Anda di halaman 1dari 18

Diagnosis suatu penyakit jamur harus

dibantu pemeriksaan penunjang :


1. Pemeriksaan preparat langsung
2. Pembiakan atau Kultur
3. Pemeriksaan gambaran histopatologi
4. Pemeriksaan dengan lampu wood
1. Diperlukan bahan klinis yg dapat berupa
kerokan kulit, rambut & kuku.
 Kulit : dari bagian tepi kelainan sampai dengan
bagian sedikit diluar kelainan sisik kulit &
kulit dikerok dengan pisau tumpul steril.

 Rambut : Rambut dicabut pada bagian kulit yg


mengalami kelainan .

 Kuku : bahan diambil dari permukaan kuku yg


sakit dan dipotong sedalam2nya
sehingga mengenai seluruh tebal kuku
2. Sediaan diletakkan pada object glass
 di teteskan larutan KOH 10-20 %
 tunggu 15 – 20 menit
 Untuk mempercepat proses pelarutan :
- pemanasan diatas api kecil
 Tutup dengan deck glass  lihat di mikroskop
 Untuk melihat elemen jamur lebih nyata dpt
tambahkan zat warna pada sediaan KOH,
( tinta Parker Supercroom blue black )
3. Hasil :

◦ Pada sediaan kulit dan kuku yg terlihat adalah


hifa, sebagai 2 garis sejajar, terbagi oleh
sekat dan bercabang, atau spora berderet
(atrospora) pada lesi kulit yg kronis/sudah
diobati
◦ Pada sediaan rambut: dilihat spora .
Spora dapat tersusun didalam rambut
(endotriks) atau diluar rambut (ektotriks).
1. Elemen jamur dermatofit.
- terlihat sebagai garis2 yg tersusun dari
hifa diantara sel-sel epitel, bersepta dan
biasanya bercabang. Kadang-kadang hifa
mempunyai banyak septa dan berdekatan
artrospora
 Biakan jamur diperlukan untuk identifikasi
yang lebih akurat.
 Media yg sering digunakan :
◦ Sabouraud’s Dextrosa Agar
◦ Potato Dextrosa Agar
Sabouraud’s Dextrose Agar
 Bahan : Glucose 40gr, Pepton 10gr, Agar 20 gr,
Air suling 1000ml
 Metode : Bahan dimasukkan kedalam autoclave
pada suhu 121 0C selama 15 menit pada pH
5,5 – 5,6
Neutral (Emmon’s modifikasi)
Sabouraud’s Dextrose Agar
 Bahan : Glucose 20gr, Neopepton 10gr, Agar
20 gr, Air suling 1000ml
 Metode : Bahan dimasukkan kedalam autoclave
pada suhu 121 0C selama 15 menit pada pH
6,8 – 7,0
Sabouraud’s – cycloheximide
chloramphenicol Agar
 Bahan : Glucose 20gr, Neopepton 10gr,
Chloramphenicol 40gr, Cycloheximide 500mg,
Agar 20 gr, Air suling 1000ml
 Metode : Semua bahan dipanaskan sampai
larut, kemudian dimasukkan kedalam
autoclave pada suhu 121 0C selama 15 menit
Potato Dextrosa Agar
 Digunakan untuk mendapatkan sporulasi atau
pigmentasi dari jamur – jamur saprofit.
 Bahan : Diced potato 200gr, Glucose 10gr,
Agar 20gr, Air suling 1000ml.
 Metode: Kentang dimasukkan ke dalam air,
dimasak sampai lembut, campurkan glukosa
dan agar, rebus sampai mendidih, lalu saring
dengan kain kasa. Masukkan air suling sampai
1000ml, masukkan kedalam botol, lalu
masukkan kedalan autoclave pada suhu 121 0C
selama 15 menit.
 Khusus dilakukan untuk pemeriksaan
penyakit jamur golongan deep mikosis.
 Dengan pewarnaan khusus dari suatu
jaringan biopsi, dapat dicari elemen jamur
dalam jaringan tersebut.
 Pewarnaan khusus :
- pewarnaan Gram, HE (Hematoxylin Eosin),
PAS ( Periodic Acid Schiff) dapat mewarnai
elemen jamur dalam jaringan sehingga
tampak lebih jelas.
Pemeriksaan histopatologi sangat penting
untuk melihat reaksi jaringan akibat infeksi
jamur.
 Alat
1. Lampu wood
Berupa lampu merkuri dengan tekanan tinggi dan
filter khusus yang terbuat dari nikel oksida dan silika
yang dapat menghasilkan sinar wood
( sinar UV dgn panjang gel. antara 320 – 400 nm)

2. Kamar gelap
Untuk memudahkan melihat fluoresensi
 Metode
1. Kulit atau rambut yang akan diperiksa harus
dalam keadaan alamiah.
Sebelum pemeriksaan harus dibersihkan dari sisa
kotoran yang mungkin berasal dari kosmetik,
obat topikal, zat lemak atau eksudat, karena
bahan ini dapat berfluoresensi, sehingga
memberikan hasil positif palsu.

2. Pemeriksaan dilakukan dikamar gelap.

3. Lampu wood diletakkan di depan lokasi lesi


dengan jarak 10 -15cm dari permukaan kulit.
Hasil :

◦ Penyakit jamur:
 Tinea kapitis  fluoresensi hijau, biru kehijauan
 Pitiriasis versikolor fluoresensi kuning keemasan

◦ Bukan penyakit jamur:


 Eritrasma  fluoresensi merah bata
 Obat tetrasiklin  fluoresensi kuning

Anda mungkin juga menyukai