Anda di halaman 1dari 42

ABORTUS INKOMPLIT

Oleh :
Putri Harmen
Pembimbing:
dr. Helwi Nofira, Sp. OG (K)

KKS BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FK BAITURRAHMAH PADANG

ABORTUS
Pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan
Usia kehamilan < 20 minggu
Berat badan janin belum
mencapai 500 gram.

Klasifikasi Abortus

Abortus

Abortus Spontan

Faktor-faktor alamiah

kualitas sel telur dan sel sperma

Abortus Provokatus

Alat maupun obat-obatan

1. Abortus Spontan

Abortus iminens (threaned abortion)

Abortus insipien (inivitable)

Abortus inkomplit

Abortus komplit

Missed abortus

Abortus habitualis (habitual abortion)

2. Abortus provokatus
Abortus terapeutik : abortus
provokatus yang dilakukan atas
indikasi medis
Abortus kriminalis : abortus
provokatus yang dilakukan bukan
karena indikasi medis tetapi
perbuatan yang tidak legal atau
melanggar hukum.

Klasifikasi Abortus Spontan

Abortus imminens (threaned abortion)


Merupakan perdarahan yang berasal dari
intra uterine usia kehamilan kurang dari 20
minggu dengan atau tanpa kontraksi, tanpa
dilatasi cerviks, dan tanpa ekspulsi hasil
konsepsi.
Abortus insipiens (inivitable)
Merupakan suatu abortus yang sedang
berlangsung, ditandai dengan perdarahan
pervaginam <20 minggu dengan adanya
pembukaan
serviks,
namun
tanpa
pengeluaran hasil konsepsi.

Abortus inkomplit
pengeluaran sebagian hasil konsepsi dari
kavum uteri pada usia kehamilan kurang dari
20 minggu atau berat badan kurang dari 500
gram dan masih terdapat hasil konsepsi
yang tertinggal di dalam uterus.
Abortus komplit
pengeluaran seluruh hasil konsepsi dari
kavum uteri pada kehamilan kurang dari 20
minggu atau berat janin kurang dari 500
gram.

Missed Abortion
Abortus yang di tandai dengan embrio atau
fetus telah meninggal dalam kandungan
sebelum kehamilam 20 minggu dan hasil
konsepsi seluruhnya masih tertahan dalam
kandungan.
Abortus habitualis (habitual abortion)
Abortus spontan yang terjadi berturut-turut tiga
kali atau lebih. Pada umumnya penderita tidak
sukar menjadi hamil, namun kehamilannya
berakhir dengan abortus secara berturut-turut.

ABORTUS INKOMPLIT
Pengeluaran sebagian hasil
konsepsi dari kavum uteri pada
usia kehamilan kurang dari 20
minggu atau berat badan kurang
dari 500 gram dan
masih
terdapat hasil konsepsi yang
tertinggal di dalam uterus.

Epidemiologi

Insiden belum diketahui pasti


80% abortus terjadi dlm 12 minggu awal
kehamilan, baru menurun pada usia
kehamilan Selanjutnya.
sekitar 60 % dari wanita hamil dirawat
dirumah sakit dengan perdarahan akibat
mengalami abortus inkomplit.

Etiologi
1. Faktor Genetik
Sebagian abortus spontan diakibatkan oleh
kelainan kariotip embrio. Paling sedikit 50%
kejadian abortus pada trimester pertama
merupakan kelainan sitogenik.
Sekitar 2/3 dari abortus spontan pada
trimester pertama merupakan anomali
kromosom dengan dari jumlah tersebut
adalah trisomi autosom dan sebagian lagi
merupakan triploidi, tetraploidi, atau
monosomi 45X.

