017). Pengaruh perseived
organizational support terhadap employee
engagement dan organizational citizenship
behaviour (Studi pada staf medis rumah sakit
lavalette Malang). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB),
47(1), 9–15.
http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/ind
ex.php/jab/article/view/1810
Rahmah, S. (2013). Hubungan gaya kepemimpinan
transformasional dengan employee engagement
karyawan. Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi,
1(2), 115–119. http://e-
journals.unmul.ac.id/index.php/psikoneo/article/vie
w/3292
Rhoades, L., & Eisenberger, R. (2002). Perceived
organizational support: A review of the literature.
Journal of Applied Psychology, 87(4), 698–714.
https://doi.org/10.1037//0021-9010.87.4.698
Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2015). Perilaku organisasi
(16th ed.). Salemba Empat.
129