Abstrak
Suatu manajemen dalam perusahan mengatakan bahwa work engagement itu penting untuk diteliti, dari hasil
penelitian menunjukkan bahwa karyawan yang engaged menunjukkan performansi kerja yang lebih baik.
Tingginya work engagement sangat penting dalam meningkatkan performa dan produktivitas organisasi.
Salah satu factor yang dapat meningkatkan work engagement dapat melalui personal resource. Dalam hal ini
sebagai prediktor personal resources yaitu modal psikologis. Sehingga, dalam penelitian ini peneliti ingin
melakukan pelatihan psychological capital untuk meningkatkan work engagement. Work engagement dapat
dilihat dari tiga komponen utama, yaitu semangat, dedikasi dan juga penghayatan. Penelitian ini
menggunakan metode eksperimen one group pretest posttest design. Instrument penelitian ini menggunakan
kuesioner The Utrecht Work Engagement yang dikembangkan oleh Bakker et al. (2003). Berdasarkan hasil
penelitian ini ditemukan bahwa terdapat perubahan tingkat work engagement pada partisipan sebelum
diadakannya pelatihan dan sesudah diadakannya pelatihan, dengan nilai signifikansi 0.002 (p<0.05).
Abstrac
A management in the company said that work engagement is important to study, the results of the
study showed that engaged employees showed better work performance. The high level of work
engagement is very important in improving organizational performance and productivity. One
factor that can increase work engagement can be through personal resources. In this case as a
predictor of personal resources, namely psychological capital. So, in this study the researchers
wanted to conduct psychological capital training to improve work engagement. Work engagement
can be seen from three main components, namely passion, dedication and appreciation. This study
uses a one group pretest posttest design experimental method. The research instrument used the
Utrecht Work Engagement questionnaire developed by Bakker et al. (2003). Based on the results of
this study it was found that there were changes in the level of work engagement among participants
before the training and after the training, with a significance value of 0.002 (p <0.05).
Key word: Psychological Capital; Work Engagement; Training
PENDAHULUAN Menurut Marciano (2010) seseorang
Suatu manajemen dalam perusahan pekerja yang engaged akan berkomitmen
mengatakan bahwa work engagement itu terhadap tujuan, menggunakan segenap
penting untuk diteliti, dari hasil penelitian kemampuannya untuk menyelesaikan
menunjukkan bahwa karyawan yang tugas, menjaga perilakunya saat bekerja,
engaged menunjukkan performansi kerja memastikan bahwa dia telah
yang lebih baik (Demerouti & menyelesaikan tugas dengan baik sesuai
Cropanzano 2010; Christian, Garza & dengan tujuan dan bersedia mengambil
Slaughter 2011). Tingginya work langkah perbaikan atau evaluasi jika
engagement sangat penting dalam memang diperlukan. Work engagement
meningkatkan performa dan produktivitas memiliki beberapa keuntungan yaitu
organisasi. meningkatkan produktivitas,
yang memiliki 17 aitem. Kuesioner ini Data dapat dikatakan homogeny bila nilai
diberikan kepada partisipan sebelum signifikansinya lebih dari 0.05.
dilakukannya pelatihan dan sesudah Tabel 2. Uji Homogenitas
pelatihan. Hal ini ditujukan untuk melihat Work Significance Information
Cropanzano 2010; Christian, Garza & tinggi (misalnya beban kerja, tuntutan
Slaughter 2011). Selain itu Penelitian emosional, dan tuntutan mental).
yang dilakukan oleh Harter, Schmidt, dan Selanjutnya, kami menggunakan karya
Hayes (2002) menemukan fakta bahwa Xanthopoulou (2007), yang
keterikatan kerja memberikan sumbangan mengembangkan model JD-R dengan
efektif sebesar 16% terhadap menunjukkan bahwa pekerjaan dan
profitabilitas, 18% pada produktifitas, personal resources saling terkait, dan
25% terhadap penurunan tingkat turnover person resources dapat menjadi prediktor
yang tinggi, 49% terhadap penurunan independen untuk keterikatan kerja.
tingkat turnover yang rendah, 37% Karyawan dapat dikatakan memiliki
terhadap penurunan ketidakhadiran, dan work engagement jika karyawan tersebut
60% pada kualitas kerja. Tingginya merasa penuh dengan energi dan memiliki
keterikatan kerja sangat penting dalam ketahanan mental saat bekerja (Schaufeli
meningkatkan performa dan produktivitas & Bakker, 2002). Bakker dan Demeuroti
organisasi. (2008) menyatakan bahwa ada dua faktor
Bukti mengenai anteseden dan yang memengaruhi dapat keterikatan kerja
konsekuensi dari keterikatan kerja dapat yaitu sumber daya pekerjaan dan sumber
diatur dalam keseluruhan model daya pribadi. Sumber daya pekerjaan
keterikatan kerja. Dalam membangun terdiri dari beberapa macam yaitu timbal
model ini, kita menggunakan dua asumsi balik kerja (Performance Feedback),
dari model permintaan pekerjaan (JD-R) dukungan rekan kerja (Social Support),
(Bakker dan Demerouti, 2007; Demerouti Pelatihan pimpinan (Supervisor
et al., 2001). Asumsi pertama adalah Coaching), kesesuaian pegawai dengan
bahwa job resources seperti dukungan organisasi (person-organization fit), dll.
sosial dari rekan kerja dan supervisor, Kemudian, sumber daya pribadi juga
umpan balik kinerja, variasi keahlian, dan terdiri dari beberapa macam yaitu modal
otonomi, memulai proses motivasi yang psikologis (psychological capital),
mengarah pada keterikatan kerja, dan Keberhargaan diri (self-esteem),
akibatnya untuk kinerja yang lebih tinggi. keyakinan diri (self-efficacy), optimis
Asumsi kedua adalah bahwa job resources (optimism), ketahanan (resilience), dll.
menjadi lebih menonjol dan mendapatkan Berdasarkan pemaparan diatas,
potensi motivasi mereka saat karyawan penelitian ini dilakukan untuk melihat
dihadapkan pada tuntutan pekerjaan yang apakah ada pengaruh dari pelatihan
Penelitian ini dapat disimpulkan Luthans, F., Luthans, K. W., & Luthans,
B. C. (2004). Positive psychological
bahwa ada pengaruh psychological capital capital : Beyond human and social
untuk meningkatkan work engagement capital, 2004(February), 45–50.
pada karyawan di PT. Bhanda Ghara Luthans, F., Avey, J. B., Avolio, B. J.,
Norman, S. M., & Combs, G. M.
Reksa (Persero). Selain itu, pelatihan (2006). Psychological capital
psychological capital yang telah development: Toward a micro-
intervention. Journal of
dilakukan oleh peneliti terbukti dapat Organizational Behaviour
meningkatkan work engagement
Myhre, M. (2014). The effects of
SARAN personal resources on work
engagement. 1–65. Schaufeli,
Bagi penelitian selanjutnya, terdapat
WB & Bakker, A. (2010). Work
beberapa saran yang dapat dilakukan, engagement: A handbook of
essential theory and research.
yaitu: Mengembangkan pelatihan dengan
Work Engagement: A Handbook
memperpanjang waktu pelatihan; of Essential Theory and
Research., 10–24.
Menghadirkan tokoh ahli untuk beberapa
Sweetman, D., & Luthans, F. (2010).
sesi pelatihan; Evaluasi work engagement
The Power of Positive
juga dilakukan beberapa saat setelah Psychology: Psychological
Capital and Work Engagement.
pelatihan
In Bakker, & M. Leiter, Work
REFERENSI engagement : a handbook of
essential theory and research (pp.
Bakker, A. B., & Demerouti, E. (2008). 54 - 68).
Towards a model of work