2. Faktor Anatomi
Faktor anatomi kogenital dan didapat pernah
dilaporkan timbul pada 10-15 % wanita
dengan abortus spontan yang rekuren.
a) Lesi anatomi kogenital yaitu kelainan
duktus Mullerian (uterus bersepta).
Duktus mullerian biasanya ditemukan pada
keguguran trimester kedua.
b) Kelainan kogenital arteri uterina yang
membahayakan aliran darah endometrium.

c) Kelainan yang didapat misalnya adhesi


intrauterin (synechia), leimioma, dan
endometriosis.
3. Faktor Autoimun
Terdapat hubungan yang nyata antara
abortus berulang dan penyakit autoimun.
Misalnya, pada Systematic Lupus
Erythematous (SLE) dan Antiphospholipid
Antibodies (aPA). aPA merupakan antibodi
spesifik yang didapati pada perempuan
dengan SLE.

paling sedikit ada 3 bentuk aPA yang diketahui


mempunyai arti klinis yang penting, yaitu Lupus
Anticoagulant (LAC), anticardiolipid antibodies
(aCLs), biologically false-positive syphilis (FPSTS).
APS (antiphospholipid syndrome) sering juga
ditemukan pada beberapa keadan obsetrik,
misalnya pada preeklamsia, IUGR dan
prematuritas. Beberapa keadaan lain yang
berhubungan dengan APS yaitu trombosis
arteri-vena, trombositopeni autoimun, anemia
hemolitik, korea dan hipertensi pulmonum.

4. Faktor Infeksi
TORC (Toksoplasma, Rubella, Cytomegalovirus)
dan malaria. Infeksi intrauterin sering
dihubungkan dengan abortus spontan berulang.
Organisme-organisme yang sering diduga
sebagai penyebab antara lain Chlamydia,
Ureaplasma, Mycoplasma, Cytomegalovirus,
Listeria monocytogenes dan Toxoplasma gondii.
Infeksi aktif yang menyebabkan abortus
spontan berulang masih belum dapat dibuktikan.

5. Faktor Lingkungan
Diperkirakan 1% - 10% malformasi janin
akibat paparan obat, bahan kimia, atau
radiasi, umumnya berakhir dengan abortus,
misalnya paparan terhadap buangan gas
anestesi dan tembakau.
Rokok diketahui mengandung ratusan
unsur toksik antaara lain nikotin yang telah
diketahui memiliki efek vasoaktif sehingga
menghambat sirkulasi uteroplasenta.

Karbon monoksida juga menurunkan


pasokan oksigen ibu dan janin serta
memacu neurotoksin. dengan adanya
gangguan pada sistem sirkulasi
vetoplasenta dapat terjadi gangguan
pertumbuhan janin yang berakibat
terjadinya abortus.

6. Faktor Hormonal
a. Faktor endokrin berpotensial menyebabkan
aborsi pada sekitar 10-20 % kasus.
b. Insufisiensi fase luteal ( fungsi corpus
luteum yang abnormal dengan tidak
cukupnya produksi progesteron).
c. Hipotiroidisme, hipoprolaktinemia, diabetes
dan sindrom polikistik ovarium merupakan
faktor kontribusi pada keguguran.
d. Defisiensi progesteron

7. Faktor Hematologik
Berbagai komponen koagulasi dan fibrinolitik
memegang peran penting pada inplantasi
embrio, invasi trofoblas, dan plasentasi. pada
kehamilan terjadi keadaan hipokoagulasi
dikarenakan:
peningkatan kadar faktor prokoagulan
penurunan faktor koagulan
penurunan aktivitas fibrinolitik
kadar faktor VII, VIII, X dan fibrinogen meningkat
selama kehamilan normal, terutama pada
kehamilan sebelum 12 minggu.

Patologi Abortus
Perdarahan dalam desidua basalis
diikuti nekrosis jaringan sekitarnya
hasil konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya
ini merupakan benda asing dalam uterus
merangsang kontraksi uterus
pengeluaran janin

UK < 8 minggu : hasil konsepsi biasanya keluar


spontan seluruhnya ok villi korialis belum menembus
desidua abortus inkomplit

UK 8 14 minggu : villi korealis sudah menembus


desidua lebih dalam sehingga plasenta lebih sulit lepas
secara sempurna dan komplit abortus inkomplit

UK 14-22 minggu : janin biasanya sudah dikeluarkan


dan diikuti dengan keluarnya plasenta beberapa saat
kemudian. Kadang-kadang plasenta masih tertinggal
dalam uterus sehingga menimbulkan gangguan
kontraksi uterus dan terjadi perdarahan pervaginam
banyak. Perdarahan pervaginam umumnya lebih
sedikit namun rasa sakit lebih menonjol.

GEJALA KLINIS

Perdarahan pervaginam derajat sedang


sampai berat dapat bertahan selama
beberapa hari atau minggu
Diikuti oleh nyeri kram ringan yang
mirip nyeri menstruasi atau nyeri
pinggang bawah.

DIAGNOSA
1. ANAMNESA

perdarahan pervaginam setelah mengalami haid terlambat,


flek-flek/perdarahan pervaginam yg banyak, nyeri perut
bagian bawah

riwayat keluarnya sebagian hasil konsepsi seperti gumpalan


darah, jaringan seperti daging
2. PEMERIKSAAN FISIK

Palpasi abdomen : TFU kurang dari umur kehamilan

Inspekulo : dilatasi serviks yg mgkn disertai d g keluarnya


jaringan konsepsi/gumpalan darah. mgkn dpt jg melihat
jaringan yg tertinggal dlm vagina.

Vaginal Toucher
: terbukanya kanalis servikalis & teraba
jaringan di dlmnya.
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG

USG
: terdapat sisa hasil konsepsi (+)

PENATALAKSANAAN
Perbaikan

keadaan umum

Kuretase
Medikamentosa

UK <16 minggu :
Jika perdarahan tidak banyak
: digital / cunam ovum
Jika perdarahan berhenti : ergometrin 0,2 mg IM atau
misoprostol 400mcg /oral
Jika perdarahan banyak
: evakuasi sisa hasil konsepsi
AVM (aspirasi vakum manual)

UK >16 minggu :
infus oksitosin 20 unit dalam 500ml cairan I.V (garam
fisologik atau Ringer Laktat) dengan kecepatan 40
tetes/menit sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi
misoprosotol 200mcg pervaginam setiap 4 jam sampai
terjadi ekspulsi hasil konsepsi (maksimal 800mcg)
Evakuasi sisa hasil konsepsi yang tertingal dalam

Apabila disertai dengan syok karena


perdarahan :
Segera harus diberikan infus cairan NaCl
fisiologis atau Ringer yang disusul dengan
transfusi.
Setelah syok diatasi, dilakukan kerokan.
Setelah tindakan disuntikkan ergometrin I.M
untuk mempertahankan kontraksi otot
uterus.

LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama
: Ny. Y
Usia : 39 tahun
Pekerjaan
: PNS
Alamat : Simpang Rumbio
Tanggal : 10 Agustus 2016
Nama Suami : Tn. F
Usia : 42 tahun
Pekerjaan
: PNS

ANAMNESA
Keluhan Utama
Seorang pasien perempuan usia 39
tahun datang ke Ponek RSUD Solok pada
tanggal 10 Agustus 2016 pukul 20.00 WIB,
dengan keluhan keluar darah sedikit-sedikit
dari kemaluan sejak 3 hari yang lalu
sebelum masuk Rumah Sakit.

Riwayat Penyakit Sekarang

Keluar darah berwarna merah kehitaman dan lendir


sejak 3 hari yang lalu, membasahi 4 pembalut,
kadang diiringi dengan nyeri nyeri perut dan pinggang.
Riwayat keluar jaringan seperti daging (+)
Keluar jaringan seperti mata ikan tidak ada
Badan terasa lemas
Tidak haid sejak sekitar 2 bulan yang lalu.
HPHT : 25 Mei 2016, TP : 2 Agustus 2017
Riwayat keputihan (-), demam (-)
Riwayat Menstruasi : menarche usia 15 tahun, siklus
haid teratur, 1x28 hari tiap bulannya, lamanya 5-7 hari,
banyaknya 3-4 kali ganti duk per hari, nyeri haid (+)
BAB dan BAK (+) Normal
RHM : Mual (+) Muntah (-) Perdarahan (+)
ANC : kontrol ke bidan 3 kali

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat penyakit jantung, paru, hati, ginjal, diabetes
mellitus, sebelumnya : tidak ada.
Riwayat hipertensi (+), ayah pasien
Riwayat keguguran sebelumnya (+) 1 kali, pada
Bulan Maret 2015
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang menderita penyakit
keturunan, menular, kejiwaan

Riwayat Perkawinan, Kehamilan, Imunisasi, dan


Kontrasepsi :
Riwayat Perkawinan 1x
Riwayat Kehamilan/Abortus/Persalinan : 3/1/1
Kehamilan : melahirkan bayi prematur dengan berat
badan 1000 gram, meninggal pada usia 3 bulan
Abortus
: 1 kali pada tahun 2012
Riwayat Kontrasepsi : (-)
Riwayat Imunisasi : (-)
Riwayat Imunisasi lain (rabies, hepatitis A, hepatitis
B, pneumokokus, meningokokus, hemofilus tidak
ada)
Riwayat Kebiasaan
Riwayat merokok selama hamil (-)
Riwayat konsumsi alcohol selama hamil (-)
Riwayat konsumsi kopi (-)

Riwayat Keluhan Medis


Riwayat kaki bengkak, tensi tinggi, dan mata kabur
selama kehamilan (-)
Riwayat mual muntah selama kehamilan ada pada
kehamilan 1-2 bulan, sekarang tidak ada lagi
Riwayat konstipasi, nyeri berkemih, nyeri punggung,
varises, hemoroid, ngidam aneh-aneh, air liur
berlebih, nyeri kepala dan keputihan selama
kehamilan tidak ada.
Riwayat nyeri ulu hati (-)

Pemeriksaan Fisik
Status Generalisata
Keadaan umum
: Sedang
Kesadaran
: Composmentis Cooperatif
Tinggi badan
: 150 cm
Berat Badan
: 50 kg
Status Gizi
: Baik
Vital Sign
Tekanan Darah
: 110/70 mmHg
Nadi
: 80 x/menit
Nafas
: 20 x/menit
Temperatur : 36,50C

Status Obstetrikus
Muka
: Chloasma gravidarum (-)
Mammae :membesar,
aerola
dan
papilla
hiperpigmentasi,
colostrum (-)
Abdomen
Inspeksi
: tidak tampak membuncit, sikatrik (-)
Palpasi
: NT (-) NL (-) DM (-)
Perkusi
: Tymphani
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Genitalia
Inspeksi
: V/U tenang, PPV (+) aktiv
Inspekulo :
Vagina
: Tumor (-), laserasi (-) fluksus (+). Tampak
cairan merah membasahi dinding vagina .
Portio
: MP, ukuran sebesar jempol kaki dewasa ,
tumor (-), laserasi (-), fluksus (+), OUE
terbuka 1
cm, tampak cairan merah keluar di
dikanalis
servikalis.

Pemeriksaan Dalam
VT bimanual
:
Vagina
: Tumor (-), laserasi (-) fluksus (+), cairan
kemerahan
Portio
: MP, ukuran sebesar jempol kaki dewasa, tumor (-)
laserasi (-), nyeri goyang (-).
CUT
: AF sebesar telur bebek.
A/P : Lemas kiri-kanan
CD : Tidak menonjol
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Haemoglobin
: 10,2 gr/dl
Hematokrit : 30,4 %
Leukosit
: 11500/l
Trombosit
: 350000/l
Ureum
: 19,4 mg/dl
Kreatinin
: 0,66 mg/dl
Ad random : 124 mg/dl
Planotest (+)
USG transvaginal
Rencana : kuretase

DIAGNOSA :
G3P1A1H0 gravid 10-11 minggu + abortus inkomplit

RENCANA PENATALAKSANAAN
S/ Kontrol KU, vital sign, perdarahan pervaginam
Informed Consent
Cek laboratorium
Rencana: kuretase

(10.00 WIB)
Dilakukan USG Transvaginal ditemukan masih ada sisa
konsepsi.
Interpretasi:
- Kandung kemih terisi baik
- Tampak gestational sac intrauterin dengan batas tidak
beraturan
- Tampak kantung gestasi ada sisa hasil konsepsi.
- DJJ (-)
Kesimpulan : Sisa konsepsi

FOLLOW UP
Tanggal 11 Agustus 2016
(08.00 WIB)
S/ Demam (-)
Nyeri tekan (-)
PPV (-) Nyeri lepas (-)
BAB (+) Defans Muskular (-)
BAK (+)
O/ KU
Kes
TD
Nadi
Nafas
T
Sdg
cmc
120/70 mmhg
72x/i
22x/i
37oC
Mata
: konjungtiva anemis (-/-)
Inspeksi
: tidak tampak membuncit sesuai usia kehamilan,
sikatrik(-)
Palpasi
: NT (-) NL (-) DM (-)
Perkusi
: Tymphani
Auskultasi
: Bising usus (+) normal
Genitalia
: I : V/U tenang
PPV (-)
A/ G3P1A1H0 gravid 10-11 minggu + abortus inkomplit
P/ Kontrol KU, VS, PPV
Th/ rencana kuretase
10.30 wib : dilakukan kuretase didapatkan sisa jaringan konsepsi
Perdarahan selama tindakan lebih kurang 30cc
A/ P1A2H0 post kuretase a/i abortus inkomplit

Tanggal 12 Agustus 2016


S/ Demam (-) Nyeri tekan (-)
PPV (-) Nyeri lepas (-)
BAB (+)
Defans Muskular (-)
BAK (+)
O/ KU Kes
TD
Nadi
Nafas T
Sdg
cmc
110/70 mmhg 81x/i
20x/i
Mata
: konjungtiva anemis (-/-)
Abdomen
: NT(-) NL (-) DM (-)
Genitalia
: I : V/U tenang
FUT : Tidak teraba
PPV (-)
A/ P1A2H0 post kuretase a/i abortus inkomplit
P/ Kontrol KU, VS, PPV
Th/ Asam mefenamat 3x1
Metilegometrin 3x1
cefixime 2x1
Vit C 3x1
SF 1x1
Rencana pasien di pulangkan

36,5oC

ANALISA KASUS
Seorang pasien Ny. Y usia 39 tahun datang ke
Ponek RSUD Solok pada tanggal 10 Agustus 2016
pukul 20.00 WIB, dengan keluhan keluar darah
sedikit-sedikit dari kemaluan sejak 3 hari yang lalu
sebelum masuk Rumah Sakit. Pasien dirawat
dibangsal kebidanan RSUD Solok sejak tanggal 10
Agustus 2016 dengan G3P1A2H0 gravid 10-11 minggu
+ abortus inkomplit. Diagnosa ini ditegakkan
berdasarkan anamnesa dimana pada pasien ini tidak
haid sejak 2 bulan yang lalu, riwayat hamil muda
positif, keluar darah dari kemaluan sejak 3 hari yang
lalu, berwarna merah kehitaman, sedikit, tidak
pernah berhenti, membasahi 4 pembalut, kadang
diiringi dengan nyeri, riwayat adanya keluar jaringan
seperti gumpalan, dan nyeri perut.

Dari pemeriksaan inspekulo terlihat cairan


merah membasahi dinding vagina, dan servik sedikit
terbuka. Pada regio abdomen perut tidak tampak
membuncit, nyeri tekan (+), dan tidak ditemukan
adanya nyeri lepas dan defans muskuler, tinggi
fundus uteri tidak teraba. Pada pemeriksaan genitalia
dengan VT Bimanual ukuran sebesar jempol tangan
dewasa, OUE terbuka 1-2 jari, teraba jaringan di OUE,
nyeri goyang portio (-), cavum douglas tidak
menonjol. Dari pemeriksaan inspekulo terlihat cairan
merah membasahi dinding vagina, dan servik sedikit
terbuka. Dari pemeriksaan tambahan didapat tes
kehamilan positif. Lalu pasien ini direncanakan
dilakukan kuretase.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai