G1P0A0 dengan
Abortus Imminent
Chairul Latief – J510215317
Annisa K Husna – J510215343
Pembimbing :
Dr. Aries Hartoto, Sp.OG
01
Laporan
Kasus
Anamnesis
IDENTITAS PASIEN RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Nama Ny. E Keluhan utama Keluar darah dari jalan
Usia 28 tahun lahir
Pendidikan S1 Lokasi jalan lahir
Pekerjaan Wiraswasta
Onset Mendadak
Agama Islam
Kualitas Terus menerus
Suku Jawa
Alamat Karanganyar Penyerta nyeri perut bagian
bawah seperti haid
Pasien datang dengan keluhan pendarahan dari jalan RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
lahir H-1 SMRS sekitar jam 1-3 pagi, konsistensi
cair, warna seperti darah haid, merah tua, tidak HT, DM disangkal
Inspeksi Vulva
Mercury
Pemeriksaan Penunjang
INDIKATOR NILAI NILAI RUJUKAN
Leukosit 11.06 4.4 – 11.3
Eritrosit 4.55 4.1 – 5.1
Hemoglobin 13.5 12.5 – 15.3
Hematokrit 40.2 35.0 – 47.0
Trombosit 349 154-386
Netrofil 69.9 50-70
Limfosit 21.5 25 – 40
Monosit 5.9 3–9
Mercury
Eosinofil 2.4 0.5 – 5.0
Basofil 0.3 Mercury is the closest planet
0 –to1the Sun and
the smallest one in the Solar System—it’s
MCV 89.9 82.0 – 92.0
only a bit larger than the Moon
MCH 29.7 28.0 – 33.0
MCHC 33.0 32.0-37.0
Diagnosis
G1P0A0 uk 10+ 5 mgg dengan Abortus
Imminent
Tatalaksana
Abortus Imminens (Terancam) adalah keadaan perdarahan berasal dari intra uteri yang timbul sebelum umur
kehamilan kurang dari 20 minggu, dengan atau tanpa kolik uterus, tanpa hasil pengeluaran konsepsi dan tanpa
dilatasi serviks.
Etiologi
Kelainan Pertumbuhan Faktor Maternal
Hasil Konsepsi Infeksi: Pneumonia, tifus
- Kelainan kromosom abdominalis, pielonefritis,
- Lingkungan implantasi malaria, dll.
kurang sempurna Pengaruh Endokrin
- Pengaruh eksternal Anemia berat, keracunan,
laparotomi, peritonitis.
Kelainan Traktus
Kelainan pada Plasenta Genitalia
End-arteritis dalam vili Retroversi uteri, mioma
korialis menyebabkan uteri, atau kelainan bawaan
oksigenasi plasenta uterus
terganggu
Epidemiologi Berdasarkan data kesehatan
pada tahun 2016 di jawa tengah
Frekuensi abortus spontan terdapat 602 kasus kematian ibu
di Indonesia adalah 10%- yang disebabkan oleh
15% dari 5 juta kehamilan perdarahan sebanyak 21.26%,
setiap tahunnya atau
500.000-750.000.
Sedangkan abortus buatan
sekitar 750.000-1.5 juta
setiap tahunnya.
Ultrasonografi
· Detik jantung janin terlihat pada kehamilan dengan CRL > 5 mm(usia
kehamilan 5 - 6 minggu);
● Pemeriksaan Fisik
● besarnya uterus melebihi lamanya amenorea, uterus tumbuh lebih cepat dari kehamilan normal, banyak
bagian kecil teraba, teraba tiga bagian besar, dan teraba dua balotemen, serta terdengar 2 DJJ
dengan perbedaan 10 denyut atau lebih,
● Pemeriksaan Penunjang
● pemeriksaan USG dapat terlihat 2 bayangan janin atau lebih dengan 1
atau 2 kantong amnion. Diagnosis dengan USG setelah kehamilan 6-8 minggu
dapat menentukan diagnosis akurat jumlah janin pada uterus dari jumlah kantong
gestasional yang terlihat
Diagnosis banding
● 1 Janin multipel
2 Elevasi uterus oleh kandung kemih yang penuh
3 Riwayat haid yang tidak akurat
4 Hidramnion
5 Mola hidatidosa
6 Leiomioma uterus
7 Massa adneksa yang melekat
8 Makrosomia janin (pada akhir kehamilan).
●
Komplikasi
Angka kematian perinatal pada kehamilan kembar cukup tinggi, dengan kembar monozigotik 2,5 kali angka kematian kembar
dizigotik.
● Resiko terjadinya abortus pada salah satu fetus atau keduanya tinggi.
● Anemia sering ditemukan pada kehamilan kembar oleh karena kebutuhan nutrisi yang tinggi serta peningkatan volume plasma yang
tidak sebanding dengan peningkatan sel darah merah mengakibatkan kadar hemoblobin menjadi turun, keadaan ini berhubungan
dengan kejadian edema pulmonum pada pemberian tokolitik yang lebih tinggi dibandingkan kehamilan kembar.
● Angka kejadian persalinan preterm ( umur kehamilan kurang 37 minggu ) pada kehamilan kembar 43,6 % dibandingkan dengan
kehamilan tunggal sebesar 5,6 %.
● Frekuensi terjadinya hipertensi yang diperberat kehamilan, preklamsia dan eklamsia meningkat pada kehamilan kembar.
● Pendarahan antepartum oleh karena solution plasenta disebabkan permukaan plasenta pada kehamilan kembar jelek sehingga
plasenta mudah terlepas.
● Kematian satu janin pada kehamilan kembar dapat terjadi, penyebab kematian yang umum adalah saling membelitnya tali pusat.
( Benirschke, 1983 ). Bahaya yang perlu dipertimbangkan pada kematian satu janin adanya koagulopati konsumtif berat yang dapat
mengakibatkan terjadinya disseminated intravascular coagulopathy.
● Kelainan kongenital mayor pada kehamilan kembar meningkat sesuai dengan jumlah kembarnya. Pada kembar triplet, angka
kelainan kongenital mayor lebih tinggi dibandingkan kembar dua. Kelainan jantung pada kembar monozigotik 1 : 100 kasus.
Perdarahan postpartum dalam persalinan kembar disebabkan oleh overdistension uterus, tendesi terjadinya atonia uterus dan berasal
dari insersi plasenta.
Thanks!
Do you have any questions?
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and includes icons
by Flaticon and infographics & images by Freepik