Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

Trauma okuli merupakan trauma atau cedera yang terjadi pada mata yang
dapat mengakibatkan kerusakan pada bola mata, kelopak mata, saraf mata dan
rongga orbita, kerusakan ini akan memberikan penyulit sehingga mengganggu
fungsi mata sebagai indra penglihatan. Trauma okuli merupakan salah satu
penyebab yang sering menyebabkan kebutaan unilateral pada anak dan dewasa
muda, karena kelompok usia inilah yang sering mengalami trauma okuli yang
parah. Dewasa muda (terutama laki-laki) merupakan kelompok yang paling sering
mengalami trauma okuli. Penyebabnya dapat bermacam-macam, di antaranya
kecelakaan di rumah, kekerasan, ledakan, cedera olahraga, dan kecelakaan
lalulintas. Setiap tahunnya di Amerika Serikat terdapat sekitar 2,4 juta kasus
trauma pada mata, di mana 20.000 smpai 68.000 dengan trauma yang mengancam
penglihatan dan 40.000 orang menderita kehilangan penglihatan yang signifikan.4

(USEIR) merupaka sumber informasi epidemiologi yang digunakan secara


umum di AS. Menurut data dari USEIR (United States Eye Injury Registry), rata-
rata umur orang yang terkena trauma okuli adalah 29 tahun, dan laki-laki lebih
sering terkena dibanding dengan perempuan. Sedangkan berdasarkan studi
epidemiologi internasional, kebanyakan orang yang terkena trauma okuli
perforans adalah laki-laki umur 25 sampai 30 tahun, sering mengkonsumsi
alkohol, trauma terjadi di rumah. Selain itu cedera akibat olahraga dan kekerasan
merupakan keadaan yang paling sering menyebabkan trauma.6

Trauma dapat mengenai satu atau lebih jaringan mata, seperti kelopak,
konjungtiva, kornea, uvea, lensa, retina, papil saraf optik dan orbita. Trauma pada
mata dapat berupa trauma tumpul, trauma tembus bola mata, trauma kimia
maupun trauma radiasi.12

1
BAB II

LAPORAN KASUS

2.1 IDENTITAS PASIEN


Nama : An.H
Umur : 10 tahun
Jenis Kelamin : laki laki
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Muara Bulian

2.2 ANAMNESIS (Autoanamnesis dan alloanamnesis)

2.2.1 Keluhan Utama


Mata kanan merah sejak ± 1 minggu sebelum masuk rumah sakit.

2.2.2 Riwayat Penyakit Sekarang


± 1 minggu sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluh mata kanan merah
terkena batang lidi saat sedang bermain. Setelah itu pasien mengaku pandangan
menjadi kabur seperti ada benda yang menghalangi. Namun pasien masih dapat
beraktivitas seperti biasanya. Pasien sudah berobat di puskesmas di daerah tempat
tinggal pasien dan diberikan obat tetes mata namun pasien lupa nama obat
tersebut. Pasien mengaku sedikit ada perubahan tetapi keluhan belum sepenuhnya
membaik
± 3 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien mengatakan keluhannya
semakin memburuk. Keluhan disertai dengan nyeri. Nyeri dirasakan terus
menerus. Pandangan pun semakin kabur. Oleh karena itu akhirnya pasien dibawa
ke rumah sakit oleh orang tuanya.
Riwayat mata merah sebelumnya disangkal, darah (-), rasa terbakar pada
mata (-), penglihatan ganda (-), kotoran mata yang kental (-), demam (-)

2
2.2.3 Riwayat Pengobatan Sebelumnya
Pasien sebelumnya sudah berobat ke puskesmas. Kemudian oleh dokter ia
diberi obat tetes mata, namun pasien lupa obat apa yang diberikan oleh dokter
tersebut.

2.2.4 Riwayat Penyakit Dahulu


‐ Riwayat operasi disangkal
‐ Riwayat trauma (+)
‐ Riwayat Alergi (-)

2.2.5 Riwayat Penyakit Dalam Keluarga


Tidak ada anggota keluarga yang pernah mengalami sakit yang sama.

2.2.6 Riwayat gizi


BB : 26 Kg, TB : 138 cm
Kesan : Baik

2.2.7 Keadaan Sosial Ekonomi


Ekonomi pasien tergolong dalam ekonomi yang baik, dimana ayah pasien
bekerja sebagai seorang w`iraswasta.

