Anda di halaman 1dari 9

BAB I

KONSEP MEDIS

A. DEFENISI

Gangguan Kornea adalah gangguan yang terjadi pada kornea yang


mengakibatkan penurunan lapang pandang (pandangan kabur) serta perubahan
visual

B. ETIOLOGI

Belum diketahui secara pasti, tetapi banyak faktor yang dapat


menyebabkan terjadi gangguan kornea, seperti adanya benda asing, trauma,
abrasi dan infeksi ( Jamur, Virus dan Bakteri)
Beberapa gangguan kornea yaitu :
1. Keratokonus
2. Distrofi
3. Keratitis pemajanan
4. Keratitis akantamuba
5. Ulkus kornea

C. PATOFISIOLOGI

Karena kornea memiliki banyak serabut nyeri, maka kebanyakan lesi


kornea, superfisial maupun profunda (dalam) akan menimbulkan rasa sakit dan
fotofobia. Rasa sakit ini diperhebat oleh gesekan palpebra (terutama palpebra
superior) pada kornea dan menetap sampai sembuh. Karena kornea berfungsi
sebagai jendela bagi mata dan membiaskan berkas cahaya, lesi kornea umumnya
agak mengaburkan penglihatan terutama jika terletak di pusat.
Fotofobia pada penyakit kornea adalah akibat kontraksi iris
mengalami radang yang sakit. Dilatasi iris adalah fenomena refleks yang
disebabkan oleh iritasi pada ujung saraf kornea. Fotofobia, yang berat pada
kebanyakan penyakit kornea dan minimal pada keratitis herpes ( karena
terjadinya hipestesi pada penyakit ini), juga merupakan tanda diagnostic
beharga. Meskipun mata berair dan fotofobia umumnya menyertai penyakit
kornea, tetapi tidak ada kotoran mata kecuali pada ulkus bakteri purulen
(Vaughan, Asbury, 2000)
MULTIFAKTOR ( Benda asing,
Abrasi, Infeksi

KORNEA

Iritasi Pada Ujung Lesi


Saraf
Gesekan Palpebra Body image

Mengganggu
Lakrimasi kejernihan dan
kelengkungan kornea

Dilatasi Iris
Nyeri Mengganggu pembiasan Berduka
berkas cahaya
Fotofobia
Resiko cedera
Pandangan kabur
Cemas
Perubahan sensori
perceptual (visual)
Gangguan peran
Perlu pengobatan dan Isolasi sosial
perawatan yang sering
Inefektif koping Perubahan gaya hidup
Defisit
individu perawatan diri
Gangguan pola tidur
Ketidak
berdayaan
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

I. Pengumpulan Data

 Penipisan kornea
 Adanya penonjolan bagian tengah kornea
 Adanya pembentukan jaringan parut yang superficial di apeks kornea
 Klien mengeluh pandangan kabur
 Adanya bula
 Fotofobia
 Klien mengeluh adanya nyeri
 Klien mengeluh adanya silau pada mata
 Mata kemerahan
 Lesi kornea
 Dilatasi iris
 Rupture membrane descemet
 Gelisah
 Robekan pada palpebra
 Klien mengeluh perih pada mata

II. Pengelompokan data

Data Subyektif Data Obyektif


Klien mengeluh :  Penipisan kornea
 Pandangan kabur  Adanya penonjolan bagian tengah kornea
 Adanya nyeri  Adanya pembentukan jaringan parut yang
 Adanya silau pada mata superficial di apeks kornea
 Perih pada mata  Adanya bula
 Fotofobia
 Mata kemerahan
 Lesi kornea
 Dilatasi iris
 Ruptur membran descemet
 Klien nampak gelisah
 Robekan pada palpebra
3. Analisa data
Symptom Etiologi Problem

DS : Lesi
Mengganggu kejernihan dan
 Klien mengeluh pandangan kabur
kelengkungan kornea
 Klien mengeluh silau pada mata
Mengganggu pembiasan cahaya
DO : Pandangan kabur Perubahan sensori perceptual (Visual)
 Penipisan kornea Perubahan sensori perceptual ( Visual )
 Penonjolan bagian tengah kornea
 Pembentukan jaringan parut
 Reptur membran descemet
 Adanya bula
DS : Multifactor ( Benda asing, abrasi, infeksi )
Iritasi pada ujung saraf kornea dan
 Klien mengeluh adanya nyeri
gesekan palpebra
 Klien mengeluh perih pada mata
Nyeri
Nyeri
DO :

 Lesi kornea

Multifactor ( Benda asing, abrasi, infeksi )
DS :
Mengganggu kejernihan dan
kelengkungan kornea
DO :
Menganggu pembiasan cahaya
Pandangan kabur Resiko cedera

Resiko cedera
B. DIAGNOSA

1. Perubahan sensori / persepsi (visual) berhubungan dengan berkurangnya


kejernihan kornea.
2. Nyeri berhubungan dengan iritasi ujung saraf kornea
3. Resiko cedera berhubungan dengan penurunan lapang pandang (kesulitan
dalam proses informasi sensori dan dalam melihat lingkungan berbahaya).

C. INTERVENSI

Diagnosa I

Perubahan sensori / persepsi (visual) berhubungan dengan berkurangnya


kejernihan kornea.

Tujuan, klien akan :

1. Mengalami peningkatan pandangan


2. Mendemonstrasikan kemampuan maksimal untuk menggunakan pandangan
yang ada

Intervensi Keperawatan

1. Kaji dan dokumentasikan ketajaman penglihatan (visus) dasar


Rasinalisasi : menentukan seberapa bagus visus klien
2. Dapatkan deskripsi fungsional tetang apa yang bisa dan tidak bisa dilihat oleh
klien
Rasionalisasi : memberikan data dasar tentang pandangan akurat dan
bagaimana hal tersebut mempengaruhi perawatan.
3. Adaptasi lingkungan dengan kebutuhan visual klien. Bantu klien dalam
menggunakan pandangan fungsionalnya.
Rasionalisasi : meningkatkan perawatan diri klien yang akan menurunkan
ketergantungan klien pada perawat.
4. Gunakan kaca mata dan hindari sinar langsung
Rasionalisasi : klien sering mengalami fotofobia sehingga cahaya akan
menyulitkan klien
5. Kolaborasi : dalam pelaksanaan pembedahan
Diagnosa II

Nyeri berhubungan dengan iritasiujung saraf kornea

Tujuan, klian akan :

Melaporkan penurunan / hilangnya nyeri 30 menit setelah tindakan


keperawatan

Intervensi Keperawatan :

1. Berikan analgesic oral sesuai program dokter seperti kodein atau


asetaminofen.
Rasionalisasi : obat analgesik mengurangi rasa nyeri
2. Nyeri / nyeri hebat disertai mual adalah indikasi peningkatan TIO. Laporkan
segera pada ahli oftalmologi dan tinggikan tempat tidur bagian kepala
minimal 30 derajat untuk mengurangi pembentukan edema
Rasionalisasi :
3. Ciptakan lingkungan yang tenang. Kurangi cahaya jika mengganggu klien
Rasionalisasi : efek cahaya mengurangi tingkat kenyamanan karena klien
sering mengalami fotofobia.

Diagnosa III

Resiko cedera berhubungan dengan penurunan lapang pandang (kesulitan


dalam proses informasi sensori dan dalam melihat lingkungan berbahaya).

Tujuan, klien akan :

Klien tidak mengalami cedera selama di Rumah Sakit (karena cedera / jatuh
dapat menyebabkan perdarahan / trauma pada mata dan berefek negative pada hasil
pembedahan.

Intervensi Keperawatan

1. Kaji visus pada mata yang tidak di bebat dan berikan bantuan sesuai
kebutuhan
Rasionalisasi :
2. Orientasikan klien pada lingkungan, bersihkan jalan yang dilewati klien.
Rasionalisasi :
3. Jangan memindah barang diruangan tanpa persetujuan klien
Rasionalisasi :
4. Pindahkan barang-barang yang berbahaya, jaga tempat tidur pada posisi
rendah dan letakkan tempat sampah diluar area yang dilewati klien.
Rasionalisasi :
5. Letakkan bel pemanggil pada tempat yang mudah dijangkau
Rasionalisasi :
6. Bantu klien makan sesuai kondisi
Rasionalisasi :
7. Instruksikan kepada klien bahwa kedalaman persepsi akan berubah dan bantu
klien sesuai kebutuhan
Rasionalisasi :
8. Informasikan kepada klien bahwa penutup mata, lensa / kaca mata digunakan
siang hari dan penutup mata pada malam hari.
Rasionalisasi :
DAFTAR PUSTAKA

Ns. Indriana N. Intiqomah, S. Kep. 2004. Asuhan Keperawatan Klien gangguan


mata. Kedokteran EGC : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai