Anda di halaman 1dari 8

Peranan Psychological Capital Karyawan Dalam Mendorong

Ekspektasi Kinerja Perusahaan

Yunita Sari1, Andika Yunianto 2

1,2
Universitas Persada Indonesia Yai
Salemba, Jakarta
E-mail : sari.nita.ys@gmail.com1, mr.andika@mail.com 2

ABSTRAK
Pertumbuhan ekonomi dunia membuat persaingan dunia bisnis semakin ketat, sehingga
perusahaan harus memiliki capaian yang baik untuk mendapatkan keberhasilan dalam
dunia bisnis. Hal ini merupakan tantangan terbesar organisasi untuk tetap bertahan dan
menyesuaikan setiap perubahan yang terjadi. Untuk itu perusahaan harus dapat
meningkatkan kemampuan maupun potensi karyawan. Upaya peningkatan kualitas dan
efektifitas karyawan perlu mendapatkan perhatian serius oleh perusahaan dengan
mengacu pada pekembangan teknologi informasi dan kesiapan sumber daya manusia.
Perilaku efektifitas kerja karyawan perusahaan tidak hanya ditentukan oleh aturan dan
Standard Operational Procedure (SOP). Karyawan dengan tingkat ekspektasi kinerja
yang tinggi menunjukan sikap yang positif terhadap pekerjaannya, sebaliknya seseorang
yang tidak memiliki ekspektasi kinerja dengan pekerjaannya menunjukan sikap yang
negatif terhadap pekerjaan. Oleh sebab itu perusahaan diharapkan dapat memunculkan
psychological capital yang dapat mendorong ekpektasi kinerja karyawan, dimana
psychological capital mencerminkan kondisi psikologis yang positif. Dengan mengukur
keberhasilan penerapan peranan psychological capital karyawan dalam mendorong
ekspektasi kinerja perusahaan, maka mampu memunculkan kepercayaan diri karyawan
dalam menyelesaikan masalah dan keberhasilan dalam bekerja.
Kata kunci : Psychological Capital, Ekspektasi Kinerja, Perusahaan, Karyawan

ABSTRACT
The world's economic growth has made competition in the business world even tighter,
so companies must have good achievements to get success in the business world. This is
the biggest challenge for organizations to survive and adapt to any changes that occur.
For that the company must be able to increase the ability and potential of employees.
Efforts to improve the quality and effectiveness of employees need serious attention by
the company by referring to the development of information technology and the
readiness of human resources. The work effectiveness of company employees is not only
determined by the rules and Standard Operational Procedure (SOP). Employees with a
high level of performance expectations show a positive attitude towards their work, on
the other hand someone who does not have performance expectations with their work
shows a negative attitude towards work. Therefore, the company is expected to generate
psychological capital that can boost employee performance expectations, where
psychological capital reflects a positive psychological condition. By measuring the
success of the application of the psychological capital role of employees in encouraging
expectations of company performance, it is able to generate employee confidence in
solving problems and success at work.
Keyword : Psychological Capital, Performance Expectations, Company, Employees

