Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

TUJUH ALIRAN FILSAFAT DALAM FILSAFAT ILMU

Disusun untuk Memenuhi Nilai Tugas UKD IV Filsafat Ilmu

Dosen Pengampu : Sri Herwindya Baskara Wijaya, S.Sos, M.Si

Disusun Oleh :
Maulidiah D0213056
Ilmu Komunikasi B

ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2014
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…………………………………………………………………… 2

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………… 3

A. Latar Belakang…………………………………………………………. 3
B. Rumusan Masalah……………………………………………………… 3
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………... 3

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………. 4

A. Positivisme……………………………………………………………… 4
B. Empirisme……………………………………………………………….. 7
C. Naturalisme……………………………………………………………… 9
D. Rasionalisme…………………………………………………………….. 12
E. Fenomenologi…………………………………………………………… 14
F. Hermeneutika……………………………………………………………. 16
G. Pragmatisme…………………………………………………………….. 17

BAB III PENUTUP…………………………………………………………….. 20

A. Kesimpulan……………………………………………………………… 20
B. Saran…………………………………………………………………….. 22

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… 24

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Filsafat ilmu memunyai banyak aliran. Aliran-aliran tersebut
dicetuskan oleh para filsuf dunia. Diantara aliran-aliran tersebut ada yang
merupakan pengembangan dari aliran yang sudah ada. Ada pula yang
merupakan penggabungan dari aliran-aliran yang sudah ada.
Aliran dalam filsafat ilmu sebenarnya merupakan sebuah paham
dalam mencari sumber kebenaran. Sebagai sumber kebenaran, aliran filsafat
ini akan memunyai relevansi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta memiliki sumbangsih bagi peradaban manusia. Sebagai ilmu
pengetahuan, ilmu komunikasi juga akan memunyai relevansi dengan aliran-
aliran yang ada dalam filsafat ilmu.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah makalah ini adalah
1. Apa saja aliran-aliran dalam filsafat ilmu?
2. Siapa pencetus aliran-aliran tersebut?
3. Apa pokok-pokok pikiran dari aliran-aliran tersebut?
4. Apa relevansinya bagi dunia IPTEK?
5. Apa relevansinya bagi kajian ilmu komunikasi?
6. Apa sumbangsihnya bagi peradaban manusia?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk :
1. Mengetahui aliran-aliran dalam filsafat ilmu
2. Mengetahui pencetus aliran-aliran dalam filsafat ilmu
3. Mengetahui pokok-pokok pikiran dari aliran-aliran tersebut
4. Mengetahui relevansinya bagi dunia IPTEK
5. Mengetahui relevansinya bagi kajian ilmu komunikasi
6. Mengetahui sumbangsihnya bagi peradaban manusia

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Positivisme
1. Pengertian
Positivisme adalah salah satu aliran dalam filsafat ilmu yang
mengesampingkan fakta-fakta yang tidak nyata. 1 Dalam hal ini,
positivisme hanya percaya dengan data-data empiris dan tidak
memercayai hal-hal yang berhubungan dengan metafisik. 2
2. Tokoh-tokoh pencetus
Tokoh yang mencetuskan aliran ini diantaranya adalah Auguste
Comte (1798-1857 M)3. Henry Sain Simon (1760 – 1825 M)4 juga salah
satu pencetus aliran ini. Selain dua tokoh tersebut, ada pula E. Littre, P.
Laffitte, JS. Mill dan Spencer. 5 Emile Durkheim6 juga merupakan salah
satu tokoh yang mencetuskan aliran ini.
3. Pokok-pokok pikiran
Pada dasarnya, positivisme merupakan kombinasi dari aliran
empirisme dengan aliran rasionalisme. 7 Positivisme menggabungkan
penggunaan eksperimen atau pengalaman dalam metode ilmiah.
Walaupun begitu, pengalaman yang digunakan dalam positivisme hanya
pengalaman yang objektif dan bukan yang metafisik. Filsafat ilmu sebagai
salah satu ilmu pengetahuan juga seharusnya menggunakan metode
ilmiah sehingga bersifat ilmiah.8

1
A Fuad Ihsan, Filsafat Ilmu, Rineka Cipta, Jakarta, 2010, hal. 182.
2
Arif, ”Positivisme dan Perkembangannya”,
http://staff.blog.ui.ac.id/arif51/2008/03/31/positivisme-dan-perkembangannya/ (diakses pada 30 Mei
2014 pukul 08:21 WIB).
3
A Fuad Ihsan, Op.Cit., hal. 183.
4
“Positivisme”, http://bagusboedhi.blogspot.com/2009/01/positivisme.html (diakses pada 30
Mei 2014 pukul 08:24 WIB)
5
Arif, Loc.Cit..
6
Pawito, Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif, LKIS, Yogyakarta, 2007, hal. 49.
7
A Fuad Ihsan, Op.Cit., hal. 183.
8
Pawito, Op.Cit., hal. 49.

4
Salah seorang pencetus aliran positivisme, Auguste Comte,
berpendapat bahwa semua manusia, baik individu maupun kelompok,
melalui tiga tahap perkembangan pemikiran, yaitu : 9

a. Zaman teologis

Yaitu manusia percaya bahwa di belakang gejala-gejala alam, terdapat


kuasa-kuasa adikodrati yang mengatur fungsi dan gerak gejala-gejala
tersebut. Zaman teologis ini dibagi lagi atas tiga periode, yaitu
animism, politeisme, dan monoteisme.

b. Zaman metafisis

Yaitu manusia percaya kekuatan yang adikodrati diganti dengan


ketentuan-ketentuan abstrak.

c. Zaman positif

Yaitu ketika orang tidak lagi berusaha mencapai pengetahuan tentang


yang mutlak baik teologis maupun metafisis. Tujuan tertinggi dari
zaman ini akan tercapai apabila gejala-gejala telah dapat disusun dan
diatur di bawah satu fakta yang umum saja.