2.3 PEMERIKSAAN FISIK


2.3.1 Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital :
Tekanan Darah: 100/60 mmHg
Nadi : 102 x/menit
RR : 22 x/menit
Suhu : Afebris

‐ Kepala : Normocephal
‐ Mata : Status Oftalmologi

3
‐ THT : Tidak ada keluhan
‐ Mulut : Tidak ada keluhan
‐ Leher : Tidak ada keluhan
‐ Thoraks : Tidak ada keluhan
‐ Abdomen : Tidak ada keluhan
‐ Ekstremitas : Tidak ada keluhan

2.3.2 Status Oftalmologikus


Pemeriksaan OD OS
Visus SC 1/~ 6/6
CC

Kedudukan Bola Mata


Posisi Ortoforia Ortoforia

Pergerakan bola mata

- Duksi Baik Baik


- Versi Baik Baik

Hipopion V.Perforasikornea
Prolaps iris

4
Palpebra
Superior Hiperemis (-), edema (-), Hiperemis (-), edema (-
laserasi (-) ), laserasi (-)
Inferior Hiperemis (-), edema (-), Hiperemis (-), edema (-
laserasi (-) ), laserasi (-)
Konjungtiva
Konjungtiva tarsus Hiperemis (-), Anemis (-), Hiperemis (-), Anemis
superior Papil (-), folikel (-), lytiasis (-) (-), Papil (-), folikel (-),
lytiasis (-)
Konjungtiva tarsus Hiperemis (-), Anemis (-), Hiperemis (-), Anemis
inferior Papil (-), folikel (-), lytiasis (-) (-), Papil (-), folikel (-),
lytiasis (-)
Konjungtiva bulbi Injeksi konjungtiva (+), Injeksi Injeksi konjungtiva (-),
Silier (-), jar. Fibrovascular (-) Injeksi Silier (-)
Kornea
Jernih - +
Edema - -
Ulkus - -
Perforasi + -
Makula - -
Leukoria - -
Pigmen iris - -
Laserasi - -
Bekas jahitan - -
Jaringan fibrovaskuler - -
Limbus Kornea
Arcus sinilis - -
Bekas jahitan - -

5
Jaringan fibrovaskuler + -
Sklera
Sklera biru - -
Episkleritis - -
Skleritis - -
COA
Volume Sedang Sedang
Hipopion + -
Iris
Warna Cokelat Cokelat
Kripta Normal Normal
Prolaps + -
Pupil
Bentuk Tidak Bulat Bulat
Isokoria Isokor Isokor
Ukuran Sulit dinilai 3 mm
RCL + +
RCTL + +
Lensa
Kejernihan Jernih Jernih
PEMERIKSAAN Tidak dilakukan Tidak dilakukan
SLIT LAMP
Tekanan Intra Okuler
Palpasi Normal Normal
Tonometer Schiotz Tidak dilakukan Tidak dilakukan
VISUAL FIELD TIDAK DILAKUKAN
FUNDUSKOPI TIDAK DILAKUKAN

2.3 DIAGNOSIS KERJA


Vulnus perforasi kornea + prolaps iris OD ec Trauma Tembus Okuli

2.4 DIAGNOSIS BANDING


- Trauma tumpul okuli

6
- Trauma kimia

2.5 ANJURAN PEMERIKSAAN


- USG Mata
- Persiapan pre op : Laboratorium, Rontgen thorax, EKG

2.6 PENATALAKSANAAN
 Medikamentosa
- RL Kolf 10 gtt/i
- Ceftriaxon 1 x1 gr
- Polydex ED 4x1 OD
- Levofloxan ED 4x1 OD
- C. Tropin ED 3x1 OD
 Non-medikamentosa
- Pro repair iriS + Hecting kornea OD

FOLLOW UP
Tanggal 27 April 2017
S : Nyeri (+)
O : Konjungtiva : Hipopion (+)
Kornea : Edema (+)
COA : Udara (+)
A : post repair iris + hecting kornea OD
P : - Inj.Ketorolac ½ amp extra (bolus)
- Loading RL 100 cc
- Ceftriaxon 1x1 gr
- C.tropin ED 3x1 OD
- LEX ED 4x1 OD
- Polydex ED 4x1 OD

Tanggal 28 April 2017


S : Nyeri (+)
O : Konjungtiva : Hipopion (+)

7
Kornea : Edema (+)
COA : Udara (+)
A : post repair iris + hecting kornea OD
P : - Inj.Ketorolac ½ amp extra (bolus)
- Loading RL 100 cc
- Ceftriaxon 1x1 gr
- C.tropin ED 3x1 OD
- LEX ED 4x1 OD
- Polydex ED 4x1 OD

Tanggal 29 April 2017


S : Nyeri (-)
O : Konjungtiva : hiperemis (+)
Kornea : Oedem (+)
COA : Sedang
Pupil : Lonjong
A : post Hecting kornea + prolaps iris OD
P : - Ceftriaxon 1x1 gr
- C.tropin ED 3x1 OD
- LEX ED 4x1 OD
- Polydex ED 4x1 OD
( pasien boleh pulang )

Anda mungkin juga menyukai