Anda di halaman 1dari 15

10/2/2014

SEVERE ACUTE RESPIRATORY


SYNDROMA
SARS-COV

Armaidi Darmawan

SARS
2

 SARS adalah
 penyakit infeksi saluran napas yang
disebabkan oleh virus Corona, dengan
sekumpulan gejala klinis yang berat.
 Berpotensi menyebar sangat cepat,
berimplikasi besar terhadap tenaga
kesehatan
 Jenis corona virus (CoV) yang
menyebabkan outbreak pada tahun 2003
adalah virus baru

1
10/2/2014

2. Etiologi
3

Perjalanan penemuan SARS


4
 November 2002:
 Wabah penyakit pernapasan misterius terjadi di Provinsi Guangdong, China,
membuat ratusan sakit parah dan puluhan orang meninggal dunia.
 Pertengahan Februari 2003:
 Virus menyebar ke Vietnam dan Hong Kong; melalui perjalanan antar negara.
 Pertengahan Maret:
 Virus menyebar ke Singapura dan Kanada.
 15 Maret:
 Seorang dokter Singapura melakukan perjalanan ke Jerman melalui New
York, dalam perjalanan ia menderita sakit, ia didiagnosis SARS di Frankfurt.
 17 Maret:
 Organisasi Kesehatan Dunia memfasilitasi kolaborasi dari 11 laboratorium di
10 negara untuk mengidentifikasi penyebab SARS.
 24 Maret:
 Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit ( CDC) mengumumkan bahwa
strain coronavirus menyebabkan SARS.
 29 Maret:
 Dr Carlo Urbani, petugas WHO yang menagani kasus-kasus pada awal
kejadia di Hanoi, meninggal SARS

2
10/2/2014

Tanda & Gejala (in %)

Lee et al. Peiris et al. Donnelly et al. Booth et al.


n=138 n=50 n>1250 n=144

Demam 100 100 94 99


Menggigil keras 73 74 65* 28*
Batuk 57 62 50 69
Myalgia 61 54 51 49
Malaise n.a 50 64 31
Hidung berair 23 24 25 2
Sakit Tenggorokan 23 20 23 12
Sesak Nafas n.a 20 31 n.a
Diarrhoea 20 10 27 24
Sakit Kepala 56 20 50 35

* chills
www.sarsreference.com
5

Kriteria Kasus SARS


6

SUSPECT CASE
 ADALAH SESEORANG SETELAH 1 FEBRUARI 2003
MENDERITA SAKIT DG. GEJALA :
 DEMAM TINGGI (>38C), dengan satu atau lebih
gejala gangguan pernafasan yaitu : batuk, nafas
pendek, kesulitan bernafa, dengan satu atau lebih
keadaan sebagai berikut :
 dalam 10 hari terakhir sebelum sakit mempunyai riwayat
kontak erat dengan seseorang yang didiagnosis sebagai
penderita SARS atau dalam 10 hari terakhir sebelum sakit
melakukan perjalanan ke “affected areas”

3
10/2/2014

DEFINISI KONTAK ERAT DAN


“AFFECTED AREAS”
7

 KONTAK ERAT ADALAH ORANG YANGMERAWAT, TINGGAL


SERUMAH, ATAU BERHUBUNGAN LANGSUNG DENGAN
CAIRAN SALURAN PERNAFASAN ATAU JARINGAN TUBUH
PENDERITA SARS

 “AFFECTED AREAS” MENURUT WHO (14 April 2003)


ADALAH KANADA (TORONTO),SINGAPURA,CINA
(GUANGDONG,SHANXI,BEIJING,HONGKONG,TAIWAN)
DAN VIETNAM (HANOI)

 PROBABLE CASE
Adalah suspect casedengan
gambaran foto thorax menunjukkan
tanda-tanda pneumonia atau
“respiratory distress syndrome”

ATAU
 SESEORANG YANG MENINGGAL KARENA PENYAKIT SALURAN
PERNAFASAN YANG TIDAK JELAS PENYEBABNYA DAN PADA
PEMERIKSAAN AUTOPSI DITEMUKAN TANDA PATOLOGIS BERUPA
“ RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME “ YANG TIDAK JELAS
PENYEBABNYA

4
10/2/2014

Pencegahan SARS
9

 Pencegahan paling utama adalah dengan tidak


mengunjungi ke wilayah yang sudah terjangkit
SARS, karena sebagian besar infeksi terjadi di sini.
 Hindari berdekatan dengan penderita atau
penderita bergejala sama
 Gunakan selalu masker penutup hidung dan mulut
serta sarung tangan.
 PHBS

10

Could result in serious injury Could result in suffocation

Could result in serious injury and suffocation masks the true

5
10/2/2014

Penularan
11

 Melalui kontak langsung membran mukosa(mata,


hidung dan mulut), dengan dropletpasien yang
terinfeksi
 Prosedur aerosolisasi (nebulisasi, intubasi,suction,
dan ventilasi)

Patogenesis Dan Patologi


12

 Mengenai saluran napas bawah


 Patogenesis melalui 2 fase
1. Fase awal (10 hari pertama), fase akut
yangmengakibatkan diffuse alveolar damage(DAD)
eksudatif.
2. Fase lanjut, DAD terorganisir

6
10/2/2014

Manifestasi Klinis
13

 Masa inkubasi 1-14 hari (rata-rata 4 hari)


 Gejala prodromal : demam, mialgia,menggigil dan
rasa kaku di tubuh, pusing,nyeri kepsls, malaise.
 Batuk kering, nyeri tenggorokan, sekrethidung
berlebih, pada fase ini suara paru jernih
(auskultasi), dan gambaran radiologisdada normal.

Manifestasi Pernapasan
14

 Batuk ditemukan pada 60-85% kasus, bisa ditemukan


ronkhi di basal paru, jarang wheezing
 Awal minggu kedua sesak napas memburuk,mulai
mengganggu aktivitas.
 Rontgen : awalnya konsolidasi ruang udara fokal dan
unilateral berlanjut menjadi multifokal dan menyeluruh
 Gambaran CTScan : tampak gbran brochiolitis
obliterans organizing pneumonia(BOOP)
 20-25% mengarah ke gagal napas dan ARDS
 Dapat terjadi pneumothoraks dan pneumomediastinum
spontan.

7
10/2/2014

Pemeriksaan Penunjang
15

 Radiologis
 Laboratorium
 Pemeriksaan spesifik :
1. Pemeriksaan RT-PCR, antigen serum dankultur virus
2. Deteksi antibodi terhadap CoV SARS

Penatalaksanaan
16

1. Observasi 2x24 jam, perhatikan : (1)Keadaan


umum (2) Kesadaran (3) Tanda vital
2. Terapi suportif
3. Antibiotika : Amoksilin atau amoksilin + antibeta
laktamase oral ditambah makrolid

8
10/2/2014

17

MERS-COV
MIDLE EARS RESPIRATORY SINDROM
CORONA VIRUS

Armaidi Darmawan

Definisi
18

MERS CoV : Penyakit sindrom


pernapasan yang disebabkan oleh virus
Corona yang menyerang saluran
pernapasan mulai dari ringan sampai
berat
(The Coronavirus Study Group of the International Committee on Taxonomy of

Viruses , May 2012)

Kasus pertama dilaporkan April 2012 di


Arab Saudi

9
10/2/2014

Middle East Respiratory Syndroma Corona Virus


(MERS CoV)
19

 Merupakan virus jenis baru dari kelompok Corona


virus (Novel Corona Virus) namun berbeda dg virus
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) pada
tahun 2003

Gambaran klinis
20


ILI (influenza like illness)

Seperti severe acute respiratoryinfection/SARI

Pneumonia

Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS),
dapat disertai gagal ginjal, perikarditis dan
Disseminated Intravascular Coagulation (DIC).

Pada pasien immunocompromise dapat
ditemukan gejala awal demam dan diare.

10
10/2/2014

Gejala
21

 Gejalanya adalah demam, batuk dan sesak


nafas, bersifat akut, biasanya pasien
memiliki penyakit ko-morbid.
 Median usia 61 tahun (range 2-94 tahun)

 kasus laki – laki : Perempuan = 1 : 1

 47% kasus laki – laki dengan usia >40

tahun
 Masa inkubasi 2-14 hari

Update Epidemiologi MERS-CoV


PPMPL KEMENKES
22

 MERS-CoV pertama kali dilaporkan Sept. 2012 di Saudi


Arabia.
 WHO ( 22 Mei ) 632 Kasus, 193 + ( 30,54 % )
 Pada bulan Maret - April 2014 terjadi peningkatan kasus
signifikan.
 16 negara terinfeksi :
 Timur Tengah : Jordan, Kuwait, Oman, Qatar, Kingdom of
Saudi Arabia (KSA) and the United Arab Emirates (UAE),
Mesir.
 Eropa: France, Germany, Greece, Italy, Netherland and the
United Kingdom (UK);
 Afrika: Tunisia.
 Amerika: USA
 Asia: Malaysia and the Philippines. (Sumber WWW.who.int)

11
10/2/2014

Terjadinya kasus dari waktu ke


23
waktu

WHO : team ke dua Saudi Arabia 28 April sampai 5


Mei 2014
24

 Meneliti data 128 kasus MERS CoV yang dirawat di 14 rumah


sakit (RS) di Jeddah.
 Sebagian besar RS itu merawat 1 sampai 2 pasien, ada sampai
45 pasien.
 Sekitar sepertiga dari 128 adalah kasus primer,
 Lebih dari 60% dari 128 kasus ini ternyata tertular dari pasien di
rumah sakit, termasuk 39 orang petugas kesehatan‎.
 Sebagian besar kasus adalah laki-laki, umur rata2 48,5 tahun.
 Ada juga sekitar 15% petugas kesehatan yang tertular di RS
yang gejalanya berat dan bahkan dirawat di ICU.
 Selain di Jeddah, maka dilaporkan juga 35 kasus dari Mekkah
dan 15 kasus dari Madinah.

12
10/2/2014

Situasi Mers-Cov
di Indonesia sampai Juni 2014
25

 Sampel yang diperiksa sampai dengan 31 Mei 2014


 18 Provinsi telah melaporkan pemeriksaan kasus
suspek : Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Bengkulu,
JawaTimur, Jawa Tengah, Jawa Barat, DI Yogyakarta,
DKI Jakarta, Banten, Bali, NTB, Kalimantan Timur,
Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, Sumatera
Barat, Lampung, Jambi, Kalimantan Tengah
 Semua kasus suspek ternyata negatif MERS CoV

Sumber : PBTDK, Balitbangkes Juni 2014

Pengobatan
26

 Belum ada vaksin yang tersedia.


 General supportive care

 Intensive care

 Pencegahan sepsis

 Pengobatan yang bersifat spesifik belum


ada.
 Universal Precaution

13
10/2/2014

Pencegahan dan pengendalian infeksi


27

Pencegahan transmisi droplet.

Pencegahan standar pada setiap pasien yang diketahui atau dicurigai
memiliki infeksi pernafasan akut, termasuk pasien dengan dicurigai, probable
atau terkonfirmasi MERS-CoV

Dimulai dari triase pada pasien dengan gejala infeksi pernapasan akut
yang disertai demam.

Pengaturan ruangan dan pemisahan tempat tidur minimal 1 meter antara
setiap pasien yang tidak menggunakan APD.

Pastikan triase dan ruang tunggu berventilasi cukup.

Terapkan etika batuk.

Pencegahan airborne digunakan untuk prosedur yang menimbulkan
penularan aerosol (intubasi trakea, pemasangan ventilasi non-invasif,
tracheostomi dan bantuan ventilasi dengan ambu bag sebelum intubasi)

Pencegahan droplet
28


Gunakan masker bedah bila bekerja dalam radius 1
meter dari pasien.

Tempatkan pasien dalam kamar tunggal, atau
berkelompok dengan diagnosis penyebab penyakit
yang sama.

Jika diagnosis penyebab penyakit tidak mungkin
diketahui, kelompokkan pasien dengan diagnosis klinis
yang sama dan berbasis faktor risiko epidemiologi
yang sama dengan pemisahan minimal 1 meter.
 Batasi gerakan pasien dan pastikan bahwa pasien
memakai masker medis saat berada di luar kamar.

14
10/2/2014

Pencegahan airborne
29


Pastikan bahwa petugas kesehatan menggunakan
APD (sarung tangan, baju lengan panjang,
pelindung mata, dan respirator partikulat (N95
atau yang setara)) ketika melakukan prosedur
tindakan yang dapat menimbulkan aerosol.
 Bila mungkin, gunakan satu kamar berventilasi
adekuat ketika melakukan prosedur yang
menimbulkan aerosol.

30

TERIMA KASIH

15

Anda mungkin juga menyukai