4. Relevansi bagi dunia IPTEK


Para ilmuwan menggunakan metode ilmiah untuk mencari kebenaran
ilmiah. Salah satunya adalah Galileo. Galileo melakukan berbagai
pengamatan tentang benda-benda yang jatuh bebas dengan cara
menjatuhkan berbagai benda dari puncak menara miring Pisa. Galileo
melihat benda-benda tersebut jatuh dari puncak menara Pisa. Hal yang
dilihat Galileo tersebut dianggap sebagai suatu metode ilmiah karena
menggabungkan antara pengalaman inderawi dan metode ilmiah.
Kombinasi dari pengalaman inderawi dengan metode ilmiah merupakan
ciri dari aliran filsafat ilmu positivisme.

9
A Fuad Ihsan,Op.Cit., hal. 183-184.

5
5. Relevansi bagi kajian ilmu komunikasi
Ilmu komunikasi merupakan suatu ilmu pengetahuan. Sebagai suatu
ilmu pengetahuan, ilmu komunikasi menggunakan metode ilmiah dalam
mencapai kebenaran ilmiah. Hal tersebut sesuai dengan salah satu prinsip
ilmiah yaitu prosedural. Sesuai dengan aliran positivisme, ilmu
komunikasi tidak hanya menggunakan metode ilmiah untuk mengungkap
kebenaran tetapi juga menggunakan pengalaman inderawi. Contohnya
dalam menentukan karakteristik media massa televisi. Seorang ahli
komunikasi akan menonton televisi untuk menentukan karakteristik dari
media tersebut. Setelah dia menonton televisi, dia akan tahu karakteristik
dari media tersebut. Menonton merupakan pengalaman inderawi. Metode
ilmiah yang digunakan dapat berupa observasi.
6. Sumbangsih bagi peradaban manusia

Positivisme merupakan aliran yang mengkombinasikan antara


pengalaman inderawi dan metode ilmiah. “Positivisme memunyai peran
yang penting dalam debat yang berhubungan dengan filsafat ilmu-ilmu
sosial dan tingkah laku”.10

7. Ulasan pribadi

Positivisme merupakan kombinasi dari aliran rasionalisme dan


empirisme. Aliran ini menggabungkan pokok pikiran dari kedua aliran
tersebut, yaitu pokok pikiran rasionalisme yang mendasarkan pada
penggunaan akal dan pokok pikiran empirisme yang mendasarkan pada
penggunaan pengalaman inderawi. Jadi aliran ini menggunakan
pengalaman inderawi dan metode ilmiah untuk menentukan suatu
kebenaran

10
Pawito, Op.Cit., hal. 51.

6
B. Empirisme
1. Pengertian
Empirisme berasal dari bahasa Yunani, empiris, yang artinya
pengalaman inderawi.11 Empirisme adalah salah satu aliran dalam filsafat
ilmu yang menjadikan pengalaman, baik pengalaman batiniah maupun
pengalaman lahiriah, sebagai sumber kebenaran dalam memeroleh
pengetahuan.12
2. Tokoh-tokoh pencetus
Tokoh-tokoh yang mencetuskan paham/aliran empirisme diantaranya
adalah Francis bacon (1210-1292 M), Thomas Hobbes (1588-1679 M),
John Locke (1632-1704 M), David Hume (1711-1776), George Berkeley
(1665-1753), Herbert spencer (1820-1903), Roger Bacon (1214-1294).13
3. Pokok-pokok pikiran
Empirisme mendapatkan kebenaran melalui pengalaman yang konkret
dan bukan melalui penalaran rasional. Gejala-gejala alamiah yang ada
memunyai karakteristik, diantaranya adalah terdapat pola yang teratur
mengenai gejala-gejala tersebut dan adanya kesamaan serta pengulangan
kejadian atas gejala tersebut. Dengan menggunakan metode induktif,
memungkinkan diadakannya suatu generalisasi dari gejala-gejala alamiah
yang telah dialami.14
Aliran ini memunyai beberapa kelemahan, diantaranya adalah: 15
a. Pengetahuan yang dikumpulkan cenderung menjadi suatu kumpulan
fakta-fakta. Padahal hubungan antara berbagai fakta tidaklah nyata.
Harus ada kerangka pemikiran yang menjadi latar belakang
diadakannya hubungan atau generalisasi tersebut.
b. Hakikat pengalaman yang merupakan cara dalam menemukan
pengetahuan dan pancaindera sebagai alat yang menangkapnya.

11
Ali Maksum, Pengantar Filsafat : Dari Masa Klasik Hingga Postmodernisme, Ar-ruzz
Media, Jogjakarta, 2011, hal. 357.
12
A Fuad ihsan, Op.Cit., hal. 163.
13
Ali Maksum, Op.Cit., hal. 358.
14
Jujun S Suriasumantri, Filsafat ilmu : Sebuah Pengantar Populer, Pustaka Sinar Harapan,
Jakarta, 2007, hal. 51-52.
15
Ibid., hal. 52.

7
Padahal pancaindera banyak memiliki kelemahan, seperti indera
bersifat terbatas dan sering menipu 16. Begitu juga dengan objeknya.
4. Relevansi bagi dunia IPTEK
Bagi penganut empirisme, kebenaran dalam ilmu pengetahuan
didapatkan melalui pengalaman. Menurut mereka, gejala alamiah yang
ada bersifat konkret dan dapat ditangkap oleh pancaindera manusia.
Aliran empirisme menggunakan metode induktif untuk menyimpulkan
kebenaran yang diperolehnya.17 Contohnya ketika seseorang
memanaskan berbagai macam logam seperti kuningan, aluminium,
tembaga, dan besi, logam-logam tersebut akan memanjang. Dari
pengalaman memanaskan logam tersebut, kemudian orang tersebut
menyimpulkan bahwa semua logam akan memanjang jika dipanaskan.
5. Relevansi bagi kajian ilmu komunikasi
Ilmu komunikasi menggunakan empirisme sebagai salah satu metode
dalam mencapai kebenaran. Pengamatan merupakan salah satu metode
penelitian yang digunakan untuk mencapai kebenaran dalam kajian ilmu
komunikasi. Pengamatan juga merupakan dasar dari penelitian empiris. 18
Pengamatan juga membutuhkan kinerja pancaindera manusia. Contoh
dari metode pengamatan dalam kajian ilmu komunikasi adalah perbedaan
komunikasi langsung dengan komunikasi tidak langsung. Untuk
memahami perbedaan tersebut, seorang peneliti harus melakukan
pengamatan terkait hal tersebut. Pengalaman yang dialami oleh indera
peneliti tersebut merupakan kebenaran menurut aliran empirisme.
6. Sumbangsih bagi peradaban manusia
Empiris menjadi salah satu syarat kebenaran secara ilmiah. Kebenaran
yang didapatkan seseorang harus dapat diamati dengan menggunakan
panca indera. Hal tersebut sejalan dengan pemikiran aliran filsafat ilmu
empirisme bahwa segala sesuatu yang ditangkap melalui pancaindera
merupakan suatu kebenaran. Seseorang akan selalu berusaha mengingat
sesuatu yang dialaminya karena yang dialaminya tersebut merupakan

16
Ali Maksum, Op.Cit., hal. 358.
17
Jujun S Suriasumantri, Op.Cit., hal. 51.
18
Astrid S Susanto, Filsafat Komunikasi, Binacipta, Bandung, 1995, hal. 184.

8
suatu kebenaran. Seperti yang sebelumnya dijelaskan, pengalaman
memanaskan kuningan, aluminium, tembaga, dan besi, membuat
seseorang mengingat bahwa logam-logam akan memuai bila dipanaskan.
7. Ulasan pribadi
Empirisme merupakan aliran dalam filsafat ilmu yang menggunakan
pengalaman sebagai sumber kebenaran. Pengalaman tersebut dapat
berupa pengalaman batiniah, yaitu pengalaman yang tidak dapat dialami
oleh pancaindera, dan pengalaman lahiriah yang dapat dialami oleh
pancaindera. Kelemahan empirisme terletak pada generalisasi yang tidak
didasarkan dengan pemikiran-pemikiran logis, hanya didasarkan pada
pengalaman.
C. Naturalisme
1. Pengertian
Naturalisme berasal dari kata nature, natural, yang berarti alam dan
kata isme yang berarti paham. Menurut asal dua kata tersebut, dapat
didefinisikan aliran filsafat ilmu naturalisme adalah salah satu aliran
dalam filsafat ilmu yang mendasarkan kebenaran menurut alam.
Naturalisme merupakan awal mula dari aliran materialisme.
Materialisme adalah salah satu aliran dalam filsafat ilmu yang
beranggapan bahwa dunia ini hanya terdiri dari materi atau nature
(alam).19
2. Tokoh-tokoh pencetus
Tokoh-tokoh yang mencetuskan aliran ini diantaranya adalah J.J
Rousseau (1712-1778), Schopenhauer (1788-1860), Plato (427-347 SM),
Aristoteles (384-322 SM), dan William R. Dennes. 20
Aliran materialism memunyai tokoh-tokohnya sendiri, diantaranya
adalah Anaximenes (585-528), Anaximandros (610-545), Thales (625-
545), Demokritos (Kl.460-545), Thomas Hobbes (1588-1679), Lamettrie

19
Ali Maksum, Op.Cit., hal. 355.
20
Khilmi Nur Marifah, “Naturalisme dalam Filsafat”,
http://khilmimarifah.blogspot.com/2012/11/naturalisme-dalam-filsafat.html (diakses pada tanggal 2
Juni 2014 pukul 10:46 WIB).

9
(1709-1715), Feuerbach (1804-1877), Spencer (1820-1903), dan Karl
Marx (1818-1883).21
3. Pokok-pokok pikiran
William R. Dennes, salah satu filsuf modern yang juga merupakan
tokoh aliran naturalisme, mengemukakan pandangannya mengenai aliran
naturalisme :22
a. Kejadian merupakan hakekat terdalam dari kenyataan. Hal tersebut
berarti semua yang bersifat nyata termasuk dalam kategori alam.
b. Kenyataan merupakan sesuatu yang bereksistensi. Sesuatu bukan
merupakan kenyataan jika terdapat di luar ruang dan waktu serta tidak
mungkin ditangani dengan menggunakan metode ilmiah.
c. Faktor-faktor penyusun segenap kejadian merupakan proses, kualitas,
dan relasi
d. Semua kejadian, baik kerohanian, kepribadian, dan sebagainya dapat
dilukiskan berdasarkan kategori-kategori proses, kualitas, dan relasi.