72 Jurnal IKRA-ITH Informatika Vol 4 No 3 November 2020


1. PENDAHULUAN perkembangan. Hal ini membuat
karyawan yang memiliki psychological
1.1 Latar Belakang capital akan lebih inovasi untuk
Pada era teknologi dan informasi menghasilkan atau melakukan perilaku
keberadaaan perusahaan secara global inovatif. Ekspektasi kinerja
perlu diperhatikan dan ditanggapi (performance expectancy) merupakan
keberadaannya. Perubahan yang terjadi tingkat dimana seorang individu
pada bidang ekonomi, hukum dan meyakini bahwa dengan menggunakan
teknologi merupakan tantangan terbesar sistem akan membantu dalam
bagi organisasi untuk tetap bertahan dan meningkatkan kinerjanya. Konsep ini
menyesuaikan dengan perubahan menggambarkan manfaat sistem bagi
tersebut (Burke, 2005). Terkait hal pemakainya yang berkaitan dengan
tersebut, sebuah organisasi harus perceived usefulnees, motivasi
mampu meningkatkan kemampuan ekstrinsik, job fit, keuntungan relatif
maupun potensi karyawan. (relative advantage) (Venkatesh, 2003).
Efektifitas perilaku kerja para pelaku Faktor yang dapat mempengaruhi
organisasi juga tidak ditentukan oleh ekspektasi kinerja yaitu efektifitas kerja
aturan dan Standard Operational dan pengakuan sosial. Seseorang
Procedure dari organisasi (Janssen, dengan tingkat ekspektasi yang tinggi
2005). Karyawan yang terbiasa dengan menunjukan sikap yang positif terhadap
rutinitas pada umumnya memiliki pekerjaannya, sebaliknya seseorang
kebiasan yang sudah baku, tertentu dan yang tidak memiliki ekspektasi kinerja
terjadi sedemikian lama, maka dapat dengan pekerjaannya menunjukan sikap
dikatakan karyawan tersebut sudah yang negatif terhadap pekerjaan yang
memiliki metode kerja yang nyaman, diharapkan dapat memberikan sudut
sehingga mengalami kesulitan keluar pandang baru tentang peran
dari rasa nyaman serta susah untuk psychological capital dalam
berkembang. Keterikatan kerja pada mendorong ekspektasi kinerja
dasarnya dipengaruhi oleh 2 hal, yaitu perusahaan untuk mencapai
model JD-R (job demand- keberhasilan organisasi.
resourcesmodel) dan modal psikologis
(psychological capital model) (Bakker, 1.2 Perumusan Masalah
Werk en welbevinden: naar een Adapun perumusan masalah di
positieve benadering in de Arbeids- en dalam penelitian ini adalah bagaimana
Gezondheidspsychologie, 2003). penerapan peranan psychological
Terdapat beberapa karakteristik capital karyawan dalam mendorong
karyawan yang memiliki keterikatan ekspektasi kinerja perusahaan?
dengan pekerjaannya, seperti memiliki
keyakinan terhadap kemampuannya 2. METODOLOGI PENELITIAN
sendiri serta memiliki angapan bahwa
“work is fun” (Salanova M. a., 2000). 2.1 Objek Penelitian
Psychological capital mencerminkan Adapun objek penelitian yang
kondisi psikologis seseorang yang ditetapkan penulis sesuai dengan tujuan
positif yang dicirikan menjadi 4 sumber penelitian yaitu mengukur keberhasilan
daya psikologis, yaitu eficacy penerapan peranan psychological
(kemampuan), hope (harapan), capital karyawan dalam mendorong
optimismo) dan resilience (ketahanan) ekspektasi kinerja perusahaan.
(Luthans, 2007). Psychological capital
memiliki konseptual yang state like
serta lebih terbuka terhadap

Jurnal IKRA-ITH Informatika Vol 4 No 3 November 2020 73


2.2 Lokasi Penelitian dengan judul penelitian yaitu “Peranan
Penelitian ini dilakukan pada Psychological Capital Karyawan
Badan Pendapatan Daerah Provinsi Dalam Mendorong Ekspektasi Kinerja
DKI Jakarta (Jakarta Utara, Jakarta Perusahaan”, maka model penelitian
Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, yang dapat digambarkan adalah sebagai
dan Jakarta Barat). berikut:

2.3 Instrumen Penelitian Ekpektasi Kinerja Psychological Capital


Pada penelitian ini instrumen (X) (Y)
penelitian menggunakan kuesioner
metode tertutup, dimana kemungkinan
pilihan jawaban sudah ditentukan Gambar 1 Model Penelitian
terlebih dahulu dan responden tidak
diberikan alternatif jawaban. Respon Variabel independen dalam
pilihan jawaban yang diberikan penelitian ini adalah ekspektai kinerja
terhadap item pertanyaan diberi skor, (X), sedangkan variabel dependen
dan diolah secara statistik untuk dalam penelitian ini adalah
mengungkapkan dimensi variabel yang psychological capital (Y). Dari
diukur. Instrumen penelitian digunakan permodelan di atas dapat dilihat bahwa
untuk mengungkapkan data yang berisi psychological capital berperan terhadap
sejumlah daftar pertanyaan yang ekpektasi kinerja.
penyusunannya berdasarkan skala
likert. 2.6 Definisi Operasional Variabel
Penelitian
2.4 Metode Penelitian 1. Ekspektasi kinerja (X)
Sesuai dengan tujuan penelitian Ekspektasi kinerja sebagai
yaitu mengukur keberhasilan penerapan kemampuan seseorang untuk
peranan psychological capital percaya bahwa menggunakan suatu
karyawan dalam mendorong ekspektasi sistem akan membantu dirinya
kinerja perusahaan, maka digunakan dalam menyelesaikan masalah dan
penelitian deskriptif guna menjawab mendapatkan keuntungan kinerja
rumusan masalah yaitu bagaimana dalam pekerjaannya. Ekspektasi
penerapan peranan psychological kinerja diukur dengan
capital karyawan dalam mendorong menggunakan teori (Venkatesh,
ekspektasi kinerja perusahaan. 2003) berdasarkan 2 aspek yaitu
Sedangkan untuk menjawab rumusan efektifitas kerja dan pengakuan
masalah tersebut peneliti menggunakan sosial.
penelitian verifikatif karena adanya
variabel-variabel yang akan ditelaah 2. Psychological capital (Y)
hubungannya, serta tujuannya untuk Psychological capital
menyajikan gambaran secara merupakan keadaan perkembangan
terstruktur, faktual, dan akurat psikologi individu yang positif
mengenai fakta-fakta dari hipotesis yang memiliki adanya kepercayaan
yang diajukan serta hubungan antar diri (self efficacy) dan optimis
variabel yang diteliti. (optimism) melakukan tindakan
atau harapan (hope) yang perlu
2.5 Model Penelitian untuk tugas-tugas yang menantang
Model penelitian merupakan demi masa sekarang dan mendatang
abstraksi dari fenomena-fenomena yang dengan persistensi dalam mencapai
sedang diteliti. Dalam hal ini sesuai tujuan ketika menghadapi masalah

74 Jurnal IKRA-ITH Informatika Vol 4 No 3 November 2020


dan kesulitan dengan bertahan dan Tabel 1 Penilaian Skala Psychological
terus maju (resilliency) untuk Capital dan Ekspektasi Kinerja
mencapai sukses. Psychological
capital diukur dengan
menggunakan teori (Luthans, 2007)
berdasarkan 4 aspek yaitu
kemampuan kepercayaan diri (self
efficacy), harapan (hope), optimis
(optimism) dan ketahanan 1. Skala psychological capital
(resilience). Skala psychological capital
yang digunakan dalam penelitian
2.7 Populasi dan Sampel Penelitian ini berdasarkan aspek-aspek
1. Populasi penelitian menurut teori (Luthans, 2007)
Populasi dalam penelitian ini yaitu kemampuan dan kepercayaan
adalah karyawan pada Badan diri (efficacy), harapan (hope),
Pendapatan Daerah Provinsi DKI optimis (optimism) dan ketahanan
Jakarta berjumlah 100 karyawan. (resilience). Skala ini berjumlah 24
Penelitian ini mengambil semua item yang terdiri dari 12 item
populasinya untuk diteliti. favorable dan 12 item unfavorable.
2. Sampel penelitian
Sampel penelitian adalah Tabel 2 Skala Psychological Capital
sebanyak 100 karyawan di Badan
Pendapatan Daerah Provinsi DKI
Jakarta.

2.8 Metode Analisis Data


Analisis data yang digunakan oleh 2. Skala ekpektasi kinerja
penulis dalam penelitian ini bertujuan Skala ini disusun berdasarkan
untuk menjawab pertanyaan yang ekspektasi kinerja yang diukur
tercantum dalam identifikasi masalah. berdasarkan teori (Venkatesh, 2003)
Metode analisis data yang digunakan menggunakan 2 aspek yaitu
adalah metode analisis statistik dengan efektifitas kerja dan pengakuan
menggunakan software IBM SPSS sosial. Skala ini berjumlah 12 item
Statistics 22. yang terdiri dari 6 item favorable dan
Adapun analisis data yang 6 item unfavorable.
dilakukan penulis adalah menganalisis
keberhasilan penerapan peranan Tabel 3 Skala Ekspektasi Kinerja
psychological capital dalam
mendorong ekspektasi kinerja
perusahaan. Metode analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Apabila data terkumpul,
analisis regresi ganda dengan taraf kemudian dilakukan pengolahan data,
signifikansi ditetapkan 95%. disajikan dan dianalisis. Dalam
Adapun penilaian skor altenatif penelitian ini penulis menggunakan uji
jawaban pada skala psychological statistik. Untuk menilai variabel X dan
capital dan ekspektasi kinerja dapat variabel Y, maka analisis yang
dilihat pada tabel di bawah ini : digunakan berdasarkan rata- rata
(mean) dari masing-masing variabel.
Nilai rata-rata (mean) ini diperoleh
dengan menjumlahkan data

Jurnal IKRA-ITH Informatika Vol 4 No 3 November 2020 75


keseluruhan dalam setiap variabel, 2.10 Analisis Regresi Berganda
kemudian dibagi dengan jumlah Dalam penelitian ini variabel
responden. dependent (psychological capital)
memberikan kontribusi R Square =
2.9 Pengujian Instrumen Penelitian 0.140 terhadap variabel independent
(Validitas dan Reliabilitas) (ekpektasi kinerja)
Uji validitas dalam penelitian ini
digunakan analisis item, yaitu 2.11 Pengujian Hipotesis
mengkorelasikan skor tiap butir Sebagai hipotesis dalam penelitian
dengan skor total yang merupakan ini adalah ada penerapan peranan
jumlah dari tiap skor butir. Jika ada Psychological capital terhadap ekpektasi
item yang tidak memenuhi syarat, kinerja.
maka item tersebut tidak akan diteliti Pengujian hipotesis dalam
lebih lanjut. penelitian ini menggunakan pengujian
Hasil uji validitas skala secara parsial (uji t) dan penyajian secara
psychological capital dan ekspektasi simultan (uji F). Tingkat signifikansi
kinerja, yang terdiri dari 36 item 0,05 artinya adalah kemungkinan besar
sebagai berikut : dari hasil penarikan kesimpulan
mempunyai probabilitas 95% atau
Tabel 4 Hasil Uji Validitas Skala toleransi kesalahan sebesar 5%.
Psychological Capital dan Ekspektasi Hipotesis yang dibentuk dari variabel-
Kinerja variabel tersebut adalah sebagai berikut :
H01: (ρ1 = 0) : peranan psychological
capital berpengaruh signifikan terhadap
peranan ekpektasi kinerja

3. ANALISA DAN
PEMBAHASAN
Uji reliabilitas dilakukan
terhadap item yang sudah valid. Untuk 3.1 Responden Penelitian
melihat reliabilitas masing-masing Dalam mengukur keberhasilan
instrumen yang digunakan, penulis penerapan peranan psychological
menggunakan koefisien cronbach capital terhadap ekspektasi kinerja,
alpha (α) dengan menggunakan tools dimana objek penelitian adalah Badan
Statistical Product and Service Solution Pendapatan Daerah Provinsi DKI
(SPSS) versi 22 untuk jenis pengukuran Jakarta, peneliti melakukan
interval. Suatu instrumen dikatakan pengambilan data kuesioner terhadap
reliabel jika nilai cronbach alpha lebih sejumlah responden dengan
besar dari batasan yang ditentukan menggunaka aplikasi docs.google.com.
yakni 0,866 atau nilai korelasi hasil Untuk mengukur keberhasilan
perhitungan lebih besar daripada nilai penerapan peranan psychological
dalam tabel capital terhadap ekspektasi kinerja,
Hasil uji reliabilitas item skala kuesioner dilakukan terhadap 100
psychological capital dan ekspektasi responden di Badan Pendapatan Daerah
kinerja diperoleh Cronbach’s alpha Provinsi DKI Jakarta.
sebesar 0,866 dengan corrected item- 1. Responden Berdasarkan Usia
total correlation berkisar antara 0,206 –
0,554 (tabel terlampir)

76 Jurnal IKRA-ITH Informatika Vol 4 No 3 November 2020


Tabel 5 Responden Berdasarkan Usia Tabel 8 Mean, Standar Deviasi (SD),
Pearson Correlation

2. Responden Berdasarkan Jenis Keterangan :


Kelamin Skala likert rentang 1-6 (psychological
capital = 14 item, dan ekpektasi kinerja
Tabel 6 Responden Berdasarkan Jenis = 7 item).
Kelamin Pada psychological capital
menunjukan nilai mean = 372, berarti
reponden lebih mengarah ke positif
dengan nilai di atas 3 (median) dan
standar deviasi 40.4 (skala likert
rentang 1-6). Pada ekspektasi kinerja
3. Responden Berdasarkan Posisi / menunjukan nilai mean = 363, berarti
Jabatan reponden lebih mengarah ke positif
dengan nilai di atas 3 (median) dan
Tabel 7 Responden Berdasarkan Posisi standar deviasi 30.8 (skala likert
/ Jabatan rentang 1-6).

3.3 Hasil Uji Hipotesis


Hasil uji hipotesa dihitung
menggunakan regresi berganda dengan
metode enter yang disajikan pada table
di bawah ini.

Tabel 9 Regresi Berganda


3.2 Gambaran Data Penelitian
Penerapan Psychological Capital
Terhadap Ekspektasi Kinerja
Pengolahan data menggunakan
regresi liner pada 100 reponden di
Badan Pendapatan Daerah Provinsi
DKI Jakarta, dengan mencari kontribusi
antara variabel independent (ekspektasi
kinerja) dengan variabel dependent Uji hipotesis
(psychological capital) diperoleh hasil H01: (ρ1 = 0):
mean, standar deviasi (SD), pearson peranan psychological capital
correlation sebagai berikut berpengaruh signifikan terhadap
peranan ekpektasi kinerja
Hasil analisis psychological
capital yang dikontrol oleh variabel
ekpektasi kinerja berkorelasi secara
significant dengan nilai regresi (R =
0.375) denga R Square Change = 0.140,
dan Adjusted R Square = 0.054. Hasil

Jurnal IKRA-ITH Informatika Vol 4 No 3 November 2020 77


ini menunjukan bahwa ada kontribusi Empiris Pada Perusahaan
positif dan significant penerapan Manufaktur di Bursa Efek
peranan psychological capital terhadap Jakarta).”. Simposium Nasional
ekspektasi kinerja sebesar 14%, Akuntansi X.
sehingga hipotesa penerapan peranan Jackson, M. (1981). The measurement
psychological capital terhadap of experienced burnout.
ekspektasi kinerja dapat diterima. Journal of organizational
behavior, 99-113.
4. KESIMPULAN Janssen, O. (2005). Innovative
Behaviour and Job
Beradasarkan hasil analisa, Involvement at the Price
didapatkan kesimpulan bahwa ada Conflict and Less Satisfactory
hubungan antara psychological capital Relations with Co-workers.
terhadap ekspektasi kinerja. Hal ini Journal of occupational and
menunjukan adanya kepercayaan diri organizational psychology, 347
dan kemampuan pada diri karyawan - 364.
dalam menggunakan system yang ada Lailatul Munawaroh, I. S. (2017).
di suatu perusahaan. Peranan Psychological Capital
terhadap Kesiapan Individu
DAFTAR PUSTAKA untuk Berubah yang
Dimoderatori oleh Persepsi
Bakker, S. (2003). Werk en Dukungan Organisasi . Jurnal
welbevinden: naar een Psikologi, 198-210.
positieve benadering in de Luthans, F. Y. (2007). Psychological
Arbeids- en capital: Developing The
Gezondheidspsychologie. Human Competitive Edge.
Work and well-being: towards Oxford University Press.
a positive approach in M.Steers, R. (1985). Efektivitas kerja.
Occupational Health, 229–253. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Burke, R. a. (2005). Reinventing Utama.
Human Resources Ramin Aliyev, M. K. (2014). The
Management: Challenges and Effects of Positive
New Directions,. London: Psychological Capital and
Routledge. Negative Feelings on Students
Hamzah, A. (2009). Pengaruh Violence Tendency. Procedia,
ekspektasi kinerja, ekspektasi 69-76.
usaha, faktor sosial, kesesuaian Rego, A. C. (2010). Psychological
tugas dan kondisi yang Capital and Performance of
memfasilitasi pemakai Portuguese Civil Servants:
terhadap minat pemanfaatan Exploring Neutralizers in the
sistem informasi (studi empiris Context of an Appraisal
pada pemerintahan kabupaten System. The International
di pulau Madura). Simposium Journal of Human Resource
nasional sistem teknologi Management.
informasi 1. Salanova, M. a. (2000). ‘Exposure to
Handayani, R. (2007). “Analisis Faktor- burnout and its relationship to
Faktor yang Mempengaruhi burnout’. Behavior and
Minat Pemanfaatan Sistem Information Technology, 385–
Informasi dan Penggunaan 392.
Sistem Informasi (Studi

78 Jurnal IKRA-ITH Informatika Vol 4 No 3 November 2020


seliSchaufeli, W. B. (2004). Work Yunianto, A. (2014). Pengaruh
engagement: An emerging Perceived Organizational
psychological concept and its Support, Ekspektasi Kerja dan
implications for organizations. Psychological Capital
Research in social issues in Terhadap Perilaku Inovatif.
management: Vol. 5.
Seligman, L. O. (1998). Comorbidity of
Anxiety and Depression in
Children and Adolescents: An
Integrative Review. Clin Child
Fam Psychol Rev 1, 125–144.
Snyder, C. R. (1991). The will and the
ways: Development and
validation of an individual-
differences measure of hope.
Journal of Personality and
Social Psychology, 570–585.
Soebardi, R. (2012). PERILAKU
INOVATIF. Jurnal Psikologi
Ulayat, 57–74.
Stajkovic A. D., S. S. (2000). Self
efficacy and causal attributions.
Journal of Applied Social
Psychology, 707–737.
Timo Lorenz, C. B. (2016). Measuring
Psychological Capital:
Constructin and Validation of
the Compound PsyCap Scale
(CPC-12). PLOS ONE, 1-17.
U.W.M.R. Sampath Kappagodal, H. Z.
(2014). Psychological Capital
and Job Performance: The
Mediating Role of Work
Attitudes. Journal of Human
Resource and Sustainability
Studies, 102-116.
Venkatesh, V. M. (2003). “User
Acceptance of Information
Technology: Toward a Unified
View. MIS Quarterly , 425-
478.
Youssef, L. &. (2008). Positive
psychological capital: A new
lens to view absenteeism.
Journal of Leadership and
Organizational Studies, 13:
42–60.

Jurnal IKRA-ITH Informatika Vol 4 No 3 November 2020 79

Anda mungkin juga menyukai