Anda di halaman 1dari 18

LBM V MODUL MATA

STEP 6

1. Apa interpretasi dari kemungkinan px oftalmologis oculus kanan : visus 2/60, mixed injection
(+), rupture kornea di arah jam 5, COA dangkal, iris prolapse, erosi kornea, lain lain sulit
dinilai?

Jatuh dari motor kemungkinan adanya trauma tumpul maupun tembus

Ruptur kornea  Aquous humor keluar  Memberi dorongan ke arah rupture  iris menjadi
prolaps  COA menjadi dangkal karena iris terdorong ke depan

Gangguan pada media refrakta  penurunan visus

LEBIH JELAS DIJAWAB PADA DI NOMER 3


2. Mengapa didapatkan pasien mata buram, merah, berair, nyeri dan bengkak kelopak mata?
DIJAWAB PADA DI NOMER 3
3. Bagaimana patofisiologi dari keluhan di skenario?
TRAUMA
TRAUMA TUMPUL
TUMPUL
BOLA MATA
BOLA MATA
Gangguan
Gangguan pada
pada Pengelihatan
Pengelihatan kabur
kabur &
&
endotel
endotel kornea,oleh
kornea,oleh Edem
Edem kornea
kornea Kornea
Kornea keruh
keruh terlihat
terlihat gmbrn
gmbrn pelangi
pelangi
karena robekan
karena robekan pd sumber cahaya
pd sumber cahaya
Kornea
Kornea
Mata
Mata berair,
berair, Fotofobia,
Fotofobia,
Gangguan pada epitel
Gangguan pada epitel Sakit, karena banyak
Sakit, karena banyak
Erosi Kornea
Erosi Kornea Pengelihatan
Pengelihatan
kornea
kornea terdapat Persarafan
terdapat Persarafan terganggu
terganggu

Papebra tidak bisa


Papebra tidak bisa
Perdarahan
Perdarahan Kemotik konjungtiva
Kemotik konjungtiva
Konjungtiva
Konjungtiva Edem
Edem konjungtiva
konjungtiva menutup -> makin
menutup -> makin
Subkonjungtiva
Subkonjungtiva berat
berat berair
berair

Otot sfingter pupil


Otot sfingter pupil Sukar melihat dekat
Sukar melihat dekat
mengalami
mengalami Iridoplegi (midriasis)
Iridoplegi (midriasis) krn
krn gag
gag akomodasi
akomodasi dan
dan
kelumpuhan
kelumpuhan silau
silau
Iris
Iris

Perubahan bentuk
Perubahan bentuk Pasien
Pasien melihat doble
melihat doble
Robekan pangkal iris
Robekan pangkal iris pupil
pupil pada
pada 1
1 mata
mata

Lensa
Lensa

Kedudukan lensa
Kedudukan lensa
Dislokais
Dislokais lensa
lensa terganggu
terganggu

Pengelihatan kurang,
Pengelihatan kurang,
Subluksasi
Subluksasi Perubahan tempat
Perubahan tempat lbh
lbh miop
miop karena
karena lensa
lensa
mencembung
mencembung

Putus
Putus Lig.
Lig.
suspensorium
suspensorium
Jatuh ke bilik
Jatuh ke bilik depan
depan

Anterior
Anterior
Menyebabkan
Menyebabkan edemedem
kornea, injeksi
kornea, siliar ->
injeksi siliar ->
glaukoma
glaukoma kongestif
kongestif
Lig.
Lig. Sekitar
Sekitar equator
equator
Luksasi
Luksasi seluruhnya putus
seluruhnya putus

Jatuh ke badan
Jatuh ke badan kaca
kaca
Pengelihatan sangat
Pengelihatan sangat
Edem
Edem retina
retina menurun
menurun ketika
ketika Posterior
Posterior
mengenai makula
mengenai makula Menyebabkan
Menyebabkan
glaukoma
glaukoma
Retina
Retina falolitik;/uveitis
falolitik;/uveitis
Seperti
Seperti tabir,
tabir, fakotoksik
fakotoksik
Ablasio retina (FR.
Ablasio retina (FR. tipis
tipis mengganggu lapang
mengganggu lapang
miopia
miopia dll)
dll) pandang
pandang

Koroid
Koroid Ruptur
Ruptur koroid
koroid Perdarahan subretina
Perdarahan subretina Edem
Edem retina
retina
TRAUMA TUMPUL
SARAF
yaitu lepasnya saraf Lama kelamaan bisa
penurunan tajam
optik dari menyebabkan
pengelihatan
pangkalnya kebutaan
Avulasi papil saraf
otptik
Penurunan tajam
Perdarahan Edem sekitar saraf Kompresi saraf optik pengelihatan(warna,
lapang pandang)

TRAUMA
TIMPUL
KELOPAK MATA Penimbunan di
Hematom pada
bawah kulit Bengkak
kelopak
kelopak
Pemuluh darah
pecah
Gambaran
Pada fraktur a. oftalmika
Hematom
basis cranii pecah
Kacamata
• Gambaran Hematom Kacamata

Trauma Tembus:
 Tajam Pengelihatan menurun
 Tekanan Bola mata rendah
 Bilik mata dangkal
 Bentuk dan letak pupil berubah
 Terlihatnya ada rupture pada kornea atau sclera
 Konjungtiva kemotis
 Terdapat jaringa yang diproplaps seperti cairan mata, iris, lensa, badan kaca, atau
retina
SUMBER: Ilyas S. 2009. Ilmu Penyakit Mata. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia: Jakarta& Vaughan

4. Apa saja klasifikasi trauma pada mata? dan jelaskan!

Mata dilindungi oleh palpebra dilingkupi oleh tulang orbita dan oleh bantalan lemak di bagian
belakang dan masih banyak protector lain, namun demikian tidak menutup kemungkinan mata tetap
tidak terhindar oleh berbagai macam trauma. Kerusakan yang terjadi pada mata akibat bisa mengenai
kelopaknya, bola matanya, saraf mata, maupun rongga orbita yang melindunginya.

Klasifikasi trauma mata

 Mekanik
 Non mekanik

A. Trauma Mekanik

Sebelum ke pembagian trauma mekanik yang lebih mendetail, alangkah lebih baik jika mengenal
terlebih dahulu trauma terminology system yang baru. Menurut American Ocular Trauma Society,
pengertian trauma mekanik dibagi menjadi:

1. Closed-globe injury is one in which the eyewall (sclera and cornea) does not have a full
thickness wound but there is intraocular damage. It includes:
a. Contusion. It refers to closed-globe injury resulting from blunt trauma. Damage may
occur at the site of impact or at a distant site.
b. Lamellar laceration. It is closed Globe injury characterized by a partial thickness wound
of the eyewall caused by a sharp object or blunt trauma.

2. Open-globe injury is associated with a full thickness wound of the scela or cornea or both. It
oncludes rupture and laceation of eye wall,
a. Rupture refers to a full thickness wound of eyewall caused by a impact of blunt trauma.
The wound occurs due to markedly raised intraocular pressure by insede-out injury
mechanism.
b. Laceration refers to a full-thicness woud of eyewall caused by a sharp object. The wound
occurs a the impact site by an outside in mechanism. It includes:
 Penetrating injury refers to a single laceration of eyewall caused by a sharp object
 Perforating injury refers to two full thikness laceration (oe entry and one exit) of the eyewall
caused by a sharp object or missile. The two wounds must have been caused by the same
agent.
 Intraocular forign body injury is technically a penetrating injury associated with retained
intraocular foreign body. However, it is grouped separately because different clinical
implications.

Pembagian Trauma Mekanik


1. Retained extraocular foreign body:

Common types. The usual foreign


bodies:
Pada pekerja industrial: partikel besi,
dari amplas, batu bara.
Pekerja algicultur: Kulit ari dari padi,
sayap dari insects
Others: partikel debu, pasir, kayu, small
insects dll.
Symptomps:
Discomfort, profuse watering and
redness in the eye
Pain and photophobia are more marked
in corneal foreign body than conjuntival
Defective vision occurs when it is
lodged in the centre of cornea

2. Blunt Injury (Trauma tumpul)


3. Penetrating and Perforating Injuries (Trauma tajam)
Trauma ini merupakan trauma tembus yang termasuk emergensi medis yang akan
mengancam visus karena terbukanya dinding bola mata merupakan pintu masuk
infeksi.Penanganan yang cepat dan tepat dapat mengurangi komplikasi yang mungkin
terjadi.

4. Penetrating with retained intraocular foreign body

B. Trauma Nonmekanik
 Trauma Kimia
Trauma kimia pada mata bervariasi, dari tingkat ringan sampai menyebabkan kerusakan
berat pada mata. Kebanyakan trauma kimia disebabkan oleh bahan alkali (basa) dan bahan
asam.
Prognosis jenis trauma ini dipengarui oleh beberapa faktor, antara lain :
- Kuatnya penetrasi bahan kimia tersebut
- Konsentrasi bahan kimia
- Volume solusinya
- Durasi tereksposnya
Umumnya trauma ini terkena di tempat kerja, dengan mayoritas pada usia 16 – 45
tahun.Trauma kimia asam lebih sering dua kali bila dibandingkan dengan trauma kimia
basa. Bahan kimia basa cenderung penetrasi lebih dalam dibandingkan bahan asam,
dengan mengkoagulasikan permukaan protein membentuk barier proteksi.
Bahan kimia basa yang paling sering adalah amonia dan sodium hidroksi (sering pada
pembersih pakaian). Bahan ini berpotensial menyebabkan kerusakan yang berat dengan
penetrasi yang cepat dan mencapai bilik mata depan dalam hitungan 1 menit . Kerusakan
yang terjadi disebabkan karena proses sponifikasi dan perubahan asam lemak di membran
sel yang pada akhirnya meyebabkan kematian sel. Proses ini mengenai jaringan lain pada
mata seperti konjungtiva, pembuluh darah, saraf , endotelium dan keratosit dengan
mekanisme yang sama. Rasa nyeri yang hebat disebabkan karena agen kimia tersebut
menstimulasi ujung – ujung persarafan di konjungtiva dan kornea. Pengaruh terhadap sel
goblet masih dalam penelitian sedangkan untuk struktur intraokuli seperti iris, badan siliar,
trabekular meshwork dapat mengalami kerusakan juga tergantung pada penetrasi dan kadar
pH dari aquous humor. Ulserasi pada stromal kornea dapat terjadi . faktor yang
mempengaruhinya antara lain defek di kornea, epitelium, inflamasi, pelepasan enzim
proteolitik, defisiensi air mata dan sintesis kolagenase.

Bahan kimia basa  pecah dan rusaknya sel jaringan dan persabunan disertai disosiasi
asam lemak membrane sel  penetrasi lebih lannjut  mukopolisakarida jaringan
menghilang dan terjadi penggumpalan sel kornea  serat kolagen kornea akan
membengkak dan kornea akan mati  Edem  terdapat serbukan sel polimorfonuklear ke
dalam stroma, cenderung disertai masuknya pembuluh darah (neovaskularisasi) 
dilepaskan plasminogen aktovator & kolagenase (merusak kolagen kornea)  terjadi
gangguan penyembuhan kornea  berkelanjutan menjadi ulkus atau perforasi ke lapisan
yang lebih dalam
Bahan kimia asam yang sering mengenai mata adalah asam sulfur dan asam
hidrofluorik. Bahan ini sering terdapat pada pembersih, baterai mobil. Ion hidrogen yang
terdapat pada bahan asam ini, menyebabkan nekrosis seluler, denaturasi protein dan
presipitasi. Presipitasi protein ini sebenarnya akan membentuk barier yang dapat
memproteksi mata setelah terkena asam. Barier ini dapat memproteksi untuk asam – asam
lemah sedangkan untuk asam kuat prosesnya berlanjut menjadi penetrasi yang dalam.
Kornea itu sendiri dapat berfungsi sebagai barier buffer . pH kornea menjadi netral antara
15 menit sampai 1 jam.

Bahan kimia asam  cenderung berikatan dengan protein  menyebabkan koagulasi


protein plasma  koagulasi ini sebagai barrier yg membatasi penetrasi dan kerusakan lebih
lanjut luka hanya terbatas pada permukaan saja
 Trauma Radiasi
Epitel kornea rentan cedera dengan radiasi sinar ultraviolet. Awalnya tidak
menimbulkan keluhan, pasien mulai mengeluhkan setelah beberapa jam terekspos sinar
UV.Akibatnya epitel kornea mengalami erosi. Walaupun kondisi menimbulkan rasa nyeri,
tetapi bersifal self limited dalam 24 jam. Penyebab tersering adalah karena tidak
terlindunginya mata dengan eksposure sinar matahari, uap las dan terlalu lama berada
dibawah sinar matahari. Terpapar sinar radiasi/ion sangat berhubungan dengan ledakan
nuklir, X-ray dan radioisotope. Sinar X dan sinar laser dapat menyebabkan makulopati
seperti sinar las dan sinar matahari. Radiasi ion pada mata dapat menyebabkan oedem,
kemosis pada konjungtiva, kornea (keratokonjungtivitis radiasi), dermatitis radiasi pada
kelopak mata, berkurangnya produksi air mata dan pada tahap lanjut dapat juga
menyebabkan katarak radiasi Penanganannya adalah dengan patching (menutup) untuk
mengurangi ketidaknyamanan dari kedipan palpebra, antibiotik topikal dan siklopegia.
 Trauma Termal
Umumnya trauma termal dibagi menjadi 2 kategori : luka bakar karena uap panas, luka
bakar karena kontak langsung.
Trauma karena uapnya merupakan sekunder dari api nya sedangkan kontak langsung
karena terekspos dari larutan panas ataupun benda yang panas. Penelitian yang dilakukan
selama periode 3 tahun ditemukan 47 % mengalami luka bakar pada wajah, 27 % mengenai
kelopak mata dan bagian dalam mata, 11 % dirujuk kedokter spesialis mata. Dari 54 pasien
dengan trauma mata, 50% terbakar pada kelopak mata, 17 pasien mengenai kornea.
Rendahnya insiden kornea terlibat karena adanya reflex kedip dan Bell’s phenomen.
Penyebab utama dari penelitian ini adalah karena terekspos pada gas.
Derajat keparahan pada trauma termal ini bergantung pada
1. Temperatur dari objek
2. Luas area yang terkena suhu panas
3. Lamanya durasi kontak
Kebanyakan trauma termal mengenai permukaan superfisial dari epitelium kornea dan
konjungtiva. Luka bakar pada superfisial cenderung mneyebabkan kornea keabuan-abuan
dan opasifikasi Adanya nekrosis jaringan di debridement dengan perlahan. Pemberian
siklopegik dan patching penting. Antibiotik tetes diberikan jika ada abrasi pada kornea.
Umumnya luka bakar superfisial penyembuhan pada 24-48 jam tanpa sequele. Trauma yang
berat dapat menyebabkan nekrosis kornea dan perforasi. Intervensi keratoplasti dan
transplantasi stem sel limbal dapat dipertimbangkan.
 Trauma Elektrik
Jenis trauma ini adalah karena adanya daya listrik atau elektrik yang mengenai mata.
Penyebab terseringnya karena ada hantaran listrik dari dua arah. Akan ada ditemukan titik
masuknya dan keluarnya dan hantaran ini yang menyebabkan spasme pada otot – otot yang
terkena. Pada titik masuk, tipikalnya terdapat tanda nekrosis tanpa hiperemis pada
sekitarnya. Trauma karena elektrik berbeda dengan trauma thermal , pada elektrik tidak
menimbulkan nyeri, kering dan asepsis, seringnya berbentuk lingkaran dihubungkan
dengan temperatur yang sangat tinggi dan durasi yang pendek. Pada kornea bentuk yang
paling sering muncul opasitas interstitial yang bisa berbentuk pungtata, stria dan difus.
Kekeruhan kornea ini biasanya hilang dalam beberapa hari. Bila destruktif pada kornea
berlanjut, maka epitel kornea menjadi nekrotik dan eksfoliasi. Sensasi nyerinya berkurang
sehingga bisa menyebabkan terbentuk ulkus yang pada akhirnya menjadi skar yang
menetap.Trauma elektrik ini juga dapat menimbulkan katarak yang melibatkan kapsul
anterior dan posterior.
SUMBER: Comperhensive Opthalmology ed. 4 A.K Kurana&Repository USU
5. Apa saja pemeriksaan penunjang yang lain?

Pemeriksaan

Anamnesis

 Adanya riwayat trauma

Pemeriksaan Fisik

 PemeriksaanDari depan sampai belakang


- Visus
- P.eksternal (fokal illumination)
- P. Funduskopi
- Tekanan bola mata
 Anatomi sekitar (luka)  Strukturnya tidak normal lagi
- Tes fluoresin
- Tes fistel
 Blow-out fracture
- Terbatasnya gerakan bola mata
- Enoftalmus

Pemeriksaan penunjang

 Ro kepala AP/LAT
 USG mata
 CT Scan kepala

a. Anamnesis
Ditanyakan mengenai proses terjadi trauma, bagaimana, dan bahan benda yg mengenai mata
trsbt. Apakah benda yg mengenai mata itu datang dari arah depan, samping atas, samping
bawah, atau dari arah lain dan bagaimana kecepatannya waktu mengenai mata. Perlu
ditanyakan pula kpd penderita berapa besar benda yg mengenai mata dan bahan benda trsbt
apakah terbuat dari kayu, besi atau bahan lainnya.
Bilamana trjd penugaran penglihatan perlu juga ditanyakan apakah pengurangan penglihatan itu
terjadi sesudah atau sebelum kecelakaan trsbt. Perlu ditanyakan pula kapan terjadi trauma itu.
Apakah trauma trsbt disertai dgn keluarnya darah dan rasa sakit. Dan apakah sudah pernah
mendapatkan pertolongan sebelumnya.
b. Pemeriksaan subyektif
Pada setiap kasus trauma, harus diperiksa visusnya. Pada setiap pengurangan tajam penglihatan
pd penderita harus diusahakan koreksi dgn kaca mata, barangkali trdpt juga anomali refraksi pd
mata yg sakit itu.
c. Pemeriksaan obyektif
Pemeriksaan mata perlu dilakukan scr sistemik dan cermat. Yg diperiksa pd kasus trauma mata
adalah bagaimana gerakan bola mata, tekanan bola mata, selanjutnya memeriksa keadaan
kelopak mata, kornea, bilik mata depan, pupil, lensa, dan fundus. Pemeriksaan dilakukan dgn
senter, loupe, dan oftalmoskope. Supaya pemeriksaan lebih jelas dilakukan pemeriksaan dgn
“slit-lamp” (sinar celah) bilamana diperlukan.
SUMBER:(Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan mahasiswa Kedokteran, Airlangga)
6. Apa dd dan diagnosis dari pasien di scenario?
- Mekanik
a) Close globe injury : luka yg tjd pada eye wall (sclera dan kornea) namun tidak
sampai melukai ke dalam; hanya goresan. Namun terjadi trauma pada IOK
1. COntussion : memar; lebih krn trauma tumpul
2. Lamelar laceration : semacam erosi gtu deh, hanya superfisial; bias krn trauma
tumpul atau krn tajam.
b) Open globe injury : luka yg kedalamannya utuh (menembus sclera dan/atau kornea)
1. Ruptur : karena trauma tumpul
2. Laserasi : trauma tajam
a. Penetrating injury : single laceration (lukanya hanya 1) tapi tidak menembus
b. Perforating : hingga menembus kornea
c. IOC foreign body injury : mix penetrasi dan tertinggalnya benda di dalam
Trauma mekanik dibagi lagi :
a. Retained EOC foreign body, kayak main petasan  nempel di bagian luar mata;
sama tipenya kayak kelilipan tapi lebih parah
b. Blunt injury
c. Penetrating dan perforating (trauma tajam)
d. Penetrating injury with retained IOC
- Non mekanis : trauma paparan, trauma kimia, trauma termi (peningkatan suhu 
kerusakan)
- (Grading dari masing-masing trauma dan rupture kornea?)
Trauma tumpul :
Derajat 1 : kornea jernih, iskemik (-), iris jelas, prognosis baik
Derajat 2 : kornea keruh, iskemik 1/3 limbus, iris jelas, prognosis baik
Derajat 3 : kornea sgt keruh (putih), 1/3 – ½ iskemik limbus, iris mulai (-) jelas,
prognosis buruk
Derajat 4 : kornea sgt keruh (putih), iskemik > 1/2 , iris mulai tidak jelas, prognosis sgt
buruk
Diagnosis sementara

Trauma mekanis; Open globe injury


7. Mengapa pasien diberi obat antibiotic dan bebat mata?
 Antibiotik
Antibiotik diberikan yang spektrum luas, obat mata agar erosi kornea kembali sempurna
memanfaatkan proses regenerasi kornea biasanya pada 24 jam sudah kembali sempurna jika
ada luka ringan regenerasi bisa sampai 48 jam

Antibiotik bisa kloramfenikol, sufasetamid, neosporin, bebeat mata minimal diberikan 24 jam
untuk mengurangi rangsangan cahaya masuk

Pemberian hidrokortison 0,5% secara topikal akan mengurangi komplikasi iritis dan perdarahan
sekunder dibanding dengan antibiotik.

 Bebat Mata

Mengenai pemakaian bebat mata, masih belum ada persesuaian pendapat di antara para
sarjana. Edward-Layden lebih condong untuk menggunakan bebat mata pada mata yang
terkena trauma saja, untuk mengurangi pergerakan bola mata yang sakit. Bila mungkin kedua
mata ditutup untuk memberika istirahat pada mata. 
Selanjutnya dikatakan bahwa pemakaian bebat pada kedua mata akan menyebabkan
penderita gelisah, cemas dan merasa tidak enak, dengan akibat penderita (matanya) tidak
istirahat. 
Akhirnya Rakusin mengatakan dalam pengamatannya tidak ditemukan adanya pengaruh
yang menonjol dari pemakaian bebat atau tidak terhadap absorbsi, timbulnya komplikasi
maupun prognosis dari tajamnya penglihatannya.

SUMBER: Ilyas S. 2009. Ilmu Penyakit Mata. Fakultas Kedokteran Universitas


Indonesia: Jakarta& Vaughan
8. Apa penatalaksanaan dari diagnosis?

Trauma Tusuk

1. Penatalaksanaan sebelum tiba di RS:


 Mata tidak boleh dibebat dengan tekanan dan diberikan perlindungan tanpa kontak
 Tidak boleh dilakukan manipulasi yang berlebihan dan penekanan bola mata
 Benda asing tidak boleh dikeluarkan tanpa pemeriksaan lanjutan
 Sebaiknya pasien di ppuasakan untuk mengantisipasi tindakan operasi

2. Penatalaksanaan di RS:
 Pemberian antibiotic spketrum luas
 Pemberian obat sedasi, antiemetic, dan analgetik sesuai indikasi
 Pemberian toksoid tetanus sesuai indikasi
 Pengangkayan benda asing di kornea, konjungtiba atau intraokuler (bila mata intak)
 Tindakan pembedahan/penjahitan sesuai dengan kausa dan jenis cedera
 Laserasi kornea  nylon10-0.
 Iris atau korpus siliaris yang mengalami inkarserasi dan terpajan <24 jam 
dimasuukkan, >24 jam dan jaringan mengalami iskemia dan kerusakan berat 
diessisi setinggi bibir luka
 Sisa-sisa lensa dan darah dikeluarkan dengan aspirasi danirigasi mekanis atau
virektomi\Reformasi kamera anterior dapat dicapai dengan cairan intraokuler
fisiologis, udara atau viskoelastik
 Luka sklera ditutup dengan jahitan 8-10 atau 9-0 interupted yang tidak dapat diserap
 Bila kemungkinan ada luka kornea yang besar kemungkinanmemerlukan tindakan
keratoplasti
 Enukleasi dan eviserasi primer hanya boleh dipikurkan bila bola mata mengalami
kerusakan total.

Trauma Tumpul

 Bila di curigai cedera bola mata, manipulasi mata harus dihindari sampau saat pembedahan
atau operasi
 Dipasang balutan ringan dengan balutan bilateral untuk menjaga dan meminimilkan gerakan
bola mata
 Pemberian antibiotil, antiemetic, dan anti tetanus toksoid sesuai kebutuhan
 Laserasi pada kelopak mata dapat dijahit, diberi salep antibiotic dan dibalut

Trauma Asam

 Irigasi jaringan yang terkena secepat mungkin dengan menggunakan garam fisiologis atau
air selama 15-30 menit
 Dapat diberi anastesi topical, larutan natriu bilarbonat 3% dan antibiotic
 Trauma asam pada dasarnya akan kembali normal

Trauma Basa

 Irigasi
 Cek pH dengan kertas lakmus
 Bersihkan bida ada corpus alineum
 Bila penyebabnya CaOH, dapat diberi EDTA
 Pemberian antibiotika
 Pemberian siklopegik
 Pemberian antiglaukoma
 Pemberian steroid secaa berhati hati
 Pemberia vit. C

9. Apa kemungkinan komplikasi yang terjadi?


 Glaukoma Kontusi Sudut
Akibat tergesernya pangkal iris ke belakang  robekan trabekulum  gangguan fungsi
trabekulum  hambatan pengeluaran AH
 Glaukoma Dengan dislokasi lensa
Trauma tumpul  putusnya zonula zinii  kedudukan lensa menjadi tidak normal 
mendorong iris ke depan  penutupan sudut bilik mata
 Katarak Trauma
Trauma tumpul  kontusio pada lensa  katarak seperti bintang/katarak terccetak
(cincin vossius)
Trauma tembus  kekeruhan akibat penutupan dari perforasi lensa
 Kebutaan
Penyulit

Penyulit yang dapat timbul trauma alkali adalah


 Simblefaron,
 Kekeruhan kornea,
 Edema dan neovaskularisasi kornea,
 Katarak, disertai dengan terjadi ftisis bola mata.
SUMBER: (Penuntun Ilmu Penyakit Mata, Prof.dr.H. Sidarta Ilyas. SpM)

Anda mungkin juga menyukai