Demokritos, salah seorang tokoh aliran materialisme, meyakini bahwa


alam semesta hanya tersusun dari atom-atom yang memunyai sifat sama
dengan bentuk, ukuran, dan letak yang berbeda. Sedangkan Thomas
Hobbes meyakini bahwa semua yang terjadi di alam semesta merupakan
gerak materi. Bahkan dia berpendapat bahwa filsafat tidak berbeda
dengan ilmu-ilmu yang memelajari benda-benda. 23

Paham ini tidak memercayai adanya kekuatan lain di luar alam. Baik
naturalisme maupun materialisme tidak menganggap adanya Tuhan
sebagai kekuatan lain yang mengatur alam. Oleh karena itu, aliran ini
memunyai kritik yang dilontarkan oleh sebagian besar para agamis barat
yang menentang paham materialisme, yaitu : 24

21
Ali Maksum, Op.Cit., hal. 356.
22
Khilmi Nur Marifah, Loc.Cit..
23
Surajiyo, Ilmu Filsafat Suatu Pengantar, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2012, hal. 120.
24
Ali Maksum, Op.Cit., hal. 356.

10
a. Materialisme meyakini bahwa alam yang berasal dari kacau balau
(chaos) terjadi dengan sendirinya. Padahal, menurut Hegel, kacau
balau yang mengatur tidak lagi dinamakan dengan kacau balau.
b. Materialism menyatakan bahwa hukum alam merupakan pengatur
semua peristiwa yang terjadi. Padahal hukum alam juga merupakan
suatu perbuatan rohani.
c. Materialisme beranggapan bahwa segala peristiwa yang terjadi di
dunia didasarkan pada asal benda tersebut. Padahal anggapan tersebut
menunjukkan adanya sumber dari luar alam yaitu Tuhan
d. Materialisme tidak dapat menjelaskan suatu kejadian rohani yang
paling mendasar.
4. Relevansi bagi dunia IPTEK
Paham naturalisme atau materialisme telah membangkitkan keinginan
para ahli teknologi di Jepang untuk membuat suatu alat yang dapat
mengeluarkan ruh manusia. Hal tersebut didasarkan atas keyakinan
bahwa jiwa atau rohani manusia pun tidak lebih dari kumpulan atom-
atom yang berbeda bentuk, ukuran, dan letaknya. Oleh karena itu, mereka
percaya bahwa ruh manusia dapat dikeluarkan dari raganya dengan
menggunakan suatu alat atau teknologi canggih.
5. Relevansi bagi kajian ilmu komunikasi
Aliran naturalisme dapat digunakan untuk mengkaji ilmu komunikasi
mengenai simbol-simbol yang diberikan alam untuk diterjemahkan
manusia mengenai suatu gejala alam tertentu. Contohnya saat awan
mendung, maka akan terjadi hujan. Simbol-simbol tersebut berasal dari
alam. Peristiwa yang selanjutnya terjadi juga terjadi di alam.
6. Sumbangsih bagi peradaban manusia
Sebelum mengenal adanya agama, manusia memunyai kepercayaan
animisme dan dinamisme. Setelah agama mulai masuk dan manusia telah
mengenal agama, mereka memunyai sistem kepercayaan yang disebut
dengan agama. Agama di dunia ada banyak macamnya, diantaranya
adalah islam, Kristen, katholik, hindu, budha, dan kong hu cu. Sejak
aliran naturalisme dan materialisme dicetuskan, manusia mengenal

11
adanya atheis, yaitu suatu kepercayaan bahwa Tuhan tidak ada. Jadi,
selain peradaban manusia dikenalkan dengan adanya Tuhan, manusia
juga dikenalkan dengan tidak adanya Tuhan melalui pemikiran aliran
naturalisme dan materialisme.
7. Ulasan pribadi
Naturalisme merupakan salah satu aliran dalam filsafat ilmu yang
mendasarkan kebenaran pada alam. Aliran ini merupakan dasar dari
aliran materialisme, yaitu aliran yang menganggap bahwa dunia ini hanya
terdiri dari materi tanpa adanya kekuatan gaib yang ikut campur dalam
keteraturan di dunia ini.
D. Rasionalisme
1. Pengertian
Rasionalisme dapat diartikan sebagai salah satu aliran dalam filsafat
ilmu yang menggunakan akal atau rasio sebagai sumber kebenaran dalam
mencari pengetahuan.25
2. Tokoh-tokoh pencetus
Tokoh-tokoh yang mencetuskan aliran filsafat rasionalisme
diantaranya adalah Rene Descartes (1596-1650), Nicholas Malerbranche
(1638-1775), B. De Spinoza (1632-1677), G.W. Leibniz (1646-1716),
Christian Wolff (1679-1754), Blaise Pascal (1623-1662). 26
3. Pokok-pokok pikiran
Rasionalisme menggunakan akal sebagai sumber kebenarannya.
Menurut aliran ini, pengalaman tidak dapat digunakan untuk
mengungkap suatu kebenaran karena keterbatasan yang dimiliki oleh
indera manusia. Pengalaman hanya digunakan untuk melengkapi
pengetahuan. Aliran rasionalisme menggunakan metode deduktif dalam
mencapai suatu kebenaran.27
Tokoh yang menciptakan aliran ini adalah Descartes. Pernyataannya
yang paling popular adalah Cogito Ergo Sum, yang artinya aku berpikir

25
Surajiyo, Op.Cit., hal. 66.
26
Ali Maksum, Op.Cit., hal. 360.
27
Surajiyo, Op.Cit., hal. 66.

12
maka aku ada.28 Dari pernyataan tersebut, jelas sekali bahwa Rene
Descartes menonjolkan akal, pikiran, atau rasio untuk mencapai suatu
kebenaran.
4. Relevansi bagi dunia IPTEK
Seiring dengan penggunaan akal atau pikiran sebagai dasar pencarian
kebenaran, ilmu pengetahuan mengalami peningkatan yang sangat pesat
sejalan dengan perkembangan ilmu-ilmu alam. 29 Teori-teori tentang ilmu
pengetahuan dari berbagai tokoh banyak yang bermunculan dengan sudut
pandang pemikiran yang berbeda-beda. “Penalaran rasional akan
didapatkan bermacam-macam pengetahuan mengenai satu obyek tertentu
tanpa adanya suatu consensus yang dapat diterima oleh semua pihak”. 30
5. Relevansi bagi kajian ilmu komunikasi
Ahli ilmu komunikasi merumuskan berbagai macam definisi
komunikasi. Setiap ahli memunyai cara pikir yang berbeda sehingga
menghasilkan definisi komunikasi yang berbeda pula. Definisi
komunikasi tersebut beragam sesuai dengan cara pikir orang yang
mencetuskan dan sudut pandang dalam perumusan definisi tersebut.
6. Sumbangsih bagi peradaban manusia
Rasionalisme mampu mengembangkan ilmu pengetahuan yang ada.
Berkembangnya ilmu pengetahuan akan dibarengi dengan perkembangan
teknologi yang diciptakan oleh manusia melalui ilmu pengetahuan yang
telah ada. Perkembangan teknologi akan memengaruhi kehidupan
manusia dalam hal kesejahteraan dan kemudahan. Seperti yang terjadi di
awal abad 21 ini, perkembangan ilmu pengetahuan telah mengakibatkan
perkembangan teknologi yang memengaruhi kemudahan manusia dalam
melaksanakan kegiatan sehari-harinya, seperti mengerjakan tugas dengan
bantuan komputer.
7. Ulasan pribadi

28
Kismiyati El Karimah dan Uud Wahyudin, Filsafat dan Etika Komunikasi : Aspek
Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis dalam Memandang Ilmu Komunikasi, Rineka Cipta, Jakarta,
2010, hal. 20.
29
Ali Maksum, Op.Cit., hal. 358-359.
30
Jujun S Suriasumantri, Op.Cit., hal. 51.

13
Rasionalisme merupakan suatu aliran filsafat ilmu yang mendasarkan
pada kebenaran akal atau rasio. Karena cara berpikir setiap orang
berbeda, aliran ini telah banyak menciptakan teori-teori menurut
pemikiran dari masing-masing tokoh yang mencetuskannya. Di satu sisi
hal tersebut berdampak positif karena semakin banyak teori yang
diungkapkan dengan berbagai persepsi atau sudut pandang. Namun di sisi
lain, pemikiran-pemikiran tersebut tidak dapat dibuktikan kebenarannya
karena hanya bersumber dari akal.
E. Fenomenologi
1. Pengertian
Fenomenologi berasal dari bahasa Yunani, fenomenon, yang berarti
”sesuatu yang tampak”. Dalam bahasa Indonesia, kata tersebut dapat
berarti gejala atau penampakan. Dapat diartikan bahwa fenomenologi
adalah aliran dalam filsafat ilmu yang membahas suatu fenomena yang
tampak.31 Hal tersebut berarti bahwa fenomenologi menganggap suatu
kebenaran bersumber dari gejala atau fenomena-fenomena yang
nampak.32
2. Tokoh-tokoh pencetus
Tokoh yang mencetuskan aliran filsafat ilmu fenomenologi
diantaranya adalah Edmund Husserl (1859-1938), Max Scheller (1874-
1928), Hartman (1882-1950), Martin Heidegger (1889-1976), Maurice
Merleau-ponty (1908-1961), Jean Paul Sartre (1905-1980), dan Soren
Kierkegaard (1813-1855).33
3. Pokok-pokok pikiran
Stanley Deetz, seperti dikutip Little John (2002:185), memberikan
pendapatnya mengenai prinsip dasar aliran fenomenologi. Menurutnya,
fenomenologi memunyai tiga prinsip dasar, yaitu : 34
a. Pengetahuan (knowledge) diperoleh secara langsung melalui
pengalaman yang sadar atau disengaja.

31
Surajiyo, Op.Cit., hal. 162.
32
Ali Maksum, Op.Cit., hal. 368.
33
Ibid., hal. 369.
34
Pawito, Op.Cit., hal. 56.

14
b. Sebuah pengalaman memunyai makna yang berbeda bagi masing-
masing individu yang merasakannya.
c. Bahasa merupakan kendaraan yang mengangkut makna-makna, salah
satunya makna pengalaman.
4. Relevansi bagi dunia IPTEK
Fenomenologi digunakan untuk memerluas konteks ilmu pengetahuan
atau membuka metode ilmiah baru bagi ilmu-lmu sosial serta untuk
menyelamatkan subjek pengetahuan.35 Dalam rangka memerluas konteks
ilmu pengetahuan, fenomenologi dapat dijadikan acuan untuk meneliti
gejala-gejala alam yang terjadi. Contohnya adalah fenomena halo
matahari. Jika para ahli meneliti fenomena halo matahari tersebut, ilmu
pengetahuan akan berkembang.
5. Relevansi bagi kajian ilmu komunikasi
Aliran filsafat ilmu dapat digunakan untuk mengkaji gejala yang
muncul menjelang pemilihan presiden. Para calon presiden akan
mengadakan kampanye baik secara langsung maupun melalui media
massa. Jika para capres tersebut berkampanye melalui media massa, teori
komunikasi massa dapat digunakan untuk mengkaji fenomena tersebut.
6. Sumbangsih bagi peradaban manusia
Fenomenologi menjadikan gejala-gejala yang terjadi di alam semesta
dapat dijelaskan. Tidak hanya gejala-gejala alam, gejala-gejala sosial
seperti gejala yang ada di masyarakat pun dapat dijelaskan, jika gejala
tersebut diteliti dan dikaji. Hal tersebut berarti masyarakat dapat
mengetahui cara untuk menyikapi suatu gejala tertentu.
7. Ulasan pribadi
Fenomenologi merupakan salah satu dari aliran filsafat ilmu yang
memelajari tentang gejala-gejala yang terjadi di kehidupan manusia, baik
gejala-gejala alam maupun gejala-gejala sosial.

35
Yusuf Afriadi, “Aliran Filsafat Fenomenologi, hermeneutic, dan pragmatism”,
http://gudangmakalahku.blogspot.com/2013/05/aliran-filsafat-fenomenologi-hermeutik.html (diakses
pada tanggal 2 Juni 2014 pukul 10:40 WIB).

15
F. Hermeunetik
1. Pengertian
Hermeneutika berasal dari bahasa Yunani, hermeneuien, yang artinya
menafsirkan, memberi pemahaman, atau menerjemahkan. Hermeneutika
adalah salah satu aliran dalam filsafat ilmu yang memelajari makna. 36
2. Tokoh-tokoh pencetus
Tokoh-tokoh yang mencetuskan aliran filsafat ini diantaranya adalah
Friedrich Daniel Ernst Schleiermacher (1768-1834), Wilhelm Dilthey
(1833-1911), Martin Heidegger (1889-1976), Hans-Georg Gadamer
(1900-1998), Jurgen Habermas (1929-  ), Paul Richour (1913-2005), dan
Muhammed Arkoun.
3. Pokok-pokok pikiran
Persoalan hermeneutika yang paling utama ada pada pencarian makna
teks, baik objektif atau subjektif. Titik beda hermeneutika, yaitu
penggagas, teks, dan pembaca, dapat dikelompokkan menjadi tiga
ketegori, yaitu : 37
a. Hermeneutika teoritis
Yaitu hermeneutika yang menitikberatkan pada kajian pemahaman.
b. Hermeneutika filosofis.
Yaitu hermeneutika yang menitikberatkan pada kajian masalah
terutama masalah cara memahami.
c. Hermeneutika kritis.
Yaitu hermeneutika yang menitikberatkan pada pengungkapan
kepentingan di balik teks.
4. Relevansi bagi dunia IPTEK
Hermeneutika merupakan aliran filsafat ilmu yang memelajari tentang
makna. Dengan memelajari manuskrip-manuskrip yang ada, akan dapat
menambah pengetahuan tentang isi manuskrip tersebut. Contohnya
adalah dengan memelajari makna dari kitab suci Al-Qur’an, seseorang
akan dapat menjelaskan proses penciptaan manusia. Hal tersebut
36
“Hermeneutika”, http://id.wikipedia.org/wiki/Hermeneutika (diakses pada tanggal 2 Juni
2014 pukul 10:39 WIB).
37
“Hermeneutika”, Loc.Cit..

16
dikarenakan di dalam kitab suci Al-Quran terdapat penjelasan mengenai
proses penciptaan manusia, sehingga orang-orang yang memelajari dan
mencoba mencari makna dari Al-Quran tersebut akan mengetahui proses
penciptaan manusia.
5. Relevansi bagi kajian ilmu komunikasi
Hal yang sangat berhubungan antara ilmu komunikasi dengan
hermeneutika terkait interpretasi makna adalah semiotika. Dalam ilmu
komunikasi ada satu kajian mengenai semiotika, yaitu kajian mengenai
simbol-simbol atau kode. Terkait dengan hermeneutika dan komunikasi
yang efektif, kode atau simbol tersebut harus diinterpretasikan maknanya
sehingga komunikasi yang berlangsung menjadi efektif.
6. Sumbangsih bagi peradaban manusia
Manusia memunyai peradaban karena adanya bahasa. Sebelum
adanya bahasa, manusia menggunakan berbagai simbol, kode, ataupun
isyarat untuk saling berkomunikasi. Sejak adanya bahasa, peradaban
manusia, mulai dari yang primitif hingga modern, dapat diketahui
keberadaannya. Manusia juga berkomunikasi menggunakan bahasa.
Dengan bahasa, manusia mampu mengartikan segala hal yang terjadi di
dunia dan mampu menyebarluaskan kebenaran yang diperolehnya.
7. Ulasan pribadi
Hermeneutika merupakan aliran dalam filsafat ilmu yang membahas
tentang makna. Makna sangat berhubungan dengan simbol, kode, isyarat,
dan bahasa. Tanpa interpretasi makna, suatu simbol, kode, isyarat, dan
bahasa tidak akan mampu dimengerti dan diterjemahkan maksud serta
tujuannya.
G. Pragmatisme
1. Pengertian
Pragmatisme berasal dari bahasa Yunani, pragma, yang artinya
tindakan atau perbuatan. Pragmatisme adalah suatu aliran dalam filsafat
ilmu yang menganggap sesuatu merupakan kebenaran jika memunyai
kegunaan di kehidupan nyata.38

38
A Fuad Ihsan, Op.Cit., hal. 171.

17
2. Tokoh-tokoh pencetus
Aliran filsafat pragmatisme dicetuskan oleh William James (1842-
1910), John Dewey (1859).39 Selain kedua tokoh tersebut, Charles Sander
Pierce dan F.C.S. Schiller juga merupakan tokoh pencetus aliran ini. 40
3. Pokok-pokok pikiran
Salah satu pandangan dalam aliran filsafat pragmatisme adalah bahwa
kebenaran dicapai agar dapat diterapkan secara efektif. 41 Kebenaran
tersebut dapat berupa pengalaman pribadi hingga kebenaran mistis,
asalkan membawa dampak yang praktis. 42 Oleh karena itu, kebenaran
dalam aliran ini bersifat relatif. Hal tersebut disebabkan suatu kebenaran
yang dapat diterapkan di suatu masyarakat, belum tentu dapat diterapkan
di masyarakat lain.43 Kaum pragmatis berpendapat bahwa suatu
pernyataan ilmiah yang dianggap benar pada suatu masa, akan
ditingalkan jika sudah tidak memiliki kegunaan lagi.
4. Relevansi bagi dunia IPTEK
Ilmu pengetahuan memunyai banyak cabang ilmu. Diantaranya adalah
ilmu fisika. Ilmu fisika mengenal adanya teori relativitas. Albert Einstein
menemukan teori relativitas dengan rumus E = mc 2. Rumus tersebut
memunyai kegunaan pragmatis, yaitu untuk mengatasi krisis energi dan
mendapatkan sumber energy alternatif yang baru.
5. Relevansi bagi kajian ilmu komunikasi
Kajian ilmu komunikasi salah satunya membahas tentang komponen-
komponen komunikasi. Ada sebelas komponen dalam komunikasi. Dapat
dikatakan komponen-komponen tersebut merupakan suatu prasyarat agar
komunikasi menjadi efektif. Dengan menerapkan komponen-komponen
komunikasi dalam berkomunikasi dengan orang lain, komunikasi yang
efektif pun akan tercapai.
6. Sumbangsih bagi peradaban manusia

39
Ibid., hal. 172-173.
40
Ali Maksum, Op.Cit., hal. 371-372.
41
Pawito, Op.Cit., hal. 63.
42
Surajiyo, Op.Cit., hal. 163.
43
A Fuad Ihsan, Op.Cit., hal. 172.

18
Penerapan rumus-rumus fisika ke dalam kehidupan menghasilkan
sebuah teknologi yang diberi nama Apollo. Apollo merupakan
transportasi untuk menuju ke ruang angkasa. Dengan Apollo, manusia
mampu mendarat di bulan dan planet-planet lain. Manusia juga dapat
menjelajahi luar angkasa dengan Apollo. Jadi penerapan rumus fisika
menjadi sebuah teknologi mampu mengantarkan manusia mendarat di
bulan.
7. Ulasan pribadi
Pragmatisme berpegangan pada konsep bahwa kebenaran merupakan
sesuatu yang dapat diterapkan dalam dunia nyata. Jika tidak dapat
dipraktekkan, hal tersebut bukan sebuah kebenaran. Dengan pandangan
tersebut, kebenaran dalam aliran bersifat relatif karena tidak semua
kebenaran dapat dipraktekkan oleh suatu kelompok masyarakat tertentu.

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Filsafat ilmu memunyai aliran, diantaranya adalah :
1. Positivisme
Positivisme merupakan aliran dalam filsafat yang menggunakan
pengalaman obyektif sebagai sumber kebenarannya. Tokoh pencetusnya
diantaranya adalah Auguste Comte dan Henry Sain Simon. Auguste
Comte menyampaikan bahwa setiap manusia akan mengalami tiga tahap
dalam perkembangan pemikirannya yaitu zaman teologis, metafisis, dan
positif. Bagi dunia IPTEK, salah satu bukti positivisme dapat dilihat
dalam eksperimen yang dilakukan oleh Galileo. Bagi kajian ilmu
komunikasi, ilmu komunikasi harus menggabungkan antara metode
ilmiah dengan pengalaman inderawi karena komunikasi merupakan suatu
ilmu pengetahuan. Sumbangsih aliran ini bagi peradaban manusia adalah
positivisme memunyai peran penting dalam debat.
2. Empirisme
Empirisme adalah aliran filsafat ilmu yang mendasarkan kebenaran
pada pengalaman. Tokoh pencetusnya diantaranya adalah Thomas
Hobbes dan John Locke. Aliran ini memunyai pokok pikiran bahwa
semua kebenaran didapatkan dari pengalaman, baik pengalaman batiniah
maupun pengalaman lahiriah. Bagi dunia IPTEK, dapat dicontohkan
dengan generalisasi yang didapatkan dari pengalaman-pengalaman terkait
pembuktian konsep ilmu pengetahuan. Bagi kajian ilmu komunikasi,
empirisme digunakan sebagai metode mencapai kebenaran dengan jalan
pengamatan. Sumbangsih aliran ini bagi peradaban manusia dapat dilihat
dari digunakannya empirisme sebagai salah satu prinsip kebenaran ilmiah
mendampingi rasional.
3. Naturalisme

20
Naturalisme merupakan paham yang mendasarkan kebenaran pada
alam. Tokoh pencetus aliran ini diantaranya adalah JJ Rousseau dan
William R. Dennes. Salah satu hal yang dicetuskan Dennes adalah
mengenai semua yang bersifat nyata termasuk ke dalam kategori alam.
Naturalisme merupakan paham yang mendasari munculnya aliran
materialism. Bagi dunia IPTEK, naturalisme mampu membangkitkan
keinginan para ahli teknologi di Jepang untuk membuat suatu alat yang
dapat mengeluarkan ruh manusia. Bagi kajian ilmu komunikasi, alam
dengan segala kejadiannya dapat dijadikan suatu pembelajaran mengenai
simbol-simbol yang diberikan oleh alam.sumbangsih aliran ini bagi
peradaban manusia adalah naturalisme bersama dengan materialisme
telah mengenalkan kepada manusia suatu konsep ketiadaaan Tuhan
setelah munculnya agama.
4. Rasionalisme
Rasionalisme merupakan suatu aliran yang mendasarkan kebenaran
pada akal. Tokoh pencetus aliran ini diantaranya adalah Rene Descartes
dengan pernyataannya yang terkenal yaitu Cogito Ergo Sum. Aliran ini
memunyai pokok pikiran bahwa setiap kebenaran bersumber dari akal
dan pengalaman hanyalah pelengkap. Bagi dunia IPTEK, rasionalisme
telah mampu mengembangkan ilmu-ilmu pengetahuan yang didahului
dengan perkembangan ilmu-ilmu alam. Bagi kajian ilmu komunikasi,
rasionalisme melahirkan definisi-definisi komunikasi yang beragam
menurut cara pandang dan cara pikir para pencetusnya. Sumbangsih
aliran ini bagi peradaban manusia adalah terciptanya kesejahteraan
masyarakat karena perkembangan ilmu pengetahuan berbanding lurus
dengan perkembangan teknologi.
5. Fenomenologi
Fenomenologi merupakan suatu aliran yang mendasarkan kebenaran
pada gejala-gejala alam yang terjadi. Tokoh pencetus aliran ini
diantaranya adalah Edmund Husserl dan Max Scheller. Pokok pikiran
dari aliran ini adalah fenomenologi memunyai tiga prinsip dasar
diantaranya adalah pengetahuan diperoleh secara langung melalui

21
pengalaman yang sadar atau disengaja. Bagi dunia IPTEK, fenomenologi
digunakan untuk mengkaji fenomena alam yang terjadi. Bagi kajian ilmu
komunikasi, fenomenologi digunakan untuk mengkaji gejala yang
muncul seperti komunikasi di media. sumbangsih aliran ini bagi
peradaban manusia adalah masyarakat mampu mengidentifikasi dan
menyikapi gejala-gejala yang muncul di sekitarnya.
6. Hermeneutika
Hermeneutika merupakan suatu aliran filsafat yang mengkaji
mengenai interpretasi makna. Tokoh yang mencetuskan aliran ini
diantaranya adalah Friedrich Daniel Ernst Schleiermacher dan Wilhelm
Dilthey. Pokok pikiran dari aliran ini adalah pencarian makna teks baik
objektif maupun subjektif. Bagi dunia IPTEK, aliran ini mampu
mengembangkan pengetahuan dengan interpretasi makna pada Al-Quran.
Bagi kajian ilmu komunikasi, aliran ini sesuai dengan salah satu kajian
ilmu komunikasi mengenai simbol, yaitu semiotika. Sumbangsih aliran
ini bagi peradaban manusia adalah ditemukannya dan digunakannya
bahasa sebagai sarana berkomunikasi manusia.
7. Prgamatisme
Pragmatisme merupakan suatu aliran dalam filsafat ilmu yang
menganggap sesuatu benar jika dapat diterapkan. Tokoh pencetus
pragmatisme diantaranya adalah John Dewey. Pokok pikiran aliran ini
adalah bahwa kebenaran dicapai agar dapat diterapkan secara efektif
sehingga kebenaran harus dapat diterapkan. Bagi dunia IPTEK,
penerapan rumus ralativitas Einstein membuahkan sumber energi
alternative yang baru. Bagi kajian ilmu komunikasi, penerapan
komponen-komponen komunikasi dalam berkomunikasi mengakibatkan
komunikasi menjadi efektif. Sumbangsih aliran ini bagi peradaban
manusia adalah penerapan ilmu pengetahuan mampu mengantarkan
manusia mendarat di bulan.
B. Saran
Filsafat ilmu memunyai banyak aliran dengan masing-masing aliran
menitikberatkan sumer kebenaran yang berbeda-beda. Tidak ada aliran-

22
aliran tersebut yang paling benar atau paling salah. Semua orang yang
menggunakan aliran-aliran tertentu sebagai paham dalam mencari
kebenaran, sebaiknya menggunakan hal-hal positif atau kelebihan dari
aliran-aliran tersebut sehingga tidak hanya menggunakan satu aliran tetapi
menggabungkan banyak aliran dan menggunakan kelebihan setiap aliran
untuk mencari kebenaran. Hal tersebut berarti menutup kekurangan suatu
aliran tertentu dengan menggunakan kelebihan aliran lain.

23
DAFTAR PUSTAKA

Arif. ”Positivisme dan Perkembangannya”.


<http://staff.blog.ui.ac.id/arif51/2008/03/31/positivisme-dan-
perkembangannya/> (diakses pada tanggal 30 Mei 2014 pukul 08:21
WIB).

“Hermeneutika”, <http://id.wikipedia.org/wiki/Hermeneutika> (diakses pada


tanggal 2 Juni 2014 pukul 10:39 WIB).

Ihsan, A. Fuad. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta : Rineka Cipta.

Karimah, Kismiyati El dan Uud Wahyudin. Filsafat dan Etika Komunikasi :


Aspek Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis dalam Memandang Ilmu
Komunikasi. Jakarta : Rineka Cipta.

Khilmi Nur Marifah, “Naturalisme dalam Filsafat”,


<http://khilmimarifah.blogspot.com/2012/11/naturalisme-dalam-
filsafat.html> (diakses pada tanggal 2 Juni 2014 pukul 10:46 WIB).

Maksum, Ali. 2011. Pengantar Filsafat : Dari Masa Klasik Hingga


Postmodernisme. Yogyakarta : Ar-ruzz Media.

Pawito. 2007. Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogykarta : LKIS.

“Positivisme”. <http://bagusboedhi.blogspot.com/2009/01/positivisme.html>
(diakses pada tanggal 30 Mei 2014 pukul 08:24 WIB)

Surajiyo. 2012. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Suriasumantri, Jujun S. 2007. Filsafat ilmu : Sebuah Pengantar Populer. Jakarta :


Pustaka Sinar Harapan.

Susanto, Astrid S. 1995. Filsafat Komunikasi. Bandung : Binacipta.

Yusuf Afriadi, “Aliran Filsafat Fenomenologi, hermeneutic, dan pragmatism”,


<http://gudangmakalahku.blogspot.com/2013/05/aliran-filsafat-
fenomenologi-hermeutik.html> (diakses pada tanggal 2 Juni 2014 pukul
10:40 WIB).

24

Anda mungkin juga menyukai