PENDAHULUAN
Trauma okuli merupakan trauma atau cedera yang terjadi pada mata yang
dapat mengakibatkan kerusakan pada bola mata, kelopak mata, saraf mata dan
rongga orbita, kerusakan ini akan memberikan penyulit sehingga mengganggu
fungsi mata sebagai indra penglihatan. Trauma okuli merupakan salah satu
penyebab yang sering menyebabkan kebutaan unilateral pada anak dan dewasa
muda, karena kelompok usia inilah yang sering mengalami trauma okuli yang
parah. Dewasa muda (terutama laki-laki) merupakan kelompok yang paling sering
mengalami trauma okuli. Penyebabnya dapat bermacam-macam, di antaranya
kecelakaan di rumah, kekerasan, ledakan, cedera olahraga, dan kecelakaan
lalulintas. Setiap tahunnya di Amerika Serikat terdapat sekitar 2,4 juta kasus
trauma pada mata, di mana 20.000 smpai 68.000 dengan trauma yang mengancam
penglihatan dan 40.000 orang menderita kehilangan penglihatan yang signifikan.4
Trauma dapat mengenai satu atau lebih jaringan mata, seperti kelopak,
konjungtiva, kornea, uvea, lensa, retina, papil saraf optik dan orbita. Trauma pada
mata dapat berupa trauma tumpul, trauma tembus bola mata, trauma kimia
maupun trauma radiasi.12
1
BAB II
LAPORAN KASUS
2
2.2.3 Riwayat Pengobatan Sebelumnya
Pasien sebelumnya sudah berobat ke puskesmas. Kemudian oleh dokter ia
diberi obat tetes mata, namun pasien lupa obat apa yang diberikan oleh dokter
tersebut.
‐ Kepala : Normocephal
‐ Mata : Status Oftalmologi
3
‐ THT : Tidak ada keluhan
‐ Mulut : Tidak ada keluhan
‐ Leher : Tidak ada keluhan
‐ Thoraks : Tidak ada keluhan
‐ Abdomen : Tidak ada keluhan
‐ Ekstremitas : Tidak ada keluhan
Hipopion V.Perforasikornea
Prolaps iris
4
Palpebra
Superior Hiperemis (-), edema (-), Hiperemis (-), edema (-
laserasi (-) ), laserasi (-)
Inferior Hiperemis (-), edema (-), Hiperemis (-), edema (-
laserasi (-) ), laserasi (-)
Konjungtiva
Konjungtiva tarsus Hiperemis (-), Anemis (-), Hiperemis (-), Anemis
superior Papil (-), folikel (-), lytiasis (-) (-), Papil (-), folikel (-),
lytiasis (-)
Konjungtiva tarsus Hiperemis (-), Anemis (-), Hiperemis (-), Anemis
inferior Papil (-), folikel (-), lytiasis (-) (-), Papil (-), folikel (-),
lytiasis (-)
Konjungtiva bulbi Injeksi konjungtiva (+), Injeksi Injeksi konjungtiva (-),
Silier (-), jar. Fibrovascular (-) Injeksi Silier (-)
Kornea
Jernih - +
Edema - -
Ulkus - -
Perforasi + -
Makula - -
Leukoria - -
Pigmen iris - -
Laserasi - -
Bekas jahitan - -
Jaringan fibrovaskuler - -
Limbus Kornea
Arcus sinilis - -
Bekas jahitan - -
5
Jaringan fibrovaskuler + -
Sklera
Sklera biru - -
Episkleritis - -
Skleritis - -
COA
Volume Sedang Sedang
Hipopion + -
Iris
Warna Cokelat Cokelat
Kripta Normal Normal
Prolaps + -
Pupil
Bentuk Tidak Bulat Bulat
Isokoria Isokor Isokor
Ukuran Sulit dinilai 3 mm
RCL + +
RCTL + +
Lensa
Kejernihan Jernih Jernih
PEMERIKSAAN Tidak dilakukan Tidak dilakukan
SLIT LAMP
Tekanan Intra Okuler
Palpasi Normal Normal
Tonometer Schiotz Tidak dilakukan Tidak dilakukan
VISUAL FIELD TIDAK DILAKUKAN
FUNDUSKOPI TIDAK DILAKUKAN
6
- Trauma kimia
2.6 PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
- RL Kolf 10 gtt/i
- Ceftriaxon 1 x1 gr
- Polydex ED 4x1 OD
- Levofloxan ED 4x1 OD
- C. Tropin ED 3x1 OD
Non-medikamentosa
- Pro repair iriS + Hecting kornea OD
FOLLOW UP
Tanggal 27 April 2017
S : Nyeri (+)
O : Konjungtiva : Hipopion (+)
Kornea : Edema (+)
COA : Udara (+)
A : post repair iris + hecting kornea OD
P : - Inj.Ketorolac ½ amp extra (bolus)
- Loading RL 100 cc
- Ceftriaxon 1x1 gr
- C.tropin ED 3x1 OD
- LEX ED 4x1 OD
- Polydex ED 4x1 OD
7
Kornea : Edema (+)
COA : Udara (+)
A : post repair iris + hecting kornea OD
P : - Inj.Ketorolac ½ amp extra (bolus)
- Loading RL 100 cc
- Ceftriaxon 1x1 gr
- C.tropin ED 3x1 OD
- LEX ED 4x1 OD
- Polydex ED 4x1 OD