OLEH KELOMPOK 4 :
YULIUS SAIRI SARONGALLO (2022082024030)
ANDI IKHMASABANIYAH (2022082024011)
JANETH A. MARIA RUMAROPEN (2022082024046)
1. Definisi Retinoblastoma
• Menurut Wong. 2009, Retinoblastoma merupakan tumor intraokular kongenital ganas yang
muncul dari retina dan paling umum terjadi pada kanak-kanak
• Menurut Mansjoer A. 2005, Retinoblastoma merupakan tumor ganas utama intraokular yang
ditemukan pada anak-anak, terutama pada usia di bawah lima tahun. Tumor berasal dari
jaringan retina embrional
• Dari beberapa pendapat yang telah kami temukan maka dapat dikatakan retinoblastoma adalah
tumor endoocular pada anak yang mengenai sel syaraf embrionik retina yang merupakan
keganasan intraokuler yang paling sering terjadi pada anak
2. Anatomis Fisiologi
1. Leukokoria
2. Penurunan atau menghilangnya pengelihatan dan Strabismus
3. Mata merah
4. Hifema
5. Hipopian
6. Buftalmus
7. Pupil midriasis
8. Propotosis
5. Patofisiologi
Jika letak tumor di macula, dapat terlihat gejala awal strabismus. Massa
tumor yang semakin membesar akan memperlihatkan gejala
leukokoria, tanda-tanda peradangan vitreus yang menyerupai
endoftalmitis. Jika sel-sel tumor terlepas dan masuk ke segmen anterior
mata, akan menyebabkan glaucoma atau tanda peradangan berupa
hipopion atau hifema. Pertumbuhan tumor ini dapat menyebabkan
metastasis dengan invasi tumor melalui; nervus optikus ke otak, sclera
ke jaringan orbita dan sinus paranasal, dan metastasis jauh kesumsum
tulang melalui pembuluh darah. Pada fundus terlihat bercak kuning
mengkilat, dapat menonjol ke badan kaca. Dipermukaan terdapat
neovaskularisasi dan perdarahan. Warna iris tidak normal. Penyebaran
secara limfogen, ke kelenjar limfe preaurikuler dan submandibula serta
secara hematogen ke sumsum tulang dan visera , terutati.
Endogen Eksogen
( kesalahan replikasi gerakan atau ( lingkungan berpolusi, bahan
perbaikan ) kimia, sinar UV )
Endofitik Exofitik
MK : Resiko Tinggi
MK : Nyeri Akut
Penurunan Infeksi
MK : Risiko
cedera lapang pandang
Gangguan persepsi
sensori visual
MK : Gangguan
persepsi sensori
6. Pathway
penglihatan
Pemeriksaan Fisik Umum
Pemeriksaan Pupil
• Identitas Pasien : Nama, usia : sering terjadi pada anak-anak dibawah 2 tahun, jenis kelamin,
alamat, tanggal masuk Rumah Sakit, tanggal pengkajian, No. Register, dan diganosa medis
• Identitas Penanggung Jawab : Nama ayah atau ibu, usia, pendidikan, pekerjaan / sumber
penghasilan, agama dan alamat
• Keluhan Utama : Keluhan yang dirasakan saat ini juga alasan kenapa masuk Rumah Sakit
• Riwayat Penyakit Sekarang : Gejala awal yang muncul pada anak, Bisa merupa bintik putih
pada mata tepatnya pada retina, terjadi pembesaran, mata merah dan besar
• Riwayat Penyakit Dulu : Ada anggota keluarga yang pernah menderita penyakit yang sama
atau tidak
Biopsikososial spiritual
Gejala : Cengeng, Perasaan tidak percaya diri ,berbeda dengan teman
sebayanya.
Tanda : murung, ansietas, takut, marah, mudah tersinggung
B. Diagnosa Keperawatan
sensori penglihatan b/d selama 3 x 24 jam maka status neurologis 1. Periksa status mental,status sensori,dan tingkat
gangguan penerimaan membaik dengan Kriteria Hasil : kenyamanan ( mis.nyeri,kelelahan)
Edukasi :
1. Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
2. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
PENUTUP
Kesimpulan
Retinoblastoma adalah suatu neoplasma yang berasal dari neuroretina (sel kerucut sel
batang) atau sel glia yang bersifat ganas. Merupakan tumor ganas intraokuler yang
ditemukan pada anak-anak, terutama pada usia dibawah lima tahun. Pasien dengan
retinoblastoma harus diberikan perawatan secara intensif dan perlunya pengetahuan dari
pihak keluarga agar penyakit tersebut tidak mengalami komplikasi. Dan kita sebagai
perawat harus mampu memberikan edukasi tentang gejala dini retinoblastoma agar dapat
segera diobati
Saran
sangat penting untuk menangani kelainan ini secara tepat untuk mendapat prognosis yang
baik. Agar pengetahuan tentang “Askep pada pasien anak dengan Retinoblastoma” dapat
di pahami dan dimengerti oleh para pembaca” dapat menambah pengetahuan dan
wawasan dalam ilmu medis. Karena dengan bertambahnya pengetahuan dan wawasan
tersebut maka kita akan termotivasi lagi untuk belajar menjadi orang yang lebih baik
dalam hal ilmu pengetahuan.