Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK 8

1. DESRI HELMI
2. FEBRI SUSANTI
3. IQBAL MAULANA
Apa itu retinoblastoma?

Retinoblastoma adalah salah satu penyakit kanker


primer pada mata yang paling sering dijumpai pada bayi
dan anak. Penyakit ini tidak hanya dapat mengakibatkan
kebutaan, melainkan juga kematian. Di Negara
berkembang, upaya pencegahan dan deteksi dini belum
banyak dilakukan oleh para orang tua. Salah satu
sebabnya adalah pengetahuan yang masih minim
mengenai penyakit kanker tersebut
Etiologi
1. Secara pasti belum diketahui
2. Faktor herediter, dihubungkan dengan penyimpangan
kromosom
3. Mutasi sel germinal yang bersifat dominan autosom, dapat
juga terjadi mutasi sporadik. Bisa juga terjadi mutasi sel
somatis atau autosomal resesif dan kejadian ini biasanya
unilateral. Penanda genetik yang bisa dipakai antara lain
enzim esterase-D, LDH (laktat dehidrogenase). LDH ini
ditemukan dalam humor aqueus karena nekrosis dari sel-sel
tumor.
4. Riwayat keluarga yang menderita kanker apapun, misalnya
: ca cervix/mammae, ca paru. Sifat sel tumor pleotropik, jadi
punya kecenderungan untuk mutasi kebentuk apapun
Tanda dan gejala
1. Tumor intraokuler tergantung ukuran dan posisi
2. Refleks mata boneka “cat eye reflex” atau
leukokoria, pupil keputihan
3. Strabismus
4. Radang orbital
5. Hyphedema
6. Pandangan hilang unilateral tidak dikeluhkan
anak
7. Sakit kepala
Patofisiologi
Retinoblastoma adalah tumor neuroblastik yang ganas
pada lapisan nucleus retina
Tumor tersebut muncul dalam lapisan internal nucleus
retina dan tumbuh kedalam kapasitas vitreus (type
endophytic).
Type exophytic muncul dalam lapisan eksternal nucleus
dan tumbuh kedalam rongga subretina, dengan
detachment retina. Sering kali tumbuh secara kombinasi
endophytic dan exophytic
Keberadaan tumor dapat terjadi dalam koroid, sclera san
saraf optic. Penyebaran tumor secara hematogen: bone
marrow, skeletal, nodus limphe dan hati
1.6 Pathway
Faktor lingkungan
Faktor keturunan (virus, zat kimia,
radiasi)

Mutasi gen RBI di


kromosom 13q14

Gen RBI inactive

Protein RBI (P-RB)


tidak di produksi

Pertumbuhan sel daerah


retina tidak terkontrol

RETINOBLASTOMA

Metastasis dan Dekstuksi saraf Massa tumor Tumor menempati


perkembangan memenuhi vitrous macula
penyakit, status klinis body

Gangguan pergerakan
Gangguan MK : Peningkatan tekanan
MK : bola mata
hantaran Gangguan intraokular
Kurang
impuls rasa
pengeta
nyaman Terjadi glaucoma Strabismus
huan
nyeri

Penurunan lapang
pandang

Penurunan fungsi
penglihatan
MK : Ansietas
MK : Resiko MK : Gangguan
tinggi cedera persepsi sensorik
penglihatan
Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan fisik : opthalmoscopy bilateral, foto fundus
dimana terdapat gambaran kalsifikasinberupa warna putih
dan ablasi retina.
2. CT scan digunakan untuk melihar perluasan tumor
ketulang.
3. MRI dapat digunakan untuk melihat perluasan tumor ke
nervus optikus.
4. Pemeriksaan laboratorium meliputi enzim LDH dan
esterase-D
5. Sensitivitas USG mencapai 97 % dan dapat membedakan
retinoblastoma dengan retinoprematuritas.
6. Aspirasi bone marrow
Komplikasi
• Ablasio Retina
• Glukoma
KASUS
Klien masuk Rumah Sakit tanggal 2 mei 2013 pukul 10.30 WIB, RM: 01153367, ruang Melati
II dengan diagnosa masuk Retinoblastoma. Pengkajian dilakukan pada tanggal 2 Mei 2013
pukul 10.35 WIB. Informasi didapatkan dari data rekam medis dan wawancara dengan ibu
klien. Identitas Pasien, nama An. Z, lahir di Sragen pada tanggal 2 Maret 2009, umur 4
tahun, 2 bulan, jenis kelamin perempuan, agama Islam, pendidikan TK A, alamat Patihan
Tanon Sragen. Identitas orangtua, ayah Tn. N, usia 41 tahun, pendidikan SMP, pekerjaan
pedagang, agama Islam, alamat Patihan Tanon Sragen. Ibu, nama Ny. S, usia 40 tahun,
pendidikan SD, pekerjaan ibu rumah tangga, agama Islam, alamat Patihan Tanon Sragen.
Pembahasan Pengkajian dilakukan pada tanggal 2 Mei 2013 pukul 10.35 WIB di ruang
Melati II RSUD Moewardi. Dari hasil pengkajian diperoleh data sebagai berikut: dari
pemeriksaan fisik yang dilakukan diperoleh data sebagai berikut: keadaan umum pasien
lemah dan kurus, kesadaran compos mentis. Tanda-tanda vital didapatkan hasil suhu 37˚C,
nadi 94 kali/menit, respirasi: 28 kali/menit, tekanan darah 100/70 mmHg. Pengukuran
antopometri, tinggi badan 92 cm, berat badan 11 kg, lingkar lengan atas 14 cm, lingkar
kepala 44 cm, lingkar dada 47 cm. Sedangkan, dari pemeriksaan head to toe, diperoleh data
rambut pendek, lurus, jarang (seperti rambut jagung). Mata kanan, penglihatan kabur,
konjungtiva ananemis, sclera anikterik, simetris. Mata kiri, bola mata sudah diambil,
terdapat tumor. Hidung, fungsi penciuman baik, simetris. Telinga simetris, serumen dalam
batas normal. Mulut, mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis. Leher, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid. Paru-paru, inspeksi: pengembangan dada kanan-kiri simetris,
palpasi: fremitus kanan sama dengan kiri, perkusi: sonor, auskultasi: tidak ada suara ronkhi
maupun wezhing. Jantung, inspeksi: IC tampak, palpasi: IC kuat angkat, perkusi: batas
jantung tidak melebar, auskultasi bunyi jantung satu dan dua sama. Abdomen, inspeksi:
tidak ada lesi, auskultasi: bising usus 29 kali/menit, palpasi: tidak ada masa, tidak ada nyeri
tekan, hepar tidak teraba, perkusi: timpani. Ekstremitas atas: tangan kiri terpasang infuse RL
(mikro, 16 tpm), gerak tangan kanan-kiri aktif, akral hangat. Ekstremitas bawah: gerak kaki
kanan-kiri aktif.

Anda mungkin juga menyukai