Anda di halaman 1dari 19

WOC

Faktor keturunan Kelainan anatomi Kelainan sensori Kelainan refleks

Dr ortu yg menderita Kelainan struktur DM Kekeruhan media Lesi di retina Akomodasi


strabismus fascial meningkat
Hiperglikemi lama Katarak kongenital retinoblastoma
Ibu hamil Kelainan TIO ↑
hubungan fascia Komplikasi Genetik Tumor ganas
Kelainan genetik otot ekstraokuler Gangguan utama intraokuler Nyeri
perkembangan
Retinopati Radiasi sinar UV
Penyimpangan
Efek pd janin saat hamil
posisi bola mata Terlebih jika letak Mengganggu
tumor di makula penglihatan
Janin jg terkena strabismus
Lensa berkabut binokuler normal
yang didapat dari Pengembunan spt mutiara
strabismus orang tua keabuan pd pupil Gejala awal
Cahaya dipendarkan, tidak strabismus
ditransmisikan dengan tajam
Fungsi mata tidak bekerja dengan menjadi bayangan terfokus
baik pada retina
Disposisi kedua mata
Gangguan SSP untk mensintesa Pandangan kabur
kedua bayangan yg diterima
kedua mata mjd sensasi
bayangan tunggal

Syarat penglihatan binokuler tidak normal

Penyimpangan posisi bola mata

Strabismus / Juling
Pre Op Post Op

Intervensi ↓ ketajaman Dgn memindahkan Ada prosedur invasif Kurang pengetahuan


pembedahan penglihatan insersi otot / ke area pembedahan mengenai perawatan
memotong ekstraokuler post op
Ansietas G3 penglihatan Resti infeksi
Mengganggu Trauma pembedahan
G3 penerimaan fungsi otot Intervensi bedah ansietas
Perubahan Mengganggu
sensori
fungsi & inervasi nervus Kurang pajanan info
struktur mata G3 sensori Nyeri Akut
G3 penglihatan
Kurang pengetahuan
Perubahan (-)
thd diri/peran Aktivitas Resti Cidera
Resiko terhadap Kurang tahu tentang
aktif
Takut orang lain ketidakefektifan perawatan, obat, da
menolak Resiko perubahan penatalaksanaan komplikasi
program terapeutik
G3 harga diri
Bayangan yang datang Kelainan anatomi otot Kelainan saraf otot
tidak sejajar bola mta mata bawaan pergerakan bola mata

Bayangan tidak jatuh Panjang otot bola Tonus otot mata tidak
pada Fovea mata tidak sama seimbang

Fovea tidak dapat Arah bola mata tidak Kontraksi otot mata
mengkoreksi sama tidak sama
bayangan yang
datang Kelainan arah bola
mata
Terjadi aniseikonia

Susunan reseptor
terganggu

Strabismus / Juling

Bayangan yang datang Kelainan pada mata


tidak jelas/ganda

Hubungan social
Sinyal ke otak Orientasi lingkungan menurun
terganggu menurun

Koping inefektif
Gangguan sensori Resiko cedera
penglihatan
Gangguan konsep diri
Faktor keturunan Kelainan anatomi Trauma
mata bawaan
Kelainan syaraf otot
Kelainan bentuk
Trauma pergerakan bola
bola mata
Panjang otot bola mata
mata tak sama
Bayangan yang
Tonus otot mata tidak
datang tidak sejajar
seimbang
Arah bola mata
Bayangan tidak tidak sama
jatuh pada fovea Kontraksi otot mata
tidak sama
Fovea tidak dapat
mengoreksi bayangan
Kelainan arah bola
yang datang
mata

Terjadi aniseikonia

Susunan reseptor
STRABISMUS
terganggu

Pre op
Post op

Kurang pajanan Bayangan yang Insisi


informasi datang tak jelas recession/resection

Orientasi
Kurang Sinyal ke otak Perawatan kurang
lingkungan
pengetahuan terganggu menurun efektif

G3 sensori resti cidera


Ansietas penglihatan fisik Resti infeksi
Kelainan pada mata

Kurang pengetahuan
Hubungan
sosial menurun

Koping inefektif

G3 konsep diri
genetik Kelainan anatomi Kelainan sensoris

Kelainan otot ekstraokuler, Mata berusaha untuk


kelainan tulang orbita melihat secara maksimal

Daya akomodasi mata ↑


Penyimpangan bola mata
Terus menerus, tak dikoreksi

Ketidakseimbangan Kurang
gerakan otot mata pengetahuan

STRABISMUS

Pandangan mata Tidak dikoreksi operasi


kabur, diplopia
TIO ↑ Kurang Luka insisi
Kehilangan persepsi pengetahuan
jarak, ukuran & nyeri
kedalaman nyeri Perawatan
Gangguan rasa kurang baik
nyaman : Nyeri
Resti
Disorientasi Perubahan Gangguan infeksi
Gangguan rasa
lingkungan fungsi dan persepsi nyaman : Nyeri
gan struktur sensori Pengetahuan
mata perawatan
Resiko post op kurang
cidera ansietas

Kurang
Perasaan (-) terhadap diri sendiri pengetahuan

Gangguan harga diri ansietas


Asuhan Keperawatan

Tn. M usia 30 tahun datang kerumah sakit di antar istrinya mengeluh matanya sering
merasa lelah dan penglihatannya berkurang. Klien mengatakan akhir-akhir ini
dirinya susah memfokuskan penglihatannya dan klien merasa susah jika melihat
sesuatu pada jarak dekat. Keluarga mengatakan bahwa mata klien seperti juling
kedalam. Klien juga sering merasa nyeri pada mata ketika memaksakan waktu
melihat jarak dekat. Klien mengatakan malu atas penyakit yang dideritanya.

I. DATA UMUM
Nama : Tn. M
Umur : 30 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : pekanbaru
Pekerjaan : Buruh Tani
Status : Sudah kawin

II. DATA DASAR


a. Keluhan Utama
Klien mengeluh matanya sering merasa lelah dan penglihatannya berkurang.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengatakan akhir-akhir ini dirinya susah memfokuskan penglihatannya
dan klien merasa susah jika melihat sesuatu pada jarak dekat. Keluarga
mengatakan bahwa mata klien seperti juling kedalam. Klien juga sering
merasa nyeri pada mata ketika memaksakan waktu melihat jarak dekat. Klien
mengatakan malu atas penyakit yang dideritanya.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan bahwa dirinya sejak kecil susah melihat dengan jarak
dekat.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan bahwa tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang
sama.
e. Riwayat Pengobatan Sebelumnya
Klien tidak pernah memeriksakan matanya dan tidak pernah memakai
kacamata.
f. Riwayat Psikososial
Hubungan pasien dengan keluarga, perawat dan orang lain baik. Pasien
kooperatif terhadap tindakan keperawatan dan tindakan pengobatan.

III. PEMERIKSAAN FISIK


a. Keadaan Umum
 Baik, kesadaran composmentis
 Koordinasi gerak bagus
 Klien tampak gelisah, sulit mengidentifikasi benda di sekitarnya
 Klien tampak menyeringai dan mengatakan sakit, klien memegangi
matanya.
b. Riwayat psikososial
 Klien terlihat menarik diri, apatis
 Emosi labil, gampang marah
 Bertanya tentang penyakitnya
c. Pemeriksaan head to toe
1. Kepala dan leher
 Bentuk kepala simetris
 Keadaan kulit bersih, lembab, tidak pucat
 Tidak ada lesi dan tonjolan pada kulit
 Mata tidak simetris, OS menyimpang ke dalam
 Tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar getah bening
 Klien tampak mengedip-ngedipkan matanya setiap berusaha
memfokuskan pandangan.
 Hidung simetris, tidak ada hipersekresi, dan kepatenannya baik.
2. Thoraks
 RR 20 x/mnt, reguler
 Bentuk dada simetris
 Nyeri dada tidak ada
 Bunyi perkusi paru resonan
 Suara nafas vesikuler
 Ekspansi dada maksimal
 Nadi 88 x/mnt, reguler
 TD 120/80 mm Hg
3. Abdoment
 Tidak ada tonjolan dan lesi pada perut
 Kulit bersih, lembab
 Perkusi suara timpani
 Bising usus 8 x/mnt
4. Ekstremitas
 Tonus otot dalam batas normal

4 4

4 4

 Tidak ada tonjolan atau lesi di kulit


 Akral hangat
 CRT < 2 detik

d. Pemeriksaan Penunjang
a. Cover test : OS bergulir ke temporal untuk memfiksasi pada saat tertutup
b. Cover Uncover Test : pada saat okluder dilepas, OS bergulir ke temporal
untuk fiksasi.
c. Hisberg test : satu refleks cahaya jatuh tepat di pinggir pupil. Besar
penyimpangan ± 15º
d. Pengindraan :

Pemeriksaan OD OS

Visus 6/40 1/300


Gerakan bola mata Simetris Simetris
Segmen anterior :
Palpebra Bleparospasme tidak ada Bleparospasme tidak ada
Konjunctiva Hiperemi tidak ada Hiperemi tidak ada
Kornea Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
Pupil Iris shadow + Iris shadow –
Lensa Agak keruh Keruh
Segmen posterior :
Retina Tidak ada tear, hole, blast Tidak ada tear, hole, blast
Lain-lain Lapang pandang kabur relatif Kabur seluruh lapang pandang

IV. ANALISA DATA

Analisa Data Etiologi Masalah

DS : Klien mengatakan Strabismus Gangguan persepsi


penglihatannya ↓ sensori : penglihatan
berkurang dan tidak Kehiangan persepsi
fokus, susah melihat jarak, ukuran dan
pada jarak dekat. kedalaman
DO : ↓
OD : visus 2,5 Dgerakan Gangguan persepsi
bola mata tidak sensori : penglihatan
simetris,lapang pandang
kabur.
OS : visus 2,5 D, lapang
pandang kabur, Cover
Test bergulir ke
temporal, Cover Uncover
Test bergulir ke
temporal.

DS : Klien mengatakan Daya akomodasi mata ↑ Gangguan rasa nyaman :


sering merasa nyeri ↓ Nyeri
terutama ketika berusaha
Terus-menerus, tidak
melihat pada jarak dekat.
DO : dikoreksi
- Klien tampak ↓
mengedipkan matanya
Penyimpangan otot mata
setiap berusaha
memfokuskan ↓
pandangan strabismus
- TTV : RR: 20 x/mnt

TD: 120/80mmHg
Nadi: 88 x/mnt Tidak dikoreksi
Suhu: 36,5 ºC ↓
- Klien gampang TIO ↑
marah, emosi labil ↓
- Klien tampak
Nyeri
menyeringai dan

mengatakan sakit,
klien memegangi Gangguan rasa nyaman :
matanya. Nyeri
DS : Klien mengatakan strabismus Gangguan harga diri
malu atas penyakit yang ↓
dideritanya
Perubahan fungsi dan
DO : Klien terlihat
menarik diri, apatis, struktur mata
Emosi labil, gampang ↓
marah
Perasaan negatif
terhadap diri sendiri

Gangguan harga diri
DS : klien mengatakan hipermetropi Kurang Pengetahuan
tidak mengetahui ↓
kelainan pada matanya Akomodasi mata ↑
dan tidak pernah ↓
memeriksakan matanya. Terus menerus, tidak
DO: klien banyak dikoreksi
bertanya tentang ↓
penyakitnya, klien Penyimpangan bola mata
tampak gelisah, klien ↓
tidak memakai kacamata. strabismus

Tidak dikoreksi

Kurang pengetahuan
DS : Klien mengatakan Strabismus Resiko Cidera
penglihatannya ↓
berkurang dan tidak
Pandangan mata kabur
fokus, susah melihat
pada jarak dekat dan ↓
klien mengatakan tidak Kehilangan persepsi
pernah memeriksakan
jarak, ukuran, kedalaman
matanya ↓
DO : Klien tampak Disorientasi lingkungan
gelisah, sulit

mengidentifikasi benda
di sekitarnya. Resiko cidera
OD : visus 2,5 Dgerakan
bola mata tidak
simetris,lapang pandang
kabur.
OS : visus 2,5 D, lapang
pandang kabur, Cover
Test bergulir ke
temporal, Cover Uncover
Test bergulir ke temporal

V. DIAGNOSA

1. Gangguan persepsi sensori : penglihatan b/d hilangnya persepsi jarak, ukuran,


dan kedalaman yang ditandai dengan penglihatan berkurang dan tidak fokus,
susah melihat pada jarak dekat. OD : visus 2,5 Dgerakan bola mata tidak
simetris,lapang pandang kabur. OS : visus 2,5 D, lapang pandang kabur,
Cover Test bergulir ke temporal, Cover Uncover Test bergulir ke temporal.
2. Gangguan rasa nyaman : Nyeri b/d peningkatan TIO yang ditandai dengan
Klien mengatakan sering merasa nyeri terutama ketika berusaha melihat pada
jarak dekat. Klien tampak mengedipkan matanya setiap berusaha
memfokuskan pandangan. TTV : RR: 20 x/mnt, TD: 120/80mmHg, Nadi: 84
x/mnt, Suhu: 36,5 ºC K, gampang marah, emosi labil, lklien tampak
menyeringai dan mengatakan sakit, klien memegangi matanya.
3. Gangguan harga diri b/d perubahan fungsi dan struktur mata yang ditandai
dengan klien mengatakan malu atas penyakit yang dideritanya, klien terlihat
menarik diri, apatis, emosi labil, gampang marah.
4. Kurang pengetahuan b/d kurangnya pajanan informasi yang ditandai dengan
klien mengatakan memeriksakan dirinya, klien banyak bertanya tentang
penyakitnya, klien tampak gelisah, klien tidak memakai kacamata.
5. Resiko cedera b/d hilangnya persepsi jarak, ukuran dan kedalaman yang
ditandai dengan klien mengatakan penglihatannya berkurang dan tidak fokus,
susah melihat pada jarak dekat dan klien mengatakan tidak pernah
memeriksakan matanya klien tampak gelisah, sulit mengidentifikasi benda di
sekitarnya, OD : visus 2,5 Dgerakan bola mata tidak simetris,lapang pandang
kabur. OS : visus 2,5 D, lapang pandang kabur, Cover Test bergulir ke
temporal, Cover Uncover Test bergulir ke temporal.

VI. INTERVENSI
1. Diagnosa : Gangguan sensori penglihatan b/d lapang pandang yang
menurun.
Tujuan :
 Jangka panjang : setelah dilakukan perawatan selama 2x24 jam
diharapkan tidak terjadi cedera yang dapat menyebabkan infeksi maupun
komplikasi penyakit.
 Jangka pendek : pandangan klien tidak begitu kabur
Kriteria Hasil :
- Klien berpartisipasi dalam pengobatan
- Tidak terjadi kehilangan ketajaman penglihatan lebih lanjut
- Mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan.
- Tidak terjadi infeksi ataupun komplikasi.
Intervensi :
1) Bina hubungan saling percaya dengan cara mengobrol dengan klien
R/: menjalin hubungan yang meyakinkan
2) Tentukan ketajaman penglihatan, catat apakah satu atau kedua mata
terlibat dengan menggunakan snellen chart
R/: perkembangan penurunan visus mata berbeda sehingga dapat
menentukan bagian mata yang ditangani lebih dulu
3) Berikan patch mata pada klien.
R/: Membantu memfokuskan pandangn klien.
4) Motivasi klien untuk latihan melihat dengan menggunakan patch mata.
R/: Membiasakan klien, membantu mengurangi derajat deviasi bola mata.
5) Observasi tanda dan gejala disorientasi
R/: dapat meningkatkan kecemasan dan resiko cedera
6) Ingatkan klien menggunakan kacamata katarak dan tetes mata
R/: untuk mempertajam penglihatan dan penurunan resiko infeksi
7) Kolaborasi dalam pemberian obat medriasis (atropine, skopalamin).
R/: mempercepat penyembuhan dan memastikan ketepatan terapi.
2. Diagnosa : Gangguan rasa nyaman nyeri b/d peningkatan TIO
Tujuan :
 Jangka panjang : setelah diakukan perawatan selama 2x24 jam TIO
berkurang sehingga nyeri terkontrol
 Jangka pendek : klien menyatakan nyeri berkurang.
Kriteria Hasil :
- Klien tampak tenang dan tidak gelisah
- Klien menyatakan nyeri berkurang / terkontrol
Intervensi :
1) Kaji skala nyeri (1-10)
R/: membantu menentukan tindakan perawatan yang tepat
2) Anjurkan klien istirahat dalam ruangan
R/: ketenangan dapat meningkatkan kenyamanan dan waktu istirahat.
3) Posisikan fowler
R/: meningkatkan kenyamanan.
4) Kolaborasi dalam pemberian obat anti nyeri (analgesik) dan pemberian
obat mual (anti emetik)
R/: mempercepat penyembuhan dan memastikan ketepatan terapi.
3. Diagnosa : Gangguan harga diri b/d perubahan fungsi dan struktur mata
Tujuan :
 Jangka panjang : Setelah mendapatkan tindakan keperawatan dalam
waktu 2x24 jam diharapkan klien mampu mengembalikan konsep diri
yang stabil.
 Jangka pendek : klien kembali memiliki kepercayaan diri.
Kriteria Hasil :
- Klien tampak tenang dan tidak gelisah
- Klien tidak menarik diri
- Klien kembali bergaul dengan lingkungan sekitar.
Intervensi :
1) Memberikan perhatian yang lebih pada klien.
R/: Membantu mengembalikan kepercayaan diri klien
2) Tidak membiarkan klien mengisolasi diri
R/: Membantu agar klien dapat meningkatkan konsep dirinya
3) Bantu klien untuk mengekspresikan pikiran
R/: Membantu klien menyalesaikan masalah yang dialaminya.
4) Bantu klien dalam mengurangi ansietas yang ada.
R/: Dengan penurunan ansietas, klien akan merasa bebannya terkurangi
4. Diagnosa : Kurang pengetahuan b/d kurangnya pajanan informasi
Tujuan :
 Jangka panjang : setelah diakukan perawatan selama 2x24 jam klien bisa
melakukan prosedur yang didinstruksikan dengan benar dan dapat
menjelaskan alasan tindakan tesebut.
 Jangka pendek : klien menyatakan pemahamannya terhadap kondisi,
prognosis dan pengobatan.
Kriteria Hasil :
- Melakukan instruksi / anjuran dengan benar.
- Dapat menjawab dan bertanya kepada pemberi pelayanan
- Aktif dan rutin melakukan pengobatan
- Ingat selalu akan informasi yang didapat dan dijadikan sebagai ilmu.
- Tidak melakukan pengobatan diluar nalar (seperti ke dukun, dll).
Intervensi :
1) Memberi info secara lisan pada klien dan keluarga.
R/: info lisan lebih mudah diingat dan keluarga bisa mengingatkan jika
klien lupa.
2) Diskusi dengan klien, menanyakan pengetahuan klien tentang
penyakitnya.
R/: mengetahui tingkat pengetahuan da penurunan resiko menerima obat
yang dikontraindikasikan (dari tempat kebiasaanya berobat).
3) Tunjukkan cara yang benar tentang cara pemberian obat seperti tetes mata
/ salep mata. Izinkan klien mengulang tindakan.
R/: meningkatkan keefektifan pengobatan. Memberikan kesempatan
kepada klien untuk menunjukkan kompetensi dirinya.
4) Dorong klien merubah pola hidup menjadi lebih sehat.
R/: pola hidup sehat membuat hidup lebih tenang, jauh dari infeksi
tambahan dan menurnkan respon emosi.
5) Tekankan periksa rutin
R/: penting untuk mengawasi perkembangan penyakit dan kemajuan
penyembuhan, memungkinkan intervensi dini, dan mencegah kehilangan
penglihatan lebih lanjut.
5. Diagnosa : Resiko cedera b/d lapang pandang yang menurun
Tujuan :
 Jangka panjang : setelah dilakukan perawatan selama 2x24 jam
diharapkan tidak terjadi cedera (kecacatan).
 Jangka pendek : klien tidak mengalami disorientasi.
Kriteria Hasil :
- Dapat mengenali sumber-sumber bahaya
- Pola hidup yang melindungi diri dari cedera
- Menyatakan pemahaman faktor yang terlibat dalam kemungkinan cedera.
Intervensi :
1) Beri posisi yang nyaman bagi klien dan tidak berbahaya.
R/: memberikan kenyamanan sekaligus menurunkan resiko cedera
2) Batasi aktivitas pada area yang berbahaya dan area yang silau
R/: menekan resiko klien terjatuh / cedera karena pandangan yang kabur
3) Observasi tanda dan gejala disorientasi seperti kebingungan mengenali
benda dan situasi.
R/: meningkatkan kecemasan dan resiko cedera
4) Pertahankan perlindungan mata sesuai indikasi dengan memakai
kacamata katarak.
R/: digunakan untuk mencegah dan melindungi dari cedera kecelakaan.
5) Kolaborasi dalam pemberian obat.
R/: mempercepat penyembuhan dan memastikan ketepatan terapi
IMPLEMENTASI

No Diagnosa Tindakan keperawatan TTD

1 1 a. Bina hubungan saling percaya dengan cara


mengobrol dengan klien
b. Berikan patch mata pada klien.
c. Tentukan ketajaman penglihatan, catat apakah
satu atau kedua mata terlibat dengan
menggunakan snellen chart.
d. Motivasi klien untuk latihan melihat dengan
menggunakan patch mata.
e. Observasi tanda dan gejala disorientasi
f. Ingatkan klien menggunakan kacamata katarak
dan tetes mata
g. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian
obat medriasis (atropine, skopalamin).
2 2 a. Mengkaji skala nyeri (1-10)
b. Menganjurkan klien istirahat dalam ruangan
c. Memposisikan fowler
d. Menghindari mual muntah dengan pemberian
makanan sedikit tapi sering 2 jam sekali, 4-5
sendok makan dan bentuk makanan lembek
e. Berkolaborasi dalam pemberian obat anti nyeri
(analgesik) dan pemberian obat mual (anti
emetik)
3 3 a. Memberikan perhatian yang lebih pada klien.
b. Tidak membiarkan klien mengisolasi diri
c. Bantu klien untuk mengekspresikan pikiran
d. Bantu klien dalam mengurangi ansietas yang
ada.
4 4 a. Memberi info secara lisan pada klien dan
keluarga
b. Berdiskusi dengan klien, menanyakan
pengetahuan klien tentang penyakitnya.
c. Menunjukkan cara yang benar tentang cara
pemberian obat seperti tetes mata / salep mata.
Izinkan klien mengulang tindakan.
d. Mendorong klien merubah pola hidup menjadi
lebih sehat
e. Menekankan periksa rutin
5 5 a. Memberi posisi yang nyaman bagi klien dan
tidak berbahaya.
b. Membatasi aktivitas pada area yang berbahaya
dan area yang silau
c. Mengobservasi tanda dan gejala disorientasi
seperti kebingungan mengenali benda dan
situasi.
d. Meminta keluarga menjauhkan benda-benda
yang berbahaya dari jangkauan klien.
e. Mempertahankan perlindungan mata sesuai
indikasi dengan memakai kacamata katarak
f. Meningkatkan orientasi lingkungan bagi klien.
EVALUASI

No Jam/tanggal Diagnosa Evaluasi

1 1 S = Klien mengatakan penglihatannya masih


kurang fokus, susah melihat pada jarak dekat.
O=
- OD : visus 2,5 D, gerakan bola mata tidak
simetris,lapang pandang kabur.
- OS : visus 2,5 D, lapang pandang kabur,
Cover Test bergulir ke temporal, Cover
Uncover Test bergulir ke temporal.
- TD : 120/70 mmHg
- S : 36,8 0C
- N : 84 x/menit
- RR : 20 x/menit
A = Masalah teratasi sebagian
P = Intervensi 3, 4, 5, 7 dilanjutkan
2 2 S = Klien mengatakan masih merasa nyeri
terutama ketika berusaha melihat pada jarak
dekat
O=
- Klien sudah tidak mengedip-kedipkan
matanya setiap berusaha memfokuskan
pandangan.
- TD : 120/70 mmHg
- S : 36,8 0C
- N : 84 x/menit
- RR : 20 x/menit
- Klien sudah lebih tenang
- Klien masih memegangi matanya
A = Masalah teratasi sebagian
P = Intervensi 2, 3, 4 dilanjutkan.
3 3 S = Klien mengatakan malu atas penyakit yang
dideritanya
O=
- Klien sudah mau keluar rumah dan
berinteraksi dengan orang lain.
- Klien tidak menutupi matanya jika bertemu
orang lain.
A = Masalah teratasi sebagian
P = Intervensi 1, 2, 3, 4 dilanjutkan
4 4 S = klien mengatakan tidak mengetahui kelainan
pada matanya dan tidak pernah memeriksakan
matanya.
O=
- Klien tampak tenang dan tidak gelisah
- Klien sudah memakai kacamata.
A = Masalah teratasi sebagian
P = Intervensi 2, 3, 4 dilanjutkan
S = Klien mengatakan penglihatannya masih
kurang fokus, susah melihat pada jarak dekat.
O=
- Klien tampak berhati-hati dalam beraktivitas
- Klien sudah memakai kacamata.
A = Masalah teratasi sebagian
P = Intervensi 1, 2, 3, 4, 5 dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai