8, Agustus 2021
p-ISSN: 2721-3854 e-ISSN: 2721-2769 Sosial Sains
ABSTRACT
This study was conducted to empirically examine the role of
psychological capital and job enjoyment in explaining the job hopping
intentions of the Indonesian millennial generation. Job hopping intention
in this study refers to the tendency of employees to change jobs
voluntarily even though their tenure is less than 2 years (YUEN, 2016).
From the data collected, 165 subjects were employees of Generation Y
and filled out a questionnaire distributed online. The employees involved
are permanent employees who have worked for less than two years. The
How to cite: Putri, S. K. (2021) Pengaruh Psychological Capital dan Job Enjoyment terhadap Intensi Job Hopping
pada Karyawan Generasi Y. Jurnal Syntax Ttansformation 2(8). https://doi.org/10.46799/jst.v2i8.351
E-ISSN: 2721-2769
Published by: Ridwan Institute
Sulik Kusuma Putri
yang lama, dengan kata lain, fenomena job melakukan aktivitas, menyukai kondisi dan
hopping di masyarakat semakin meningkat. jam kerja yang lebih fleksibel, menyukai
Konsep job hopping sedikit berbeda keterbukaan, serta mampu melihat
dari turnover pada umumnya. Perbedaannya permasalahan dari perspektif yang berbeda.
terletak pada durasi (seberapa lama) seorang Selain itu, generasi ini juga nampaknya
karyawan dapat bertahan di tempat kerjanya sangat percaya diri dan yakin dengan
serta frekuensi (seberapa sering) karyawan kemampuan yang dimilikinya, namun
tersebut berpindah tempat kerja (YUEN, terkenal sering berpindah-pindah tempat kerja
2016). Menurut (Pranaya, 2014) job hopping yang dikarenakan memiliki komitmen yang
merupakan bentuk dari voluntary turnover, rendah terhadap organisasi.
dimana seorang karyawan memiliki pola Rendahnya komitmen ini diketahui
berpindah-pindah tempat kerja dalam waktu berhubungan dengan intensi job hopping
satu atau dua tahun atas keinginan dan (Morrow, 2011) dalam (Saleem & Qamar,
keputusannya sendiri, melainkan bukan 2017) di mana kecenderungan perilaku job
dikarenakan kebijakan perusahaan yang hopping ini akan tinggi ketika seorang
bersangkutan. individu memiliki komitmen yang rendah.
Di balik fenomena tersebut, ada Komitmen yang rendah tersebut dapat
tantangan yang besar dan harus dihadapi oleh ditingkatkan melalui psychological capital.
perusahaan, yaitu perubahan sikap dan Psychological capital merupakan keadaan
perilaku pekerja masa kini. Berdasarkan data perkembangan positif seorang individu yang
dari Talent Trends Study yang dilakukan oleh terdiri dari empat konstruk psikologis yaitu
LinkedIn pada tahun 2015, diperkirakan pada efikasi diri (self-efficacy), optimisme
tahun 2020 nantinya sebanyak 50% industri (optimism), harapan (hope), dan resiliensi
tenaga kerja global akan dikuasai oleh (resilience).
generasi Y. Generasi Y (atau yang juga kerap Penelitian terbaru yang dilakukan oleh
disebut dengan Generasi Milenial) adalah (Suryaratr & Abadi, 2018) menunjukkan
sebutan untuk generasi masyarakat yang lahir adanya hubungan yang bersifat negatif antara
pada awal tahun 1980-an sampai pertengahan psychological capital dengan intensi job
1990-an atau awal 2000-an. hopping pada pekerja generasi milenial.
Generasi Y merupakan angkatan kerja Artinya, individu yang memiliki
yang berusia relatif muda dan dituntut untuk psychological capital tinggi maka memiliki
dinamis. Sayangnya sifat dinamis ini intensi rendah untuk melakukan job hopping.
memiliki imbas negatif terhadap perusahaan, Begitu pula sebaliknya, apabila psychological
yaitu karyawan cenderung tidak loyal dalam capital yang dimiliki seorang individu
menjalani pekerjaan. Seperti yang dikatakan tersebut rendah, maka intensi untuk
oleh Rudy dalam (RIZQI, 2019) bahwa melakukan job hopping-nya tinggi.
generasi Y mempunyai proses belajar yang Di samping itu, (Rivers, 2018)
sangat cepat sehingga loyalitasnya cenderung menjelaskan bahwa generasi Y melakukan
rendah. Menurutnya, generasi ini juga mudah job hopping karena ada sesuatu yang kurang,
merasa bosan dengan pekerjaan yang seperti kurangnya job enjoyment. Job
monoton sehingga mereka gemar berpindah- enjoyment didefinisikan oleh (Davidson,
pindah perusahaan dengan masa bekerja yang 2018) sebagai sebuah perasaan positif yang
relatif singkat. muncul saat individu terlibat dalam pekerjaan
Sejalan dengan yang dijelaskan oleh yang menyenangkan. Tidak jauh berbeda,
(Hannus, 2016) bahwa ciri umum generasi Y (Rivers, 2018) mendefinisikan job enjoyment
adalah memiliki keinginan untuk bebas sebagai passion dan keinginan untuk
menikmati pekerjaannya, keinginan untuk SPSS Statistics 22.0 for Wondows. Hasil
bersenang-senang di tempat kerja namun analisis regresi linear berganda
tetap produktif. Salah satu yang membuat menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
karyawan dapat menikmati pekerjaannya negatif psychological capital (R2=0,085)
yaitu ketika budaya di tempat kerja terasa dan job enjoyment (R2=0,052) dengan
seperti sebuah keluarga, sehingga membuat intensi job hopping ketika dua variabel
orang-orang bahagia dan menciptakan independen dianalisis secara terpisah.
suasana kerja yang menyenangkan Hasil analisis secara simultan
(Sypniewska, 2014) menunjukkan bahwa kedua variabel
Hal ini sesuai dengan penelitian independen memiliki pengaruh terhadap
(Sypniewska, 2014) dan (DeTienne et al., intensi job hopping (R2=0,086), namun
2012) yang menjelaskan bahwa ketika secara parsial pengaruh variabel job
karyawan dapat menikmati pekerjaannya, enjoyment tidak signifikan (ΔR2=0,001).
maka stres di tempat kerja akan berkurang Hasil analisis regresi sederhana variabel
dan kemudian dapat membuat karyawan lebih psychological capital dan job enjoyment
berkomitmen untuk tinggal di organisasi saat per dimensi terdapat tiga dari empat
ini serta memiliki kecenderungan yang rendah dimensi psychological capital (hope,
untuk meninggalkan organisasinya optimism, dan resilience) memiliki
pengaruh terhadap intensi job hopping,
Metode Penelitian sedangkan dimensi self-efficacy tidak
Subjek dalam penelitian ini merupakan memiliki pengaruh. Selain itu, empat dari
karyawan yang termasuk dalam generasi Y, lima dimensi job enjoyment (pleasure,
yaitu karyawan yang lahir sekitar tahun 1980- competence, relatedness, dan challenge /
2000 dengan usia saat ini 19 sampai dengan improvement) juga berpengaruh terhadap
39 tahun, (Weinswig, 2016) bekerja full time intensi job hopping, sedangkan dimensi
di suatu instansi, perusahaan, atau organisasi, engagement tidak memiliki pengaruh.
bekerja kurang dari dua tahun di tempat kerja B. Pembahasan
tersebut. Teknik yang digunakan dalam Berdasarkan serangkaian analisis
pengambilan sampel adalah teknik accidental yang telah dilakukan menunjukkan hasil
sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini bahwa kedua variabel independen ketika
adalah 165 subjek karyawan generasi Y. diteliti secara terpisah berpengaruh
Pengambilan data dilakukan dengan cara terhadap intensi job hopping dengan sifat
menyebarkan kuesioner secara online dengan yang sama, yaitu berpengaruh negatif.
memberikan beberapa kriteria, siapa saja Artinya, ketika seorang karyawan generasi
yang melihat postingan penulis dan sesuai Y memiliki psychological capital yang
dengan kriteria yang telah ditetapkan, maka tinggi, maka intensi untuk melakukan job
akan menjadi sampel. Kuesioner atau alat hopping cenderung rendah. Hasil
ukur diberikan secara online melalui google penelitian ini sejalan dengan beberapa
forms. penelitian sebelumnya (Avey et al., 2011)
(Sihag & Sarikwal, 2014) (Dhiman &
Hasil dan Pembahasan Arora, 2018) yang menunjukkan bahwa
A. Hasil Penelitian terdapat hubungan negatif yang signifikan
Hasil penelitian ini adalah hasil antara psychological capital dengan intensi
pengujian hipotesis yang menggunakan turnover. Selain itu juga mendukung
analisis regresi sederhana dan regresi penelitian (Avey et al., 2009) yang
berganda menggunakan aplikasi IMB mengatakan bahwa psychological capital
dapat menurunkan intensi seseorang untuk tergolong lemah yaitu hanya sebesar 5,2%.
keluar dari perusahaan. Intensi keluar dari Hal tersebut mengindikasikan bahwa perlu
perusahan ini juga mencakup dipertimbangkan untuk menjadikan
kecenderungan perilaku karyawan untuk variabel job enjoyment sebagai moderator,
melakukan job hopping. Salah satu yang atau mencari variabel lain yang berpotensi
mendasari hal ini yaitu penelitian oleh sebagai variabel prediktor yang memiliki
(Suryaratr & Abadi, 2018) yang pengaruh lebih besar.
menyatakan bahwa psychological capital
memiliki hubungan negatif dengan intensi Kesimpulan
job hopping. Berdasarkan hasil analisis yang telah
Setelah dilakukan uji analisis regresi dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Ha1
linear sederhana, variabel psychological diterima, terdapat pengaruh negatif yang
capital secara keseluruhan memberi signifikan antara psychological capital
sumbangan pengaruh sebesar 8,5% terhadap intensi job hopping pada karyawan
terhadap intensi job hopping dan 91,5% generasi Y. Selanjutnya, hasil penelitian lain
sisanya dipengaruhi faktor lain yang tidak menunjukkan bahwa job enjoyment memiliki
diteliti didalam penelitian ini. Variabel pengaruh negatif juga terhadap intensi job
psychological capital memiliki empat hopping pada karyawan generasi Y. Selain
dimensi, yaitu self-efficacy, hope, itu, peneliti juga melakukan analisis simultan
optimism, dan resilience. Variabel ini (bersama-sama) untuk mengetahui pengaruh
bersifat multidimensi. Oleh karenanya psychological capital dan job enjoyment
penulis juga meneliti pengaruh dari terhadap intensi job hopping. Adapun
masing-masing dimensi. Dari keempat hasilnya menunjukkan bahwa terdapat
dimensi, tiga diantaranya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap intensi job
pengaruh negatif yang signifikan. Dimensi hopping ketika kedua variable independen
resilience berpengaruh sebesar 5,2%, diteliti secara simultan. Berdasarkan hal
dimensi hope berpengaruh sebesar 6,7%, tersebut Ha3 diterima, akan tetapi variable job
kemudian dimensi optimism yang enjoyment secara parsial memiliki pengaruh
memberikan sumbangan pengaruh paling yang tidak signifikan.
besar di antara dimensi psychological
capital yang lain, yaitu sebesar 10,1%. BIBLIOGRAFI
Selain itu terdapat satu dimensi yang tidak
memiliki pengaruh, yaitu self-efficacy. Avey, J. B., Luthans, F., & Jensen, S. M.
Selanjutnya variabel independen (2009). Psychological capital: A positive
kedua yaitu job enjoyment, menemukan resource for combating employee stress
and turnover. Human Resource
hasil bahwa terdapat pengaruh negatif
Management, 48(5), 677–693.Google
yang disebabkan dari job enjoyment Scholar
terhadap intensi job hopping. Artinya,
ketika job enjoyment seorang karyawan Avey, J. B., Reichard, R. J., Luthans, F., &
generasi Y tinggi, maka intensi untuk Mhatre, K. H. (2011). Meta‐analysis of
melakukan job hopping cenderung rendah. the impact of positive psychological
Job enjoyment memiliki pengaruh sebesar capital on employee attitudes, behaviors,
and performance. Human Resource
5,2% dan 94,8% dipengaruhi variabel lain
Development Quarterly, 22(2), 127–
yang tidak diteliti didalam penelitian ini. 152. Google Scholar
Meninjau kekuatan pengaruh job
enjoyment terhadap intensi job hopping Davidson, S. (2018). A Multi-dimensional