Anda di halaman 1dari 14

MIOPIA

MYOPIA

Chairul Latief
1
Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAK
Miopia menduduki peringkat pertama sebagai kelainan refraksi yang paling banyak diderita
oleh penduduk dunia, perkembangannya cepat pada anak-anak. Anak-anak yang lebih muda memiliki
perkembangan miopia yang lebih besar, dan usia yang lebih muda merupakan faktor risiko yang
signifikan untuk miopia yang tinggi di masa depan. Berbagai faktor telah diketahui dapat mempengaruhi
kejadian miopia, adanya dorongan multifaktorial seperti jenis kelamin, aktivitas dekat dengan atau tanpa
layar, aktivitas di luar ruangan, riwayat keluarga miopia dan lingkungan dapat menyebabkan terjadinya
miopia. Disamping itu seiring dengan kemajuan teknologi dan telekomunikasi secara langsung maupun
tidak langsung akan meningkatkan aktivitas melihat dekat, terutama pada anak-anak di daerah perkotaan
yang mau tidak mau akan bersinggungan dengan keadaan tersebut. Hal ini sangat kontras dengan
keadaan anak usia sekolah di pedesaan. Di pedesaan kemajuan teknologi belum sederas seperti di
daerah perkotaan.
Kata Kunci: Miopia.
ABSTRACT
Myopia ranks first as a refractive disorder that is most prevalent in the world's population
especially in children. Younger children have a greater development of myopia hence it is a significant
risk factor for high myopia incidence in the future. Various factors have been known to affect the
incidence of myopia which are the presence of multifactorial impulses such as sex, near works, outdoor
activities, family story with myopia and the environment. Besides that, along with advances in technology
and telecommunications, directly or indirectly, it will increase the activity of close viewing, especially in
children in urban areas who inevitably will come into contact with these conditions. Moreover, the
technology in urban areas are more advanced than in rural areas. Objective. To find out the factors that
influence the incidence of myopia in middle school students in urban and rural areas based on
predetermined risk factors.

Keywords:A Myopia.

1
PENDAHULUAN Miopia rendah : s/d 2 Dioptri(D)

Salah satu kelainan refraksi yang sudah Miopia sedang : > 2 D - 6 D

dikenal saat ini adalah miopia, dimana pada


Miopia tinggi : > 6 D
waktu otot Miopia patologi sampai saat ini
David A. Goss mengklasifikasikan
masih belum siliaris relaksasi (tidak
myopia menjadi: miopia simpel,
berakomodasi), cahaya dari obyek jauh
pseudomiopia, myopia nocturnal, miopia
difokuskan di depan retina.
didapat atau sekunder, miopia patologi atau
Secara harfiah miopia berarti menutup
degenerative.
mata. patologi terutama di segmen posterior
ANATOMI MATA
Istilah ini mungkin berawal dari perlunya

penderita miopia menyipitkan atau menutup

matanya sebagian untuk memperjelas obyek

yang dilihat pada jarak jauh. Hal ini terlihat

pada penderita miopia yang adalah suatu

bentuk miopia yang meningkat cepat

koreksinya tidak sempurna atau tidak Gambar.1 Anatomi mata

dikoreksi sama sekali.


Mata mempunyai 3 lapisan dinding yaitu
Steven M. Podos dalam bukunya “Optics sklera, koroid, dan retina. Sklera berfungsi
and Refractions” mengelompokkan miopia untuk melindung bola mata dari gangguan.
berdasarkan besar derajat miopia : Koroid adalah lapisan berpigmen, berwarna

coklat kehitaman berisi banyak pembuluh

2
darah yang berfungsi untuk memberikan mengumpulkan informasi yang ditangkap

nutrisi dan oksigen untuk retina. Sedangkan mata, kemudian mengirimkan sinyal

retina merupakan bagian yang sangat peka informasi tersebut ke otak melalui saraf

terhadap sinar, dan mempunyai sel-sel saraf optik. Semua bagian tersebut harus bekerja

yang berhubungan langsung dengan otak. simultan untuk dapat melihat suatu objek.

Secara anatomis, bagian mata yang Akomodasi adalah kemampuan mata untuk

memegang peranan penting dalam pembiasan mengubah daya bias lensa dengan kontraksi

sinar yang masuk mata adalah kornea, siliar yang menyebabkan penambahan tebal

aqueous humor, lensa, dan corpus vitreous. dan kecembungan lensa sehingga bayangan

pada jarak yang berbeda-beda akan terfokus


FISIOLOGI PENGLIHATAN MATA
di retina.
Susunan pembiasan oleh media

penglihatan dan panjang bola mata pada DEFINISI

orang dengan penglihatan normal cenderung Miopia adalah kelainan refraksi mata, di

seimbang sehingga bayangan benda setelah mana mata mempunyai kekuatan pembiasan

melalui media penglihatan dibiaskan tepat di berlebihan sehingga sinar sejajar yang datang

daerah makula lutea. Mata normal disebut dari jarak tak terhingga difokuskan di depan

sebagai mata emetropia di mana bayangan retina oleh mata dalam keadaan tanpa

benda akan di tempatkan tepat di retina pada akomodasi.

saat mata dalam keadaan tidak melakukan


Kelainan refraksi mata adalah suatu
akomodasi atau beristirahat.
keadaan di mana bayangan tegas tidak

Cahaya yang melewati kornea akan terbentuk tepat pada retina tetapi terbentuk di

diteruskan melalui pupil, kemudian bagian depan atau belakang bintik kuning

difokuskan oleh lensa ke bagian belakang dan tidak terletak pada satu titik yang tajam.

mata, yaitu retina. Fotoreseptor pada retina Bentuk kelainan refraksi lain yang dikenal

3
selain miopia yaitu hipermetropia dan teratur dan cukup agar tidak

astigmatisma. terus berkontraksi secara

monoton.
ETIOLOGI

Miopia disebabkan karena terlalu • Kebisaan buruk yang dapat

kuatnya pembiasan sinar di dalam mata mengganggu kesehatan mata kita

untuk panjangnya bola mata akibat dari : seperti membaca sambil tidur-

Beberapa hal yang bisa menyebabkan mata tiduran, membaca di tempat yang

minus: gelap, membaca di bawah

matahari langsung yang silau,


• Jarak yang terlalu dekat pada
menatap sumber terang
waktu membaca buku, menonton
langsung, dan lain sebagainya.
televisi, bermain video games,

bermain komputer, bermain • Terlalu lama mata berada di

telepon selular/ponsel, dan balik media transparan yang

sebagainya. Mata yang tidak cocok dengan mata dapat

dipaksakan dapat merusak mata mengganggu kesehatan mata

itu sendiri. seperti terlalu lama memakai

helm, terlalu lama memakai


• Genetik atau keturunan.
kacamata/lensa kontak yang

• Terlalu lama beraktivitas pada tidak sesuai dengan mata normal

jarak pandang yang sama seperti kita, dan sebagainya.

bekerja di depan komputer, di


• Kekurangan gizi yang
depan layar monitor, di depan
dibutuhkan mata juga bisa
berkas, dan lain-lain. Mata
memperlemah mata sehingga
membutuhkan istirahat yang
kurang mampu bekerja keras dan

4
mudah untuk terkena rabun jika sumbu bola mata sebagai akibat dari kelainan

mata bekerja terlalu dipaksakan. pertumbuhan retina (overgrowth) sedangkan

Vitamin A, betakaroten, alpukat teori yang kedua adalah teori mekanik yang

merupakan beberapa makanan mengemukakan adanya penekanan (stres)

yang baik untuk kesehatan mata. sklera sebagai penyebab pemanjangan

tersebut.
FAKTOR RESIKO

American Optometric Association Salah satu mekanisme pemanjangan

(AOA) mengemukakan bahwa ada beberapa sumbu bola mata yang diajukan pada teori

faktor risiko terjadinya miopia, antara lain : mekanik adalah penekanan bola mata oleh

riwayat keluarga (faktor herediter atau muskulus rektus medial dan obliq superior.

keturunan), aktivitas melihat dekat (faktor Seperti diketahui, penderita miopia selalu

lingkungan dan kebiasaan), penurunan fungsi menggunakan konvergensi berlebihan. Von

akomodasi, kelengkungan kornea dan Graefe mengatakan bahwa otot ekstraokular

panjang aksis bola mata (faktor mata atau terutama rektus medial bersifat miopiagenik

pertumbuhan anatomi mata). karena kompresinya terhadap bola mata pada

saat konvergensi. Jakson menganggap bahwa


PATOFISIOLOGI
konvergensi merupakan faktor etiologik yang
Penelitian-penelitian terdahulu
penting dalam perkembangan miopia.
mengemukakan bahwa miopia disebabkan
Dikemukakan juga bahwa muskulus oblik
oleh pemanjangan sumbu bola mata, namun
superior juga menekan bola mata pada waktu
penyebab yang mendasarinya masih belum
melihat atau bekerja terlalu lama.
jelas sepenuhnya. Terdapat dua teori utama
Konvergensi berlebihan disebabkan oleh
tentang terjadinya pemanjangan sumbu bola
karena penderita miopia memiliki jarak pupil
mata pada miopia. Yang pertama adalah teori
yang lebar. Di samping lebar, orbita juga
biologik, menganggap bahwa pemanjangan

5
lebih rendah sehingga porsi muskulus oblik merasa buram jika melihat jarak jauh.

superior yang menekan bola mata lebih Keluhan sakit kepala sering disertai dengan

besar. Jadi di sini ada pengaruh dari anatomi juling dan celah kelopak mata sempit. Pasien

mata terhadap terjadinya miopia. Kebenaran myopia mempunyai kebiasaan memicingkan

akan hal ini telah dikonfirmasi oleh beberapa mata untuk mendapatkan efek pinhole supaya

ahli lain. pengelihatan tidak buram. Mata myopia

mempunyai punctum remotum yang dekat


Possey dan Vandergift mengemukakan
sehingga mata selalu konvergensi dan
bahwa anatomi merupakan faktor yang
menimbulkan keluhan astenopia
terpenting dalam terjadinya miopia. Fox
konvergensi. Jika keadaan mata ini menetap
mengidentifikasikan orbita bagian dalam
dapat menyebabkan juling / esoptropia.
akan lebih memungkinkan untuk terjadinya

pemanjangan sumbu bola mata. Pemeriksaan Penunjang

1. Funduskopi
DIAGNOSIS

Gejala Klinik Gambaran yang ditemukan pada segmen

Gejala umum dari penderita myopia: posterior berupa kelainan-kelainan pada :

• Kabur bila melihat jauh • Badan kaca : dapat ditemukan

kekeruhan berupa pendarahan atau


• Membaca atau melihat benda kecil
degenerasi yang terlihat sebagai
harus dari jarak dekat
floaters, Miopik kresen merupakan

• Cepat lelah bila membaca ( karena gambaran bulan sabit pada posterior

konvergensi yang tidak sesuai fundus mata miopi. peripapil, kresen

dengan akomodasi ) miopia, papil terlihat lebih pucat

yang meluas terutama ke bagian


Pasien myopia akan merasa jelas jika
temporal. Kresen miopia dapat ke
melihat dengan dekat, sedangkan akan

6
seluruh lingkaran papil sehingga
2. Pemeriksaan Visus satu mata
seluruh papil dikelilingi oleh daerah

koroid yang atrofi dan pigmentasi Pada pemeriksaan opthalmologis

yang tidak teratur dilakukan pemeriksaan refraksi yang dapat

dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara


• Papil saraf optik : terlihat pigmentasi
subjektif dan cara objektif. Cara subjektif
peripapil, kresen miopia, papil
dilakukan dengan penggunaan grafik dari
terlihat lebih pucat yang meluas
snellen dan trial lenses; dan cara objektif
terutama ke bagian temporal. Kresen
dengan oftalmoskopi direk dan pemeriksaan
miopia dapat ke seluruh lingkaran
retinoskopi. Pemeriksaan dengan optotipe
papil sehingga seluruh papil
Snellen dilakukan dengan jarak pemeriksa
dikelilingi oleh daerah koroid yang
dan penderita sebesar 5-6 m, sesuai dengan
atrofi dan pigmentasi yang tidak
jarak tak terhingga, dan pemeriksaan ini
teratur
harus dilakukan dengan tenang, baik

• Makula : berupa pigmentasi di pemeriksa maupun penderita.

daerah retina, kadang-kadang Pada pemeriksaan tajam pengelihatan

ditemukan perdarahan subretina pada dilakukan tanpa kaca mata dan dilakukan

daerah makula. satu persatu pada mata. Pemeriksaan ini

menggunakan Snellen chat yang diletakan 6


• Retina bagian perifer : berupa
m di depan pemeriksa karena pada jarak ini
degenersi retina bagian perifer
mata dalam keadaan istirahat dan tidak
• Seluruh lapisan fundus yang tersebar
berakomodasi. Dengan kartu Snellen ini
luas berupa penipisan koroid dan
ditentukan tajam pengelihatan dengan cara:
retina. Akibat penipisan ini maka
• Jika ketajaman pengelihatan 6/6
bayangan koroid tampak lebih jelas
maka dia dapat melihat pada jarak 6
dan disebut sebagai fundus tigroid.

7
meter yang oleh orang normal juga orang normal dapat dilihat pada jarak

dapat dilihat 300 meter. Dan hasil terkecilnya

• Jika pasien hanya dapat membaca 1/300

pada huruf baris yang menunjuk Untuk membedakan kelainan

angka 30 maka tajam pengelihatan pengelihatan ini disebabkan oleh

pasien 6/30 dan juga ketika pasien kelainan refraksi atau karena

hanya dapat melihat pada jarak 50 kelainan media refraksinya dapat

maka hasilnya 6/50. dilakukan uji pinhole setelah di

• Bila tajam pengelihatan pasien 6/60 ujikan Snellen chart. Hal ini sering

berarti pasien hanya dapat melihat disebut koreksi pinhole. Bilamana uji

pada jarak 6 meter yang pada orang pinhole didapatkan hasil lebih baik,

normal dapat dilihat pada jarak 60 maka ada kelainan refraksi yang

meter. masih dapat dikoreksi dengan

• Jika pasien tidak dapat membaca menggunakan kaca mata. Tetapi jika

huruf terbesar dari Snelen chart, hasulnya memburuk maka terdapat

maka dilakukan tes hitung jari yang kelainan.

mana pada orang normal dapat

terlihat pada jarak 60 meter. DIAGNOSIS BANDING

• Bila pasien hanya dapat melihat jari 1. Hipermetropia

pemeriksa pada jarak 3 meter maka


Rabun dekat dimana terjadi
hasilnya 3/60 pada pengujian jari
gangguan refraksi mata dimana sinar
tangan ini nilai terkecilnya 1/60
titik fokusnya jatuh di belakang
• Selain menggunakan tes hitung jari,
retina. Hal ini dapat disebabkan
dapat juga digunakan tes
karena kelainan refraksi atau pun
melambaikan tangan yang pada

8
media refraksinya. Dapat dikoreksi miopia tinggi membutuhkan keahlian khusus.

dengan lensa positif / cembung (+). Bingkai kacamata haruslah cocok dengan

2. Presbiopia ukuran mata. Bingkainya juga harus

memiliki ukuran lensa yang kecil untuk


Merupakan gangguan
mengakomodasi resep kacamata yang tinggi.
akomodasi pada usia lanjut karena
pengguanaan indeks material lensa yang
kelemahan otot akomodasi atau
tinggi akan mengurangi ketebalan lensa.
karena tidak kenyalnya lensa karena
Semakin tinggi indeks lensa, semakin tipis
sklerosis.
lensa. Pelapis anti silau pada lensa akan
3. Astigmatisma
meningkatkan pengiriman cahaya melalui
Berkas sinar yang datang
material lensa dengan indeks yang tinggi ini
tidak difokuskan pada satu titik tajam
sehingga membuat resolusi yang lebih tinggi.
retina, tetapi pada banyak titik yang

saling tegak lurus dengan permukaan


Kaca mata berlensa cekung atau negatif
retina. Gejala nya adalah
(-). Kaca mata negatif berfungsi mengubah
pengelihatan kabur, tidak bisa
jarak benda yang jauh (So=∼) sehingga
melihat garis lurus (vertical atau
mendekat tepat pada titik jauh mata/punctum
horizontal).
remotum (Si=-PR), harga negatif ini karena

sifat bayangan maya. Ukuran kaca mata


TATALAKSANA
ditentukan dengan kekuatan ensa engan
• Lensa Kacamata
satuan dioptri.
Penggunaan kacamata untuk pasien
Rumus:
miopia tinggi masih sangat penting.
P = 1/f (jika dalam satuan m) → P = -1/PR
Meskipun banyak pasien miopia tinggi
(dioptri)
menggunakan lensa kontak, kacamata masih

dibutuhkan. Pembuatan kacamata untuk

9
P = 100/f (jika dalam satuan cm) → P = - kelainan refraksi dapat terbebas dari

100/-PR (dioptri) kacamata atau lensa kontak, sehingga secara

• Lensa Kontak permanen menyembuhkan rabun jauh

Merupakan lensa sklera kaca berisi (miopia), rabun dekat (hipermetropia), serta

cairan. Lensa ini tidak dapat dipakai jangka mata silinder (astigmatisme).

panjang karena dapat menyebabkan mata Untuk dapat menjalani prosedur LASIK

kering dan dapat juga terjadi edema kornea. perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu:

Lensa ini bekerja dengan mengubah • Kelainan refraksi:

kelengkungan permukaan anterior mata. - Miopia sampai -1.00 sampai dengan - 13.00

Lensa kontak ada dua macam yaitu dioptri.

lensa kontak lunak (soft lens) serta lensa - Hipermetropia + 1.00 sampai dengan + 4.00

kontak keras (hard lens). Pengelompokan ini dioptri.

didasarkan pada bahan penyusunnya. Lensa - Astigmatisme 1.00 sampai dengan 5.00

kontak lunak disusun oleh hydrogels, HEMA dioptri

(hydroksimethylmetacrylate) dan vinyl • Usia minimal 18 tahun

copolymer sedangkan lensa kontak keras • Tidak sedang hamil atau

disusun dari PMMA menyusui

(polymethylmetacrylate). • Tidak mempunyai riwayat

• LASIK penyakit autoimun

LASIK adalah suatu tindakan koreksi • Mempunyai ukuran

kelainan refraksi mata yang menggunakan kacamata/ lensa kontak yang

teknologi laser dingin (cold/non thermal stabil selama paling tidak 6

laser) dengan cara merubah atau (enam) bulan

mengkoreksi kelengkungan kornea. Setelah • Tidak ada kelainan mata,

dilakukan tindakan LASIK, penderita yaitu infeksi, kelainan retina

10
saraf mata, katarak, kolagen yang seiring pertumbuhan usia akan

glaukoma dan ambliopia mencair secara perlahan-lahan, namun proses

• Telah melepas lensa kontak ini akan meningkat pada penderita miopia

(Soft contact lens) selama 14 tinggi. Hal ini berhubungan dengan

hari atau 2 (dua) minggu dan hilangnya struktur normal kolagen. Pada

30 (tiga puluh) hari untuk tahap awal, penderita akan melihat

lensa kontak (hard contact bayangan-bayangan kecil (floaters). Pada

lens) keadaan lanjut, dapat terjadi kolaps badan

(novelty)/ perbedaan dengan viterus sehingga kehilangan kontak dengan

penelitian sebelumnya, retina. Keadaan ini nantinya akan

manfaat dan tujuan menimbulkan risiko untuk terlepasnya retina

penelitian dan menyebabkan kerusakan retina. Vitreus

detachment pada miopia tinggi terjadi karena

KOMPLIKASI luasnya volume yang harus diisi akibat

Komplikasi yang dapat timbul pada memanjangnya bola mata.

penderita miopia, yaitu: • Glaukoma

• Ablasio retina Risiko terjadinya glaukoma pada mata

Merupakan komplikasi tersering. Biasanya normal adalah 1,2%, pada miopia sedang

didahului dengan timbulnya hole pada daerah 4,2%, dan pada miopia tinggi 4,4%.

perifer retina akibat proses-proses degenerasi Glaukoma pada miopia terjadi dikarenakan

dari daerah ini. stres akomodasi dan konvergensi serta

• Vitreal Liquefaction dan kelainan struktur jaringan ikat penyambung

Detachment pada trabekula.

Badan vitreus yang berada di antara lensa

dan retina mengandung 98% air dan 2% serat

11
• Trombosis dan perdarahan koroid Kontrol harus dilakukan lebih sering apabila

Sering terjadi pada obliterasi dini pembuluh pasien memiliki faktor risiko yang lebih

darah kecil. Biasanya terjadi di daerah besar. Pasien dengan miopia nokturnal harus

sentral, sehingga timbul jaringan parut yang diperiksa 3-4 minggu setelah menerima

mengakibatkan tajam penglihatan. koreksi untuk daya lihat pada malam hari,

• Katarak untuk memeriksa apakah koreksi tersebut

Transparansi lensa berkurang. Dilaporkan telah menghilangkan gejala-gejala sulit

bahwa pada orang dengan miopia, onset melihat saat gelap dan kesulitan berken dara

katarak muncul lebih cepat. pada malam hari.

PROGNOSIS EDUKASI DAN PENCEGAHAN

Prognosis untuk koreksi miopia Pada pasien dengan gangguan refraksi

sederhana sangat baik. Pasien memiliki salah satunya miopia sebaiknya rutin

lapangan pandang yang lebih jauh dengan memeriksakan mata ke dokter setiap 6 bulan

kor eksi. Bergantung dengan derajat miopia, – 1 tahun sekali, terkhususnya pada pasien

astigmatismat, anisometropia, dan daya dengan penggunaan lensa kontak. Bagi

akomodasi pasien, pasien memiliki orangtua yang memiliki anak dengan keluhan

kemungkinan untuk dapat melihat dengan sakit kepala ketika melihat jauh, keluhan

jarak dekat ataupun tidak melalui koreksi penglihatan buram ketika melihat jauh, atau

mata. Anak-anak dengan miopia sederhana terdapat penurunan prestasi dalam kelas perlu

harus diperiksa secara berkala. Anak-anak dilakukan pemeriksaan pada matanya.Selain

dengan derajat perkembangan miopia yang itu, sebaiknya pasien yang sudah diberikan

tinggi harus diperiksa 6 bulan sekali. Orang kacamata menggunakannya dengan rutin.

dewasa yang memiliki miopia harus Dan bagi pasien dengan lensa kontak harus

diperiksa setidaknya setiap 2 tahun sekali. menjaga kebersihan lensa kontak dan melihat

12
masa kadaluarsa lensa kontak untuk 5. New research has shown that
myopia (being short-sighted)
menghindari komplikasi seperti keratitis.
currently affects twice as many
Rabun jauh tidak bisa dicegah children in the UK than 50 years ago.
http://www.rnib.org.uk/insight-
sepenuhnya. Meski demikian, ada beberapa
online/myopia-children-doubles
langkah sederhana yang dapat dilakukan (Diakses pada : 22/3/2016 ; 7.40 PM)
untuk menjaga kesehatan mata dengan 6. http://www.rnib.org.uk/eye-health-
eye-conditions-z-eye-
Perbanyak konsumsi buah-buahan dan
conditions/myopia-and-high-degree-
sayuran, khususnya yang kaya vitamin A dan myopia (Diakses pada : 22/3/2016 ;
vitamin D. 7.40)
7. Ilyas HS, Yulianti SR. Ilmu penyakit
DAFTAR PUSTAKA mata. Ed 5. Jakarta: Badan Penerbit

1. Ilyas HS, Yulianti SR. Ilmu penyakit Buku Fakultas Kedokteran

mata. Ed 5. Jakarta: Badan Penerbit Universitas Indonesia; 2015; h. 77 –

Buku Fakultas Kedokteran 8

Universitas Indonesia; 2015; h. 1 – 8. Sowka JW, Gurwood AS, Kabat AG.

11. Handbooks of Ocular Disease

2. Ilyas HS, Yulianti SR. Ilmu penyakit Management. New York: Johson

mata. Ed 5. Jakarta: Badan Penerbit Publishing LLC, 2001.

Buku Fakultas Kedokteran 9. Ilyas HS, Yulianti SR. Ilmu penyakit

Universitas Indonesia; 2015; h.73 – 5 mata. Ed 5. Jakarta: Badan Penerbit

3. Eva PR. Optic & refraksi. Dalam: Buku Fakultas Kedokteran

eva PR, Whitcher JP. Vaughan & Universitas Indonesia; 2015; h. 64 -

Asbury: oftalmologi umum. Ed 17. 8

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran 10. Hartono, Yudono RH, Utomo PT,

EGC; 2015; h. 391 – 6. Hernowo AS. Refraksi dalam:

4. Ilyas HS, Yulianti SR. Ilmu penyakit Suhardjo, Hartono. Ilmu penyakit

mata. Ed 5. Jakarta: Badan Penerbit mata. Yogyakarta: Bagian Ilmu

Buku Fakultas Kedokteran Penyakit Mata FK UGM; 2007; h.

Universitas Indonesia; 2015; h.76 – 185-7

7.

13
14

Anda mungkin juga menyukai