Anda di halaman 1dari 34

PENGLIHAT

AN KABUR
KELOMPOK 3

dr. Janry Sinaga


INTRODUCTION
KETUA : CHARLY
SITUMORANG (20000063)
SEKRE : SARAH SAMOSIR
(20000013)
ANGGOTA :
• KEVIN HABIB ALHUDA 20000011
• YANCE ROBERTA TOBING 20000027
• YOHVI PARDAMEAN TUA MANIK 20000031
• KARTIKA IVANNA SARUMAHA 20000040
• IRMA YOHANNA MANALU 20000049
• SISKA LIDYA SINAGA 20000057
• THASYA EVALINE DAMANIK 20000075
• CALVIEN DOUGLAS SEMBIRING 20000083

2
01 PEMICU

3
UNFAMILLI
AR TERMS

OPTALMIKUS : STATUS
TENTANG MATA

4
Probelem
defenition

1. Apa yang menyebabkan kedua mata kabur saat melihat jauh?

2. Apa hubungan kebiasaan pasien dengan keluhan yang dialami pasien?

3. Apa hubungan keluhan yang dirasakan pasien dengan orang tua?

4. Apa hubungan penglihatan kabur dengan sakit kepala?

5. Mengapa memicingkan mata membuat objek lebih terlihat jelas?

6. Interpretasi more info?

5
BRAINSTORMIN
2. Ada, dimana adanya paparan
G cahaya biru yang menyebabkan
adanya kelainan media refraksi dan
memaksa otot-otot dan saraf mata
untuk bekerja

1. Cahaya tidak tepat masuk


diretina dan ada kelainan media
refraksi

3. Hubungannya adalah faktor genetik


bola mata secara struktur anatomi

6
BRAINSTORMIN 5. Karena dengan memicingkan
G lebih membuat pandangan fokus
dan pupil mengecil jadi
pembiasan cahaya lebih terfokus.

4. Ada hubungannya, dimana


memaksa saraf-saraf dan lensa
untuk berkontraksi terus

6. Visus buruk (6/24) kemudian


diberikan pin hole membaik
(6/6)

7
Analizyng
the problem

Adanya faktor genetik, kebiasaan (memicingkan mata, dan bermain


game)

HIPOTESA :

• MIOPIA
MIND MAP
LEARNING ISSUE
1. DD penglihatan kabur (mendadak dan perlahan)
2. Faktor resiko penglihatan kabur
3. definisi, etiologi dan klasifikasi miopia
4. faktor resiko miopia
5. Patofisiologi miopia
6. Penegakan Diagnosa (sesuai klasifikasi)
7. tatalaksana (penulisan resep kacamata)
8. Komplikasi dan prognosis
9. Prinsip koreksi refraksi
10. Edukasi

1
0
1. DD penglihatan kabur
Berdasarkan kelainan refraksi
Nama Penyakit Myopia Hipermetropia Presbiopia Astigmatisme
kabur melihat dekat tetapi jelas
Defenisi cahaya jatuh melihat jauh gangguan keadaan dimana
berada di depan akomodasi di usia terdapat 2
retina lanjut bayangan cahaya
yang jatuh dimata
sakit kepala frontal-temporal, Tidak bisa membaca dekat
Tnada Gejala melihat rabun jarak mata berair tidak ada
kejauhan tetapi jelas
jarak dekat, nyeri
bayangan focus
kepala, mata lelah dilihat oleh
penderita
lemah otot akomodasi, kekenyalan
Etiologi : jarak antara bola jarak lensa berkurang kelainan
mata anteroposterior kelengkungan
anteroposterior bola mata kornea
yang panjang, pendek,
pembiasan media bertambahnya
refraksi terlalu kelenkungan
kuat kornea dan/atau
lensa
Gambar
Penurunan visus perlahan
Penyakit Neuritic opticus Ablasi retina Koroiditis

Defenisi peradangan pada keadaan terpisahnya peradangan pada


saraf optikus sel kerucut dan batang lapisan koroid
retina dari sel epitel
pigmen retina

Etiologi idiopatik, virus Trauma, operasi mata,, miopi : Toxocariasis,


berat
sitomegalovirus,
toxoplasma, trauma,
herpes virus
Tanda dan gejala kehilangan penglihatan turun, penglihatan kabur,
penglihatan mendadak mata sakit, pupil fotofobia, mata merah
di unilateral tetapi terdapat defek jarang,
terdapat perbaikan,
sakit
Diagnosa funduskopi funduskopi didapati funduskopi
pembuluh darah pucat
dan robekan retina
Penurunan Visus Perlahan
Nama Penyakit Katarak Glaukoma
Defenisi kekeruhan lensa yang kelaianan terjadinya
membuat buramnya peningkatan tekanan
penglihatan intraokular
Etiologi denaturasi protein lensa Bertambahnya produksi humor
aquosus atau tidak
berkurangnya humor aquosus
yang ada di COA dan COP
Tanda dan gejala penglihatam berasap dan penglihatan kabur, pupil warna hijau
keabu abuan
penurunan penglihatan

Diagnosa slit lamp, funduskopi lapang pandang, funduskopi


2. Faktor resiko
penglihatan kabur

• FAKTOR GENETIK

Faktor genetik dapat menurunkan sifat kelainan refraksi ke keturunannya


baik secara autosomal dominan maupun autosomal resesif.

• FAKTOR USIA
School myopia adalah istilah yang digunakan terhadap miopia yang muncul
dan berkembang pada anak-anak usia sekolah, umur 8-14 tahun, yang
disebabkan oleh pertumbuhan sumbu bola mata, dan menetap sampai umur
15-17 tahun.

• LAMANYA BERMAIN GADGET


Penggunaan komputer, laptop dan HP yang terlalu lama menyebabkan otot
siliaris akan mempengaruhi lensa mata menjadi cembung sehingga mata
menjadi tidak peka terhadap benda jauh. Membaca teks dengan tulisan yang
kecil pada HP menyebabkan ketegangan mata, penglihatan kabur, pusing
dan mata kering.
• INTENSITAS CAHAYA
Intensitas yang baik sangat mempengaruhi mata, jika cahaya yang kurang
menyebabkan otot mata harus berkontraksi semaksimum mungkin untuk
melihat objek, jika keadaan seperti ini berlangsung terus menerus dapat
menyebabkan kerusakan pada mata.
3. Definisi, etiologi
dan klasifikasi
miopia

Definisi miopia

Miopia atau rabun jauh adalah jenis kesalahan dimana sinar cahaya paralel
datang dari tak terhingga dan difokuskan didepan retina ketika akomodasi
sedang istirahat atau relaksasi

Pembagian miopia berdasarkan etiologi :


1. Miopia aksial
2. Miopia kurvatur
3. Miopia posisional
4. Miopia indeks
5. Miopia terkait akomodasi berlebih

Berdasarkan derajat :
Miopia ringan
Miopia sedang
Miopia berat
Berdasarkan pembagian klinik :

Myopia congenital
Myopia simplex
Myopia patologis

Berdasarkan perjalanan penyakit


Miopia stasioner
Miopia progresif
Miopia maligna
ETIOLOGI

Untuk etiologi dari miopia sendiri masih menjadi perdebatan dikalangan ahli
mata.

• Teori Steiger atau teori herediter


• Teori Sato atau teori lentikular atau teori refraktif
Akomodasi ini terjadi karena penglihatan jarak dekat. Bekerja dalam jarak
dekat tidak mempengaruhi kornea dan sumbu bola mata tetapi
meningkatkan kekuatan refraksi lensa (Basri, 2014). Beberapa penelitian
menyebutkan bahwa anak yang membaca atau bekerja dengan jarak dekat
dalam waktu lama akan menyebabkan miopia. Kelainan refraksi dan
panjang sumbu mata diperkirakan lebih berhubungan erat dengan orang
tua yang juga memiliki kelainan refraksi dibandingkan dengan kebiasaan
bekerja dalam jarak dekat (Basri, 2014)
4. Faktor resiko
miopia
RAS/ ETNIS

FAKTOR KETURUNAN
● Aktivitas jarak pandang dekat

● Membaca buku

● Penggunaan komputer dan tablet


● Menonton televise

● Kurangnya aktivitas luar ruangan


Lifestyle 5. PATOFISIOLOGI MIOPIA
(sering bermain Faktor Genetik
HP)

Otot mata akomodasi


maksimal

Gangguan
refraksi

Bayangan jatuh
tidak tepat di
retina

Indeks bias ↑
MIOPIA
Bayangan jatuh Kabur melihat Mengernyitka
Sumbu mata lebih didepan retina jauh n mata
panjang

Mata lelah

Pusing
6. PENEGAKAN DIAGNOSA MIOPIA
Anamnesis
- Data diri pasien
- Riwayat penggunaan obat sebelumnya
- Riwayat mulai terjadinya keluhan
- Riwayat penyakit dahulu pasien
- Tanda dan gejala yang dialami :
- Riwayat penyakit keluarga
 Penglihatan jauh yang kabur - Kebiasaan
 Sakit kepala
 Sering disertai dengan juling dan celah
kelopak yang sempit
 menyipitkan mata untuk dapat melihat
dengan baik, terutama benda berjarak
jauh
Pemeriksaan

Tajam Penglihatan Retinoskopi USG


7. TATALAKSANA
( PENULISAN RESEP KACAMATA)

Tatalaksana Miopia

 Non-Bedah
● Pemberian lensa spheris konkaf (-)
● Pemakaian lensa kontak

 Bedah
● Radial Keratotomy
● Photorefractive Keratectomy
● Laser Assistet In-situ Keratomeuleosis (LASIK)
8. KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS
KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS MIOPIA

KOMPLIKASI
1. Ablasio Retina
2. Glaukoma
3. Katarak
4. Trombosis dan Perdarahan Koroid

PROGNOSIS
Prognosis dari miopia ini sangat baik tergantung dengan derajat miopia, astigmatisma dan
daya akomodasi pasien, dan dengan kemungkinan pasien dapar melihat dengan jarak yang
dekat.
Anak-anak yang mengidap miopia harus diperiksa secara berkala. Biasanya akan diperiksa
setidaknya 6 bulan sekali dan orang dewasa setidaknya 2 tahun sekali.
9. PRINSIP KOREKSI
REFRAKSI

2
7
9. PRINSIP KOREKSI
REFRAKSI

MIOPIA

• Miopia kurang dari 2-3 dioptri pada bayi dan balita umumnya tidak perlu
dikoreksi, karena umumnya akan hilang sendiri setelah usia 2 tahun dan
berinteraksi dengan obyek yang dekat.
• Miopia 1-1,5 dioptri pada anak usia prasekolah sebaiknya dikoreksi. Namun
apabila tidak, pasien harus diobservasi dalam 6 bulan.
• Untuk anak usia sekolah, miopia kurang dari 1 dioptri tidak perlu dikoreksi
dan perlu diobservasi dalam 6 bulan.
• Untuk dewasa, koreksi diberikan atas kebutuhan pasien.

2
8
HIPERMETROPIA

• Anak usia di bawah 6 tahun, koreksi hanya diperlukan apabila


hipermetropianya cukup besar atau didapatkan strabismus. Untuk anak yang
diberikan resep kacamata disarankan diperiksa kembali setiap 3 bulan untuk
mengevaluasi tajam penglihatan dan kepatuhannya memakai kacamata.

• Anak di atas 6 tahun, perlu dipertimbangkan kebutuhan penglihatannya


karena aktivitas lebih banyak. Kacamata plus membuat penglihatan jauh
menjadi kabur, sehingga lebih suka menggunakan kacamata untuk aktivitas
penglihatan dekat. Jika dengan hasil refraksi siklopegik terdapat keluhan
kabur untuk penglihatan jauh, maka diberikan koreksi full tanpa siklopegik.
Dan jika didapatkan esophoria, esotrophia atau hipermetropia laten
ditambahkan lensa addisi untuk penglihatan dekat.

2
9
ASTIGMATISMA

• Koreksi astigmatisma dapat dilakukan dengan pemberian kacamata, lensa


kontak atau bedah refraktif. Pemberian kacamata untuk astigmatisma reguler
diberikan koreksi sesuai kelainan yang didapat yaitu silinder negatif atau
positif dengan atau tanpa kombinasi lensa sferis. Sedangkan astigmatisma
reguler, jika ringan diberikan lensa kontak keras dan untuk yang berat dapat
dilakukan keratoplasti.5

3
0
10. EDUKASI

1. Menggunakan lensa optik.


2. Melakukan rule of twenty
3. Mengatur posisi yang baik dan benar saat melakukan aktivitas melihat jarak dekat,
4. Menggunakan penerangan yang cukup

3
1
KESIMPULAN

3
2
SUMBER :

3
3
THANKS
KELOMPOK 3

3
4

Anda mungkin juga menyukai