..
Disusun oleh:
Irfan Yuananda
30101407213
Pembimbing
dr. Tjatur Sembodo, MS(PH)
HALAMAN JUDUL
KEPANITERAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PUSKESMAS HALMAHERA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2018
i
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Kasus yang telah diseminarkan, diterima dan disetujui di depan tim
penilai Puskesmas Pandanaran Kota Semarang.
Telah Disahkan
Semarang, Desember 2018
Mengetahui
Kepala Bagian IKM FK Unissula
ii
iii
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
Laporan kasus DIAGNOSIS HOLISTIK DAN TERAPI KOMPREHENSIF
TERHADAP KEJADIAN KUSTA PADA PASIEN DI PUSKESMAS
PANDANARAN SEMARANG DENGAN PENDEKATAN SEGITIGA
EPIDEMOLOGI.
Laporan ini dapat terselesaikan berkat kerjasama tim dan bantuan dari
berbagai pihak. Untuk ini kami mengucapkan terima kasih sebesar- besarnya
kepada yang terhormat :
Penulis
iv
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL...................................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................vii
DAFTAR GRAFIK...............................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang........................................................................................1
1.1. Rumusan Masalah.....................................................................................3
1.2. Tujuan........................................................................................................3
1.2.1. Tujuan Umum........................................................................................3
1.2.2. Tujuan Khusus.......................................................................................3
1.3. Manfaat......................................................................................................4
1.3.1. Bagi Masyarakat....................................................................................4
1.3.2. Bagi Mahasiswa.....................................................................................4
BAB II ANALISIS SITUASI...........................................................................................5
2.1. Cara dan Waktu Pengamatan................................................................5
2.2. Hasil Pengamatan....................................................................................5
2.2.1. Identitas Pasien....................................................................................5
2.2.2. Anamnesis Holistik...............................................................................6
2.2.3. Anamnesis Keluarga..........................................................................11
2.2.4. Data Khusus........................................................................................12
2.2.5. Pemeriksaan Fisik..............................................................................13
2.3. Diagnosis Holistik..................................................................................16
2.4. Usulan penatalaksanaan Komprehensif..............................................18
A. Identifikasi Masalah...........................................................................18
vi
vii
viii
DAFTAR GRAFIK
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
masalah yang sangat kompleks. Masalah yang dimaksud bukan hanya dari
segi medis tetapi meluas sampai masalah sosial, ekonomi, budaya, keamanan
dan ketahanan sosial (Kemenkes, 2015). Penyakit ini dapat berdampak pada
kecacatan yang permanen jika tidak ditangani dengan baik. Tidak hanya bagi
segi medis saja, kusta juga berpengaruh terhadap masalah sosial dan ekonomi
dalam bekerja. Selain itu, sikap dan perilaku masyarakat yang negatif akan
pada tahun 2016 mengalami penurunan dibanding kasus pada tahun 2015
yaitu dari 228.474 orang menjadi 219.075 orang dengan penyumbang terbesar
yaitu negara India dan Brazil kemudian diikuti Indonesia dengan jumlah kasus
Sejak tercapainya status eliminasi kusta pada tahun 2000, situasi kusta di
sebagai pencapaian jumlah penderita terdaftar kurang dari 1 kasus per 10.000
penduduk. Hal ini terlihat dari angka penemuan kasus baru kusta yang
berkisar antara 7 s.d 8 per 100.000 penduduk per tahunnya. Begitu juga halnya
1
2
dengan angka prevalensi kusta yang berkisar antara 8 hingga 10 per 100.000
Di Indonesia hingga saat ini merupakan salah satu negara dengan beban
penyakit kusta yang tinggi. Pada tahun 2014, Indonesia menempati urutan
ketiga di dunia setelah India dan Brazil. Tahun 2014, Indonesia memiliki
jumlah kasus kusta baru sebanyak 16.856 kasus dan jumlah kecacatan tingkat
Tropical Disease (NTD) yang masih ada di Indonesia, yaitu Filaria, Kusta,
sebanyak 30 kasus. Berdasarkan jenis kelamin nya pada tahun 2017 kasus
kusta didominasi oleh laki-laki, 25 dari total 33 kasus (76%) (Dinas Kesehatan
sampai bulan Desember tahun 2017 didapatkan sebanyak 865 kasus diare.
Tahun 2018, dari bulan Januari hingga bulan Agustus didapatkan sebanyak
Perkembangan kasus diare dapat di lihat pada tabel 1.1 dan tabel 1.2.
140 129
120
100 91 91
78 78
80 70 64
60 62 62
60
39 41
40
20
0
Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des
Bulan
Bulan
Dari data di atas didapatkan data bulan januari hingga bulan juni 2017
terdapat 387 penderita diare. Dan bulan januari hingga bulan desember 2017
sebanyak 865 penderita diare. Pada tahun 2018 dari bulan januari hingga
bulan juni didapatkan 520 penderita diare. Dan bulan januari hingga bulan
diare, sebagian besar kasus penyebanya adalah infeksi akut intestinum yang
disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit, akan tetapi berbagai penyakit lain
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu untuk dilakukan analisis dan tindak
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat memberikan
gambaran terhadap terjadinya kasus kusta di wilayah kerja
puskesmas Pandanaran dengan pendekatan segitiga epidemiologi.
Nama : Tn. A
Umur : 43 tahun
Agama : Islam
Berat Badan : 68 kg
Kewarganegaraan : WNI
6
7
ASPEK 1 Personal
Keluhan Utama Pasien datang ke Puskesmas Pandanaran karena
nyeri.
Harapan Pasien datang ke Puskesmas dengan harapan dirinya
obat yang dibeli di warung namun keluhan tidak membaik. Setelah itu
pasien berobat ke dokter Spesialis Kulit di Ungaran dan di berikan
terapi rifampisin. Karena merasa terlalu jauh berobat ke Ungaran
pasien memutuskan untuk berobat di Puskesmas Pandanaran yang
letaknya lebih dekat dengan rumah pasien
Rumah pasien terdiri dari 1 kamar tidur yang jadi satu dengan
ruang tamu ruang makan serta ruang keluarga, 1 dapur, dan 1 kamar
mandi dengan kebersihan yang kurang. Lantai rumah pasien tidak
berubin (plester kasar), dinding terbuat dari tembok, ventilasi kurang
dan sering dibuka. Rumah pasien sangat mepet dengan rumah
tetangga. Rumah pasien kurang bersih. Selokan depan rumah pasien
tidak bersih. Lingkungan sekitar rumah pasien juga cukup bersih. Saat
ini pasien sudah menggunakan BPJS Kesehatan untuk pembiayaan
ketika berobat.
9
1. Pengetahuan
2. Data Perilaku
kamar tidur yang jadi satu dengan ruang tamu, ruang makan
● Ekonomi
11
Sosial Masyarakat
berada.
Keterangan :
: Laki-laki sehat
: Perempuan
: Tinggal serumah
sebagai jasa angkut dan penjaga toko. Pasien tinggal satu rumah dengan
seorang istri, serta dua anak perempuan. Rumah pasien terdiri dari 1 kamar
tidur yang menjadi satu dengan ruang keluarga, ruang tamu dan ruang
Lantai rumah pasien tidak berubin (plester kasar), dinding terbuat dari
tembok, ventilasi kurang dan sering dibuka. Sumber air minum dari air isi
ulang. Sumber air mandi cuci kakus dari air sumur pompa. Rumah pasien
kurang bersih. Lingkungan sekitar rumah pasien cukup bersih. Saat ini
berobat.
Identitas Keluarga
1. Riwayat makan-minum
untuk pagi dan malam hari dan sangat menghindari makanan pedes
sering di luar. Air yang digunakan untuk minum adalah air isi ulang
makanannya.
14
Umur : 43 tahun
BB : 68 kg
PB : 173 cm
tidak sianosis.
TandaVital
HR : 109 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,5 °C
Kepala : mesosefal
Keadaan tubuh
Sianotik : (-)
Ikterik : (-)
Thorax
Paru
abdominal
Perkusi : Sonor
hantaran -/-
wheezing -/-
Jantung
sinistra
Abdomen
Inspeksi : cembung
Perkusi : hipertimpani
Alat Kelamin
PEMERIKSAAN PENUNJANG
ASPEK 1 Personal
Keluhan Utama Pasien datang ke Puskesmas Pandanaran karena
nyeri.
Harapan Pasien datang ke Puskesmas dengan harapan
sembuh.
Kekhawatiran Pasien khawatir penyakit yang dideritanya tidak
semakin buruk.
makan di luar.
luar rumah
19
A. Identifikasi Masalah
siang.
HL – BLUM
Environment
Kurangnya pengetahuan pasien mengenai PHBS seperti mencuci tangan dan
memperhatikan kebersihan makanan.
Kurangnya pengetahuan pasien tentang penyakit kusta.
Pasien sering makan di luar terutama untuk makan siang.
Selokan di depan rumah pasien kurang bersih
Teman pasien ada yang terkena kusta
Host Agent
an tubuh yang Infeksi enteral berasal
kuat (sensitif), serta Kusta dari bakteri
pasien yang tinggi
menggangu waktu
nya
Masalah Kegiatan Tujuan Sasaran Metode Waktu Biaya Pelaksana Indikator
Keberhasilan
Pasien tidak Edukasi tentang Pasien dan Pasien dan Edukasi, 10 15.000 Dokter Pasien dan
melakukan cuci tangan keluarga pasien keluarga Pengadaan Desembe muda FK keluarga pasien
tindakan dengan 6 mengerti tidakan pasien sabun cuci r 2018 Unissula melakukan
preventif (tidak langkah cuci preventif tangan tidakan preventif
mencuci tangan tangan yang (melakukan cuci (melakukan cuci
dengan sabun) benar, tangan sesuai tangan sesuai
sebelum dan Penempelan dengan 6 langkah dengan 6 langkah
sesudah makan gambar 6 cuci tangan) cuci tangan)
langkah cuci
tangan,
Pengetahuan Edukasi tentang Agar pasien dan Pasien dan Poster 11 15.000 Dokter Keluarga
pasien dan apa itu Kusta, keluarga Keluarga Edukasi Desembe muda FK mengerti tentang
keluarga pasien gejala, mengerti tentang pasien r 2018 Unissula Kusta, gejala,
tentang Kusta, penularan, Kusta, gejala, penularan,
gejala, pencegahan, dan penularan, pencegahan, dan
penularan, penanggulang-an pencegahan, dan penanggulangan
pencegahan yang kusta dengan penaggulang-an kusta sehingga
masih kurang. mengajakan kusta (dengan dapat mencegah
20
21
A. Promotif
Patient centered
dari definisi yang benar tentang kusta, penyebab, cara penularan, cara
Family oriented
Community oriented
penyakit kusta.
B. Preventif
Patient centered
serta setelah buang air besar. Dan memilih makanan yang bersih.
Family oriented
22
23
Community oriented
C. Kuratif
Patient centered
– Dapsone 100 mg
– Rifampisin
Family oriented
Community oriented
D. Rehabilitatif
Patient centered
puskesmas.
Family oriented
Community oriented
24
penyakit kusta
serta waktu istirahat untuk tidur yang kurang. Pada kunjungan kedua
edukasi tentang penyakit kusta, dan pemberian sabun cuci tangan. Hari
PEMBAHASAN
Studi kasus dilakukan pada pasien Tn.A, usia 43 tahun, berat badan 68 kg,
tinggi badan 173 cm. Untuk menentukan diagnosis dan penyebab penyakit pada
pasien tersebut digunakan anamnesis holistic yang meliputi 5 aspek yaitu Aspek 1
mengalami bercak kemerahan diseluruh badan dengan disertai anestesi pada kulit
serta penebalan saraf perifernya. Bercak yang ditemukan dengan jumlah yang
sangat banyak >5 terdapat makula, infiltrate difus, bercak terdistribusi simetris,
bercak halus dan berkilat terdapat punch out lesion (lesi berbentuk seperti kue
donat) dan juga ditemukan kuman BTA + Maka dapat dikatakan bahwa Tn.A
agen). Faktor risiko terjadinya kusta antara lain dapat disebabkan oleh factor
25
26
masih kurang sehingga pasien tidak melaksanakan tindakan preventif yaitu tidak
makan serta setelah buang air besar, Pasien merupakan laki-laki berusia 43 tahun
yang memiliki kebiasaan membeli masakan diluar rumah terutama untuk makan
rendah sehingga tidak terdapat sabun pencuci tangan, dan kebersihan rumah
pasien kurang. Jarak antara rumah dengan puskesmas dapat dijangkau pasien dan
maka dibutuhkan terapi yang komprehensif yang terdiri dari tindakan Promotif,
penyuluhan mengenai penyakit kusta mulai dari definisi yang benar tentang
27
Kusta, penyebab, cara penularan, cara pencegahan dan pengobatan yang benar
Faktor resiko dari Kusta antara lain adalah tidak menerapkan Kebiasaaan
Cuci Tangan menggunakan sabun sebelum dan sesudah makan serta kebersihan
lingkungan dan pribadi yang buruk (Kemenkes RI, 2011). Kebiasaan yang
kusta adalah mencuci tangan. Mencuci tangan dengan sabun, terutama sesudah
buang air besar, sebelum menyiapkan makanan, sebelum dan sesudah makan,
mempunyai dampak dalam kejadian kusta (Depkes RI, 2006). Maka diperlukan
cuci tangan.
Untuk tindakan kuratif kusta tergantung pada tipe kusta yang diderita.
Pada pasien dengan tipe MB perlu pengobatan regimen yang diberikan yaitu
rutin meminum obat dan deteksi dini jika ada keluarga yang memiliki keluhan
4.1. Kesimpulan
1. Perilaku
2. Lingkungan
rumah. Rumah pasien juga tergolong rumah tidak sehat serta pendapatan
3. Agen
dikonsumsi pasien di luar rumah dan juga dari tangan pasien yang kurang
28
29
bahwa faktor perilaku yaitu perilaku hidup bersih dan sehat menjadi faktor
Pandanaran.
4.2. Saran
sanitasinya.
DAFTAR PUSTAKA
Agtini, Magdarina Destri. 2010. Morbiditas dan Mortalitas Diare pada Palita di Indonesia
2000-2007.
Depkes RI., 2005. Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare. Jakarta: Ditjen Ppm Dan Pl
Kemenkes RI, 2011. Panduan Tata laksana Pengobatan Diare Pada Balita. Jakarta: Direktorat
Jendral PPM dan PLP
Intevensi
33
Bila didapatkan persentase 50% atau kurang maka PHBS diklasifikasikan kurang.
Bila didapatkan persentase lebih dari 50% maka PHBS diklasifikasikan baik.
I KOMPONEN RUMAH 31
(bobot)
1. Langit-langit a. Tidak ada 0 0
b. Ada, kotor sulit di 1
bersihkan dan rawan
kecelakaaan
c. Ada, bersih dan tidak 2
rawan kecelakaan
2. Dinding a. Bukan tembok (terbuat dari 1
anyaman bamboo/ilalang)
b. Semi permanen/setengah 2
tembok/pasangan bata atau
batu yang tidak di
plester/papan yang tidak
kedap air
c. Permanen 3 3
(tembok/pasangan bata atau
batu yang di plester/papan
kedap air)
3. Lantai a. Tanah 0
b. Papan/anyaman bamboo 1 1
dekat dengan tanah/plester
yang retak/berdebu
c. Diplester 2
/ubun/keramik/papan(ruma
h panggung)
4. Jendela kamar tidur a. Tidak ada 0
b. ada 1 1
5. Jendela ruang keluarga a. tidak ada 0
b. ada 1 1
6 Ventilasi a. tidak ada 0
b. ada, luas ventilasi 1 1
permanent < 10% dari luas
lantai
c. ada, luas ventilasi 2
permanent > 10% dari luas
lantai
7. Lubang asap dapur a. tidak ada 0
b. ada, luas ventilasi 1 1
permanent < 10% dari luas
dapur
39
Keterangan :